Anda di halaman 1dari 4

Pengaruh Pemberian Dosis Probiotik yang Berbeda Pada Sistem Akuaponik dengan Tanaman

Selada(Lactuca sativa) terhadap Kualitas Air Akuarium Ikan Lele (Clarias sp.)

Nama kelompok

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya

Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145

ABSTRAK
Pendahuluan Probiotik mengandung sebagian besar
mikroorganisme Lactobacillus, Bacillus,
Menurut Primashita, et al.(2017), ikan Nitrosomonas dan Nitrobacter yang dapat
lele merupakan ikan air tawar yang banyak meningkatkan dekomposisi limbah serta dapat
dibudidayakan di Indonesia. Hal ini terjadi meningkatkan kualitas air. Pemberian
karena disebabkan oleh ikan lele merupakan probiotik dalam lingkungan perairan
komoditas unggul, serta mempunyai prospek diharapkan dapat meningkatkan respon imun
pasar yang baik. Ikan lele mempunyai terhadap penyakit, memperbaiki sistem
keunggulan antara lain rentan terhadap pencernaan ikan, memperbaiki kualitas air
penyakit, pola adaptasi yang menyesuaikan karena dapat merubah senyawa beracun
lingkungan, kandungan gizi yang tinggi, menjadi tidak beracun, seperti senyawa
bernilai ekonomis, memiliki pertumbuhan ammonia dan nitrit melalui proses nitrifikasi,
yang cepat serta pemeliharaan yang cukup meningkatkan kelangsungan hidup serta dapat
mudah. meningkatkan laju pertumbuhan ikan sehingga
dapat menunjang peningkatan produksi.
Semakin tinggi produksi ikan lele
berakibat pada penmbahan area lahan Pemeliharaan ikan lele dengan penambahan
budidaya dan penggunaan presentase air, probiotik dapat menjadi solusi untuk
sehingga diperlukan teknologi untuk mempertahankan kualitas air, karena
mengatasi masalah tersebut dengan mengandung bakteri yang dapat meningkatkan
perubahan nitrit menjadi nitrat sehingga dapat
keuntungan padat tebar tinggi namun dengan
lahan dan penggunaan air yang minim serta dimanfaatkan kangkung untuk
pola manajemen yang efektif dan efisien. pertumbuhannya dan tidak meracuni ikan yang
Teknologi yang sudah banyak diterapkan dipelihara. Secara komersil probiotik saat ini
sudah banyak diproduksi terutama yang
untuk masalah tersebut adalah sistem
akuaponik. Sistem akuponik memiliki digunakan untuk budidaya ikan air tawar
beberapa kelebihan diantaranya lahan yang dengan kandungan bakteri yang berbeda-beda,
digunakan dapat berupa lahan yang sempit, maka perlu dikaji terkait dengan efektivitas
penggunaan air yang minim karena penggunaan probiotik komersil tersebut
(Primashita,et al.2017).
menerapkan sitem resirkulasi, hasil yang di
panen dapat berupa dua produk antara tanaman Penelitian menggunakan tanaman
seladadan ikan lele. selada sebagai filter dari air limbah budidaya
Menurut Sukoco, et al.(2016), manfaat yang dimanfaatkan untuk budidaya ikan. Salah
akuaponik selain penggunaan lahan dan air, faktor yang mendukung pertumbuhan akar
hasil produk, akuponik juga dapat selada sehingga mempengaruhi proses
meningkatkan efisiensi usaha yaitu dalam penyerapan amonia adalah media tanam
pemanfaatan hara dan sisa pakan dan selada. Tanaman sangat berpengaruh terhadap
sistem tersebut karena faktor pendukung
metabolisme ikan. Metabolisme ikan(feses dan
urin) dan sisa pakan akan menghasilkan penyerapan kadar amonia dari tanaman. Media
amonia. Amonia merupakan salah satu bentuk yang optimal untuk pertumbuhan tanaman
nitrogen anorganik yang berdampak buruk harus memiliki persyaratan-persyaratan
pada kelangsungan hidup ikan, semakin tinggi sebagai tempat berpijak tanaman, mapu
konsentrasi amonia maka akan menghambat mengontrol kelebihan air serta memiliki
proses pertumbuhan ika. Ambang batas sirkulasi ketersediaan udara yang baik, mampu
kandungan amonia untuk ikan lele yaitu 0,8 menyuplai unsur hara yang dibutuhkan
mg/L. tanaman dan memiliki kemampuan mengikat
air, dapat mempertahankan kelembaban di
sekitar akar tanaman dan tidak mudah lapuk nafsu makan pada ikan karena bantuan dari
atau rapuh(Anjani, et al.2017). bakteri baik tersebut untuk proses
pertumbuhannya. Probiotik ditambahkan pada
Tinjauan Pustaka saat budidaya untuk memenuhi kebutuhan ikan
Menurut Herawati dan Agus (2014), yang dibudidayakan.
bakteri probiotik adalah bakteri yang
mendukung kesehatan organisme lain. Bakteri Menurut Setijaningsih dan Umar
ini memiliki fungsi sebagai sumber nutrien (2015), akuaponik adalah bentuk khusus dari
yang berkontribusi pada enzim dalam recirculating aquaculture system yakni
pencernaan ikan. Fungsi dari bakteri ini juga pemeliharaan tanaman dengan media air
dapat membantu penyerapan material organik (hidroponik), yang disusun pada sirkulasi air
yang sama dengan media budidaya ikan.
yang dimediasi oleh probiotik. Peran bakteri
probiotik dalam budidaya sangat penting, Tujuan utama dari akuaponik adalah
karena dapat meningkatkan immunitas ikan memanfaatkan nutrien yang dilepaskan oleh
ikan untuk menumbuhkan tanaman, sehingga
terhadap patogen dan sangat berkontribusi
pada enzim pencernaan ikan. keberadaan nutrien tersebut dalam media
budidaya tidak mengganggu pertumbuhan
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan. Akuaponik merupakan sistem yang
ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomi kompleks sehingga diperlukan manajemen
yang baik dalam aplikasinya, karena debit air
tinggi. Ketersediaan benih ikan secara
berkesinambungan dalam kuantitas yang berpengaruh pada kemampuan penyerapan
cukup dengan kualitas yang baik merupakan nutrien oleh tanaman. Keuntungan budidaya
syarat mutlak. Ikan lele sangkuriang (Clarias sistem akuaponik dibanding sistem resirkulasi
yaitu komponen hidroponik dimanfaatkan
gariepinus) merupakan ikan yang telah
diperkenalkan oleh Balai Besar Pengembangan sebagai biofilter.
Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi
pada tahun 2004. Lele sangkuriang (C. Menurut Edaroyati, et al. (2017),
gariepinus) memiliki fekunditas dan komponen hidroponik dalam sistem akuaponik
memberikan nutrisi yang dibutuhkan pada
pertumbuhan yang lebih tinggi serta tingkat
konversi pakan yang lebih rendah tanaman. Sistem akuaponik harus memastikan
dibandingkan dengan lele dumbo yang beredar proses aerasi, pergerakan air dan proses
di masyarakat saat ini (Kosim, et al.2016) biologis menghasilkan nitrat pada tahap akhir.
Sistem akuaponik adalah budidaya simbiosis
Menurut Wardika, et al. (2014), yang terjadi antara ikan, bakteri dan tumbuhan,
prinsip dasar kerja probiotik adalah dan dianggap sebagai sistem pertanian
pemanfaatan kemampuan mikroorganisme berkelanjutan yang dengan menggunakan air
dalam memecah atau menguraikan rantai dan nutrisi dalam resirkulasi bersama.
panjang karbohidrat, protein dan lemak yang
menyusun pakan yang diberikan. Bakteri Selada (Lactuca sativa L) merupakan
dalam saluran pencernaan terutama hewan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki
akuatik telah diketahui memiliki peran baik. prospek dan nilai komersial yang cukup baik.
Bakterinya yakni pada genus Bacillus, Semakin bertambahnya jumlah penduduk
Bifidobacteri, Pseudomonas, Lactobacillus dan Indonesia serta meningkatnya kesadaran
Micrococcustelah terbukti sebagai bakteri penduduk akan kebutuhan gizi menyebabkan
yang menguntungkan dan dapat hidup bertambahnya permintaan akan sayuran.
berasosiasi sebagai flora normal pada Kandungan gizi pada sayuran terutama
organisme baik di dalam maupun di luar vitamin dan mineral tidak dapat disubtitusi
tubuh. Probiotik juga dapat meningkatkan melalui makanan pokok (Mas’ud,2009).
2. Akuaponik kangkung dengan
METODOLOGI probiotik dosis 1,5 ml
3. Akuaponik kangkung dengan
Metode penelitian probiotik dosis 3 ml
Waktu dan Tempat
4. Akuaponik kangkung dengan
Kegiatan praktikum ini dilakukan di
probiotik dosis 4,5 ml
Laboratorium Budidaya Ikan Divisi
5. Akuaponik selada tanpa probiotik
Reproduksi Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
(kontrol)
kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.
6. Akuaonik selada dengan probiotik
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 3
dosis 1,5 ml
Maret – 25 Maret 2018.
7. Akuaponik selada dengan probiotik
dosis 3 ml
Materi Praktikum
Peralatan Praktikum 8. Akuaponik selada dengan probiotik
dosis 4,5 ml
Alat-alat yang digunakan antara lain
Akuarium, bak akuaponik, gelas ukur, beaker Rancangan percobaan
glass, corong, spons, selang akuaponik,
pompa, thermometer, rockwool, gayung, seser, Cara kerja
ember, spatula, DO meter, nampan, pH meter,
timbangan digital, tabel teskit, botol teskit, Hasil dan pembahasan
botol film, toples, pipet tetes, toples,
autoclave, cawan petri, erlenmeyer, tabung Kesimpulan
reaksi, blue tip, serbet, washing bottle, hot
plate, pipet volume, bola hisap, rak tabung Saran
reaksi, mikropipet 100-1000µ, LAF, vortex
mixer, bunsen, sprayer, colony counter, spidol, Referensi
dan kamera digital.

Bahan Praktium
Bahan-bahan yang digunakan antara
lain probiotik, air, molase, sabun cuci, kertas
label, koran, sterofoam, pakan PF500, ikan lele
(Clarias gariepinus), kangkung (Ipomoea
aquatica), selada (Lactuca sativa), akuades,
tisu, pelet, plastik klip, kertas bekas, reagen
nitrit, reagen nitrat, reagen TAN, kapas,
alumunium foil, benang kasur, NaCl, PCA,
nafis, media PCA, platik wrap, korek api,
spiritus dan koloni bakteri.

Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam
praktikum ini adalah metoe eksperimental
yang menggunakan rancangan acak lengkap
(RAL) dengan 8 kali perlakuan 2 kali ulangan
dan ditempatkan secara acak pada masing-
masing ulangan atau kelompok. Perlakuan
tersebut masing-masing sebagai berikut :
1. Akuaponik kangkung tanpa probiotik
(kontrol)

Anda mungkin juga menyukai