Anda di halaman 1dari 16

DRAFT

PERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN


(NURSING STAF BYLAWS)

RUMAH SAKIT UMUM WIJAYA

2014
RUMAH SAKIT UMUM WIJAYA
SURABAYA
Jl,Raya Menganti no.398 Wiyung Surabaya

KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM WIJAYA
NOMOR : 900/ /303/2014

TENTANG

PERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN (NURSING STAF BYLAWS)


RUMAH SAKIT UMUM WIJAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM WIJAYA

Menimbang:
a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan profesi tenaga keperawatan dan
mekanisme tata kerja keperawatan perlu dibuat peraturan internal staf keperawatan
(Nursing Staf By Laws);
b. bahwa agar peraturan internal staf keperawatan dapat terlaksana dengan baik, perlu
adanya kebijakan Direktur RSUWijaya sebagai landasan bagi penyelenggaraan
peraturan internal staf keperawatan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir a dan b,
perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur RSUWijaya.

Mengingat:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/MENKES/SK/III/ 2007 tentang Standar
Profesi Bidan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang Ijin dan
Penyelenggaraan Praktek Perawat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 17 tahun 2013.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
RegistrasiTenaga Kesehatan.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 tahun 2013 tentang Komite Keperawatan
Rumah Sakit (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 nomor 1053).
7. Peraturan Daerah Nomor 11 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah
Daerah Provinsi Jawa Timur.

MEMUTUSKAN
Menetapkan:

KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM WIJAYA
TENTANG
PERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN (NURSINGSTAF BYLAWS)
RUMAH SAKITUMUM WIJAYA

MUKADIMAH

Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan


kesehatanmempunyai daya ungkit yang besar dalam mencapai tujuan pembangunan
bidang kesehatan. Keperawatan sebagai profesi dan perawat sebagai tenaga
profesional bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan keperawatan sesuai
kompetensi dan kewewenangan yang dimiliki secara mandiri maupun bekerjasama
dengan anggota tim kesehatan lain.Pelayanan kesehatan di RSU Wijaya terdiri dari
berbagai jenis pelayanan terdiri dari: pelayanan medik, keperawatan, dan penunjang
medik yang diberikan kepada pasien dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2009 tentang
Kesehatan Pasal 63 dinyatakan bahwa penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan dilakukan dengan pengendalian, pengobatan dan/atau perawatan serta
dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat
dipertanggungjawabkan kemanfaatan dan keamanannya. Pelaksanaan pengobatan
dan/atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.
Penyelenggaraan pelayanan keperawatan dan kebidanan di rumah sakit ditentukan
oleh 3 komponen utama yaitu: jenis pelayanan keperawatan dan kebidanan yang
diberikan, sumber daya manusia tenaga keperawatan sebagai pemberian pelayanan,
dan manajemen sebagai tata kelola pemberi pelayanan.
Sumber daya manusia tenaga keperawatan di RSUWijaya merupakan jenis
tenaga kesehatan terbesar (jumlahnya antara 50–60%), memiliki jam kerja 24 jam
melalui penugasan shift serta merupakan tenaga kesehatan yang paling dekat dengan
pasien melalui hubungan profesional pasien-tenaga keperawatan. Tenaga
Keperawatan memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat sesuai kewenangan klinis
(clinical previleges) yang dimiliki dalam memberikan asuhan keperawatan dan
kebidanan kepada pasien dan keluarganya. Dalam pengorganisasianya perlu diatur
secara khusus dalam peraturan internal staf keperawatan RSUWijaya.
Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan adanya pedoman komite keperawatan
di rumah sakit yang diatur dengan peraturan internal staf keperawatan sehingga dapat
diimplementasikan, berkontribusi meningkatkan kinerja pengelolaan klinik bagi tenaga
keperawatan yang akhirnya dapat menjaminkepuasan dan keselamatan pasien.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Internal Staf Keperawatan yang dimaksud dengan:
(1) Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staf By Laws) adalah peraturan
penyelenggaraan profesi keperawatan dan mekanisme tata kerja Komite
Keperawatan di RSU Wijaya dan merupakan bagian integral dari Peraturan
Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws).
(2) Komite Keperawatan adalah wadah non struktural di rumah sakit yang
mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme
tenaga keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi dan
pemeliharaan etika dan disiplin profesi.
(3) Staf Keperawatan adalah kelompok staf perawat fungsional yang dikelompokkan
berdasarkan empat kelompok besar pasien di RSU Wijaya yaitu Medikal Bedah,
Anak, Maternitas, dan Perawatan Kritis.
(4) Staf Keperawatan adalah seluruh perawat dan bidan di RSU Wijaya.
(5) Kewenangan Klinis / Clinical Previledgeadalah uraian intervensi keperawatan dan
kebidanan yang dilakukan oleh tenaga keperawatan sesuai degan area
prakteknya.
(6) Surat Penugasan Klinis/ Clinical Appointment adalah penugasan yang diberikan
oleh Direktur RSU Wijayakepada staf keperawatan untuk melakukan asuhan
keperawatan atau asuhan kebidanan di RSUWijaya berdasarkan daftar
kewenangan klinis yang diperoleh melalui proses kredensial.
(7) Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf keperawatan untuk menentukan
kelayakan pemberian kewenangan klinis.
(8) Panitia Ad Hoc adalah panitia yang dibentuk oleh Komite Keperawatan untuk
membantu melaksanakan tugas Komite Keperawatan.
(9) Panitia Ad Hoc/ Mitra Bestari/ (Peer Group)Keperawatan adalah sekelompok
tenaga keperawatan dengan reputasi dan kompetensi yang baik untuk menelaah
segala hal yang terkait dengan tenaga keperawatan di RSU Wijaya.
(10) Audit Keperawatan adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan
rekam medis yang dilaksanakan oleh perawat dan bidan.
(11) Buku Putih adalah dokumen yang berisi syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
tenaga keperawatan yang digunakan untuk menentukan kewenangan klinis.
(12) Rapat Rutin yaitu rapat yang dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
sebulan yang membahas harian keperawatan.
(13) Rapat Kerja, yaitu rapat yang dilaksanakan minimal satu kali dalam satu periode
kepengurusanyang diikuti oleh pengurus Komite Keperawatan dan Bidang
Keperawatan untuk membahas rencana kerja keperawatan.
(14) Rapat Pleno, yaitu rapat koordinasi yang dihadiri oleh seluruh komponen
keperawatan (Komite Keperawatan, Bidang Keperawatan, dan staf keperawatan)
yang bertujuan untuk mengeluarkan rekomendasi keperawatan.
(15) Sidang Tahunan, yaitu sidang yang dilakukan setahun sekali oleh Keperawatan
untuk melakukan evaluasi terhadap program kerja yang telah dilaksanakan.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Maksud dibuatnya Peraturan Internal Staf Keperawatan adalah agar Komite
Keperawatan dapat menyelenggarakan tata kelola klinis yang baik melalui
mekanisme kredensial, peningkatan mutu profesi dan penegakan disiplin profesi
keperawatan di Rumah Sakit Umum Wijaya.
(2) Tujuan dari Peraturan Internal Staf Keperawatan adalah:
a) Mewujudkan profesionalisme perawat di RSU Wijaya.
b) Mengembangkan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di RSU
Wijaya.
c) Menegakkan etika dan disiplin profesi perawat di RSU Wijaya.
d) Memberikan dasar hukum bagi mitra bestari dalam pengambilan keputusan
profesi melalui Komite Keperawatan.

BAB III
KEWENANGAN KLINIS
Pasal 3
(1) Dalam profesi tenaga keperawatan dikenal tindakan keperawatan yang bersifat
mandiri dan tindakan keperawatan yang bersifat delegasi/kolaborasi.
(2) Asuhan Keperawatan hanya boleh dilakukan oleh staf keperawatan yang kompeten
yang telah ditetapkan dalam Daftar Kewenangan Klinisnya melalui proses
kredensial.

Pasal 4
Kewenangan klinis yang diberikan kepada staf keperawatan disesuaikan dengan
kategori jenjang karir perawat klinis dan bidan klinis.

Pasal 5
(1) Jenjang Karir Perawat Klinis terdiri dari:
a. Perawat Klinik I.
b. Perawat Klinik II.
c. Perawat Klinik III.
d. Perawat Klinik IV.
e. Perawat Klinik V.
(2) Jenjang Karir Bidan Klinis terdiri dari:
a. Bidan Klinis I.
b. Bidan Klinis II.
c. Bidan Klinis III.
d. Bidan Klinis IV.
e. Bidan Klinis V.

Pasal 6
Dalam keadaan tertentu kewenangan klinis dapat diberikan kepada staf keperawatan
dengan melihat kondisi berupa:
(1) Kewenangan klinis sementara.
(2) Kewenangan klinis dalam keadaan darurat.
(3) Kewenangan klinis bersyarat .

Pasal 7
Penjabaran kewenangan klinis seperti tersebut dalam pasal 5 dan pasal 6 diatur dalam
Buku Putih.
Pasal 8
Penyusunan Buku Putih Keperawatan dilakukan oleh Komite Keperawatan dengan
melibatkan Panitia Ad Hoc/ Mitra Bestari (Peer Group) Keperawatan yang dibentuk oleh
Direktur berdasarkan usulan Komite Keperawatan RSU Wijaya.

Pasal 9
Dalam rangka mendapatkan Kewenangan Klinis, staf keperawatan mengajukan secara
tertulis kepada Komite Keperawatan RSU Wijaya dengan melampirkan syarat-syarat
yang telah ditentukan dalam Buku Putih.

Pasal 10
Komite Keperawatan menugaskan kepada Sub Komite Kredensial untuk melakukan
proses kredensial kepada staf keperawatan sebagai dasar mengeluarkan rekomendasi
Kewenangan Klinis staf keperawatan.

Pasal 11
(1) Dalam hal proses kredensial, Sub Komite Kredensial mengajukan kepada Ketua
Komite Keperawatan agar dibentuk Panitia Ad Hoc/ Mitra Bestari (Peer Group)
Keperawatan untuk melakukan proses kredensial staf keperawatan.
(2) Dalam hal kelengkapan administrasi dan tehnis pelaksanaan, Sub Komite
Kredensial bekerja sama dengan Sub Bagian Kepegawaian.

Pasal 12
Sub Komite Kredensial menyampaikan rekomendasi tentang hasil proses kredensial
yang telah dilaksanakankepada Direktur Rumah SakitUmum Wijayamelalui Komite
Keperawatan.

Pasal 13
Rekomendasi Sub Komite Kredensial dapat berupa:
(1) Direkomendasikan untuk diberi kewenangan klinis.
(2) Tidak direkomendasikan untuk diberi kewenangan klinis.
(3) Direkomendasikan untuk diberi kewenangan klinis dengan syarat/dengan supervisi.
Pasal 14
Komite Keperawatan menetapkan kewenangan klinis staf keperawatan atas dasar
rekomendasi dari Sub Komite Kredensial.

BAB IV
PENUGASAN KLINIS
Pasal 15
(1) Komite Keperawatan mengusulkan kepada Direktur RSU Wijaya agar dikeluarkan
Surat Penugasan Klinis (Clinical Appointment) staf keperawatan sesuai dengan
Kewenangan Klinis(Clinical Previledge) berdasarkan hasil kredensial.
(2) Dalam hal tehnis pengajuan dan penerbitan Surat Penugasan Klinis, Komite
Keperawatan dibantu oleh Sub Bagian Kepegawaian.

Pasal 16
Direktur RSU Wijaya mengeluarkanSurat Penugasan Klinis kepada staf keperawatan
untuk jangka waktu tiga tahun.

Pasal 17

(1) Dalam kondisi tertentu, Direktur RSU Wijaya berhak mengeluarkan Surat
Pencabutan Penugasan Klinis kepada staf keperawatan atas rekomendasi Sub
Komite Etik dan Disiplin Profesi melalui Komite Keperawatan.
(2) Kondisi tertentu sebagaimana yang dimaksud pada pasal 17 ayat 1, terdiri dari:
a. Hambatan atau keterbatasan fisik maupun psikologis yang dapat mengganggu
pelayanan seperti sakit.
b. Melakukan pelanggaran etik dan disiplin.

BAB V
KOMITE KEPERAWATAN
Pasal 18
(1) Susunan organisasi Komite Keperawatan terdiri dari:
a. Ketua.
b. Sekretaris.
c. Bendahara.
d. Sub Komite.
(2) Sub Komite sebagaimana dimaksud pada Pasal 18 Ayat 1 huruf d, terdiri dari:
a. Sub Komite Kredensial.
b. Sub Komite Mutu.
c. Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi.

(3) Bagan Struktur Organisasi Komite Keperawatan adalah sebagai berikut:

Direktur

Ketua Kabid
Komite Keperawatan Keperawatan

Sekretaris Bendahara

Sub Komite Sub Komite Sub Komite


Kredensial Mutu Etik dan Disiplin Profesi

(4) Ketua Komite Keperawatan ditetapkan oleh Direktur RSU Wijaya dengan
memperhatikan masukan dari tenaga keperawatan di RSUWijaya.
(5) Pengurus Komite Keperawatan diusulkan oleh Ketua Komite Keperawatan dengan
memperhatikan masukan dari tenaga keperawatan di RSUWijayakemudian
ditetapkan oleh Direktur RSU Wijaya.
(6) Masa bakti kepengurusan Komite Keperawatan adalah 3 (tiga) tahun untuk satu kali
periode kepengurusan.

Pasal 19
Pengurus Komite Keperawatan dan mitra bestari adalah tenaga keperawatanyang
kompeten, mempunyai semangat profesionalisme yang tinggi, serta reputasi yang baik.
Pasal 20
Komite Keperawatan memberikan jaminan kepada Direktur RSU Wijaya bahwa tenaga
keperawatan memiliki kompetensi kerja yang tinggi sesuai standar pelayanan dan
berperilaku baik sesuai etika profesinya serta mengutamakan keselamatan pasien
melalui penerapan standar pelayanan keperawatan, pedoman etik dan disiplin, serta
proses kredensial.

Pasal 21
(1) Komite Keperawatan mempunyai tugas pokok membantu Direktur RSU Wijaya
dalammelakukan kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi tenaga
keperawatan, pengembangan profesional berkelanjutan /Continuing Profesional
Development (CPD), serta memastikan mutu pelayanan keperawatan.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Komite Keperawatan mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan konsultasi keperawatan.
b. Penyelenggaraan tukar pendapat, kebijakan, dan pelaksanaan pelayanan.
c. Pemberian motivasi dalam pemecahan masalah profesi keperawatan melalui
pembelajaran.
d. Penggalian inovasi dan ide-ide yang membangun dan pembaharuan ke arah
perbaikanmutu pelayanan keperawatan.
e. Penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran kepada tenaga keperawatan
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki.
f. Penyelenggaraan advokasi dengan memberikan perlindungan dan dukungan
kepada tenaga keperawatan dalam pemenuhan hak-haknya termasuk masalah
hukum.

Pasal 22
(1) Tanggung jawab Komite Keperawatan.
a. Komite Keperawatan bertanggung jawab langsung kepada Direktur RSU Wijaya.
b. Menjaga citra dan nama baik Komite Keperawatan pada khususnya dan seluruh
pelayanan keperawatan di RSU Wijaya pada umumnya.
(2) Wewenang Komite Keperawatan.
a. Membentuk dan membubarkan panitia kegiatan keperawatan (Panitia Ad Hoc)
secara mandiri maupun bersama Bidang Keperawatan.
b. Memberikan pertimbangan rencana kebutuhan tenaga keperawatan dan proses
penempatan tenaga keperawatan berdasar tinjauan profesi.
c. Memberikan pertimbangan pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
keperawatan.
d. Membimbing perawat dalam kesuksesan kerja dan karir.
e. Memberikan pertimbangan tentang bimbingan dan konseling keperawatan.

Pasal 23
Dalam melaksanakan fungsinya, Komite Keperawatan dibantu oleh Panitia Ad Hoc/
Mitra Bestari/ Peer Group Keperawatan sesuai dengan disiplin/area praktik dan
peminatan tenaga keperawatan berdasarkan kebutuhan rumah sakit.

Pasal 24
Kedudukan Komite Keperawatan dengan Bidang Keperawatan adalah mitra kerja
melalui jalur koordinasi.
Pasal 25
Komite Keperawatan bekerja sama dan melakukan koordinasi dengan Kepala Bidang
Keperawatan serta saling memberikan masukan tentang perkembangan profesi
keperawatan dan kebidanan di rumah sakit.

BAB VI
RAPAT
Pasal 26
(1) Komite Keperawatan dan Bidang Keperawatan melaksanakan kerja dan koordinasi
secara berkala dan berkesinambungan melalui rapat koordinasi keperawatan.
(2) Rapat yang dilaksanakan oleh Komite Keperawatan dengan Bidang Keperawatan:
rapat kerja, rapat pleno, dan rapat tahunan.
(3) Rapat yang dilakukan oleh Komite Keperawatan meliputi rapat rutin.
(4) Rapat Kerja.
a. Rapat Kerja Keperawatan dilaksanakan minimal sekali dalam satu periode
kepengurusan.
b. Rapat Kerja Keperawatan dipimpin oleh Ketua Komite Keperawatan dan
dihadiri oleh Kepala Bidang Keperawatan, seluruh pengurus Komite
Keperawatan, Kasi Mutu Asuhan Keperawatan,Kepala Keperawatan dari
Instalasi dan Kepala Ruang/Koordinator Keperawatan.
c. Agenda rapat kerja adalah membuat rencana kerja keperawatandalam 3 (tiga)
tahun, peninjauan ulang terhadap Nursing Staf By Laws.
(5) Rapat Pleno.
a. Rapat Pleno Keperawatan diadakan sewaktu-waktu bila dibutuhkan.
b. Rapat Pleno dipimpin oleh Kepala Bidang Keperawatan dan dihadiri oleh
Ketua beserta seluruh Pengurus Komite Keperawatan, Kasi Monev dan Kasi
Mutu Asuhan Keperawatan, serta panitia Ad Hoc Komite Keperawatan.
c. Agenda rapat pleno adalah membahas persoalan-persoalan yang terjadi di
bidang keperawatan untuk menghasilkan rekomendasi dalam pengambilan
keputusan.
(6) Rapat Tahunan.
a. Rapat Tahunan Keperawatan diadakan satu kali dalam setahun.
b. Rapat Tahunan dipimpin oleh Ketua Komite Keperawatan dan dihadiri oleh
seluruh Pengurus Komite Keperawatan, Kepala Bidang Keperawatan, Kasi
Monev dan Kasi Mutu Asuhan Keperawatan, Panitia Ad HodKeperawatan dan
Kepala Ruang/Koordinator Keperawatan.
c. Agenda rapat tahunan adalah mengevaluasi hasil kerja selama satu tahun.
d. Keputusan yang diambil harus disetujui sekurang-kurangnya oleh 2/3 peserta
yang hadir.
(7) Rapat Rutin.
a. Rapat Rutin Keperawatan dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
sebulan diikuti oleh seluruh pengurus Komite Keperawatan.
b. Agenda rapat rutin adalah membahas masalah-masalah harian keperawatan.
c. Rapat rutin keperawatan dipimpin Ketua Komite Keperawatan.
BAB VII
SUB KOMITE KREDENSIAL, MUTU PROFESI, ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI
Pasal 27
(1) Sub Komite Kredensial sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (2) huruf a
bertugas:
a. Menyusun daftar rincian kewenangan klinis.
b. Menyusun buku putih.
c. Menerima hasil verifikasi persyaratan kredensial.
d. Merekomendasikan tahapan proses kredensial.
e. Merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis bagi setiap tenaga
keperawatan.
f. Melakukan kredensial ulang secara berkala setiap tiga tahun.
g. Membuat laporan seluruh proses kredensial kepada Ketua Komite keperawatan
untuk diteruskan kepada Direktur RSUD dr. Soedono Madiun.
(2) Dalam menjalankan tugasnya sebagaimana tersebut dalam pasal 27 ayat (1), Sub
Komite Kredensial bekerjasama dengan Panitia Ad Hoc/ Mitra Bestari (Peer Group)
Keperawatan yang bertanggungjawab langsung kepada ketua komite
keperawatan.

Pasal 28
(1) Sub Komite Mutu Profesi sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (2) huruf b
bertugas:
a. Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktek.
b. Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan
berkelanjutan /Continuing Profesional Development (CPD)tenaga keperawatan.
c. Melakukan audit mutu asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.
d. Memfasilitasi proses pendampingan tenaga keperawatan sesuai kebutuhan.
(2) Dalam menjalankan tugasnya sebagaimana tersebut dalam pasal 28 ayat (1), Sub
Komite Mutu profesi dapat mengusulkan dibentuknya Panitia Ad Hoc kepada Ketua
Komite Keperawatan.

Pasal 29
(1) Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat
(2) huruf c bertugas:
a. Menyusun Pedoman Etika dan Disiplin Staf Keperawatan.
b. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan.
c. Melakukan pembinaan etika dan disiplin tenaga keperawatan.
d. Melakukan penegakan disiplin tenaga keperawatan.
e. Merekomendasikan penyelesaian masalah-masalah pelanggaran disiplin dan
masalah-masalah etika dalam kehidupan profesi, asuhan keperawatan dan
asuhan kebidanan.
f. Merekomendasikan pencabutan kewenangan klinis dan/atau surat penugasan
klinis.
g. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam
asuhankeperawatan dan asuhan kebidanan.
(2) Guna menindaklanjuti rekomendasi dari Sub Komite Etik dan Disiplin sebagaimana
tersebut dalam pasal 29 ayat (1), komite keperawatan membentuk panitia Ad Hoc.
(3) Hasil kerja Panitia Add Hoc sebagaimana tersebut dalam Pasal 29 ayat (2) dibawa
dalam rapat pleno sebagaimana tersebut dalam Pasal 26 ayat (4).

BAB VIII
PERATURAN PELAKSANAAN TATA KELOLA KLINIS
Pasal 30
(1) Dalam memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan diperlukan standar
profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional terhadap kebutuhan
dasar pasien.
(2) Memenuhi kebutuhan sebagaimana tersebut dalam pasal 30 ayat (1),
KomiteKeperawatan bersama-sama Bidang Keperawatan berkewajiban menyusun:
a. Standar pelayanan keperawatan dan kebidanan.
b. Standar prosedur operasional keperawatan dan kebidanan.
c. Standar kebutuhan dasar pasien.
(3) Dalam keadaan dimana staf keperawatan kurang kompeten dalam memberikan
pelayanan maka staf keperawatan berkewajiban melakukankonsultasi dan/atau
merujuk pasien kepada tenaga keperawatan lain yang dianggap lebih mampu.

BAB IX
TATA CARA DAN REVIEW PERBAIKAN
PERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN
Pasal 31
(1) Segala sesuatu yang belum diatur dalam aturan ini akan diatur dikemudian hari
melalui Rapat Pleno Keperawatan.
(2) Apabila ada pasal dan/atau ayat dalam Peraturan Internal Staf Keperawatan ini
yangdikemudian hari dianggap tidak sesuai, dapat ditinjau ulang melalui rapat
kerjakeperawatan.
BAB X
PENUTUP
Pasal 32
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan Peraturan Internal Staf
Keperawatan dilaksanakan dengan berpedoman pada lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini.

Pasal 33
Peraturan Internal Staf Keperawatan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan diSurabaya
Pada tanggal,…………….. 2014 Direktur
RSU WIJAYA

Disiapkan oleh
Komite Keperawatan
Ketua

Anda mungkin juga menyukai