Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

GANGGUAN PERKEMIHAN
Urologis adalah dokter yang mengatasi penyakit dan gangguan pada sistem saluran
kemih. Saluran kemih dapat dibagi menjadi saluran atas (ginjal dan ureter) dan saluran
bawah (kandung kemih dan uretra). Saluran kemih atas menyaringproduk sisa metabolisme
dan menyesuaikan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Saluran kemih atas ini juga
menghantarkan urine ke saluran bawah. Saluran kemih bawah berperan sebagai area
penyimpanan hingga mikturisi (berkemih, urinasi) terjadi. Kemudian urine mengalir melalui
struktur saluran kemih bawah dan keluar dari tubuh.
Masalah umum yang mempengaruhi saluran kemih bawah adalah infeksi dan
inkontinensi. Kerusakan pada saluran bawah, meskipun jarang mengancam jiwa, dapat sangat
mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Kerusakan pada saluran kemih, atas biasanya
berasal dari obstruksi yang menyebabkan refluks (aliran balik) urine kedalam ginjal. Selain
itu, infeksi dan inflamasi dapat merusak jaringan sensitif nefron, yang menyebabkan
penurunan fungsi ginjal. Kerusakan pada saluran kemih atas dapat mengancam jiwa. Setiap
kondisi sistemik, yang mempengaruhi aliran darah akan mempengaruhi fungsi ginjal. Contoh
kondisi ini meliputi hpertensi, gagal jantung, trauma, dan perubahan pada pembuluh darah
kecil yang berhubungan dengan diabetes melitus atau penyakit kolagen/pembukuh darah.
Banyak gangguan ginjal terjadi akibat gangguan sirkulasi yang menyebabkan insufisiensi
vaskular ginjal. Adapungangguandari system perkemihansebagaiberikut :
1. Inkontinensia urine
Adalah berkemih atau keluarnya urine secara involunter. Pada pria dua otot sfingter
yang terbatas tegas mengendalikan berkemih. Sfingter internal mengendalikan lubang
kandung kemih kedalam uretra dan sfingter eksternal (otot pelvis) mengendalikan
lubang ureta dibawah prostat. Pada wanita, terdapat sedikit perbedaan antara sfingter
internal dan sfingter eksternal. Normalnya, urine dalam jumlah cukup terkumpul
didalam kandungan kemih dan menstimulasi ujung saraf tertentu yang menyebabkan
desakan untuk berkemh. Ketika individu kehilangan kontrol terhadap fungsi ini,
terjadi inkontinensia.
Jenis inkontinensia :
a. Inkontinensia transien (temporer)
Adalah inkontinensia yang dapat pulih dengan diagnosa dan terapi. Faktor yang
menyebabkan inkontinensia transien adalah faktor penunjang yang reversibel
seperti perubahan status mental, infeksi, medikasi, asupan cairan, masalah
mobilitas, atau impaksi feses. Setelah penyebab yang mencetuskan inkontinensia
yang ditemukan dan diatasi, inkontinensia biasanya pulih tanpa intervensi lebih
lanjut.
b. Inkontinensia sejati atau total
Didefinisikan sebagai rembesan urine yang hampir terus menerus terjadi. Penyebab
paling umum inkontinensia sejati pada pria adalah pengangkatan prostat melalui
pembedahan. Penyebab inkontinensia sejati lainnya adalah :
a) Cedera pada sfingter uretra eksternal pria (volunter)
b) Cedera pada perototan(otot) perineum wanita
c) Penyakit neulogenik kongenital atau didapat cedera medula spinalis
d) Anomali kongenital yang menyebabkan kandung kemih terpajan pada abdomen
bawah
e) Letak lubang uretra abnormal pada wanita (lubang berada dibagian distal leher
kandung kemih atau kedalam vagina)
f) Fistula vesikovaginalyang merupakan akibat sekunder dari keadaan seperti
cedera selama pelahiran atau pembedahan (dapat meliputi defek yang
disebabkan oleh infeksi setelah pembedahan)
g) Kanker serviks atau prostat yang infasif
h) Cedera radiasi setelah terapi kanker serviks
i) Reseksi perineum abdomen untuk kanker rektal pada pria dan wanita.
c. Inkontinensia stres
Adalah kebocoran urine setelah peningkatan tekanan intra-abdomen secara
tiba-tiba (mis,batuk, bersin, atau ketegangan fisik lainnya). Kebocoran urine dapat
berupa beberapa tetes atau semburan urine, namun klien dapat hampir selalu
memberi tahu penyedia layanan kesehatan tentang hal ini terjadi dan apa yang
mereka lakukan untuk mencegah kebocoran urine. Inkontinensia stres terutama
terjafi pada wanta yang mengalami relaksasi panggul akibat kelahiran anak,
trauma, khilangan tonus jaringan, atau penuaaan. Pria sering kali mengalami
inkontinensia setelah menjalani pembedahan pada prostat.
d. Inkontinensia refleks dan inkontinensia urgensi
Inkontinensia refleks disebabkan oleh ketidakstabilan kandung kemih akibat
adanya lesi motorik atau atau neuropati. Inkontinensia urgensi disebabkan oleh
iritasi dinding kandung kemih, kemungkinan karena komponen urine.
e. Inkontinensia overflow
Terjadi ketika kandung kemih terisi urine secara berlebihan dan tidak dapat
mengeluarkan urine tersebut karena otot destrusor tidak dapat lagi berkontraksi
( biasanya karena cedera saraf lokal, seperti pada diabetes, atau cedera medula
spunalis sentral) atau adanya sumbatan yang mencegah pengosongan urine. Contoh
obstruksi adalah hiperplasia prostat beningna (BPH), kanker prostat yang menekan
uretra, dan retensi urine pascaoperasi.
Penanganan/Terapi :
Terapi akan bergantung pada penyebab yang melatarbelakangi teerjadinya
inkontinensia urine.Terapi konsertif (media) efektif untuk kasus inkontinensia yang
lebih ringan, khusunya pada orang muda, pada klien yang berisiko pembedahan
butuk, atau ada klien yang tidak ingin mendapat terapi bedah. Terapi konsertif
meliputi penggunaan program pelatihan kembali kandung kemih, latihan kegel,
stimulasi elektrik, pessary (penopang uteri), terapi medikasi (mis, antiplasmodik
urine), manuver crede, dan kateter untuk mengosongkan kandung kemih secara
komplet(pada kasus inkontinensia yang disebabkan oleh kandung kemih neurogenik).
Terapi untuk inkontinensia overflowyang disebabkan oleh obstruksi adalah
meredakkan obstruksi; intervensi bedah mungkin diperlukan.
1. Manuver crede
Dilakukan untuk menangani inkontinensia overflow (luapan). Pada manuver
crede, penyedia layanan kesehatan memberikan tekanan yang mantap dan kuat
diatas kandung kemih. Teknik ini dilakukan dengan meletakkan tangan pada
abdomen dan menekan menggunakana tangan yang datar, mulai dari umbilikus
dan bergerak turun kebawah menuju simpisi pubis.
2. Latihan kegel
Sering digunakan sebagai terapi inkontinensia stres dan urgensi. Latihan ini
merupakan metode yang efektif dan praktis untuk menangani inkontinensia.
Latihan kegel dirancang untuk meningkatkan tonus sfingter dan membantu klien
mencegah kebocoran urine dalam perjalanan menuju kamar mandi.
3. Stimulasi elektrik
Merupakan metode lain dalam membantu klien mengencangkan otot panggul dan
mengurangi aktivitas kandung kemih yang menyebabkan inkontinensia urgensi.
Ketika impuls elektrik terjadi, otot panggul berkontraksi, ketika tidak ada impuls
yang dikirim, otot relaks.
4. Pessary
Pemasangan pessary adalah pilihan non bedah pada wanita dengan inkontinensia
urine jenis stres. Pessary adalah alat yang dimasukkan dalam vagina untuk
menopang organ panggul. Pessary dapat juga digunakan untuk bantu mendorong
leher kandung kemih tertutup, sehingga mengurangi inkontinensia.
2. Infeksisalurankemih

a. Sistitis akut
Sistitis berarti inflamasi kandung kemih. Kondisi ini mungkin lebih sering
disebut infeksi saluran kemih (urinary tract infectio, UTI). UTI adalah infeksi
yang terjadi pada suatu bagian dalam saluran kemih. Wanita lebih rentan
mengalami sistitis daripada pria karena uretra wanita lebih pendek.
