Anda di halaman 1dari 2

 METODA IMPLEMENTASI

Perawat menjalankan rencana asuhan keperawatan dengan menggunakan beberapa metoda


implementasi. Sebagai contoh, klien dengan diagnose keperawatan, hambatan mobilitas fisik
yang berhubungan dengan gips lengan bilateral, mungkin membutuhkan bantuan dalam
melakuikan aktifitas kehidupan sehari-hari. Klien dengan koping individual tidak efektif
yang berhubungan dengan ketakutan diagnose medis mungkin membutuhkan konseling
sebagai metoda intervensi keperawatan. Klien imobilisasi total atau disorientasi
membutuhkan intervensi keperawatan yang memberikan perawatan total klien. Metode
implementasi lainnya mencakup supervise dan evaluasi dari anggota tim perawatan
kesehatan lainnya.

Untuk setiap diagnose keperawatan perawat mengidentifikasi intervensi yang sesuai,


yang dari setiap intervensi te4rsebut membutuhkan pengetahuan teoretis spesifik dan
keterampilan klinik spesifik.

Membantu dalam Aktifitas Kehidupan Sehari-hari

Aktifitas kehidupan sehari-hari (AKS) adalah aktifitas yang biasanya dilakukan dalam
sepanjang hari normal; aktifitas tersebut mencakup , ambulasi, makan, berpakaian, mandi,
menyikat gigi, dan berhias. Kondisi yang mengakibatkan kebutuhan untuk bantuan dalam
AKS dapat bersifat akut, kronis, temporer, permanen, atau rehabilitative. Suatu penyakit akut
ditandai oleh gejala-gejala yang biasanya parah dan timbul dlam waktu yang secara relative
singkat, biasanya kurang dari 6 bulan. Suatu episode penyakit akut yang mengakibatkan
pemulihan pada suatu keadaan yang sehat dan aktifitas yang dapat dibandingkan dengan
keadaan sebelum terjadinya penyakit, berlanjut kedalam fase kronis penyakit, atau kematian.
Sebagai contoh, klien pascaoperatif yang tidak mampu untyk secara mandiri menyelesaikan
semua AKS. Sementara terus beralih melewati periode pascaoperatif, klien secara bertahap
kurang bergantung pada perawat untuk menyelesaikan AKS.

Penyakit kronik menetap lebih lama. Meskipun gejala biasanya kurang parah disbanding
pada fase akut dari penyakit yang sama, penyakit kronis dapat mengakibatkan kecacatan
komplet atau parsial. Klien dengan paralisis parsial setelah mengalami stroke mungkin
mengalami keusakan kronik yang membutuhkan bantuan AKS jangka panjang.

Kebutuhan klien akan bantuan dalam AKS mungkin brrsifat sementara, permanen, atau
rehabilitative. Dalam kasus bantuan sementara dalam AKS, klien membutuhkan bantuan
selama periode spesifik. Klien dengan kerusakan mobilitas akibat gips lengan bilateral
mempunyai kebutuhan terhadap bantuan yang bersifat sementara. Setelah gips dilepaskan,
klien akan secara bertahap kembali menjalani tanggung jawab untuk AKS. Namun demikian,
klien dengan kurang perawatan diri yang berhubungan dengan cedera ireversibel tingkat
tinggi pada medulla spinalis mempunyai kebutuhan permanen terhadap bantuan. Adalah
tidak realistic bagi perawat unt7uk merencanakan program rehabilitasi dengan tujuan bahwa
klien akan mampu secara mandiri menyelesaikan semua AKS. Namun demikian, melalui
perawatan restorative, klien akan belajar cara baru untuk melakukan AKS, sehingga menjadi
lebih mandiri dan mampu lebih baik untuk melakukan perawatan diri dirumah (lihat Bab 5).

Melalui pengkajian, perawat mengumpulkan data yang menguatkan kebutuhan bantuan


dalam AKS. Dengan perawat menganalisis data ini, diagnose keperawatan dibuat dalam
hubungannya dengan bantuan yang dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai