Anda di halaman 1dari 10

Paraf Asisten

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Judul : Ekstraksi Minyak Cengkeh


Tujuan Percobaan :
1. Mempelajari teknik pemisahan cara kimia (padat-cair)
2. Mempelajari teknik ekstraksi minyak cengkeh dari bunga cengkeh
Pendahuluan
Minyak cengkeh adalah minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai pengobatan
alternatif. Zat-zat yang terkandung dalam minyak cengkeh sangatlah banyak, antara lain
antibiotik, anti-virus, anti-jamur, dan memiliki khasiat sebagai antiseptik. Eugenol yang
terdapat dalam minyak cengkeh sekitar 60-90 %. Kandungan lain yang terdapat dalam
minyak cengkeh yaitu zat mangan, asam lemak omega 3, megnesium, serat, zat besi,
potaisum, dan kalsium. Manfaat minyak cengkeh bagi tubuh yaitu dapat mengurangi
peradangan dalam tubuh, meningkatkan sistem kekebalan tubuh secara alami, dan
melancarkan sirkulasi (Yuda, 2011).
Eugenol merupakan salah satu komponen kimia dalam minyak cengkeh yang
memberikan bau dan aroma yang khas pada minyak cengkeh. Eugenol murni merupakan
cairan tidak berwarna, atau berwarna kuning-pucat, berbau, keras, dan mempunyai rasa
pedas. Eugenol dapat larut dalam alkohol, eter dan kloroform. Rumus molekul eugenol
C10H12O2 bobot molekulnya adalah 164,20 g/mol dan titik didih 250 - 255°C. Eugenol
mudah berubah menjadi kecoklatan apabila dibiarkan di udara terbuka. Eugenol
merupakan suatu alkohol siklis monohidroksi atau fenol sehingga dapat bereaksi dengan
basa kuat (Guenther,1990).
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan
dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses pemisahan satu atau lebih
komponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut cair (solvent) sebagai
separating agen. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari
komponen-komponen dalam campuran. Ekstraksi memanfaatkan pembagian sebuah zat
terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut
tersebut dari satu pelarut ke pelarut lain. Kesetimbangan heterogen melibatkan pembagian
suatu spesies antara dua fase pelarut yang tidak dapat tercampur. Kesetimbangan seperti
ini terdapat dalam banyak proses pemisahan dalam penelitian kimia maupun di industri
(Oxtoby, 2001).
Ekstraksi padat cair, satu atau beberapa komponen yang dapat larut dipisahkan dari
bahan padat dengan bahan pelarut. Pada ekstraksi yaitu pada bahan ekstraksi dicampur
dengan pelarut, maka pelarut menembus kapiler-kapiler dalam bahan padat dan melaritkan
ekkstrak. Larutan ekstrak dengan konsentrasi yang tinggi terbentuk dibaian dalam bahan
ekstraksi. Dengan cara difusi akan terjadi kesetimbangan konsentrasi anatara larutan tersebut
dengan larutan luar bahan padat. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai unjuk
kerja ekstraksi atau kecepatan ekstraksi yang paling tinggi pada ekstraksi padat-cair yaitu:
1. Karena perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak antara fase adat dan
fase cair, maka bahan itu perlu sekali memiliki permukan yang luas mungkin
2. Kecepatan alir pelarut sedapat mungkin besar dibandingkan dengan laju alir bahan
ekstraksi
3. Suhu yang lebih tinggi (viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan ekstrak lebih
besar) dari pada umumnya unjuk kerja ekstraksi
( Kardinan, 2005).
Ekstraksi padat cair, larutan yang mengandung komponen yang digunakan harus
bersifat tak campur dengan cairan lainnya. Proses ini banyak digunakan dalam pemisahan
minyak dari bahan yang mengandung minyak. Prinsip kerja dari metode refluks adalah
pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan
dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada
kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama
reaksi berlangsung. Berikut struktur dari eugenol:

