Anda di halaman 1dari 13

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASA PERCAYA DIRI

PADA ANAK DI KELOMPOK B TK ANGGREK


MEKAR KECAMATAN LIMBOTO BARAT
KABUPATEN GORONTALO

JURNAL
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam
Mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan

Oleh
Sri Lolista Idris
NIM. 153 409 033

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
2015
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rasa Percaya Diri
Pada Anak Di Kelompok B Tk Anggrek

Mekar Kecamatan Limboto Barat


Kabupaten Gorontalo

Oleh
Sri Lolista Idris
NIM. 153 409033
Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini
Universitas Negeri Gorontalo

Dr. Hj. Ruslin W. Badu, M.Pd Samsiah, S.Pd, M.Pd

ABSTRAK

Sri Lolista Idris. 2015.Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada anak di
kelompok B TK Anggrek Mekar Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Skripsi.
Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Gorontalo. Pembimbing I : Dr. Hj. Ruslin W. Badu, M.Pd , Pembimbing II : Samsiah, S.Pd,
M.Pd
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah “Faktor-faktor yang mempengaruhi
rasa percaya diri pada anak di kelompok B TK Anggrek Mekar Kecamatan Limboto Barat
Kabupaten Gorontalo”.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan faktor-faktor
yang mempengaruhi rasa percaya diri pada anak di kelompok B TK Anggrek Mekar
Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo.Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dengan teknik pengumpulan data wawancara,
observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah kualitatif.Hasil
penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada anak di
kelompok B TK Anggrek Mekar Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo yaitu
faktor internal berupa konsep diri, harga diri, kondisi fisik dan pengalaman hidup, faktor
eksternal berupa lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut maka disarankan sebagai berikut: 1) rasa percaya diri pada diri pada anak perlu
dijaga dan ditumbuhkembangkan agar anak terbiasa untuk melakukan berbagai kegiatan
dengan rasa percaya diri yang tinggi, 2) anak perlu dibiasakan untuk melakukan kegiatan
secara mandiri sehingga mereka memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi dan mampu
melakukan berbagai aktivitas dengan mandiri, dan 3) orang tua perlu membiasakan anak
untuk melakukan kegiatan dengan rasa percaya diri yang tinggi sehingga berimplikasi pada
peningkatan kemampuan dan hasil belajarnya11.

