BLOK 14
A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah kegiatan ini diharapkan mahasiswa mampu:
1. Melakukan anamnesis penyakit-penyakit paru secara berurutan dan benar:
- Menanyakan keluhan utama pasien.
- Menanyakan riwayat penyakit sekarang
- Menanyakan riwayat penyakit dahulu
- Menanyakan riwayat penyakit lainnya
- Menanyakan riwayat keluarga
- Menanyakan latar belakang sosial dan pekerjaan
2. Melakukan komunikasi dengan pasien baik secara verbal maupun non verbal
mengenai penyakit tersebut:
- Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
- Menanyakan identitas pasien
- Menjelaskan tujuan anamnesis
- Meminta izin pasien untuk melakukan anamnesis
B. PELAKSANAAN
1. PANDUAN BELAJAR ANAMNESIS KELAINAN PARU
1.1 Landasan Teori
Untuk menegakkan diagnosis kelainan sistem pernapasan, seorang dokter harus
melakukan tiga hal, yaitu anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang (bila
perlu). Pada gangguan sistem pernapasan, keluhan utama yang sering dijumpai adalah:
1. Sesak napas
Keluhan sesak napas terjadi akut, sub akut atau kronik. Bila terjadi cepat dan
mendadak, perlu dipikirkan corpus alineum pada saluran napas, asma bronkhial,
bronkhitis akut, lesi pleura seperti pneumotoraks, hidrotoraks, pneumonia atau
bronkopneumonia, trauma pada dada, edema paru (gagal jantung kiri), gangguan
pusat napas. Bila proses sesak napas terjadi lebih lambat, sub akut maka kemungkinan
lesi pada pleura seperti hidrotoraks, hematotoraks, piotoraks (empyeme thoraks)
Sesak napas yang kronik menunjukkan penyakit berjalan kronik seperti
bronkhitis kronik, emphysema paru, tumor saluran napas dan paru, dan penebalan dari
pleura.
Hal-hal yang perlu dijelaskan mengenai sesak napas adalah:
- sesak napas berkurang bila penderita duduk (orthopneu)
- sesak bila melakukan aktivitas (dyspneu d’effort)
- sesak napas dengan letak paksa, biasanya lesi di pleura.
- sesak terutama pada malam hari (Nocturnal dyspneu)
- sesak bila melakukan aktivitas fisik berat (exercised)
Kedua jenis sesak ini, yaitu nocturnal dispneu dan exercised dispneu sering ditemukan
pada penderita asma bronkhial.
2. Nyeri dada 1
Sakit dada biasanya berhubungan dengan gangguan pada pleura, radang paru,
tromboemboli, tuberkulosis, dan keganasan. Sakit dada karena gangguan pleura
biasanya terlokalisir pada satu sisi dan dipengaruhi oleh pernapasan atau pergerakan
rongga dada. Lesi pada parenkim paru umumnya tidak menimbulkan nyeri kecuali
mengenai daerah mediastinum. Nyeri dada dapat disebabkan juga oleh: neuritis
interkostal, miositis, infark atau iskemia miokard, perikarditis, penyakit esofagus, dan
aneurisma aorta.
Patofisiologi Batuk
Batuk merupakan proses fisiologik dari mekanisme pertahanan paru. Batuk
tidak menjadi fisiologis kalau dirasakan sebagai gangguan (subjektif). Batuk
merupakan upaya mekanisme pertahanan tubuh alamiah dengan tujuan:
Refleks Batuk
Keluhan batuk didahului oleh adanya rangsangan benda asing, sekret, radang
atau bronkhokontriksi pada reseptor batuk yang terdapat laring, trakea, karina dan
bronkus. Reseptor batuk terangsang maka glotis akan menutup sehingga terjadi
peningkatan tekanan dalam rongga dada dan secara tiba-tiba dilepaskan dengan
kekuatan batuk sehingga benda yang merangsang refleks batuk dapat dikeluarkan.
Melalui serabut aferen, rangsangan tersebut akan diteruskan ke pusat batuk dan
kemudian dikembalikan ke otot-otot pernapafan melalui serabut aferen.
Mekanisme terjadinya batuk melalui 3 tahapan:
Riwayat keluarga dan sosial perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah ada
kemungkinan penularan penyakit melalui saluran napas dari kerabat. Misalnya pada
penyakit tuberkulosis paru, perlu ditanyakan mengenai adanya kontak dengan
keluarga serumah. Keadaan sosial ekonomi sangat penting untuk mengetahui
ketepatan dalam pengobatan jangka panjang. Selain itu riwayat pekerjaan juga
penting untuk mengetahui kemungkinan gangguan sistem pernapasan akibat
lingkungan kerja seperti pneumokoniosis pada pekerja tambang batu bara, kontak
dengan kapas, asbes dan debu.
Contoh kasus:
1. Sesak napas
- Sejak kapan
- Gejala penyerta ( batuk yang disertai dahak/ tidak berdahak, batuk darah,
nafas berbunyi/ tidak, demam, keringat malam, penurunan berat badan,
nafsu makan berkurang)
2. Batuk
- Sejak kapan
- Riwayat penyakit lainnya (misal asma, TBC, darah tinggi, gagal jantung,
dll.)
- Sosial ekonomi
1.4 Kesimpulan