OH
OCH 3

CH2

Gambar 1. Eugenol
(Fessenden, 1982).
Material Safety Data Sheet (MSDS)
Magnesium Sulfat Anhidrat (MgSO4)
Rumus kimia dari magnesium sulfat anhidrat adalah MgSO4. Keadaan fisik dan
penampilan dari magnesium sulfat anhidrat adalah padat, tidak berbau dan tidak berasa.
Berat molekul yang dimiliki oleh magnesium sulfat anhidrat (MgSO4) sebesar 120,38 g/mol.
Titik didih dan titik lebur dari magnesium sulfat anhidrat tidak diketahui. Potensi bahaya dari
magnesium sulfat anhidrat, sedikit berbahaya dalam kasus kontak mata dapat menyebabakan
iritasi. Tindakan pertolongan pertama, segera basuh dengan air mengalir selama 15 menit
dengan kelopak mata tetap terbuka (Sciencelab, 2019).
Kloroform (CHCl3)
Rumus kimia dari kloroform adalah CHCl3. Keadaan fisik dan penampilan dari
kloroform berwujud cair, beraroma khas dan tidak berwarana. Berat molekul kloroform
sebesar 119,37 g/mol. Titik didih kloroform adalah 61,15ºC dan titik leburnya -63,5ºC.
Kelarutan kloroform yaitu larut dalam benzena. Kloroform berbahaya dalam kasus inhalasi.
Tindakan pertolongan pertama pada inhalasi yaitu segera pindahkan korban ke udara segar
(Sciencelab, 2019).
Besi Klorida (FeCl3)
Rumus kimia dari besi klorida adalah FeCl3. Keadaan fisik dan penampilan dari besi
klorida adalah padat, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Berat molekul dari FeCl3
sebesar 162,21 g/mol. Titik didih dari FeCl3 adalah sebesar 316 ºC sedangkan titik leburnya
sebesar 306 ºC. Potensi bahaya dari FeCl3 adalah sangat berbahaya dalam kasus kontak
kulit. Tindakan pertolongan pertama segera basuh dengan air mengalir selama 15 menit dan
cuci dengan sabun (Sciencelab, 2019).
Akuades (H2O)
Akuades memiliki wujud berupa liquid, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa. Akuades
memiliki berat molekul 18,02 g/mol. Akuades tidak berwarna, tidak berasa serta tidak
berbau. Akuades merupakan salah satu jenis larutan netral yang tentunya memiliki pH 7.
Titik didih akuades sebesar 100 ºC sedangkan titik leburnya tidak ada. Akuades mempunyai
gravitasi spesifik 1 dengan kerapatan uap sebesar 0,62 g/cm3, dan tekanan uap sebesar 2,3
kPa. Akuades sangat tidak berbahaya jika terjadi kontak kulit, karena tidak bersifat korosif,
irritant, dan permeator, begitu pula pada kontak dengan mata dan pernafasan. Akuades dapat
langsung dibuang ke wastafel (Sciencelab, 2019).
Prinsip Kerja
Prinsip ekstraksi eugenol adalah pemisahan komponen kimia di antara 2 fase pelarut yang
tidak saling bercampur dan komponen kimia akan terpisah ke dalam kedua fase tersebut
sesuai dengan tingkat kepolarannya dengan perbandingan konsentrasi yang tetap.
Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah 1 set alat refluks, beaker glass, batang
pengaduk, corong pisah, gelas ukur, pipet tetes, rotary evaporator, timbangan.
Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah bunga cengkeh, kloroform, MgSO4
anhidrat, FeCl3.
Prosedur Kerja
Dimasukkan 25 gram bunga cengkeh ke dalam labu alas bulat 2250 mL. Ditambahkan
100 mL akuades dan beberapa butir batu didih. Disambungkan labu dengan kondensor dan
disetting menjadi refluks. Direfluks campuran pada temperatur 100ºC selama 30 menit.
Disaring dalam kondisi hangat dan didinginkan filtrat pada temperatur ruang. Dipindahkan
filtrat ke dalam corong pisah. Diekstrak minyak cengkeh dalam filtrat menggunakan 25 mL
diklorometana. Dipisahkan fraksi diklorometana dengan fraksi berair. Diulangi satu kali lagi
ekstraksi minyak cengkeh dengan 25 mL diklorometana. Digabung fraksi diklorometana
yang diperoleh lalu dikeringkan dengan menambahkan sedikit MgSO4 anhidrat. Dipisahkan
fraksi diklorometana dengan garamnya (MgSO4 anhidrat). Diuapkan diklorometana dengan
evaporator, ditimbang minyak cengkeh dan dihitung rendemennya. Diuji sedikit minyak
cengkeh dengan larutan FeCl3.
Waktu yang dibutuhkan
No Percobaan Waktu
1 Preparasi sampel 10 menit
2 Refluks 30 Menit
3 Ekstraksi dalam corong pisah 30 Menit
4 Evaporasi pelarut 30 Menit
5 Uji minyak cengkeh 10 Menit
Total waktu yang dibutuhkan 110 menit

