Anda di halaman 1dari 65

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan usaha pada era globalisasi menuntut upaya penguatan dan

membangun kemampuan baru dari pelaku usaha. Sehingga setiap bentuk usaha

yang ingin memenangkan persaingan harus memiliki keunggulan produk yang

dihasilkan serta harus lebih fleksibel. Perusahaan akan mampu bersaing apa

perusahaan tersebut mampu mengelola modal dengan baik termasuk dengan

pendanaan, pendanaan suatu perusahaan merupakan keputusan yang sangat

penting, mengingat keputusan tersebut berkaitan dengan kelangsungan hidup

perusahaan.

Kinerja merupakan gambaran hasil ekonomi yang diraih oleh perusahaan

pada periode tertentu melalu aktivitas – aktivitas perusahaan untuk mendapatkan

keuntungan secara efisien dan efektif (Sambudi, 2010). Menurut Ikatan Akuntansi

Indonesia (IAI) (2007). Kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam

mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya. Pengukuran kinerja

keuangan dapat dilakukan degan berbagai macam tehnik yaitu analisis

perbandingan laporan keuangan, analisis tren (trendensi posisi), analisis

persentase perkompenen, analisis sumber dan penggunaan modal kerja, dan

analisis rasio (Jumingan, 2006). Dari beberapa tehnik tersebut, analisis rasio

banyak digunakan untuk menilai kinerja perusahaan baik oleh investor maupun

kreditor ataupun pihak lainya.

Menurut Warsidi (2010). Analisis rasio keuangan merupakan instrumen

1
2

analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator

keuangan, yang menunjukkan perubahan dan kondisi keuangan atau prestasi

operasi dimasa lalu dan membantu menggambarkan tren pola perubahan tersebut,

untuk kemudian menunjukkan rasio dan peluang yang melekat pada perusahaan

yang bersangkutan. Bagi investor ada tiga rasio keuangan yang dominan

digunakan, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas (Fahmi,

2012:34). Dalam penelitian ini kinerja keuangan dapat diukur dengan

profitabilitas dengan indikator rasio return on asset (ROA). Rasio return on asset

(ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk meramal apakah perusahaan dapat

memberikan keuntungan dari keseluruhan aset yang dimiliki. Atas dasar penulisan

tersebut penulis tertarik untuk menggunakan rasio return on asset (ROA) dalam

penelitian ini. (Fahmi, 2012:34).

Struktur aset pun menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja

perusahaan. Aktiva atau aset adalah segala sumber daya dan harta yang dimiliki

perusahaan untuk digunakan dalam operasinya. Suatu perusahaan pada umumnya

memiliki dua jenis aktiva yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap kedua unsur aktiva

ini akan membentuk struktur aktiva. Struktur aktiva juga disebut struktur aset atau

struktur kekayaan, struktur aktiva suatu perusahaan akan tampak pada sisi kiri

neraca Bambang (2008:22).

Menurut Weston dan Brigham (2012). Bahwa struktur aset (Tangibility)

adalah komposisi relatif aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam

penelitian ini struktur aset diproksikan dengan rasio tangibilitas merupakan

perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva. Hasil penelitianya menunjukkan
3

bahwa struktur aset tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Sartono dalam

Nasution (2012). Menyatakan bahwa aset atau struktur aset adalah perbandingan

antara aktiva tetap dan total aktiva. Hasil penelitianya menunjukkan secara parsial

menunjukan bahwa struktur aset berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Dari

hasil penelitian diatas terdapat perbedaan antara keduanya.

Struktur aset sangat penting bagi perusahaan. Semakin tinggi penggunaan

hutang maka nilai perusahaan akan semakin tinggi pula. Namun penggunaan

hutang yang berlebihan dapat mengakibatkan ancaman terjadinya financial

distress juga meningkat sehingga dapat menyebabkan penurunan nilai perusahaan.

Akan tetapi, dengan meningkatkan investasi diharapkan nilai perusahaan akan

meningkat. (Djaswadi, 2015).

Struktur aset menunjukkan proporsi hutang yang di gunakan untuk

membiayai peroyek investasi sehingga dengan mengetahui struktur aset, investor

dapat mengetahui keseimbangan antara resiko dan keuntungan atas investasinya

Bambang (2011:23). Loyalitas investor juga menjadi daya tarik tersendiri bagi

suatu perusahan. Struktur aktiva merupakan variabel yang penting dalam

keputusan pendanaan perusahaan karena aktiva tetap berhubungan dengan proses

produksi perusahaan untuk mendapatkan ataupun meningkatkan laba perusahaan.

Semakin tinggi aktiva tetap yang dimiliki perusahaan akan mengoptimalkan

proses produksi perusahaan yang pada akhirnya dapat menghasilkan laba yang

maksimal. Sesuai dengan pecking order theory, perusahaan dengan laba yang

tinggi akan cenderung menggunakan dana internalnya terlebih dahulu untuk

memenuhi kebutuhan perusahaan. (Rofiqoh, 2014).


4

Investor melakukan investasi dengan harapan mendapatkan keuntungan pada

masa yang akan datang. Dengan melakukan investasi, berarti investor mengalihkan

dana yang dimiliki sekarang dan mengalihkan dana tersebut untuk berinvestasi.

Dalam melakukan investasi, investor seharusnya memperhatikan prospek di masa

depan dari investasi yang dipilih, walaupun pada dasarnya kondisi suatu investasi

tidak dapat diketahui secara pasti (Jogiyanto, 2012:33).

Berinvestasi bisa dilakukan pada beberapa pilihan, baik itu pada aset riil

ataupun pada aset finansial. Pada setiap pilihan investasi tersebut pasti terdapat risiko

yang ditanggung oleh investor, sehingga investor mengharapkan keuntungan yang

sesuai dengan risikonya. Dengan demikian, investor seharusnya dengan cermat

memilih pilihan investasi sesuai dengan risiko dan keuntungan yang ingin diperoleh.

Semakin tinggi tingkat risiko yang ditanggung, maka investor akan mengharapkan

tingkat keuntungan yang tinggi pula. Sebaliknya jika risiko yang ditanggung rendah,

maka tingkat keuntungan yang didapatkan juga rendah (Jogiyanto, 2012:34).

Bagi investor, informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan

untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di

perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Apabila kinerja perusahaan baik

maka nilai usaha akan tinggi. Dengan nilai usaha yang tinggi membuat para

investor melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan modalnya sehingga akan

terjadi kenaikan harga saham. Atau dapat dikatakan bahwa harga saham

merupakan fungsi dari nilai perusahaan. Dalam hal ini saham pada perusahaan

makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menarik minat

investor karena tingkat konsumsi masyarakat semakin meningkat sejalan degan

tuntutan kebutuhan manusia yang semakin komplek. Return saham merupakan


5

dokumen sebuah bukti kepemilikan suatu perusahaan, jika perusahaan memproleh

keuntungan maka setiap pemegang saham berhak atas pembagian laba yang

dibagikan deviden sesuai peroporsi kepemilikannya. Jika return saham suatu

perusahaan mengalami kenaikan maka investor menilai suatu perusahaan itu

berhasil mengelola usahanya. Dengan demikian investor akan lebih sering

berinvestasi atau menanamkan sahamnya pada perusahaan tersebut (Jogiyanto,

2012: 38).

Debondt dan Thaler (2000). Dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh

loyalitas investor terhadap kinerja perusahaan. Penelitian mengenai overreaction

yang paling sering digunakan sebagai dasar peneliti menemukan adanya masalah

fenomena dalam periode penelitian terjadi pembalikan (reversal) dimana saham

mengalami return yang rendah selama tiga tahun yang disebabkan oleh banyak

investor yang menjual atau melepaskan sahamnya sehingga harganya semakin

bergerak turun. Hasil penelitian menunjukkan loyalitas investor berpengaruh

negatif terhadap perusahaan selama harga saham menurun. Dan dipengaruhi

faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan terdapat hasil yang

tidak konsisten, maka dari itu peneliti tertarik melakukan penelitian kembali

dengan judul “PENGARUH STRUKTUR ASET DAN LOYALITAS INVESTOR

TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN” (Pada Perusahaan Makanan Dan

Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2016).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian maka masalah dalam


6

penelitian ini, permasalahan yang akan dibahas dalam proposal ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah struktur aset berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja

perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek Indonesia

Periode 2011-2016?

2. Apakah loyalitas investor berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja

makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek Indonesia Periode

2011-2016?

3. Apakah struktur aset dan loyalitas investor berpengaruh secara simultan

terhadap kinerja perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di bursa

efek Indonesia Periode 2011-2016?

1.3 TujuanPenelitian

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh struktur aset terhadap kinerja perusahaan

studi kasus pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di

bursa efek Indonesia Periode 2011-2016.

2. Untuk mengetahui pengaruh loyalitas investor terhadap kinerja perusahaan

studi kasus pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di

bursa efek Indonesia Periode 2011-2016.

3. Untuk mengetahui pengaruh struktur aset dan loyalitas investor secara

simultan terhadap kinerja perusahaan Studi kasus pada perusahaan

makanan dan minuman yangs terdaftar di bursa efek Indonesia Periode

2011-2016.
7

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini, diharapkan memiliki manfaat secara teoritis dan

praktis.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian dapat memberikan manfaat tambahan referensi bagi

penelitian selanjutnya mengenai pengaruh struktur aset dan loyalitas

investor terhadap kinerja perusahaan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengambilan keputusan

yang akan di ambil dari pengaruh struktur aset yang dapat digunakan

sebagai masukan dan pertimbangan bagi investor dan manager dalam

mengukur kinerja perusahaan. Penelitian ini dapat dipakai sebagai

bahan acuan dalam pertimbangan pengambilan keputusan investasi.

Dengan dana yang dimiliki, apakah nantinya investor cenderung

melakukan investasi pada perusahaan.


BABII

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengaruh struktur aset dan loyalitas investor terhadap

kinerja perusahaan telah banyak dilakukan sebelumnya. Penelitian ini berusaha

untuk meneliti lebih lanjut pengaruh struktur aset dan loyalitas investor terhadap

kinerja perusahaan. Penelitian yang dilakukan sebelumnya antara lain:

Santoso (2015). Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh struktur

aset dan loyalitas investor terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu enam tahun, yaitu mulai dari tahun 2008-2013.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal komparatif. Populasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan total populasi 143 perusahaan. Sampel

yang didapatkan sebanyak 16 perusahaan.Penelitian menggunakan metode

dokumentasi yang didapat dari laporan keuangan yang dipublikasikan di website

resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dan www.icamel.id. Tehnik

analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa struktur aset memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja perusahaan dengan nilai sig 0,000.

Wijayanti (2015) menguji loyalitas investor di lihat berdasarkan investasi

dan harga pasar saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia dengan uji

f dan uji t. hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara

8
9

loyalitas investor dan kinerja perusahaan dengan nilai sig<0,005.