Normalnya, bagian dalam kandung kemih steril, tetapi mikroorganisme dapat
masuk dari uretra melalui aliran darah, atau secara langsung melalui fistula. UTI
kemudian naik dari lubang kandung kemih ke ureter dan kedalam struktur ginjal
yang menyebabkan kompliksi ginjal yang serius, dan sering kali berlangsung
seumur hidup. Agens penyebab umum adalah staphylococcus saprophyticud,
klebsiella spp, proteus mirabilis, chslsmydia trachomatis.
Faktor yang menyebabkan klien lebih rentan terhadap UTI adalah kateterisasi
yang dapat meneruskan bakteri kedalam kandungan kemih, penyakit sistemik
(mis,diabetes) dan perubahan pada pH vagina wanita.
Tanda dan gejala :
Tanda utama infeksi saluran kemih adalah sering berkemih, disuria, hematuria,
dan komponen abnormal lain didalam urine, seperti WBC atau pus, dan kultur
urine positif. Sering kali UTI diabaikan, khususnya pada lansia atau selama
kehamilan. Klien mengeluarkan urine dalam jumlah yang sangat sedikit setiap
kali berkemih. Sensai terbakar dan nyeri menyertai berkemih, terkadang darah
terdapat dalam urine, dan klien mengeluh “perasaan berat” pada abdomen atau
perinium .
Terapi yang dapatdilakukan :
Antibiotik atau sulfonamida diproramkan berdasarkan hasil pemeriksaan
sensivitas. Analgesik ringan mungkin diperlukan selama beberapa hari. Obat-
obatan yang diberikan untuk UTI dapat menyebabkan perubahan warna urine,
misalnay, fenazopiridin hidroklorida (pyridium), suatu analgesik urine (tetapi
bukan anti biotik) menyebabkan urine tampak berwarna orange-merah.
b. Sistitis kronik
Tanda dan gejalanya meliputi sering berkemih, nokturia (berkemih pada malam
hari), dan inkontinensia; disuria tidak akan terjadi. Infeksi harus diatasi sebelum
kerusakan terjadi pada ginjal. Klien sistitis kronik sering kali akan mendapatkan
terapi antibiotik jangka panjang yang berlangsung selama 3 hingga 6 bulan.
c. Pielonefritis akut
Pielonefritis akut, inflamasi pelvis dan medula ginjal, adalah bentuk paling
umum penyakit ginjal. Piuria tampak pada urinalisis. Hal ini biasanya disebabkan
oleh dari infeksi mikroorganisme yang telah bermigrasi dari bagian tubuh yang
lain; kontaminasi Ecoli umum ditemukan. Pielonefritis dapat berasal dari infeksi
yang naik dari saluran kemih bawah tau dari kateter kemih indewelling.
Mikroorganisme juga akan mencapai ginjal melalui aliran darah, yang
menyebabkan inflamasi, idema, dan terkadang banyak abses kecil.
Tanda dan gejalanya :
Adalah awitan demam dan menggigil dalam waktu cepat, disertai nyeri panggul,
piuria, mual, muntah, dan sakit kepala. Klien dengan kondisi ini akan sangat
sakit. Jika kandungan kemih juga terinfeksi, klien akan memiliki hasrat untuk
sering berkemh, dan rasa terbakar aka menyertai berkemih. Pemeriksaan urine
akan mengungkapkan adanya bakteri didalam urine (bakteriuria) dan sel darah
putih (WBC) serta silinder.
Terapi yang bisadilakukan :
Terapi dilakukan dengan terapi antimikroba sedikitnya selama 10-14 hari.
Antibiotik, sulfonamida, atau antiseptik perkemihan diprogramkan untuk
melawan mikroorganisme penyebab yang spesifik. Jika klien mengalami mual
atau muntah, pemasangan selang IV untuk mencegah dehidrasi dapat
diprogramkan.
d. Pielonefritis kronik
Dapat terjadi jika infeksi akut berulang atau jika abstruksi mencegah aliran urine.