Data Percobaan
Sampel Minyak cengkeh Keterangan
25 g cengkeh 0,3 g Berwujud cairan kuning yang berbau
Warna : Kuning
Bau : menyengat
Bantuk : cairan
Massa cengkeh awal : 25 g
Massa gelas erlenmeyer kosong : 71,0023 g
Massa gelas beaker + minyak cengkeh : 71,3015 g
Minyak cengkeh : 0,2992 g
Rendemen
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑐𝑒𝑛𝑔𝑘𝑒ℎ
= 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑐𝑒𝑛𝑔𝑘𝑒ℎ x 100%
0,2992 𝑔
= x 100%
25 𝑔

=1,19 %
Hasil
No. Perlakuan Hasil Gambar
1 Bunga cengkeh 25 g Bercampur
dimasukkan ke labu alas bulat
dan ditambahkan akuades 100
mL
2 Bunga cengkeh di refluks Berwarna coklat
selama 30 menit

3 Dipisahkan fraksi kloroform Menghasilkan


dan fraksi berair cairan berwarna
kuning
4 Hasil ekstraksi diberi MgSO4 Dihasilkan cairan
kuning dengan
adanya sedikit
endapan

5 Di evaporasi Dihasilkan
minyak cengkeh
berwarna kuning
6 Diuji dengan FeCl3 Menghasilkan
warna ungu

Pembahasan
Percobaan yang telah dilakukan adalah ekstraksi minyak cengkeh, dimana refluks
merupakan proses pemisahan komponen-komponen antara dua atau lebih jenis zat yang
memiliki karakteristik berbeda dalam suatu campuran. Minyak cengkeh dapat diambil dari
bunga cengkeh. Cengkeh memiliki bau yang khas berasal dari minyak atsiri yang terdapat
pada bunga (10-20%), tangkai (5-10%) dan daun (1-4%). Komponen terbesar yang terdapat
dalam minyak atsiri cengkeh adalah eugenol sebesar 70-80%.
Bunga cengkeh yang digunakan dalam percobaan ini sebanyak 25 gram. Bunga
cengkeh dimasukkan ke dalam labu alas bulat ditambahkan air 100 mL. Tujuan penambahan
air karena air memiliki sifat kepolaran yang berbeda dengan minyak atsiri sehingga kedua
komponen akan mudah dipisahkan. Campuran kemudian dipanaskan hingga mendidih. Suhu
berpengaruh pada proses ini. Semakin tinggi suhu pemanasan, maka semakin banyak
minyak yang keluar dari cengkeh kering. Minyak cengkeh memiliki titik didih yang lebih
rendah daripada air sehingga saat dipanaskan minyak cengkeh akan menguap terlebih
dahulu dan terpisah dari air.
Minyak cengkeh yang berasal dari bunga cengkeh akan menguap bersama air selama
proses pemanasan. Uap tersebut kemudian melewati kondensor. Fungsi kondensor adalah
pendingin uap, sehingga uap yang melewati kondensor akan berubah wujud menjadi cair
kembali. Proses pendinginan ini terjadi karena di dalam kondensor dialiri air, dimana air ini
dilewatkan dari bagian bawah kemudian dibuang di bagian atas. Hal ini dimaksudkan jika
air dimasukkan di bagian atas maka akan terjadi pertemuan suhu panas dari uap dengan suhu
dingin dari air, sehingga berisiko alat akan pecah, sehingga air dingin dialirkan dari bagian
bawah terlebih dahulu. Air dingin diperoleh dari air es yang dipompa menuju kondensor
dengan menggunakan bantuan alat filter yang biasa digunakan di akuarium. Air yang
digunakan adalah air es. Tujuannya agar uap panas cepat berubah menjadi dingin agar lebih
cepat mengembun.
Proses refluks dihentikan setelah 30 menit. Hasil refluks dalam labu kemudian
disaring dalam keadaan hangat agar minyak dalam campuran tetap tercampur dan tidak
tertinggal pada kertas saring. Filtrat kemudian didinginkan pada suhu ruangan. Larutan
tersebut dipindahkan ke dalam corong pisah kemudian ditambahkan dengan 25 mL
kloroform sebanyak dua kali pengulangan dengan disertai pengocokan dan dibiarkan selama
beberapa menit. Terbentuk dua fase yaitu bagian atas (fasa polar) berwarna keruh dan fasa
bawah (fasa non polar) berwarna kuning kecoklatan. Bagian non polar bagian bawah
diambil dan diletakkan pada erlenmeyer kemudian diuapkan atau dievaporasi agar
kandungan kloroform pada larutan hilang dan H2O sehingga diperoleh eugenol yang bebas
dari pelarutnya dan diperoleh residu hasil isolasi eugenol dari minyak cengkeh. Titik didih
kloroform yaitu 61oC, sehingga pemisahan dilakukan dengan cara penguapan dalam lemari
asam. Eugenol yang diperoleh ditambahkan sejumlah kecil kristal MgSO4 untuk
menghilangkan air yang mungkin masih tersisa dalam larutan, kemudian didekantasi
eugenol tersebut. Volume dan massa eugenol tidak yang dihasilkan sangat sedikit dan kecil
sekali sehingga sulit sekali untuk diambil, kemungkinan ketika pengocokan yang dilakukan
kurang lama dan efektif serta terdapat larutan eugenol yang ikut dalam larutan anorganik,
selanjutnya diberikan tambahan larutan FeCl3. Penambahan ini dilakukan untuk uji eugenol
menurut referensi berbentuk warna ungu, ketika di lakukan pada uji dengan FeCl3 terbentuk
warna ungu.
Percobaan kali ini, sebenarnya ada beberapa penambahan yang tidak dilakukan,
seperti batu didih yang dimasukkan kedalam labu untuk mengurangi terjadinya letupan saat
pemanasan berlangsung. Batu didih tidak dimasukkan karena didalam labu ukur volume air
dan bunga cengkeh hampir yang diperkirakan tidak akan terjadi letupan. Randemen yang
dihasilkan sebanyak 1,19 %. Hasil yang sangat sedikit ini juga dikarenakan mungkin proses
pengekstrakan berlangsung dengan tidak maksimal atau mungkin kurang lamanya proses
refluks karena lama refluks berpengaruh terhadap rendemen minyak cengkeh yang didapat.

Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari pembahasan di atas adalah:
1. Teknik pemisahan minyak cengkeh adalah ekstraksi padat-cair, dimana terdapat
beberapa penambahan pelarut yang memiliki sifat kepolaran berbeda sehingga efektif
dalam memisahkan suatu analit.
2. Metode ekstraksi minyak cengkeh menggunakan prinsip refluks yaitu pemanasan
campuran secara kontinue. Eugenol yang dihasilkan pada percobaan ini hanya diperoleh
sedikit, sehingga rendemen tidak bisa didapatkan. Hasil isolasi diuji dengan ditetesi
dengan FeCl3 ditandai perubahan dengan warna ungu. Rendemen yang diperoleh
sebesar 1,19 %.

Referensi
Fessenden, R.J dan Fessenden, J.S. 1982. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Guenther, E. 1990. Minyak Atsiri Jilid IVB. Jakarta: Universitas Indonesia.
Kardinan, Agus, 2005. Tanaman Penghasil Minyak Atsiri. Jakarta: Agro media Pustaka.
Oxtoby, David W. 2001. Kimia Modern. Jakarta: Erlangga.
Sciencelab. 2019. Material Safety Data Sheet of Aquades. [Serial oline]
https://www.sciencelab.com/msdsld=9927321. [diakses tanggal 10 Maret 2019].
Sciencelab. 2019. Material Safety Data Sheet of Ferric Chloride. [Serial oline]
https://www.sciencelab.com/msdsld=9925887. [diakses tanggal 10 Maret 2019].
Sciencelab. 2019. Material Safety Data Sheet of Magnesium sulfate heptahydrate. [Serial
oline]https://www.sciencelab.com/msdsld=9927219. [diakses tanggal 10 Maret 2019].
Sciencelab. 2019. Material Safety Data Sheet of Chloroform. [Serial oline]
https://www.sciencelab.com/msdsld=9927133. [diakses tanggal 10 Maret 2019].
Yuda, Winda. 2011. Eugenol Dari Minyak Cengkeh. Manado: Universitas Negeri Manado.
Saran
Proses refluks sebaiknya dilakukan lebih lama agar minyak cengkeh yang dihasilkan
lebih maksimal. Bahan juga diperbanyak agar minyak cengkeh yang diperoleh juga banyak.
Praktikan harus tepat menentukan perbedaan antara fasa polar dengan fasa non polar serta
ketika melakukan pengocokan lebih baik secara cepat dan lama agar menghasilkan eugenol
yang maksimal

Nama Praktikan
Yovita Eky Safitri (151810301048)

Anda mungkin juga menyukai