Kata Kunci: RasaPercaya Diri, Anak

1
Sri Lolista Idris, Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Dr.Hj Ruslin W Badu M.Pd.
Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Samsiah S.Pd, M.Pd Dosen Jurusan PG
PAUD Universitas Negeri Gorontalo
Rasa percaya diri merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk dibina dan
dikembangkan pada anak. Rasa rercaya diri bagian dari perkembangan perilaku sosial yang
perlu ditumbuh-kembangkan pada anak sejak usia dini. Guru sebagai pendidik yang
bertanggung jawab penuh terhadap perkembangan anak, perlu memfasilitasi percaya diri
melalui proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas.
Anak yang kurang memiliki rasa percaya diri sangat berpengaruh pada proses
pembelajaran, seperti kurang berani dalam melakukan aktivitas, selalu tergantung kepada
orang tua maupun guru, kurang kreatif, tidak mandiri. Permen Diknas No. 58 Tahun 2009
tentang Stanakr Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada tingkat pencapaian perkembangan
usia 5–6 tahun untuk aspek sosial emosional anak dituntut untuk: a) menunjukkan sikap
mandiri dalam memilih kegiatan; b) menunjukkan antusiasme dalam melakukan permainan;
c) menunjukkan rasa percaya diri.
Rasa percaya diri pada anak perlu dikembangkan secara optimal baik oleh guru
maupun oleh orang tua. Anak pada umumnya dapat dengan mudah dipimpin dan diarahkan
jika ia sendiri mempunyai kepercayaan terhadap orangorang disekitarnya (keluarganya,
gurunya, atau pun teman-temannya), dan jika orang tersebut menunjukkan bahwa mereka
menghormatinya dan menghargai kesanggupannya.
Berdasarkan latar belakang, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi
sebagai berikut: a. Anak kurang memiliki rasa percaya diri dalam melakukan aktivitas belajar
dan bermain b. Anak malu untuk diajak berbicara dan cenderung hanya diam c. Anak enggan
difasilitasi guru untuk belajar dan melakukan aktivitas menyanyi, atau melakukan gerakan
tertentu mereka cenderung menolak dan memilih pasif. Rumusan Masalah, masalah dalam
penelitian ini yakni: Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi rasa percaya diri pada anak di
kelompok B TK Anggrek Mekar Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo? Tujuan
Penelitian, tujuan penelitian ini yakni Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada anak di kelompok
B TK Anggrek Mekar Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Manfaat Penelitian,
manfaat secara teoritis dan secara praktis. Adapun manfaat teoritis dan praktis adalah
sebagai berikut. Manfaat Teoritis: Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan
bagi guru PAUD untuk dapat mengembangkan kemampuan dalam menganalisis berbagai
faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri anak sehingga dapat dijadikan sebagai rujukan
dalam memperbaiki dan meningkatkan rasa percaya diri pada anak. Selain itu menjadi bahan
masukan bagi mahasiswa PAUD yang ingin melakukan penelitian untuk mengembangkan
wawasan dalam mengkaji masalah percara diri melalui penelitian. Manfaat praktif: Hasil
penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberikan manfaat untuk memberikan
pengalaman kepada guru tentang cara memperbaiki dan meningkatkan rasa percaya diri pada
anak. Sejalan dengan hal tersebut hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan rasa
percaya diri anak dalam melakukan aktivitas belajar dan bermain. Hasil penelitian ini pula
diharapkan menjadi sumbangan pemikiran praktis dalam upaya memotivasi guru agar tekun
dalam memperbaiki dan meningkatkan rasa percaya diri pada anak. Dalam konteks yang
bersamaan melalui penelitian ini maka peneliti dapat memperoleh pengalaman langsung
dalam meningkatkan rasa percaya diri pada anak dan dapat menambahkan tata cara dan
wawasan khususnya dalam pebelajaran pada anak usia dini.
1. Pengerian percaya diri

Meurut pendapat Darmawan (2003:10) mengemukakan percaya diri berawal dari


tekad pada diri sendiri, untuk melakukan segalanya yang kita inginkan dan butuhkan dalam
hidup. Percaya diri terbina dari keyakinan diri sendiri, sehingga kita mampu menghadapi
tantangan hidup apapun dengan berbuat sesuatu. Menurut Warliawan (2000:109)
kepercayaan diri dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri yang
dimiliki oleh setiap orang dalam kehidupannya serta bagaimana orang tersebut memandang
dirinya secara utuh dengan mengacu pada konsep diri.
Hatiman (2012:1) mengemukakan bahwa percaya diri (Self Confidence) adalah
meyakinkan pada kemampuan dan penilaian (judgement) diri sendiri dalam melakukan tugas
dan memilih pendekatan yang efektif. Hal ini termasuk kepercayaan atas kemampuannya
menghadapi lingkungan yang semakin menantang dan kepercayaan atas keputusan atau
pendapatnya. Sedangkan kepercayaan diri adalah sikap positif seorang induvidu yang
memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri
maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti individu
tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri. Rasa percaya diri yang
tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan induvidu
terseburt dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa
karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik
terhadap diri sendiri.
Rahmawati dan Kurniati (2010:15) mengemukakan bahwa terdapat beberapa
indikator percaya diri pada penelitian ini meliputi: a) rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu pada
anak usia dini harus kita jawab segala bentuk pertanyaan yang disampaikan oleh anak kepada
kita. Sebagai orang tua maupun guru jangan sekali-kali tidak menghiraukan pertanyaan
seorang anak. Hal ini akan mengakibatkan anak menjadi masa bodoh, dia merasa tidak
dipedulikan, dan akan mengganggu aspek perkembangan, akibatnya anak menjadi kurang
kreatif, b) berani tampil, berani tampil di depan kelas menanakkan anak ini mempunyai
suatu kepercayaan diri yang sangat kuat. Hal ini dapat dilihat, anak mampu menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh guru seperti mengucap syair, membaca doa, bernyanyi dan banyak
hal yang dapat dilakukan oleh anak.
2.1 Karakteristik Rasa Percaya Diri
Beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang
proporsional, diantaranya adalah : a) Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga
tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain, b)
tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau
kelompok, c) berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain – berani menjadi diri
sendiri, d) punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil), e)
memiliki internal locus of control (memanakng keberhasilan atau kegagalan, tergantung
dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak
tergantung/mengharapkan bantuan orang lain), f) mempunyai cara pandang yang positif
terhadap diri sendiri, ornag lain dan situasi di luar dirinya, dan g) memiliki harapan yang
realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu
melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.
2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Percaya Diri Pada Anak
3 Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri yang lain menurut Angelis (2007:4)
adalah sebagai berikut: a) Kemampuan pribadi: Rasa percaya diri hanya timbul pada saat
seseorang mengerjakan sesuatu yang memang mampu dilakukan, b) Keberhasilan
seseorang: Keberhasilan seseorang ketika mendapatkan apa yang selama ini diharapkan
dan cita-citakan akan menperkuat timbulnya rasa percaya diri, c) Keinginan: Ketika
seseorang menghendaki sesuatu maka orang tersebut akan belajar dari kesalahan yang
telah diperbuat untuk mendapatkannya, d) Tekat yang kuat: Rasa percaya diri yang
datang ketika seseorang memiliki tekat yang kuat untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.