Febriana (2013). Menguji kembali pengaruh struktur aset dan terhadap

kinerja perusahaan. Sampel penelitian terdiri atas 14 perusahaan yang dipilih

secara purposive sampling dari perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010. Uji asumsi klasik dan regresi linier

berganda dilakukan dengan menggunakan alat uji SPSS versi 20.0. Hasil

penelitian ini telah memenuhi syarat yakni tidak terdapat gejala

heteroskedastisitas, multikolinearitas, dan korelasi serta data yang digunakan

berdistribusi normal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur aset

berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan.

Kodrat dan Indonanjaya (2011) menguji pengaruh loyalitas investor

terhadap kinerja prusahaan degan menggunakan variabel dummy dimana jika

investor berinvestasi maka diberi secor satu (1) dan jika tidak maka secor nol (0)

degan membandingkan nilai t hitung dan t tabel degan nilai sig < 0,05 hasil

penelitianya menunjukan hasil positif terhadap kinerja perusahaan.

Nasution (2012). Menguji pengaruh struktur aset dan struktur keuangan

terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) bertujuan untuk menguji pengaruh struktur aset dan struktur

keuangan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel struktur aset dan struktur keuangan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap return on aset. Secara parsial struktur aset

berpengaruh negatif terhadap return on aset. Sedangkan variabel struktur

keuangan secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap (ROA) .


10

Hutomo (2012). Menguji pengaruh faktor likuiditas, pertumbuhan

perusahaan, dan struktur aset yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan

makanan dan minuman yang GO PUBLIC DI BEI. Berdasarkan hasil penelitian

yang menggunakan analisis regresi linier berganda maka dapat diketahui

likuididas berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan, pertumbuhan

penjualan tidak berpengaruh singnifikan terhadap kinerja perusahaan dan struktur

aset tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA).

Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan, packing order theory

memiliki beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi struktur aset dengan

variabel utama yang digunakan profitabilitas, likuiditas. Variabel-variabel

tersebut sering digunakan untuk penelitian sesuai dengan packing order

theorysebagai variabel control yaitu struktur aset dan kinerja perusahaan. Dalam

berbagai penelitian variabel-variabel ini berpengaruh secara signifikan terhadap

kinerja perusahaan dan berpengaruh terhadap pengujian packing order theory

(Yuliyanti, 2010).

Widyaningrum (2008). Tentang pengaruh struktur aset dan loyalitas

investor terhadap kinerja perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Periode tahun yang digunakan dalam penelitian ini adalah empat tahun, yaitu

mulai dari tahun 2010-2013. Penelitian ini merupakan ex post facto dengan

metode kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan metode

purposive sampling. Berdasarkan kriteria yang ada, didapatkan 96 perusahaan

yang menjadi sampel penelitian tehnik analisis data yang digunakan regresi linier

berganda. Berdasarkan hasil analisis data variabel struktur aset berpengaruh


11

positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan dengan nilai koefisien 3,283

dan signifikan sebesar 0,001. (1) Struktur aset berengaruh terhadap kinerja

perusahaan (2) Loyalitas investor berpengaruh positif terhadap kinerja

perusahaan dengan koefisien 0,087 dan signifikan sebesar 0,931. Penelitian ini

dibuktikan kembali dengan F hitung sebesar 6,665 dan nilai signifikan 0,000.

San dan Heeng (2011). Menyatakan bahwa bagi perusahaan skala besar

struktur aset hanya berpengaruh terhadap ROC dan EPS, sedangkan bagi

perusahaan skala menengah struktur aset hanya berpengaruh signifikan terhadap

operating margin, bagi perusahaan skala kecil struktur aset hanya berpengaruh

signifikan terhadap EPS. Srivastava dan Sharma (2011). Meneliti pengaruh

struktur aset terhadap kinerja perusahaan. Populasi dari penelitian ini adalah

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan sampel

dilakukan menggunakan sampel jenuh. Penelitian ini menggunakan analisis

regresi linier berganda untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur aset berpengaruh

positif terhadap kinerja perusahaan.

Dari keterangan diatas dapat di simpulkan bahwa penelitian-penelitian

tersebut memiliki persamaan dengan penelitian sekarang, persamaan penelitian

sekarang dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama menggunakan analisis

regresi linier berganda. Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan

penelitian saat ini adalah tahun penelitian.


12

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Kinerja Perusahaan

Kinerja perusahaan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang

dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba

(Dessy, 2008). Kinerja juga merupakan hal yang penting yang harus di capai

oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari

kemampuan perusahaan dalam mengalokasikan sumberdayanya. Penilaian

kinerja adalah penentuan secara priodik efektivitas operasional suatu

organisasi, bagian organisasi dengan karyawan berdasarkan sasaran, struktur

dan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan kinerja perusahaan

sendiri adalah kemampuan perusahaan dalam menjelaskan operasionalnya,

penilaian kinerja perusahaan dapat dilihat dari segi perubahaan harga saham.

Nilai perusahaan akan tercermin dari harga sebelumnya (Famali (2007) dalam

Dessy (2008).

Kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam

mengelola dan mengalokasikan sumberdayanya. Tujuan dari penilaian kinerja

adalah untuk memotivasikan karyawan dalam mencapai sasaran organisasi

dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya dan

agar membedakan hasil dan tindakan yang diinginkan. Standar perilaku dapat

berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam

anggaran

Kinerja perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

mengumpulkan atau menghasilkan keuntungan atau pengambilan sumberdaya


13

yang di investasikan pemodal merupakan indikator paling atas kekuatan

perusahaan dalam jangka panjang ( Subramayam dan Wild, 2010).

Perusahaan melakukan evalusi kinerja setiap akhir priode akuntansi.

Perusahaan yang meningkat dari periode ke periode menunjukan bahwa

perusahaan perusahaan tersebut memiliki prospek masa depan yang baik.

Kinerja perusahaan diukur menggunakan rasio profitabilitas. Rasio

protabilitas dihitung menggunakan ukuran ringkasan utama dari laporan laba

rugi (laba dan penjualan) dan neraca (aset dan ekuitas). Rasio profitabilitas

diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu rasio profitabilitas berkaitan

dengan penjualan dan rasio profitabilitas berkaitan dengan investasi (Husnan,

2011).

2.2.2 Struktur Aset

Setiap perusahaan memiliki aktiva yang berbeda-beda dalam hal

jumlah dan jenis aktiva yang dimilikinya. Hal ini berdasarkan pada berbedaan

jenis operasi atau usaha yang dilakukan oleh setiap perusahaan. Dalam

mengelola aktiva atau aset yang dimiliki oleh perusahaan seorang manajer

keuangan harus dapat menentukan besar alokasi untuk masing-masing aktiva

serta bentuk-bentuk aktiva harus dimiliki oleh perusahaan sehubungan bidang

usaha dari perusahan tersebut. Investasi yang ditanam dalam perusahaan

dapat berupa aktiva yang digunakan dalam jangka panjang yaitu aktiva tetap

maupun aktiva yang digunakan dalam jangka pendek yaitu aktiva lancar.

Suatu perusahaan akan membutuhkan aktiva dalam menjalankan setiap

kegiatannya. Aktiva tersebut harus dikelola dengan baik agar mendapatkan


14

keuntungan di masa depan. (Bambang, 2011:115).

Munawir (2011:30). Aktiva adalah sarana atau sumber daya

ekomomik yang dimiliki oleh suatu kesatuan usaha atau perusahaan yang

harga perolehannya atau nilai wajarnya harus diukur secara objektif. Menurut

Soelaiman (2007:38). Menyatakan bahwa : “Aset (harta, aktiva) adalah harta

yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam operasi perusahaan misalnya

kas, persediaan, aktiva tetap, aktiva yang tak berwujud dan lain-lain”.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktiva merupakan

sarana yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang harus dikelola dengan baik

agar mendapat keuntungan di masa depan. Setiap perusahaan memiliki aktiva

yang berbeda-beda dalam hal jumlah dan jenis aktiva yang dimilikinya. Hal

ini berdasarkan pada perbedaan jenis operasi atau jenis usaha yaang dilakukan

oleh tiap perusahaan. Dalam mengelola aktiva atau aset yang dimiliki oleh

perusahaan, seorang manajer keuangan harus dapat menentukan berapa besar

alokasi untuk masing-masing aktiva serta bentuk-bentuk aktiva yang harus

dimiliki oleh bidang usaha dari perusahaan tersebut.

Didalam suatu neraca perusahaan biasanya terdapat pengelompokan

mengenai aktiva. Menurut Baridwan (2004:20). Aktiva dibagi menjadi tiga

bagian yaitu:

a. Aktiva Lancar

Aktiva lancar yaitu aktiva yang dapat dicairkan dengan segera

untuk dijadikan uang tunai, dijual atau digunakan pada periode berikut.
15

Biasa periode satu tahun atau kurang. Djarwanto (2011;25). Membagi

aktiva lancar antara lain :

1. Kas, yaitu berupa uamg tunai dan alat pembayaran lain yang

digunakan untuk membiayai oprasi perusahaan.

2. Investasi jangka pendek (temporary investement), yaitu berupa

obligasi pemerintah, obligasi perusahaan –perusahaan industri dan

surat –surat hutang, dan saham perusahaan lain yang dibeli untuk

dijual kembali, dikenal dengan investasi jangka pendek.

3. Wesel tagih (notes receivable) yaitu tagihan perusahaan kepada pihak

lain yang dinyatakan dalam satu promes.

4. Piutang dagang (account receivable), meliputi keseluruhan tagihan

atas langganan perseroan yang timbul karna penjualan barang

dagangan atau jasa secara kredit.

5. Penghasilan yang akan diterima (accrual receivable), yaitu

penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karna perusahaan

telah memberikan jasa – jasanya kepada pihak lain tetapi

pembayaranya belum diterima sehingga merupakan tagihan.

6. Persediaan barang (inventoris), yaitu barang dagangan yang dibeli

untuk dijual kembali, yang masih ditangan pada saat penyusunan

neraca.

7. Biaya dibayar dimuka, yaitu pengeluaran untuk memperoleh jasa dari

pihak lain, tetapi pengeluaran tersebut belum menjadi biaya atau jasa

dari pihak lain yaitu belum dinikmati oleh perusahaan pada periode
16

yang sedang berjalan.

b. Aktiva tetap

Yaitu aktiva tetap yang mempunyai masa kegunaan relatif panjang,

dalam arti unsur umur ekonomisnya lebih dari satu tahun atau satu kali

masa perputaran operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual

lagi.

Seperti halnya aktiva tetap dibagi kedalam beberapa kelompok,

maka aktiva tetap juga dibagi kedalam empat kategori seperti yang

dikemukakan oleh Sukmalana (2007:41). Antara lain :

1. Tanah adalah tanah milik perusahaan yang dipakai untuk operasi

perusahaan

2. Bangunan ialah bangunan-bangunan yang dimiliki dan dipakai untuk

menjalankan kegiatan-kegiatan perusahaan, misalnya pabrik,

gudang, toko, kantor, dan sebagainya.

3. Mesin-mesin adalah termasuk mesin-mesin yang dimiliki oleh

perusahaan dan dipakai untuk beroperasi.

4. Perabotan adalah termasuk semua perabotan yang dimiliki

perusahaan dan digunakan untuk beroperasi. Pencatatan peralatan ini

ada yang digabung jadi satu ada juga yang membagi-bagi menurut

kelompok-kelompok tertentu.

5. Kendaraan. Dalam kelompok ini termasuk kendaraan milik

perusahaan yang dipakai untuk beroperasi, baik untuk angkutan

barang maupun orang.


17

c. Aktiva Lain-Lain

Aset lain-lain adalah perkiraan atau akun yang tidak dapat di

kategorikan pada harta atau aset di atas baik dalam bentuk aset tetap, aset

investasi, aset tak berwujud dan aset lancar. Contoh: Mesin rusak, uang

jaminan, harta yang masih dalam proses kepengurusan yang sah, dan

lain-lain.

Waston dan Brigham (2005:175). Struktur aset adalah “perimbangan

atau perbandingan antara aktiva dan total aktiva.” Sedangkan menurut

Syamsudin (2007:9). Struktur aset adalah “penentuan berapa besar

alokasi dana untuk masing masing komponen aktiva, baik dalam aktiva

lancar maupun aktiva tetap.” Dari pengertian di atas dapat di simpulkan

bahwa struktur aset merupakan perbandingan antara aktiva tetap dan total

aktiva. Struktur aset perusahaan memainkan peranan penting dalam

perusahaan yang memiliki aktiva tetap jangka panjang tinggi, permintaan

produk mereka tinggi, akan banyak mengunakan utang hipotik jangka

panjang. Perusahaan yang sebagian aktivanya berupa piutang dan

persediaanya yang nilainya sangat tergantung pada kelanggengan tingkat

profitabilitas tidak terlalu tergantung pada pembiayaan jangka pendek.

Menurut Wijst dan Thurik,(1993); Chittenden et al,(1996); Michalas et

al, (1999); Cassar dan Holmas,(2003); Hall et al, (2004), menunjukan

bukti hubungan yang positif antara hutang jangka panjang dan hubungan

negatif tanpa dengan utang jangka pendek.

Esperance et al (2003). Menemukan adanya hubungan yang positif


18

antara struktur aset jangka panjang dan utang jangka pendek. Pada

perusahaan manufaktur sebagaian besar dari modalnya tertanam dari aktiva

tetap, yang mengutamakan dari pendanaan internal (modal sendiri),

sedangkan pendanaan eksternal (utang) hanya sebagai pelengkap. Sementara

itu, perusahaan yang sebagaian besar dari aktivanya adalah aktiva lancar

akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dana melalui utang jangka

pendek. Baharudin (2002). Mengatakan sumber modal mana yang akan di

gunakan oleh perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa paktor

diantaranya setruktur aktiva yang dibentuk oleh perusahaan dan ukuran

perusahaan. Perusahaan yang sebagaian besar modalnya tertanam dalam

aktiva tetap, akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan modalnya dengan

modal yang bersifat permanen, yaitu modal sendiri. Sedangkan modal asing

bersifat sebagai pelengkap.

2.2.3 Loyalitas Investor

Loyalitas adalah salah satu hal yang tidak dapat dibeli dengan uang.

Loyalitas hanya bisa didapatkan, namun tidak bisa dibeli. Mendapatkan

loyalitas dari seseorang bukanlah sesuatu pekerjaan yang mudah untuk

dilakukan. Berbanding terbalik dengan kesulitan mendapatkannya,

menghilangkan loyalitas seseorang justru menjadi hal yang sangat mudah

untuk dilakukan (Halim, 2011). Menurut Oxford Dictionary (2011).

Pengertian loyalitas adalah the quality of being loyal. Jika diartikan secara

bebas, pengertian loyalitas adalah mutu dari sikap setia (loyal). Sementara
19

itu, Kamus Besar Bahasa Indonesia menerangkan pengertian loyalitas

sebagai kepatuhan atau kesetiaan.

Berikut beberapa pengertian investor dalam Tristanyo (2014) :

a. Menurut UU No. 25 Tahun 2007 arti dari penanaman modal atau

investor adalah perseorangan atau badan usaha yang melakukan

penanaman modal, dapat berupa penanaman modal dalam negeri

maupun penanaman modal dalam negeri.

b. Menurut istilah Wikipedia (2013). Investor adalah orang

perorangan atau lembaga domestik atau non domestik yang

melakakukan investasi dalam jangka pendek maupun jangka

panjang.

Investor memanfaatkan kendaraan investasi untuk mengembangkan

uang mereka. Contoh kendaraan investasi adalah saham, obligasi,

komoditas, reksa dana, futures valuta asing, emas perak dan sebagainya.

Investor biasanya melakukan tehnik maupun analisis fundamental untuk

menentukan peluang investasi yang paling menguntungkan, dan mereka

pada umumnya akan memilih meminimalkan resiko dan memaksimalkan

keuntungan (Nasarudin dan surya: 2014).

Menurut jenis investor berdasarkan profesinya terhadap resiko adalah

sebagai berikut :

a. Risk averse (menghindari resiko). Investor jenis ini memilih investasi

yang mempunyai resiko yang rendah walaupun memang tingkat

keuntugan yang didapatkan juga relative kecil.


20

b. Risk medium investor tipe ini cenderung akan memilih resiko secara

propesional. Mereka yang memilih jenis investasi yang memiliki

tingkat resiko yang sedang dan bertahap mendapatkan keuntungn yang

tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah.

c. Risk taker ini adalah jenis investor yang berani mengambil resiko.

Investor jenis ini sama sekali tidak takut kehilangan seluruh uangnya.

Mereka mengambil investasi yang mempunyai tingkat keuntungan yang

cukup tinggi tanpa memperhitungkan atau memperdulikan resiko yang

melekat pada investasi tersebut.

d. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan loyalitas investor adalah suatu

pihak baik perorangan ataupun lembaga yang berasal dari dalam negeri

maupun luar negeri yang sering melakukan kegiatan investasi secara

berulang-berulang (setia) yang bersifat jangka panjang maupun jangka

pendek.

Jumlah investor setiap tahun yang melakukan investasi dari tahun

2011- 2016 pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

setiap tahun mengalami kenaikan pada tahun 2011 jumlah investor

sebanyak 1151, tahun 2012 sekitar 2456 investor, sedangkan tahun

2013 jumlah investor sekitar 3000, pada tahun 2014 sebanyak 363.000

orang investor, tahun 2015 sebanyak 4561 investor dan pada tahun

2016 sebanyak 600.000 investor. Dari sekian banyak investor yang

berinvestasi di Bursa Efek Indonesia investor yang aktif berinvestasi

pertahun hanya 20%. Data ini diproleh dari wibsite Bursa Efek
21

Indonesia (BEI) atau www.idx.co.id. Tujuan investor dalam berinvestasi

adalah untuk memperoleh keuntungan, oleh sebab itu investor juga

perlu menghitung potensi keuntungan (Halim, 2005).

2.3 Rerangka Konseptual

Dengan melihat hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh struktur aset

dan loyalitas investor terhadap kinerja perusahaan, maka penelitian ini perlu

dilakukan untuk menguji kembali pengaruh antara struktur aset dan loyalitas

investor terhadap kinerja perusahaan.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel

independen dan dependen. Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah

kinerja perusahaan, adapun variabel independennya adalah struktur aset dan

loyalitas. Kerangka konseptual disusun untuk mempermudah pemahaman

penelitian. Berdasarkan definisi-definisi konsep, landasan teori serta hasil

penelitian terdahulu, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Gambar 2.1
Model Penelitian

Struktur asset H1
(X1)

Kinerja perusahaan
(Y)
H2

Loyalitas investor
(X2) H3

Keterangan:
22

: Pengaruh Parsial

: Pengaruh Simultan

2.4 Pengembangan Hipotesis Penelitian

Pengembangan hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

struktur aset dan loyalitas investor terhadap kinerja perusahaan (Studi kasus pada

perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek Indonesia Periode

2011-2016).

2.4.1 Pengaruh Struktur Aset Terhadap Kinerja Perusahaan

Struktur aset (Tangibilitas) merupakan faktor yang penting dalam

keputusan pendanaan perusahaan, karena aset-aset tidak berwujud

(Tangibilitas asset) bertindak sebagai jaminan dan memberikan jaminan

bagi para pemberi jaminan dalam hal terjadinya kesulitan keuangan.

Perushaan yang mempunyai aktiva tetap jangka panjang lebih besar, maka

perusahaan tersebut akan banyak mengunakan hutang jangka panjang,

dengan harapan aktiva tersebut dapat digunakan untuk menutup tagihanya,

sebaliknya perushaan yang sebagian besar aktiva yang dimilikinya berupa

piutang dan persediaan barang maka perusahaan tersebut sangat tergantung

pada kelanggengan tingkat profitabilitas masing-masing perusahaan.

Widyaningrum (2008). Menunjukkan bahwa struktur aset berpengaruh

positif dan singnifikan terhadap kinerja perusahaan dengan nilai koefisien

3,283 dan signifikan sebesar 0,001. San dan Heeng (2011). Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa struktur aset berpengaruh terhadap

kinerja perusahaan.
23

Dari uraian diatas, maka hipotesis yang dapat diambil adalah

HI : Struktur aset berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja


perusahaan.

2.4.2 Pengaruh Loyalitas Investor Terhadap Kinerja Perusahaan

Investor institusional sering disebut sebagai investor yang canggih

sop histicated, (Siregar dan Utama, 2006). Investor institusional memiliki

keahlian yang lebih dibandingkan dengan investor individu, terutama

pemegang saham institusional mayoritas atau diatas 5%, (Winanda, 2009).

Investor juga memiliki proporsi kepemilikan dalam perusahaan,

sehingga investor pun terkena dampak langsung dari baik buruknya kinerja

perusahaan. Kinerja perusahaan yang baik akan menyebabkan keuntungan

dan kinerja yang buruk akan menyebabkan kerugian bagi investor. Bagi

investor yang baru akan menanamkan sahamnya pada perusahaan, tren

kinerja perusahaan penting untuk melihat prospek perusahaan di masa

depan. Informasi kinerja perusahaan merupakan salah satu alat untuk

menentukan di perusahaan mana seorang investor akan berinvestasi. Jika

suatu perusahaan dinilai bagus dan biasa memberikan keuntungan bagi

investor maka investor akan lebih sering (setia) berinvestasi kepada

perusahaan tersebut. Dengan demikian kinerja perusahaan juga akan lebih

ditingkatkan. (Hanafi dan Halim, 2007).

