Bulapr 19
Bulapr 19
TAMBANG - RIAU
KATA PENGANTAR
Tim Pengolah Data Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
Sabila Rahmabudi, S.Tr terkait terutama para pengamat pos-pos hujan, Stasiun
Orita Mega Delani, S.Si Meteorologi Pertanian Khusus (SMPK), dan instansi terkait di
Kabupaten/Kota di Provinsi Riau yang telah membantu dari
E-mail. staklimtambangriau@gmail.com
Kepala,
staklim.tambang@bmkg.go.id
Instagram. staklim_tambang
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
1. PENGERTIAN …………………………………………………………………………………………………………………… 1
Gbr 1. Peta Sebaran Pos Hujan Kerjasama BMKG Riau …………………………………………………….… 1
2. ANALISA DINAMIKA ATMOSFER DAN PARAMETER CUACA …………………………………………………… 3
Gbr 2. Grafik dan Nilai Dipole Mode Update Maret II 2019 ……........................................ 3
ds Gbr 3. Grafik dan Nilai ENSO Update Maret II 2019……….…………………………………………… 3
Gbr 4. Kondisi Anomali Suhu Muka Laut Bulan Maret 2019 …………………………………………… 4
Gbr 5. Sirkulasi Angin Lapisan 850 mb Das III Maret 2019 …………………………………………… 4
Gbr 6. Peta Analisa Curah Hujan Bulan Maret 2019 …………………………………………………… 5
Gbr 7. Peta Analisis Sifat Hujan Bulan Maret 2019 ………………………………………………………. 5
3. Prakiraan Dinamika Atmosfer dan Curah Hujan ……………………………………..……………….………….. 10
Gbr 8. Prediksi Spasial Anomali Suhu Muka Laut ................................................................... 10
Gbr 9. Peta Prakiran Curah Hujan Bulan Mei 2019 ……....................................................... 11
Gbr 10. Peta Prakiraan Sifat Hujan Bulan Mei 2019 ……………………………………………………. 12
Gbr 11. Peta Prakiraan Curah Hujan Bulan Juni 2019 ……………………………………………………… 13
Gbr 12. Peta Prakiraan Sifat Hujan Bulan Juni 2019 …………………………………………………….. 14
Gbr 13. Peta Prakiraan Curah Hujan Bulan Juli 2019 ………………………………………………….. 15
Gbr 14. Peta Prakiraan Sifat Hujan Bulan Juli 2019 ……………………………………………………. 16
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kejadian Curah Hujan Ekstrim Harian Bulan Maret 2019 ………………………………. 6
Tabel 9 Monitoring Tingkat Kekeringan Metode SPI (Januari – Maret 2019) ……….…….. 17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Peta Hari Tanpa Hujan Bulan Maret 2019 Provinsi Riau …………………………………… 19
Lampiran 2 Peta Indeks Presipitasi Terstandarisasi (SPI) Provinsi Riau Januari – Maret 2019… 19
Lampiran 3 Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Hujan Mei, Juni, dan Juli 2019……………….………… 20
I. PENGERTIAN
1. Curah Hujan (mm) merupakan ketinggian air hujan yang jatuh pada tempat datar dengan
asumsi tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) mm adalah air
hujan setinggi 1 (satu) mm yang jatuh (tertampung) pada tempat yang datar seluas 1 m²,
mengalir sebagai air permukaan dan meresap ke dalam tanah.
2. Sifat Hujan merupakan perbandingan antara jumlah curah hujan kumulatif selama satu bulan
di suatu tempat dengan rata rata atau normalnya selama periode 30 tahun (1980 - 2010) pada
bulan dan tempat yang sama. Sifat hujan dibagi menjadi 3 kategori , yaitu :
a. Atas Normal (AN) : jika nilai perbandingannya> 115% atau lebih rinci lagi dibagi
dalam tiga kategori yaitu : 116 % - 150 %, 151 % - 200 % dan
> 200 %.
b. Normal (N) : jika nilai perbandingannya antara 85% - 115%.
c. Bawah Normal (BN) : jika nilai perbandingannya < 85% atau dengan lebih rinci lagi
dibagi dalam tiga kategori yaitu: 0 – 30 %, 31 % - 50 % dan 51
% - 84 %.
Sifat hujan Atas Normal dan Bawah Normal terjadi jika ada gangguan dari dinamika atmosfer
baik secara global, regional maupun lokal yang dapat mempengaruhi keadaan curah hujan
pada suatu waktu dan wilayah tertentu.
3. Curah Hujan Ekstrim adalah curah hujan dengan intensitas > 50 mm/hari menjadi parameter
terjadinya hujan dengan intensitas lebat, sedangkan kriteria curah hujan ekstrim memiliki curah
hujan dengan intensitas > 100 mm/hari.
4. Standardized Precipitation Index (SPI) adalah indeks yang digunakan untuk menentukan
penyimpangan curah hujan terhadap normalnya, dalam suatu periode waktu yang panjang.
Berdasarkan nilai SPI ditentukan tingkat kekeringan dan kebasahan dengan kategori sebagai
berikut :
a. Tingkat Kekeringan
1) Sangat Kering : Jika nilai SPI ≤ - 2,00
2) Kering : Jika nilai SPI - 1,50 s/d -1,99
3) Agak Kering : Jika nilai SPI - 1,00 s/d -1,49
b. Normal : Jika nilai SPI - 0,99 s/d 0,99
c. Tingkat Kebasahan
1) Sangat Basah : Jika nilai SPI ≥ 2,00
2) Basah : Jika nilai SPI 1,50 s/d 1,99
3) Agak Basah : Jika nilai 1,00 s/d 1,49
5. Kekeringan Meteorologis adalah berkurangnya curah hujan dari keadaan normalnya dalam
jangka waktu yang panjang (bulanan, dua bulanan, tiga bulanan, dst).
6. Curah Hujan Tiga Bulanan adalah jumlah curah hujan selama tiga bulan, yang digunakan
sebagai dasar untuk menghitung nilai SPI.
7. Dipole Mode merupakan fenomena interaksi laut–atmosfer di Samudera Hindia yang ditandai
dengan adanya perbedaan anomali suhu permukaan laut antara Samudera Hindia tropis bagian
barat (50 oE – 70 oE, 10 oS – 10 oN) dengan Samudera Hindia tropis bagian timur (90 oE – 110
oE, 10 oS – ekuator). Perbedaan nilai anomali suhu muka laut kedua kutub tersebut disebut
sebagai Dipole Mode Index (DMI).
8. El Nino adalah fenomena interaksi atmosfer - laut di Samudera Pasifik tropis yang ditandai
dengan meningkatnya suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah yang berakibat kepada
pendinginan suhu muka laut di perairan timur wilayah Indonesia. Kondisi tersebut menyebabkan
massa uap air bergerak dari Samudera Pasifik bagian barat (perairan timur Indonesia) ke
Samudera Pasifik sebelah timur. El Nino menyebabkan curah hujan di wilayah Indonesia lebih
rendah dari rata-rata normalnya.
La Nina adalah kebalikan dari El Nino, dimana kondisi suhu muka laut di Samudera Pasifik
bagian tengah lebih rendah dibandingkan Samudera Pasifik sebelah barat, sehingga uap air
bergerak dari Samudera Pasifik ke perairan timur Indonesia. La Nina menyebabkan curah hujan
di Indonesia lebih tinggi dari normalnya.
1. Dinamika Atmosfer
a. Dipole Mode
Gambar 2. Grafik dan Nilai Dipole Mode Update Maret Das II 2019
Keadaan Dipole Mode awal pertengahan bulan Maret 2019 berada pada kisaran Normal/Netral
kondisi ini diprakirakan hingga 6 (enam) bulan ke depan. Berdasarkan prediksi BMKG, kondisi Normal
diprakirakan akan berlangsung hingga bulan Agustus 2019. Berdasarkan hal ini maka potensi
penambahan uap air dari Samudera Hindia ke Indonesia bagian barat khususnya Provinsi Riau tetap ada
dengan jumlah yang tidak jauh berbeda dengan rata-ratanya.
b. El Nino – La Nina
Gambar 3. Grafik dan Nilai Indeks ENSO Update Maret Das II 2019
Pada bulan Maret 2019, indeks ENSO musiman Maret-April-Mei (MAM) menunjukkan kondisi nilai
positif dengan nilai 0,88. Dengan demikian pada bulan Maret 2019 transport uap air di sekitar Samudera
Pasifik tropis mengalami kenaikan dari rata-ratanya. BMKG memprakirakan pada bulan periode musim
kemarau Juni-Juli-Agustus (JJA) 2019 indeks ENSO masih bersifat positif moderate dengan nilai indek
1,21. Diprakirakan pada bulan-bulan berikutnya pada tahun 2019 diprakirakan sudah berada pada kriteria
El Nino moderate.