Ginjal menjadi rusak secara permanen, dan karena jaringan ginjal tidak dapat
digantikan, fungsi ginjal akan hilang. Pielonefritis kronik berkembang dengan
lebih lambat setelah infeksi akut awal. Kekambuhan pielonefritis sering terjadi.
Penyebabnya mungkin berhubungan dengan asbtruksi. Terapi mencakup terapi
antimikroba jangka panjang dan upaya kontinue untuk mencegah kerusakan yang
lebih besar. Pielonefritis kronik dapat berkembang menjadi gagal ginjal dan
kematian.

Tanda tanda infeksi gangguan system perkemihan :


a. Disuria
b. Sering berkemih
c. Nokturia
d. Urin keruh
e. Hematuria
f. Demam, menggigi, nyeri panggul
g. Perubahan status mental (mis,konvusi atau lansia).

3. Gangguaninflamasipada system perkemihan

a. Sistitis interstisial
Adalah penyakit kandung kemih yang dapat terjadi karena autoimun dan inflamasi.
Lapisan kandung kemih menjadi “bocor” dan memungkinkan iritan dari urine
bersentuhan dengan dinding otot kandung kemih, yang menyebabkan iritabilitas.
Penyakit ini lebih sering terjadi antara usia 20-50 tahun. Peniliti telah
mengindikasikan bahwa pria yang menderita prostatitis bakterial dapat mengalami
sistitis interstisial.
Tanda dan gejala :
Klien mengalami desakan yang sangat kuat untuk berkemih dengan sangat sering
(setiap 5-30 menit), sering kali selama beberapa hari tanpa selingi periode reda.
Klien juga dapat mengalami nyeri panggul dan nyeri saat berhubungan seksual.
Tidak seperti sistisis, berkemih biasanya tidak menyebabkan nyeri : bahkan
berkemih dapat meredakan nyeri dan spasme kandung kemih. Pria yang mengalami
masalah ini dapat mengalmi nyeri diujung penisnya dan nyeri perineal.
Karakteristik utama sisttitis interstisial adalah bahwa urine bebas dari bakteri,
meskipun klien mengalami urgensi berkemih, sering berkemih, dan nyeri. Klien
biasanya dapat mengingat waktu pasti dimulainnya gejala, dan awitan ini biasanya
berhubungan dengan UTI aatau instrumentasi kandung kemih.
Terapi yang dilakukan :
Terapi kronik ini sulit dilakukan tidak ada penyembuhan untuk penyakit ini.
Hidrodistensi dapat memperbaiki gejala dalam beberapa minggu setelah dilakukan
pertama kali, meskipun klien dapat mengalami peningkatan gejala dalam beberapa
minggu pertama setelah prosedur. Pentosan polisulfat (Elmiron) dapat membantu
mengatasi sistitis interstisial. Efek samping mayor diketahui dari pemberian
pentosan polisulfat, mliputi pendarahan, kerontokan rambut, dan murung. Cairan
harus ditingkatkan untuk membantu mengencerkan urine dan mengeluarkan
sampah toksin dari kandung kemih. Hindari cairan seperti soda, teh, atau kopi.
Terapi fisik dan teknik pengurang stres sangat membantu dalam penatalaksanaan
penyakit jangka panjang.
b. Glomerulonefritis
Adalah sekelompok penyakit yaitu ginjal mengalami kerusakan akibat inflamasi
glomerulus. Glomerulunefritis dapat terjadi karena infeksi bakteri, virus, atau
parasit akut. Gejala umum meliputi darah yang terdapat didalam urine disertai
edema umum disertai keletihan dan malaise. Infeksi streptococcus pada kulit atau
faring dapat menyebabkan inflamasi pada glomerulus, jenis inflamasi
glomerulonefritik ini dapat menyebabkan reaksi antigen dan antibodi yaitu respon
autoimun.
a) Glomerulonefritis akut
Sering muncul sekitar 2-3 minggu setelah infeksi pernapasan atas atau demam
skarletina. Organisme penyebab biasanya adalah streplococcus yang sama yang
menyebabkan “strep” tenggorokan. Bentuk glomerulonefritis ini paling sering
terjadi pada ank-anak.
