Anda di halaman 1dari 12

685

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN ORNAMEN BAGI SISWA


KELAS X SMA N 1 LENDAH KABUPATEN KULON PROGO
THE DEVELOPMENT OF ORNAMENT LEARNING MODULE TOWARD THE TENTH
GRADE OF SMA N 1 LENDAH, KULON PROGO REGENCY

Oleh :Fajar Dwi Nugroho, psrfbsuny. Email :dwinugrohofajar69@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul pembelajaran Ornamen yang berisi tentang
materi Batik Daerah Istimewa Yogyakarta untuk SMA 1 Lendah semester 2. Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan (Research and Development). Tahap awal dari penelitian ini adalah melakukan analisis
kebutuhan melalui observasi langsung dan wawancara kepada guru mata pelajaran Seni Budaya. Setelah
melakukan analisis kebutuhan di lapangan, maka dilakukan tahap perancangan modul. Selanjutnya adalah
tahapan pengembangan modul hingga dinyatakan layak oleh ahli media dan ahli materi. Setelah dinyatakan
layak kemudian modul diajukan kepada responden yaitu peserta didik kelas XC SMA N 1 Lendah yang
berjumlah 32 siswa melalui tiga tahapan uji coba yaitu: uji coba kelompok besar tahap pertama, uji coba
kelompok besat tahap kedua dan uji coba kelompok besar tahap ketiga. Berdasarkan hasil akhir perolehan skor
aspek penilaian ahli, diperoleh presentase ahli media sebesar 92,5%, oleh ahli materi sebesar 90,9%. Uji coba
lapangan pada kelompok besar tahap pertama memperoleh prosentase sebesar 89,8%, uji coba kelompok besar
tahap kedua memperoleh hasil presentase sebesar 90,4%, sedangkan uji coba kelompok besar tahap ketiga
memperoleh hasil sebesar 90,8%. Produk akhir adalah berupa Modul Seni Budaya Batik Daerah Istimewa
Yogyakarta. Dicetak dalam bentuk print out berukuran A4 disajikan dalam format potrait, dengan 32 halaman
isi menggunakan kertas HVS 80gram, dan 1 halaman sampul menggunakan kertas Ivory 230gram. Kesimpulan
akhir modul dapat ini dapat digunakan dan dinyatakan Layak untuk digunakan.

Kata kunci :Penelitian Pengembangan, Modul, Pembelajaran Ornamen

Abstrack
This research is aimed to develop ornament learning module which contains about materials of Special
District of Yogyakarta’s Batik to SMA 1 Lendah in the second semester.This research belongs to Research and
Development model. The first stage of this research was analyzing the needs by observing and interviewing the
Art and Culture teacher directly. After analyzing the needs, the researcher designed the module and developed
it until the Expert of Media and Material declared that it was proper to be used. Next, the module was
experimented to the respondents through three trials as follow: trial for big group stage 1, trial for big group
stage 2, and trial for big group stage 3. The respondents of this research were 32 students of XC class, SMA N 1
Lendah. Based on the result of the Expert Validation toward the properness of the module, the researcher found
the percentage from Media’s Expert was 92.5% and from Material’s Expert was 90.9%. Meanwhile, the
percentage of the trials could be seen as follow: trial for big group stage 1 was 89.8%, trial for big group stage
2 was 90.4% and trial for big group stage 3 was 90.8%. The final product was Art and Culture Module about
Special District of Yogyakarta’s Batik which was printed out in A4 papers and was set up in portrait form. The
module consisted of 32 pages of contents which were printed out in 80 gram HVS paper and 1 pages of covers
which were printed out in 230 gram Ivory papers. The final conclusion was this module could be used and was
declared that it was proper to be used.

Keywords : Research and Development, Module, Ornament Learning


686

PENDAHULUAN digunakan berupa buku paket Seni


Budaya. Materi yang terkandung
Dewasa ini ilmu
dalam buku paket tersebut relatif
pengetahuan dan kompleks tingkat
padat. Faktor inilah yang
berfikir siswa dalam pendidikan di
menyebabkan guru lebih memilih
Indonesia berkembang begitu pesat,
metode ceramah untuk
dengan kemajuan tersebut tentunya
menyampaikan materi di dalam buku
menuntut guru untuk lebih
paket. Siswa cenderung kurang
memperhatikan penerapan media
memiliki semangat mengikuti
pembelajaran. Menurut (Azhar
pelajaran teori bahkan sering terlihat
Arsyad, 2013: 13) persepsi media
siswa mengantuk saat pelajaran
secara umum bisa diartikan sebuah
berlangsung. Tetapi keaadaan
alat yang mempunyai fungsi sebagai
berbanding terbalik ketika siswa
perantara untuk menyampaikan
diberikan pelajaran praktik, siswa
pesan atau informasi dari pengirim
cenderung aktif bertanya dan
ke penerima.
semangat dalam berkarya. Keadaan
Dengan dibantu media
ini memberikan gambaran siswa
pembelajaran berupa modul
lebih senang mengikuti pelajaran
diharapkan dapat meningkatkan hasil
praktik daripada pelajaran teori,
belajar siswa, membangkitkan
padahal pelajaran juga teori juga
keinginan dan minat baru,
sangatlah penting untuk menambah
membangkitkan motivasi rangsangan
wawasan siswa tentang kesenirupaan
kegiatan belajar, membantu
khususnya pada mata pelajaran seni
kefektifan penyampaian pesan,
budaya kompetensi dasar seni rupa
meningkatkan pemahaman,
terapan daerah sekitar materi gambar
menyajikan materi pembelajaran
ornamen.
dengan menarik dan terpercaya,
Keadaan ini menggambarkan
memudahkan penafsiran, serta
selama proses pembelajaran teori
memadatkan informasi. Guru tidak
siswa kurang terlibat aktif karena
lagi dominan di dalam kelas,
siswa hanya bertugas sebagai
melainkan siswa yang menjadi
pendengar dan penerima informasi
subjek belajar.
dari guru, dan guru menjadi pihak
Pada pembelajaran Seni
yang dominan.
Rupa kelas X, bahan ajar yang
687

SMA N 1 Lendah Lendah kompetensi dasar karya seni rupa


merupakan sekolah menengah atas daerah setempat.
unggulan seni di Kabupaten Kulon Berdasarkan hal tersebut di
Progo, karya seni yang telah atas modul ini perlu dikembangkan
diciptakan oleh siswa tergolong sebagai media pembelajaran kelas X
karya yang layak pajang, sekolah ini SMA. Media yang dikembangkan
juga sudah beberapa kali akan dinilai kelayakannya yang
mengirimkan siswanya untuk
meliputi kesesuaian materi dalam
mengikuti lomba kesenian, baik di media pembelajaran dengan standar
tingkat lokal, kabupaten, provinsi kompetensi dan kompetensi dasar,
bahkan tingkat nasional, diantaranya serta kelayakan untuk digunakan
Festival sebagai media pembelajaran. Media
danLombaSeniSiswaNasional pembelajaran ini diharapkan dapat
(FLS2N). Sekolahini masih menjadi alat bantu pembelajaran
menggunakan kurikulum 2006 atau teori pada pelajaran Seni Budaya
Kurikulum Tingkat Satuan yang dapat memenuhi tujuan
Pendidikan (KTSP) sebagai dasar pembelajaran peserta didik SMA N 1
kegiatan pembelajarannya. Materi Lendah Kabupaten Kulon Progo.
pembelajaran ornamen dipelajari
pada kelas X pada mata pelajaran KAJIAN TEORI

Seni Budaya khususnya seni rupa. Kurikulum KTSP


KTSP merupakan kurikulum
Melalui pengembangan
operasional yang disusun oleh dan
modul pembelajaran ornamen,
dilaksanakan di masing-masing
seorang siswa dapat memperoleh
satuan pendidikan, terdiri dari tujuan
materi pembelajaran teori yang lebih
pendidikan, struktur dan muatan
terperinci, dan bahasa yang lebih
kurikulum tingkat satuan pendidikan,
mudah dipahami. Penelitian ini akan
kalender pendidikan, serta silabus
memfokuskan pada modul materi
(BSNP 2006:5).
ornamen pada kain atau ornamen
yang terdapat pada batik, dalam Media Pembelajaran
688

Arti media pembelajaran kompetnsi yang diharapkan


secara khusus dalam proses (Anwar,2010).
pembelajaran cenderung diartikan
Batik
sebagai alat grafis, photografis, atau
elektronik untuk menangkap, Pada penelitian ini penulis
memproses dan menyususn kembali memilih materi ornamen yang
informasi visual atau verbal. dikhususkan pada ornamen yang
Menurut Oemar Hamalik terdapat pada kain yaitu batik.
(2003) berpendapat bahwsannya Berikut merupakan penjelasan
media dibagi dua bagian yaitu dalam tentang batik. Batik merupakan
arti sempit dan arti luas. Dalam arti sesuatu yang tidak asing bagi
sempit media pengajaran hanya masyarakat indonesia. Batik
meliputi media yang dapat merupakan salah satu warisan
digunakan secara efektif dalam nusantara yang unik, keunikannya
proses pengajaran yang terencana, ditunjukkan dengan berbagai macam
sedangkan dalam arti luas, media motif yang memiliki makna filosofis
tidak hanya meliputi media tersendiri. Menurut Wulandari
komunikasi yang kompleks, tetapi (2014: 4) secara etimologi, kata batik
yang mencakup alat-alat sederhana, berasal dari bahasa Jawa yaitu
seperti slide, fotografi, diagram, dan “amba”, yang berarti lebar, luas,
bagan buatan guru, objek-objek kain, dan “titik” yang berarti titik
nyata, serta kunjungan ke luar atau matik (kata kerja membuat titik)
sekolah. yang kemudian berkembang menjadi
istilah “batik”. Yang berarti
Modul menghubungkan titik-titik menjadi
Modul pembelajaran adalah gambar tertentu pada kain yang luas
bahan ajar yang disusun secara atau lebar.
sistematis dan menarik yang
mencakup isi materi, metode dan METODE PENELITIAN
evaluasi yang dapat digunakan Desain Penelitian
secara mandiri untuk mencapai
689

Metode yang digunakan yang sudah pernah digunakan, sarana


dalam penelitian ini menggunakan dan prasarana yang ada di sekolah
pendekatan penelitian untuk mendukung kegiatan belajar
pengembangan (Research and mengajar. Dari analisis di atas dapat
Development). Menurut Sugiyono ditentukan topik materi Batik,
(2015: 30) metode penelitian dan keluasan dari topik yang dibahas di
pengembangan adalah cara yang sesuaikan dengan Standak
ilmiah untuk meneliti, merancang, Kompetensi (SK), dan Kompetensi
memproduksi dan menguji validitas Dasar (KD) SMA untuk kelas X
produk yang telah dihasilkan, dan semester 2.
dapat disingkat dengan 4P
Melakulan Perencanaan
(Penelitian, Perancangan, Produksi
Peneliti membuat garis besar
dan Pengujian). Produk yang akan
isi modul lengkap dengan komponen
dikembangkan dari penelitian ini
instruksional modul pembelajaran,
adalah berupa modul pembelajaran
setelah menentukan garis besar
yang akan digunakan untuk kelas X
peneliti menentukan software
semester 2 di SMA N 1 Lendah,
aplikasi komputer untuk membuat
tentunya setelah melalui uji coba
modul yang berupa
kelayakan dari ahli materi, ahli
MicrosoftOfficeWord20013, Adobe
media dan uji coba kelompok besar.
Photosop CS6,CorelDraw X5.
Pengumpulan Informasi Setelah itu membuat desain cover
Pengumpulan informasi yang depan dan belakang modul dan
dilakukan adalah dengan mencari buku referensi tentang
mengidentifikasi kegiatan belajar penyusunan modul pembelajaran
mengajar dengan observasi kelas, sebagai referensi dan dengan
wawancara dengan guru mata berkonsultasi dengan dosen
pelajaran Seni Budaya. Observasi pembimbing.
yang dilakukan dengan mencari
Pengembangan Produk Awal
informasi yang berhubungan dengan
Pada tahap ini peneliti mulai
materi pembelajaran, media apa saja
melakukan pengembangan modul
690