Berdasarkan hal ini maka curah hujan di wilayah Indonesia, khususnya di Riau diprakirakan akan
terjadi dalam kisaran yang bervariasi antara atas normal hingga bawah normal. Kejadian El Nino dapat
berpengaruh terhadap penurunan curah hujan di wilayah Riau jika terjadi dalam skala yang cukup kuat
seperti pada saat tahun 1997 dan 2015.
Kondisi anomali suhu muka laut pada bulan Maret 2019 menunjukkan indeks Anomali SST
Nino3.4 berada pada 0.991 oC (El Nino lemah) dan indeks Anomali DM berada pada 0.117 oC (Normal).
Kedua kondisi tersebut menunjukkan bahwa fenomena ENSO dan Dipole Mode belum dapat memberikan
kontribusi signifikan terhadap penurunan curah hujan di Indonesia khususnya wilayah Provinsi Riau.
Namun dikarenakan indeks Anomali SST Indonesia berada pada -0.04 oC (Netral), sehingga anomali
kondisi SST di daerah Riau secara umum anomali positif artinya suhu muka laut di daerah tersebut lebih
hangat dibandingkan dengan kondisi normalnya berpotensi memicu pertumbuhan awan hujan.
Aliran massa udara didominasi Angin Baratam hampir diseluruh wilayah Indonesia termasuk
di wilayah Provinsi Riau. Arah angin di Riau normal dari Arah Utara hingga Timur Laut yang sifatnya
kencang dan kering, Terdapat adanya daerah pusaran angin di Samudera Hindia Barat Sumatera. Riau
pada bulan April 2019 masuk puncak musim penghujan namun di wilayah Riau bagian Pesisir Timur minim
curah hujan, dikarenakan adanya angin dari Utara.
2. Curah Hujan
a. Analisis Curah Hujan Bulan Maret 2019
Pada bulan Maret 2019 curah hujan bulanan di wilayah Riau bagian Barat dan Selatan berada
dalam kategori sedang antara pada rentang 200 s/d 300 mm. Curah hujan kurang dari 150 mm sebagian
besar wilayah Rokan Hilir, sebagian besar Bengkalis, Siak, Kota Pekanbaru, Kepulauan Meranti, Kabupaten
Rokan Hulu bagian Utara, dan Kabupaten Pelalawan bagian pesisir Timur.
Sifat hujan pada bulan Maret 2019 menunjukkan sifat hujan Bawah Normal (BN). Daerah yang
mengalami sifat hujan antara Normal dan Atas Normal terjadi di wilayah Riau bagian Selatan yaitu
Indragiri Hulu bagian Selatan dan Indragiri Hilir bagian Selatan.
Kampar : Bangkinang 10
Kampar Kiri 10
Cerenti 28
Inuman 28
Siberida 26
Peranap 1 dan 7
Pusako 26 dan 27
Pelalawan : Pelalawan 21
Langgam 22
JUMLAH
HARI TEMPAT KEJADIAN
HUJAN
Kota Pekanbaru : -
Bengkalis : -
Kab. Kampar : -
Kota Dumai : -
Kab. Pelalawan : -
Indragiri Hulu : -
Indragiri Hilir : -
Kep. Meranti : -
Kuantan Singing : -
Kota Pekanbaru : -
Bengkalis : Mandau
Kab. Bengkalis : Rupat, Rupat Utara, Siak Kecil, Bukit Batu, dan Pinggir
Lama penyinaran matahari bulan Maret tahun 2019 mencapai 145.2 jam, dengan rata-
rata sebesar 4,7 jam per hari. Sedangkan Kelembaban udara Rata-rata (RH) yang terjadi pada
bulan Maret tahun 2019 di Stasiun Klimatologi Riau berkisar antara 73 – 90 %, sedangkan suhu
udara rata-rata 25.0 – 28.0 oC; dan suhu maksimum harian berada pada rentang 30.2 – 34.9
o
C; serta suhu minimum harian 22.0 – 23.4 oC. Penguapan bulan Maret tahun 2019 yang
dihitung dengan panci penguapan tipe A berkisar antara 0.5 – 6.1 mm.
Suhu udara rata-rata di Staklim Riau bulan Maret 2019 sebesar 27.1 ºC. Suhu udara
minimum rata-rata sebesar 22.7 ºC dan suhu udara maksimum rata-rata sebesar 32.9 ºC. Suhu
udara minimum terendah terjadi pada tanggal 23 dan 31 Maret sebesar 22.0 ºC, sedangkan
suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada tanggal 24 Maret sebesar 34.9 ºC.
Anomali SST Indonesia periode April s/d September 2019 diprediksi di perairan
Indonesia masih cukup hangat yang berpotensi menambah uap air dan awan hujan di
wilayah Indonesia. Samudera Hindia Barat Sumatera masih cukup hangat untuk supplai
uap air pembentukan awan di wilayah Provinsi Riau. Namun pada bulan Mei 2019 suhu
muka Laut Cina Selatan, dan Selat malaka cenderung dingin sehingga mengurangi
aktifitas pembentukan awan hujan. Dengan demikian berdasarkan nilai anomali SST
maka untuk wilayah Riau secara umum berpotensi terjadi peningkatan pembentukan
awan hujan karena proses konveksi air laut diprakirakan hingga bulan September 2019.
Diprakirakan curah hujan di wilayah Riau pada bulan Mei berkurang dan masuk musim
Kemarau tahun 2019 pada akhir bulan Mei hingga Juni 2019. Perlu diwaspadai musim
awal musim kemarau di Riau terjadi pada bulan akhir bulan Mei dan diprakirakan
hingga bulan September 2019.
2. Curah Hujan
0 – 20 -
21 – 50 -
51 – 100 -
Sebagian daerah Rokan Hilir bagian Barat Daya, Rokan Hulu bagian Utara,
101 – 150
Pelalawan bagian Timur, dan sebagian kecil daerah di Kabupaten Indragiri Hulu
201 – 300 Rokan Hilir bagian Utara, Kota Dumai, Rupat, Kep. Metanti bagian Timur, Indragiri
Hilir bagian Selatan dan Timur
301 – 400 -
401 – 500 -
>501 -
Prakiraan sifat hujan bulan Mei 2019 Provinsi Riau adalah bervariasi dari Bawah Normal
(BN) hingga Atas Normal. Kriteria bawah normal terjadi di Kabupaten Kampar, Kabupaten Rokan
Hulu, Kota Pekanbaru, Kabupaten Kuantan Singingi, Kabupaten Indragiri Hulu, dan Kabupaten
Pelalawan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada table 4 di bawah ini:
Sebagian daerah di Kabupaten Siak bagian Barat, Rokan Hulu bagian Timur, Kota
Bawah Normal
Pekanbaru, Kabupaten Kampar bagian Utara
Kabupaten Rokan Hilir, Kota Dumai bagian Utara, Pulau Rupat, Bnegkalis bagian
Atas Normal
Timur, Indragiri Hilir, Kabupoaten Kampar, Kuantan Singingi bagian Utara
0 – 20 -
21 – 50 -
Sebagian besar wilayah Riau yaitu Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis, Pekanbaru,
101 – 150 Rokan Hulu, Kep. Meranti, Kuantan Singingi, Pelalawan, Indragiri Hulu, dan
Indragiri Hilir
151 – 200 -
201 – 300 -
301 – 400 -
401 – 500 -
>501 -
Prakiraan sifat hujan bulan Juni 2019 Provinsi Riau adalah bervariasi dari Bawah Normal
(BN) hingga Normal (N). Kriteria bawah normal terjadi di sebagian kecil daerah di Kabupaten
Rokan Hilir, sebagian Kecil wilayah Siak bagian Barat, dan Kabupaten Indragiri Hulu. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada table 6 di bawah ini:
sebagian kecil daerah di Kabupaten Rokan Hilir, sebagian Kecil wilayah Siak bagian
Bawah Normal
Barat, dan Kabupaten Indragiri Hulu
Kota Pekanbaru, Dumai, Roak Hulu, Kampar, Kuantan Singingi, Indragiri Hulu,
Normal
Indragiri Hilir, Pelalawan, Kep. Meranti dan Bengkalis
Atas Normal -
Berdasarkan hasil pemantauan kondisi dinamika atmosfer dan unsur lain yang
berpengaruh terhadap curah hujan di Provinsi Riau, dan berdasarkan hasil-hasil
perhitungan statistik dengan berbagai metode, maka bulan Juli 2019 diprakirakan di
Provinsi Riau masih mengalami musim kemarau 2019. Curah Hujan antara 50 – 100
mm terjadi di Indragiri Hilir, Kepulauan Meranti, Indragiri Hulu, Bengkalis bagian Timur,
Siak bagian Timur dan Pelalawan bagian Timur, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut sebagai berikut:
Buletin Iklim Edisi April 2019 14
STASIUN KLIMATOLOGI
TAMBANG - RIAU
0 – 20 -
21 – 50 -
Kota Pekanbaru, Kuantan Singingi, Kampar, Siak bagian Barat, Rokan Hulu, Kota
101 – 150
Dumai, Kabupaten Rokan Hilir, dan Kabupaten Bengkalis bagian Barat dan Utara
151 – 200 -
201 – 300 -
301 – 400 -
401 – 500 -
>501 -
Prakiraan sifat hujan bulan Juli 2019 Provinsi Riau adalah bervariasi dari Bawah Normal
(BN) hingga Normal (N). Kriteria bawah normal terjadi di sebagian kecil daerah di Kabupaten
Kampar, dan Kabupaten Rokan Hulu. Lebih jelasnya dapat dilihat pada table 8 di bawah ini:
Kota Pekanbaru, Kota Dumai, Rokan Hilir, Bengkalis, Kabupaten Siak, Kabupaten
Bawah Normal Pelalawan, Kabupaten Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Kepulauan Meranti dan
Kabupaten Kuantan Singingi
Normal Sebagian wilayah Kabupaten Kampar bagian Barat dan Kabupaten Rokan Hulu
Atas Normal -
Analisis tingkat kekeringan dan kebasahan dengan menggunakan indeks SPI, untuk akumulasi curah
hujan tiga bulanan (Januari - Maret 2019) di wilayah Provinsi Riau masuk dalam kategori sangat
kering hingga normal. Sebagian besar wilayah Riau masuk dalam kategori normal, sedangkan kondisi
sangat kering terjadi di Kecamatan Minas dan Kandis (Kab. Siak), Kecamatan Tapung (Kab. Kampar),
Kecamatan Mandau (Kab. Bengkalis), dan Kunto Darussalam (Kab. Rokan Hulu). Kondisi Kering terjadi di
wilayah Tanah Putih (Kab. Rokan Hilir), Kepenuhan (Kab. Rokan Hulu), Sebagian Mandau (Kab.
Bengkalis), Rumbai dan Sebagian Tampan (Kab. Pekanbaru), sebagian kecil Siak Hulu dan Tapung (Kab.
Kampar).
Rokan Hilir - - -
Rokan Hulu - - -
Dumai - - -
Bengkalis - - -
Siak - - -
Pekanbaru - - -
Kampar - - -
Pelalawan - - -
Kuantan Singingi - - -
Indragiri Hulu - - -
Indragiri Hilir - - -
Kepulauan Meranti - - -
Lampiran 1 Peta Hari Tanpa Hujan Bulan Maret 2019 Provinsi Riau
Gambar 15. Peta Hari Tanpa Hujan Dasarian III Bulan Maret 2019
Lampiran 2 Peta Indeks Presipitasi Terstandarisasi (SPI) Provinsi Riau Januari – Maret 2019
Gambar 16. Peta indeks presipitasi terstandarisasi (SPI) 3 bulanan (Januari – Maret 2019)
Lampiran 3 PRAKIRAAN SIFAT & CURAH HUJAN MEI, JUNI, JULI 2019 PROVINSI RIAU
Rokan Hilir
1 Sedinginan 133 - 180 197 AN 123 - 167 123 N 127 - 176 117 BN
2 Bangko 135 - 183 252 AN 116 - 128 115 BN 140 - 192 132 BN
Kampar
3 XIII Koto Kampar 175 - 237 182 N 107 - 142 128 N 128 - 173 130 N
Rokan Hulu
5 Pasir Pangairaian 143 - 194 172 N 112 - 152 124 N 109 - 149 127 N
Bengkalis
6 Sungai Pakning 109 - 148 180 AN 103 - 139 115 N 109 - 147 87 BN
Siak
Pekanbaru
9 Stamet Pekanbaru 207 - 280 152 BN 109 - 148 147 BN 130 - 175 134 N
Pelalawan
10 Posmet Pelalawan 139 - 188 167 N 109 - 149 116 N 106 - 143 91 BN
Dumai
11 Posmet Dumai 165 - 223 176 N 116 - 158 176 N 132 - 179 96 BN
Indragiri Hulu
Stamet Japura
12 144 - 195 170 N 124 - 168 121 BN 96 - 130 92 BN
Rengat
Indragiri Hilir