Tanda dan gejala :
Klien mengalami pucat, wajah bengkak dan jaringan membengkak. Klien
sering bangun pada malam hari untuk BAK. Tanda dan gejala lainnya meliputi
sakit kepala, lekas marah, kehilangan nafsu makan, malaise umum, dan sakit
pada tubuh. Tekanan darah sering meningkat dan klien ungkin mengalami
kejang.
Terapi yang bisadilakukan :
Plasmaferesis dapat digunakan untuk glomerulonefritis yang berhubungan
dengan imun. Klien harus mempertahankan status rendah-energi, seperti
beristirahat ditempat tidur, terkadang selama beberapa minggu. Tubuh
memerlukan banyak istirahat dan seminimal mungkin mengedan pada sistem
perkemihan.
b) Glomerulonefritis kromik
Dapat terjadi sesaat setelah episode akut. Seseorang juga mungkin mengalami
nefritis kronik tanpa menyadari bahwa mereka telah menderita nefritis akut.
Glomerulonefritis kronik ini tidak jauh berbeda dengan glomerulonefritis akut
karean secara permanen merusak ginjal dengan menghancurkan nefron dan
dengan demikian mengganggu fungsi ginjal.
Tanda dan gejala
Tanda dan gejalanya seperti, malaise, albumin dalam urine, urine encer dan
berwarna pucat, anemia, hipertensi dan edema. Penyakit ini menyerang dalam
interval waktu tertentu, dapat berlangsung antara 10-30 tahun, tanda tanda
insufusiensi dapat terjadi. Pada tahap yang lebih lanjut, komplikasi meliputi
penglihatan kabur disertai kebutaan. Hidung berdarah dan perdarahan
gastrointestinal umumnya terjadi pada klien yang penyakitnya sudah mencapai
stadium terminal.
Terapi yang diberikan :
Terapi meliputi mengatasi edema menggunakan diuretik, memantau tekanan
darah, dan membatasi diet garam dan air. Protein dalam diet umumnya
diminimalkan, yang akan mengurangi jumlah pemecahan produk protein
amonia.
4. Gangguanobstruktifpada system perkemihan
Kalkuri, pertumbuhan massa, spasme ureter, ureter yang terpilin, atau jaringan parut
yang terinfeksi dapat mengobstruksi sistem perkemihan. Kelenjar prostat yang
membesar (beningna atau maligna) dapat mengganggu aliran urine. Penyebab
obstruksi lain adalah stenosis meatal, pembekuan darah, tumor, fibrosis, striktur
uretra, kandung kemih neurogenik, dan jaringan parut.
a. Hidronefrosis
Terjadi ketika obstruksi perkemihan menghambat aliran keluar ginjal.
Hidronefrosis dapat terjadi secara bertahap, parsial, atau intermiten.
Tanda dan gejala :
Dalam kondisi ini urine terbentuk, tetapi aliran urine dari ginjal terobstruksi.
Bergantung pada dimana obstruksi dapat terjadi. Jika obstruksi terjadi dalam
ureter, hanya satu ginjal yang terkena. Jika terjadi dalam uretra, kandung kemih
secar abnormal menahan ginjal dan kedua biasnya terkena. Infeksi kandung kemih
juga cenderung terjadi karena urine dibiarkan tergenang. Selain itu, urine yang
tergenang, merupakan lingkungan yang ideal untuk terbentuknya batu.
Terapi yang bisadilakukan :
Umumnya, hidronefrosis akut bersifat reversibel. Penyebab obstruksi harus
diangkat segera mungkin guna mencegah terjadinya hidronefrosis kronik.
b. Ureterolitiasis
Mencakup keadaan batu ginjal atau kalkuli ginjal. Faktor penunjang terbentuknya
batu, ahli teori meyakini bahwa infeksi, dehidrasi, asupan kalsium yang rendah
dan statis urine. Batu kalsium oksalat dan batu kalsium fosfat umumnya adalah
penyebab kalkuli. Kadar asam urat dapat meningkat dan menyebabkan
terbentuknya batu asam urat. Infeksi saluran kemih dapat berperan sebagai pemicu
terjadinya infeksi; hingga batu diangkat, infeksi akan sulit dihilangkan.
Tanda dan gejala :
Dengan adanya batu ginjal, nyeri pada area obstruksi merupakan gejala primer.
Sering kali nyeri ini disebut kolik, nyeri luar biasa yang terjadi dalam bentuk
bergelombang karena ureter mencoba untuk mendorong batu yang menghambat
keluar dari saluran perkemihan.
Terapi yang bisadilakukan :
Tindakan pencegahan yang paling penting pada pembentukan batu adalah hidrasi
yang adekuat ( 3-4 L cairan per hari). Hanya analgesik kuat yang akan meredakn
nyeri yang berhubungan dengan batu ginjal; antispasmodik juga dapat
diprogramkan. Seelah batu melewati ureter menuju kandung kemih, klien
biasanya tidak memiliki kesulitan untuk mengeluarkan batu dari tubuh melalui
urine. Jika batu tidak keluar melewati saluran ureter secar spontan, batu harus
diangkat.
5. Tumorsalurankemih

a. Kanker ginjal
Nefroma adalah kanker ginjal. Kanker ginjal memiliki 2 sisi utama yaitu tubulus
ginjal dan pelvis ginjal. Lokasi dan jenis sel kanker merupakan hal yang penting
karena prognosis dan terapi berbeda. Tumor ginjal hampir selalu maligna. Tumor
ini lebih sering terjadi pada pria. Perbedaan usia juga terjadi. Kanker ginjal
bersifat agresif, sering kali berinvasi ke aorta atau vena kava. Tumor ginjal pada
anak-anak umumnya adalah tumor Wilms.
Tanda dan gejala :
Tanda pertama dapat berupa darah didalam urine. Gejala lainnya adalah demam,
penurunan berat badan, dan malaise, massa panggul yang dapat dipalpasi dan
nyeri akan muncul kemudian.
b. Tumor kandungan kemih
Kanker kandungan kemih paling sering terjadi pada pria yang berusia 50-70
tahun. Tumor dapat tertanam pada dinding kandung kemih atau muncul sebagai
kutil kecil pada permukaan bagian dalam. Sebagian besar tumor kandung kemih
bersifat maligna.
Tanda dan gejala :
Yang paling sering dijumpai adalah hematuria yang tidak menimbulkan rasa sakit.
Kanker kandung kemih didiagnosa dengan kombinasi pindai CT, sinar-X,
sistoskopi disertai biopi, atau studi sitologi urine.
Terapi yang dilakukan :
Terapi kanker kandung kemih bervariasi bergantung pada luasnya tumor.
Karsinoma in situ dapat diatasi menggunakan kemoterapi yang dimasukkan
kedalam kandung kemih melalui kateter dan kemudian dibiarkan tetap berada di
kandung kemih selama 1 jam. Terapi dilakukan setiap minggu dan kemudian
diulangi pada interval 3 bulan selama 1 tahun.
6. Traumasalurankemih

a. Gagal ginjal
Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidka dapat lagi memenuhi kebutuhan harian dan
terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus secara signifikan. Saat fungsi ginjal
berkurang, ginjal kehilangan kemampuan mereka untuk beradaptasi terhadap
berbagai jenis asupa makan dan cairan. Pada gagal ginjal, ginjal menjadi tidak
mampu mengeluarkan produk sisa dari darah dan sel tubuh dan
mengekresikannya kedalam urine. Kondisi toksik ini dihubungkan dengan
insufisiensi ginjal dan retensi zat nitrogen dalam darah. Gagal ginjal dapat terjadi
krena cedera, penyakit ginjal, gangguan saluran kemih, atau kondisi yang
menyebabkan penurunan suplai darah ke ginjal.
Tanda dan gejala :
Oliguria umum terjadi pada fase awal gagal ginjal, oliguria terjadi ketika
haluaran urine kurang dari 400 ml dalam periode 24 jam.
Anuria, haluaran kurang dari 100 ml/per hari, juga dapat terjadi. Nilai
laboraturium serum menurun, dan kadar kreatinin serum dan BUN meningkat.
Terapi :
Selama gagal ginjal akut, studi laboraturium dilakukan dengan sering untuk
memantau kadar BUN, keratin dan natrium.

Anda mungkin juga menyukai