Febriana (2013). Hasil penelitianya menunjukkan bahwa loyalitas

investor berpengaruh positif terhadap kinerja perusahan. Santoso (2015).

Hasil penelitianya menunjukkan bahwa loyalitas investor berpengaruh

positif terhadap kinerja perusahaan dengan nilai sing<0,005.


24

Dari uraian di atas, maka hipotesis yang dapat diambil adalah:

H2: Loyalitas investor berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja

perusahaan

3.4.3 Pengaruh Struktur Aset Dan Loyalitas Investor Terhadap


Kinerja Perusahaan
Widyaningrum (2008). Hasil penelitianya menggunakan analisis data

regresi linier berganda menunjukkan bahwa struktur aset berpengaruh

positif terhadap kinerja perusahaan.San dan Heeng (2011). Hasil

penelitianya menunjukkan bahwa struktur aset berpengaruh positif

terhadap kinerja perusahaan.(Yuliyanti, 2010). Menguji pengaruh struktur

aset terhadap kinerja perusahaan menggunakan packing order theory hasil

penelitianya menunjukkan positif. Sedangkan Febriana (2013). Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa loyalitas investor berpengaruh positif

terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini didukung oleh Santoso (2015).

Hasil penelitianya menunjukkan bahwa loyalitas investor berpengaruh

positif terhadap kinerja perusahaan dengan nilai sing<0,05

Jadi berdasarkan hasil penelitian sebelumnya maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut.

H3: Struktur aset dan loyalitas investor secara simultan berpengruh

positif terhadap kinerja perusahaan.


25
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Klasifikasi Dan Definisi Operasional Variabel Penelitian

3.1.1 Klasifikasi Variabel Penelitian

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2015:38). Adalah segala sesuatu

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari,

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian di tarik

kesimpulannya. Berdasrkan hipotes yang diajukan, maka variabel yang

akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)

(Sugiyono, 2011:39).

Varibel bebas dalam penelitian ini terdiri dari, struktur aset (X1),

loyalitas investor (X2)

b. Variabel terikat (dependen variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat,karna adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011:40).

Variabel terikat dalam peneltian ini adalah Kinerja perusahaan (Y)

3.1.2 Definisi Operasional Variabel

Operasional variabel yaitu suatu definisi yang diberikan pada

sebuah variabel dengan cara memberikan atau menspesialisasikan

25
27

kegiatan yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Nazir, 2011

:152).

1. Struktur Aset

Struktur Aktiva atau Fixed Asset Ratio (FAR) dan dikenal juga

dengan tangible aset merupakan rasio antara aktiva tetap perusahaan

dengan total aktiva. Total aktiva tetap diketahui dengan menjumlahkan

rekening-rekening aktiva tetap berwujud perusahaan seperti tanah,

gedung, mesin dan peralatan, kendaraan dan aktiva berwujud lainnya

kemudian dikurangi akumulasi penyusutan aktiva tetap (Weston,

2005:173).

Pengukuran struktur aset dapat dilakukan dengan menggunakan

rumus:

𝐹𝑖𝑥 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑖𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = x 100
Total aset

(Weston dan Brigham, 2005:175).

Ket :

Ratio tangibility : Struktur aset

FIX ASSET : Aset tetap

TOTAL ASET : Jumlah aset tetap dan aset lancar

2. Loyalitas Investor

Menurut Hasan (2010). Loyalitas investor didefinisikan sebagai

seseorang yang berinvestasi secara teratur dan berulang-ulang (setia). Hal

ini dikarenakan dengan loyalitas diharapkan perusahaan akan

mendapatkan keuntungan jangka panjang atas hubungan mutualisme


28

yang terjalin dalam kurun waktu tertentu. Setiap investor yang

melakukan investasi penerapan strategi adalah hal yang paling penting

yang harus dilakukan investor yaitu strategi yang mampu

mengembalikan biaya yang paling efektif untuk memperoleh aset

keuangan yang diinginkan (Jogiyanto, 2011). Pendekatan yang di

lakukan untuk mengukur variabel ini yaitu dengan menggunakan variabel

dummy di mana jika:

 Jika investor melakukan investasi maka diberi score 1

 Jika investor tidak melakukan investasi maka diberi score 0

3. Kinerja Perusahaan

Sutrisno (2012:218). Kinerja perusahaan adalah kemampuan

perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sutrisno

(2012:229). Kinerja perusahaan di ukur menggunakan rasio Return

OnAset (ROA) yang didapatkan dari laporan keuangan tahunan

perusahaan makanan dan minuman selama periode penelitian.Kinerja

perusahaan dapat dirumuskan berikut:

Laba Bersih
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 = x 100%
Total Aset

3.2 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu suatu proses

menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat

menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur aset dan loyalitas investor terhadap

kinerja perusahaan (Sugiyono, 2013:10).


29

3.3 Populasi Dan Sampel/Obyek Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi adalah jumlah dari semua obyek dari individu yang akan diteliti,

dimana obyek tersebut memiliki karaktistik tertentu, jelas dan lengkap

(Setiawan, 2005:140). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) periode 2011-2016. Adapun jumlah populasi dari penelitian ini yaitu

berjumlah 18 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

Tabel 3.1
Populasi perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI
periode tahun 2011-2016.

No. Kode Saham Nama Emiten


1 AISA Tiga Pilar Sejahtra food Tbk, PT
2 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk, PT
3 CAMP Campina Ice Cream Industry Tbk, PT
4 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk, PT
5 CLEO Sariguna Primatirta Tbk, PT
6 DLTA Delta Djakarta Tbk, PT
7 HOKI Byung Poetra Sembadu Tbk, PT
8 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT
9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk, PT
10 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk, PT
11 MYOR Mayora Indah Tbk, PT
12 PCAR Prima Cakrawala Abadi Tbk, PT
13 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk, PT
14 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk, PT
15 SKBM Sekar Bumi Tbk, PT
16 SKLT Sekar Laut Tbk, PT
17 STTP Siantar Top Tbk, PT
18 ULJT Ultrajaya Milk Industry Tbk, PT
Sumber :www.idx.co.id
30

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti oleh peneliti.

Menurut Sugiyono (2015:28) Sampel adalah bagian dan jumlah karaktristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut sehingga sampel merupakan bagian dari

populasi yang ada sehingga untuk pengambilan sampel menggunakan cara

tertentu yang didasarkan oleh pertimbangan-pertimbangan yang ada.

Sampling Purposive adalah Tehnik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 6 perusahaan.

Beberapa kriteria sampel yang ditentukan oleh peneliti dalam

pengambilan sampel adalah:

1. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode tahun 2011-2016.

2. Perusahaan makanan dan minuman yang menerbitkan laporan

keuangan periode tahun 2011-2016.

3. Perusahaan yang didelisting.

Berdasarkan kriteria tersebut didapatkan pemilihan sampel sebagai


berikut:
Tabel 3.2
Kriteria Sampel Penelitian

No Keterangan Jumlah
1 Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di 18
Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2016.
2 Perusahaan makanan dan minuman yang tidak (10)
menerbitkan laporan keuangan tahun 2011-2016.
3 Perusahaan yang delisting (2)
Sampel 6
Sumber :www.idx.co.id
31

Tabel 3.3
Daftar Perusahaan Yang Menjadi Sampel Dalam Penelitian

No Kode Saham Nama Emitmen


1 AISA Sariguna Primatirta Tbk.
2 DLTA Delta Djakarta Tbk,PT
3 ICBP Buyung Poetra Sambada Tbk,PT.
4 MLBI Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.PT
5 MYOR Mayora Indah Tbk,PT
6 SKLT Prima Cakrawala Abadi Tbk.PT
Sumber: BEI Publikasi

3.4 Jenis Dan Sumber Data

3.4.1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data penelitian yang berupa angka-angka

dan analisis menggunakan stastistik (Sugiyono, 2013;7).

b. Data Kualitatif

Disebut sebagai data kualitatif karena data yang terkumpul dan alat

analisanya lebih bersifat kualitatif (Sugiyono, 2013;8).

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif

atau data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur

makanan dan minuman waktu 2011-2016 yang diproleh dari wibsite

Bursa Efek Indonesia (BEI) atau www.idx.co.id.

3.4.2. Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi

mengenai data. Sumber data terdiri dari :

a. Data Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data (Sugiyono,2016).


32

b. Data Sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen

(Sugiyono, 2016).

Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data skunder

yaitu berupa laporan keuangan perusahaan sektor perbankan. Data ini

diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan alamat

www.idx.co.id

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data digunakan dengan cara teknik dokumentasi.

Teknik dokumentasi dilakukan dengan cara penyalinan data pengarsipan data-data

dari sumber-sumber yang tersedia yaitu data sekunder yang dapat diperoleh dari

akses website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Data tersebut berupa

laporan keuangan tahunan perusahaan pada sektor manufaktur makanan dan

minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.6 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda sebagai

alat analisis dengan aplikasi SPSS, dipilih karena dapat menyimpulkan secara

langsung mengenai pengaruh masing-masing variabel bebas yang digunakan

secara parsial ataupun secara bersama-sama.

3.6.1 Deskripsi Statistik Penelitian

Deskripsi statistik penelitian merupakan bidang ilmu statistik yang

mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan, dan penyajian data

dalam bentuk yang mudah dibaca sehingga memberikan informasi


33

tersebut lebih lengkap. Statistik deskriftif hanya berhubungan dengan hal

yang menguraikan atau memberikan keterangan mengenai suatu data

atau keadaan, fenomena, dengan kata lain hanya melihat gambaran secara

umum dari data yang didapatkan. Data yang disajikan deskriptif biasanya

dalam bentuk ukuran pemusatan data juga dapat disajikan dalam bentuk

salah satunya tabel, mean, diagram pareto.

3.6.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik yang dipergunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik

regresi linier berganda (multiple regresion analisys). Regresi linier

berganda yaitu untuk menganalisis seberapa besar pengaruh antara

beberapa variabel independen atau bila jumlah variabelnya minimal dua

(Sugiyono, 2012:278). Bentuk persamaannya dapat dijabarkan sebagai

berikut:

Y= a+β1X1+β2X2+e

Dimana :

Y = Kinerja Perusahaan

X1 = Struktur Aset

X2 =Loyalitas Investor

a = Konstanta

β1- β2 = Koefisien Regresi

e = Kesalahan Residual (error).


34

3.6.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa dalam penelitian

tidak terdapat multikoliniearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas, serta

terdistribusi secara normal.

Sebelum dilakuan Uji Asumsi, terlebih dahulu harus dipenuhi syarat uji

asumsi klasik sbb:

1. Uji Normalitas

Menurut Priyatno (2012:144) uji normalitas digunakan untuk menguji

apakah nilai residual yang dihasilkan berdistribusi normal atau tidak

Dalam hal ini untuk mengetahui apakah distribusi residual terdistribusi

normal atau tidak. Data terdistribusi normal jika signifikansi Kolmogorov-

Smirnov (K-S)>0,05.

a. Jika nilai sig (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data normal.

b. Jika nilai sig (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak normal.

2. Uji Multikoleniaritas

Menurut Ghozali (2013:105) multikolinearitas adalah keadaan

dimana pada model ditemukan korelasi sempurna atau mendekati

sempurna antara variabel independen. Mendekati adanya masalah

multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat tolerance value dan

variance inflation factor (VIF) serta besaran korelasi antara variabel

independen. Regresi yang bebas dari masalah multikolinearitas memiliki

nilai VIF dibawah angka 10 dan nilai tolerance diatas angka 0,1.
35

4. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2013:105) uji heteroskedastisitas dilakukan untuk

mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

uji glejser, jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan

absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Sebaliknya jika nilai signifikansi antara independen dengan absolut

residual kurang dari 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas.

5. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah sebuah kasus khusus dari korelasi. “korelasi”

menunjukan hubungan dua atau lebih variabel yang berbeda maka “autokorelasi”

menunjukan hubungan antara nilai-nilai yang berurutan dari variabel yang sama

(Gunawan, 2007:213). Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

suatu model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).

Autokorelasi timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu

observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtun waktu

(time series). Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya

autokorelasi antara lain dengan Uji Durbin-Watson (DW test) (Ghozali, 2009).

Hipotesis yang akan diuji adalah :

H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0)

HA : ada autokorelasi (r ≠ 0)

Ketentuan pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat

pada tabel berikut :


36

Tabel 3.4. Uji Durbin Watson

Hipotesis nol Kesimpulan Jika


Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif Nodeciesion dl ≤ d ≤ du
Tidak ada autokorelasinegatif Tolak 4 – dl < d< 4
Tidak ada autokorelasinegatif No decision 4 – du ≤ d ≤ 4-dl
Tidak ada autokoelasi positif atau Tidakditolak du <d < 4- du
negative
Sumber: Ghozali, 2013

1. Bila nilai DW antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du) maka

autokorelasi = 0, berarti tidak ada autokorelasi.

2. Bila nilai DW lebih rendah dari batas bawah atau lower bound (dl)

maka koefisien korelasi autokorelasi > 0, berarti ada autokorelasi

positif.

3. Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien < 0, berarti ada

autokorelasi negatif

4. Bila nilai DW terletak di antara du dan dl atau DW terletak antara (4-

du) dan (4-dl) maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.6.4 Uji Hipotesis

Sugiyono (2015:63) berpendapat bahwa hipotesis adalah jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitin, dimana rumusan

masalah penelitian di rumuskan dalam bentuk pertanyaan, dikatakan

sementara jawaban yang berkaitan hanya didasarkan pada teori relevan,

belum didasarkan pada fakta empiris yang diproleh melalui

pengumpulan data. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah uji signifikansi parameter individual (uji statistik t) dan uji

signifikan simultan (uji statistik F).


37

1. Uji Signifikan Parameter Individual ( Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen rumus yang digunakan yaitu:

X –μ
t=
s
√n

Ket :

t : Nilai t hitung

X : Nilai rata-rata sampel

μ : Nilai rata-rata populasi

s : Deviasi standar sampel

n : Jumlah anggota sampel

Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah suatu parameter (bi)

sama dengan nol. Dengan standar pengujian yaitu:

Nilai t hitung< t tabel dan nilai signifikansinya > 0,05 maka artinya

Ha ditolak dan H0 diterima.

Apabila nilai t hitung> t tabel dan nilai signifikansinya < 0,05 maka

artinya Ha diterima dan H0 ditolak (Ghozali, 2013).


38

2. Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah sebuah

variabel independen atau bebas yang dimaksudkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen

(terikat), makadapat di uji dengan menggunakan rumus Uji stratistik F:

S12
F=
S22

Ket:

F = Nilai F hitung

S12 = Nilai varian terbesar

S22 = Nilai varian terkecil

Hipotesis nol (H0) yang hendak di uji adalah apakah sebuah parameter

dalam modal sama dengan nol, atau :

Nilai F hitung< F tabel dan nilai signifikansinya > 0,05 maka artinya Ha

ditolak dan H0 diterima.

Apabila F hitung> F tabel dan nilai signifikansinya <0,05 maka artinya

Ha diterima dan H0 ditolak (Ghozali, 2013).

3. Koefisien Determinasi (R2)

R2 adalah perbandingan antara variasi (Y) yang dijelaskan oleh (X1)

dan (X2) secara bersama sama dan disebanding degan variasi total Y.

Jika selain (X1) dan (X2) semua variabel diluar model yang diwadahi

dalam E dimasukkan ke dalam model maka nilai R2 akan bernilai 1. Ini


39

berarti seluruh variasi (Y) dapat dijelaskan oleh variabel penjelas yang

dimasukkan kedalam model (Sugiyono, 2011:34).


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI)

Bursa Efek Indonesia merupakan bursa saham yang dapat memberikan

peluang investasi dan sumber pembiyaan dalam upaya mendukung

pembangunan ekonomi nasional. Bursa Efek Indonesia berperan juga dalam

upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan

pasar modal Indonesia yang stabil. Sejarah bursa efek Indonesia berawal dari

berdirinya bursa efek di Indonesia pada abad ke-19 pada tahun 1912, dengan

bantuan pemerintah kolonial Belanda dan bertempat di Batavia yang saat ini

bernama Jakarta. Bursa Batavia sempat ditutup selama perang dunia I dan

dibuka kembali pada 1925. Selain bursa Batavia pemerintah Belanda juga

mengopersaikan bursa paralel di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan

bursa ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan kekuasaan oleh tentara

Jepang di Batavia.

Pada tahun 1952 tujuh tahun setelah Indonesia merdeka, Bursa saham

dibuka kembali dengan memperdagangkan saham dan obligasi yang diterbitkan

oleh perusahaan-perusahaan Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan bursa

saham kemudian terhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan program

nasionalis pada tahu 1956. Tidak sampai 1977, bursa saham kembali dibuka

dan ditandatangani oleh badan pelaksana pasar modal (BAPEPAM) yang

merupakan institusi dibawah naungan.

38
41

Bursa Efek Indonesia membagi kelompok industri-industri perusahaan

berdasarkan sektor-sektor yang dikelolanya terdiri dari: sektor pertanian, sektor

pertambangan, sektor industri dasar kimia, sektor aneka industri, sektor industri

barang konsumsi, sektor properti, sektor infrastruktur, sektor keuangan, dan

sektor perdagangan jasa investasi.

Dalam pelaksanaanya Sektor Industri Barang Konsumsi terbagi menjadi

lima macam yaitu subsektor makanan dan minuman, subsektor Rokok,

subsektor Farmasi, subsektor kosmetik dan keperluan rumah tangga, subsektor

peralatan rumah tangga. Dalam hal ini penulis hanya membahas subsektor

Perusahaan Makanan dan Minuman (Food & Beverages) yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2016 yang mana merupakan sampel

dari penelitian ini.

1. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA)

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk merupakan perusahaan multinasional

yang memproduksi makanan yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan

ini didirikan pada tahun 1959. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-

macam bahan makanan. Pada tahun 1959, almarhum Tan Pia Sioe mendirikan

bisnis keluarga yang nantinya berkembang menjadi PT Tiga Pilar Sejahtera

Food, Tbk (TPS-Food). Sebuah Bisnis keluarga yang memproduksi bihun

jagung dengan nama Perusahaan Bihun Cap Cangak Ular di Sukoharjo, Jawa

Tengah. Sampai hari ini, kultur manajemen yang erat seperti sebuah keluarga

adalah salah satu nilai yang terus dipertahankan oleh generasi ketiga dari sang

pendiri.
42

Untuk memenuhi permintaan pasar akan produk-produk makanan yang

terus tumbuh, PT Tiga Pilar Sejahtera didirikan pada tahun 1992 dan menjadi

perusahaan publik pada 2003. TPS-Food selalu menekankan pentingnya produk

yang berkualitas dan memberikan nilai tambah kepada konsumen. Berbekal

pengalaman yang panjang, tradisi, serta loyalitas konsumen; TPS-Food berhasil

meraih posisi sebagai produsen mi kering dan bihun terdepan di pasar

Indonesia. Komitmen TPS-Food untuk menghasilkan produk yang terbaik,

diterima oleh pasar, dan berkualitas tinggi dibuktikan dengan diperolehnya

sertifikat ISO 9001:2002, HACCP, dan sertifikasi Halal. Standar produksi yang

tinggi dan jaringan distribusi yang luas memperkuat PT Tiga Pilar Sejahtera

Food Tbk sebagai salah satu pilihan konsumen.

2. PT Delta Djakarta Tbk (DLTA)

Perusahaan PT. Delta Djakarta, Tbk didirikan dalam rangka Undang-

undag Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 yang telah diubah

denganundang-undang No.11 tahun 1970 berdasarkan akta pendirian No. 35

tanggal 15 Juni 1970 dari Abdul Latief, SH, notaris di Jakarta. Akta

pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam

surat Keputusan No. J.A 5/75/9 tanggal 26 April 1971. Perusahaan dan

pabriknya berlokasi di Bekasi Timur dan mulai beroperasi sejak tahun 1933.

Kegiatan utama perusahaan yaitu memproduksi dan menjual bir pilsener dan

bir hitam dengan merek "Anker", "Carlsberg", "Sam Miguel", "Kuda Putih",

"San Mig Light", "sodaku", dan "Soda Ice". Komisaris Utama PT. Delta

Djakarta, Tbk bernama Ir. Tubagus Muhammad Rais dan direktur utama

bernama Roberto D. De Leon.


43

Pada tahun 1984. Perusahaan memiliki kepemilikan langsung sebesar

90% pada PT. Jangkar Delta Indonesia yang bertindak sebagai distributor

dari produk perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan

Pengawasan Pasar Modal (BAPEPAM) untuk melakukan penawaran umum

atas saham perusahaan kepada masyarakat dan pada tanggal 27 Februari

1984, sejumlah 347.000 saham perusahaan dengan nilai nominal Rp 1.000

per saham telah dicatat di Bursa Efek Jakarta yang kini Bursa Efek

Indonesia sebagai hasil dari penawaran kepada masyarakat Indonesia.

3. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (ICBP)

Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk didirikan pada tanggal

14 Agustus 1990 dengan nama PT. Panganjaya Intikusuma, Berdasarkan

Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 228 dan disahkan oleh Menteri

Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 611 tanggal 11

Februari 1992. Ruang lingkup kegiatan perusahaan terdiri dari antara lain

produksi Mie, Penggilingan gandum, Kemasan, jasa manajemen, serta

penilitain dan pengembangan.

Saat ini perusahaan terutama bergerak dibidang produksi mie dan

penggilingan gandum menjadi tepung terigu. Kantor pusat perusahaan

berlokasi di Sudirman, Kav 76-78, Jakarta, Indonesia. Sedangkan pabriknya

berlokasi di berbagai tempat di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan

Sulawesi. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1990.

Dewan Komisaris utama bernama Manuel V. Pangilinan dan Direktur

Utama bernama Anthoni Salim. Pada tahun 1994 perusahaan melakukan


44

penawaran umum 21,0 juta saham baru kepada masyarakat dengan harga

penawaran sebesar Rp. 6200 per saham. Pada tahun 1997, jumlah modal

dasar perusahaan meningkat dari 2 miliar saham menjadi 6 miliar saham.

4.PT Mayora Indah Tbk (MYOR)

Perusahaan PT. Mayora, Tbk didirikan dengan Akta No. 204 tanggal 17

Februari 1977 dari Poppy Savitri Parmanto, S.H., pengganti dari Ridwan

Suselo, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh

MenteriKehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 81

Y.A.5/5/14 tanggal 3 Januari 1978. Sesuai dengan pasal Anggaran

Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan adalah menjalankan

usaha dalam bidang industri, perdagangan serta agen / perwakilan. Saat ini

perusahaan menjalankan bidang industri makanan, kembang gula dan

biscuit dan menjualnya di pasar lokal serta pasar luar negeri. Perusahaan

mulai menjalankan usahanya secara komersial pada bulan Mei 1978. Kantor

pusat perusahaan terletak di Gedung Mayora, Jl. Tomang Raya No. 21-23

Jakarta sedangkan pabriknya berada di Tangerang dan Bekasi. Perusahaan

memiliki 5 anak perusahaan yang bergerak dibidang yang sama. Komisaris

Utama bernama Jogi Hendra Atmadja dan Direktur Utama bernama

Gunawan Atmadja. Pada tanggal 25 Mei 1990 persahaan memperoleh

persetujuan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat

Keputusan No. SI-109/SHM/MK.10/1990 untuk melakukan penawaran

umum atas 3.000.000 saham perusahaan seharga Rp. 1000 per saham

kepada masyarakat. Pada tanggal 16 Oktober 1992 perusahaan memperoleh


45

pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawasan Pasar Modal (BAPEPAM)

dengan Surat Keputusan No. S-1710/PM/1992 untuk melakukan penawaran

umum terbatas atas 63.000.000 saham perusahaan kepada pemegang saham.

5. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (SPDN)

Merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi makanan dan

karet remah yang bermarkas di Jakarta, Indonesia dengan lokasi pabrik yang

tersebar di Palembang, Surabaya, Lampung, Singaraja, Curup serta

Makassar. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1984 dan melakukan

penjualan saham perdana di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1994.

Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam bahan makanan

seperti buah-buahan dan sayur-sayuran juga karet remah sebagai bahanbaku

untuk industri ban.Produk yang dihasilkan oleh PT Prasidha Aneka Niaga

Tbk adalah kopi, remah-remah karet, ketela pohon (chip dan butir), coklat,

lada hitam dan panili. Desember 1993 perusahaan mempunyai 7 kegiatan

usaha, membeli outright. Perusahaan ini terdiri dari: PT Aneka Bumi

Kencana, menghasilkan kopi, lada hitam dan vanili dengan satu pabrik

bertempat di bandar lampung; PT Aneka Bumi Kencana, menghasilkan kopi

dan coklat dengan pabrik di Surabaya dan Ujung pandang; PT Surabaya

pelletting, menghasilkan ketela pohon memotong dan butir dengan satu

pabrik di Surabaya; Bali PT Tirta Harapan, menghasilkan kopi dan panili,

dengan satu pabrik di Singaraja; PT Aneka Bumi Pratama menghasilkan

getah remah, dengan satu pabrik di palembang; dan PT Hotel Rama Palace

sebagai hotel bintang tiga dengan 148 ruangan di kuta labuh, Bali. kira-kira
46

75% penghasilan diekspor ke Jepang, Amerika Serikat, Eropa dan Afrika.

perusahaan juga 65% andil ada dari kopi industri PT Aneka.

Pada Februari 1995 perusahaan dengan 65% andil mengawali satu

gabungan perusahaan dengan ueshima coffe Co. 5% andil terbatas, korporasi

itochu 20% andil dan 10% andil untuk PT Citra Buana Tunggal Perkasa

mendirikan oleh industri PT Aneka Coffee. pada Juli 1996 perusahaan

menggabungkan perusahaan dengan Australia’s Burns Philip untuk dirikan

satu gabungan perusahaan untuk menghasilkan bubuk lada tabel. Spekulasi

akan memerlukan satu investasi dari sekitar Rp 12 miliar.

6. PT Sekar Laut Tbk (SKLT)

Sejarah PT. Sekar Laut, Tbk. berawal dari sebuah usaha di bidang

perdagangan produk kelautan di kota Sidoarjo, Jawa Timur pada tahun

1966. Kemudian berkembang menjadi usaha krupuk udang tradisional.

Dengan kegigihan usaha yang dirintis berkembang pesat dari industry

rumah tangga menjadi perusahaan penghasil krupuk.

PT. Sekar Laut, Tbk. didirikan pada 19 Juli 1976 dalam bentuk

perseroan terbatas dan kemudian terdaftar resmi sebagai badan perusahaan

di departemen kehakiman pada 1 Maret 1978.Sejak tahun 1998, PT. Sekar

Laut, Tbk. selalu menekankan diri untuk dapat memberikan nilai tambah

pada krupuk dengan mengembangkan variasi. PT. Sekar Laut, Tbk.

menghargai kekayaan alam tersebut dengan mengolahnya sebijak mungkin

sehingga menghasilkan produk makanan yang berkualitas dan menjaga

potensi alam agar kontinuitas bahan dapat dijaga. Seluruh makanan yang
47

kami produksi 100% terbuat dari bahan alami dan diproses secara higienis

sehingga menjadi makanan yang nikmat, aman dikonsumsi, sehat serta

dapat dinikmati masyarakat Indonesia dan seluruh dunia.Aneka ragam

tumbuhan dan hewan hidup di lingkungan yang subur, makmur serta kaya

akan budaya. Tanah Indonesia yang subur menghasilkan sayuran dan buah-

buahan terbaik. Lautan Indonesia pun juga terkenal kaya akan ragam ikan

dan hasil laut lainnya.

4.1.2 Deskripsi Data Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan data empiris berupa laporan

keuangan dan laporan tahunan yang telah dikeluarkan dan dipublikasikan

oleh perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2011-2016.

Deskripsi data penelitian dapat di lihat pada tabel tabulasi masing-masing

variabel dibawah ini:

a. Tabulasi Return On Asset (ROA) Tahun 2011-2016

Tabel 4.1
NO Kode Return On Aset
Emiten 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 AISA 0.042 0.066 0.069 0.006 0.015 0.016
2 DLTA 0.218 0.286 0.310 0.289 0.185 0.212
3 ICBP 0.136 0.129 0.094 0.060 0.026 0.037
4 MLBI 0.452 0.509 0.657 0.470 0.240 0.431
5 MYOR 0.073 0.089 0.104 0.398 0.112 0.104
6 SKLT 0.028 0.032 0.000 0.050 0.104 0.453
Data yang sudah diolah

Berdasarkan table 4.1 diatas dapat dilihat bahwa return on asset (ROA) yang

tertinggi pada tahun 2013 yaitu pada perusahaan MLBI sebesar 0,657 sedangkan
48

return on asset (ROA) yang terendah pada perusahaan SKLT yaitu sebesar 0,00

pada tahun 2013.

b. Tabulasi Struktur Aset Pada Tahun 2011-2016

Tabel 4.2

Kode Struktur Aset


NO
Emiten 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 AISA 0.260 0.319 0.288 0.242 0.253 0.248
2 DLTA 0.141 0.128 0.126 0.127 0.120 0.100
3 ICBP 0.170 0.216 0.228 0.234 0.237 0.256
4 MLBI 0.497 0.588 0.720 0.712 0.603 0.562
5 MYOR 0.309 0.344 0.338 0.368 0.325 0.292
6 SKLT 0.468 0.407 0.042 0.408 0.039 0.039
Data yang sudah diolah

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa struktur aset yang tertinggi pada

tahun 2014 yaitu pada perusahaan MLBI sebesar 0,720 dan struktur aset yang

terendah pada perusahaan SKLT yaitu sebesar 0,039 pada tahun 2015.

c. Tabulasi Loyalitas Investor Tahun 2011-2016

Tabel 4.3
Kode Loyalitas Investor
Emiten
No 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 AISA 1 1 0 1 0 0
2 DLTA 1 1 1 1 1 1
3 ICBP 0 0 0 0 0 0
4 MLBI 1 0 1 1 0 0
5 MYOR 1 1 1 0 1 0
6 SKLT 1 1 1 1 1 1
Jumlah 5 4 4 4 3 3

Berdasarkan table 4.3 diatas dapat dilihat bahwa loyalitas investor setiap

perusahaan bervariasi selama tahun 2011-2016. Adapun beberapa perusahaan


49

yang setiap tahunnya yang terjadi loyalitas investor pada perusahaan DLTA dan

SKLT dan tidak terjadi loyalitas investor pada perusahaan ICBP, SPDN.

4.2 ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.2.1 Deskripsi Statistik Penelitian

Tabel 4.4

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

X1 36 .039 .720 .2987 .17956


X2 36 .00 1.00 .6111 .49441
Y 36 .00 .657 .1806 .17405
Valid N (listwise) 36

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat sebagai berikut:

a. variabel struktur aset (X1) menunjukkan nilai minimum sebesar 0,039 dan

nilai maximum sebesar 0,720 dengan nilai rata-rata sebesar 0,2987 dan

Std. Deviation sebesar 0,17956. Nilai Std. Deviation lebih besar dari pada

nilai mean 0,17956>0,2987 maka dapat dikatakan bahwa data ini baik

untuk diolah.

b. variabel loyalitas investor (X2) menunjukkan nilai minimum sebesar 0,00

nilai maximum sebesar 1,00 dengan nilai rata-rata sebesar 0,6111 dan Std.

Deviation sebesar 0,49441. Nilai standar deviation lebih besar dari nilai

mean 0,49441>0,6111 maka data ini dapat dikatakan baik untuk diolah.

c. kinerja perusahaan (Y) yang menunjukkan nilai minimum, sebesr 0,00

dan nillai maximum sebesar 0,657 dengan nilai rata-rata 0,1806 dan Std.

