NANA SUPRIYATNA
1006748734
,(
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners Spesialis
Keperawatan Komunitas
NANA SUPRIYATNA
1006748734
NPM
Tanda Tangan
:74.
Tanggal : 27 ;!Jl
2014
Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Depok
Universitas lncbnesia
Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir yang berjudul "Drug Abuse
Resistance Education (DARE) Sebagai Strategi Intervensi Keperawatan
Komunitas Mencegah Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja Di SMK "TB"
Cimanggis, Depok". Karya Ilmiah Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Ners Spesialis Keperawatan Komunitas Peminatan
Keperawatan Komunitas pada Program Ners Spesialis Keperawatan Komunitas,
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Karya ilmiah akhir ini dapat diselesaikan berkat bantuan, bimbingan, dan
dukungan berbagai pihak, oleh karena itu residen ingin mengucapkan secara
khusus rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada ibu
Agus Setiawan, MN., DN sebagai pembimbing I, dan ibu Ns. Henny Permatasari,
S.Kp., M.Kep., Sp.Kom sebagai pembimbing II sekaligus sebagai Ketua Program
Studi Pasca Sarjana yang telah banyak memberikan bimbingan, araban, dan
motivasi serta kesabarannya dalam proses penyusunan karya ilmiah akhir ini.
Pada kesempatan ini juga, peneliti mengucapkan rasa terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Dra. Junaiti Sahar, M.App.Sc., Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia.
2. Bapak Muhammad Hadi, SKM., M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan
kesempatan melanjutkan pendidikan di Universitas Indonesia.
3. Ibu Ima Nursanti, M.Kep., Sp.Mat Selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
4. Seluruh Dosen pada Program Magister Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia beserta Staf yang telah membantu selama proses pendidikan dan
penyusunan karya ilmiah akhir ini.
lV
_Sernoga seluruh arnal kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti mendapakan
ridho dari Allah SWT, Arniin.
Akhir kata sernoga hasil penelitian ini dapat rnernberikan rnanfaat untuk peneliti
sendiri, pengernbangan ilrnu pengetahuan, dan pengernbangan profesi
keperawatan.
=ili:Ol4
Residen
Katakunci:
DARE, remaja, penyalahgunaan narkoba, keperawatan komunitas
VI
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
ABSTRACT
Keywords:
DARE, adolescence, drug abuse, community nursing
vii
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
. ' .
·~
Hal am an
HALAMAN JUDUL
PERNYAT AAN ORISINILITAS
PERNYATAAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR................................................................................................. IV
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ...... ... ..... ....................... ................................. .... v1
ABSTRAK BAHSA INGGRIS ................................................................................... vn
DAFTAR lSI................................................................................................................ Vlll
DAFTARLAMPIRAN................................................................................................ X
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................... ................. 1
1.2 Tujuan ... ...... .... ....... ..... .. ............... ... .... ........ ... .... ........ .. .. ................ .... ... 11
1.3 Manfaat .. ....... ......... ..... ... ....... ....... ........ .. .. .. ..... ... .. ...... .. .. .. ..................... 12
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Analisis Pencapaian dan Kesenjangan.................................................... 121
5.2 Keterbatasan .............................. ............................................................. 141
5.3 Implikasi ................................................................................................. 141
Vlll
DAFTAR PUSTAKA
LAMPI RAN
ix
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Pedoman wawancaradi sekolah
Lampiran 3 Pedoman observasi terhadap keluarga
Lampiran 4 Format deteksi dini siswa terhadap risiko penyalahgunaan
narkoba
Lampiran 5 Format Deteksi dini penyalahgunaan narkoba bagi guru
Lampiran 6 Catatan wawancara dengan siswa penyalahguna narkoba
Lampiran 7 Alur rujukan risiko penyalahgunaan narkoba
Lampiran 8 Surat rujukan
Larnpiran 9 Prioritas masalah manajemen pelayanan keperawatan komunitas
Lampiran 10 Penapisan masalah asuhan keperawatan komunitas
Lampiran 11 Prioritas masalah asuhan keperawatan keluarga
. ~ .
Bab ini akan menguraikan latar belakang, tujuan dan manfaat dari penerapan
program Drug Abuse Resistance Education (DARE), sebagai strategi intervensi
asuhan keperawatan pada keluarga dan komunitas dengan agregat remaja
disekolah yang berisiko menyalahgunakan narkoba di SMK TB Kota Depok.
penduduk dunia, dan sekitar 1,8 milyar diantaranya berusia remaja. Data
Profil Kependudukan dan Pembangunan Di Indonesia tahun 2013, tercatat
pada tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia sebesar 237,6 jutajiwa, 18,3%
diantaranya berusia remaja (BKKBN, 2013).
Universitas Indonesia
Masa pencarian identitas diri remaja merupakan masa yang kritis, pada masa
ini remaja berusaha untuk mencapai kemandirian dan melepaskan diri dari
ketergantungan terhadap orang tua. Pencarian identitas diri remaja akan
mencoba melakukan sesuatu yang baru dan berusaha untuk mengembangkan
perilaku dalam kehidupannya (Friedman, Bowden & Jones, 2010).
Perkembangan dan pertumbuhan yang begitu cepat pada remaja, khususnya
perkembangan kognitif dan sosial emosional seringkali tidak diimbangi
dengan kemampuan berfikir rasional yang memadai. Remaja mudah
terpengaruh oleh pergaulan negatif ternan sebaya, dan pengaruh lingkungan
eksternal lainnya yang bersifat negatif, seperti kenakalan remaja, masalah
yang berhubungan dengan seksualitas dan penyalahgunaan narkoba, sehingga
hal ini menjadikan remaja sebagai kelompok beresiko dalam masyarakat
(Pianta, 2005 dalam Santrock, 2007; DHHS, 2008 dalam Saucier, 2009).
Berdasarkan data World Drug Report 2013 United Nation Office for Drugs
and Crimes/UNDOC, pada tahun 20 11, diperkirakan antara 167 sampai 315
juta orang berusia 15-64 diperkirakan telah menggunakan zat terlarang, atau
Universitas Indonesia
sekitar 3,6 sampai 6,9 persen dari populasi orang de\vasa. Separuh dari
jumlah pengguna tersebut, saat ini masih menggunakan narkoba minimal satu
kali dalam sebulan terakhir. Sedangkan tingkat prevalensi jumlah pengguna
n£:!rkoba bermasalah diperkirakan antara 15 sampai 39 juta.
Universitas Indonesia
Hasil penelitian Asri (20 13), yang dilakukan di Kelurahan Cisalak Pasar
Kecamatan Cimanggis Kota Depok menunjukan bahwa 63,4% remaja
menyatakan bahwa mereka pertama kali mencoba rokok pada umur 10-15
tahun, 51,5% remaja memiliki pengendalian risiko penyalahgunaan NAPZA
yang kurang baik, 60% remaja menyatakan malas belajar apabila di rumah,
dan 19% remaja menyatakan merokok karena ditawari oleh teman. Hasil
tersebut menunjukan bahwa remaja di kelurahan Cisalak Pasar memiliki
risiko penyalahgunaan NAPZA yang tinggi.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Salah satu strategi intervensi yang dapat digunakan oleh perawat komunitas
untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba pada remaja disekolah
adalah melalui program Drug Abuse Resistance Education (DARE). DARE
diciptakan da1am upaya untuk mengajarkan siswa tentang pentingnya
menghindari narkoba, alkohol, dan penggunaan tembakau, sementara pada
saat yang sama meningkatkan harga diri mereka dan mengurangi kebiasaan
menggunakan obat-obatan karena tekanan teman sebaya ( Ennett et al , 1994
dalam Khadija 2007).
Universitas Indonesia
Elemen kunci dari program DARE adalah upaya gabungan dari polisi, petugas
kesehatan, administrator sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat membawa
pengetahuan, pendidikan, dan pengalaman mereka untuk ikut terlibat dalam
mencegah bahaya narkoba (DARE America, 1996, dalam Khadija, 2007).
Intervensi keperawatan yang dilakukan dengan menggunakan program DARE
adalah dengan program pendidikan dan pelatihan terkait program pencegahan
risiko penyalahgunaan narkoba. Beberapa bentuk pendidikan dan pelatihan
yang dilakukan diantaranya melalui pendekatan informatif, pendekatan
afektif, pendidikan yang berorientasi pada situasi penawaran, latihan
peningkatan pen.:aya diri, latihan keterampilan kognitif, latihan keterampilan
life skill, dan latihan inokulasi sosial. Kurikulum yang diajarkan dengan
menggunakan berbagai pendekatan termasuk kelas kuliah, latihan workbook,
role-playing , sesi tanya jawab, kegiatan kelompok, latihan kasus, pelayanan
masyarakat, dan kelompok diskusi ( Ennett et al., 1994).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
menilai diri dan mengelola stress. modul 3 tentang narkoba dan pengaruhnya
pada tubuh, dan modul 4 tentang meningkatkan tanggung jawab dan
kepercayaan diri remaja. Modul ini kemudian diajarkan kepada siswa sebagai
materi tambahan melalui proses belajar mengajar. Dalam proses penerapan
modul ini melibatkan peran serta aktif guru dan siswa yang telah dilatih, serta
melibatkan pihak terkait seperti Puskesmas dan Badan Narkotika Kota
Depok.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memberikan gambaran pelaksanaan program DARE sebagai strategi
intervensi pelayanan dan asuhan keperawatan komunitas pada remaja
dengan risiko penyalahgunaan narkoba melalui penerapan teori manajemen,
Community as Partner, Health Promotion Model, Comprehensive School
Health Model dan Family Centred Nursing di SMK TB Keb:rahan Curug
kecamatan Cimanggis Kota Depok Jawa Barat.
Universitas Indonesia
1.3 Manfaat
1.3.1 Pelayanan Kesehatan
1.3 .1.1 Dinas Kesehatan Kota Depok
Program Drug Abuse Resistance Education (DARE) sebagai salah satu
strategi intervensi keperawatan untuk mencegah terjadinya
penyalahgunaan narkol-a pada remaja disekolah sebagai bentuk peromotif
dan preventif. Program DARE dapat menjadi dasar dalam merumuskan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan berbagai teori dan konsep yang berkaitan dengan remaja
sebagai populasi beresiko, penyalahgunaan narkoba pada remaja, Drug Abuse
Resistance Education (DARE) model Community as Partner, Family Center
Nursing, Health Promotion Model (HP M) dan Comprehensive School Health
Model (CSHM) dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas pada agregat
remaja dengan risiko penyalahgunaan narkoba.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
terbagi kedalam 3 tahap yaitu: (1) remaja awal (usia 13 - 14 tahun), (2)
remaja tengah (usia 15- 17 tahun), dan (3) remaja akhir (usia 18-21
tahun), Menurut Panuju (1999), masa remaja merupakan suatu masa
belajar yang luas meliputi bidang intelegensi, sosial, maupun hal-hal yang
berhubungan dengan kepribadian.
Faktor sosial yang melatar belakangi te1jadinya masalah pada remaja yaitu
latar belakang budaya, sosial-ekonomi, latar belakang keluarga, dan
linglr:mgan (Santrock, 2007; Harlina & Joewana, 2008). Masa transisi
pada remaJa umumnya memperlihatkan perilaku berisiko yang
mengancam kesehatannya, seperti aktivitas seksual yang terlalu dini dan
Universitas Indonesia
tidak aman. berkendara yang tidak aman, partisipasi sosial yang kurang.
penyalahgunaan narkoba, serta pelanggaran lainnya (Nies & McEwen,
2007).
Universitas Indonesia
Davison, Neale, Kring (2006); Stinchfield (2003 dalam Nies & McEwen,
2007), menjelaskan bahwa faktor penyalahgunaan narkoba pada remaja
pengaruh oleh lingkungan sekolah yang buruk, lingkungan sosial yang
beranggapan bahwa penggunaan narkoba merupakan sesuatu yang
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
23
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
24
Weil dan Rosen (1993, dalam Stanhope & Lancaster, 2004), terdapat dua
faktor pendorong pada seseorang sehingga melakukan penyalahgunaan
narkoba, yaitu: faktor set dan setting. Set merupakan faktor individu yang
menggunakan narkoba, individu memiliki berharap secara sadar terhadap
pengaruh obat yang sedang digunakan. Setting adalah pengaruh dari
lingkungan fisik, sosial, dan budaya. Stressor yang tinggi di sekolah atau
di tempat kerja merupakan salah satu pemicu terjadinya penyalahgunaan
narkoba.
