Anda di halaman 1dari 16

DOI: https://doi.org/10.21009/PIP.321.

7 Penelitian

PENERAPAN E-LEARNING DI PERGURUAN TINGGI


Santi Maudiarti
e-mail: santimaudiarti@stptrisakti.ac.id
Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
Jalan IKPN Bintaro, Tanah Kusir, Bintaro, Jakarta-Selatan 12330
Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penerapan e-learning di program studi Teknologi Pen-
didikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode studi
kasus dengan berbagai teknik pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat 20
mata kuliah yang diselenggarakan dengan e-learning oleh 7 orang dosen; (2) e-learning yang diterapkan
adalah blended learning; (3) penerapan e-learning telah melalui tahap analisis, desain dan pengembangan;
(4) tahap analisis meliputi analisis karakteristik siswa dan analisis lingkungan e-learning; (5) tahap desain
dimana sebagian besar dirancang dengan pola pembelajaran online (mempelajari materi, memperdalam
materi melalui forum diskusi online, menerapkan pengetahuan melalui penugasan online, dan evaluasi
melalui tes online), dan pembelajaran tatap muka lebih menekankan pada diskusi mendalam, demonstrasi,
studi kasus, serta praktik; (6) tahap pengembangan dosen mengembangkan materi dengan memanfaat-
kan materi yang telah ada; (7) implementasi blended learning menarik dan disukai oleh mahasiswa; (8)
pelaksanaan e-learning berjalan dengan baik karena adanya komitmen yang kuat dari dosen, kefamiliaran
TIK mahasiswa dan dukungan program studi; serta (9) faktor penghambat penerapan e-learning lebih
pada lemahnya dukungan kebijakan dan infrastruktur TIK yang belum memadai. Berdasarkan temuan
penelitian direkomendasikan agar program studi Teknologi Pendidikan memiliki standar minimal
pengembangan dan implementasi blended learning serta meningkatkan dukungan fasilitas dan akses
terhadap internet yang memadai.

Kata-kata kunci: e-learning, analisis, desain, pengembangan, evaluasi, implementasi

E-LEARNING APPLICATION AT UNIVERSITY


Abstract: This research was aimed to describe the application of e-learning at the Department of Educational Tech-
nology, Faculty of Education Science, Jakarta State University. This research used case study research method with
multiple data collection. Research findings revealed that (1) there are 20 courses conducted using e-learning by 7
lecturers; (2) blended learning was used; (3) e-learning itself developed through analysis, design and development
phases; (4) analysis phase including students characteristics analysis, e-elarning environment analysis and content
analysis; (5) design phase including online leaerning design (designing content, discussion for online discussion
forum, assignment for online assignment, and test item for online evaluation) and face-to-face learning design in-
cluding deep discussion, case study, and demonstration and practices; (6) student acceptance on blended was high;
(7) there were several barriers in implementing e-learning due to lack of policy and ICT infrastructure support;
and (8) supporting factors of implementation e-learning were the high commitment from lecturers and students,
and the familiarity of students toward ICT. Based on research findings, Department of Educational Technology
was recommended to have a minimum standard of development and implementation of e-learning and to enhance
ICT infrastructure support, esp. access adequate internet connectivity.

Keywords: e-learning, blended learning, analysis, design, development, evaluation, implementation


yang telah dikembangkan untuk memecahkan
PENDAHULUAN masalah belajar dan pembelajaran. Salah satu model
Perkembangan Teknologi Informasi dan tersebut ialah model pembelajaran berbasis Teknologi
Komunikasi (TIK) telah mempengaruhi semua aspek Informasi dan Komunikasi (TIK). Model pembelajaran
yang ada, seperti aspek ekonomi, budaya, politik, TIK banyak melahirkan istilah seperti web-based
sosial, pertahanan keamanan, pekerjaan rumah learning, online learning, distance learning, dan e-learning.
tangga bahkan dunia pendidikan sekalipun. Melihat Seperti dikatakan di atas bahwa salah
peran penting TIK dalam pembelajaran, maka pada satu cara untuk memudahkan dan mengatasi
pelaksanaannya banyak sekali model pembelajaran masalah pembelajaran adalah model pembelajaran
PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 32 No. 1 April 2018 53
Penerapan Electronic Learning...

berbasiskan TIK. Oleh karena itu, program studi proses pembelajaran. Hal ini merujuk kepada
Teknologi Pendidikan (Strata-1) merasa perlu Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
untuk menerapkan model pembelajaran tersebut, (SK Mendiknas) pada tanggal 24 September 2001.
yaitu dengan memberlakukan model pembelajaran SK Mendiknas tersebut berisi tentang himbauan
e-learning. Program studi Teknologi Pendidikan kepada perguruan tinggi konvensional untuk
(Strata-1) merupakan salah satu prodi yang telah menyelenggarakan pendidikan jarak jauh yang
menerapkan e-learning dalam proses pembelajarannya, berbasis jaringan.
penerapan e-learning sudah sejak lama diterapkan Penelitian ini bertujuan menganalisis proses
dan diuji coba oleh beberapa dosen program pembelajaran yang menggunakan penerapan e-learning
studi Teknologi Pendidikan (Strata-1). Uji coba di program studi Teknologi Pendidikan (Strata-1),
kepada mahasiswa dilakukan baik dalam skala kecil Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta,
maupun besar. Dilakukan juga analisis sarana dan dan yang menjadi fokus dalam penelitian adalah
prasarana (teknologi dan tools pada platform). Hasilnya, bagaimanakah pelaksanaan penerapan e-learning
mahasiswa Teknologi Pendidikan sudah paham dilihat dari aspek pedagoginya, yang meliputi (1)
aspek teknis tetapi kultur belajar yang menuntut desain pembelajaran yang digunakan; (2) pelaksanaan
kemampuan menyampaikan pesan secara elektronik strategi pembelajaran yang digunakan dalam
dan kemandirian belajar masih cukup rendah. Dari penerapan proses pembelajaran elektronik (e-learning);
hasil analisis, Program Studi Teknologi Pendidikan (3) kemampuan mahasiswa dalam mengikuti proses
(Strata-1) pada bulan Mei tahun 2009 akhirnya pembelajaran e-learning pada perkuliahan; dan (4)
meresmikan model pembelajaran tersebut. Hal ini faktor penghambat dan pendukung yang terjadi
ditandai dengan peluncuran situs resmi jurusan yaitu dalam pelaksanaan penerapan proses pembelajaran
www.web-bali.net. Dalam e-learning menggunakan elektronik (e-learning).
konsep Learning Managemant System (LMS) dan Sejak ditemukannya teknologi internet, hampir
Learning Content Management System (LCMS), yang segalanya menjadi mungkin dalam dunia pendidikan.
pengaplikasiannya menggunakan platform Caroline, Saat ini peserta didik dapat belajar tidak hanya
Moodle, Dokeos, A-tutor, dan sebagainya. dimana saja tetapi sekaligus kapan saja dengan
Dalam penerapan e-learning, tenaga pendidik fasilitas sistem electronic learning yang ada. E-learning
dan peserta didik memiliki perannya masing-masing. kini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk
Tenaga pendidik (guru/dosen/instruktur ataupun mengatasi masalah pendidikan dan pelatihan, baik
widyaiswara) memiliki peran sebagai fasilitator dan di negara-negara maju maupun di negara yang
pembimbing dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan sedang berkembang, khususnya Indonesia. Banyak
peserta didik (siswa dan mahasiswa) memiliki peran orang menggunakan istilah yang berbeda-beda untuk
sebagai konstruktor pengetahuan, pembelajar mandiri e-learning namun pada prinsipnya e-learning adalah
(independent learners), dan pemecah masalah (problem pembelajaran yang menggunakan jasa elektronik
solvers). sebagai alat bantunya. Istilah e-learning mengandung
Kondisi tersebut telah menyebabkan e-learning pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar
menjadi pusat perhatian khususnya dalam pendidikan yang menguraikan tentang definisi e-learning dari
untuk terus dikaji, diterapkan, dan diperbaiki dari berbagai sudut pandang. Menurut Khan (2005:3),
berbagai aspek oleh para pakar dan praktisi pendidikan e-learning dapat dijadikan sebagai pendekatan
untuk digunakan dalam pendidikan formal dan inovatif untuk mendistribusikan desain yang baik,
nonformal. Sebagai sesuatu yang baru, penerapan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik,
e-learning mungkin masih jauh dari sempurna jika interaktif, dan memfasilitasi lingkungan pembelajaran
dibandingkan antara apa yang seharusnya (secara untuk setiap orang, kapan saja dengan menggunakan
konseptual) dengan praktik pelaksanaannya (secara atribut-atribut dan sumber-sumber dari bermacam-
faktual). E-learning telah menjadi isu penelitian dan macam teknologi digital selama materi pembelajaran
kajian kontemporer dalam dunia pendidikan dewasa tersebut cocok untuk pembelajaran terbuka, fleksibel
ini. dan lingkungan pembelajaran, sedangkan Clark
Melihat kondisi tersebut maka program dan Mayer (2003:13) memiliki pandangan lain
studi Teknologi Pendidikan (Strata-1) Fakultas tentang pengertian e-learning. Menurut ketiga pakar,
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta merasa e-learning memiliki beberapa elemen-elemen tentang
perlu untuk ikut serta dalam mengembangkan dan apa, bagaimana, dan mengapa. Sementara Holmes
menerapkan model pembelajaran e-learning dalam dan Gardner (2006:10) menyatakan bahwa e-learning

54 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 32 No.1 April 2018


Penerapan Electronic Learning...

