Anda di halaman 1dari 9

PEMANFAATAN RESIDU BAHAN BAKAR BATU BARA (BOTTOM ASH)

SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA REAKTIF DAN LOGAM BERAT (Cu


dan Ni) DARI LIMBAH CAIR TEKSTIL DENGAN REAKTOR SISTEM
KONTINYU
(Studi Kasus: Limbah Cair PT. APAC Inti Corpora )
Desti Ariska, Ir. Mochtar Hadiwidodo, Msi, Irawan Wisnu Wardhana ST, MT.

ABSTRAK

Concentration of reactive dyes and heavy metals in textile waste may be dangerous for
aquatic ecosystems. One way elimination for reactive dyes and heavy metals that use coal
combustion residues (bottom ash) which had been activated as an adsorbent. The purpose of this
study to find out the ability of bottom ash as an adsorbent reactive dyes and heavy metals (Cu and
Ni). Adsorption process uses two reactors are fed adsorbate with the continuous method, using 25 g
of adsorbent mass in the reactor 1 and 2. When sampling is done every 30 minutes for 3 hours, then
tested the color parameters and heavy metals (Cu and Ni). The results showed a decrease of dye 13
750 Pt to 240 Pt-Co, whereas for the decrease in concentration of the metal adsorption is not stable
so it is said to be ineffective. The resulting efficiency for the dye concentration reaches 97%, while
the saturation time for the adsorption of the dye is shown in the minute-240 with a ratio of 1 g of
adsorbent can reduce the color up to 94.5 Pt-Co.

Key words: adsorption, adsorbents, reactive dyes, heavy metals.

.
PENDAHULUAN merupakan media yang umum digunakan dan
Limbah cair dari Industri tekstil salah satunya adalah media batubara.
merupakan salah satu limbah industri yang Menurut kementrian lingkungan
mengandung bahan organik yang tinggi. hidup, bottom ash (abu dasar) dari residu
Limbah tekstil yang yang ada di PT. APAC pembakaran batu bara dapat digunakan
Inti Corpora berasal dari proses pengkanjian, kembali karena memiliki fixed carbon dengan
proses penghilangan kanji, penggelantangan, nilai kalori hingga 3000 kkal/kg.
pemasakan, merserisasi, pewarnaan, Berdasarkan hal tersebut penulis
pencetakan dan proses penyempurnaan kapas. bermaksud melakukan penelitian pemanfaatan
Rangkaian proses pembuatan tekstil tersebut residu bahan bakar batu bara sebagai
menghasilkan zat pewarna reaktif serta logam adsorben zat warna reaktif dan logam berat
berat seperti Cuprum dan Nikel sehingga dari limbah cair tekstil dengan reaktor sistem
membuat warna air menjadi lebih keruh. kontinyu, sehingga diharapakan pada saat air
Sistem pengolahan limbah tekstil limbah yang dimasukan kedalam reaktor yang
masih relatif mahal sehingga masih telah diisi dengan adsorben dapat menyaring
diperlukan alternatif–alternatif lain yang kandungan zat warna reaktif dan logam berat
dapat digunakan dengan biaya yang lebih yang terdapat dalam air limbah.
murah. Menurut Metcalf' & Eddy (2003),
salah satu cara yang dikembangkan untuk METODOLOGI
menurunkan kadar warna dan juga efektif Pada tahap pelaksanaan dilakukan
untuk menurunkan kandungan logam dalam dengan pengambilan data primer dan
air adalah metode adsorpsi. Karbon aktif sekunder.