yang dimulai dari (1) Membuat selanjutnyadilakukanperubahanpada


Desain Produk dan Materi modulsesuairevisidariahli.
Pembelajaran,(2) Membuat Cover
Modul, dalam pembuatan cover
modul harus sesuai dengan isi di b. UjiCobaKelompok
dalam modul. (3) Membuat Desain BesardanRevisiTahap II
Setiap Bab, pada desain setiap bab Modulpembelajaranyangtelah
ini digunakan sebagai pembatas latar melewativalidasiahli,tahapselanjutny
halaman bab. (4) Penyusunan Materi, adiujicobakankepadapesertadidikdala
penyusunanmateri dilakukan dengan mskalabesaryaituujicobakelompokbe
menggunakan referensi buku-buku sar yang melibatkan satu kelas
ornamen nusantara yang disesuaikan dengan jumlah 32 peserta didik.
dengan silabus dan standar Ujicobaini dilakukan
kompetensi. (5) Penyusunan Gambar denganpengamatanlangsung,
,kualitas isi modul dapat dipengeruhi penyebaranangket,
dengan pemilihan gambar, dimana wawancarasertadokumentasi.
gambar harus disesuaikan dengan isi Tahapinidilakukanuntukmendapatka
modul dan mempunyai kualitas yang ninformasipentingsebagaimasukanda
baik. nrevisi II

a. Validasi Ahlidan Revisi Tahap I padamodulpembelajaransehinggadifo


kuskanuntukpenyempurnaanmaterida
Modulpembelajaranyangsuda
nmemperbaikikekurangan yang
hdisusunterlabihdahuludilakukanujiv
terdapatpadamodultersebut.
aliditasahlimateridanahlimedia.Valid
asidilakukanuntukmengetahuitingkat UjiCobaKelompokBesardanRevisi
kelayakanmodulsertamengetahuihala Tahap III
payangperludiperbaikidarimodul. Setelahmodulpembelajarandir
Hasilvalidasidari para evisipadaujicobakelompok besar
ahliditulispadalembarkuesionersebag periode
airevisiuntukmengetahuitingkatkelay pertama,langkahselanjutnyadilakuka
akanmodul yang nuji coba kelompok besar periode
691

kedua. Ujicobainitetap ndidikan seni rupa di FBS UNY.


memerlukanpengamatanlangsung,me
Lokasi Penelitian
nyebarkanangket,
Penelitianpengembanganinia
wawancara,dandokumentasi.
kandilaksanakanpadakelas X di SMA
Selanjutnyadilakukanrevisidenganahl
N 1 Lendah yang terletak di
idandosen
DesaJatirejo, KecamatanLendah,
pembimbinguntukmendapatkanhasil
KabupatenKulonProgo, Provinsi
yang layak.
Daerah Istimewa Yogyakarta.
c. UjiCobaKelompokBesardanRev
Subjek dan Objek Penelitian
isiTahapAkhir Subjek dalam penelitian ini
Padatahapakhirini,akantetapdi adalah menggunakan purposive
lakukanpengamatan,penyebaranangk sampling yaitu dengan 1 orang ahli
et,wawancaradandokumentasi. media yaitu 32 orang siswa kelas X
Setelahujicobakelompokbesar Sekolah Menengah Atas Negeri 1
periode Lendah.Objek dalam penelitian ini
ketiga,hasildarirevisitersebutakandija berupa modul pembelajaran ornamen
dikansebagaidasardalammelakukanre bagi kelas X Sekolah Menengah Atas
visiakhirpadamodulpembelajaran.Unt Negeri 1 Lendah Kabupaten Kulon
ukmendapatanhasildarirevisiyangmak Progo.
simalmakaperludilakukankonsultasid
Jenis Data
andiskusidenganahlimateridanahli
Penelitian ini menggunakan
mediasertapembimbing.
jenis data berupa data kualitatif dan
Validasi Ahli data kuantitatif, sedangkan untuk
Mediapembelajaran yang mengukur kualitas media
sudahselesaidibuatakanmelaluiujivali pembelajaran ini diperoleh dari
dasiahlimateridenganHarwiyatiselak kuisione dari ahli media dan ahli
u guru senibudayakelas X SMA N 1 materi serta kuisioner dari hasil uji
Lendah, sertaahli media coba siswa. Di dalam kuisioner
denganArsiantiLatifahselakudosenpe tersebut mencantumkan beberapa
692

instrumen yang sebelumnya telah datakualitatifdankuantitatif.


dikonsultasikan dan juga mendapat Datakualitatif, yakni
rekomendasi dari dosen yangdigambarkandengan kata-kata
pembimbing. Data yang sudah ataukalimat yang
diperoleh berguna untuk diperolehdarihasilobservasidanwawa
mendapatkan kualitas media yang ncara.Sedangkan data kuantitatif
dikembangkan dengan prosedur dan yang
tujuan pengembangan. diperolehdarihasilkuisionervalidasiah
lisertaangketujicobaPeserta didik,
Instrumen Pengumpulan Data
diprosesdenganmenggunakanstatistik
Instrumen penelitian pada
adeskriptif, meliputiteknik-
penelitian pengembangan modul
teknikperhitunganstatistikadeskriptif
ornamen ini dibuat menjadi tiga
sertavisualisasi data
kelompok besar yang digunakan
sepertitabeldangrafik.
untuk mengevaluasi modul yang
dibuat dan mengetahui kelayakan
Teknik Penyimpulan Data sebagai
dari modul tersebut, yaitu (1)
Dasar Revisi
instrumen uji kelayakan untuk ahli
Datayangtelahdianalisis,baikd
materi, (2) instrumen uji kelayakan
atakualitatifmaupundatakuantitatif,di
untuk ahli media pembelajaran (3)
jadikandasaruntukrevisi.Namundemi
instrumen uji lapangan untuk peserta
kiantidaksemuadatayangmasukdijadi
didik. Sumber data pada penelitian
kandasaruntukmerevisi.Datayangdija
ini diperoleh dari ahli materi, ahli
dikandasarrevisiadalahsetelahmelalui
media, dan penerapan modul ini
analisis,dapatmemenuhidatakualitatif,
diterapkan pada siswa kelas X
datakualitatifyangdijadikandasaruntu
semester 2 di SMA N 1 Lendah
krevisiadalahdata/saran/masukanyan
Kabupaten Kulon Progo.
gbenarmenurutahlimateripelajaranma

