Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Dalam kehidupan kita sering menggunakan hukum-hukum fisika untuk


membantu kita dalam melakukan banyak hal. Salah satu hukum yang sering
dipakai yaitu hukum hooke, yaitu hukum yang digunakan untuk mencari besar
konstanta pada pegas dengan memperhitungkan pengaruh dari gaya yang
diberikan pada benda dan massa benda itu sendiri.

Untuk membuktikan hukum hooke tersebut, kami telah melakukan


praktikum fisika tentang hukum hooke dan telah merumuskan hasil praktikum
tersebut ke dalam laporan ini.

I.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Mengenal penerapan hukum hooke pada pegas.


2. Bagaimana Menentukan konstanta pegas.
3. Bagaimana Menentukan konstanta pegas gabungan.
4. Bagaimana Mengenal penerapan persamaan linear dalam eksperimen.

I.3. Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan dari percobaan ini adalah
1. Mengenal penerapan hukum hooke pada pegas.
2. Menentukan konstanta pegas.
3. Menentukan konstanta pegas gabungan.
4. Mengenal penerapan persamaan linear dalam eksperimen.
BAB II
LANDASAN TEORI

II.1 HUKUM HOOKE

Hukum Hooke menyatakan bahwa besar gaya berbanding lurus


dengan pertambahan panjang pegas. Semakin besar gaya yang bekerja
pada pegas, semakin besar pertambahan panjang pegas.
Perbandingan antara besar gaya terhadap pertambahan panjang
pegas bernilai konstan.
Multimeter dibagi menjadi dua yaitu :

Gambar 2.1 Gambar Pegas

Jika pegas ditarik kekanan maka pegas akan meregang dan


bertambah panjang (gambar 1). Jika gaya tarik tidak sangat besar,
ditemukan bahwa pertambahan panjang pegas sebanding dengan besar gaya
tarik (F). Dengan kata lain, semakin besar gaya tarik, semakin besar
pertambahan panjang pegas. Perbandingan besar gaya tarik (F) terhadap
pertambahan panjang pegas bernilai konstan.
Gambar 2.2 Gambar perbandingan gaya pada pegas

Perbanding antara gaya (F) terhadap pertambahan panjang pegas bernilai


konstan, yang ditandai oleh kemiringan grafik yang sama (gambar 2).

Secara matematis, hukum Hooke dinyatakan melalui persamaan :

Keterangan:
k : konstanta pegas,
F : gaya,
∆x : pertambahan panjang pegas
Merupakan konstanta pegas atau koofisien elastisitas pegas atau ukuran
kelenturan pegas. Hubungan ini pertama kali diamati oleh Robert Hooke (1635 –
1703) pada tahun 1678, karenanya dikenal sebagai hukum Hooke.
Satuan internasional gaya adalah Newton, satuan internasional panjang
adalah meter, karenanya satu internasional konstanta pegas adalah Newton/meter
(N/m)
3.1 Alat dan bahan serta prosedure kerja
3.1.1 Hukum Hooke
1. Alat dan bahan yang digunakan.
a. Pegas
b. Beban
c. Penyanggah statif
d. Mistar

3.1.2 Prosedur atau langkah kerja Persiapan percobaan, setelah


seluruh alat dan bahan disiapkan.

1. Baca bismillah sebelum experiment


2. Gantungkan sebuah pegas spiral pada penyanggah lalu tautkan
sebuah beban 50 gram pada ujung bawah pegas spiral. Ukurlah
panjang pegas
3. Tambahkan lagi sebuah beban, lalu ukurlah panjang pegas. (sampai
300 grarn)
4. Ulangi percobaan dan perhitungan seperti langkah ke-l dan ke-2
untuk pegas yang berbeda.
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data PengamatHukum Hooke

Hasil praktikum menggunakan HUKUM HOOKE dapat kita lihat dari

Table beriku tini :

A. Pegas 1
No Massa ( Kg ) Berat ( N ) PertambahanPanjang

1 0.05 Kg 0.5 N 1.5 cm


2 0.1 Kg 1N 3.5 cm
3 0.15 Kg 1.5 N 5.5 cm
4 0.2 Kg 2.0 N 7.5 cm
5 0.25 Kg 2.5 N 9.5 cm
4.1 Table Pengamatan Pegas 1

B. Pegas 2
No Massa ( Kg ) Berat ( N ) PertambahanPanjang

1 0.05 Kg 0.5 N 1 cm
2 0.1 Kg 1N 4 cm
3 0.15 Kg 1.5 N 7.5 cm
4 0.2 Kg 2.0 N 11.5 cm
5 0.25 Kg 2.5 N 16 cm
4.2 Tabel Pengamatan Pegas 2
4.2. Pembahasan

1. Perhitungan pegas pertama


 Diketahui : Massa 0.05 kg
Panjang Mula-mula = 7.5 cm
Panjang Akhir = 9 cm
Dijawab :
= 9 – 7.5 = 1.5 cm
 Diketahui : Massa 0.1 kg
Panjang Mula-mula = 7.5 cm
Panjang Akhir = 11 cm
Dijawab :
= 11 – 7.5 = 3.5 cm
 Diketahui : Massa 0.15 kg
Panjang Mula-mula = 7.5 cm
Panjang Akhir = 13 cm
Dijawab :
= 13 – 7.5 = 5.5 cm
 Diketahui : Massa 0.2 kg
PanjangMula-mula = 7.5 cm
PanjangAkhir = 15 cm
Dijawab :
= 15 – 7.5 = 7.5 cm
 Diketahui : Massa 0.25 kg
PanjangMula-mula = 7.5 cm
PanjangAkhir = 17 cm
Dijawab :
= 17 – 7.5 = 9.5 cm
2. Perhitungan pega kedua
 Diketahui : Massa 0.05 kg
Panjang Mula-mula = 7 cm
Panjang Akhir = 8 cm
Dijawab :
= 8 – 7 = 1 cm

 Diketahui : Massa 0.1 kg


Panjang Mula-mula = 7 cm
Panjang Akhir = 11 cm
Dijawab :
=11 - 7 = 4 cm
 Diketahui : Massa 0.15 kg
Panjang Mula-mula = 7 cm
Panjang Akhir = 14.5 cm
Dijawab :
= 14.5 – 7 = 7.5 cm
 Diketahui : Massa 0.20 kg
Panjang Mula-mula = 7 cm
Panjang Akhir = 18.5 cm
Dijawab :
= 18.5 – 7 = 11.5 cm
 Diketahui : Massa 0.25 kg
Panjang Mula-mula = 7 cm
Panjang Akhir = 23 cm
Dijawab :
=23 – 7 = 16 cm
Hubungan antara gaya dan pertambahan panjang pegas itu adalah berbanding
lurus, karena semakin besar gaya yang bekerja pada pegas semakin besar
pertambahan panjang. Seperti di lihat dari contoh Grafik table dibawah ini:

Grafik 4.1 Perhitungan Pegas Pertama

Grafik 4.2 Perhitungan Pegas Kedua


Gambar 4.1 Tabel Perhitungan pegas Gambar 4.2 Praktek pengukuran pegas 1

Gambar 4.3 Pengukuran panjang pegas 2


BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Adapun Kesimpulan dari hasil praktikum dalam pembahasan ini adalah


antara gaya yang merenggangkan suatu zat elastis dan pertambahan panjang zat
elastis. “ Pada daerah elatissitas benda, gaya yang berkerja pada benda sebanding
dengan pertambahan panjang benda”.
Jika besar gaya yang dikerjakan pada pegasme lewati batas elastisitas
pegas maka setelah gaya dihilangkan panjang pegas tidak kembali seperti semula.
Hukum hooke hanya berlaku hingga batas elastisitas. Batas elastisitas pegas
merupakan gaya maksimum yang dapat diberikan pada pegas sebelum pegas
berubah bentuk secara tetap dan panjang pegas tidak dapat kembali seperti
semula. Jika besar gaya terus bertambah maka pegas rusak.

5.2 SARAN

Sebelum melakukan percobaan dan pengukuran disarankan untuk


memahami dahulu konsep penggukuran, alatukur yang akan digunakan,
besaran dan satuan agar praktikum berjalan dengan lancar dan mudah
dipahami. Lakukan pengukuran ketebalan dan diameter sebanyak 10 kali
dan 5 kali untuk massa dari sudut yang berbeda namun tepat agar
mendapatkan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Instalasi Mesin, (1998) Pengenalan Alat-alat Ukur, Bandung.Pusat


Pengembangan Penataran Guru Teknologi.

http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-dan-sejarah-ilmu-fisika-menurut-
teori-riset/, Akses 08 Maret 2015

Adrianto.(2015).Praktikum Fisika Dasar, Modul Praktikum. Sekolah Tinggi Ibnu


Sina batam

Anda mungkin juga menyukai