Sejumlah faktor yang mempengaruhi percaya diri anak dapat diuraikan sebagai
berikut:
3.1.1 Faktor Internal
a. Konsep diri. Terbentuknya keperayaan diri pada seseorang diawali dengan
perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam pergaulan suatu kelompok. Menurut
Centi (2005:2), konsep diri merupakan gagasan tentang dirinya sendiri. Seseorang yang
mempunyai rasa rendah diri biasanya mempunyai konsep diri negatif, sebaliknya orang
yang mempunyai rasa percaya diri akan memiliki konsep diri positif.
b. Harga diri. Meadow (dalam Kusuma, 2005:2) mengemukakan bahwa harga diri yaitu
penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri. Orang yang memiliki harga diri tinggi
akan menilai pribadi secara rasional dan benar bagi dirinya serta mudah mengadakan
hubungan dengan individu lain. Orang yang mempunyai harga diri tinggi cenderung
melihat dirinya sebagai individu yang berhasil percaya bahwa usahanya mudah menerima
orang lain sebagaimana menerima dirinya sendiri. Akan tetapi orang yang mempuyai
harga diri rendah bersifat tergantung, kurang percaya diri dan biasanya terbentur pada
kesulitan sosial serta pesimis dalam pergaulan.
c. Kondisi fisik. Perubahan kondisi fisik juga berpengaruh pada kepercayaan diri. Anthony
(1992:4) mengatakan penampilan fisik merupakan penyebab utama rendahnya harga diri
dan percaya diri seseorang. Lauster (2007:2) juga berpendapat bahwa ketidakmampuan
fisik dapat menyebabkan rasa rendah diri yang jelas.
d. Pengalaman hidup. Lauster (2007) mengatakan bahwa kepercayaan diri diperoleh dari
pengalaman yang mengecewakan adalah paling sering menjadi sumber timbulnya rasa
rendah diri. Lebih lebih jika pada dasarnya seseorang memiliki rasa tidak aman, kurang
kasih sayang dan kurang perhatian.
3.1.2 Faktor Eksternal
a. Lingkungan Keluarga
Keadaan keluarga merupakan lingkungan hidup yang pertama dan utama dalam
kehidupan setiap manusia, lingkungan sangat mempengaruhi pembentukan awal rasa percaya
diri pada seseorang. Rasa percaya diri merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap segala
aspek kelebihan yang ada pada dirinya dan diwujudkan dalam tingkah laku sehari-hari.
Berdasarkan pengertian di atas, rasa percaya diri baru bisa tumbuh dan berkembang baik
sejak kecil, jika seseorang berada di dalam lingkungan keluarga yang baik, namun sebaliknya
jika lingkungan tidak memadai menjadikan individu tersebut untuk percaya diri maka
individu tersebut akan kehilangan proses pembelajaran untuk percaya pada dirinya sendiri.
Pendidikan keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama yang sangat menentukan baik
buruknya kepribadian seseorang.
Hakim (2002:121) menjelaskan bahwa pola pendidikan keluarga yang bisa
diterapkan dalam membangun rasa percaya diri anak adalah sebagai berikut: a) menerapkan
pola pendidikan yang demokratis, b) melatih anak untuk berani berbicara tentang banyak hal,
c) menumbuhkan sikap mandiri pada anak, d) memperluas lingkungan pergaulan anak, e)
jangan terlalu sering memberikan kemudahan pada anak, f) tumbuhkan sikap bertanggung
jawab pada anak, g) setiap permintaan anak jangan terlalu dituruti, h) berikan anak
penghargaan jika berbuat baik, i) berikan hukuman jika berbuat salah, j) kembangkan
kelebihan-kelebihan yang dimiliki anak, k) anjurkan anak agar mengikuti kegiatan kelompok
di lingkungan rumah, l) kembangkan hoby yang positif dan o) berikan pendidikan agama
sejak dini
b. Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan
program bimbingan, pembelajaran dalam rangka membantu anak agar mampu
mengembangkan potensinya secara optimal, baik yang menyangkut aspek moral spiritual,
intelektual, emosional, sosial maupun fisik-motoriknya.
Hakim (2002:122) menjelaskan bahwa rasa percaya diri anak di sekolah bisa
dibangunn melalui berbagai macam bentuk kegiatan sebagai berikut : a) memupuk
keberanian untuk bertanya, b) peran guru/pendidik yang aktif bertanya pada anak, c) melatih
berdiskusi dan berdebat, d) mengerjakan soal di depan kelas, e) bersaing dalam mencapai
prestasi belajar, f) aktif dalam kegiatan pertandingan olah raga, g) belajar berpidato, h)
mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, i) penerapan disiplin yang konsisten dan j) memperluas
pergaulan yang sehat dan lain-lain
c. Teman Sebaya
Saat anak memasuki tahapan perkembangan dalam pengertian diferensiasi, di mana