I-1
I-2

Gambar 1. Diagram Alir Penelitan PEMBAHASAN


 Kandungan Karbon dan Mineral dari
Mulai
Mulai

Studi Pustaka Bottom Ash


Persiapan

No Mineral Satuan Kadar


Penyediaan
PenyediaanBahan
Bahan PERSIAPAN
PERSIAPAN

Bottom
BottomAsh
(50
Ash
Penelitian
Penelitian

Limbah
LimbahCair
CairIndustri
IndustriTekstil
Tekstil
PENELITIAN
PENELITIAN
1 C % 37,5
(50kg)
kg) (125
(125Liter)
Liter)

-- Uji
Uji Kandungan
Kandungan Karbon
Karbon
2 SiO2 % 45,10
(Unburned
(Unburnedcarbon)
-- Uji
UjiMineral
-- Uji
carbon)
Mineral
UjiKandungan
KandunganLogam
Logam
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Penelitian
Penelitian
Uji
UjiKarakteristik
KarakteristikLimbah
(Warna
(Warnadan
danlogam
Limbah
logamberat)
berat) 3 Al2O3 % 18,90
Pemisahan
PemisahanKarbon
Ash
Karbondari
Ashdengan
dariBottom
denganTeknik
Bottom
TeknikFloating
Floating
4 Fe2O3 % 9,09
Aktivasi
AktivasiKarbon
Karbondengan
dengan
5 CaO % 7,23
direndam
direndamdalam
dalamlarutan
larutanNaOH
NaOH
selama
selama11jam
jamlalu
laludipanaskan
dipanaskan
6 K2O % 1,10
Karbon
KarbonAktif
--Uji
--Uji
Aktif(Adsorben)
UjiIodium
Iodium
UjiSaringan
(Adsorben)

SaringanAgrerat
AgreratHalus
Halus
PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
PENELITIAN
PENELITIAN
7 MgO % 4,33
--Uji
UjiPorositas
Porositas

-- Konsentrasi
8 Na2O % 0,90
Konsentrasi
Kontinyu Massa
MassaAdsorben
(Rpm
(Debit
(Debit10,
Kontinyu
(Rpm80,
80,100,
10,20,
100,120)
20,30
120)
30ml/menit)
ml/menit)
50
50 gr
-- Lama
gr
Adsorben

LamaKontak
33jam
jam
Kontak
*Kadar dalam 100 gr adsorben.
Sampel
Sampel
(Sumber: Data Primer, 2011)
Pengukuran
PengukuranKonsentrasi
Konsentrasi
Warna
Warnadan
danLogam
Logamberat
berat
Penelitian Sook shim, et al (2003)
1.
1.Efisiensi
2.
Efisiensidan
2.Analisis
Beda
BedaRata
danProses
ProsesAdsorbsi
AnalisisStatistik
Statistik(Uji
Rata--rata,
rata,dan
Adsorbsi
(UjiNormalitas,
Normalitas,Uji
danUji
UjiKorelasi)
Korelasi)
Uji Analisis
Analisis
ANALISIS
ANALISISDAN
DAN
menyebutkan bahwa abu dasar dapat
Kesimpulan
Kesimpulandan
danSaran
Saran
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
digunakan sebagai adsorben untuk
menghilangkan logam dalam larutan karena
Selesai
Selesai dalam abu dasar terkandung beberapa
komponen dalam bentuk oksida yang relatif
besar. Kandungan karbon dalam abu dasar
Pengambilan data primer meliputi data-data berasal dari sisa pembakaran batubara, adanya
yang ditemukan pada saat penelitian kabon dalam abu dasar ini juga menyebabkan
berlangsung, meliputi hasil uji logam dan abu dasar tersebut mampu melakukan
warna, hasil karakterisasi bottom ash dan adsorpsi untuk ion logam dalam larutan
pengujian lainnya. (Chand dkk, 2005 didalam Setiaka,2011.)
Gambar 2 Reaktor Kontinyu yang
digunakan.  Kandungan Iodine dan logam dari
Bottom Ash

No Kandungan Satuan Konsentrasi


1 I2 mg/gr 10,2015
2 Pb ppm -
3 Cu Ppm 2,08
4 Cd Ppm -
5 Ni Ppm 1,04
6 Cr ppm -

Uji iodine dilakukan untuk


mengetahui kemampuan karbon dalam
menyerap warna. Semakin besar daya serap
iodin maka luas permukaan spesifik juga
semakin luas dengan demikian kemampuan
karbon aktif dalam menyerap warna juga
semakin meningkat (Zamrudy, jurnal,
Cara kerja: secara gravitasi dengan pengaliran diunduh juli 2011). Kandungan logam yang
secara kontinyu, pengambilan sampel tiap 30 terdapat dalam karbon aktif juga berpengaruh
menit selama 3 jam. pada proses penyerapan logam berat yang
terdapat dalam limbah tekstil dimana
I-3

kandungan logam yang tinggi dapat


menghambat proses penyerapan logam. Efisiensi Warna Re' 1, V = 80 rpm
100%
90%
 Porositas dari Karbon Aktif 80% 10
Parameter Hasil Satuan Metode

Efisiensi (%)
70% ml/mnt
Uji Uji 60%
Luas Muka 34,158 m2/g BET- 50% 20
40%
Spesifik Adsorption 30% ml/mnt
Volume 27,395 e-03 cc/g BJH- 20%
Total Pori Adsorption 10% 30
0% ml/mnit
Jari-jari 16,04 Angstrom BJH-
inlet 0' 30' 60' 90' 120' 150' 180'
Pori Rerata Adsorption
(Sumber : Data Primer, 2011) Lama Kontak (menit)
Jumlah dan luas permukaan dari
media adsorben sangat mempengaruhi
penyerapan molekul zat warna tekstil. Grafik 2 Efisiensi Penurunan Warna pada
Reaktor 1 dengan Variasi Pengadukan 80 rpm
 Uji Karakteristik Awal Kandungan
Warna dan Logam dalam Limbah Cair
Reaktor 2, V = 80 rpm
No Logam Satuan Konsentrasi
Konsentrasi Warna (Pt-co)
9000
1 Pb ppm - 8000 10
2 Cu ppm 2,04 7000 ml/mnt
6000
3 Cd ppm - 5000
20
4 Ni ppm 1,22 4000 ml/mnt
5 Cr ppm - 3000 30
2000 ml/mnit
Ket : (-) berada dibawah range alat 1000
(Sumber: Data Primer, 2011) 0
Nilai konsentrasi tersebut masih inlet 0' 30' 60' 90' 120' 150' 180'
berada diatas baku mutu dalam Peraturan
Pemerintah no. 82 tahun 2001 mengenai Lama Kontak (menit)
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Grafik 3. Konsentrasi Penurunan Warna pada
Pencemaran Air, dimana pada peraturan
Reaktor 2 dengan Variasi Pengadukan 80 rpm
tersebut kandungan logam Cu dipersyaratkan
adalah 0,2 ppm dan Ni tidak dipersyaratkan.
Efisiensi Warna Re' 2, V = 80 rpm
 Warna dalam Limbah Cair Tekstil 100%
Efisiensi (%)

90%
80%
Reaktor 1, V = 80 rpm 70% 10
14000 60% ml/mnt
konsentrasi Warna9 Pt-co)

12000 50% 20
10 40%
10000 ml/mnt
ml/mnt 30% 30
8000 20 20%
ml/mnit
ml/mnt 10%
6000 0%
30
4000 ml/mnit inlet 0' 30' 60' 90' 120' 150' 180'
2000
Lama Kontak (menit)
0
inlet 0' 30' 60' 90' 120' 150' 180' Grafik 4. Konsentrasi Penurunan Warna Pada
Reaktor 2 dengan Variasi pengadukan 80
Lama kontak (menit)
rpm.
Grafik1. Konsentrasi Penurunan Warna Pada
Reaktor I dengan Variasi pengadukan 80 rpm.
I-4

Berdasarkan tabel penurunan warna


4.5 serta grafik 4.1 dan 4.2 dapat dilihat Efisiensi Logam Cu Re' 1, V = 80 rpm
bahwa penurunan konsentrasi warna terbaik 100%
ada pada variasi 10 ml/menit dan pengadukan 90%
80%

Efisiensi (%)
80 rpm yaitu sebesar 97% dimana pada 70%
10
rekator 1 12760 Pt-Co menjadi 1020 Pt-Co 60% ml/mnt
dan pada Reaktor 2 8035 Pt-Co menjadi 1005 50% 20
Pt-Co . Dapat dilihat bahwa semakin kecil 40% ml/mnt
30%
debit aliran maka efisensi penurunan warna 20% 30
akan semakin besar hal ini disebabkan oleh 10% ml/mnit
waktu yang dimiliki adsorben untuk 0%
menyerap warna semakin banyak dan inlet 0' 30' 60' 90' 120' 150' 180'
semakin rendah kecepatan pengadukan Lama Kontak (menit)
membantu proses penyerapan warna agar Grafik 6. Efisiensi Penurunan Logam Cuprum
semakin cepat. Hal ini berbanding terbalik pada Reaktor 1 dengan Variasi Pengadukan
dengan debit yang besar, dimana semakin 80 rpm.
besar debitnya maka efisiensinya semakin
kecil, hal ini dikarenakan waktu kontak antara Reaktor 2, V = 80 rpm
adsorben dan adsorbat tidak cukup lama konsentrasi Logam Cu (ppm) 0.09
sehingga proses penyerapan zat warnapun 0.08
semakin berkurang. 0.07 10
0.06 ml/mnt
Dari kedua rekator tersebut, Reaktor 1 0.05 20
dan reaktor 2 memiliki nilai efisiensi yang 0.04 ml/mnt
sama-sama besar. Keduanya mampu 0.03 30
menurunkan warna hingga 97 %. Faktor- 0.02 ml/mnit
faktor yang dapat mempengaruhi kondisi 0.01
0.00
operasional terhadap penurunan konsentrasi
inlet 0' 30' 60' 90' 120' 150' 180'
warna adalah waktu kontak, pengadukan dan
konsentrasi adsorben. Hal ini sesuai dengan Lama Kontak (Menit)
pustaka yang dikutip dari sembiring, 2003 Grafik 7. Konsentrasi Penurunan Logam
bahwa bila arang aktif ditambahkan dalam Cuprum pada Reaktor 2 dengan Variasi
suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk Pengadukan 80 rpm.
mencapai kesetimbangan.

 Logam Berat Cu dan Ni dalam Limbah Efisiensi Logam Cu Re' 2, V = 80 rpm


Cair 60%
 Cuprum (Tembaga) 50%
Efisiensi (%)

10
Reaktor 1, V = 80 rpm 40% ml/mnt
2.5 30% 20
10
Konsentrasi Logam Cu (ppm)

2 ml/mnt ml/mnt
20%
20 30
1.5 10% ml/mnit
ml/mnt
1 30 0%
ml/mnit inlet 0' 30' 60' 90' 120' 150' 180'
0.5
0 Lama Kontak (menit)
inlet 0' 30' 60' 90' 120' 150' 180'
Grafik 8. Efisiensi Penurunan Logam Cuprum
Lama kontak (menit) pada Reaktor 2 dengan Variasi Pengadukan
Grafik 5. Konsentrasi Penurunan Logam 80 rpm.
Cuprum pada Reaktor 1 dengan Variasi
Pengadukan 80 rpm.
I-5

 Nikel (Ni) Efisiensi Logam Ni Re' 2, V = 80 rpm


100.00%
Reaktor 1, V = 80 rpm 80.00%
60.00%
1.4
konsentrasi Logam Ni (ppm)

40.00%

Efisiensi (%)
1.2 20.00%
10
1 ml/mnt 0.00%
-20.00% inlet 0' 30' 60' 90' 120' 150' 180'
0.8 20 -40.00% 10 ml/mnt
0.6 ml/mnt -60.00%
20 ml/mnt
0.4 30 -80.00%
ml/mnit -100.00% 30 ml/mnit
0.2 -120.00%
0 Lama Kontak (menit)
inlet 0' 30' 60' 90' 120' 150' 180'
Grafik 12. Efisiensi Penurunan Logam Nikel
Lama Kontak (menit) pada Reaktor 2 dengan Variasi Pengadukan
Grafik 9. Konsentrasi Penurunan Logam 80 rpm.
Nikel pada Reaktor 1 dengan Variasi
Pengadukan 80 rpm. Menurut Kementrian Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup
(1990), diantara semua unsur logam berat, Cu
Efisiensi Logam Ni Re' 1, V = 80 rpm digolongkan kedalam jenis logam dengan
100.00% resiko toksik tinggi, sedangkan Ni
90.00%
digolongkan kedalam logam toksik sedang.
Efisiensi (%)

80.00%
70.00% 10 Untuk logam Cu, hasil terbaik
60.00% ml/mnt ditunjukan oleh pengadukan 80 rpm yang
50.00%
40.00% 20 pada reaktor I efisiensinya mencapai 99%
30.00% ml/mnt dengan debit 30 ml/menit, dan 98% dengan
20.00% 30
10.00% ml/mnit debit 10 ml/menit dan 20 ml/menit,
0.00% sedangkan pada reaktor II efisiensi terbesar
inlet 0' 30' 60' 90' 120' 150' 180' mencapai 50% dengan debit 20 ml/menit dan
Lama Kontak (menit) 33% pada debit 10 dan 30 ml/menit.
Untuk logam Ni sendiri hasil terbaik
Grafik 10. Efisiensi Penurunan Logam Nikel juga ditunjukan dengan pengadukan 80 rpm
pada Reaktor 1 dengan Variasi Pengadukan yang pada reaktor I efisiensi terbaiknya yaitu
80 rpm pada debit 30 ml/menit sebesar 100% dan
pada 10 ml/menit dan 20ml/menit efisiensinya
hanya mencapai 98%, sedangkan pada reaktor
0.14
Reaktor 2, V = 80 rpm ke Iiefisiensi terbaik juga pada debit 30
Konsentrasi Logam Ni (ppm)

0.12 10 ml/menit yaitu sebesar 100% sdangkan pada


0.10
ml/mnt 10ml/menit 0% dan 20ml/menit 60%.
20 Berdasarkan hasil pengukuran sampel
0.08 ml/mnt
0.06
pada reaktor I dan II menunjukan proses
30
ml/mnit
adsorpsi logam tidak berjalan dengan baik,
0.04
walaupun keseluruhan menunjukan
0.02
penurunan tetapi nilai penurunan tidak
0.00
menunjukan angka yang stabil, hal ini dapat
inlet 0' 30' 60' 90' 120' 150' 180'
disebabkan oleh beberapa faktor seperti yang
Lama Kontak (menit) dikemukakan oleh Cheremisinoff dan A. C.
Moressi (1978) dalam jurnal yang diunduh 15
Grafik 11. Konsentrasi Penurunan Logam November 2011 yaitu sifat arang aktif yang
Nikel pada Reaktor 2 dengan Variasi paling penting adalah daya serap. Dalam hal
Pengadukan 80 rpm.
I-6

ini, ada beberapa faktor yang mempengaruhi  Model Adsorpsi Kontinyu


daya serap adsorpsi, yaitu:
Tabel Pengadukan 80 rpm debit 10
1. Sifat Adsorben
ml/menit Reaktor I
Arang aktif merupakan adsorben
adalah suatu padatan berpori, yang Waktu Efisiensi
Ce Ce/Co
sebagian besar terdiri dari unsur (menit) (%)
karbon bebas dan masing-masing 0 8025 0,629 0,371
berikatan secara kovalen (bersifat non 30 6200 0,486 0,514
polar). Selain komposisi dan polaritas,
60 4890 0,383 0,617
struktur pori juga merupakan faktor
90 3350 0,263 0,737
yang penting diperhatikan selain itu
jumlah atau dosis arang aktif yang 120 2250 0,176 0,824
digunakan, juga diperhatikan. 150 1020 0,080 0,920
2. Sifat Serapan 180 265 0,021 0,967
Banyak senyawa yang dapat
diadsorpsi oleh arang aktif, tetapi Tabel Pengadukan 80 rpm debit 10
kemampuannya untuk mengadsorpsi ml/menit Reaktor II
berbeda untuk masing-masing Waktu Efisiensi
senyawa. Adsorpsi akan bertambah Ce Ce / Co
(menit) (%)
besar sesuai dengan bertambahnya
0 7095 0,883 0,117
ukuran molekul serapan dari sturktur
yang sama. Adsorsi juga dipengaruhi 30 6155 0,766 0,234
oleh gugus fungsi, posisi gugus fungsi, 60 4785 0,596 0,404
ikatan rangkap, struktur rantai dari 90 3215 0,400 0,600
senyawa serapan. 120 2280 0,284 0,716
3. Temperatur
Tidak ada peraturan umum yang bisa 150 1005 0,125 0,875
diberikan mengenai temperatur yang 180 240 0,030 0,966
digunakan dalam adsorpsi. Faktor
yang mempengaruhi temperatur proses Grafik Terobosan Warna 80 rpm-10 ml/menit
adsoprsi adalah viskositas dan
1.000
stabilitas termal senyawa serapan.
0.800 reaktor I
4. pH (Derajat Keasaman)
0.600
Untuk asam-asam organik adsorpsi reaktor II
Ce/co

0.400
akan meningkat bila pH diturunkan, 0.200
yaitu dengan penambahan asam-asam 0.000
minreal. Ini disebabkan karena 0 100 200
kemampuan asam mineral untuk
waktu (menit)
mengurangi ionisasi asam organik
tersebut. Sebaliknya bila pH asam
organik dinaikkan yaitu dengan Grafik 13 Terobosan Penyisihan Warna 80
menambahkan alkali, adsorpsi akan rpm debit 10 ml/menit
berkurang sebagai akibat terbentuknya
garam. Konsentrasi warna setelah melewati
Selain itu faktor lain yang dapat reaktor kontinyu mengalami penurunan yang
menyebabkan hasil adsorpsi kurang maksimal cukup besar di 30 menit awal dan semakin
yaitu adanya kandungan logam berat didalam
berkurang di menit – menit selanjutnya
adsorben itu sendiri sehingga proses
penyerapan logam pada adsorbat terhambat dikarenakan adsorben mulai jenuh yang mana
dan adsorben telah mengalami kejenuhan. kondisi tersebut bisa dilihat dari peningkatan
efisiensi yang rentangnya tidak berbeda
drastis. Efisiensi penurunan konsentrasi warna
I-7

setelah mengalami proses adsorpsi oleh  Mekanisme Adsorpsi dan Ion Exchange
bottom ash (adsorben) didapatkan efisiensi
tertinggi yaitu mencapai 96,67 %.
Karbon aktif dari bottom ash memiliki
kemampuan mengikat atau menyerap
 Isoterm Thomas
senyawa atau unsur dalam larutan
Untuk mendapatkan persamaan dikarenakan kandungan mineralnya yang
Thomas perlu dilakukan perhitungan volume memiliki kemampuan swelling. Proses
untuk sumbu x dengan perhitungan sebagai terserapnya pada adsorben karbon aktif
berikut: melalui tahapan sebagai berikut:
1. Perpindahan zat warna ke permukaan
Volume (l) = debit (l/menit) x waktu (menit) batas larutan dan adsorben
(permukaan luar adsorben).
Pada saat t = 30 menit dengan debit umpan 2. Perpindahan zat warna dari
0,01 L /menit, permukaan luar memasuki pori-pori
maka untuk menghitung volume (l) adalah adsorben.
V = 0,01 L/menit x 30 menit 3. Perpindahan zat warna ke permukaan
= 0,3 liter. dinding pori-pori adsorben
(permukaan dalam adsorben).
Model Warna 10 ml/menit 80 rpm
Adsorben karbon aktif terbuat dari
Reaktor 1
bahan dasar tanah. Tanah tersusun atas misel
5.000 y = 2.2597x - 0.7658 (10 ml/mnt,
yang bermuatan negatif dan kation yang
ln((Co / Ce) - 1)

4.000 R² = 0.9522 80 rpm)


3.000 terserap. Adsorpsi dapat terjadi melalui ikatan
2.000 Reaktor 2 elektrostatik antara zat warna, kation ion
1.000 (10 ml/mnt, logam Cu dan Ni dengan adsorben karbon
0.000 80 rpm) aktif. Muatan negatif pada tanah dapat
-1.000 0 1 2 berinteraksi dengan kation zat warna dan
Linear
-2.000 y = 1.6827x - 2.2805 kation ion logam, sehingga zat warna dapat
(Reaktor 1
-3.000 R² = 0.9169
Volume (10 ml/mnt, berikatan dan terserap pada permukaan
80 rpm)) adsorben.
Grafik 14. Persamaan Thomas Parameter
Warna

Berdasarkan grafik di atas, dapat


dihitung persamaan Thomas untuk tiap
parameter. Berikut adalah model adsorpsi tiap
parameter analisis:
Model isoterm warna Reaktor I
Ce 1

Co 0,000087
(104,318M  Co.V )
Gambar Jerapan misel tanah yang
1 e
Q bermuatan negatif dengan kation zat
warna.
Model isoterm warna Reaktor II

Ce 1

Co 0.000037
(739,46M  Co.V )
Q
1 e
I-8

 Uji Statistik 2. Arang aktif dari bottom ash memiliki


kemampuan untuk mengadsorpsi zat
Uji Normalitas warna reaktif, ion logam Cu dan ion
Nilai signifikasi seluruh parameter yang logam Ni dalam air limbah. Nilai efisiensi
diujikan berada diatas 0,05 (>0,05). warna terbaik ditunjukan dengan semakin
Oleh karena itu Ho diterima dan data kecil variasi pengadukan dan aliran debit
konsentrasi warna dan logam baik Cu maka hasilnya akan semakin baik.
maupun Ni hasil adsorpsi dinyatakan Dimana pada penelitian ini variasi
terdistribusi normal. Karena data pengadukan terkecil yang digunakan
terdistribusi normal, maka untuk adalah 80 rpm dan debit sebesar 10
analisis statistik selanjutnya ml/menit dengan nilai efisiensi mencapai
menggunakan analisis parametrik. 97% dan mencapai waktu jenuh pada
menit ke 240 . Sedangkan untuk
Uji Korelasi menurunkan kandungan logam dinilai
kurang efektif karena penurunan efisiensi
- Waktu kontak dan Warna logam tidak stabil.
Pada tabel pearson corelation (r) 3. Berdasarkan perbandingan massa
menunjukan tanda negatif, hal ini berarti adsorben dengan konsentrasi penurunan
ada pengaruh antara waktu tinggal dengan warna melalui perhitungan berikut:
hasil uji adsorpsi, dimana semakin lama
Konsentrasi Warna Awal – Kosentrasi Warna Setelah adsorpsi
waktu kontak maka konsentrasi warna Massa Adsorben
akan berkurang. Terdapat tanda (**)
antara waktu tinggal dengan hasil uji Didapatkan perbandingan dengan 1 gram
adsorpsi warna yang berarti terdapat massa adsorben maka dapat menurunkan
hubungan yang signifikan antara warna sebesar 94,5 Pt-Co.
keduanya.

- Waktu kontak dan logam Cu dan Ni SARAN


Pada tabel pearson corelation (r) Sebaiknya dilakukan penelitian
menunjukan tanda negatif, hal ini berarti lanjutan dengan suatu jenis model rangkaian
ada pengaruh antara waktu tinggal alat yang berbeda untuk proses adsorpsi dan
dengan hasil uji adsorpsi, dimana analisis parameter yang berbeda sehingga
semakin lama waktu kontak maka dapat ditemukan efisiensi optimum dengan
konsentrasi warna akan berkurang. metode yang optimal dengan menggunakan
Terdapat tanda (*) dibeberapa tabel arang aktif dari bottom ash.
antara waktu tinggal dengan hasil uji
adsorpsi warna yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara
keduanya. DAFTAR PUSTAKA
_______.2006. Karakkterisasi dan Pembuatan
KESIMPULAN
Arang Aktif
Dari hasil penelitian dan pembahasan http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/12
yang telah dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut : 3456789/8599/bab%202_2006aru.pdf?sequen
1. Limbah tekstil PT. APAC Inti Corpora ce=12. IPB Press: Bogor. Diakses Juli 2011
memiliki kandungan logam berat Cu dan
Ni serta kandungan pewarna reaktif yang Arifin. 2008. Metode Pengolahan Warna Air;
tinggi. Konsentrasi zat warna pada limbah
cair yaitu sebesar 13750 Pt-Co, Tinjauan Literatur. PT. Tirta Kencana
konsentrasi Cu yaitu 2,04 ppm dan Ni Cahaya Mandiri: Tangerang
sebesar 1,22 ppm.
I-9

Cahyono, Eko. 2011. Jurnal: Analisis Logam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.
Tembaga (Cu) Di Daerah Pesisir 51/MENLH/10/1995 tentang Baku
Tangga Dua Ribu dengan Metode Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan
Serapan Spektroskopi Atom (SAA). Industri. Kementrian Lingkungan
Blog.net hidup: Jakarta.

Cristian, Handy. 2007. Penggunaan Jamur Mufti, Arya. 2009. Skripsi: Pemanfaatan
Lapuk Putih dalam Penghilangan Lumpur Sidoarjo Sebagai Adsorben Zat
Warna Limbah Tekstil. Warna Tekstil Jenis Reaktif dan Ion-ion
http://majarimagazine.com/. Diakses 2 Logam (Cr6+ dan Cd2+). Universitas
Maret 2012 Diponegoro: Semarang.

Day R. A. And Underwood. 1990. Analisa Perdana, Muahammad Putra. 2001. Skripsi:
kimia kuantitatif edisi ke-4. Erlangga: Pemanfaatan Karbon Aktif dari
Jakarta. Bottom Ash sebagai Adsorben Zat
Warna Reaktif dan COD dari Limbah
Ginting, P. 1995. Mencegah dan
Tekstil dengan Metode Batch.
Mengandalikan Pencemaran Industri.
Universitas Diponegoro: Semarang.
Pustaka Sinar Harapan: Jakarta.
Suminar, Petrucci. 1993. Kimia Dasar Prinsip
http://smk3ae.wordpress.com/2010/08/28/ads
dan Terapan Modern. Jakarta :
orpsi-karbon-aktif/ diakses 3 Maret
Erlanga.
2012.
Suhendrayatna. 2001. Bioremeval logam
Hartono. 2009. SPSS 16.0 Analisis Data
berat dengan menggunakan
Statistika dan Penelitian Edisi ke-2.
mikroorganisme: Jakarta; sinergi-
Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
forum-net.
Henze, et al. 1995, Activated Sludge Model
Sugiharto, 1987. Dasar-dasar Pengelolaan
No. 2. IAWQ: London
Air Limbah. Universitas Indonesia. UI
Isminingsih. dkk. 1978/1979. Pengantar
Press. Jakarta.
Kimia Zat Warna. Institut Teknologi
Setiaka, Juniawan, dkk. . 2010. Adsorpsi Ion
Tekstil: Bandung
Logam Cu(II) Dalam Larutan Pada
Kementrian Lingkungan Hidup. 2003.
Abu Dasar Batubara Menggunakan
Pemanfaatan Limbah.
Metode Kolom. ITS: Surabaya
http://www.menlh.go.id/usaha-
kecil/index-view.php?sub=7. Diakses
pada 03 Maret 2012.

Anda mungkin juga menyukai