Deviation sebesar 0,17405. Nilai mean lebih kecil dari std . Deviation
50

0,17405>180.6111 maka dapat dikatakan bahwa data ini baik untuk

diolah.

4.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 4.5
Hasil Uji regresi linier berganda
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .014 .064 .217 .829

X1 .455 .150 .470 3.045 .005

X2 .050 .054 .142 .923 .363

a. Dependent Variable: Y

Adapun model regresi yang terbentuk berdasarkan table 4.5 adalah sebagai

berikut:

Y=0,014+0,455X1+0,050X2

Berdasarkan pada hasil koefisien regresi linier diatas memiliki makna sebagai

berikut:

a. Nilai konstanta adalah positif 0,014 mengandung arti bahwa apabila nilai

variabel independen (struktur aset, loyalitas investor) adalah nol maka

nilai kinerja prusahaan (Y) sebesar 0,014.

b. Nilai koefisien regresi 0,455 artinya ketika nilai variabel struktur aset (XI)

naik satu satuan, maka akan meningkatkan nilai kinerja prusahaan (Y)

sebesar 0,455 satuan.

c. Nilai koefisien 0,050 artinya ketika nilai variabel loyalitas investor (X2)

mengalami kenaikan satu satuan, maka akan meningkatkan nilai kinerja

(Y) sebesar 0,050 satuan.


51

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

4.2.3.1 Uji Normalitas

Menurut Priyatno (2012:144) uji normalitas digunakan untuk menguji

apakah nilai residual yang dihasilkan berdistribusi normal atau tidak

Dalam hal ini untuk mengetahui apakah distribusi residual terdistribusi

normal atau tidak. Data terdistribusi normal jika signifikansi Kolmogorov-

Smirnov (K-S)>0,05.

c. Jika nilai sig (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data normal.

d. Jika nilai sig (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak normal.

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, maka diproleh hasil olahan

sebagai berikut:

Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 36
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .15318195
Most Extreme Differences Absolute .138
Positive .138
Negative -.104
Test Statistic .138
Asymp. Sig. (2-tailed) .080c

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Data yang diolah

Dari output diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi Asymp.sig.(2-

tailed) sebesar 0,80 karena signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,80>0,05), maka

nilai residual tersebut normal.


52

4.2.3.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2013:105) multikolinearitas adalah keadaan dimana

pada model ditemukan korelasi sempurna atau mendekati sempurna antara

variabel independen. Mendekati adanya masalah multikolinearitas dapat

dilakukan dengan melihat tolerance value dan variance inflation factor (VIF)

serta besaran korelasi antara variabel independen. Regresi yang bebas dari

masalah multikolinearitas memiliki nilai VIF dibawah angka 10 dan nilai

tolerance diatas angka 0,1.

Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinearitas

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1 (Constant)
.014 .064 .217 .829

X1 .455 .150 .470 3.045 .005 .987 1.014


X2 .050 .054 .142 .923 .363 .987 1.014
Sumber: data yang diolah

Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji

multikolinearitas menunjukkan nilai tolerance diatas 0,1 dan nilai variance

inflation faktor (VIF) kurang dari 10 untuk setiap variabel. Berdasarkan hasil uji

multikolinearitas tersebut maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel

independen dalam model regresi tidak terdapat masalah multikolinearitas dan

layak digunakan dalam penelitian ini.


53

4.2.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2013:105) uji heteroskedastisitas dilakukan untuk

mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas jika nilai signifikansi antara

variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi

heteroskedasitas. Sebaliknya jika nilai signifikansi antara independen dengan

absolut residual kurang dari 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.8
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -1.927E-17 .064 .000 1.000

X1 .000 .150 .000 .000 1.000

X2 .000 .054 .000 .000 1.000

a. Dependent Variable: ABS_RES

Sumber: Data yang di olah

Berdasarkan table 4.8 memperlihatkan bahwa hasil uji heteroskedastisitas

menujukkan nilai signifikansi semua variabel lebih dari 0,05. Berdasarkan hasil

uji heteroskedastisitas tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa variabel

independen struktur aset, loyalitas investor tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas.

4.2.3.4 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali ( 2013:110) uji autokorelasi dilakukan bertujuan untuk

mendeteksi ada tidaknya gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan melihat nilai

Durbin Watson, table 4.9 menujukan hasil autokorelasi.


54

Tabel 4.9
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .475a ,225 ,178 157,75555 2,055
a. Predictors: (Constant), x2, x1
b. Dependent Variable: Y
Sedangkan uji autokorelasi pada nilai Durbin Waston adalah 2,055.

Dengan n=36 dan K=2 di dapat nilai dl = 1.353 dan nilai du = 1.587 Nili 4-dl =

2.647, dan nilai 4-du = 2.413, dengan du<d<4-du = 1.587<2,055<2.413, maka

dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen dalam regresi tidak terdapat

masalah autokorelasi dan layak digunakan dalam penelitian ini.

4.2.4 Uji Hipotesis

4.2.4.1 Uji Statistik t

Uji T atau uji koefisien regresi digunakan untuk mengetahui variabel

independen (struktur asrt, loyalitas investor) apakah berpengaruh secara signifikan

atau tidak terhadap variabel dependen (kinerja perusahaan). Adapun langkah-

langkah pengujian t-tes sebagai berikut:

1. Membandingkan t table dan t hitung

a. Jika t hitung < t table maka H0 ditrima dan Ha ditolak

b. Jika t hitung > t table maka H0 ditolak dan Ha diterima

2. Membandingkan tingkat signifikansinya

a. Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak Ha ditrima

b. Jika signifikansi > 0,05 maka H0 ditrima Ha ditolak


55

Tabel 4.10
Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .014 .064 .217 .829

X1 .455 .150 .470 3.045 .005

X2 .050 .054 .142 .923 .363

a. Dependent Variable: Y

Berdarkan hasil uji t menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dan df=n-k-1

yaitu 36-2-1=33 maka dapat diperoleh t tabel yaitu 1.692 sehingga hipotesis

struktur aset sebagai berikut:

a. Hasil uji hipotesis 1: pengaruh struktur aset terhadap kinerja perusahaan.

Table 4.10 menunjukkan bahwa variabel struktur aset memiliki koefisien

regresi positif sebesar 0,455 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,005

degan rincian sebagai berikut:

1. Tingkat signifikansi tersebut kurang dari 0,05 (0,005<0,05)

2. Nilai t hitung lebih besar dari t tabel (t-hit>tabel=3,045>1.692)

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak Ha di terima

sehingga dapat dikatakan bahwa struktur aset berpengaruh signifikan

terhadap kinerja perusahaan.

b. Hasil uji hipotesis 2: pengaruh loyalitas investor terhadap kinerja

perusahaan
56

Tabel 4.10 menujukkan bahwa variabel loyalitas investor memiliki

koefesien sebesar 0,050 degan tingkat signifikansi 0,363 dengan rincin

sebagai berikut:

1. Tingkat signifikansi tersebut lebih dari 0,05 (0,363>0,05)

2. Nilai t hitung lebih keil dari t tabel (t-hitung>tabel=0,923<1.692)

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Ho diterima Ha ditolak

sehingga dapat dikatakan bahwa loyalitas investor tidak berpengaruh

signifikan terhadap kinerja perusahaan.

4.2.4.2 Uji Statistik F

Menurut Ghozali (2013:98) Uji F atau uji koefesien regresi secara bersama

sama digunakan untuk mengetahui apakah struktur aset dan loyalitas investor

berpengaruh secara simultan terhadap kinerja perusahaan. Adapun langkah

langkah pengujian uji F (Simultan) sebagai berikut:

1. Membandingkan F hitung dengan F table

a. Jika F hitung<F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

b. Jika F hitung >F tabel maka Ho ditolak Ha diterima

2. Membandingkan tingkat signifikansi.

a. Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

b. Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima Ha ditolak


57

Tabel 4.11
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .239 2 .119 4.801 .015b

Residual .821 33 .025

Total 1.060 35

a. Dependent Variable: Y
Predictors: (Constant), X2, X1

Ho = Struktur aset, loyalitas investor secara simultan tidak berpengaruh positif

terhadap kinerja perusahaan.

Ha = Struktur aset, loyalitas investor secara simultan berpengaruh positif terhadap

kinerja perusahaan.

Berdasarkan tabel 4.11 dapat diperoleh nilai F hitung s ebesar 4,801 dan

signifikansi sebesar 0,015>0.05. Hal ini menunjukkan bahwa struktur aset dan

loyalitas investor secara simultan tidak berpengaruh positif terhadap kinerja

perusahaan.

4.2.2.3 Hasil Uji Koefesien Determinasi (R2)

Tabel 4.12

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .475a ,225 ,178 157,75555 2,055
a. Predictors: (Constant), x2, x1
b. Dependent Variable: Y
Berdasarkan table 4.12 dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi (R

Square) sebesar 0,225 (nilai 0,225 adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi
58

atau R, yaitu 0,475 x 0,475 = 0,225 ). Hasil perhitungan diproleh besarnya

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang dapat di jelaskan

oleh model persamaan ini adalah sebesar 0,178 sama dengan 17,8% Besarnya

angka tersebut mengandung arti bahwa struktur aset dan loyalitas investor

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan sebesar 17,8%. Sedangkan sisanya

(100% - 17,8% = 0,822%) dipengaruhi oleh variabel lain diluar model regresi ini.

4.3 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pada sub bab pembahasan ini akan dibahas mengenai hal yang berkaitan

dengan jawaban hipotesis penelitian. Hasil pengujian hipotesis tersebut di jelaskan

sebagai berikut:

4.3.1 Pengaruh Struktur Aset Terhadap Kinerja Perusahaan

Dari hasil output SPSS diatas dapat di ketahui bahwa tingkat

signifikansinya untuk struktur aset sebesar 0,005 lebih kecil dari 0,05 dan t

hitung sebesar 3.045 lebih besar dari t tabel sebesar 1.692 sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel independen (struktur aset) memiliki berpengaruh

terhadap variabel dependen (kinerja perusahaan). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa struktur aset berpengaruh positif signifikan terhadap

kinerja perusahaan. Berdasarkan hasil analisis statistik dan teori dapat

dikatakan bahwa variabel struktur aset merupakan variabel yang

mempengaruhi kinerja perusahaan. Struktur aset merupakan masalah yang

penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur aset akan

mempunyai efek langsung terhadap finansial perusahaan. Secara logika ketika


59

struktur aset suatu perusahaan naik maka kinerja perusahaan juga akan ikut

meningkat.

Penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nasution

(2012) dan Santoso (2015). Penelitian yang dilakukan oleh Santoso sama-sama

meneliti tentang pengaruh struktur aset populasi yang digunakan sebanyak 143

perusahaan dan sampel yang digunakan sebanyak 6 perusahaan. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa struktur aset berpengaruh singnifikan

terhadap kinerja perusahan degan nilai sig 0,000. Namun penelitian ini tidak

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Febriana (2013) Hutomo (2012)

Dalam penelitiannya menggunakan 14 sampel dan tahun penelitiannya selama

tiga tahun dari tahun 2008-2010. Hasil penelitianya menunjukkan bahwa

struktur aset tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.

4.3.1 Pengaruh Loyalitas Investor Terhadap Kinerja Perusahaan

Dari hasil output SPSS diatas dapat di ketahui bahwa tingkat

signifikansinya untuk loyalitas investor sebesar 0.363 lebih besar dari 0,05 dan

t hitung sebesar 0.923 lebih kecil dari t tabel sebesar 1.692 sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel independen (loyalitas investor) memiliki

berpengaruh terhadap variabel dependen (kinerja perusahaan). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa loyalitas investor tidak berpengaruh positif signifikan

terhadap kinerja perusahaan. Jika harga investasi setiap tahun bergerak turun

maka investor akan mengalami kerugian

Penelitian ini tidak sejalan degan penelitian terdahulu yang di lakukan oleh

Wijayanti (2015), Kodrat dan Indonanjaya (2011). Hasil penelitianya


60

menunjukkan loyalitas investor berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja

prusahaan. Berbanding terbalik degan penelitian yang dilakukan oleh Debont

dan Thaler (2000). Dimana dalam penelitiannya mengenai pengaruh loyalitas

investor terhadap kinerja perusahaan menemukan adanya masalah penomena

selama tiga tahun dimana terjadi pembalikan dimana saham mengalami return

yang rendah yang disebabkan oleh banyaknya investor yang menjual dan

melepaskan saham investasinya sehingga harga semakin bergerak turun. Hasil

penelitiannya menunjukkan loyalitas investor berpengaruh negatif terhadap

kinerja perusahaan. Akan tetapi saya lebih setuju degan penelitian yang

dilakukan Wijayanti (2015), Kodrat dan Indonanjaya (2011).

4.3.3 Pengaruh Struktur Aset Dan Loyalitas Investor Terhadap Kinerja

Prusahaan

Berdasarkan hasil pengujian statistik diproleh kesimpulan bahwa tidak

terdapat pengaruh positif signifikan secara simultan antara variabel independen

dan variabel dependen. Jadi secara simultan atau secara bersama-sama kedua

faktor tersebut mempengaruhi kinerja perusahaan pada prusahaan makanan dan

minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2016.


BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk mendapat bukti apakah

struktur aset, loyalitas investor berpengaruh terhadap kinerja prusahaan. Analisis

yang dilakukan menggunakan analisis regresi linier berganda (multiple

regression) degan SPSS 22. Sampel yang digunakan sebanyak 6 perusahaan

makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun

2011-2016,

Hasil pengujian dan pembahasan pada bagian sebelumnya dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan pengujian variabel struktur aset berpengaruh positif

signifikan terhadap kinerja prusahaan. Hal ini berarti setiap perubahan

struktur aset yang terjadi selalu mempengaruhi kinerja perusahaan.

2. Berdasarkan pengujian terbukti bahwa variabel loyalitas investor tidak

berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini berarti

setiap perubahan loyalitas investor yang terjadi selalu mempengaruhi

kinerja perusahaan.

5.2 Dan hasil pengujian secara simultan dapat disimpulkan bahwa variabel

struktur aset, loyalitas investor berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja perusahaan.

60
62

5.3 Keterbatan Penelitian

Sebagaimana lazimnya suatu penelitian, hasil penelitian ini juga mengandung

beberapa keterbatasan, antara lain:

1. Pemilihan objek penelitian hanya mengunakan perusahaan makanan dan

minuman yang terdaftar di BEI .

2. Periode penelitian selama 2011-2016

3. Variabel yang diteliti hanya variabel struktur aset, loyalitas investor dan

kinerja perusahaan.

5.4 Saran

Penelitian mengenai pengaruh struktur aset, loyalita investor terhadap kinerja

perusahaan pada penelitian selanjutnya mampu memberikan hasil penelitian

yang lebih berkualitas degan mempertimbangkan saran berikut ini:

1. Melakukan penelitian pada perusahaan yang berbeda contohnya seperti

perusahaan kemasan dan pelastik, perusahaan logam, perusahaan minyak

dan gas dan masih banyak perusahaan yang lain.

2. Melakukan penelitian dengan tahun yang lebih panjang, karena semakin

panjang tahun yang di pakai untuk meneliti maka hasilnya juga akan

semakin lebih bagus.

3. Masih banyak kemungkinan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

kinerja perusahaan disamping variabel penelitian ini. Contohnya

pertumbuhan aset, struktur modal, deviden dan pertumbuhan penjualan

mungkin berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.


63

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah,M.Faisal,2005.Dasar-dasarManajemenKeuangan, Edisi Kedua,


Cetakan Kelima, Penerbitan Universitas Muhammadiyah, Malang.

Abdul Halim. 2005. Analisis Investasi (Edisi Kedua). Jakarta: PT Salemba


Empat.

Bridwan, 2004.Intermediate accounting “Pengantar Akuntansi”.Buku 2 Edisi


21 Selemba Empat. Jakarta.

Brigham E F dan Weston J F, 2005.Dasar Dasar Managemen Keuangan,


Edisi Kesembilan Jilid 2, Penerbit Erlangga Jakarta.
http://www.asisiverry.blogspot.com

Bambang Riyanto, 2008 “Dasar - dasar pembelajaran perusahaan”.


Yongyakarta: BPFE

Debond Thaler, 2000. Pengaruh Keputusan Investor Dalam Berinvestasi Pada


Pasar Modal.

Djarwanto, 2011.Dasar Dasar Akuntansi Keuangan. Jakarta Greenmedia.

Dessyana, 2013.“Pengaruh Deviden, Struktur Aset, Dan Ukuran Perusahaan


Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Dibursa
Efek Indonesia”. Pasca Sarjana Universitas Diponogoro.

Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Jakarta Granmedia.

Febriana, 2013. Analisis Pengaruh Struktur Aktiva, Keputusan Investasi,


Kebijakan Hutang, Perusahaan Manufaktur BEI Pasca Sarjana
Universitas Diponogoro.

Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,


Edisi Keempat, Penerbit Universitas Diponegoro.

Gunawan Sumodinigrat,2011.“Ekonomi Metrika Pengantar”, Edisi


Kedua.Universitas Gajah Mada Yongyakarta.

Hanafi, 2003.Analisis Laporan Keuangan. Edisi.Revisi. Yongyakarta: UUP


AMP UKPN

Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi Jakarta: Selemba Empat

Irsan Nasarudin dan Indra Surya, 2004, Aspek Hukum Pasar Modal
Indonesia, Jakarta:Paerenada Media.
64

Jogiyanto.2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua.


BPFE.Yogyakarta.
Http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/programbei/aspx

Jumingan, 2006.Analisis Laporan Keuangan. Jakarta Aksara.


.
Mulyadi, (1993).Akuntansi Managemen

Munawir, 2000.Analisis Laporan Keuangan Yongyakarta: Liberty.

Nasution M,N,2010 Managemen Mutu Terpadu (Total Quality Management)


Ghalia Indonesia,Jakarta.

, 2012. Pengaruh Struktur Aktiva dan Struktur Keuangan Terhadap kinerja


Keuangan manufaktur yang terdaftar di bursa efek
Indonesia.Skripsi.Program Sarjana Universitas Sumatra Utara.

Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2011.Metodologi Penelitian Bisnis.


Edisi Pertama. UGM.

Nazir, 2011.Cetakan 6.Bogor Penerbit Galia Indonesia.

Nasarudin, 2014 Peningkatan hasil belajar melalui metode problem based


learning, jurnal penelitian pendidikan.

Sugiyono, 2011.“Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”.


Bandung: Alfabeta.

, 2013. Metode Penelitian Kombinasi, Cetakan Kedua, Penerbit


ALFABETA, Bandung.

, 2015. Metode Penelitian Kombinasi, Cetakan Kedua, Penerbit


ALFABETA, Bandung.

Siregar, Sylvia Veronica N.P, dan Utama, Sidharta. 2006. “Pengaruh Struktur
Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan Praktek Corporate Governance
terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management)”, Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, Vol 9 No.3. hal. 307-326.Subr
http://www.cimbprincipal.co.id/Funds'_Performance;_Conventional_F
unds.aspx

Soelaiman, 2007. Manajemen Kinerja Langkah Efektif Untuk Membangun,


Mengendalikan dan Evaluasi Kinerja. Cetakan kedua, Jakarta

Sukmalana, 2007.Managemen Perusahaan .Jakarta PT Raja Grafad Persada.


65

Sambudi ,Ajar Alit.2010.”Perbandingan Kinerja Keuangan BMT di


Sukaharjo,Karanganyar,danSolo” Skripsi. Universitas Sebelas
Maret,Surakarta.

Sutrisno, 2012.Managemen keuangan, Teori Konsep, Dan Aplikasi.


Yongyakarta: Ekonisa

, 2012. Manajemen keuangan (Ed. Pertama) Cetakan kedelapan.


Yogyakarta: Ekonisia.
.
Subramanyam, KR dan Jonn,J Wild ,2010. Analisis Laporan Keuangan,
Buku Satu,Edisi Sepuluh,Selemba Empat,Jakarta
http://www.repository.usu.ac.id.reprence

Suprianto, J. 2015 Perilaku Konsumen Dan Strategi Pemasaran. Edisi Kedua


Jakarta: Mitra Wacan Kedua.

Tristanyo R Wishnu, 2014. Analisis Perilaku Herding Berdasarkan Tipe


Investor Dalam Kepemilikan Saham. Skripsi pada Fe UNDIP Semarang:
diterbitkan.

Widyanigrum, 2008. Pengaruh Keputusan Investasi, Reverage, Dan Resiko


Terhadap Kinerja Keuangan.

Winanda, 2009.Pengaruh Struktur Modal Uji Estimasi Model Tahun 2009.


Jakarta Yongyakarta: uup AMP YKPN

Warsidi, 2010.Evaluasi Keuangan Rasio Keuangan Dalam Memperediksi


Perubahan Laba Yang Akan Datang.Jurnal Ekonomi Manajemen Dan
Ekonomi.Manajemen Dan Ekonomi Vol.2 No.1 Tahun 2000.

Wikipedia, 2013. Sistem Informasi Online


http://id.Wikipedia.org/wiki/sistem/informasi.

Yuliati, S. 2010. Pengujian pecking order theory: analisis faktorfaktor yang


mempengaruhi struktur aktiva industri manufaktur di BEI periode
setelah krisis moneter. POLITEKNOSAINS VOL. X NO.1 Maret 2011.

Anda mungkin juga menyukai