Salah satu cara atau intervensi yang dapat dilakukan adalah Drug Abuse
Resistance Education (DARE). Program ini adalah sebuah strategi intervensi
yang dapat dilakukan untuk mencegah risiko penyalahgunaan narkoba pada
remaja disekolah.
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
25
Petugas yang terlibat dalam program ini diminta untuk menjalani pelatihan
khusus di bidang perkembangan anak, pengelolaan kelas, teknik mengajar,
dan keterampilan komunikasi untuk mempersiapkan mereka untuk
mengajarkan kurikulum DARE (Ennett et a!., 1994). Pelatihan ini
melengkapi petugas dengan pengetahuan dan keahlian untuk menyajikan
kurikulum dan menjawab pertanyaan mengenai obat-obatan dan kejahatan
(DARE America, 1996).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
27
Penelitian yang dilakukan oleh Judith Lohman (20 10), tentang Druge
Abuse Resistance Education munujukan bahwa program DARE telah
berhasil dalam mencegah penggunaan narkoba, program ini memiliki
kepuasan pelanggan yang tinggi, meningkatkan sikap siswa, dan memiliki
efek positif pada siswa. Hasil penelitian Irwin M. Cohen and Dr. Darryl
(2005), tentang program DARE menunjukan bahwa orang tua, guru, dan
anggota masyarakat merasakan bahwa mayoritas anak-anak dan remaja
yang menyelesaikan program DARE tidak terlibat dalam masalah
pengunaan obat-obatan.
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
28
Modul 1 tentang kesehatan jiwa dan remaja. Modul ini bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman siswa tentang peranan kesehatan jiwa dalam
perkembangan kepribadian remaja. Modul ini terdiri dari konsep
kepribadian remaja, ciri-ciri kepribadian remaja, pengaruh lingkungan
terhadap kepribadian remaja, kesehatan jiwa remaja, dan ciri-ciri jiwa
remaja yang sehat. Selain itu dalam modul ini terdapat format latihan
mengukur derajat kesehatan jiwa remaja.
Modul 2 tentang menilai diri dan mengelola stres. Medul ini bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk membangun penilaian diri
yang postif dan mengelola stres dalam kehidupan sehari-hari. Modul ini
terdiri dari konsep penilaian diri, konsep stres, dan cara mengelola stres.
Selain itu dalam modul ini terdapat beberapa format latihan yang dapat
digunakan siswa dalam proses pembelajaran, yaitu: format latihan
membangun penilaian diri, format menilai tingkat stres, dan format
mengukur ketahan terhadap stres.
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
29
narkoba, dan pengaruh narkoba pada tubuh. Selain itu dalam mudul ini
terdapat format latihan untuk melakukan deteksi dini risiko
penyalahgunaan narkoba secara mandiri.
Pelatihan modul terhadap guru dan siswa dilakukan secara terpisah, guru
yang terlibat dalam pelatihan ini sebanyak 3 orang, sedangkan siswa yang
terlibat sebanyak 17 orang. Guru yang terlibat dalam pelatihan ini
diharapkan bisa mengaplikasikan modul ini didalam kelas terhadap siswa
yang akan dilakukan intervensi pencegahan risiko penyalahgunaan
norkoba. Sedangkan peer educator yang terdiri dari siswa yang diberikan
pelatihan modul ini diharapkan bisa menyampaikan informasi yang
diberikan terhadap ternan sebayanya.
Pada pelatihan mudul 1, guru dan siswa dilatih tentang kepribadian remaja,
kesehatan jiwa remaja, dan latihan cara mengukur kesehatan jiwa remaja.
Pelatihan modul 2 guru dan siswa dilatih tentang penilain diri remaja,
manajemen stres, latihan membangun penilaian diri, latihan cara mengukur
tingkat stres, dan latihan cara mengelola stres. Pada pelatihan modul 3
guru dan siswa dilatih tentang jenis-jenis napza, masalah penyalahgunaan
napza, pengaruh napza pada tubuh, latihan deteksi dini risiko
penyalahgunaan napza, dan konseling risiko penyalahgunaan napza.
Sedangkan pada pelatihan modul 4, guru dan siswa dilatih tentang
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
30
Guru yang telah dilatih mengajarkan mudul tersebut terhadap siswa dalam
3 kelas berbeda, masing-masing guru diminta mengajarkan 1 mudul.
Setiap pembelajaran satu modul dilakukan dalam 2 sesi pertemuan dengan
masing masing sesi pertemuan dilakukan selam 60 menit. Kegiatan
pembelajaran ini dirancang ··untuk membuat kelas lebih interaktif dan
menyenangkan dimana metode yang dilakukan dalam proses pembelajaran
meliputi diskusi, pemutaran film, latihan dengan menggunakan format,
serta role play.
Setiap sesi modul dievaluasi dengan cara melakukan pre dan post tes pada
masing-masing modul, hal ini dilakukan untuk mengukur tingkat
keberhasilan dari proses pembelajaran masing-masing modul. Pre dan post
tes dilakukan dengan mengkukur aspek pengetahuan, dan keterampilan
SlSWa.
Berikut ini akan dipaparkan beberapa strategi yang akan digunakan untuk
melakukan pencegahan risiko penyalahgunaan narkoba pada remaja disekolah
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
31
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
36
2.4.4 Collaborator
Perawat dapat berkolaborasi dengan penyedia layanan kesehatan dari
lembaga berbasis masyarakat dan kelompok masyarakat untuk mengatasi
masalah populasi rentan dan beresiko yang memiliki kebutuhan khusus
untuk menciptakan sebuah kontinuitas perawatan. Dalam melakukan
peranannya di masyarakat perawat harus belajar untuk bermitra dengan
lembaga lain di luar sistem perawatan kesehatan, misalnya pendidikan,
perumahan, dan lapangan kerja. Kemitraan ini dapat berguna untuk
memperluas dan meningkatkan sumber daya yang ada. Perawat juga harus
memiliki kemampuan sebagai penghubung atau fasilitator untuk
mempromosikan ls..erjasama antara sekolah, institusi, dan kelompok
masyarakat (Sebastian, 2004 dalam Saucier & Janes, 2009)
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
37
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
38
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
39
Universitas Indonesia
yang terdiri dari riwayat terbentuknya aggregat. demografi, suku, nilai, dan
kepercayaan. Sedangkan subsistem terdiri dari lingkungan fisik, pelayanan
kesehatan dan sosial, ekonomi, transportasi dan keamanan, politik dan
pemerintahan, komunikasi, pendidikan, dan rekreasi.
Garis pertahanan fleksibel disebut juga buffer zone, garis ini sangat dinamis
terhadap stresor, stimulus dapat menembus garis pertahanan ini sampai
menyentuh garis pertahanan normal walaupun stresor bersifat sementara atau
jangka pendek. Apabila komunitas tidak merasakan adanya stimulus atau
stresor maka komunitas berada dalam keadaan sehat. Walaupun komunitas
tidak mcrasakan ada masalah, budaya berbeda beresiko mempengaruhi
komunitas. Pengaruh teman sebaya disekolah, kebiasaan nongkrong dan
bolos sekolah pada saat jam pelajaran merupakan ancaman bagi siswa
sekolah karena sering digunakan tempat transaksi narkoba.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
20
terbagi kedalam 3 tahap yaitu: (I) remaja awal (usia 13-14 tahun), (2)
remaja tengah ( usia 15 - 17 tahun), dan (3) remaja akhir ( usia 18 - 21
tahun). Menurut Panuju ( 1999), masa remaja merupakan suatu masa
belajar yang luas meliputi bidang intelegensi, sosial, maupun hal-hal yang
berhubungan dengan kepribadian.
Faktor sosial yang melatar belakangi te1jadinya masalah pada remaja yaitu
latar belakang budaya, sosial-ekonomi, latar belakang keluarga, dan
linglr:mgan (Santrock, 2007; Harlina & Joewana, 2008). Masa transisi
pada remaJa umurnnya memperlihatkan perilaku berisiko yang
mengancam kesehatannya, seperti aktivitas seksual yang terlalu dini dan
Universitas Indonesia
tidak aman. berkendara yang tidak aman, partisipasi sosial yang hu·ang.
penyalahgunaan narkoba, serta pelanggaran lainnya (Nies & McEwen,
2007).
Universitas Indonesia
Davison, Neale, Kring (2006); Stinchfield (2003 dalarn Nies & McEwen,
2007), rnenjelaskan bahwa faktor penyalahgunaan narkoba pada rernaja
pengaruh oleh lingkungan sekolah yang buruk, lingkungan sosial yang
beranggapan bahwa penggunaan narkoba rnerupakan sesuatu yang
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Weil dan Rosen (1993, dalam Stanhope & Lancaster, 2004), terdapat dua
faktor pendorong pada seseorang sehingga melakukan penyalahgunaan
narkoba, yaitu: faktor set dan setting. Set merupakan faktor individu yang
menggunakan narkoba, individu memiliki berharap secara sadar terhadap
pengaruh obat yang sedang digunakan. Setting adalah pengaruh dari
lingkungan fisik, sosial, dan budaya. Stressor yang tinggi di sekolah atau
di tempat kerja merupakan salah satu pemicu terjadinya penyalahgunaan
narkoba.
Salah satu cara atau intervensi yang dapat dilakukan adalah Drug Abuse
Resistance Education (DARE). Program ini adalah sebuah strategi intervensi
yang dapat dilakukan untuk mencegah risiko penyalahgunaan narkoba pada
remaja disekolah.
Universitas Indonesia
Petugas yang terlibat dalam program ini diminta untuk menjalani pelatihan
khusus di bidang perkembangan anak, pengelolaan kelas, teknik mengajar,
dan keterampilan komunikasi untuk mempersiapkan mereka untuk
mengajarkan kurikulum DARE (Ennett et al., 1994). Pelatihan ini
melengkapi petugas dengan pengetahuan dan keahlian untuk menyajikan
kurikulum dan menjawab pertanyaan mengenai obat-obatan dan kejahatan
(DARE America, 1996).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
28
Modul 1 tentang kesehatan jiwa dan remaja. Modul ini bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman siswa tentang peranan kesehatan jiwa dalam
perkembangan kepribadian remaja. Modul ini terdiri dari konsep
kepribadian remaja, ciri-ciri kepribadian remaja, pengaruh lingkungan
terhadap kepribadian remaja, kesehatan jiwa remaja, dan ciri-ciri jiwa
remaja yang sehat. Selain itu dalam modul ini terdapat format latihan
mengukur derajat kesehatanjiwa remaja.
Modul 2 tentang menilai diri dan mengelola stres. Medul ini bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk membangun penilaian diri
yang postif dan mengelola stres dalam kehidupan sehari-hari. Modul ini
terdiri dari konsep penilaian diri, konsep stres, dan cara mengelola stres.
Selain itu dalam modul ini terdapat beberapa format latihan yang dapat
digunakan siswa dalam proses pembelajaran, yaitu: format latihan
membangun penilaian diri, format menilai tingkat stres, dan format
mengukur ketahan terhadap stres.
Universitas Indonesia
narkoba, dan pengaruh narkoba pada tubuh. Selain itu dalam mudul ini
terdapat format latihan untuk melakukan deteksi dini risiko
penyalahgunaan narkoba secara mandiri.
Pelatihan modul terhadap guru dan siswa dilakukan secara terpisah, guru
yang terlibat dalam pelatihan ini sebanyak 3 orang, sedangkan siswa yang
terlibat sebanyak 17 orang. Guru yang terlibat dalam pelatihan ini
diharapkan bisa mengaplikasikan modul ini didalam kelas terhadap siswa
yang akan dilakukan intervensi pencegahan risiko penyalahgunaan
norkoba. Sedangkan peer educator yang terdiri dari siswa yang diberikan
pelatihan modul ini diharapkan bisa menyampaikan informasi yang
diberikan terhadap ternan sebayanya.
Pada pelatihan mudul 1, guru dan siswa dilatih tentang kepribadian remaja,
kesehatan jiwa remaja, dan latihan cara mengukur kesehatan jiwa remaja.
Pelatihan modul 2 guru dan siswa dilatih tentang penilain diri remaja,
manajemen stres, latihan membangun penilaian diri, latihan cara mengukur
tingkat stres, dan latihan cara mengelola stres. Pada pelatihan modul 3
guru dan siswa dilatih tentang jenis-jenis napza, masalah penyalahgunaan
napza, pcngaruh napza pada tubuh, latihan deteksi dini risiko
penyalahgunaan napza, dan konseling risiko penyalahgunaan napza.
Sedangkan pada pelatihan modul 4, guru dan siswa dilatih tentang
Universitas Indonesia
Guru yang telah dilatih mengajarkan mudul tersebut terhadap siswa dalam
3 kelas berbeda, masing-masing guru diminta mengajarkan 1 mudul.
Setiap pembelajaran satu modul dilakukan dalam 2 sesi pertemuan dengan
masing masing sesi pertemuan dilakukan selam 60 menit. Kegiatan
pembelajaran ini dirancang ··untuk membuat kelas lebih interaktif dan
menyenangkan dimana metode yang dilakukan dalam proses pembelajaran
meliputi diskusi, pemutaran film, latihan dengan menggunakan format,
serta role play.
Setiap sesi modul dievaluasi dengan cara melakukan pre dan post tes pada
masing-masing modul, hal ini dilakukan untuk mengukur tingkat
keberhasilan dari proses pembelajaran masing-masing modul. Pre dan post
tes dilakukan dengan mengkukur aspek pengetahuan, dan keterampilan
SlSWa.
Berikut ini akan dipaparkan beberapa strategi yang akan digunakan untuk
melakukan pencegahan risiko penyalahgunaan narkoba pada remaja disekolah
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
32
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
33
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
34
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
36
2.4.4 Collaborator
Perawat dapat berkolaborasi dengan penyedia layanan kesehatan dari
lembaga berbasis masyarakat dan kelompok masyarakat untuk mengatasi
masalah populasi rentan dan beresiko yang memiliki kebutuhan khusus
untuk menciptakan sebuah kontinuitas perawatan. Dalam melakukan
peranannya di masyarakat perawat harus belajar untuk bermitra dengan
lembaga lain di luar sistem perawatan kesehatan, misalnya pendidikan,
perumahan, dan lapangan kerja. Kemitraan ini dapat berguna untuk
memperluas dan meningkatkan sumber daya yang ada. Perawat juga harus
memiliki kemampuan sebagai penghubung atau fasilitator untuk
mempromosikan kerjasama antara sekolah, institusi, dan kelompok
masyarakat (Sebastian, 2004 dalam Saucier & Janes, 2009)
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
37
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
39
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
40
yang terdiri dari riwayat terbentuknya aggregat. demografi, suku, nilai, dan
kepercayaan. Sedangkan subsistem terdiri dari lingkungan fisik, pelayanan
kesehatan dan sosial, ekonomi, transportasi dan keamanan, politik dan
pemerintahan, komunikasi, pendidikan, dan rekreasi.
Garis pertahanan fleksibel disebut juga b71ffer zone, garis ini sangat dinamis
terhadap stresor, stimulus dapat menembus garis pertahanan ini sampai
menyentuh garis pertahanan normal walaupun stresor bersifat sementara atau
jangka pendek. Apabila komunitas tidak merasakan adanya stimulus atau
stresor maka komunitas berada dalam keadaan sehat. Walaupun komunitas
tidak merasakan ada masalah, budaya berbeda beresiko mempengaruhi
komunitas. Pengaruh ternan sebaya disekolah, kebiasaan nongkrong dan
bolos sekolah pada saat jam pelajaran merupakan ancaman bagi siswa
sekolah karena sering digunakan tempat transaksi narkoba.
Universitas Indonesia
Assessment
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
42
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
43
1 l
Rencana Keperawatan
Menyusun tujuan, identifikasi sumber-
sumber, definisikan, pendekatan altematif,
pilih intervensi keperawatan, susun
prioritas
T l
Intervensi
lmplementasi rencana
T ~
Evaluasi keperawatan
I I
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
44
Self Efficacy adalah faktor utama dalam konstruksi dari Health Promotion
Model (Crawford, 2008). Self efficacy adalah kemampuan persepsi individu
untuk dapat menunjukkan suatu perilaku. Ketika seseorang percaya diri akan
kemampuannya, untuk melengkapi tugas perkembangan seperti latihan maka
seseorang akan lebih termotivasi untuk menunjukkan perilaku tertentu
(Pender et al, 2006 dalam Scoggins, 2009).
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
45
Universitas Indonesia
Pender ( 1996) juga berasumsi bahwa individu dengan aktif mencari informasi
untuk mengatur perilaku-perilaku mereka sendiri, mereka saling berhubungan
dan mengubah lingkungan, dan bertransformasi setiap waktu. Profesi
kesehatan diasumsikan menjadi bagian dari lingkungan interpersonal yang
dapat mempengaruhi dan mengubah individu tersebut. Ketika
mengintegrasikan perilaku-perilaku promosi kesehatan ke dalam suatu gaya
hidup yang sehat yang akan mengakibatkan peningkatan kesehatan,
peningkatan kemampuan fungsional dan memperbaiki kualitas hidup dalam
setiap stase perkembangan (Crawford, 2008).
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
47
·:!:,:I~.··f,::!u d~
p21:=1:.tr..21
-
l'~ilik:a yang !"~ ·JfC.Jl::1en::i
b~hulnmgm ~ 1Jal"-'':!J:.n 5'2g:r:.
:::"b-:1u:n:.ny::. i ta:..ia..f:!.> da:.
{'.i.·:U11!"-J1
:piHhm (1:cnuo1
- - rin.~~·
A}:Tivin~ vm:
- :!l:.;:!l:.]laJ~:ru:t{
Fa_l:t~:tr :p~.:~::nal
:iklp
P:n:=.-J:t im=."Jl~i·Jnai
;~;.~~~it;:;
- P-=:t"!l:...'tu
:p:r<J:n::::si
1:-::-:.h.:.:~
b1ol3~is.
~pikc1·:tgi:1 dzn.
-
-
•·J:hn:u1n.ril
:l=':U¥f':!ll :ii'J.:.:i
,~phd, k::.!E.~T~i-~IU:
- p:n::;;:2rm. dr..::1
-
Universitas Indonesia
2.9.1 Lingkungan sosial dan fisik. Lingkungan sosial meliputi kualitas hubungan
antara staf dan siswa di sekolah, kesejahteraan emosional siswa. Hal ini
dipengaruhi oleh hubungan dengan keluarga dan masyarakat luas.
Lingkungan fisik meliputi bangunan, ruang bermain, dan peralatan di
dalam dan sekitar sekolah, fasilitas-fasilitas pokok seperti sanitasi dan
kebersihan udara.
2.9.2 Pengajaran dan pembelajaran, pilar ini meliputi sumber daya, kegiatan,
dan kurikulum dimana siswa memperoleh pengetahuan dan pengalaman
yang sesuai dengan usia mereka, dan membantu membangun keterampilan
untuk meningkatkan kesehatan dan kesej ahteraan mereka.
2.9.3 Kebijakan sekolah yang sehat, pilar ini meliputi praktek manaJemen,
proses pengambilan keputusan, peraturan, prosedur dan kebijakan di
semua tingkatan yang meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan, dan
bentuk lingkungan sekolah yang ramah dan penuh perhatian.
2.9.4 Kemitraan dan jasa, meliputi hubungan antara sekolah dan orang tua
siswa, hubungan kerja pendukung di sekolah (staf dan siswa), antara
sekolah, dan antar sekolah dan lainnya organisasi masyarakat, kesehatan,
pendidikan dan sektor lainnya bekerja sama untuk memajukan kesehatan
sekolah.
/ Social
-
/and Phys1cat Teaching\
Envinmment .snd Learning\
Universitas Indonesia
BAB3
KERANGKA KONSEP DAN PROFIL WILAYAH
..
Bab ini akan menjelaskan kerangka kerja manaJeman pelayanan kesehatan,
asuhan keperawatan keluarga dan komunitas dengan menggunakan integrasi teori.
Teori yang digunakan meliputi: Teori Manajemen, Community As Partner (CAP),
Helath Promotion Model (HPM), Comprehensive School Health Model (CSHM),
dan Family Centred Nursing (FCN). Selain itu pada bab ini juga dibahas
mengenai profil sekolah SMK TB yang menjadi tempat pelaksanaan kegiatan
pencegahan terjadinya penyalahgunaan narkoba pada remaja melalui program
Drug Abuse Resistance education (DARE).
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
50
Universitas Indonesia
.....
PELAYANAN: 2. Terbentuknya struktur peer educator
keperawatan 2. Penyusunan program kegiatan
2. Keperawatan I. Perencanaan (U KS, Peer Educator)
3. Tersusunnya program kegiatan UKS
Community As Portner komunitas r+ 2. Pengorganisasian r---+ 3. Pelatihan modul pencegahan ---+ dan peer educator
I. core: pengetahuan, sikap dan perilaku siswa dan 3. Pengarahan 4. Terselenggaranya kegiatan pelatihan
3. Keperawatan penyalahgunaan narkoba bagi
ditambah, demografi, suku, nilai dan kepercayaan. 4. Pengawasan modul pencegahan penyalahgunaan
keluarga guru dan Peer Educator
2. Subsistem: lingkungan pelayanan kesehatan dan narkoba bagi guru dan Peer Educator
1- (aktual, risiko, 4. Supervisi pelayanan kesehatan
sosial, k"munikasi, pendidikan,fisik, politik dan 5. Terlaksananya kegiatan supervisi
potensial) dan peer educator
pemerimdhan, ekonomi dan rekreasi.
-
5. Lomba membuat media
3. Kebijakan sekolah yang sehat: proses pengambilan informasi kesehatan tentang
keputusan, peraturan. narkoba (movie maker)
4. Kemitraan dan jasa: sekolah dan orang tua siswa, staf
dan siswa, puskesmas, BN N Kota Depok
Keluarga
Family Center Nursing: 1. Penkes narkoba Keluarga
Keluarga 2. Konseling I. Peningkatan pengetahuan, sikap,
Keluarga:
1. Penkes narkoba 3. Terapi perilaku keterampilan kespro remaja
I. variabelsosial budaya
4 2. Konseling 4. Latihan asertif
~
~. Penurunan risiko penyalahgunaan
2. variabellingkungan 3. Terapi perilaku f---+ 5. Latihan komunikasi efektif narkoba pada remaja dalam keluarga
3. variabel struktur keluarga ~ 4. Latihan asertif dengan anak remaja 3. Peningkatan cakupan tingkat
4. variabel fungsi keluarga 6. Latihan penilaian diri dan kemandirian keluarga menjadi mandiri
5. variabelstres dan strategi koping keluarga pengelolaan stres Ill dan IV
Anggota keluarga: 7. Latihan meningkatkan
Pengkajian fisik dan psikososial remaja tanggung jawab dan
kepercayaan diri
8. Latihan cara menangani konplik
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014 Universitas Indonesia
52
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
53
sekolah terdapat beberapa tempat yang biasa dimanfaatkan oleh siswa untuk
berkumpul saat pulang sekolah atau jam istirahat. Tipe bangunan sekolah
permanen terdiri dari 20 ruangan digunakan untuk proses belajar mengajar
dengan kapasitas masing-masing ruangan menampung 35 orang siswa, dan 19
ruangan lainnya digunakan untuk ruang kepala sekolah, ruang, guru, ruang
administrasi, ruang osis, toilet dan lain-lain. Sumber air bersih sebagian besar
berasal dari sumur pompa.
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
54
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
55
BAB4
PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERA W AT AN KOMUNIT AS
PADAAGGREGATEREMAJA DENGAN MASALAH RISIKO
PENY ALAHGUNAAN NARKOBA DI SMK TB TB KOT A DEPOK
Universitas Indonesia
4.1.1.1 Perencanaan
Visi Dinas Kesehatan Kota Depok adalah mewujudkan masyarakat Depok yang
sehat. Upaya terse but dituangkan melalui 2 misi utama yaitu: 1) menggerakkan
pembangunan berwawasan kesehatan; 2) memberikan pelayanan kesehatan dasar
dan rujukan prima yang bermutu, terjangkau, dan berkesinambungan. Kedua
misi utama tersebut diuraikan kedalam beberapa tujuan. Tujuan misi yang
pertama adalah: 1) mengembangkan serta menggalang komitmen yang sama dari
perilaku pembangunan; 2) mendorong dan membina pemeliharaan kesehatan
yang mandiri. Tujuan misi yang kedua adalah: 1) meningkatkan kualitas SDM;
2) menyediakan sumber daya (sarana atau prasarana) kesehatan yang memadai;
3) menjamin tersedianya obat, vaksin, dan pembekalan farmasi untuk pelayanan
kesehatan; 4) meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat;
5) mengembangkan sistem informasi kesehatan (SIK).