Teknik Analisis Data upunmediapembelajaran.Revisitidak

Secarakeseluruhan data didasarkanpadatingginyafrekuensidat

hasilpenelitiandibagimenjadidua a/saran/masukan(kuantitasdata/saran/

bagian, yaitu masukan).Datakuantitatif,


693

berdasarkandatakuantitatif,komponen memiliki presentase 76-100%


yangmemperolehpenilaian<55%darik dengan interpretasi layak. Dari hasil
riteriayangditetapkanakandirevisi.Ha penilaian ahli media diperoleh
silanalisisyangdiperolehdaridatakualit prosentase 92,5% termasuk di dalam
atifdandatakuantitatiftersebutdigunak kategori Layak.
ansebagaiacuandalammenentukankel
Ahli Materi
ayakanprodukhasilpengembangan.
Validasi ahli materi yang
HASIL PENELITIAN DAN dilaksanakan pada tanggal 17 April -
PEMBAHASAN 26 apMei 2017 oleh Harwiyati
selaku guru Seni Budaya di SMA N
Ahli Media
1 Lendah, modul tersebut diserahkan
Validasi ahli media yang kepada ahli materi untuk diamati dan
dilaksanakan pada tanggal 17-26 dinilai, apakah telah memenuhi
april 2017 oleh Arsianti Latifah syarat atau belum dikatakan layak
selaku dosen jurusan pendidikan untuk dijadikan bahan ajar.
Seni Rupa FBS UNY modul tersebut
Berdasarkan tabel skala
diserahkan kepada ahli media untuk
presentase kelayakan pada Skala 1-4
diamati dan dinilai, apakah telah
dengan skala nilai 1 memiliki
memenuhi syarat atau belum
presentase 0-39% dengan interpretasi
dikatakan layak untuk dijadikan
tidak layak, skala 2 memiliki
bahan ajar.
presentase 40-55% dengan
Berdasarkan tabel skala interpretasi kurang layak, skala 3
presentase kelayakan pada Skala 1-4 memiliki presentase 56-75% dengan
dengan skala nilai 1 memiliki interpretasi cukup layak, dan skala 4
presentase 0-39% dengan interpretasi memiliki presentase 76-100%
tidak layak, skala 2 memiliki dengan interpretasi layak. Dari hasil
presentase 40-55% dengan penilaian ahli materi diperoleh
interpretasi kurang layak, skala 3 prosentase 90,9% termasuk kategori
memiliki presentase 56-75% dengan Layak.
interpretasi cukup layak, dan skala 4
694

Ujicobakelompokbesartahapperta Likert Scale. Uji coba kelompok


ma besar tahap pertama melibatkan
Instrumen uji coba kelompok peserta didik berjumlah 32 orang.
besar tahap pertama dilakukan pada Berdasarkan tabel skala
tanggal 12 Mei 2017 di kelas X C presentase kelayakan pada Skala 1-4
SMA N 1 Lendah, terdiri dari 17 dengan skala nilai 1 memiliki
indikator dengan system penilaian presentase 0-39% dengan interpretasi
Likert Scale. Uji coba kelompok tidak layak, skala 2 memiliki
besar tahap pertama melibatkan presentase 40-55% dengan
peserta didik berjumlah 32 orang. interpretasi kurang layak, skala 3
Berdasarkantabelskalapresenta memiliki presentase 56-75% dengan
sekelayakanpada Skala 1-4 dengan interpretasi cukup layak, dan skala 4
skala nilai 1 memiliki presentase 0- memiliki presentase 76-100%
39% dengan interpretasi tidak layak, dengan interpretasi layak. Dari hasil
skala 2 memiliki presentase 40-55% penilaian uji coba kelompok besar
dengan interpretasi kurang layak, tahap kedua diperoleh prosentase
skala 3 memiliki presentase 56-75% 90,49% termasuk kategori Layak.
dengan interpretasi cukup layak, dan
Ujicobakelompokbesartahapketiga
skala 4 memiliki presentase 76-100%
Instrumen uji coba kelompok
dengan interpretasi layak. Dari hasil
besar tahap ketiga dilakukan pada
penilaian uji coba kelompok besar
tanggal 26 Mei 2017 di kelas X C
tahap pertama diperoleh prosentase
SMA N 1 Lendah, terdiri dari 17
89,85% termasuk kategori Layak.
indikator dengan system penilaian
UjicobakelompokbesartahapKedu Likert Scale. Uji coba kelompok
a besar tahap ketiga melibatkan peserta
Instrumen uji coba kelompok didik berjumlah 32 orang.
besar tahap kedua dilakukan pada Berdasarkan tabel skala
tanggal 19 Mei 2017 di kelas X C presentase kelayakan pada Skala 1-4
SMA N 1 Lendah, terdiri dari 17 dengan skala nilai 1 memiliki
indikator dengan system penilaian presentase 0-39% dengan interpretasi
695

