Bab Ii Konsep Dasar: A. Tuberculosis Paru 1. Pengertian
Bab Ii Konsep Dasar: A. Tuberculosis Paru 1. Pengertian
KONSEP DASAR
A. Tuberculosis Paru
1. Pengertian
begitu juga penemuan yang berasal dari mumi dan ukiran dinding piramid
TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya
a. Tuberkulosis paru
6
c. Tuberkulosis paru tersangka yang terbagi dalam :
(Suyono, 2001)
hidung). Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan
7
selaput lendir sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga
hidung. Faring (tekak) adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar
kanan. Dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di
lubrikan. Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius
dan inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan
karena ada selisih tekanan yang terdapat antara atmosfer dan alveolus
terdiri dan beberapa aspek yaitu (1) Difusi gas antara alveolus dan kapiler
8
distribusi udara dalam alveolus. (3) Reaksi kimia dan fisik dari oksigen
kurang dari 0,5 urn). Kekuatan mendorong untuk pemindahan ini adalah
selisih tekanan parsial antara darah dan fase gas. (5) Perfusi, yaitu
(aliran darah) dalam kapiler dengan perkataan lain ventilasi dan perfusi
dari unit pulmonary harus sesuai pada orang normal dengan posisi tegak
dan keadaan istirahat maka ventilasi dan perfusi hampir seimbang kecuali
berikut:
c. Reservoir darah
9
3. Etiologi
0,3 – 0,6 µm dan digolongkan dalam basil tahan asam (Suyono, 2001).
4. Patofisiologi
diri, basil juga dipindahkan melalui sistem limfe dan pembuluh darah ke
infeksi ulang dan aktivasi bakteri dorman. Dalam kasus ini tuberkel ghon
10
memecah, melepaskan bahan seperti keju ke bronki. Bakteri kemudian
5. Manifestasi Klinik
awal dan mungkin tidak akan pernah timbul bila tidak terjadi infeksi aktif.
batuk purulen produktif disertai nyeri dada, demam (biasanya pagi hari),
6. Penatalaksanaan
a. Pengobatan
terjadinya komplikasi.
1) Isoniazid (H)
11
ikterus membaik. Efek samping ringan dapat berupa kesemutan,
2) Rifampisin (R)
merah atau jingga pada air seni dan keringat, dan itu harus
3) Pirazinamid (P)
4) Streptomisin (S)
5) Ethambutol (E)
12
b. Pembedahan
c. Pencegahan
minum susu yang telah dilakukan pasteurisasi, isolasi jika pada analisa
8. Komplikasi
jalan nafas.
13
Misalnya : otak, jantung persendian, ginjal (Corwin, 2001).
a. Aktivitas/istirahat :
dan nyeri.
b. Sirkulasi
Gejala : palpitasi
jugularis.
c. Integritas ego :
14
Tanda : Menyangkal (khususnya pada tahap dini)Ansietas,
gelisah.
f. Pernapasan :
15
napas tubuler atau pektoral di atas lesi, crackles di atas
trakeal.
g. Keamanan:
infeksi sekunder.
h. Interaksi Sosial :
i. Penyuluhan/pembelajaran:
pameriksaan TB Paru
16
Jenis Pemeriksaan Interpretasi Hasil
Darah:
-LED Indikator stabilitas biologik penderita,
respon terhadap pengobatan dan
predeksi tingkat penyembuhan. Sering
meningkat pada proses aktif.
-Limfosit Menggambarakan status imunitas
penderita (normal atau supresi)
-Elektrolit Hiponatremia dapat terjadi akibat
retensi cairan pada TB paru kronis luas.
-Analisa Gas Darah Hasil bervariasi tergantung lokasi dan
beratnya kerusakan paru
Tes faal paru Penurunana kapasitas vital, peningkatan
ruang mati, peningkatan rasio udara
residu dan kapasitas paru total,
penurunan saturasi oksigen sebagai
akibat dari infiltrasi parenkim/fibrosis,
kehilangan jaringan paru dan penyaki
pleural
17
k. Diagnosa Keperawatan
dan batuk
keterbatasan kognitif
inflamasi, malnutrisi
18
10. Fokus Intervensi dan Rasional
c. Intervensi
19
3) Berikan klien posisi semi atau fowler tinggi
keperluan
mengeluarkan sekret.
kontra indikasi
dikeluarkan.
kembali aktif
pernafasan normal
c. Intervensi
20
peningkatan kerja nafas, kedalaman pernafasan
sekunder.
fowler).
membuang sekret.
tebal.
21
Rasional : TB paru menyebabkan efek luas pada paru dari
luas.
parenkim.
gejala.
22
5) Kolaborasi medis dengan pemeriksaan ACP dan pemberian
oksigen
nutrisi)
2) Pastikan pada diet biasa pasien yang disukai atau tidak disukai.
memperbaiki
masukan diet.
23
feces.
nutrien.
pernafasan.
protein.
diet.
24
5. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan sesak nafas dan
batuk.
stress.
meningkat.
25
Rasional : tidur akan sulit dicapai sampai tercapai relaksasi,
relaksasi.
kelebihan, stress.
peningkatan toleransi.
26
5) Memberikan dukungan emosional dan semangat
meningkatkan aktivitas.
yang ada.
TB Paru.
27
pengulangan menguatkan belajar.
pernafasan.
pola hidup.
28
1) Kaji patologi penyakit dan potensial penyebaran infeksi
tertawa.
orang lain.
terjadinya infeksi.
isolasi pernafasan.
mengulangi demonstrasi.
29
Rasional : perilaku yang diperlukan untuk mencegah
penyebaran
B. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Effendy (1998), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional
30
dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian
dari keluarga.
(1998), keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan
kebudayaan.
2. Struktur Keluarga
31
e. Keluarga Kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
3. Tipe/Bentuk Keluarga
a. Keluarga Inti (Nuclear family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
wanita dan pria yang menikah lebih dari 1 kali dan merupakan satu
keluarga inti.
4. Fungsi Keluarga
32
a. Fungsi Afektif
b. Fungsi Sosialisasi
c. Fungsi Ekonomi
d. Fungsi Reproduksi
33
kesehatan keluarga, kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
otonomi.
keluarga.
34
c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan
yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya
TUBERKULOSIS PARU
1. Pengkajian
produktif (15 – 60 th). Angka tertinggi pada wanita ditemukan pada usia
2005).
35
Status sosial ekonomi keluarga termasuk di dalamnya terdapat
keadaan gizi menurun dan daya tahan tubuh semua anggota keluarga
senggang.
remaja adalah :
36
3). Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit,
dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau
3. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik rumah
karena sinar matahari tidak dapat masuk, kasur yang tidak pernah
37
Tempat tinggal yang sempit, padat, sanitasi yang tidak terjaga, polusi
dengan tetangga dan masyarakat, oleh karena itu penderita tidak perlu
Status rumah yang dihuni oleh keluarga apakah rumah sendiri atau
38
masyarakat enggan berkunjung ke pelayanan kesehatan sehingga
4. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi
Tuberkulosis Paru.
b. Struktur peran
39
d. Nilai dan norma keluarga
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam
b. Fungsi sosialisasi
c. Fungsi kesehatan
40
2 Pola nutrisi
2000).
4 Pola aktivitas
41
6 Pola perawatan diri
tempat khusus, tidak menutup mulut saat batuk atau bersin, tidak
7 Lingkungan
kulit.
6. Koping Keluarga
42
7. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
b. Palpasi dada
2 Nyeri dada
c. Perkusi dada
pleural)
8. Pemeriksaan Penunjang
aktif penyakit
43
d. Foto thorak : dapat menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru
(Doenges, 2000)
E. FOKUS INTERVENSI
a. Prevensi Primer
ventilasi.
44
3 Pendidikan kesehatan tentang personal hygiene seperti menutup
b. Prevensi Sekunder
obat
c. Prevensi Tersier
a. Prevensi Primer
45
b. Prevensi Sekunder
dan kedalaman
cucalyptus/vicks vaporub.
c. Prevensi Tersier
a. Prevensi Primer
kotor
46
b. Prevensi Sekunder
keperluan
c. Prevensi Tersier
a. Prevensi Primer
b. Prevensi Sekunder
periodik
anoreksia, mual/muntah
47
c. Prevensi Tersier
Tuberkulosis Paru
a. Prevensi Primer
Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis Paru.
b. Prevensi Sekunder
48
3 Jelaskan tentang efek samping obat yang diminum seperti
cemas
c. Prevensi Tersier
2 Jika terjadi efek samping obat, usahakan ganti dengan obat lain
sakit.
6. Dx 6 : Intolerasi aktivitas
a. Prevensi Primer
49
b. Prevensi Sekunder
hygiene.
c. Prevensi Tersier
a. Prevensi primer
Jelaskan pada masyarakat untuk pola istirahat dan tidur yang baik bagi
b. Prevensi Sekunder
punggung)
50
4 Usahakan tempat tidur yang nyaman, bersih, tidak tidur di lantai
c. Prevensi Tersier
terutama tidur.
51