Universitas Indonesia
Program PKPR yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kota Depok dan
Puskesmas Cimanggis lebih banyak memfokuskan kegiatan pada penjaringan
masalah kesehatan fisik dasar, seperti tinggi badan, berat badan, kuku, gigi, dan
telinga. Kegiatan tersebut hanya dilakukan pada siswa baru. Berdasarkan laporan
penjaringan anak usia sekolah Dinas Kesehatan Kota Depok (2012), sekitar 68%
siswa SMP dan 66% siswa SMU dikota Depok yang mendapatkan pelayanan
kesehatan melalui penjaringan kesehatan anak usia sekolah. Angka tersebut
masih dibawah target nasional, dimana cakupan program pelayanan kesehatan
anak dan remaja di dalam sekolah sebesar 85%, dan di luar sekolah sebesar 20%
(SNKRI, 2008).
Selain itu, program PKPR yang telah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota
Depok adalah pelatihan guru, dan peer conselor kesehatan reproduksi remaja.
Kegiatan tersebut hanya dilakukan pada 12 sekolah SMA yang ada Di Wilayah
Kota Depok. Belum ada upaya kegiatan PKPR yang diarahkan pada pencegahan
risiko penyalahgunaan narkoba pada remaja disekolah. Penentuan prioritas
program tersebut berdasarkan pada alokasi anggaran program yang disetujui (PJ
kesehatan anak dan remaja, 2013). Hal ini menunjukan bahwa program PKPR
khususnya pencegahan risiko penyalahgunaan narkoba pada remaja belum
menjadi prioritas Dinas Kesehatan Kota Depok.
Universitas Indonesia
4.1.1.2 Pengorganisasian
Menurut Swansburg (1994), pengorgamsasmn merupakan kegiatan untuk
menghimpun sumber daya yang dimiliki dan memanfaatkannya secara efisien
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karakteristik pembagian
struktur kerja dalam suatu organisasi meliputi: (1) Adanya pembagian
ketenagaan yang jelas, dimana individu dibagi ke dalam unit yang sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki; (2) Adanya struktur hirarki organisasi yang
menggambarkan jalur birokrasi dari atas dan ke bawah; (3) Adanya uraian tugas
Universitas Indonesia
dan fungsi masing-masing unit dalam suatu organisasi; (4) Adanya prosedur atau
aturan dalam bekerja: dan (5) Adanya seleksi tenaga yang sesuai kompetensi
yang diharapkan serta adanya promosi bidang yang jelas (Weber dalam Marquis
dan Huston, 2003).
Pelayanan kesehatan anak dan remaja pada Dinas Kesehatan Kota Depok berada
dibawah tanggung jawab Bidang Pelayanan Dasar dan Khusus (Yandasus).
Teknis perencanaan dan pelaksanaan program dilakukan oleh Seksi Kesehatan
Keluarga (Kesga) melalui pemegang program kesehatan anak dan remaja. Proses
pertanggungjawaban, khususnya program PKPR dilaksanakan dalam berbentuk
laporan kegiatan. Laporan ini dibuat ketika program kegiatan telah dilaksanakan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemegang program PKPR diperlihatkan
laporan hasil kegiatan pada tahun 2013 hanya dilakukan pelatihan bagi guru dan
peer consellor kesehatan reproduksi terhadap 12 sekolah SMA. Jumlah tersebut
Universitas Indonesia
belum menjangkau seluruh sekolah yang ada di Kota depok dimana jumlah
sekolah SMA sebanyak 230 sekolah.
Universitas Indonesia
SMA. Hal ini terjadi karena penanggung jawab pelaksana UKS baru ditunjuk
dan belum mulai melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Menurut Azwar
(1996), menjelaskan bahwa keterbatasan sumber daya dapat berdampak pada
penyelenggaraan kegiatan manajemen pelayanan yang tidak baik. Kegiatan
manajemen pelayanan masih bisa terselenggara dengan baik meskipun dengan
keterbatasan sumber daya, melalui pembagian tugas dan peran yang jelas serta
garis komando yang jelas.
Hal ini sesuai dengan Marquis dan Houston (2000) yang menyatakan bahwa
melalui fungsi pengorganisasian, seluruh sumber daya yang dimiliki oleh
organisasi (manusia maupun bukan manusia) seharusnya dapat dipadukan dan
diatur seefisien mungkin ·untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah, didapatkan data bahwa
SMK TB belum memilki struktur dan program UKS, upaya pembinaan
kesehatan oleh puskesmas terhadap sekolah jarang dilakukan. Pelatihan peer
conselor pemah dilakukan terhadap 2 orang siswa dan 1 orang guru pada tahun
2010, namun tidak ada pembinaan lanjut dari puskesmas sehingga tidak ada
keberlanjutan dari hasil pelatihan tersebut.
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
62
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
63
SDM yang ada saat ini masih berlatar belakang pendidikan Diploma III (DII).
Jika mungkin, perlu ditingkatkan jenjang pendidikan minimal Strata 1 (S 1)
keperawatan. Hasil wawancara dengan beberapa perawat dinas kesehatan,
dijelaskan bahwa sangat sulit untuk mendapatkan tugas belajar, dalam rangka
peningkatan jenjang pendidikan formal. Mereka mengatakan bahwa jika ingin
melanjutkan pendidikan harus dengan biaya sendiri.
Berdasarkan rencana kerja Dinas Kesehatan Kota Depok tahun 2013, tidak
ditemukan rencana pengembangan pendidikan formal bagi tenaga perawat
dilingkungan Dinas Kesehatan Kota Depok. Upaya pengembangan yang selama
ini dilakukan, hanya dalam bentuk pelatihan terkait dengan program kesehatan
anak dan remaja baik untuk perawat di Dinas Kesehatan maupun di Puskesmas.
Menurut Marquis dan Huston (2003), sebaiknya, persyaratan dan kualifikasi
pendidikan dipertimbangkan untuk setiap kategori pekerjaan selama ada
hubungan antara persyaratan dengan keberhasilan pekerjaan terseb~t.
Universitas Indonesia
Berdasarkan uraian pada fungsi personalia terkait dengan program PKPR pada
Dinas Kesehatan Kota Depok masalah yang terjadi pada fungsi personalia yaitu:
1) Pengembangan pendidikan formal SDM Dinkes dan Puskesmas sangat
terbatas; 2) Jumlah pegawai Puskesmas yang melaksanakan program masih
kurang; 3) Tingginya beban kerja SDM puskesmas sehingga terjadi double
jobdisk; 4) Jumlah SDM disekolah terbatas; 5) Belum berjalannya pelayanan
PKPR di tingkat sekolah. Situasi tersebut menggambarkan bahwa fungsi
personalia pelayanan kesehatan, khususnya kesehatan remaja belum adekuat.
Proses peningkatan SDM, baik secara kuantitas maupun kualitas tidak berjalan
dengan baik, padahal SDM merupakan aset paling besar dan penting bagi
berjalannya sebuah organisasi (Gillies, 2000).
Universitas Indonesia
Sebagai unit pelaksan teknis dari Dinas Kesehatan fungsi komunikasi yang
dibangun antara puskesmas dengan Dinas Kesehatan cukup baik. Fungsi
komunikasi dilakukan dalam bentuk kegiatan rapat untuk membahas
permasalahan terkait pelaksanaan program. Menurut penanggung jawab program
PKPR ada jadwal rapat untuk membahas semua permasalahan di Dinas
Kesehatan. Selain itu komunikasi juga dilakukan setiap apel, diamana kegiatan
ini dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi penting yang harus diketahui
oleh seluruh pegawai. Menurut Marquis dan Huston (20 10), dijelaskan bahwa
fungsi pengarahan yang baik memerlukan komunikasi yang efektif, sehingga
dapat memotivasi semua pihak yang terlibat dalam menyelesaikan konflik.
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
66
Universitas Indonesia
Pengawasan dan evaluasi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan puskesmas
hanya dilaksanakan terkait dengan program yang dianggarkan. Kegiatan
pengendalian yang dilakukan tersebut hanya menilai keberlangsungan kegiatan
PKPR terhadap sekolah yang sudah mengikuti pelatihan, tetapi belum digunakan
untuk menilai kinerja PKPR termasuk program penanggulangan faktor risiko
permasalahan kesehatan remaja khususnya pencegaha risiko penyalahgunaan
narkoba.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Bel urn
Puskesmas Bel urn
I
optimalnya Kurangnya koordinasi Kurangnya
I
belum memiliki optimalnya koordinasi antara Belum
I
kerjasama lintas lintas sektor (Dinkes . integrasi
sektor dalam program PKPR pelaksanaan puskesmas dengan terkoordinasinva
pelaksanaan
Disdik dan BNN Kota program
pdaksanaan
-
program PKPR sekolah terkait program
program PKPR Depok)
PKPR program PKPR
Belum
optimalnya
Program PKPR
belum menjadi
prioritas kebijakan
Rendahnya
pengendalian risiko
penyalahgunaan
narkoba pacta
Kurangnya SDM
puskesmas
Tingginya beban
ke~ja SDM
puskesmas
Bol"m opHmoloyo
ke~jasama
lintas sektor
+ •
disekolah
Kurangnya kcpcdulian
dan tanggung jawab
program PKPR
fungsi
Pembinaan dan Jumlah petugas
pengarahan K iiterbatasan pelatihan SDM disekolah penanggung jawab
nggaran kesehatan pacta belum Pelayana.n program hanya 2 orang
program remqja disekolah mendapatkan PKPR disekolah dengan tingkat pendidikan
PKPR kuarng optimal pelatihan PKPR belum terlaksana DII Keperawatan
Belum terlaksananya Risiko pemeliharaan Tidak ada evaluasi terhadap Tidak teridentilikasinya
pelayanan UKS di kesehatan siswa tidak pelaksanaan program dari kendala pelaksanaan program
sekolah adekuat kepala puskesmas terhadap PKPR
penanggungjawab program
Pelayanan program PKPR
Belum adajadwal supervisi terhadap
PKPR disekolah tidak
Belum program pembinaan kesehatan Tidak diketahuinya
optimalnya adekuat Penial ian kine1:ja program PKPR
remqja di sekolah kualitas pelayanan PKPR
pembinaan dan belum optimal
pelatihan SDM
Belum optimalnya pemberian Pelayanan program
disekolah
khususnya motivasi terhadap pelaksanaan PKPR dipuskesmas
upaya program PKPR di puskesmas tidak optimal
pencegahan
risiko Belum efektifnya komunikasi dan Tidak efektifnya
penyalahgunaan
koordinasi antara puskesmas ke~jasama lintas
narkoba pacta
dengan sekolah program
remqja
Universitas Indonesia
Diagram 4.1 Fish Bone Analisis Masalah Manajemen
Drug Pelayanan
abuse ..., Nana Kesehatan
Supriyatna, FIK UI,Komunitas
2014 Pada Aggregate Remaja Dengan
Risiko Penyalahgunaan Narkoba
70
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
72
kesehatan sekolah yang berasal dari guru dan peer educator ''PEN A'' yang
berasal dari siswa; 7) Bentuk struktur organisasi dan rencana kerja kader
kesehatan dan peer educator '"PENA''; 8) Buat modul pencegahan
penyalahgunaan narkoba pada remaja disekolah; 9) Lakukan pelatihan
kader kesehatan sekolah dan peer educator "PENA'' dalam upaya
pencegahan risiko penyalahgunaan narkoba pada remaja disekolah; 10)
Lakukan supervisi pada guru UKS, kader kesehatan sekolah dan peer
educator "PENA'' terhadap pelaksanaan pencegahan resiko
penyalahgunaan narkoba pada siswa disekolah.
Menurut Veugelers dan Margaret (20 10), menyatakan bahwa sumber daya,
kegiatan, dan kurikulum dimana siswa memperoleh pengetahuan dan
pengalam yang sesuai dengan usia mereka akan membantu membangun
keterampilan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka.
Melalui program Trias UKS diharapkan dapat memelihara dan
rr:eningkatkan kesehatan yang dapat menunjang proses belajar mengajar.
Program UKS merupakan wadah dan sarana pelaksanaan dan
pengembangan semua bentuk layanan kesehatan di sekolah. Mulai dari
Universitas Indonesia
Pembentukan kader kesehatan sekolah yang berasal dari guru dan peer
educator yang berasal dari siswa, kegiatan ini dilaksanakan tanggal 13
Desember 2013. Kegiatan dilakukan dengan membentuk struktur
organisasi dan rencana kerja kader kesehatan dan peer educator. Guru
Universitas Indonesia
yang dilibatkan dalam kader kesehatan adalah guru yang tertarik dengan
bidang kesehatan dan memiliki waktu lebih luang, serta banyak melakukan
interaksi dengan siswa. Sedangkan peer educator yang dilibatkan adalah
perwakilan siswa dari masing-masing kelas yang dipilih oleh guru BK.