tidak layak, skala 2 memiliki Analisis data pada penelitian


presentase 40-55% dengan pengembangan modul pembelajaran
interpretasi kurang layak, skala 3 ornamen ini memperoleh hasil layak
memiliki presentase 56-75% dengan untuk digunakan sebagai media
interpretasi cukup layak, dan skala 4 pembelajaran. Dengan perolehan
memiliki presentase 76-100% prsesentase ahli media 92,5%, dan
dengan interpretasi layak. Dari hasil dari ahli materi 90,9%. Hasil uji coba
penilaian uji coba kelompok besar kelompok besar tahap pertama
tahap ketiga diperoleh prosentase memperoleh hasil presentase 89,8%,
90,85% termasuk Layak. uji coba kelompok besar tahap kedua
hasil presentase 90,4%, dan uji coba
SIMPULAN DAN SARAN
kelompok besar tahap ketiga hasil
Simpulan
presentase 90,8%. Subjek uji coba
Kesimpulan dari penelitian
kelompok besar iniadalah peserta
yang telah dilaksanakan adalah,
didik kelas X SMA N 1 Lendah.
berupa modul pembelajaran ornamen
untuk siswa kelas X SMA N 1 Saran
Lendah, yang didalamnya Berdasarkan dari hasil
menyajikan materi berupa pengertian penelitian pengembangan modul
batik, istilah-istilah dalam membatik, pembelajaran ornamen, disarankan
unsur seni rupa dalam batik, kepada (1) SMA Negeri 1 Lendah
ornamentasi batik, batik moderen, Kabupaten Kulon Progo, media
batik tradisional, proses pembuatan pembelajaran modul ornamen ini
batik, peralatan membatik dan dapat digunakan dan dimanfaatkan
tahapan membuat batik tulis. dengan sebaik-baiknya sebagai salah
Banyaknya isi modul 32 halaman isi satu media referensi dalam
materi dan 1 sampul, disajikan dalam pembelajaran Seni Budaya di kelas
bentuk potrait dengan ukuran A4 X. (2) Mahasiswa Pendidikan Seni
dengan sampul kertas Ivory Rupa FBS UNY, dengan adanya
k230gram dan isi modul pengembangan modul pembelajaran
menggunakan kertas HVS 80 gram. ornamen ini, diharapkan mahasiswa
696

Pendidikan Seni Rupa FBS UNY Pendidikan Dasar dan


Menengah. Jakarta: BSNP.
dapat lebih terangsang dalam
menciptakan media pembelajaran, Gustami,SP. 1980.Nukilan Seni
Ornamen Indonesia.
dengan kreatif dan inofatif mampu
Yogyakarta: STSRI ”ASRI”.
mengembangkan media yang lebih
bervariasi sehingga dapat Ilham, Anwar. 2010. Pengembangan
Bahan Ajar. Bahan Kuliah
memberikan lebih banyak stimulus Online. Direktori UPI.
untuk peserta didik dan pendidik. Bandung.

Oemar Hamalik. 2003. Media


DAFTAR PUSTAKA Pendidikan. Bandung: PT
Arsyad Azhar. 2006. Media Citra Aditya Bakti.
Pembelajaran. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. Sugiyono, 2015. Metode Penelitian
dan Pengembangan.
Badan Standar Nasional Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
2006. Panduan Penyusunan
Kurikulum Tingkat Satuan Wulandari, Ari. 2011. Batik
Pendidikan Jenjang Nusantara. Yogyakarta: CV
Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai