Anda di halaman 1dari 19

Dengan cara yang sama akan diperoleh


2
( 12 )  2  e  x dx .
0

Dengan mengalikan kedua fungsi terakhir ini maka diperoleh ( )   4  e  ( x
2
1 2  y2 )
2
dxdy yang
0 0
merupakan integral pada kuadran pertama pada bidang (x, y). Dengan pengubahan variabel ke
dalam sistem koordinat polar maka diperoleh
 /2 
( 12 ) 2  4   e r r dr d  
2

 0 r 0

Jadi diperoleh ( 12 )   .

Soal-soal 7.4
1. Hitunglah (3 / 2); (1 / 2) dan (3 / 2) dan nyatakan hasilnya dalam 
 ( p  1) n!
2. Tunjukkan bahwa C ( p, n)  dengan C (n, m) 
n! ( p  n  1) (n  m)!m!
1.3.5....(2n  1) (2n)!
3. Untuk bilangan bulat n, buktikan bahwa (n  12 )  n
  n 
2 4 n!
3. Buktikan bahwa (a). ( 12  n) ( 12  n)  (1)n  jika n adalah bilangan bulat dan (b).
z
( z!)( z )!
sin  z
x x
d dn
( p )   x p 1e  x ln x  dx
p 1  x n
4. Buktikan bahwa ( p )   x e ln xdx dan n
dp 0
dp 0

12 m  112 n  1



um
5. Untuk m ,n  1 , buktikan bahwa  au  m  n  2  / 2 du 
0
2
b  2a m 1 / 2b n 1 / 2 12 m  n  2
6. Buktikan bahwa 2 2 p 1
 p  p  1
2
 2 p 

Fungsi-Fungsi Khusus Fisika Matematika II FK - 5


KULIAH 8
Fungsi Beta
A. Pendahuluan
Saudara akan mendalami fungsi beta secara rinci pada perkuliahan ke delapan ini.
Pertama, Saudara akan mengenali beberapa bentuk dasar fungsi beta, kemudian Saudara akan
mempelajari hubungan fungsi beta dan gamma serta bagaimana menemukan nilai integral
yang serupa dengan fungsi beta berdasarkan tabel fungsi gamma. Oleh karena itu, pada akhir
perkuliahan kedelapan ini, Saudara diharapkan dapat menerapkan fungsi beta untuk
menyelesaikan fungsi/integral yang sejenis/serupa.
Agar Saudara dapat mengikuti perkuliahan ini dengan mudah, sebaiknya Saudara
memahami pengubahan fungsi dari suatu bentuk ke bentuk fungsi dalam integral fungsi Beta.
Untuk kebutuhan ini, sebaiknya Saudara membaca kembali buku-buku teks kalkulus.

B. Fungsi Beta
1. Definisi
Fuingsi beta memiliki beberapa bentuk yaitu.
1
a. B ( p, q)   x p 1 (1  x)q 1 dx, p  0, q  0 .
0
a
1
 y a  y 
p 1 q 1
b. B ( p, q)  p  q 1
dy
a 0
 /2

 sin   cos 
2 p 1 2 q 1
c. B ( p, q)  2 d
0

y p 1
d. B ( p, q)   dy
0 1  y  p q
Soal-soal 8.1
1. Buktikan bahwa B( p, q )  B(q, p) dengan pengubahan variabel x  1  y
a
y 1
2. Dengan pengubahan variabel x  , buktikan bahwa B ( p, q)  p  q 1  y p 1 a  y q 1 dy
a a 0
 /2

 sin   cos 
2 p 1 2 q 1
3. Buktikan bahwa B ( p, q)  2 d dengan pengubahan variabel
0

x  sin 2  .

y y p 1
4. Dengan pengubahan variabel x  buktikan bahwa B ( p, q)   p q
dy
0 1  y 
1 y
5. Untuk n dan m bilangan bulat, tunjukkan bahwa
1 1 n!
B ( n, m )   dengan C (n, m) 
mC (n  m  1, n  1) nC (n  m  1, m  1) (n  m)!m!

uz
6. Untuk  1  Re z  1 buktikan bahwa z!( z )!  du
0 1  u 2

Fungsi-Fungsi Khusus Fisika Matematika II FK - 6


/ 2
p
/2
p 1.3.5... p  1 
7. Buktikan bahwa  sin  d =  cos  d = jika p adalah bilangan bulat
0 0
2.4.6... p 2
genap positif
/ 2
p
/2
p 2.4.6... p  1
8. Buktikan bahwa  sin  d =  cos  d = jika p adalah bilangan bulat
0 0
1.3.5...p
ganjil positif

ym 1
9. Tunjukkan bahwa  1  y  dy  untuk m dan n bilangan bulat positif
0
n 1
n  m C n, m 
dengan n > m.
10. Tunjukkan bahwa B(m, n) B(m  n, k )  B(n, k ) B(n  k , m)

2. Hubungan Fungsi Beta dan Gamma


Hubungan fungsi beta dan gamma adalah
 ( p ) ( q )
B ( p, q )  (8.2.1)
( p  q )
Formula ini dapat dibuktikan dengan fungsi gamma

 p    t p1e t dt (8.2.2a)
0

Dengan pengubahan variabel t  y 2  dt  2 y dy maka persamaan (8.2.2a) menjadi



2
( p )  2  y 2 p 1e y dy (8.2.2b)
0
Dengan cara yang sama, dapat ditunjukkan bahwa

2
 p   2 x 2 q 1e  x dx (8.2.2c)
0
Perkalian persamaan (8.2.2b) dan (8.2.2c) menghasilkan persamaan

 p   4  x 2 q 1 y 2 p 1e  x dxdy
2
 y2
(8.2.3a)
0 0
Dengan pengubahan variabel koordinat polar ( x  r cos  ; y  r sin  ) maka persamaan
(8.2.3a) menjadi
  /2
2

 cos  sin  
2 q 1 2 p 1
( p )(q )  4  r 2 p  2 q 1e r dr d
0 0
( p )(q )  ( p  q ) B( p, q )
 ( p ) ( q )
B ( p, q )  (8.2.3b)
( p  q )
Soal-soal 8.2
Nyatakan integral berikut sebagai fungsi beta, kemudian ke dalam fungsi gamma dan tentukan
nilainya dengan Tabel 7.1
1  /2 1 1
x 4dx 3 dx
1.  2.  sin x cos x dx 3.  4.  x 2 (1  x 2 )3 / 2 dx
2 3
0 1 x 0 0 1 x 0

Fungsi-Fungsi Khusus Fisika Matematika II FK - 7


   /2 2
y 2 dy ydy d x 2 dx
5.  1  y  6.  1  y  7.  8. 
6 3 2
0 0 0 sin  0 2 x
1 a / 2 

 x 1  x 
4 3 4 2 2 6
9. dx 10. y a  y dx 11.  sin  d 12.  cos 4  d
0 0 0 0
/2 /2 2 
4 ydy
13.  sin  cos 5 d 14.  cos
6
 d 15.  sin
8
 d 16. 1 y 4
0 0 0 0
2 1 2 2
1 x
 4  x 
3 6 2 3/ 2
17. x 8  x dx 18.  dx 19.  cos  d 20. dx
0 0
x 0 0
3 a 4  /2
dx dy
21.  22.  23.  u 3 / 2 4  u 5 / 2 du 24.  cos
5/ 2
x dx
2 4 4
0 3x  x 0 a y 0 0
 /2  /2 5
dx
 x 5  x 
1 / 3 10 / 3
25.  26.  sin 3  cos5  d 27. dx
0 cos x 0 0

28. Buktikan bahwa 22 p 1  p  p  1


2
 2 p 

cos x 
29. Buktikan bahwa  dx 
0
x p
2 p  cos p / 2 
/ 2 / 2
  p
30. Buktikan bahwa  tan  d  dan  tan p  d  sec
0 2 0
2 2
 
ydy  y 2 dy 
31. Buktikan bahwa  6
 dan  
0
1 y 3 3 0
1  y4 2 2

e 2 x dx 2
32. Buktikan bahwa  ae3 x  b  3 3a 2 / 3b1 / 3

e 2 x dx 2
33. Buktikan bahwa  ae 
b 
3x
2
9 3
B ( n, 1 )
34. Buktikan bahwa B (n, n)  2n 12 . Dengan menggunakan hasil ini dan ( 12 )  
2
1 2 n 1
turunkan formula duplikasi fungsi gamma (2n)  2 (n)(n  12 )


u 1
35. Dengan pengubahan variabel, hitunglah  u  12
du .
1

dx
36. Gunakan fungsi gamma dan beta untuk menunjukkan bahwa  1  x   .
0 x
 
dx dx 
37. Gunakan  1  x   untuk menunjukkan bahwa  1  x x p

0 x 0
sin  p

Fungsi-Fungsi Khusus Fisika Matematika II FK - 8


3. Penerapan Fungsi Beta: Pendulum Sederhana
Pendulum sederhana adalah benda bermass m yang digantungkan dengan tali (kawat) tak
bermassa yang panjangnya l sehingga dapat berayun pada
sebuh bidang seperti ditunjukkan oleh Gambar 8.1. Energi
kinetik dari benda bermassa m adalah
T  1 mv 2  1 m l
 2
l 
2 2
Jika energi potensial sama dengan nol pada saat tali pada m
posisi mendatar, maka energi potensial benda bermassa m
Gambar 8.1
adalah
V  mgl cos
Lagrangian dari benda bermassa m adalah
L  T  V  12 ml 2 2  mgl cos 
Persamaan Lagrange adalah
d L L
 0
dt  
d
(ml 2)  mgl sin   0
dt
g
   sin  (8.3.1)
l
Jika benda berayun pada sudut yang kecil yakni sin  ~  maka persamaan (8.3.1) menjadi
g
    (8.3.2)
l
Solusi persamaan (8.3.1) adalah
 = A cos t, where   2  g / l .
Periode pendulum sederhana adalah
1
T   2 l / g

Untuk  besar, persamaan diferensial (8.3.1) diselesaikan dengan cara mengalikan  pada
kedua sisi untuk mendapatkan
g
   sin  
l
1 2 g
2
  cos   C (8.3.3)
l
Jika benda bermassa m berayun pada 180 (dari – 90 ke 90) maka pada  = 90 nilai   0
dan C = 0. Persamaan diferensial (8.3.3) menjadi
1 2 g d 2g
2
  cos  atau  dt
l cos  l
Dari  = 0 ke  = 90 adalah seperempat periode  14 T  . Persamaan diferensial untuk
seperempat periode adalah
 /2 T /4
d 2g
0 cos 0 l dt

 /2
l d
T 4 
2 g 0 cos 
Periode pendulum sederhana merupakan fungsi beta yakni

Fungsi-Fungsi Khusus Fisika Matematika II FK - 9


 /2
d 1 1
2  dengan p  dan q  .
0 cos 2 4
Oleh karena itu, periode pendulum dengan sudut ayunan  besar
l
T 2 B( 1 , 1 )
2g 2 4

Soal-soal 8.3
1. Misalkan sebuah mobil dengan pintu terbuka secara sempurna (tegak lurus dengan badan
mobil (  90) ) mulai dijalankan dengan percepatan tetap sebesar a  1 m / s 2 . Persamaan
3a
diferensial untuk  adalah    A sin  dengan A  dan l = lebar pintu. Jika l  1.5 m
2l
maka tentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan sehingga pintu tertutup.

2. Grafik di samping adalah cycloid. Persamaan parametriknya


adalah x  a  sin   dan x  a1  cos  . Tunjukkan
bahwa waktu yang dibutuhkan sebuah partikel yang meluncur
tanpa gesekan dari titik  x1 , y1  ke titik asal adalah
y1
a dy
t  y y
g 0 1  y

Buatlah sket dari x 3  y 3  8 . Tuliskan integral dari kuantitas berikut dan hitunglah integral
tersebut sebagai fungsi beta
3. Luas yang dibatasi oleh kurva pada kuadran pertama.
4. Centroid dari luasan pada soal 3.
5. Volume yang diperoleh dari pemutaran luasan soal 3 terhadap sumbu y.
6. Momen inersia dari volume pada soal 5 terhadap sumbu x.

Fungsi-Fungsi Khusus Fisika Matematika II FK - 10


KULIAH 9
Fungsi Kesalahan dan Formula Stirling
A. Introduction
Dua fungsi khusus akan dibahas pada perkuliahan kesembilan ini. Saudara akan
mempelajari fungsi kesalahan, fungsi distribusi Gauss dan hubungan antara keduanya.
Saudara akan mempelajari bagaimana menentukan nilai integral yang bentuknya serupa
dengan fungsi kesalahan kemudian dengan bantuan tabel fungsi distribusi Gauss Saudara
mampu menentukan nilai integral tersebut. Formula Striling yang merupakan nilai asimtotis
dari fungsi gamma juga dibahas. Oleh karena itu, di akhir perkuliahan ini, Saudara
diharapkan mampu
 Menerapkan fungsi kesalahan untuk menyelesaikan fungsi yang sejenis/serupa
 Menerapkan formula Striling untuk menyelesaikan fungsi seruap/sejenis atau
menyelesaikan limit.
Disarankan Saudara menguasai pengubahan bentuk fungsi dari suatu bentuk ke bentuk
dasar fungsi dalam integral fungsi kesalahan atau fungsi distribusi Gauss. Saudara juga
dituntut untuk menguasai teori limit. Penguasaan materi prasyarat ini akan mendukung
kemudahan dalam mengikuti perkuliahan ke – 9 ini. Oleh karena itu sebaiknya Saudara
membuka kembali buku-buku teks kalkulus.

B. Fungsi Kesalahan (Error Functions)


1. Definisi
x
2 t 2
Fungsi kesalahan didefinisikan sebagai erf ( x )  e dt
 0

2. Fungsi Normal atau Fungsi Distribusi Gauss


x
1 2
P(, x )   e t / 2 dt
2 
x
1 t 2 / 2
P ( 0, x )  e dt  P (, x)  12
2 0
Hubungan antara fungsi distribusi Gauss dan fungsi kesalahan
x
1 2  x 
a. P(, x)   e  t / 2dt  12  12 erf   (lihat Tabel 9.1)
2    2
x
1 t 2 / 2  x 
b. P (0, x)  e dt  12 erf  
2 0  2
 
c. erf ( x )  2 P 0, x 2  2 P  , x 2  1  
3. Nilai erf ()

2 2 1 1
 2   1
2
erf ()   e t dt  2
 0 
4. Fungsi Kesalahan Komplementer

2 2
a. erfc( x )   e t dt  1  erf ( x)
 x

Fungsi-Fungsi Khusus Fisika Matematika II FK - 11



x 2 t 2
b. erfc( ) 
 x
e dt
2
5. Penderetan fungsi kesalahan untuk nilai x kecil  x  1
x x
2  2
t 2 2 t4 
erf ( x ) 
 0 1  t  2!  ...dt

0 e dt  
2  x3 x5 
erf ( x )   x    ...
  3 5.2! 
6. Deret Asimptotis Fungsi Kesalahan Komplementer untuk nilai x besar  x  1
2
e x  
erfc( x)  1  erf ( x) ~ 1  1  1.3  1.3.5  ...
x   2x 2
   
2x2
2
2 x2
3 
 

Soal-soal 9.1
1. Dengan pengubahan variabel t  u 2 , buktikan bahwa
x
1 t 2 / 2  x 
a. P(, x)   e dt  12  12 erf  
2    2
x
1 t 2 / 2  x 
b. P (0, x)  e dt  12 erf  
2 0  2

c. erf ( x )  2 P 0, x 2  2 P  , x 2  1   
2. Buktikan bahwa fungsi kesalahan adalah fungsi ganjil yakni erf  x   erf  x 

 y2 / 2
3. Tunjukkan bahwa e dy  2

4. Dengan pengubahan x dengan ix dan misalkan t  iu pada definisi fungsi kesalahan
x
2 2
maka tunjukkan bahwa erf (ix )  i erfi( x) dengan erfi( x )   e t dt yang disebut
 0
sebagai fungsi kesalahan imajiner.
1 i
5. Jika diasumsikan bahwa x adalah bilangan real dan pengubahan variabel t  x pada
2
definisi fungsi kesalahan maka tunjukkan bahwa
x
1 i  2
erf  x   1  i 
0  cos u 2  i sin u 2 du
 2 
Hitunglah fungsi berikut dengan cara yang sesuai yakni dengan deret pangkat, tabel fungsi
distribusi Gauss atau deret asimtotis.
2 0.02 
2 2 2 2
6.  e  x dx 7.  e  x dx 8. 1 – erf(3) = erfc(3) 9.  e  x dx
0 0.01  1.5
3 1.5
2 x2 x 2
/2
10. e dx 11. erf(0.7) 12. 1 – erf(2) = erfc(2) 13. e dx
 1 1
 0.03 1 
2  x2 / 2  x2 2 2
14. e dx 15. e dx 16.  e  x dx 17.  e  x /2
dx
 1  0 1

Fungsi-Fungsi Khusus Fisika Matematika II FK - 12


x
1 2
Table 9.1 The value of P  , x    e  t / 2 dt
2  

 
2 2
x
18.  e dx 19. 5  e  x dx 20. erf (0.03) 21. erf( 12 ) 22. 1 – erf (3)
 

23. Dengan integrasi parsial secara berulang, tentukan deret asymtotis dari  t n 1e t dt . Untuk
x

x = 0 integral ini adalah (n) sedangkan untuk n  0 integral ini disebut fungsi gamma
taklengkap
24. Nyatakan fungsi kesalahan ke dalam bentuk fungsi gamma taklengkap dan tunjukkan
bahwa deret asimtotis fungsi kesalahan komplementer cocok dengan hasil dari soal 23.

Fungsi-Fungsi Khusus Fisika Matematika II FK - 13


 
2 1
25. Tunjukkan bahwa  sin x dx   cos x 2 dx  
2
0 0
2
 t
e
26. Integral dt adalah integral eksponensial

x
t
a. tentukan deret asymtotisnya
b. nyatakan integral ini sebagai fungsi gamma taklengkap
x
e t
c. Nyatakan  dt ke dalam integral eksponensial
0
ln(1 / t )

e t n n
27. Tunjukkan bahwa deret asimtotis dari 0 1  xt  dt ~  (1) n! x (gunakan integral parsial
1
dengan memisalkan dv  e t dt dan u  1  xt  )

C. Formula Stirling
Formula Stirling adalah
n! ~ n ne  n 2 n
( p  1)  p! ~ p p e p 2 p
n!
Tanda ~ (baca asimtotis ke) berarrti bahwa perbandingan kedua suku menuju 1 n n
n e 2 n
ketika n   . Untuk menurunkan formula ini, dimulai dari fungsi gamma atau faktorial
 
( p  1)  p!  t pe  x d x   e p ln x  x d x (9.3.1)
0 0

Dengan pengubahan variabel x  p  y p  dx  p dy dan batas integralnya untuk x  0


maka y   p ) maka persamaan (9.3.1) menjadi

p!  
p ln p  y p  p  y p 
e p dy (9.3.2)
 p

Untuk nilai p yang besar, fungsi logaritma dapat dideretkan dalam Maclaurin yakni
 y    2

ln p  y p  ln p1    ln p  ln1  y   ln p  y  y  ... (9.3.3)
p   p  p 2 p
   
Substitusikan persamaan (9.3.3) ke dalam persamaan (9.3.2) untuk mendapatkan

p ln p  y p  ( y 2 / 2)  p  y p
p! ~ e p dy
 p

2
p ln p  p y /2
p!~ e p e dy
 p

 2  p
2

p!~ p p e  p p   e  y / 2 d y   e  y / 2 d y 
   
  p
y2 / 2 y2 / 2
Nilai  e d y  2 dan e d y menuju nol ketika p  
 

Fungsi-Fungsi Khusus Fisika Matematika II FK - 14


Oleh karena itu, dapat diperoleh bahwa
( p  1)  p! ~ p p e p 2 p or n! ~ n ne  n 2 n

Soal-soal 9.2
1. Pada fisika statistik, ditemui formula ln N !  N ln N  N untuk N yang besar (senilai
bilangan Avogadro). Gunakan formula Stirling untuk menjabarkan ln N ! dan hitunglah
untuk N = 1026.
(2n)! n
2. Gunakan formula Stirling untuk menghitung lim 2 n
n   2 ( n!) 2

(n  32 )
3. Gunakan formula Stirling untuk menghitung lim
n  n (n  1)
4. Tunjukkan bahwa ( p ) ~ p pe  p 2 / p
d 1
5. Gunakan soal no 4 untuk menunjukkan bahwa ln ( p ) ~ ln p 
dp 2p
1
6. Gunakan formula Stirling untuk menunjukkan bahwa ~ x npx y nqy 2 npqxy dengan
P
n! u u
P p np  u q nq  u ; x  1  ; y 1 and p + q = 1
np  u !nq  u ! np nq
1/ n
7. Gunakan formula Stirling untuk menghitung lim
n!
n  n
n
8. Gunakan formula Stirling untuk menunjukkan bahwa lim e
n  n n!
9. Gunakan formula Stirling untuk menunjukkan bahwa lim n x B x , n    x 
n

 1 1 
10. Tunjukkan bahwa ( p  1)  p!~ p p e p 2 p 1   2
 ...
 12 p 288 p 

Fungsi-Fungsi Khusus Fisika Matematika II FK - 15


KULIAH 10
Integral dan Fungsi Eliptik
A. Introduction
Perkuliahan ke – 10 akan membahas dua fungsi khusus yang terakhir yakni integral dan
fungsi eliptik. Ada dua macam integral eliptik yakni bentuk Legendre dan Jacobi. Saudara
juga akan mempelajari bagaimana menghitung integral dengan menggunakan tabel integral
eliptik. Dengan analogi fungsi trigonometri, Saudara akan mengenal beberapa fungsi eliptik,
turunan, integral dan hubungan antara fungsi-fungsi eliptik. Oleh karena itu, di akhir
perkuliahan ini diharapkan Saudara mampu
 menerapkan integral eliptik untuk menyelesaikan integral yang serupa/sejenis
 menerapkan fungsi eliptik untuk menyelesaikan fungsi yang serupa/sejenis
Agar Saudara tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti perkuliahan ini, disarankan
Saudara memahami bagaimana mengubah suatu fungsi ke dalam fungsi yang adalam dalam
bentuk standar integral eliptik, membandingkan besaran-besaran atau konstanta dalam
integral dengan integral eliptik dan hubungan fungsi-fungsi trigonometri. Sebaiknya Saudara
membuka kembali buku-buku teks kalkulus.

B. Integral Eliptik
1. Integral Eliptik Bentuk Legendre

d
Integral eliptik Legendre bentuk pertama adalah F (k ,  )   .
0 1  k 2 sin 2 

Integral eliptik Legendre bentuk kedua adalah E (k ,  )   1  k 2 sin 2  d
0


dengan 0  k  1 atau k  sin  ; 0    . k disebut modulus integral eliptik, dan  is called
2
amplitudo integral eliptik. Nilai integral eliptik pertama dan kedua bentuk Legendre dapat
dilihat pada Table 10.1 dan Table 10.2.

d
Tabel 10.1 Integral Eliptik Legendre bentuk pertama, F (k ,  )   , k  sin 
2 2
0 1  k sin 

Fungsi-Fungsi Khusus Fisika Matematika II FK - 16



Tabel 10.2 Integral Eliptik Legendre bentuk kedua, E (k ,  )   1  k 2 sin 2  d , k  sin 
0

Integral eliptik Legendre lengkap bentuk pertama adalah


 /2
  d
K  K (k )  F  k ,   
 2  0 1  k 2 sin 2 
Integral eliptik Legendre lengkap bentuk kedua adalah
/ 2
 
E  E k   E  k ,    1  k 2 sin 2  d
 2 0
Nilai integral eliptik Legender lengkap bentuk pertama dan kedua dapat dilihat pada Tabel
10.3.
Nilai  tidak terbatas tetapi tabel hanya menyajikan nilai  dari   0 sampai
  90 . Untuk menentukan nilai-nlai  yang lain, sifat-sifat sin 2  sangat bermanfaat (lihat

Gambar 10.1). Dapat dilihat bahwa sin  untuk   sampai    (kuadran kedua)
2

memiliki nilai yang sama dengan untuk   0 sampai   (kuadran pertama), grafik
2

f sin 2   dari   sampai    adalah pencerminan dari grafik f sin 2   dari
2
 
  0 sampai   dengan sumbu percerminan garis   . Periode f sin 2   adalah  yakni
2 2
sama dengan periode sin  . Oleh karena itu grafik f sin   untuk nilai  yang lain
2 2

hanyalah pengulangan dari grafiknya dari   0 sampai    .



Nilai  f sin 2 d pada F k , atau E k , untuk   dapat dapat diperoleh dari
2
satu kali atau lebih luas daerah di bawah kurva dari 0 sampai  ditambah atau dikurangi luas

daerah di bawah kurva dari 0 sampai sudut kurang dari . Sebagai contoh,
2
9 / 4 2 / 2 / 4 7 / 4 2 / 2 / 4

    area A  4    dan     area A  4   


0 0 0 0 0 0 0 0

Fungsi-Fungsi Khusus Fisika Matematika II FK - 17


Tabel 10.3. Integral Eliptik Legendre Lengkap bentuk pertama,
 /2
  d
K  K (k )  F  k ,    dan Integral Eliptik Legendre Lengkap bentuk
 2  0 1  k 2 sin 2 
/ 2
 
kedua, E  E ( k )  E  k ,    1  k 2 sin 2  d dengan k  sin 
 2 0

Fungsi-Fungsi Khusus Fisika Matematika II FK - 18



f sin 2  

Gambar 10. 1


Perhatikan bahwa integral ini adalah kelipatan  bukan kemudian ditambah atau
2

dikurangi dengan integral pada interval kurang dari ). Oleh karena itu
2
7 / 4 3 / 2 / 4

     karena luas A tidak sama dengan luas B (dalam Gambar 10.1) tetapi yang
0 0 0
7 / 4 2 / 2 / 4
benar adalalah     area A  4   
0 0 0 0
Dengan demikian, secara umum dapat disimpulkan bahwa:
F (k ,2n   )  2nK  F (k , )
E (k , 2n   )  2nE  E (k , )

Jika batas bawah integral bukan nol, maka pengubahannya adalah sebagai berikut
2 2 1
d d d
    F k ,2   F k ,1 
1 1  k 2 sin 2  0 1  k 2 sin 2  0 1  k 2 sin 2 
2 2 1

 1  k 2 sin 2 d   1  k 2 sin 2 d   1  k 2 sin 2 d  E k ,2   E k ,1 


1 0 0

Untuk batas integral yang nilainya negatif; fungsi elpitik adalah fungsi ganjil sehingga
penyederhanaaannya adalah sebagai berikut
 
d d
F k ,       F k , 
2 2 2 2
0 1  k sin  0 1  k sin 
 

E k ,   1  k sin d    1  k 2 sin 2 d   E k ,


2 2

0 0

2. Integral Eliptik Bentuk Jacobi


Dengan pengubahan variabel pada integral eliptik Legendre
dx
sin   x  dx  cos d atau d 
1 x2
dan batas integralnya menjadi   0  x  0

sin   t      x  t and    x  1
2

Fungsi-Fungsi Khusus Fisika Matematika II FK - 19


maka akan diperoleh
 t
d dx
Integral Jacobi bentuk pertama adalah F (k , )   
0 1  k 2 sin 2  0 1  x 1  k x 
2 2 2

 t
1  k 2 x2
Integral Jacobi bentuk kedua adalah E (k , )   1  k 2 sin 2  d   dx
0 0
1  x2
1
  dx
Integral Jacobi lengkap bentuk pertama adalah K  F  k ,   
 2 0 1  x 1  k x 
2 2 2

1
  1  k 2 x2
Integral Jacobi lengkap bentuk pertama adalah E  E  k ,    2
dx
 2  0 1 x

Contoh, pendulum sederhana yang dibahas pada bagian B subbagian 3 pada perkuliahan 8
menggunakan sudut awal 90 dan ditemukan bahwa
2g
 2  cos   C (10.2.1)
l
Sekarang, sudut ayunan awal pendulum adalah . Ini berarti bahwa   0 pada    . Jika
disubstitusikan pada persamaan (10.2.1) maka dapat diperoleh
2g 2g
0 cos   C atau C   cos 
l l
Nilai C disubtitusikan ke persamaan (10.2.1) maka diperoleh

2g
 2  cos  cos 
l

d 2g T
0 cos  cos   l 4 (10.2.2)

dengan T adalah periode yang dibutuhkan ayunan dari –  sampai  dan kembali lagi.
Integral ini dapat dituliskan ke dalam bentuk integral eliptik dengan pengubahan variabel baru
yaitu
sin  / 2
x .
sin  / 2 
Suku pada pembilang dan penyebut persamaan (10.2.2) dapat dituliskan sebagai
cos   1  2 sin 2  / 2  ; cos   1  2 sin 2  / 2 
  sin  / 2  2 
 2 2

cos   cos   2 sin  / 2   sin  / 2  2 sin  / 2 1  
2
   2 sin 2  / 2 1  x 2
sin  / 2   
 
  
d dapat diganti dengan turunan variabel baru x terhadap 
sin  / 2 2 sin  / 2dx
x  d 
sin  / 2  1  x 2 sin 2  / 2 
Perubahan batas integral pada persamaan (10.2.2) dalam variabel baru adalah
  0  x = 0 and     x = 1
Substitusikan semua variabel ini ke dalam persamaan (10.2.2) maka sisi kanan persamaan
(10.2.2) menjadi

Fungsi-Fungsi Khusus Fisika Matematika II FK - 20


 1
d dx
  2  2 K sin  / 2 (10.2.3)
0 cos  cos  0 1  x 1  x
2 2
sin 2  2 
Dengan demikian periode ayunan yang berayun dengan sudut  adalah
2 g T l
2 K sin  / 2  or T  4 K sin  / 2 
l 4 g

Soal-soal 10.1
1. Deretkan F ( k , ) dan E( k , ) ke dalam deret pangkat dalam k 2 sin 2  untuk k kecil dan
integralkan suku demi suku. Dari deret ini, tentukan deret integral lengkap K dan E.

Untuk soal 2 – 29, tentukan nilai integral eliptik berikut dengan tabel dan atau deret pangkat.
2. K(0.13) 3. E(0.026) 4. F(0.13, 3 ) 5. E(0.13, 73 )
3/4  /4 5 / 4
9  4 x2 d
6.  dx 7.  8.  1  0.037 sin 2  d
1 / 2 1  x2 0 1  0.25 sin  2
0
0.8 3 / 8 11 / 4
dx d
9.  1  x 1  0.16 x  10.  11.  1  0.64 sin 2  d
2 2 2
0 
 /2 1  0.87 sin  7 / 8
1/ 2 2 1/ 2 1
100  x dx dt
12.  dx 13.  14. 
0 1  x2 1/2 1  x  4  3x 
2 2
0 1 t 2
1 t 2 / 4
5 / 4 5 / 4  /2
2 2 1
15.  1  0.037 sin  d 16.  25  sin  d 17.  1  sin 2  d
0 0 0
9
 /3 3/2 2 1/ 2
d 49  4t dt
18.  19.  dt 20. 
0
2
9  sin  0 1 t 2 1 / 2 1 t 2
4  3t 2
 /4 3 / 8 3/5
d d dt
21.  22.  23. 
0 4  sin 2  
 /2
1
9
sin 2  0 1  t 2 16  25t 2
10
1 3 / 4  /2
9  4x2 d dx
24.  dx 25.  26. 
0
1  x2 
 /4 1  cos  2
0 cos x
 /2 7 / 8 1
dx 2 4  3x 2
27.  28.  4  sin x dx 29.  dx
2  sin 2 x
0 0 0 1 x2
30. Tentukan keliling elips 4 x  9 y 2  36
2

31. Tentukan panjang lengkungan (arc) dari elips x 2  14 y 2  1 antara (0, 2) dan ( 12 , 3)
32. Tentukan panjang lengkungan (arc) dari satu bukit y  sin x
 /2
d
33. Dengan transformasi integral  ke salah satu integral eliptik bentuk pertama,
0 cos 
tunjukkan bahwa
2
 /2
d  1   1  1 1 1    14    5 / 4
  2 F ,  2 K   2 B( 4 , 2 )  2 
0 cos   2 2  2 8  3 / 4

Fungsi-Fungsi Khusus Fisika Matematika II FK - 21


C. Fungsi Eliptik
Fungsi eliptik didefinisikan sebagai
1
dx
u  sn 1 x or x  sn u (baca es-en dari u)
0  2
1 x 1 k x 
2 2

Ini sama dengan definisi dari sin 1 x yakni jika x  sin u maka dx  cos u du atau
x
dx dt
du  sehingga u    sin 1 x .
2 2
1 x 0 1 t
Karena x  sin  maka x  sn u  sin 

Dengan cara yang sama dengan fungsi trigonometri maka dapat diperoleh bahwa
cn u  cos   1  sin 2   1  sn 2u  1  x 2
d 1
dn u    1  k 2 sin 2   1  k 2 sn 2u  1  k 2 x 2
du du
d
(nilai dari du diperoleh dari u  F ,k 
d
Definisi fungsi eliptik yang lain adalah sebagai berikut
1 1 1
ns u  nc u  nd u 
sn u cn u dn u
sn u sn u cn u
sc u  sd u  cd u 
cn u dn u dn u
cn u dn u dn u
cs u  dc u  ds u 
sn u cn u sn u
Contoh
d
sn u   d sin   cos  d  cn u dn u
du du du

Soal-soal 10.2
Tentukan turunan fungsi eliptik berikut ini
1. d cn u  2. d dn u  3. d sc u 
du du du
Tunjukkan bahwa
1  cn 2u 1  cn 2u sn u dn u
4. dn 2u  k 2 sn 2u  1 5. sn 2 u  6. 
1  dn 2u 1  dn 2u cn u
Tunjukkan integral fungsi eliptik berikut ini
1 1
7.  sn u du  lndn u  k cn u  8.  cn u du  cos 1 dn u 
k k
9.  dn u du  sin 1 sn u  10.  sc u du 
1
1 k 2
 
ln dc u  1  k 2 nc u

Jika u  lnsec   tan  maka  adalah fungsi u yang disebut sebagai Gudermannian dari
u   gd u  . Buktikan bahwa
  
11. u  ln tan   12. tan gd u  sinh u 13. sin gd u  tanh u
 4 2

Fungsi-Fungsi Khusus Fisika Matematika II FK - 22


d
14. gd u  sec h u
du
Untuk k  0 tunjukkan bahwa
15. u  F ,0   16. sn u  sin u 17. cn u  cos u 18. dn u  1
Untuk k  1 tunjukkan bahwa
19. u  F ,1  lnsec   tan   or   gd u  20. sn u  tanh u
21. cn u  dn u  sech u
Buktikan bahwa
2 1  k 2  dn 2u  k 2cn u 1  dn 2u k sn u cn u
22. dn u  23. 
1  dn 2u 1  dn 2u dn u
dn 2u  cn 2u
24. cn 2 u  25.  cs u du  lnns u  ds u 
1  dn 2u

Fungsi-Fungsi Khusus Fisika Matematika II FK - 23

Anda mungkin juga menyukai