menawarkan peluang baru bagi instruktur dan peserta peralatan internet; (4) komputer dan penyimpanan
didik untuk memperkaya pengalaman pembelajaran alat; (5) penyambungan dan layanan providers; (6)
dan mengajar melalui lingkungan virtual yang power/program manajemen, merencanakan sumber
mendukung tidak hanya dalam penyampaiannya saja perangkat lunak, dan standar-standarnya; serta (7)
tetapi juga penjelajahannya dan penerapan informasi. layanan dan aplikasi sambungan.
Istilah e-learning juga mengandung pengertian Menurut Dabbagh dan Ritland (2005:16),
yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang ada tiga kunci komponen dari pembelajaran online
menguraikan tentang definisi e-learning dari berbagai bekerjasama untuk mengangkat arti pembelajaran
sudut pandang. Salah satu definisi yang cukup dan saling timbal balik, yaitu (a) model pedagogi
dapat diterima banyak pihak dari Wahono (2008:11) atau gagasan-gagasan; (b) strategi pendidikan
yang menyatakan bahwa e-learning merupakan dan pembelajaran; dan (c) alat-alat pedagogi, atau
suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan teknologi pembelajaran online seperti internet dan
tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan teknologi berbasis jaringan. Dabbagh dan Ritland
menggunakan media internet, intranet atau media (2005:16) menggambarkan tiga komponen tersebut
jaringan komputer lain. seperti di bawah ini:
Dabbagh dan Ritland (2005:15) menyebut
e-learning dengan istilah online learning yang
mendefinisikan pembelajaran online sebagai
lingkungan pembelajaran terbuka dan terdistribusi
alat-alat pedagogik, internet, teknologi berbasis
jaringan, untuk memfasilitasi pembelajaran dan
membangun ilmu pengetahuan melalui aksi dan
interaksi. E-learning merupakan pembelajaran
yang dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja,
tergantung pada kebutuhan sumber daya manusia
(pengajar, dosen, instruktur, dan peserta didik) yang
melakukan kegiatan pembelajaran e-learning tersebut.
Dari beberapa pendapat para ahli maka dapat
disimpulkan bahwa e-learning adalah pendekatan Gambar. Tiga kunci komponen-komponen dari pem-
inovatif untuk mendistribusikan desain yang baik, belajaran online
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, Gredler (2011:2) mendefinisikan belajar
interaktif, dan pembelajaran untuk setiap orang, kapan (learning) adalah proses multisegi yang biasanya
saja dengan menggunakan atribut-atribut dan sumber- dianggap sesuatu yang biasa saja oleh individu
sumber dari bermacam teknologi digital selama materi sampai mengalami kesulitan saat menghadapi tugas
pembelajaran tersebut cocok untuk pembelajaran yang kompleks. Belajar juga merupakan basis untuk
terbuka, fleksibel, dan lingkungan pembelajaran. kemajuan masyarakat di masa depan. Mengingat
Dalam penerapan e-learning, ada beberapa pentingnya belajar bagi masyarakat dan individu,
proses komponen yang harus dilakukan, yaitu maka masyarakat tidak bisa membiarkan proses
(1) konten yang relevan dengan tujuan belajar; (2) pendidikan begitu saja.
menggunakan metode pembelajaran, seperti contoh Belajar adalah proses perubahan melalui
dan praktik untuk membantu belajar; (3) menggunakan kegiatan atau prosedur latihan, baik latihan di
elemen media seperti kalimat dan gambar untuk laboratorium atau di lingkungan alamiah. Belajar
mendistribusikan konten dan metode belajar; (4) merupakan proses mental yang terjadi dalam diri
pembelajaran dapat dilakukan secara langsung seseorang, sehingga dapat menyebabkan munculnya
dengan instruktur (synchronous) ataupun belajar perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena
secara individu (asynchronous); serta (5) membangun adanya interaksi individu dengan lingkungan yang
wawasan dan teknik baru yang dihubungkan dengan disadari. Dengan demikian, belajar bukan hanya
tujuan belajar. sekedar mengumpulkan pengetahuan tetapi lebih
Khan (2005:8-10) menggambarkan beberapa merupakan sebuah aktivitas mental. Definisi belajar
komponen yang harus diketahui bila suatu pada dasarnya diarahkan oleh tujuan dan terkait
lembaga ingin menerapkan e-learning, yaitu (1) dengan hidup dan melakukan, dengan memiliki
desain pembelajaran; (2) komponen multimedia; (3) pengalaman dan berusaha untuk memahami mencari

PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 32 No. 1 April 2018 55


Penerapan Electronic Learning...

makna atas pengalaman tersebut. Pada saat berbicara manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
tentang belajar, maka berbicara tentang bagaimana Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
perilaku itu berubah melalui pengalaman. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
Belajar menjadikan pengalaman sebagai yang demokratis, serta bertanggung jawab”.
sarana mengubah perilaku ke arah positif. Hal Pengajar, desain pembelajaran, dan peserta
ini tentu mengisyaratkan perlunya pengalaman didik adalah tiga hal yang berkaitan tentang proses
belajar yang dirancang dan dikembangkan untuk pembelajaran karena tiga hal tersebutlah yang
memfasilitasi peserta didik memperoleh pengetahuan menjadi motor dalam pergerakan sebuah roda
dan keterampilan secara efektif dan efisien. Di sinilah pembelajaran. Proses pembelajaran akan mencapai
konsep pembelajaran muncul, yaitu pengkondisian. tujuan pembelajaran yang diharapkan jika desain
Miarso (2005: 550) merumuskan empat rujukan yang pembelajarannya dibuat dengan benar, efektif, efisien,
terkandung dalam definisi belajar, yaitu (1) adanya menyenangkan atau yang sering disebut PAKEM.
perubahan atau kemampuan baru; (2) perubahan atau Menurut Kemp, Morrison, & Ross dalam
kemampuan baru tidak berlangsung sesaat, melainkan Prawiradilaga (2007:12) menjelaskan esensi desain
menetap dan dapat disimpan; (3) perubahan atau pembelajaran mengacu pada empat komponen inti
kemampuan baru terjadi karena adanya usaha; dan yaitu peserta didik, tujuan pembelajaran, metode,
(4) perubahan atau kemampuan baru itu tidak hanya dan penilaian. Dalam mendesain suatu pembelajaran,
timbul karena faktor pertumbuhan. perlu kiranya untuk selalu diingat bahwa pengajar
Miarso (2005:528), menggambarkan atau instruktur serta desainer merancang dan
pembelajaran dalam konsep teknologi pendidikan mengembangkan proses belajar untuk orang lain,
yang diartikan sebagai usaha mengelola lingkungan bukan untuk dirinya sendiri. Keberhasilan peserta
dengan sengaja agar seseorang membentuk diri didik dalam belajarnya menjadi barometer kesuksesan
secara positif dalam kondisi tertentu. Suatu program pengajar atau desainer pembelajaran. Begitu pula
pembelajaran yang baik haruslah memenuhi kriteria halnya bila mendesain pembelajaran dalam e-learning.
daya tarik, daya guna (efektivitas), dan hasil guna Patricia dan Tillman (2005:4) mendefinisikan desain
(efisiensi). Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat pembelajaran sebagai proses menerjemahkan prinsip
disimpulkan bahwa proses belajar pada hakikatnya pembelajaran dan petunjuk ke dalam perencanaan
merupakan proses perubahan yang terjadi dalam untuk materi pembelajaran, kegiatan, sumber-sumber
diri seseorang melalui pengalaman. Perubahan informasi, dan evaluasi secara sistematik dan reflektif.
yang terjadi dalam belajar menyangkut perubahan Neal dan Susan seperti dikutip Miarso (1988:7)
yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan mendefinisikan desain pembelajaran sebagai proses
(psikomotorik), maupun yang menyangkut nilai dan intelektual untuk membantu guru secara sistematis
sikap (afektif) yang diperoleh karena adanya interaksi manganalisis kebutuhan sisi dan membangun berbagai
antara peserta didik dengan pengalaman dan sumber kemungkinan terstruktur untuk secara responsif dapat
belajar. Sementara itu, pembelajaran merupakan mencapai kebutuhan tersebut.
proses memfasilitasi belajar melalui pengalaman Reiser seperti dikutip Prawiradilaga (2002: 16)
belajar yang dirancang dan dikembangkan sesuai mengungkapkan definisi desain pembelajaran sebagai
kebutuhan dan karakteristik peserta didik. rangkaian prosedur sebagai suatu “sistem” untuk
Desain pembelajaran telah menjadi kebutuhan pengembangan program pendidikan dan pelatihan
bagi berbagai kalangan. Tidak hanya mahasiswa dengan konsisten dan teruji. Desain pembelajaran juga
fakultas kependidikan, tetapi juga dari para pendidik sebagai “proses” yang rumit tetapi kreatif, aktif, dan
dan pemerhati pendidikan di Indonesia. Desain berulang-ulang. Prawiradilaga juga mengutip definisi
pembelajaran adalah ilmu pengetahuan yang desain pembelajaran menurut Dick dan Carey, bahwa
membicarakan tentang sistem pembelajaran, yaitu desain pembelajaran mencakup seluruh proses yang
sub-sub, bagian-bagian, unsur-unsur, dan komponen- dilaksanakan pada pendekatan sistem.
komponen yang berkaitan dengan terlaksananya suatu Dalam penyusunannya desain pembelajaran,
proses pembelajaran yang bermutu dan bermakna terlepas dari model yang dipilih merupakan tugas
serta mewujudkan tujuan pendidikan nasional. suatu tim. Tim penyusun ini bersifat sistemik, yaitu
Sebagaimana yang telah digariskan oleh berperan sesuai profesi masing-masing, tidak tumpang
Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 bab tindih. Kemp dan Morrison (2007:18) membagi tim
II (pasal 3) bahwa tujuan pendidikan nasional adalah tersebut menjadi (1) instructional designer; (2) subject
“Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi matter expert; dan (3) evaluator. Penyusunan desain

56 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 32 No.1 April 2018


Penerapan Electronic Learning...

pembelajaran haruslah dimulai dari analisis kebutuhan masalah tentang pembelajaran. Proses desain
lebih dahulu, karena analisis kebutuhan merupakan pembelajaran, pertama dimulai dengan identifikasi
penelusuran tentang proses belajar, kebutuhan masalah atau kebutuhan pembelajaran dan analisis
peserta didik serta harapan yang harus dicapai pembelajaran. Kedua, kegiatan merupakan rangkaian
dalam proses belajar lanjutan. Analisis kebutuhan erat yang secara berurutan dan bersama-sama
memiliki manfaat, antara lain untuk menentukan dikerjakan sebelum desainer merancang pembelajaran,
(1) pengalaman belajar yang harus dimiliki, atau sedangkan analisis pembelajaran merupakan suatu
kemampuan prasyarat yang dikuasai sebelum suatu bentuk penjabaran perilaku umum menjadi perilaku
proses belajar (lanjutan atau baru diselenggarakan); khusus yang tersusun secara logis dan sistematis.
(2) rumusan tujuan pembelajaran serta analisis tugas Desain pembelajaran terdiri dari empat unsur yang
yang harus dilaksanakan; (3) bagaimana penyajian saling terkait yaitu peserta didik, tujuan, metode,
materi dimulai, dengan metode, media, jangka waktu dan evaluasi. Keempat unsur tersebut menjadi acuan
atau strategi pembelajaran apa yang harus diterapkan perencanaan pembelajaran bersistem.
atau kondisi belajar apa yang harus dikembangkan Dalam menjalankan suatu proses pembelajaran
agar belajar berlangsung lancar; serta (4) dukungan yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran
dan hambatan terhadap proses belajar. yang telah dirancang sebelumnya, maka diperlukanlah
Analisis kebutuhan dalam desain pembelajaran suatu strategi bagi seorang pengajar sebagai rancangan
disusun berdasarkan beberapa hal yaitu (1) dasar tentang cara membawakan pengajarannya di
dokumentasi tentang proses belajar dan mengajar yang kelas secara efektif dan bertanggung jawab. Strategi
selama ini telah berlangsung; (2) analisis karakteristik sendiri pada dasarnya adalah suatu seni dan ilmu
peserta didik; (3) lingkungan fisik belajar; (4) SDM untuk membawakan pembelajaran di kelas sedemikian
pembelajaran (instruktur, desainer, staf pengembang, rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat
dst); serta (5) aspek organisasi atau manajerial baik dicapai secara efektif dan efisien. Strategi sebagai
langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap perencanaan yang merupakan suatu usaha sadar dari
kelancaran proses belajar dan pembelajaran. pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan
Desain pembelajaran memiliki banyak secara matang tentang hal–hal yang akan dikerjakan
keragaman. Desain pembelajaran seringkali di masa depan oleh suatu organisasi dalam rangka
dikonotasikan sebagai satuan pelajaran saja (lesson pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
plan) atau sebagai kumpulan satuan pelajaran Richey (2004:11) menjelaskan bahwa strategi
yang dipandang sebagai suatu kurikulum. Desain pembelajaran sendiri mempunyai banyak definisi,
pembelajaran merupakan subbidang teknologi dalam lima kawasan teknologi pembelajaran
pendidikan yang luas. Desain pembelajaran pertama yang terdiri dari kawasan desain, pengembangan,
kali dimulai dengan mengenali masalah pelaksanaan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian. Strategi
tidak pernah mengasumsikan bahwa pembelajaran pembelajaran masuk dalam kawasan desain bersama
dapat menjawab semua permasalahan. Jika dengan desain sistem pembelajaran, desain pesan,
pembelajaran merupakan solusi yang paling utama, dan karakteristik pembelajar. Strategi pembelajaran
baru proses perancangan dapat dimulai. Pendekatan itu sendiri adalah spesifikasi untuk menyeleksi
desain pembelajaran selalu mempertimbangkan serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan
sudut perspektif pemelajar/peserta didik daripada pembelajaran dalam suatu pelajaran. Model
perspektif isi. pembelajaran maupun strategi pembelajaran yang
Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi diperlukan untuk mengaplikasikannya berbeda-beda
desain pembelajaran, yaitu (1) adanya kenyataan/ tergantung pada situasi belajar dan sifat materi dan
hasil yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan; jenis belajar yang diinginkan.
(2) adanya perubahan lingkungan/suasana kerja Strategi pembelajaran meliputi rancangan,
yang diakibatkan oleh modifikasi prosedur atau metode, dan perangkat kegiatan yang direncanakan
instalasi peralatan yang baru; dan (3) perkembangan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu, sedangkan
perusahaan atau industri yang begitu pesat sehingga Gerlach dan Ely (1978) seperti dikutip Prawiradilaga
SDM perlu ditingkatkan. dan Siregar (2002:67) menyebutkan bahwa strategi
Menganalisis kebutuhan pembelajaran dan pembelajaran sebagai suatu pendekatan pengajar
analisis pembelajaran dalam desain pembelajaran terhadap penggunaan informasi, mulai dari pemilihan
merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam sumber belajar sampai pada menetapkan peranan
kegiatan desain pembelajaran, ketika menghadapi peserta didik dalam pembelajaran.

PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 32 No. 1 April 2018 57


Penerapan Electronic Learning...

Menurut Kemp, seperti dikutip Prawiradilaga (6) media pembelajaran; serta (7) faktor administratif
(2002:67) menjelaskan strategi pembelajaran sebagai dan finansial (keuangan). Para ahli sepakat, bahwa
suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan strategi pembelajaran pada hakikatnya berkenaan
pengajar dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dengan pendekatan pengajaran dalam pengelolaan
dapat tercapai secara efektif dan efisien. Dalam suatu kegiatan pembelajaran untuk menyampaikan materi
strategi pembelajaran dijabarkan urutan dan metode atau isi pelajaran yang diharapkan dapat dikuasai oleh
pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. si belajar secara efektif dan efisien.
Penjabaran ini menyediakan tuntunan atau pedoman Strategi pembelajaran yang digunakan dalam
pada bagaimana mendesain urutan pembelajaran e-learning adalah strategi pembelajaran campuran
tertentu dan urutan pembelajaran tersebut dapat (blended strategies). Pembelajaran campuran (blended
digeneralisasikan pada beberapa strategi penyampaian learning) merupakan proses pembelajaran yang
yang berhubungan. memanfaatkan berbagai macam pendekatan.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, belajar Pendekatan yang dilakukan dapat memanfaatkan
merupakan suatu proses aktif dimana si belajar dapat berbagai macam media dan teknologi. Dengan blended
membangun hubungan yang bermakna di antara learning, proses pembelajaran dapat menggabungkan
pengetahuan baru yang didapatkan dalam suatu berbagai sumber secara fisik dan maya (virtual).
proses pembelajaran dengan pengetahuan yang telah Strategi blended learning dapat diterapkan sesuai
dimiliki sebelumnya. Strategi pembelajaran yang kondisi yang telah disepakati.
didesain atau dirancang dengan baik akan dapat Blended learning seharusnya dipandang sebagai
memotivasi si belajar untuk secara aktif membuat pendekatan pedagogis yang menerapkan berbagai
hubungan antara pengetahuan yang telah dimiliki pendekatan pembelajaran ketimbang dilihat dari
dengan pengetahuan yang baru didapatkan. seberapa besar delivery system antara face to face
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan dibandingkan dengan secara online. Blended learning
bahwa sesungguhnya strategi dalam suatu proses seharusnya mengkombinasikan secara arif, relevan
pembelajaran mempunyai peranan yang amat penting dan tepat antara potensi face to face dengan potensi
dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran karena teknologi informasi dan komunikasi yang pesat
strategi pembelajaran merupakan suatu perpaduan berkembang saat ini sehingga memungkinkan (1)
dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi terjadinya pergeseran paradigma pembelajaran dari
pelajaran dan peserta didik, peralatan dan bahan yang dulunya lebih berpusat pada pengajar menuju
serta waktu yang digunakan dalam suatu proses paradigma baru yang berpusat pada peserta didik
pembelajaran demi mencapai tujuan instruksional (student centered elarning); (2) terjadinya peningkatan
yang telah ditentukan secara sistematis. interaksi atau interaktivitas antara peserta didik
Dick dan Carey seperti dikutip Suparman dengan pengajar, peserta didik dengan peserta didik,
(1994:155) mengatakan bahwa suatu strategi peserta didik/pengajar dengan konten, peserta
pembelajaran menjelaskan komponen-komponen didik/pengajar dengan sumber belajar lainnya; dan
umum dari suatu set bahan pembelajaran dan (3) terjadinya konvergensi antar berbagai metode,
prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama media, sumber belajar serta lingkungan belajar lain
bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil yang relevan.
belajar tertentu kepada peserta didik. Menurut Chaeruman (2008) dalam tulisannya
Strategi pembelajaran itu sendiri mempunyai pada blog Teknologi Pendidikan, blended learning juga
beberapa komponen yaitu (1) tujuan interaksi dapat dipandang sebagai suatu kontinum antartatap
pembelajaran yang diharapkan; (2) bahan (pesan) yang muka konvensional sampai dengan online penuh,
akan disampaikan kepada anak didik; (3) pendidik dengan demikian ada beberapa bentuk kontinum
dan anak didik; (4) alat/sarana yang digunakan blended learning, diantaranya (1) online penuh, dimana
untuk menunjang tercapainya tujuan; (5) metode yang tidak ada face to face sama sekali; (2) online penuh,
digunakan untuk menyampaikan bahan (materi); tetapi ada option/pilihan untuk melakukan face to
dan (6) situasi lingkungan untuk menyampaikan face walaupun tidak dipersyaratkan; (3) kebanyakan
bahan agar tercapainya tujuan, dengan demikian online penuh, tetapi ada beberapa hari tertentu
dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen dilakukan face to face baik di kelas atau di lab atau di
yang terdapat dalam strategi pembelajaran adalah tempat kerja langsung (jika itu on the job training); (4)
(1) tujuan pembelajaran; (2) pengajar; (3) peserta kebanyakan online penuh tetapi peserta didik tetap
didik; (4) materi pelajaran; (5) metode pembelajaran; belajar konvensional dalam kelas atau lab setiap hari;

58 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 32 No.1 April 2018


Penerapan Electronic Learning...

(5) kebanyakan belajar konvensional di kelas atau lab kolaboratif atau diskusi dengan instruktur dilakukan
tetapi peserta didik dipersyaratkan mengikuti aktivitas secara langsung (live) yang dimoderasi oleh instruktur
online tertentu sebagai pengayaan atau tambahan; atau ketua kelompok melalui media komunikasi baik
(6) pembelajaran konvensional penuh, walaupun synchronous maupun asynchronous seperti chatting,
ada aktivitas online walaupun tidak dipersyaratkan video conference, telepon seluler (call or sms), forum
bagi peserta didik untuk mengikutinya; dan (7) full diskusi, milis, email, dan lain-lain; (3) kombinasi
pembelajaran konvensional. antara pembelajaran terstruktur dan tidak terstruktur.
Strategi pembelajaran yang digunakan dalam Proses pembelajarannya tidak selamanya terstruktur,
penerapan e-learning menurut Khan (2005:188) terdiri artinya sesuai apa yang telah direncanakan dengan
dari (1) presentasi; (2) pameran; (3) demonstrasi; (4) urutan pembelajaran yang sudah terurut. Ada kalanya
latihan; (5) tutorial; (6) mendongeng; (7) permainan; pembelajaran terjadi secara tidak terstruktur, di mana
(8) simulasi; (9) bermain peran (role playing); dan (10) peserta belajar mengalami suatu situasi tertentu
diskusi. yang relevan dengan apa yang sedang dipelajari
Blended learning adalah strategi pembelajaran dan pada saat itu pula harus ditindaklanjuti. Oleh
e-learning yang mengkombinasikan beberapa strategi karena itu, dalam model ini, instruktur/pengajar/
pembelajaran dengan kondisi lingkungan serta dosen dianjurkan untuk tidak kaku menerapkan
fasilitas belajar yang memungkinkan sehingga tujuan urutan pembelajaran secara hierarkis. Dalam konteks
pembelajaran dapat tercapai secara mencapai optimal. perkuliahan, sebenarnya kombinasi ini telah sering
Bagi pengajar, dosen, dan praktisi dalam bidang dilakukan. Dosen biasanya memberikan tugas-tugas
pendidikan, tentunya akan banyak kombinasi yang yang terstruktur kepada peserta didik. Tetapi di
bisa dilakukan, apalagi dengan memanfaatkan tools samping itu juga, peserta didik diberikan tugas-
telekomunikasi yang ada saat ini seperti internet, tugas mandiri, dimana peserta didik sendiri yang
handphone, dan teknologi informasi lainnya. menentukan tugas apa yang akan dilakukan, kapan
Menurut Khan (2005:202-204), strategi melakukannya dan dengan cara apa keberhasilannya
pembelajaran kombinasi (blended learning) yang tersebut dibuktikan/ditunjukkan; (4) kombinasi
dapat diterapkan di lembaga pendidikan dan belajar, praktik dan performance support. Model ini
lembaga nonkependidikan, diantaranya (1) kombinasi adalah kombinasi berbagai metode sebenarnya.
offline dan online learning, yaitu model yang paling Mengkombinasikan antara pendekatan expository
sederhana dimana mengkombinasikan antara (menyampaikan materi) dengan exploratory (melalui
pembelajaran konvensional dengan online learning. praktik, simulasi, dan learning by doing lainnya).
Pengertian online di sini adalah belajar melalui Artinya pembelajaran tidak hanya terjadi pada tataran
inter atau intranet. Perkuliahan tatap muka tetap teori tetapi harus dikombinasikan dengan praktik
berjalan seperti biasa. Peserta didik mempelajari dan situasi senyatanya sehingga peserta didik dapat
materi kuliah dan mengirimkan serta menyimpan membangun pengetahuannya secara kontekstual
tugas dalam blog tersebut. Pengumuman dan tugas- dan bermakna. Model ini sebenarnya adalah model
tugas diinformasikan kepada peserta didik secara klasik karena sejak dulu pengajar/ dosen/ instrukur
privat atau umum via email. Presentasi kelompok, sedianya mempraktikkan hal ini.
diskusi dalam tatap muka tetap berjalan seperti Adanya model strategi blended learning, seorang
biasa; (2) kombinasi antara belajar mandiri (self paced) tenaga pendidik haruslah kreatif mengombinasikan
dengan live and collaborative learning, model yang berbagai pendekatan, metode, media yang ada
satu ini mungkin sesuai untuk pelatihan dimana untuk mengoptimalkan efektivitas, efisiensi, dan
peserta pelatihan dapat tetap belajar tanpa harus kemenarikan pembelajaran. Tidak ada satu pendekatan,
meninggalkan pekerjaannya. Seperti contoh pada metode, media komunikasi yang lebih baik antara satu
pelatihan jarak jauh untuk meningkatkan kualifikasi sama lain, yang paling baik adalah yang sesuai antara
pengajar, bahan belajar dirancang dan dikembangkan kondisi yang ada dengan kebutuhan. Kepiawaian
sedemikian rupa agar dapat dipelajari secara mandiri dalam meramu atau mengkombinasikan berbagai hal
oleh peserta, dalam bentuk modul cetak, video tersebut merupakan satu hal kunci yang membedakan
(VCD/DVD), atau multimedia (CD-ROM). Peserta antara pengajar/pendidik/tutor/dosen/widyaiswara
dapat mempelajarinya kapan saja, dimana saja sesuai yang baik atau hebat dengan pengajar yang kurang
dengan kebutuhan, kecepatan belajar dan kondisi hebat atau baik.
masing-masing. Pertemuan reguler, seperti untuk Strategi pembelajaran dalam konteks e-learning,
diskusi kelompok, pengerjaan tugas-tugas secara khususnya dalam penggunaan strategi blended

PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 32 No. 1 April 2018 59


Penerapan Electronic Learning...

learning (pembelajaran kombinasi) dapat dilakukan dalamnya terdapat penelusuran yang mendalam
dengan beberapa pendekatan belajar dan pilihan terhadap suatu program, peristiwa, aktivitas, dan
media komunikasi, di mana tenaga pendidik dan proses.
peserta didik dapat mengkombinasikan secara kreatif. Dalam pelaksanaan penelitian ini, data-data
Pendekatan tersebut diantaranya (1) pendekatan dan informasi dikumpulkan dan dikaji sebagian
synchronous secara fisik, artinya pembelajaran besar berupa data-data kualitatif. Berbagai sumber
langsung, di mana tenaga pendidik dan peserta didik data yang dimanfaatkan dalam penelitian ini dapat
melakukan proses pembelajaran pada saat yang sama dikelompokkan ke dalam empat kelompok sumber
dan tempat yang sama. Contohnya adalah kuliah data, yaitu (1) informan/narasumber; (2) peristiwa/
tatap muka dan ceramah, field trip, workshop, praktik aktivitas terkait; (3) tempat/lokasi; dan 4) arsip/
langsung, dan lain-lain; (2) pendekatan synchronous dokumen. Teknik pengumpulan data dilakukan
virtual, artinya pembelajaran terjadi secara langsung, dengan analisis dokumen, wawancara dan kuesioner.
tenaga pendidik dan peserta didik melakukan proses Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2017
pembelajaran pada saat yang sama (real time) tetapi sampai dengan Februari 2018.
terjadi di tempat yang berbeda-beda antara yang Analisis data dalam penelitian studi kasus
satu dengan yang lainnya. Contohnya adalah belajar dilakukan dengan penelaahan, kategorisasi,
melalui chatting, virtual classroom, video conference, dan melakukan tabulasi data atau mengkombinasikan bukti
audio conference; (3) pendekatan asynchronous mandiri, untuk menjawab pertanyaan penelitian, sedangkan
artinya proses pembelajaran terjadi tidak pada waktu untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data
dan tempat bersamaan satu sama lain. Peserta didik diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik
memiliki otonomi untuk memilih dan menentukan pemeriksaaan didasarkan atas sejumlah kriteria
apa yang akan dipelajari, bagaimana mempelajarinya, tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan,
di mana mempelajarinya, dan kapan serta bagaimana yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan
menunjukkan keberhasilan belajarnya (evaluasi). (transferability), kebergantungan (dependability), dan
Walaupun evaluasi biasanya dilaksanakan kepastian (confirmability).
secara reguler dan konvensional melalui tes tulis
(pencil on paper test) maupun ujian praktik. Hal ini HASIL DAN PEMBAHASAN
tentu saja diperlukan bahan belajar mandiri (self-paced
learning materials) seperti modul baik cetak maupun Berdasarkan pada tujuan penelitian yang
sudah dalam bentuk e-book, latihan online, simulasi disebutkan sebelumnya, penelitian ini secara khusus
(jaringan maupun on CD-ROM), video (streamed meneliti penerapan e-learning di Jurusan Kurikulum
melalui jaringan maupun melalui VCD/DVD), forum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
diskusi melalui jaringan, dan lain-lain. Universitas Negeri Jakarta yang dilihat dari aspek
pedagogis. Aspek pedagogis yang menjadi acuan
METODE PENELITIAN dalam meneliti penerapan e-learning mengacu
pada analisis (analysis), perancangan (design),
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk pengembangan (development), dan pelaksanaan
melihat bagaimana penerapan e-learning di Program (implementation).
Studi Teknologi Pendidikan (Strata-1) Fakultas Program studi Teknologi Pendidikan (Strata-1)
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta. Secara dalam penyelenggaraan e-learning melakukan
khusus, penelitian ini akan meneliti penerapan serangkaian analisis terlebih dahulu. Salah satu
e-learning dilihat dari aspek pedagogik pada program analisis yang dilakukan ialah mempertimbangkan
studi Teknologi Pendidikan (Strata-1) Fakultas Ilmu kelayakan dan kebutuhan e-learning di program studi
Pendidikan Universitas Negeri Jakarta. Teknologi Pendidikan (Strata-1). Analisis kelayakan
Sesuai dengan pertanyaan penelitian, maka dan kebutuhan memang tidak secara resmi dilakukan,
metode yang tepat untuk penelitian ini adalah studi di mana tim pengembang melakukan uji coba kepada
kasus. Yin (1984) mendefinisikan penelitian studi mahasiswa baik dalam skala kecil maupun besar.
kasus sebagai penelitian empiris yang menyelidiki Hasil analisis yang diperoleh dari uji coba tersebut
suatu fenomena (gejala) kontemporer dalam konteks bahwa program studi Teknologi Pendidikan (Strata-1)
senyatanya (real life) di mana batas-batas antara sudah sesuai aspek teknisnya namun ada beberapa
fenomena dan konteks tersebut masih belum jelas. catatan yang harus diperhatikan yaitu budaya belajar
Selanjutnya, studi kasus adalah penelitian yang di dalam perkuliahan secara elektronik dan budaya

60 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 32 No.1 April 2018


Penerapan Electronic Learning...

kemandirian belajar mahasiswa yang masih rendah. Seluruh dosen di program studi Teknologi
Di luar dari analisis kebutuhan dari Pendidikan (Strata-1) juga mempertimbangkan
mahasiswa, analisis kelayakan juga dilakukan lingkungan dari mahasiswa yang dapat mendukung
dengan cara mempertimbangkan sarana dan penerapan e-learning. Hanya sedikit dosen yang
prasarana. Program studi Teknologi Pendidikan berpendapat bahwa mahasiswa wajib memiliki PC,
(Strata-1) dalam melaksanakan uji kelayakan seperti Notebook, atau Laptop. Di sisi lain, dosen beranggapan
mempertimbangkan jumlah mahasiswa dengan bahwa perlu sekali mempertimbangkan ketersediaan
kondisi kelas, sedangkan dari sisi sarana, jurusan dan kepemilikan akses internet dari mahasiswa,
ini juga sudah menguji keadaan jaringan, hardware, dimana internet dapat mudah diakses di rumah,
dan software penunjang perkuliahaan e-learning. Dari warung internet, maupun melalui mobile internet
sisi keilmuan, program studi Teknologi Pendidikan modem. Akses di area kampus juga perlu sekali
(Strata-1) menjaga sekali keilmuan dengan cara tersedia WiFi atau hotspot secara gratis. Sebagian dosen
melakukan serangkaian kajian terhadap platform berpendapat bahwa kecepatan akses internet pada
(software) dan materi berdasarkan lingkup keilmuan mahasiswa dan di area kampus bukan merupakan hal
Teknologi Pendidikan. Hasil uji coba yang sudah terpenting yang harus dimiliki dalam penyelenggaraan
dilakukan membawa dampak bahwa memang sudah e-learning. Dalam pelaksanaan e-learning selain harus
saatnya e-learning harus diterapkan di program studi tersedianya jaringan internet yang memadai, juga
Teknologi Pendidikan (Strata-1). harus tersedia dukungan fasilitas komputer (PC, laptop,
Peserta didik atau mahasiswa merupakan hal dan lain-lain) dalam kampus. Agar dapat memonitor,
terpenting yang menjadi acuan dalam pelaksanaan mengevaluasi kegiatan belajar mahasiswa selain harus
e-learning. Hal tersebut menjadi landasan mengapa memiliki akses internet, dosen juga harus memiliki
analisis karakteristik peserta didik perlu dilakukan. fasilitas komputer (PC, laptop) di rumah.
Oleh sebab itu, dosen-dosen di program studi Para dosen di program studi Teknologi
Teknologi Pendidikan (Strata-1) pada tahap analisis Pendidikan (Strata-1) sebelum menyelenggarakan
mahasiswa menyebarkan kuesioner untuk mengkaji mata kuliah secara online, berpendapat bahwa tidak
kesiapan mahasiswanya dalam kelas virtual. Analisis semua materi dapat dionlinekan. Ada aktivitas analisis
karakteristik mahasiswa yang dilakukan oleh materi yang dilakukan oleh Program Studi Teknologi
mayoritas dosen mempertimbangkan hal penting Pendidikan (Strata-1). Aktivitas ini dilakukan dengan
yakni kemampuan mahasiswanya dalam penguasaan cara identifikasi mata kuliah yang topik-topiknya
aplikasi komputer, diantaranya (1) pengolah kata sesuai dilaksanakan melalui e-learning. Analisis materi
(MS. Word atau sejenisnya); (2) penguasaan pengolah dilakukan oleh dosen pengampu, tim pengembang,
presentasi (MS. PowerPoint, Open Impress, atau sejenis); dan rekan sejawat melalui Chunks of Contents untuk
dan (3) penguasaan pengolah angka (MS. Excell atau diisi dalam Learning Paths berdasarkan ragam
sejenisnya). Sedikit dosen yang mempertimbangkan pengetahuan dan hanya pemilihan mata kuliah yang
mahasiswanya perlu menguasai beberapa aplikasi memiliki kognitif tinggi saja. Analisis juga dilakukan
komputer, seperti pengolah image/foto (Adobe melalui pertimbangan ragam pengetahuan dari
Photoshop, dan lain-lain) serta pengolah multimedia suatu materi. Prosesnya dengan mempelajari tujuan
(Movie Maker, Macromedia Flash, dan lain-lain). pembelajaran lalu mempertimbangkan apakah
Seluruh dosen di program studi Teknologi tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai dengan
Pendidikan (Strata-1) berpendapat bahwa perlu sekali menggunakan konsep e-learning. Hasil dari analisis
mahasiswanya mengenal aplikasi internet sebelum materi diperoleh sejumlah mata kuliah yang sesuai
masuk ke perkuliahan e-learning. Beberapa aplikasi untuk dikembangkan melalui e-learning. Materi yang
internet yang menurut dosen-dosen tersebut penting dikembangkan juga sangat bergantung pada dosen
sekali untuk dikenal dan digunakan oleh mahasiswa, pengampunya.
diantaranya (1) e-mail (e-mail, mailing list, news grups, Analisis media dan lingkungan e-learning juga
atau sejenis); (2) browsing/searching (seperti Google, menjadi perhatian bagi para dosen di program studi
Yahoo, atau sejenis); (3) konferensi/dialog komputer/ Teknologi Pendidikan (Strata-1). Tim pengembang
elektronik (chatting, PC to PC call, dan lain-lain); dan yang terdiri dari ketua jurusan, web manager, dan dosen
(4) jejaring sosial (Twitter, Facebook, atau sejenis) yang tergabung dalam tim pengembang melakukan
namun hanya beberapa dosen yang beranggapan kajian dengan membandingkan berbagai platform
bahwa mahasiswa perlu menguasai aplikasi blogging untuk e-learning. Pemilihan platform dilihat dari yang
(Wordpress, Multiply, Drupal, atau sejenis). kandungan pembelajaran tertinggi. Tools yang tersedia

PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 32 No. 1 April 2018 61


Penerapan Electronic Learning...

pada platform ditelisik hanya sebatas mencoba untuk dapat mencapai tujuan. Tujuan pembelajaran bagi
menggunakannya dan dilihat kemungkinan untuk dosen di program studi Teknologi Pendidikan
digunakan dalam pembelajaran, seperti forum, blog, (Strata-1) menjadi acuan dalam perkuliahan, oleh
tugas, ujian, dan diskusi online. Dari sisi analisis sebab itu, pendekatan khusus yang digunakan dalam
lingkungan, tim pengembang e-learning menganalisis merumuskan tujuan pembelajaran ialah melalui
infrastruktur, seperti server, access point, dan jaringan. analisis tugas sebagai seorang pendidik, untuk
Analisis sudah dilakukan juga oleh dosen di mencapai tujuan pembelajaran perlu mengelola materi
program studi Teknologi Pendidikan (Strata-1) yakni pembelajaran online sebaik mungkin. Dosen di jurusan
pertimbangan terhadap metode pembelajaran secara ini dalam mengorganisasikan materi menggunakan
e-learning. Hal ini dilandasi oleh pendapat dosen prinsip chunkcing, prinsip desain pembelajaran,
bahwa dalam menentukan metode pembelajaran online analisis pembelajaran, dan prinsip desain pesan
maupun secara tatap muka harus relevan juga dengan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Secara lebih
karakteristik mahasiswanya. khusus, materi yang akan disajikan secara online
Pelaksanaan e-learning juga perlu memperhatikan mempertimbangkan ragam pengetahuan, sifat materi
kompetensi yang harus dimiliki oleh mahasiswa dan tujuan perkuliahan, serta keterkaitan antara satu
dalam perkuliahaan. Oleh sebab itu, seluruh dosen topik dengan topik lainnya, apakah bersifat hierarki,
di program studi Teknologi Pendidikan (Strata-1) prosedural atau klaster.
berpendapat bahwa menentukan jenis penugasan juga Penentuan strategi pembelajaran melalui
harus relevan dengan karakteristik mahasiswanya. e-learning di program studi Teknologi Pendidikan
Dosen di jurusan tersebut berbendapat bahwa selama (Strata-1) dilakukan secara kombinasi dari tatap muka
perkuliahaan online dapat memberikan penugasan dan online atau dikenal dengan blended learning. Hanya
baik individu maupun perkelompok. sedikit dosen yang menganggap dapat menggunakan
Sumber daya manusia merupakan hal penting blended learning antara pembelajaran terstruktur dengan
dalam penyelenggaraan e-learning. Oleh sebab itu, tidak terstruktur. Sebagian dosen mengganggap dapat
tim pengembang juga menganalisis dari pihak dosen menerapkan blended learning antara belajar mandiri,
melalui penyebaran kuesioner untuk melihat kesiapan tatap muka, pembelajaran kolaboratif. Mayoritas
dosen dalam mengajar pada perkuliahan online. dosen di jurusan ini mempertimbangkan karakteristik
Analisis juga dilakukan untuk melihat kemampuan tujuan dan materi pembelajaran yang menuntut
dosen dalam menguasai pengoperasian aplikasi- klarifikasi atau diskusi mendalam dengan bimbingan
aplikasi komputer (seperti MS. Word, MS.Powerpoint, dosen. Di lain sisi, dosen juga berpendapat bahwa
edit foto, edit video, dan lain-lain) dan aplikasi-aplikasi karakteristik tujuan dan materi pembelajaran yang
internet (e-mail, blog, Facebook, dan lain-lain). menuntut penguasaan keterampilan yang harus
Selain sisi kesiapan dosen, ada beberapa ditunjukkan sebagai dasar dirancangnya strategi
faktor yang menurut dosen program studi Teknologi pembelajaran secara tatap muka. Akan tetapi, dosen
Pendidikan (Strata-1) akan menjadi pendukung di jurusan ini tidak menyetujui bahwa karakteristik
pelaksanaan e-learning, diantaranya SDM, anggaran tujuan dan materi pembelajaran yang menuntut
program studi TP, ketersediaan data dan keterbukaan penggunaan tool dalam e-learning jika mahal dan
jurusan terhadap inovasi, serta dukungan jurusan menuntut keahlian tinggi.
baik kebijakan maupun fasilitas. Di samping faktor Tolak ukur strategi pembelajaran ialah dengan
pendukung, dosen menilai ada beberapa faktor mempertimbangkan karakteristik materi, tujuan dan
yang akan menjadi penghambat dalam pelaksanaan topik yang akan dipelajari oleh mahasiswa, serta
e-learning, diantaranya (1) waktu; (2) kebijakan di kemandirian dan penguatan materi yang tidak dapat
tingkat fakultas, khususnya dalam hal biaya; (3) belum dilakukan dengan e-learning saja. Penentuan rancangan
ada kesiapan UNJ atas infrastruktur; (4) belum ada strategi perkuliahan secara online menurut dosen di
keterbukaan dari pihak pimpinan UNJ; (5) kadang- jurusan ini perlu mempertimbangkan karakteristik
kadang data yang diperlukan tidak lengkap; serta (6) tujuan dan materi pembelajaran yang menuntut
aksesibilitas terhadap berbagai alternatif platform yang penguasaan domain pengetahuan dan pastinya tidak
tidak gratis, sehingga inovasi terbatas pada platform menuntut klarifikasi atau diskusi mendalam dengan
gratis saja. bimbingan dosen.
Program studi Teknologi Pendidikan (Strata-1) Penentuan strategi penyampaian materi juga
dalam penyelenggaraan e-learning membuat desain melihat karakteristik dari kemampuan (tujuan) yang
terlebih dahulu agar konsep perkuliahaan e-learning harus dikuasai mahasiswa pada materi yang akan

62 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 32 No.1 April 2018


Penerapan Electronic Learning...

dipelajari. Jika tujuan/materi bersifat konseptual, brainstorming, tanya jawab, dan sejenisnya) dan
faktual, materi untuk memberikan pengetahuan presentasi dosen dalam perkuliahan tatap muka.
baru dilakukan secara online, sedangkan materi yang Dosen juga dapat menerapkan diskusi (termasuk
memerlukan pendalaman, diskusi, praktik dilakukan brainstorming, tanya jawab, dan sejenisnya), serta
secara tatap muka. Secara lebih rinci, dosen-dosen presentasi. Tak hanya dosen, mahasiswa juga dapat
di program studi Teknologi Pendidikan (Strata-1) presentasi dan demonstrasi melalui video show.
sudah menentukan metode dan skema pemanfataan Selanjutnya untuk mengukur keberhasilan
tools dalam e-learning. Dosen di program studi dalam perkuliahan e-learning, dosen di program
Teknologi Pendidikan (Strata-1) dapat melakukan studi Teknologi Pendidikan (Strata-1) mendesain
presentasi dengan mengupload slide presentasi ke alat evaluasi seperti tes dalam bentuk objective test.
laman resmi (http://courses.web-bali.net) dan Mahasiswa pada perkuliahan e-learning diberikan
(http://teknologipendidikan.web.id) dalam strategi tes dengan bentuk multiple choice, memadankan,
pembelajaran online, untuk menyelenggarakan essay, unique answer, dan B-S, di mana soal dibuat
demonstrasi, dosen dapat melakukan demonstrasi random (setiap siswa berbeda soalnya). Dosen juga
dengan cara mengupload video-video demonstrasi mempertimbangkan aspek lain dalam mengevaluasi
tertentu ke dalam laman resmi program studi. Begitu mahasiwa dengan menggunakan tingkat partisipasi
pula jika dosen ingin melakukan diskusi dengan aktif dan kualitas argumentasi dalam forum diskusi
mahasiswa, dosen dapat melakukan diskusi melalui dan tutorial elektronik via chatting, SMS, BBM, dan
fasilitas forum diskusi yang telah tersedia pada laman lain-lain.
resmi, karena strategi pembelajaranya yang dilakukan Dosen juga mempertimbangkan faktor
ialah blended learning, untuk kegiatan tanya jawab atau pendukung dalam mendesain pembelajaran e-learning,
tutorial dapat dilakukan secara real time (synchronous) diantaranya (1) ketersediaan homepage; (2) referensi;
maupun tidak real time (asynchronous). Secara real (3) SDM; dan (4) program LMS yang lengkap
time (synchronous) dosen dapat melakukan tanya mencakup semua komponen pembelajaran, sedangkan
jawab atau tutorial elektronik secara langsung/real faktor yang kiranya menjadi penghambat dalam
time (synchronous) melalui fasilitas chat serta fasilitas pembelajaran e-larning yaitu (1) tidak adanya SDM
messenger service lain, seperti YM, Google Talk, dan lain- untuk aspek IT; (2) infrastruktur TIK UNJ rendah, yang
lain, sedangkan tidak real time (asynchronous) dosen berdampak terhadap akses di kampus dan anggaran
dapat melakukan tanya jawab atau tutorial dengan “insentif” bagi dosen yang menerapkan e-learning
menggunakan Groupware, seperti Yahoo groups atau dalam perkuliahannnya; serta (3) karakteristik
Newsgroup yang difasilitasi website resmi Program mahasiswa yang belum sepenuhnya mandiri.
Studi. Program studi Teknologi Pendidikan (Strata-1)
Dalam kegiatan pembelajaran, dosen di dapat mengembangkan pembelajaran e-learning
program studi Teknologi Pendidikan (Strata-1) dapat berdasarkan desain yang sudah ditetapkan. Materi
mendesain aktivitas pembelajaran secara online. pembelajaran yang sudah didesain kemudian
Sedikit dosen yang dapat memberikan kesempatan dikembangkan ke dalam Learning/Content Management
kepada mahasiswa untuk membaca, mengkaji, dan System yang telah dilakukan oleh tim pengembang yang
mempelajari literatur dengan cara searching sendiri terdiri dari dosen dan web manager. Jurusan ini membuat
dari internet menggunakan search engine (Google, kriteria dan kualifikasi dari tim pengembang e-learning
Yahoo, dan lain-lain) dan mengunduh materi (dalam yakni memiliki keinginan untuk memanfaatkan TIK
format ppt, pdf, html, video, dan lain-lain) yang sudah dan mengerti desain pembelajaran. Adapun tugas dan
diunggah (upload), sedangkan untuk aktivitas menulis fungsi dari tim pengembang e-learning ini, diantaranya
makalah individu, hasil kajian buku, dan refleksi (1) web manager bertanggung jawab dalam menjawab
topik-topik perkuliahan secara e-learning, sebagian aspek teknik yang dibutuhkan oleh mata kuliah
dosen yang dapat memberikan kesempatan kepada beserta pemeliharaannya; dan (2) dosen bertanggung
mahasiswa untuk mengirim tulisan (makalah dan jawab terhadap pengembangan konten, strategi
lain-lain) dengan cara submit langsung via fasilitas pembelajaran, dan pengelolaan kelas onlline.
submit assignment yang ada. Jenis-jenis materi pembelajaran yang disajikan
Pada kelas tatap muka, metode penyampaian pada perkuliahan e-learning di program studi
materi perkuliahaan dapat disampaikan dengan Teknologi Pendidikan (Strata-1), diantaranya (1) text-
berbagai metode. Dosen di program studi Teknologi based, menyediakan bahan ajar text-based dalam bentuk
Pendidikan (Strata-1) menerapkan diskusi (termasuk dokumen pengolah kata (.doc), portable document format

PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 32 No. 1 April 2018 63


Penerapan Electronic Learning...

(.pdf), dan dalam bentuk hypertext mark up language studi Teknologi Pendidikan (Strata-1) merasa ada
(html) untuk mata kuliah yang diselenggarakan secara beberapa faktor pendukung dan penghambatnya.
e-learning; dan (2) multimedia-based, menyediakan Jurusan ini didukung oleh banyaknya sumber
bahan ajar multimedia-based, seperti (a) slide presentasi, referensi yang cukup dan dosen serta tim pengembang
slide presentasi yang dikemas dalam format slide show yang kooperatif, sedangkan faktor-faktor yang
yang diunggah langsung dalam laman resmi, format menjadi penghambat dalam pengembangan e-learning,
konversi ke dalam bentuk swf atau executable file lain diantaranya infrastuktur dari UNJ, waktu, kemampuan
yang diunggah langsung dalam laman resmi, format teknik, dan karakter mahasiswa.
file asli (pptx, pps) yang diunggah langsung dalam Untuk mendukung pelaksanaan blended
laman resmi, dan format konversi ke dalam bentuk learning di program studi Teknologi Pendidikan
.swf atau executable file lain yang didistribusikan (Strata-1), ditemukan sebanyak dua platform LCMS
langsung kepada mahasiswa via USB flash disk; (b) untuk menerapkan e-learning yaitu Claroline dan
video, menyediakan bahan ajar dalam bentuk video Moodle, sedangkan hosting yang digunakan, peneliti
yang dikemas dalam format streaming (upload) dalam menemukan tiga hosting yang berbeda yaitu: http://
format konversi (flv, wmv, dan lain-lain) ke laman www.courses.web-bali.net; http://unj.web-bali.net;
resmi; dan (c) flash animation, menyediakan bahan dan http://teknologipendidikan.web.id. Ditemukan
ajar dalam bentuk flash animation yang dikemas dalam 7 dari 16 dosen yang melaksanakan blended learning
format streaming (upload) dalam format shockwave flash di program studi Teknologi Pendidikan (Strata-1)
(swf) ke laman resmi. menerapkan jenis blended learning menurut Khan
Proses penyajian materi pembelajaran online adalah kombinasi offline dan online Learning. Mayoritas
pada jurusan ini dikembangkan sendiri oleh dosen dosen hanya menyajikan blog untuk materi kuliah,
dan memanfaatkan sumber belajar yang tersedia blog untuk tugas, e-mail untuk pengumuman, e-mail
di lapangan seperti menautkan alamat website (url untuk penugasan, dan menyelenggarakan presentasi
address) terkait langsung dalam laman resmi (url link) dan diskusi di kelas, sedangkan hanya seorang
dan memperoleh dari sumber lain di internet. Fungsi dosen memadukannya dengan jenis blended learning
dosen di sini juga sebagai pihak yang terlibat dalam yaitu kombinasi antara pembelajaran terstruktur dan
pengembangan dan menggunggah materi tersebut ke tidak terstruktur. Dosen tersebut juga menyajikan
dalam Learning/Content Management System. pembelajaran terurut dan terencana, fleksibilitas
Evaluasi perkuliahaan e-learning di program urutan penyajian materi sesuai kebutuhan, penugasan
studi Teknologi Pendidikan (Strata-1) dilakukan secara terstruktur, dan memberikan kebebasan memilih
tatap muka dan online. Pada kelas tatap muka dosen tema penugasan, waktu penugasan, serta kinerja dan
di jurusan ini menyediakan pencil on paper test dalam evaluasi.
bentuk pilihan ganda, mencocokkan, benar/salah, Dosen di program studi Teknologi Pendidikan
dan selebihnya dalam bentuk essay, sedangkan pada (Strata-1) melakukan analisis penentuan penyampaian
kelas virtual, dosen menyediakan test pada laman materi berdasarkan sifat materi pembelajarannya.
resmi dalam bentuk pilihan ganda, mencocokkan, dan Perkuliahan tatap muka dilaksanakan apabila suatu
benar/salah. Alat evaluasi yang dikembangkan pada topik memerlukan pendalaman diskusi yang lebih
perkuliahaan e-learning dikembangkan oleh dosen luas dan memerlukan praktik. Perkuliahan biasanya
dimana saat materi evaluasi telah siap, materi evaluasi dilakukan dalam bentuk diskusi kelas dan presentasi
diunggah mengikuti prosedur kerja LCMS. Beberapa oleh mahasiswa, sedangkan pertimbangan untuk
dosen juga ada yang mengembangkan atau membuat kelas online seperti kuliah tatap muka, ada materi
e-learning test dengan menggunakan aplikasi built in online yang sudah terjadwalkan di dalam silabus
tool yang telah ada dalam LCMS yang digunakan perkuliahan. Frekuensi tatap muka tidak ditentukan
dan menggunakan juga Hot Potatoes. Mahasiswa jumlahnya tergantung pada karakteristik materinya.
juga diberikan tugas secara online oleh dosen baik Jadi jelas pertemuan tatap muka sama dengan jumlah
penugasan secara individu maupun perkelompok. topik yang memerlukan pendalaman. Perkuliahan
Penilaian partisipasi mahasiswa juga dijadikan sebagai online lebih banyak digunakan jika mahasiswa
evaluasi, dimana tingkat partisipasi aktif dan kualitas harus lebih banyak membaca referensi, memahami,
argumentasi mahasiswa dinilai dengan mengacu pada dan merefleksikannya, 20% saja yang digunakan
forum diskusi dan tutorial elektronik via chatting, SMS, synchronous maupun selebihnya menggunakan
BBM, dan lain-lain. asynchronous.
Pada proses pengembangan, dosen di program Mayoritas dosen-dosen di program studi

64 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 32 No.1 April 2018


Penerapan Electronic Learning...

Teknologi Pendidikan (Strata-1) mampu untuk ragam pengetahuan dari materi di mata kuliah yang
merancang pembelajaran virtualnya secara harus disesuaikan. Mayoritas dosen tersebut juga
keseluruhan. Secara lebih jelas, hanya beberapa menyajikan learning object berbagai format media,
dosen yang mampu mengelola kelas virtual dalam diantaranya .JPEG, .GIF, .HTML, .PDF, .PPT, .URL,
menerjemahkan rancangan pembelajaran ke dalam .DOC, dan .SWF. Hanya ditemukan 1-3 dosen yang
LCMS, seperti (1) entri atau unggah (upload) deskripsi hanya menyajikan LO dalam format .DOC, .PDF, dan
perkuliahan; (2) entri atau unggah (upload) alur .PPT.
pembelajaran (learning path); (3) entri atau unggah Hal-hal yang ditemui selama pelaksanaan
(upload) jadwal perkuliahan; (4) entri atau unggah blended learning di program studi Teknologi Pendidikan
(upload) pengumuman, mengelola forum diskusi (Strata-1) ialah ada beberapa dosen yang belum
(posing case/masalah diskusi dan memberikan memenuhi kelengkapan unsur-unsur pembelajaran
feedback); (5) entri atau unggah (upload) test e-learning; menurut prinsip e-learning. Ada beberapa dosen yang
(6) entri atau unggah (upload) bahan ajar (pdf, ppt, html, tidak menyajikan silabus perkuliahan pada coursesite,
video, dan lain-lain), melaksanakan tutorial elektronik padahal silabus diperlukan oleh mahasiswa sebagai
(chatting, computer conference, dan lain-lain); dan (7) gambaran tujuan, materi yang akan dipelajari, serta
entri atau unggah (upload) tugas (assignment) dan kejelasan informasi dalam perkuliahan pada blended
memberikan feedback serta penilaian. learning. Pada coursesite juga ditemukan ada beberapa
Dosen yang menyelenggarakan e-learning dosen yang tidak menyelenggarakan kegiatan forum
diberikan kewenangan untuk mengelola sendiri diskusi, penugasan, dan evaluasi atau asesmen secara
kelas virtualnya namun ada beberapa dosen yang online. Tak hanya itu, ada beberapa dosen yang belum
meminta bantuan asisten dosen 1-2 orang. Kebutuhan menyajikan Learning Object pada slot yang sudah
tersebut dikarenakan perkuliahan dengan e-learning disediakan, dan hal ini dapat peneliti lihat pada hosting
membutuhkan waktu tambahan (extra time). Dalam http://www.courses.web-bali.net.
e-learning, dosen sangat membutuhkan tenaga Dosen merasa dalam pelaksanaan e-learning
tambahan yang dapat membantu supaya kegiatan dibutuhkan biaya tambahan untuk membayar fasilitas
pembelajaran tetap berjalan secara konsisten. Asisten pendukung e-learning (jaringan internet, komputer/
dosen berperan dalam mengunggah rancangan laptop, dan lain-lain), karena dalam pelaksanaannya
pembelajaran ke dalam LCMS seperti mengentri tidak semudah yang dikira maka dosen yang
atau unggah (upload) bahan ajar (pdf, ppt, html, video, menggunakan strategi pembelajaran e-learning harus
dan lain-lain) dan melaksanakan tutorial elektronik diberikan insentif yang berbeda dengan dosen yang
(chatting, computer conference, dan lain-lain) dalam melakukan perkuliahan tatap muka saja. Pelaksanaan
mengelola kelas virtual. e-learning akan memiliki kelayakan sesuai kebutuhan,
Dalam menyajikan learning object pada coursesite maka perlu dibuat kebijakan yang didukung oleh
di LCMS, dua dosen menggunakan model penyajian tingkat pusat/tingkat perguruan tinggi. Perlu juga
LO yaitu Deductive-Evaluative, dimana menyampaikan adanya dukungan kebijakan tentang e-learning di
materi secara sistematis dan kritis serta meminta tingkat fakultas. Namun selama melaksanakan
mahasiswa untuk membuat analisis dari informasi e-learning, sedikit sekali jumlah dosen di program
yang telah didapatkan. Terdapat juga dua dosen studi Teknologi Pendidikan (Strata-1) berpendapat
menggunakan model penyajian LO yaitu Analytical- memperoleh dukungan kebijakan pusat, dan kebijakan
Synthetic-Evaluative, dimana dosen menyampaikan fakultas dalam bentuk pengakuan atau penghargaan
materi atau informasi melalui data yang diberikan terhadap inovasi pembelajaran dengan e-learning.
lalu mahasiswa mendapatkan informasi baru Hal ini tidak sejalan dengan pendapat dosen yang
melalui data tersebut kemudian menganalisis secara merasa bahwa pembelajaran dengan e-learning di
keseluruhan, sedangkan ada dua dosen menggunakan perguruan tinggi sudah menjadi suatu kebutuhan di
model penyajian LO yaitu Concret-Generic, dimana era globalisasi ini.
menyampaikan materi secara linier dan bertahap Sebagian dosen merasa jika mendapat
dengan menggunakan contoh-contoh konkret. dukungan kebijakan jurusan/program studi dalam
Lebih lagi, ada seorang dosen menggabungkan bentuk SK Kaprodi yang membentuk tim e-learning
model Analogue-Analytical dan Concrete-Generic pada dan pengakuan atau penghargaan terhadap inovasi
penyajian LO di coursesitenya. Penentuan model pembelajaran dengan e-learning. Hal ini menjadi
penyajian LO tersebut memang berbeda-beda di penyemangat bagi dosen karena merasa bahwa
setiap mata kuliah, hal ini dikarenakan sifat dan jenis dalam melaksanakan e-learning harus memiliki

PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 32 No. 1 April 2018 65


Penerapan Electronic Learning...

komitmen yang tinggi, karena diakui bahwa e-learning cara submit langsung via fasilitas submit assignment,
merupakan pembelajaran yang sangat menantang. sedangkan untuk mengunggah tulisan (makalah,
Dalam pelaksanaan e-learning, dosen harus dapat refleksi, dan lain-lain), mahasiswa dapat menulis di
membuat learning content yang menarik, sehingga blog hosting resmi program studi dan di blog komunitas
meskipun tidak terjadinya tatap muka secara langsung mahasiswa yang disarankan, seperti (http://tpers.
mahasiswa masih tetap senang mempelajari materi net).
perkuliahan. Dosen pada jurusan ini juga berpendapat Jenis-jenis bahan ajar pada perkuliahan melalui
bahwa e-learning membantu membentuk mahasiswa e-learning yang mahasiswa dapatkan sangat beragam
sebagai pemelajar abad 21 (membantu meningkatkan pada program studi Teknologi Pendidikan (Strata-1).
ICT literacy mahasiswa). Jenis bahan ajar dalam text-based seperti dokumen
Program studi Teknologi Pendidikan (Strata-1) pengolah kata (.doc), format portable document format
juga menghadapi faktor pendukung dan penghambat (.pdf), dan dalam bentuk HTML kerap diberikan
pelaksanaan e-learning. Faktor mendukung proses kepada mahasiswa. Selain itu, jenis bahan ajar seperti
analisis e-learning, diantaranya kesiapan mahasiswa multimedia-based melalui slide show yang diunggah
yang sudah cukup baik, sehingga ketika diperkenalkan langsung ke dalam laman resmi, konversi ke dalam
dengan e-learning tidak terlalu kesulitan mengikutinya bentuk .SWF atau executable file lain yang diunggah
serta dukungan manajemen program studi ke dalam laman resmi, file asli (.pptx, dan .pps) yang
Teknologi Pendidikan (Strata-1), sedangkan faktor diunggah langsung ke dalam laman resmi, serta file asli
penghambat pelaksanaan diantaranya infrastruktur (.pptx dan .pps) yang didistribusikan langsung kepada
di UNJ dan persoalan kompetensi karena kemampuan mahasiswa via USB flashdisk.
pengembang diperoleh secara otodidak dari berbagai Jenis-jenis alat evaluasi pada perkuliahaan
buku-buku yang tersedia tanpa ikut pelatihan. melalui e-learning di program studi Teknologi
Metode pembelajaran pada perkuliahan Pendidikan (Strata-1) juga beragam untuk diberikan
melalui e-learning di program studi Teknologi kepada mahasiswa. Tes secara online dalam bentuk
Pendidikan (Strata-1) beragam untuk diberikan pilihan ganda, menjodohkan, benar/salah, dan
kepada mahasiswa. Mahasiswa dapat mempelajari jawaban singkat kerap diberikan kepada mahasiswa.
slide presentasi yang diunggah oleh dosen ke dalam Mahasiswa program studi Teknologi Pendidikan
hosting. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk (Strata-1) dalam hal penugasan e-learning diberikan
diskusi secara online melalui fasilitas forum diskusi secara individu dan perkelompok. Dalam hal penilaian
melalui laman resmi di (http://courses.web-bali. terhadap parstisipasi mahasiswa, dosen di program
net) dan (http://teknologipendidikan.web.id), untuk studi Teknologi Pendidikan (Strata-1) kerap menilai
membantu mahasiswa yang mengalami kendala selama partisipasi mahasiswa dalam forum diskusi, komentar
perkuliahan, mahasiswa disediakan kesempatan tanya terhadap posting tulisan teman sejawat, tanya jawab
jawab secara real time dan menggunakan fasilitas pada elektronik via chatting, SMS, maupun BBM.
messenger service lain seperti YM, Google Talk, dan lain- Dari ke semua yang sudah dijelaskan terkait
lain. Mahasiswa juga dimudahkan untuk tanya jawab metode, jenis-jenis bahan ajar maupun evaluasi di
pada perkuliahan secara tidak real time melaui e-mail atas, mahasiswa merasa bahwa pemahaman terhadap
ke masing-masing mahasiswa dan Groupware seperti materi perkuliahan terbantu dengan adanya presentasi
Yahoo Groups atau Newsgroup yang telah difasilitasi dosen via slide presentasi yang diunggah (upload).
pada hosting resmi program studi. Mahasiswa juga merasa bahwa presentasi dosen
Kegiatan pembelajaran yang diberikan kepada via silde presentasi yang diunggah (upload) ke laman
mahasiswa secara online ialah membaca, mengkaji, dan resmi, dan mudah untuk pahami. Di samping itu,
mempelajari literatur melalui e-learning. Mahasiwa diskusi melalui fasilitas forum membantu mahasiwa
kerap menggunakan pencarian mandiri dengan memahami materi perkuliahan secara lebih mendalam
internet menggunakan search engine (Google, Yahoo, dimana diskusi yang kerap dilakukan dua kali
dan lain-lain) dan mengunduh materi (dalam format dalam satu bulan dirasakan sudah sangat sesuai oleh
ppt, pdf, html, video, dan lain-lain) yang sudah mahasiswa. Mahasiswa merasa sangat termotivasi
diunggah (upload) hosting resmi jurusan. Mahasiswa jika dosen memberikan umpan balik segera terhadap
juga diberikan kesempatan untuk menulis makalah argumentasi yang diberikan dalam diskusi yang
individu, hasil kajian buku, dan refleksi topik-topik dilakukan melalui fasilitas forum diskusi. Dari sisi
perkuliahan secara e-learning. Mahasiswa kerap penilaian, mahasiswa merasa termotivasi mengikuti
mengirim tulisan (makalah dan lain-lain) dengan forum diskusi pada laman resmi ketika partisipasi

66 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 32 No.1 April 2018


Penerapan Electronic Learning...

dijadikan sebagai bagian dari penilaian hasil belajar. belajar mahasiwa dan tidak terikat harus hadir
Dari sisi kegiatan perkuliahan, mahasiswa di secara fisik dalam perkuliahan. Dari sisi fasilitas
Program Studi Teknologi Pendidikan (Strata-1) lebih yang diberikan oleh kampus, mahasiswa mengalami
menyukai tugas membaca atau mengkaji literatur yang kesulitan mendapatkan akses internet di kampus agar
membolehkan dalam memilih dan menentukan sendiri bisa mengikuti perkuliahan dengan sistem e-learning/
(searching) sumber informasi tersebut dari internet. blended learning.
Mahasiswa lebih termotivasi dalam membaca dan
mengkaji literatur secara e-learning ketika dijadikan PENUTUP
sebagai bagian dari penilaian hasil belajar. Jika
diberikan fasilitas bimbingan melalui tanya jawab Kesimpulan
dan tutorial, mahasiswa senang jika ada tutorial Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan
secara elektronik melalui chatting, BBM, mailing list dalam penelitian ini terdapat beberapa kesimpulan,
(group), e-mail, dan lain-lain yang dilakukan oleh yaitu (1) e-learning di program studi Teknologi
dosen secara regular. Mahasiswa juga berharap dan Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
senang jika ada demonstrasi materi yang disajikan Negeri Jakarta telah diselenggarakan oleh 7 orang
dalam bentuk video, animasi, atau simulasi yang dosen untuk 20 mata kuliah yang ditawarkan. Dari 20
diunggah ketika partisipasi dalam forum diskusi mata kuliah tersebut 100% dilaksanakan melalui blended
dijadikan sebagai bagian dari penilaian hasil belajar. learning; (2) pengembangan e-learning telah melalui
Kegiatan demonstrasi materi yang disajikan dalam tahap analisis, desain dan pengembangan. Dalam
bentuk video, animasi, atau simulasi yang diunggah tahap analisis, dosen-dosen mempertimbangkan
di laman resmi. Saat partisipasi dalam forum diskusi, karekteristik mahasiswa, lingkungan pendukung
diharapkan mahasiswa untuk dijadikan sebagai pembelajaran online, kemampuan TIK mahasiswa,
bagian dari penilaian hasil belajar, untuk bahan ajar tujuan pembelajaran, dan karakteristik ragam
melalui e-learning, mahasiswa akan terbantu jika pengetahuan. E-learning terhadap 20 mata kuliah
dibekali dengan demonstrasi materi dalam bentuk tersebut telah dirancang sebagai blended learning
video, animasi, atau simulasi dalam VCD, DVD atau yang mengkombinasikan antara pembelajaran tatap
CD-ROM yang dapat dipelajari di rumah. Mahasiswa muka dan pembelajaran online. Strategi pembelajaran
di program studi Teknologi Pendidikan (Strata-1) online dirancang bervariasi yaitu penyajian materi,
sepertinya tidak menyukai untuk menuliskan uraian pendalaman materi melalui forum diskusi online,
atau hasil kajian terkait dengan topik tertentu ke penerapan pengetahuan melalui penugasan online,
dalam blog baik yang difasilitasi laman resmi atau dan mengukur keberhasilan belajar melalui tes online,
blog komunitas mahasiswa lain. Mahasiswa juga sedangkan pembelajaran tatap muka lebih ditekankan
tidak termotivasi jika evaluasi hasil belajar dilakukan pada diskusi, presentasi mahasiswa, demonstrasi,
dengan tes secara e-learning. dan praktik. Pada tahap pengembangan, dosen
Sepanjang pelaksanaan blended learning di mengembangkan materi ajar (dalam bentuk teks,
program studi Teknologi Pendidikan (Strata-1), slide presentasi, video, animasi, buatan sendiri atau
perkuliahan dengan sistem e-learning/blended learning memanfaatkan media yang telah ada di internet),
pada program studi teknologi pendidikan sangat mengembangkan sendiri bahan penugasan online,
diperlukan oleh mahasiswa. Oleh sebab itu, mahasiswa forum diskusi online dan soal tes online; (3) dari
merasa perkuliahan dengan sistem e-learning/ sisi pelaksanaan e-learning, sebagian besar dosen
blended learning pada program studi Teknologi masih kesulitan dalam memfasilitasi kelas virtual
Pendidikan layak dilaksanakan. Selama belajar (pembelajaran online), khususnya dalam mengunggah
dengan bantuan sistem e-learning/blended learning, (materi, tugas forum diskusi dan tes online). Oleh
mahasiswa tidak mengalami kesulitan mengikuti karenanya memerlukan tenaga tambahan (asisten)
perkuliahan. Mahasiswa juga merasa tertantang untuk yang menguasai komputer dan internet, sedangkan
mengikuti perkuliahan dengan sistem e-learning/ untuk pembelajaran tatap muka, tidak mengalami
blended learning. Dari efiesiensi, mahasiswa merasa kesulitan karena sudah menjadi kebiasaan. Mahasiswa
mengeluarkan waktu, biaya, dan tenaga lebih banyak mengikuti semua proses pembelajaran online, karena
ketika mengikuti perkuliahan dengan dengan sistem setiap komponen pembelajaran online, khususnya
e-learning/blended learning. Berlawanan dengan hal keikutsertaan aktif dalam forum diskusi, tugas
tersebut, mahasiswa merasa bahwa sistem e-learning/ dan tes telah dirancang sebagai bagian dari proses
blended learning bisa belajar sesuai dengan kecepatan evaluasi secara keseluruhan; (4) ada beberapa faktor

PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 32 No. 1 April 2018 67


Penerapan Electronic Learning...

yang mendukung penerapan e-learning di program dari sisi koneksi internet. Oleh karena itu, disarankan
studi Teknologi Pendidikan berjalan dengan baik. agar program studi Teknologi Pendidikan bekerja
Faktor tersebut adalah adanya dukungan komitmen sama dengan operator telekomunikasi yang ada dapat
besar dari ketua program studi, ketersediaan sarana memfasilitasi ketersediaan koneksi internet yang
pendukung e-learning di kampus dan mahasiswa memadai.
secara individu, familiaritas mahasiswa terhadap
komputer dan internet, serta ketersediaan sumber DAFTAR PUSTAKA
belajar yang berlimpah di internet, sedangkan
beberapa faktor penghambat pelaksanaan e-learning Chaeruman, U.A. (2008). Penerapan blended learning.
di program studi Teknologi Pendidikan diantaranya Diakses melalui http://www.teknologipen-
belum jelasnya kebijakan kampus terkait dengan didikan.net/2008/11/27/contoh-penera-
e-learning, persepsi dosen yang masih bervariasi pan-blended-learning/
tentang strategi pembelajaran dalam e-learning, Clark, R.C. & Meyer, R.E. (2003). E-learning strategies:
ketiadaan biaya untuk pengembangan materi sehingga Design, delivery, implementation and evaluation.
lebih banyak memanfaatkan dari sumber belajar yang San Francisco: John Wiley & Sons, Inc.
telah ada di internet, kurang memadainya ketersediaan Dabbagh, N. & Bannan-Ritland, B. (2005). Online
akses dan koneksi internet di kampus, dan rendahnya learning: Concept, strategies, and application. New
kemandirian belajar mahasiswa. Jersey: Pearson education, Inc.
Saran Gredler, M.E. (2011). Learning and instruction: Teori dan
Berdasarkan temuan-temuan penelitian ini, aplikasi. Terjemahan Tri Wibowo B.S. edisi ke-
maka ada beberapa saran yang dapat digunakan untuk enam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
memperbaiki implementasi e-learning khususnya Holmes, B. & Gardner, J. (2006). E-learning concepts and
di program studi Teknologi Pendidikan, antara practice. London: SAGE Publication, Ltd.
lain (1) penerapan e-learning sangat membutuhkan Khan, B. (2005). Managing e-learning strategies: Design,
kebijakan dari pengambil kebijakan tingkat fakultas delivery, implementation, and evaluation. USA:
maupun universitas, oleh karena itu, disarankan Idea Group, Inc.
agar universitas mengeluarkan kebijakan semacam Miarso,Y. (2005). Menyemai benih teknologi pendidikan.
rintisan pengembangan dan penerapan e-learning; Jakarta: Kencana.
(2) masih banyak dosen yang enggan melaksanakan Morrison, G.R., Ross, S.M., & Kemp, J.E. (2007). Design-
e-learning. Oleh karena itu, keberhasilan implementasi ing effective instruction. USA: John Wiley&Sons,
e-learning untuk 20 mata kuliah ini disarankan untuk Inc.
dijadikan model sebagai bahan acuan bagi dosen- Prawiradilaga, D.S. (2007). Prinsip desain pembelajaran.
dosen lainnya di program studi Teknologi Pendidikan; Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
(3) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa e-learning Prawiradilaga, D.S & Siregar, E. (2004). Mozaik teknologi
diselenggarakan di laman web yang berbeda dengan pendidikan. Jakarta: Kencana.
platform berbeda, maka disarankan agar program Siregar, E. & Nara, H. (2010). Teori belajar dan pembela-
studi Teknologi Pendidikan menetapkan platform jaran. Ciawi, Bogor: Ghalia Indonesia.
dan laman web resmi yang sama; (4) hasil penelitian Wahono, R.S. (2008). Meluruskan salah kaprah tentang
menunjukkan bahwa blended learning dirancang secara e-learning. Diakses melalui http://romisatri-
bervariasi oleh ketujuh dosen yang menerapkan, oleh awahono.net/2008/01/23/meluruskan-salah-
karena itu, disarankan agar program studi Teknologi kaprah-tentang-e-learning/
Pendidikan menetapkan standar minimal baik Yin, R.K. (2008). Studi kasus: Desain dan metode. Jakarta:
rancangan e-learning maupun proses implementasinya; PT. Grafindo Persada.
dan (5) hasil penelitian menunjukkan lemahnya
sarana pendukung pembelajaran online, khususnya

68 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 32 No.1 April 2018

Anda mungkin juga menyukai