anak telah mengerti dan memahami orang lain, maka anak sudah tidak lagi melihat segala
sesuatunya untuk dirinya, atau apa yang disebut pemusatan pada dirinya. Pada saat itu ia
membutuhkan orang lain yang dapat mengerti dan emahami dirinya dan ia mengerti apa yang
diinginkan orang lain terhadap dirinya.
Maksudnya pengertian yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan sesuai
dirinya, yaitu teman sebaya, teman yang akan menjadi tempat untuk menyatukan perasaan,
pemikiran motif dan tingkah laku dirinya dan orang lain yang seusianya. Memungkinkan
akan terjalin hubungan sosial, sehingga antara satu dengan yang lainnya akan terjadi saling
mempengaruhi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data
yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan wanacara. Teknik analisis data dalam
penelitan ini diantaranya a. reduksi data b. penyajian data dan c. penarikan kesimpulan.
Pengujian keabsahan data yakni: a. membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil
wawancara b. membandingkan apa yang dikatakan orang, secara umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi c. membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu d. membandingkan hasil
wawancara dengan isi atau dokumen yang berkaitan d. membandingkan hasil wawancara
dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi
rasa percaya diri pada anak dan berdasarkan hasil wawancara menunjukkah bahwa secara
internal terdapat beberapa factor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada anak yaitu
pengelaman hidup kondisi fisik, harga diri dan konsep diri. Dan secara eksternal terdapat
beberapa factor yang mempengeruhi rasa percaya diri pada anak yaitu lingkungan keluarga
dan lingkungan sekolah.
PEMBAHASAN
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian pendahuluan bahwa tujuan penelitian
ini adalah untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada
anak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri adalah faktor internal dan
eksternal. Faktor internal yaitu kemampuan yang dimiliki individu dalam mengerjakan
sesuatu yang mampu dilakukannya, keberhasilan individu untuk mendapatkan sesuatu yang
mampu dilakukan dan dicita-citakan, keinginan dan tekat yang kuat untuk memperoleh
sesuatu yang diinginkan hingga terwujud. Faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga di mana
lingkungan keluarga akan memberikan pembentukan awal terhadap pola kepribadian
seseorang.
Dengan melihat hasil wawancara menunjukkah bahwa terdapat beberapa faktor-
faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada anak. Factor-faktor tersebut diantarnya
factor internal dan factor eksternal. Kedua faktor tersebut memberikan pengaruh terhadap
perkembangan rasa percaya diri pada anak. Dengan demikian maka hasil penelitian ini adalah
“baik factor internal maupun eksternal dapat mempengaruhi rasa percaya diri pada anak di
kelompok b tk anggrek mekar kecamatan limboto barat kabupaten gorontalo”.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi rasa percaya diri pada anak di kelompok B TK Anggrek Mekar Kecamatan
Limboto Barat Kabupaten Gorontalo yaitu faktor internal berupa konsep diri, harga diri,
kondisi fisik dan pengalaman hidup, sedangkan faktor eksternal berupa lingkungan keluarga
dan lingkungan sekolah.
Saran
Berdasarkan simpulan tersebut maka dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Rasa percaya diri pada diri pada anak perlu dijaga dan ditumbuhkembangkan sehingga
anak terbiasa untuk melakukan berbagai kegiatan dengan rasa percaya diri yang tinggi.
2. Anak perlu dibiasakan untuk melakukan kegiatan secara mandiri sehingga mereka
memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi dan mampu melakukan berbagai aktivitas
dengan mandiri.
3. Orang tua perlu membiasakan anak untuk melakukan kegiatan dengan rasa percaya diri
yang tinggi sehingga hal tersebut akan berimplikasi pada peningkatan kemampuan dan
hasil belajarnya.
4. Guru perlu memberikan reward kepada anak atas kemampuannya dalam melaksanakan
tugas yang diberikan guru serta memberikan motivasi atas rasa percaya diri yang ada
pada diri anak sehingga anak akan semakin berupaya untuk meningkatkan kualitas rasa
percaya dirinya dalam belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Soemanto:2000. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Grasindo

Hatiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV Rajawali

Rahmawati dan Kurniati. 2010. Sikap Percaya Diri dan Implikasinya. Jakarta: Jurnal
Psikologi Pendidikan

Hakim, 2005. Ternyata Anakku Bisa Kubuat Genius, Jogyakarta: Power Books

Lie, 2007. Psikologi Bermain Anak Usia Dini, Jakarta: Prenada Media Group

Nuryanti, Lusi. 2005. Psikologi Anak, Jakarta: PT. Indeks

Angelis. 2007. Strategi Memupuk Rasa Percaya Diri pada Anak Usia Dini. Jakarta: Jurnal
Pendidikan Indonesia

Iswidharmanjaya & Agung, 2004. Model Pembelajaran Anak Usia Dini, Bandung: Tarsito

Indari, 2008. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: Remaja
Rosda Karya

Purwanto, 2009. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Bandung PT Remaja Rosda Karya
Yusuf, Syamsu. 2011. Perkembanga anak dan Karakteristiknya. Jakarta: Rineka Cipta.

Yuni Widyarin tahun 2011 dalam penelitianya yang berjudul Upaya Meningkatkan Percaya
Diri dalam Menari melalui Metode Rangsang Musik bagi Anak TK di TK Hj. Isriati
Baiturrahman 2 Islamic Centre Semarang

Wahyudin, Agustin. 2011. Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini, Bandung: Refika
Aditama

Seefeldt, Wasik. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini, PT. Indeks: Jakarta

Sujiono. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: PT. Indeks

Permen Diknas No. 58 Tahun 2009 tentang Stanakr Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Suryabrata, 2009. Psikologi Pendidikan; Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada

Nugraha, dkk 2011. Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya, Jakarta: Prenada
Media Group

Anda mungkin juga menyukai