Pemilihan siswa didasarkan pada keaktifan siswa dalam organisasi,
bersedia dan memiliki komitmen untuk berbagi pengetahuan dengan teman
sebaya, bersedia meluangkan waktu umuk kegiatan peer educator,
bersedia mengikuti pelatihan bagi peer educator.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
76
Universitas Indonesia
Hasil dari kegiatan pembentukan struktur tim pembina dan pelaksana UKS
SMK TB. Struktur tim pembina dan pelaksan UKS ini terdiri dari 6 orang
guru dan 11 orang perwakilan siswa. Adapaun program kerja UKS yang
akan dilaksanakan selam 1 tahun kedepan adalah: 1) Pembinaan
lingkungan sehat; 2) Pembentukan Kader kesehatan (peer educator); 3)
Penjaringan kesehatan bekerjasama dengan puskesmas; 4) Pemeriksaan
kesehatan berkala tiap 6 bulan; 5) Pengawasan warung sekolah; 6)
Bimbingan dan konseling kesehatan; 7) Kebun sekolah; 8) Dana sehat; 9)
Pemantauan kesegaran jasmani; 9) Donor darah; 10) Penyediaan toilet
wanita menstruasi. Program kerja UKS yang telah terlaksana meliputi
pembentukan kader kesehatan, pembentukan peer educator penjaringan
kesehatan gigi bekerjasama dengan puskesmas diaman siswa yang
dilibatkan sebanyak 40 orang. dan conseling pencegahan penyalahgunaan
narkoba pada siswa bekerjasama dengan guru BK.
Terbentuknya kader kesehatan sekolah yang berasal dari guru dimana guru
yang terlibat sebagai kader kesehatan sebanyak 6 orang. Tidak ada kendala
dala proses pembentukan kader kesehatan, guru yang terlibat dalam
kegiatan ini atas dasar sukarela. Guru yang terlibat berkomitmen untuk
melakukan pembinaan terhadap siswa dalam upaya pencegahan risiko
penyaahgunaan narkoba di sekolah.
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
78
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
79
Universitas Indonesia
rata nilai pretest 16.23. dan nilai rata-ra.ta postest 19.1 1. Selisih atau
perbedaan rata -rata nilai nilai pretest dengan nilai pastes/ sebesar 2,88,
sehingga terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 17,4%. Hal tersebut
dibuktikan dari hasil uji signifikasi melalui Uji Wilcoxon didapatkan p-
value 2-tailed sebesar 0,000 dengan a= 0,05. Peer educator "PENA'' yang
ikut dalam kegiatan ini terlihat antusias mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir. Siswa juga sangat antusias dalam melakukan latihan cara
menolak ajakan negatifteman sebaya.
Pelatihan modul 2 tentang menilai diri dan mengelola stress hasil pelatihan
menunjukan adanya peningkatan pengetahuan setelah dilakukan pelatihan
dengan rata-rata nilai pretest 17,6 dan nilai rata-rata postest 19,8. Selisih
atau perbedaan rata -rata nilai nilai pretest dengan nilai postest sebesar
2,2, <:'~hingga terdapat peningkatan pengetahuan sebesar 11%. Hal tersebut
dibuktikan dari hasil uji signifikasi melalui Uji Wilcoxon didapatkan p-
value 2-tailed sebesar 0,026 dengan a= 0,05.
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014 Universitas Indonesia
81
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
86
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
87
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
88
Universitas Indonesia
lnstrumen berupa angket yang akan digunakan telah dilah dilakukan uji
keabsahan instrumen. Uji ini dilakukan untuk menilai validitas dan
reliabilitas instrumen yang akan digunakan. Uji validitas dilakukan untuk
mengetahui ketepatan alat ukur dalam mengukur suatu variehel, sedangkan
uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistenasi item-item dalam
angket. Uji metode instrumen juga dilakukan dengan metode uji isi/konten
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
92
Universitas Indonesia
Berdasarkan hasil tes urine yang dilakukan terhadap 50 orang siswa yang
dilakukan oleh residen, beket:ia sama dengan Badan Narkotika Kota
Universitas Indonesia
Pengaruh
negatif ternan 1-
Ketidak efektifan koping
sebaya
~ remaja terhadap risiko
penyalahgunaan narkoba pada
siswa SMK TB
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
97
(X TKJ I) pad a tanggal 1 April 2014. kegiatan ini diikuti oleh 42 orang
siswa. Kelas X Multi Media 3 (X MM 3) pada tanggal 3 April 2014,
kegiatan diikuti oleh 39 siswa, dan kelas X Rekayasa Perangkat Lunak (X
RPL) pada tanggal 2 April 2014, kegiatan diikuti oleh 41 siswa. Kegiatan
pada masing-masing kelas dilakukan sebanyak 1 kali pertemuan, dengan
waktu pertemuan selama 60 menit. Metode pembelajaran menggunkan
tehnik, diskusi, tanya jawab, role play, dan latihan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Hasil evaluasi akhir yang dilakukan terhadap 274 orang siswa tentang
upaya pencegahan risiko penyalahgunaan narkoba pacta remaja di SMK
TB, melalui strategi intervensi DARE menunjukan bahwa, terjadi
peningkatan pengetahuan yang signifikan setelah dilakukan intervensi
dengan rata-rata nilai pretest 17,01 dan nilai rata-rata postest 19,09. Selisih
atau perbedaan rata -rata nilai nilai pretest dengan nilai postest sebesar
2,08, sehingga terdapat peningkatan pengetahuan sebesar 10,4%. Hal
tersebut dibuktikan dari hasil uji signifikasi melalui Uji Wilcoxon
didapatkanp-va/ue 2-tailed sebesar 0,000 dengan a= 0,05.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Keluarga yang dibina adalah mereka yang mempunyai anak remaja yang
masih aktif sebagai pelajar SMK TB di Kota. Informasi awal mengenai
keluarga binaan ini diperoleh dari guru BK disekolah, informasi ini kemudian
ditindaklanjuti untuk dilakukan kunjungan rumah dalam rangka melakukan
asuhan keperawatan. Berikut ini akan dipaparkan hasil asuhan keperawatan
yang dilakukan terhadap keluarga Bapak U yang merupakan salah satu
keluarga binaan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Keluarga yang dibina adalah mereka yang mempunyai anak remaja yang
masih aktif sebagai pelajar SMK TB di Kota. Informasi awal mengenai
keluarga binaan ini diperoleh dari guru BK disekolah, informasi ini kemudian
ditindaklanjuti untuk dilakukan kunjungan rumah dalam rangka melakukan
asuhan keperawatan. Berikut ini akan dipaparkan hasil asuhan keperawatan
yang dilakukan terhadap keluarga Bapak U yang merupakan salah satu
keluarga binaan.
Universitas Indonesia
keluarga diperoleh data Bapak U (61 tahun), memiliki 5 orang anak, anak
pertama dan kedua An. B dan An. R sudah menikah dan sudah tidak
tinggal dalam satu rumah. Saat ini Bp. U tinggal bersama istrinya Ibu A
(54 tahun), serta 3 orang anaknya yaitu An. K (25 tahun), An. S (23 tahun)
dan An. I (18 tahun). Keluarga Bp.U merupakan bentuk keluarga inti
dimana mereka tinggal bersama dalam satu rumah.milik sendiri. Bp. U dan
Ibu A berasal dari betawi, bahasa yang digunakan sehari-hari adalah
bahasa Indonesia. Keluarga tidak memiliki kebiasaan budaya yang
bertentangan dengan kesehatan.
Saat ini Bp. U sudah tidak bekerja, sumber penghasilan utama keluarga
mengandalkan 2 buah kontrakan yang disewakan kepada orang lain
dengan tarif sewa sebesar Rp. 700.000. Untuk kehidupan sehari-hari
kebutuhan keluarga Bp. U dibantu oleh Ibu A yang bekerja sebagai kuli
cuci baju atau memasak, selain itu dibantu oleh An. K dan An.S yang
sudah bekerja, sedangkan An.I saat ini sekolah di SMK TB Taruna Bhakti
kelas 3. Individu belajar peran untuk berubah (mitra peran mereka)
sementara memanikan peran mereka sendiri, ia mampu memainkan peran
yang berubah saat orang lain dalam situasi tersebut memainkan peran yang
biasa ia mainkan (Turner, 1970 dalam Friedman, Bowden & Jones, 2003).
Universitas Indonesia
Keluarga Bp. U tidak memiliki jadwal rutin untuk rekreasi, keluarga lebih
banyak mendapatkan hiburan dari menonton siaran televisi. An. I biasanya
lebih banyak mencari hiburan dengan bermain futsal bersama teman-
temannya.
Kedua berkomunikasi terbuka antar orang tua dengan anak. Menurut Bpk
U kalau dirinya jarang berbicara dengan An. I karena menurutnya cara
beliau mengajarkan anaknya dengan diam, terkadang Bpk. U suka
menasehati sesekali, namun menurut bapak U An. I termasuk orang yang
keras dan mudah marah. Tugas orang tua pada tahap ini belajar menerima
penolakan tanpa meninggalkan anak, orang tua harus secara progresif
mengubah hubungan dengan anak remaja mereka yaitu dari hubungan
sebelumnya yang bergantung menjadi hubungan yang mandiri (Friedman,
Bowden & Jones, 2003).
An. I sering tidak langsung pulang kerumah saat pulang sekolah biasanya
dia menghabiskan waktu untuk nongkrong dulu dengan temannya di
warung dekat sekolah. Menurut An. I dirinya lebih nyaman bercerita
mengenai masalahnya dengan temannya, karena menganggap temannya
Universitas Indonesia
Menurut Ibu A dirinya sering dipanggil oleh sekolah karena An. I sering
berurusan dengan tata tertib sekolah, anaknya sering tidak masuk atau
kadang ada beberapa mata pelajaran yang belum lulus. Bpk. U dan Ibu A
merasa kebingungan untuk mengatur An. I, karena anaknya tersebut malas
belajar, sering bermain dan nongkrong bersama teman-temannya tanpa
tujuan yang jelas, sehingga mereka merasa khawatir anakanya tidak akan
lulus ujian nasional. Ibu A mengatakan An. I cenderung pemarah atau
gampang emosi dan sering membantah jika diberikan nasihat. Ibu A
mengatakan dirinya tidak pernah menerima laporan +ertulis hasil belajar
An. I setiap semestemya karena An. I tidak pernah memberikan hasil
belajamya. Sebagai kepala keluarga Bp. U harus lebih dapat
Universitas Indonesia
Risiko penyimpangan
perilaku: Penyalahgunaan
narkoba pada remaja
t
Penurunan koping
Risiko penurunan
keluarga
prestasi belajar
t
Pola asuh tidak efektif
Pengaruh
negatif ternan
t
Komunikasi keluarga
sebaya
tidak efektif
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
jelas sehingga tidak mudah terpengaruh hal-hal negatif dan berbahaya. dan
dapat mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapinya
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Hasil Evaluasi: Hasil pertemuan kedua dan ketiga keluarga sudah mampu
mencapai tujuan 1 dan 2, dimana keluarga sudah mampu mengenal
masalah dan memutuskan untuk segera merawat anggota keluarganya yang
berisiko menyalahgunakan narkoba. An. I menyebutkan bahwa
penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba yang dilakukan
bukan untuk pengobatan, tetapi karena ingin menikmati pengaruhnya,
dikonsumsi dalam jumlah berlebih, secara kurang teratur dan berlangsung
cukup lama, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, mental, dan
kehidupan sosial. An. I menyatakan bahwa narkoba dibagi kedalam 3
Universitas Indonesia
Rencana Tindak Lanjut: Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan bagi
keluarga adalah: 1) Makukan kunjungan tidak terencana oleh mahasiswa
residen untuk mengontrol perubahan perilaku An. I dan kemampuan
keluarga dalam mempertahankan komunikasi efektif pada An.I; 2)
Universitas Indonesia
Menekankan peran aktif orang tua dalam membantu remaja yang memiliki
risiko penyalahgunaan narkoba untuk melakukan pengawasan dan
komunikasi secm·a aktif dan efektif terhadap An. I; 3) Mendelegasikan
kepada guru BK untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
perubahan perilaku pada An. I.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
118
Hasil Evaluasi: Hasil pertemuan kedua dan ketiga keluarga sudah mampu
mencapai tujuan 1 dan 2, dimana keluarga sudah mampu mengenal
masalah dan memutuskan untuk segera merawat anggota keluarganya yang
berisiko mengalami penurunan prestasi belajar. An. I menyebutkan bahwa
penurunan prestasi belajar adalah penurunan hasil dari suatu kegiatan yang
telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang
diperolehdengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun
secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu. An. I menyebutkan
bahwa penurunan prestasi belajar disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor
internal, eksternal dan faktor fisiologis. An. I menjelaskan bahwa faktor
internal yang mempengaruhi penurunan prestasi belajar meliputi
kecerdasa, bakat, minat, sikap, malas, waktu, menggampangkan tugas dan
motivasi. Sedangkan faktor sedangkan pengaruh faktor eksternal adalah
pengalaman, keadaan keluarga, dan lingkungan sekitar. An. I mampu
menyebutkan dampak penurunan prestasi belajar diantaranya sulit mencari
peluang kerja, kurang percaya diri.
Universitas Indonesia
Univorsitas Indonesia
Universitas Indonesia
..
-.
BABS
PEMBAHASAN
Universitas Indonesia
Elemen kunci dari program DARE adalah upaya gabungan dari polisi.
sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat dimana mereka ikut
berpartisipasi dengan membawa pengetahuan, pendidikan, dan
pengalaman mereka untuk ikut bertanggung jawab dalam mengajarkan
anak-anak tentang bahaya narkoba dan bagaimana melawan narkoba
(DARE America , 1996). Petugas yang terlibat dalam program ini diminta
untuk menjalani pelatihan khusus di bidang perkembangan anak,
pengelolaan kelas, teknik mengajar, dan keterampilan komunikasi untuk
mempersiapkan mereka untuk mengajarkan kurikulum DARE (Ennett et
al., 1994).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Upaya ini menunjukan basil terbentuknya struktur UKS SMK TB. yang
terdiri dari 6 orang guru dan 11 orang siswa. Selain itu tersusunnya
program kerja UKS yang telah disosialisasikan kepada guru dan siswa.
Adapun program kerja UKS yang telah disusun meliputi: 1) Pembinaan
lingkungan sehat; 2) Pembentukan Kader kesehatan (peer educator); 3)
Penjaringan kesehatan bekerjasama dengan puskesmas; 4) Pemeriksaan
kesehatan berkala tiap 6 bulan; 5) Pengawasan warung sekolah; 6)
Bimbingan dan konseling kesehatan; 7) Kebun sekolah; 8) Dana sehat; 9)
Pemantauan kesegaran jasmani; 9) Donor darah; 10) Penyediaan toilet
wanita menstruasi.
Universitas Indonesia
Penelitian yang dilakukan oleh Lutfiani (20 11) dengan met ode kuasi
eksperimen yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh pendidikan
kelompok sebaya terhadap pengetahuan dan sikap remaja tentang risiko
penyalahgunaan narkoba di SMA Kecamatan Medan Helvetia Kota
Medan, hasilnya menunjukkan pengar~'!-1 yang signifikan pendidikan
kelompok sebaya terhadap sikap remaja tentang risiko penyalahgunaan
narkoba. Penelitian lain yang dilakukan oleh Ritanti (20 11 ), tentang multi
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
104
Keluarga yang dibina adalah mereka yang mempunyai anak remaja yang
masih aktif sebagai pelajar SMK TB di Kota. Informasi awal mengenai
keluarga binaan ini diperoleh dari guru BK disekolah, informasi ini kemudian
ditindaklanjuti untuk dilakukan kunjungan rumah dalam rangka melakukan
asuhan keperawatan. Berikut ini akan dipaparkan hasil asuhan keperawatan
yang dilakukan terhadap keluarga Bapak U yang merupakan salah satu
keluarga binaan.
Universitas Indonesia
keluarga diperoleh data Bapak U (61 tahun), memiliki 5 orang anak. anak
pertama dan kedua An. B dan An. R sudah menikah dan sudah tidak
tinggal dalam satu rumah. Saat ini Bp. U tinggal bersama istrinya lbu A
(54 tahun), serta 3 orang anaknya yaitu An. K (25 tahun), An. S (23 tahun)
dan An. I (18 tahun). Keluarga Bp.U merupakan bentuk keluarga inti
dimana mereka tinggal bersama dalam satu rumahmilik sendiri. Bp. U dan
Ibu A berasal dari betawi, bahasa yang digunakan sehari-hari adalah
bahasa Indonesia. Keluarga tidak memiliki kebiasaan budaya yang
bertentangan dengan kesehatan.
Saat ini Bp. U sudah tidak bekerja, sumber penghasilan utama keluarga
mengandalkan 2 buah kontrakan yang disewakan kepada orang lain
dengan tarif sewa sebesar Rp. 700.000. Untuk kehidupan sehari-hari
kebutuhan keluarga Bp. U dibantu oleh Ibu A yang bekerja sebagai kuli
cuci baju atau memasak, selain itu dibantu oleh An. K dan An.S yang
sudah bekerja, sedangkan An.I saat ini sekolah di SMK TB Taruna Bhakti
kelas 3. Individu belajar peran untuk berubah (mitra peran mereka)
sementara memanikan peran mereka sendiri, ia mampu memainkan peran
yang berubah saat orang lain dalam situasi tersebut memainkan peran yang
biasa ia mainkan (Turner, 1970 dalam Friedman, Bowden & Jones, 2003).
Universitas Indonesia
Keluarga Bp. U tidak memiliki jadwal rutin untuk rekreasi, keluarga lebih
banyak mendapatkan hiburan dari menonton siaran televisi. An. I biasanya
lebih banyak mencari hiburan dengan bermain futsal bersama teman-
temannya.
Kedua berkomunikasi terbuka antar orang tua dengan anak. Menurut Bpk
U kalau dirinya jarang berbicara dengan An. I karena menurutnya cara
beliau mengajarkan anaknya dengan diam, terkadang Bpk. U suka
menasehati sesekali, namun menurut bapak U An. I termasuk orang yang
keras dan mudah marah. Tugas orang tua pada tahap ini belajar menerima
penolakan tanpa meninggalkan anak, orang tua harus secara progresif
mengubah hubungan dengan anak remaja mereka yaitu dari hubungan
sebelumnya yang bergantung menjadi hubungan yang mandiri (Friedman,
Bowden & Jones, 2003).
An. I sering tidak langsung pulang kerumah saat pulang sekolah biasanya
dia menghabiskan waktu untuk nongkrong dulu dengan temannya di
warung dekat sekolah. Menurut An. I dirinya lebih nyaman bercerita
mengenai masalahnya dengan temannya, karena menganggap temannya
Universitas Indonesia
Menurut Ibu A dirinya sering dipanggil oleh sekolah karena An. I sering
berurusan dengan tata tertib sekolah, anaknya sering tidak masuk atau
kadang ada beberapa mata pelajaran yang belum lulus. Bpk. U dan Ibu A
merasa kebingungan untuk mengatur An. I, karena anaknya tersebut malas
belajar, sering bermain dan nongkrong bersama teman-temannya tanpa
tujuan yang jelas, sehingga mereka merasa khawatir anakanya tidak akan
lulus ujian nasional. Ibu A mengatakan An. I cenderung pemarah atau
gampang emosi dan sering membantah jika diberikan nasihat. Ibu A
mengatakan dirinya tidak pernah menerima laporan +ertulis hasil belajar
An. I setiap semesternya karena An. I tidak pernah memberikan hasil
belajarnya. Sebagai kepala keluarga Bp. U harus lebih dapat
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
108
Risikc penyimpangan
perilaku: Penyalahgunaan
narkoba pada remaja
f
Penurunan koping
Risiko penurunan
keluarga
prestasi belajar
f
Pola asuh tidak efektif
Pengaruh t
negatif ternan
Komunikasi keluarga
sebaya
tidak efektif
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
jelas sehingga tidak mudah terpengaruh hal-hal negatif dan berbahaya. dan
dapat mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapinya
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Hasil Evaluasi: Hasil pertemuan kedua dan ketiga keluarga sudah mampu
mencapai tujuan 1 dan 2, dimana keluarga sudah mampu mengenal
masalah dan memutuskan untuk segera merawat anggota keluarganya yang
berisiko menyalahgunakan narkoba. An. I menyebutkan bahwa
penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba yang dilakukan
bukan untuk pengobatan, tetapi karena ingin menikmati pengaruhnya,
dikonsumsi dalam jumlah berlebih, secara kurang teratur dan berlangsung
cukup lama, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, mental, dan
kehidupan sosial. An. I menyatakan bahwa narkoba dibagi kedalam 3
Universitas Indonesia
Rencana Tindak Lanjut: Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan bagi
keluarga adalah: 1) Makukan kunjungan tidak terencana oleh rnahasiswa
residen untuk rnengontrol perubahan perilaku An. I dan kernampuan
keluarga dalam rnernpertahankan kornunikasi efektif pada An.I; 2)
Universitas Indonesia
Menekankan peran aktif orang tua dalam membantu remaja yang memiliki
risiko penyalahgunaan narkoba untuk melakukan pengawasan dan
komunikasi secm·a aktif dan efektif terhadap An. I; 3) Mendelegasikan
kepada guru BK untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
perubahan perilaku pada An. I.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
117
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
118
Hasil Evaluasi: Hasil pertemuan kedua dan ketiga keluarga sudah mampu
mencapai tujuan 1 dan 2, dimana keluarga sudah mampu mengenal
masalah dan memutuskan untuk segera merawat anggota keluarganya yang
berisiko mengalami penurunan prestasi belajar. An. I menyebutkan bahwa
penurunan prestasi belajar adalah penurunan hasil dari suatu kegiatan yang
telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang
diperolehdengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun
secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu. An. I menyebutkan
bahwa penurunan prestasi belajar disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor
internal, eksternal dan faktor fi.siologis. An. I menjelaskan bahwa faktor
internal yang mempengaruhi penurunan prestasi belajar meliputi
kecerdasa, bakat, minat, sikap, malas, waktu, menggampangkan tugas dan
motivasi. Sedangkan faktor sedangkan pengaruh faktor eksternal adalah
pengalaman, keadaan keluarga, dan lingkungan sekitar. An. I mampu
menyebutkan dampak penurunan prestasi belajar diantaranya sulit mencari
peluang kerja, kurang percaya diri.
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
119
Univorsitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB5
PEMBAHASAN
Universitas Indonesia
Elemen kunci dari program DARE adalah upaya gabungan dari polisi.
sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat dimana mereka ikut
berpartisipasi dengan membawa pengetahuan, pendidikan, dan
pengalaman mereka untuk ikut bertanggung jawab dalam mengajarkan
anak-anak tentang bahaya narkoba dan bagaimana melawan narkoba
(DARE America , 1996). Petugas yang terlibat dalam program ini diminta
untuk menjalani pelatihan khusus di bidang perkembangan anak,
pengelolaan kelas, teknik mengajar, dan keterampilan komunikasi untuk
mempersiapkan mereka untuk mengajarkan kurikulum DARE (Ennett et
aL, 1994).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Upaya ini menunjukan hasil terbentuknya struktur UKS SMK TB. yang
terdiri dari 6 orang guru dan 11 orang siswa. Selain itu tersusunnya
program kerja UKS yang telah disosialisasikan kepada guru dan siswa.
Adapun program kerja UKS yang telah disusun meliputi: I) Pembinaan
lingkungan sehat; 2) Pembentukan Kader kesehatan (peer educator); 3)
Penjaringan kesehatan bekerjasama dengan puskesmas; 4) Pemeriksaan
kesehatan berkala tiap 6 bulan; 5) Pengawasan warung sekolah; 6)
Bimbingan dan konseling kesehatan; 7) Kebun sekolah; 8) Dana sehat; 9)
Pemantauan kesegaran jasmani; 9) Donor darah; 10) Penyediaan toilet
wanita menstruasi.
Universitas Indonesia
Penelitian yang dilakukan oleh Lutfiani (20 11) dengan metode kuasi
eksperimen yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh pendidikan
kelompok sebaya terhadap pengetahuan dan sikap remaja tentang risiko
penyalahgunaan narkoba di SMA Kecamatan Medan Helvetia Kota
Medan, hasilnya menunjukkan pengar"3 yang signifikan pendidikan
kelompok sebaya terhadap sikap remaja tentang risiko penyalahgunaan
narkoba. Penelitian lain yang dilakukan oleh Ritanti (2011), tentang multi
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Basil pelatihan diatas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asri
(2013), tentang program keluarga untuk remaja sehat sebagai strategi
dalam pengendalian risiko penyalahgunaan NAPZA pada remaja di
Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Kota Depok, dimana salah
satu strategi intervensi yang dilakukan adalah melalui pelatihan kelompok
remaja, hasilnya menunjukkan pengaruh yang signifikan pendidikan
kelompok sebaya terhadap pengetahun remaJa tentang risiko
penyalahgunaan NAPZA sebesar 29%.
Universitas Indonesia
Carol Hirschon (2005). tentang evaluasi dari program DARE berulang kali
menunjukkan bahwa DARE efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan
sikap siswa dalam mencegah penggunaan obat-obatan. Berdasarkan basil
penelitian Yansyah (20 11) dengan metode kualitatif menunjukkan bahwa
aktifitas dari peran pendidik sebaya membawa dampak yang positif bagi
remaja (sebayanya) karena remaja memperoleh pengetahuan yang lebih
baik tentang kesehatan reproduksi.
Pelatihan modul 2 tentang menilai diri dan mengelola stress hasil pelatihan
menunjukan adanya peningkatan pengetahuan setelah dilakukan pelatihan
dengan rata-rata nilai pretest 17,6 dan nilai rata-rata postest 19,8. Selisih
atau perbedaan rata -rata nilai nilai pretest dengan nilai postest sebesar
2,2, sehingga terdapat peningkatan pengetahuan sebesar 11%. Hal terse but
Universitas Indonesia
Hasil pelatihan diatas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asri
(2013), tentang program keluarga untuk remaja sehat sebagai strategi
dalam pengendalian risiko penyalahgunaan NAPZA pada remaja di
Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Kota Depok, dimana salah
satu strategi intervensi yang dilakukan adalah melalui terhadap guru SMP
F. Hasilnya menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan sebelum dan
sesudah kegiatan pelatihan sebesar 42,8% (rata-ratanilai postest 88,60)
hasil uji statistik menunjukan adanya perbedaan signifikan pengetahuan
guru dengan nilai p=O,OOO.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Hasil pelatihan diatas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asri
(20 13 ), tentang program keluarga untuk remaja sehat sebagai strategi
dalam pengendalian risiko penyalahgunaan NAPZA pada remaja di
Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Kota Depok, dimana salah
satu strategi intervensi yang dilakukan adalah melalui pelatihan kelompok
remaja, hasilnya menunjukkan pengaruh yang signifikan pendidikan
kelompok sebaya terhadap pengetahun remaJa tentang risiko
penyalahgunaan NAPZA sebesar 29%.
Universitas Indonesia
Carol Hirschon (2005). tentang evaluasi dari program DARE berulang kali
menunjukkan bahwa DARE efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan
sikap siswa dalam mencegah penggunaan obat-obatan. Berdasarkan hasil
penelitian Yansyah (2011) dengan metode kualitatif menunjukkan bahwa
aktifitas dari peran pendidik sebaya membawa dampak yang positif bagi
remaja (sebayanya) karena remaja memperoleh pengetahuan yang lebih
baik tentang kesehatan reproduksi.
Pelatihan modul 2 tentang menilai diri dan mengelola stress hasil pelatihan
menunjukan adanya peningkatan pengetahuan setelah dilakukan pelatihan
dengan rata-rata nilai pretest 17,6 dan nilai rata-rata postest 19,8. Selisih
atau perbedaan rata -rata nilai nilai pretest dengan nilai postest sebesar
2,2, sehingga terdapat peningkatan pengetahuan sebesar 11%. Hal terse but
Universitas Indonesia
Hasil pelatihan diatas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asri
(2013), tentang program keluarga untuk remaja sehat sebagai strategi
dalam pengendalian risiko penyalahgunaan NAPZA pada remaja di
Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Kota Depok, dimana salah
satu strategi intervensi yang dilakukan adalah melalui terhadap guru SMP
F. Hasilnya menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan sebelum dan
sesudah kegiatan pelatihan sebesar 42,8% (rata-ratanilai postest 88,60)
hasil uji statistik menunjukan adanya perbedaan signifikan pengetahuan
guru dengan nilai p=O,OOO.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Hasil ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleb Asri (2013),
tingkat kemandirian keluarga setelab dilakukan intervensi sebesar 10%
keluarga berada pada tingkat kemandirian II, 20% keluarga berada pada
tingkat kemandirian III dan 70% keluarga pada tingkat kemandirian IV.
Intervensi pencegaban penyalabgunaan NAPZA juga pernab dilakukan
Ritanti (20 11 ), hasil intervensi tang dilakukan menunjukan 50% keluarga
berada pada tingkat kemandirian III, dan 50% keluarga berada pada
tingkat kemandirian IV. Perbedaan basil tersebut disebabkan oleh faktor
karakteristik keluarga yang berbeda, tingkat pendidikan remaja dan
keluarga.
Universitas Indonesia
5.2 Keterbatasan
Keterbatasan dana dalam menyediakan sarana dan prasana pelayanan
kesehatan sekolah seperti penyediaan ruangan khusus UKS beserta alat-
alatnya, pencegahan risiko penyalahgunaan narkoba kendahi utama dalam
menjalankan fungsi dan peran sekolah sebagai institusi yang ikut
bertanggungjawab dalam pemeliharaan kesehatan siswa.
5.3 lmplikasi
5.3.1 Implikasi terhadap Pelayanan Keperawatan Komunitas
Pelaksanaan perogram DARE sangat tepat diaplikasikan disekolah,
khususnya terkait upaya pencegahan risiko penyalahgunaan nakoba pada
remaja disekolah. Strategi m1 berdampak terhadap peningkatan
pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa dan guru. Penerapan strategi DARE
disekolah dapat dilakukan atau dikembangnkan melalui pelayanan
konseling, edukasi sebaya, promosi kesehatan, pro<'~S kelompok.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB6
SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang simpulan dan saran dari urman bab
sebelumnya terhadap hasil dan pembahasan asuhan keperawatan komunitas yang
telah dibandingkan dengan konsep dan referensi/penelitian terkait.
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Strategi intervensi keperawatan melalui program DARE, hasil evaluasi
menunjukan terjadi peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku siswa
dalam melakukan upaya pencegahan risiko penyalahgunaan narkoba pada
siswa disekolah.
6.1.2 Peningkatan secara signifikan pengetahuan peer educator melaui strategi
DARE tentang kesehatan jiwa dan kepribadian remaja, menilai diri dan
mengelola stress, narkoba dan pengaruhnya pada tubuh meningkatkan
tanggungjawab dan kepercayaan diri remaja.
6.1.3 Terdapat peningkatan secara signifikan pengetahuan kader kesehatan
(guru) melaui strategi intervensi DARE tentang kesehatan JIWa dan
kepribadian remaja, menilai diri dan mengelola stress, narkoba dan
pengaruhnya pada tubuh meningkatkan tanggung jawab dan kepercayaan
diri remaja.
6.1.4 Strategi intervensi DARE terhadap keluarga menunjukan adanya
peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku remaJa dalam
keluargaterhadap upaya pencegahan risiko penyalahgunaan narkoba pada
remaJa.
6.2 Saran
6.2.1 Dinas Kesehatan
a. Praktik keperawatan komunitas strategi intervensi DARE dapat
dijadikan data bagi Dinas Kesehatan sebagai dasar usulan
pengembangan program PKPR.
Universitas Indonesia
6.2.2 Puskesmas
a. Puskesmas dapat mengaplikasikan strategi program DARE dalam
meningkatkan cakupan pendidikan kesehatan remaJa terkait
pencegahan risiko penyalahgunaan narkoba pada remaja disekolah.
b. Puskesmas perlu melakukan supervisi dan monitoring secara
terencana, berupa kunjungan langsung untuk berdiskusi, memberikan
motivasi, dan memberikan arahan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Drug abuse ..., Nana Supriyatna, FIK UI, 2014
Daftar Pustaka
Aday, Lu Ann, (2001), At Risk an America; The Health and Health Care Needs of
Vulnerable Populations in United States, Second Edition, San Francisco,
California; Jossey Bass Inc., Wiley Company.
Allender, Judith Ann, & Spradley, Barbara Walton, (2004), Community Health ·
Nursing : Concept And Practice, 5th Edition, Philadelphia ; Lippincott
Williams & Wilkins.
Allender, Judith A., Rector, Cherie, & Warner, Kristine D., (2010), Community
Health Nursing Promoting and Protecting The Public's Health, 7th
Edition, Philadelphia ; Lippincott Williams & Wilkins.
Ashari, Muhammad Fatkhan (2010), Peran Dan Tugas Guru Dalam Manajemen
Sekolah Dan Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Jurusan
Sejarah,Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Cowie, H., dan Wallace, P. (2000). Peer Support in Action: From Bystanding to
Standing By. London : Sage Publications.
Depkes RI, (2007), Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Depkes RI. Jakarta
Depkes RI, (1999), Pedoman Kesehatan Jiwa Bagi Remaja, Depkes RI. Jakarta
Depkes RI. (2003), Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Jakarta: Dirjen
Pembinaan Kesehatan Masyarakat.
Diclemente, Ralph J., Santelli, John S., Crosby, Richard A. (2009), Adolescent
Health ; Understanding and Preventing Risk Behaviors, San Francisco :
Jossey-Bass.
Freshwater, Dawn, (2003), Counselling Skills for Nurses, Midwives, and Health
Visitors, England: Open University Press, McGraw-Hill Education.
Friedman, Marilyn M., Bowden, Vicky R, & Elaine G, Jones, (2003), Family
Nursing; Research, Theory, & Practice, Fifth Edition, New Jersey;
Prentice Hall.
Gilbert, Glen G., Sawyer,Robin G., McNeill, Elisa Beth (20 11 ), Health Education
; Creating Strategies for School and Community Health, Third Edition,
Canada : Jones and Bartlett Publishers.
Harahap., J., Lita., S.A. (2004). Pengaruh Peer Education Terhadap Pengetahuan
Dan Sikap Mahasiswa Dalam Menanggulangi Hiv/Aids Di Universitas
Sumatera Utara. Diakses dari http://www.usu.ac.id/digitallibraryrtl.htm
diakses pada tanggal25 Oktober 2011.
Hikmawati, F enti, 201 0, bimbingan konseling, Ed. Revisi 2, Jakarta: Raj awali
Pers.
Hitchcock, J.E., Schubert, P.E., Thomas, S.A. (1999). Community health nursing:
caring in action. Albani : Delmas Publisher.
Hornby, Garry, Hall, Carol, and Hall, Eric, (2003), Counselling Pupils in
Schools, Skills and strategies for teachers, London : RoutledgeFalmer.
Hunt, Christine, Shochet, Ian and King, Robert, (2005), The Use of E-mail in the
Therapy Process, Queensland : University of Qld.
Irwin M. Cohen and Dr. Darryl (2005) A Review of the Research on the Drug
Abuse Resistance Education (D.A.R.E.) Program.
http://www.ufv.ca/media!assets/criminology/A-Review-of-the-Research-
on-the-Drug-Abuse-Resistance-Education-%28D.A.R.E.pdf. Diakses pada
tanggal 16 Juni 2014.
Kozier, B., Erb, Glenora., Berman,A., & Synder, S.J. (2004). Fundamentals of
nursing : Concept, process and practice. Ner Jersey : Pearson
education,Inc.
Mallen, Michael J., Vogel, David L., Rochlen, Aaron B., Day, Susan X (2005)
Online Counseling: Reviewing the Literature From a Counseling
Psychology Framework, The Counseling Psychologist.
Marquis, B.L., & Huston, C.J. (2003), Leadership Roles And Roles Management
Functions In Nursing: Theory And Application. 5th ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Nies, M.A., and McEwan, M. (2001). Community health nursing: promoting the
health ofpopulation. (3rd Ed.), Philadelphia: Davis Company.
Papalia, Diane E., Old, Saly Wendkos, Feldman, Ruth Dustin (2008), Human
Development, 9th Edition, USA; The McGraw Hill Companies.
Pelling, N. (2009). The Use of Email and the Internet in Counselling and
Psychological Service: What Practitioners Need to Know. Counselling,
Psychotherapy, and Health, 5(1), The Use of Technology inMental Health
Special Issue, 1-25.
Piper, Stewart (2009), Health Promotion For Nurses ; Theory And Practice, New
York, USA : Routledge.
Plautz, Andrea and Meekers, Dominique (2007), Evaluation of the reach and
impact of the I 00% Jeune youth social marketing program in Cameroon:
findings from three cross-sectional surveys, Reproductive Health Journal,
BioMed Central Ltd.
Pratiwi, Niniek L., Basuki, Hari (2010), Ana/isis Hubungan Perilaku Seks
Pertamakali Tidak Aman Pada Remaja Usia 15-24 Tahun Dan Kesehatan
Reproduksi, Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 13 No. 4 Oktober
2010: 309-320.
Prianto, Joko, dan Nuraini, Ida, (2002), Keterlibatan Orang Tua Dalamkesehatan
Reproduksi Remaja(Studi di Kecamatan Sukun Kota Malang), Malang ;
Universitas Mahammadiyah Malang.
Santrock, John W., (2011), Life - Span Development, Thirteenth Edition, New
York; McGraw-Hill.
Subrahmanyam, K. (200 1). The impact of computer use on children 's' and
adolescents' development. Journal of Applied Psychology.
Suwarsana, Komang, (2004), Otonomi Khusus bagi Remaja, Solusi Masalah KRR
dalam Wacana Ajeg Bali, www.balipost.co.id diakses 4 Juni 2012
Stanhope, Marcia & Lancaster, Jeannette (2004), Community and Public Health
Nursing, Sixth Edition, Mosby.
Wahyuni, Dwi dan Rahmadewi, (2011), Kajian Profil Penduduk Remaja, Jakarta:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan, Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
www.bappenas.go.id
www.ceria.bkkbn.go.id
www.depkes.go.id
www.depdagri.go.id
Pertanyaan Ya Tidak
:
1 Apakah keluarga kamu memberikan kebebasan untuk
1' menggunakan Narkoba?
c-
I Kebiasaan merokok
2 Memiliki keinginan menggunakan Narkoba
3 Memanfaatkan fasilitas konseling (guru BK)
sebagai upaya pencegahan menggunakan
Narkoba
4 Menggunakan uang saku .bmu untuk
mencoba membeli Narkoba
5 Menolak ajakan ternan untuk mencoba
•
• menggunakan Narkoba
6 Mendapatkan informasi tentang N'arkoba dari
sekolah
7 Mendapatkan informasi tentang Narkoba dari
keluarga
8 Berteman dengan pengguna Narkoba
9 Bolos sekolah
10 Terlambat masuk sekolah
NO PERTANYAAN
~· .
6 Apakah kamu merasa keluarga kamu tidak bisa memahami
,~·, keadaan kamu saat ini?
..
7 Apakah ada aturan/nilai yang diterapkan dalam keluarga?
(Misalnya: tidak boleh pulang larut malam, tidak boleh
merokok, tidak boleh berpacaran, dll)
I Kebiasaan merokok
2 Memilik.i keinginan menggunakan Narkoba
3 Memanfaatkan fasilitas konseling (guru BK)
sebagai upaya pencegahan menggunakan
Narkoba
4 Menggunakan uang saku }Qunu untuk
mencoba membeli Narkoba
5< Menolak ajakan ternan untuk mencoba
• menggunakan Narkoba
6 Mendapatkan infonnasi tentang N'arkoba dari
sekolah
7 Mendapatkan infonnasi tentang Narkoba dari
keluarga
8 Berteman dengan peng_guna Narkoba
9 Bolos sekolah
10 Terlambat masuk sekolah
NO PERTANYAAN
No Pertanyaan
;
1 Apakah keluarga kamu memberikan kebebasan untuk
1' menggunakan Narkoba?
..
... 2 Apakah temanmu ada yang menggunakan Narkoba?
3 Apakah dalam keluarga kamu ada yang menggunakan Narkoba?
4 Apakah kamu pemah melihat orang lain menggunakan Narkoba
di lingkungan tempat kamu tinggal?
'
~-:...- 5 Menurut kamu, apakah hubungan komunikasi orang tua dengan
~·
anak itu penting?
;~·
~· . . 6 Apakah kamu merasa keluarga kamu tidak bisa memahami
!'.
'·
:;, keadaan kamu saat ini?
7 Apakah ada aturan!nilai yang diterapkan dalam keluarga,?
(Misalnya: tidak boleh pulang larut malam, tidak boleh
merokok, tidak boleh berpacaran, dll)
1 Kebiasaan merokok
2 Memiliki keinginan menggunakan Narkoba
3 Memanfaatkan fasilitas konseling (guru BK)
sebagai upaya pencegahan menggunakan
Nark.oba
4 Menggunakan uang saku .IQunu untuk
mencoba membeli Narkoba
5< Menolak ajakan ternan untuk mencoba
• menggunakan Nark.oba
6 Mendapatkan informasi tentang Narkoba dari
sekolah
7 Mendapatkan informasi tentang Nark.oba dari
keluarga
8 Berteman dengan pengguna Narkoba
9 Bolos sekolah
10 Terlambat masuk sekolah
NO PERTANYAAN
No Pertanyaan
Beri tanda cek (-Y) pada kolom jawaban yang tersedia yang sesuai dengan keadaan
dirimu
A. F a k tor P en d u k un2
NO PERNYATAAN JAWABAN
YA TIDAK
(1) (0)
I Saya berani menghadapi tantangan kehidupan (tidak lari dari
masalah)
2 Saya menyukai dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan
kegiatan lain yang positif
3 Kehidupan sekolah saya cukup berhasil
4 Saya menilai diri saya secara positif
5 Saya memiliki nilai dan menjalankan kehidupan beragama dengan
baik
6 Saya merasa menjadi bagian dari kelompok dan diakui oleh
kelompok saya
7 Orang tua atau keluarga selalu memantau kegiatan dan pergaulan
saya
8 Orang tua atau keluarga mengenal teman-teman saya dengan baik
9 Orang tua menjadi contoh atau teladan yang baik untuk saya
IO Orang tua bersikap ramah dan terbuka dengan saya
II Hubungan dalam keluarga saya harmonis
12 Kehidupan spiritual atau againa dalam keluarga baik
13 Orang tua atau keluarga sudah cukup memberikan perhatian dan
kasih sayang terhadap saya
14 Sekolah tempat saya belajar cukup disiplin
15 Sarana dan prasarana untuk aktifitas siswa disekolah saya memadai
I6 Jumlah siswa dan guru disekolah saya sudah sebanding
17 Kurikulum disekolah saya sudah menarik dan cukup merangsang
kreatifitas siswa
18 Perhatian guru dan staf disekolah terhadap siswa sudah cukup baik
19 Lingkungan tempat saya tinggal aman dan nyaman
20 Masyarakat di lingkungan rumah peduli dengan gerakan anti
narkoba
JUMLAHSKORJAWABANYA
B. Faktor Resiko
NO PERNYATAAN JAWABAN
YA TIDAK
(1) (0)
1 Saya cenderung memiliki sikap memberontak terhadap otoritas
atau aturan yang telah diteta_Q_kan
2 Saya cenderung kurang percaya diri dan memiliki harga diri yang
rendah
3 Saya cendurung menilai diri saya secara negatif
4 Saya cenderung memiliki sikap telalu pemalu atau terlalu agresif
5 Saya cenderung melakukan sesuatu yang beresiko atau
menyerempet bahaya
6 Saya termasuk orang yang tidak tekun dan cepat bosan
7 Saya cenderung sulit menolak tawaran atau ajakan teman-teman
8 Saya sering diliputi rasa sedih atau cemas
9 Saya cenderung tidak taat beribadah dan kurang religius
10 Orang tua kurang komunikasi dan bersik~ terbuka dengan saya
11 Hubungan dalam keluarga saya kurang harmonis dan sering
bertengkar
12 Orang tua atau keluarga kurang memberikan perhatian dan kasih
sayang terhadap saya
13 Kehidupan spiritual atau agama dalam keluarga kurang baik
14 Orang tua saya saya terlalu sibuk dengan pekerjaannya saya
15 Anggota keluarga saya ada yang memakai narkoba, perokok atau
biasa minum-minuman keras/berakohol
16 Teman-teman saya ada yang menjadi pecandu narkoba
17 Sekolah tempat saya belajar kurang disiplin
18 Sarana dan prasarana untuk aktifitas siswa disekolah saya kurang
memadai
19 Perhatian guru dan staf disekolah terhadi:IQ siswa masih kuran_g
20 Masyarakat di lingkungan rumah kurang peduli dengan gerakan
anti narkoba
Petunjuk pengisian:
Beri tanda cek (-J) pada kolom jawaban yang tersedia yang sesuai dengan keadaan siswa,
libatkan guru dan keluarga dalam mengisi format ini
A. PERUBAHAN FISIK
NO PERUBAHAN FISIK JAWABAN
YA TIDAK
SaatMenggunakan
1 Mata kemerah-merahan
2 Mengantuk
3 Bicara cadei atau pelo
4 Jaian sempoyongan
5 Banyak bicara
6 Bersikap acuh
7 Muka pucat bibir kering
8 Badan gemetar
9 Bicara berlebihan
10 Terdapat bekas suntikan dikamar
Saat Ketagihan
11 Tidur terganggu, banyak tidur
12 Tidak suka makan
13 Keringat berlebihan, mudah letih
I4 Mual, muntah, mencret
15 Jantung berdebar
16 Tangan, Iidah, keiopak mata bergetar
17 Mata atau hidung berair
18 Menguap terus menerus
19 Sakit seiuruh tubuh
20 Takut air sehingga tidak suka mandi
JUMLAH JAWABAN
Nama Siswa
Kelas
Jenis Kelamin
Nama Orang Tua!Wali
Alamat Orang Tua
Permasalahan siswa saat ini
Faktor Pelindung :
Kehidupan keluarga :
Masalah keuangan
Masalah hukum :
Perubahan perilaku :
···································································~··································································
Pemeriksaan urine :
Pola pemakaian:
D Coba-cobaD Sosial D Instrumental D Habituasi D
Ketergantungan
Depok, .............................. .
Penanggungjawab/Guru BK
( .........................................)
Pendidikan
Kesehatan
Resiko Rendahl , Oleh Peer
PEER 1 n
Educator
Deteksi Dini
Resiko Sedang Bimbingan
Resiko
dan Konseling
Penyalahgunaan
Guru oleh Guru BK
Narkobadan
Deteksi Gejala
Penyalahgunaan Resiko Tinggi
Rujuk:
Narkoba
• Puskesmas
• BNN Kota
Keluarga Depok
Kasus
Penyalahgunaan • Polsek
Cimanggis
Narkoba
CONTOHSURATRUJUKAN
Depok........................... 2014
No Surat
Peri hal
Lamp iran
Kepada Yth:
(Kepala Puskesmas Kepala BNN Kota
Depok atau KePala Polsek Cimanggis)
Di Tempat
Dengan hormat,
Bersama ini kami kirimkan:
Nama
Jenis Kelamin
Tempat Tanggal Lahir
Nama Orang Tua/Wali
Alamat Orang Tua
Alamat Sekolah
( ..............................................) ( ..................................................)
Mengetahui
Kepala Sekolah
(.................................................)
Belum optimalnya 3 2 3 5 13
fungsi pengarahan
supervisi dan
komunikasi
pelaksanaan program
PKPR disekolah
Belum optimalnya 3 2 3 4 12
kerjasama lintas
sektor dalam
pelaksanaan program
PKPR
Belum optimalnya 3 3 3 6 15
pembinaan dan
pelatihan SDM
disekolah khususnya
upaya pencegahan
risiko
penyalahgunaan
narkoba pada remaja
2 Ketidakefektifan koping 3 2 4 3 4 5 5 4 4 3 5 42
remaja terhadap risiko
penyalahgunaan narkoba
pada siswa di SMK TB.
3 Risiko perilaku 2 3 5 5 4 5 5 4 4 3 5 45
penyalahgunaan narkoba
pada siswa SMK TB.
Keterangan :
1 = Sangat rendah
2 = Rendah
3 = Cukup
4 = Tinggi
5 = Sangat tinggi
A= Risiko terjadi
B = Risiko parah
C = Potensial penkes
D = Minat masyarakat
E = Kemingkinan diatasi
F = Sesuai program pemerintah
G=Tempat
H=Waktu
I= Dana
J = Fasilitas kesehatan
K = Sumber daya
· Potensial masalah dapat 2/3 X I 0,6 Adanya perhatian yang baik dari orang tua dan
: dicegah : Tinggi saudara An. I akan perkembangan peran dan
tanggungjawab An. I sebagai anggota keluarga
Menonjolnya masalah : 1/2 X I 0,5 Keluarga menganggap masalah terjadi tetapi tidak
Ada masalah tetapi tidak menjadikan masalah ini prioritas utama.
' perlu segera ditangani
Total 4,1
Kemungkinan masalah 2/2 X 2 2 Pola komunikasi antara remaja dan orang tua
dapat diubah : mudah . merupakan suatu proses yang harus dimulai dan
: dijaga keberlangsungannya, keluarga sudah
; memberikan respon positif dengan bertanya cara
komunikasi yang baik dengan remaja.
----------1-----------------~---------"--
Potensial masalah dapat 2/3 X 1 0,6 Keluarga sudah mengetahui stressor dan cara
dicegah : Sedang mencegahnya.
-----1---- ---· ------- ----- - --
Menonjolnya masalah : 2/2 X 1 Keluarga mengatakan ada masalah dan segera
Perlu segera ditangani perlu ditangani karena mereka takut anaknya akan
salah bergaul.
Total 4,6