Anda di halaman 1dari 12

Terazosin

 Indikasi
pengobatan simptomatik hiperplasia prostat jinak (efek jangka panjang terazosin HCl
adalah pada pembedahan, obstruksi urin akut atau komplikasi hiperplasia prostat
lain); pengobatan hipertensi (secara tunggal atau dikombinasi dengan antihipertensi
lain seperti obat diuretik dan beta-bloker).
 Mekanisme kerja
Senyawa ini secara khusus memblok alpha1 dengan efek minimal pada alpha2; hal ini
mengakibatkan penghambatan postsynaptic peripher, dengan akibat menurunkan
arterial tone. ;Terazosin merelaksasi otot halus pada leher kandung urin (bladder
neck), sehingga menurunkan obstruksi kandung urin.
 Farmakologi
Onset of action (waktu onset) : 1-2 jam;Absorpsi : cepat ;Protein binding (ikatan obat
protein) : 90% hingga 95%;Metabolisme : sebagian besar di hepar ;T eliminasi: 9,2-
12 jam;Waktu untuk mencapai kadar puncak, serum: ~ 1 jam ;Ekskresi : feses (60%);
urin (40%)
 Kontra indikasi
Alpha-blocker harus dihindari pada pasien dengan riwayat hipotensi postural dan
micturition syncope
 Interaksi obat
digunakan hati-hati dengan antihipertensi lain, khususnya antagonis kalsium,
verapamil untuk mencegah kemungkinan peningkatan hipotensi yang signifikan. Saat
menggunakan tablet terazosin HCl dan antihipertensi lain secara bersamaan, dosis
harus dikurangi dan penentuan dosis perlu diulangi.
 Efeksamping
Mengantuk, pusing,tidak bertenaga, edema perifer, sering urinasi,priapism,
peningkatan berat badan, paraesthesia, dyspnoea (gangguan pernafasan),
trombositopenia, kegelisahan, penurunan libido, nyeri punggung dan nyeri
ekstrimitas.
 Peringatan dan perhatian
Dosis pertama dapat menyebabkan kolaps karena hipotensi (dalam 30 - 90 menit,
sehingga harus diminum sebelum tidur) (dapat juga terjadi pada peningkatan dosis
yang cepat); penggunaan pada wanita hamil.
Propanolol

 Indikasi
 Angina
 Aritmia
 Hipertensi
 Pencegahan migraine
 Mekanisme Kerja
Beta bloker adrenergik non selektif (antiaritmia kelas II), memblok secara kompetitif
respon terhadap stimulasi alfa bloker dan beta bloker adrenergik yang akan
menghasilkan penurunan denyut jantung, kontraktilitas jantung, ;tekanan darah dan
kebutuhan oksigen pada jantung.
 Farmakologi
Propranolol adalah suatu obat penghambat beta-adrenoseptor yang terutama
digunakan untuk terapi takiaritma dan antiangina. Propranolol memiliki khasiat
menghambat kecepatan konduksi impuls dan mendepresi pembentukan fokus aktopik.
Perbedaannya dengan kinidin adalah Propranolol tidak memiliki efek antikolinergik,
sehingga tidak mengakibatkan takikardia paradoksal.
 Kontra indikasi
 Penderita asma bronkial dan penyakit paru obstruktif menahun yang lain.
 Penderita asidosis metabolik (diabetes militus ).
 Penderita dengan payah jantung termasuk payah jantung terkompensasi dan
yang cadangan kapasitas jantung kecil.
 Kardiogenik syok.
 Bila ada "atrio-ventricular (A-V) blok " derajat 2 dan 3.
 Interaksi obat
 Aluminium hidrosida gel mengurangi absorpsi Propranolol didalam usus.
 Etanol memperlambat absorpsi Propranolol
 Fenitoin, fenobarbital dan rifampin mempercepat klirens Propranolol
 Bila diberikan bersama klorpromazin akan menaikkan kadar kedua obat
tersebut didalam plasma.
 Dosis

Dewasa :

 Angina :
oral 10 - 20 mg, 3 - 4 kali sehari, setiap 3 - 7 hari dosis dapat ditingkatkan.
 Aritmia :
oral 10 - 20 mg, 3 - 4 kali sehari, dosis dapat ditingkatkan bila diperlukan.
 Hipertensi :
oral 20 mg, 3 -4 kali sehari atau 40 mg , 2 kali sehari, bila diperlukan dosis
dapat ditingkatkan.
 Migrain :
oral 20 mg, 3 - 4 kali sehari, bila diperlukan dosis dapat ditingkatkan.

Anak-anak :

 Aritmia : oral 0,5 mg/kg BB perhari dibagi 3 - 4 kali pemberian.


 Hipertensi : 1 - 3 mg/kg BB/hari dibagi 3 kali pemberian.
 Efek samping
 Kardiovascular : bradikardia, gagal jantung kongestif, blokade A-V, hipotensi,
tangan terasa dingin, trombositopenia, purpura, insufisiensi arterial.
 Susunan saraf pusat : rasa capai, lemah dan lesu ( paling sering), depresi
mental/insomnia, sakit kepala, gangguan visual, halusinasi.
 Gastrointesnial : mual, muntah, mulas, epigastric distress, diare, konstipasi
ischemic colitis, flatulen.
 Pernafasan : bronkospasme.
 Hematologik : diskarasia darah (trombositopenia, agranulositosis).
 Lain-lain: gangguan fungsi seskual, impotensi, alopesia, mata kering, alergi.
 Peringatan dan Perhatian
 Jangan diberikan pada wanita hamil dan menyusui kecuali bila sangat
dibutuhkan.
 Bagi penderita yang minum Propranolol dan akan dibius (anestesi umum)
harus diberitahukan kepada dokternya.
 Bila terjadi bradikardia dan hipotensi maka Propranolol harus dihentikan, bila
perlu ditanggulangi dengan injeksi intravena 1 - 2 mg atropin dan bila perlu
dilanjutkan dengan suatu stimulans beta-reseptor seperti misalnya injeksi
intravena mula-mula 25ug isoprenalin atau injeksi intravena 0,5mg
orciprenalin.
 Hati-hati bila diberikan pada penderita renal failure
 Hati-hati bila digunakan bersama obat antiaritmia lain.
 Keamanan dan keefektifan pada anak-anak belum diketahui dengan pasti.
 Hati-hati bila diberikan pada penderita gangguan fungsi hati, non-alergic
bronchospasm (seperti : bronkitis kronis, emfisema), bedah mayor, diabetes,
hipoglikemia, thyrotoxicosis, wolff parkinson white syndrome).
Reserpin

 Indikasi
Hipertensi esensial ringan, juga digunakan sebagai terapi tambahan dengan obat
hipertensi lain pada kasus hipertensi yang lebih berat.
 Mekanisme kerja
Reserpin merupakan obat antihipertensi yang bekerja dengan mendeplesi simpanan
katekolamin dan 5-hidroksitriptamin pada berbagai organ, seperti otak dan medula
adrenal. Sebagian efek farmakologiknya disebabkan mekanisme ini. Efek sedatif dan
penenang akibat reserpin diduga berhubungan dengan proses deplesi dalam otak.
 Farmakologi
Sediaan yang mengandung reserpin harus di simpan dalam wadah yang tahan
terhadap cahaya
 Kontra indikasi
Riwayat depresi mental, ulkus peptikum aktif, kolitis ulseratif, hamil, menyusui.
 Interaksi obat
Menghilangkan efek simpatomimetik indirek.efek hipotensi di tingkatkan oleh tiasid
dan anti hipertensi lain.meningkatkan efek depresan SSP dari alkohol.analgesik, anti
histamin,anti depresan trisiklik. Bersama MAOI menghasilkan eksitensi ringan dan
hipertensi.
 Dosis
0,25 – 0,5 mg sehari dibagi dalam 2-3 dosis.
 Efek samping
 Saluran cerna : muntah, diare, mual, anoreksia, mulut kering, hipersekresi.
 Kardiovaskular : aritmia (terutama jika diberikan bersama-sama digitalis dan
kuinidin), sinkop, gejala menyerupai angina, bradikardi, edema.
 Saluran napas : dispne, epistaksis, kongesti nasal.
 Neurologik : sindroma parkinson dan gejala ekstrapiramidal bersifat
jarang,pusing, sakit kepala, ansietas, depresi, gelisah, mengantuk.
 Muskuloskeletal : nyeri otot.
 Metabolik : peningkatan berat badan.
 Panca indera : tuli, glaukoma, uveitis, injeksi konjungtiva.
 Reaksi hipersensitivitas : purpura, ruam kulit, pruritus.
 Lain-lain: pseudolaktasi, impotensi, disuri, ginekomastia, penurunan libido.
 Peringatan dan perhatian
 Reserpin dapat menyebabkan depresi mental. Obat ini harus dihentikan bila
ada tanda-tanda depresi seperti despondensi, insomnia dini hari, kurang nafsu
makan, impotensi, atau merasa diri tak berguna.
 Karena reserpin meningkatkan motilitas dan sekresi saluran cerna, ia harus
digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan riwayat tukak peptik, kolitis
ulserativa atau batu empedu (kolik empedu dapat terjadi).
 Pemberian obat pada pasien hipertensi dengan insufisiensi ginjal harus
dilakukan dengan hati-hati, karena sulit terjadi penurunan tekanan darah.
Diltiazem
Indikasi
Penderita angina pektoris, menurunkan serangan angina pada penderita variant
angina.

Dosis
Dosis untuk orang dewasa adalah 4 x 30 mg sehari, bila perlu dapat ditingkatkan
sampai 360 mg sehari.
Dosis penggunaan diltiazem untuk tiap pasien berbeda-beda. Penentuannya tergantung
kepada kondisi kesehatan, tingkat keparahan penyakit, serta respons tubuh pasien terhadap
obat.
Berikut adalah dosis umum penggunaan diltiazem yang diresepkan oleh dokter.
Jenis Penyakit Dosis (miligram)
Hipertensi 120, dua kali sehari
Angina 90-180, dua kali sehari
Dosis diltiazem yang diberikan bagi pasien lansia dan gangguan fungsi hati atau ginjal
biasanya lebih rendah, yaitu 60-120 mg dua kali sehari untuk menangani hipertensi dan 60
mg dua kali sehari untuk mencegah angina.

Efek samping

• Efek samping Diltiazem jarang terjadi, hanya 2 – 10 % pasien yang mengalami nyeri
kepala, pusing, gangguan saluran cerna dan bradikardia.
• Kadang-kadang dapat meningkatkan enzim fungsi hati seperti SGOT, SGPT dan
fosfatase alkalin.
• Reaksi hipersensitivitas atau alergi seperti erupsi, eritemat multiforme (dalam kasus
demikian pengobatan harus dihentikan).
• Pernah dilaporkan : rash, pruritus

Mekanisme kerja

Mekanisme kerja Diltiazem adalah mendepresi fungsi nodus SA dan AV, juga
vasodilatasi arteri dan arteriol koroner serta perifer. Dengan demikian maka diltiazem akan
menurunkan denyut jantung dan kontraktilitas otot jantung, sehingga terjadi keseimbangan
antara persediaan dan pemakaian oksigen pada iskhemik jantung.

Farmakologi

Diltiazem adalah turunan benzodiazepin yang merupakan prototip dari antagonis


kalsium. Diltiazem efektif terhadap angina yang disebabkan oleh vasospasme koroner
maupun aterosklerosis koroner. Pemberian diltiazem akan mengurangi frekuensi serangan
angina dan menurunkan kebutuhan pemakaian obat nitrogliserin. Pada pemberian dengan oral
Diltiazem diabsorpsi kira-kira 80 – 90 % dan berikatan dengan protein plasma. Efek mulai
tampak kurang dari 30 menit setelah pemberian dan konsentrasi puncak dalam plasma
tercapai setelah 2 jam dengan dengan waktu paruh 4 jam. Senyawa ini dikeluarkan dalam
bentuk metabolit melalui urin (35 %) dan feses (60 %).
Kontra indikasi

• Penderita blok AV tingkat 2 – 3, hipotensi (tekanan sistole kurang dari 90 mmHg) dan
syok kardiogenik.
• Pasien dengan gejala gangguan irama sinus, kecuali bila ada alat pacu jantung
ventikuler yang berfungsi.
• Wanita hamil, wanita yang diduga usia subur.
• Penderita yang hipersensitif atau alergi terhadap diltiazem.
• Penderita dengan infark miokardial akut dan kongesti paru-paru yang dibuktikan
dengan sinar X.
Perhatian
• Wanita yang merencanakan kehamilan, sedang hamil, dan menyusui sebaiknya
menghindari penggunaan diltiazem.
• Jika mengonsumsi diltiazem, sebaiknya tidak mengemudi atau mengoperasikan alat
berat karena obat ini dapat menyebabkan pusing, khususnya pada masa awal penggunaan.
• Harap berhati-hati jika menderita gangguan ginjal, gangguan hati, gagal jantung,
detak jantung abnormal, porfiria, hipotensi, gangguan paru-paru, serta pernah mengalami
serangan jantung belum lama ini.
• Pastikan Anda menggunakan diltiazem dengan merek dan dosis yang sama, kecuali
ada anjuran dokter untuk menggantinya
• Selama mengonsumsi diltiazem, beri tahu dokter sebelum menjalani prosedur medis
apa pun karena obat ini dapat memengaruhi kinerja obat bius.
• Jangan menghentikan penggunaan diltiazem secara tiba-tiba dan tanpa konsultasi
dengan dokter.
• Hindari konsumsi minuman keras selama menggunakan diltiazem.
• Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Interaksi obat

• Diltiazem dapat meningkatkan kadar digoxin dalam darah.


• Dengan obat penghambat beta : dapat terjadi bradikardia, sinus berat, hipotensi, gagal
jantung kongestif dan meningkatkan resiko penghambat A-V.
• Obat antihipertensi : dapat meningkatkan efek obat antihipertensi.
• Carbamazepine : dapat menaikkan tingkat plasma carbamazepine yang menyebabkan
timbulnya gejala-gejala toksik oleh carbamazepine.
• Anestesi : dapat terjadi potensiasi penurunan kontraktilitas, konduktifitas dan
otomatisitas jantung seperti dilatasi vaskuler.
Cara pakai

• Gunakan diltiazem sesuai anjuran dokter dan jangan lupa untuk membaca keterangan
pada kemasan.
• Obat ini dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.
• Pasien disarankan untuk menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin. Langkah ini
dilakukan untuk memantau keefektifan dosis diltiazem dan respons tubuh pasien terhadap
obat.
• Konsumsi minuman keras selama menggunakan obat ini dapat meningkatkan risiko
efek samping, seperti pusing. Karena itu, hindari konsumsi minuman beralkohol.
• Jika Anda ingin berhenti menggunakan diltiazem, jangan melakukannya secara tiba-
tiba. Konsultasikan terlebih dulu dengan dokter.
• dianjurkan untuk senantiasa menggunakan diltiazem dengan merek dan takaran yang
sama, kecuali ada perubahan dari dokter.
• Jangan lupa untuk memeriksa dan memastikan merek dan dosis diltiazem tiap Anda
menebus resep.
• Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya.
Usahakan untuk mengonsumsi diltiazem pada jam yang sama tiap hari untuk
memaksimalisasi efeknya.
• Bagi pasien yang lupa mengonsumsi diltiazem, disarankan segera meminumnya
begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis
diltiazem pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
GEMFIBROZIL
Indikasi

Hiperlipidemia tipe IIa, IIb, III, IV dan V, serta pencegahan penyakit jantung pada
pria usia 40-55 tahun yang tidak merespon dengan cukup terhadap diet dan tindakan-tindakan
lain yang sesuai. Dislipidemia yang berhubungan dengan diabetes mellitus (DM). Xanthoma
yang berhubungan dengan dislipidemia.

Kontraindikasi

Alkoholisme, kerusakan ginjal atau hati berat, penyakit saluran empedu (batu
empedu), kehamilan (faktor resiko: C) dan menyusui.

Interaksi obat

Kombinasi dengan lovastatin dan penghambat HMG-CoA reduktase dapat


menimbulkan rabdomiolisis dan miositis.
Penggunaannya dengan antikoagulan, dosis antikoagulan harus dikurangi untuk mempe
rtahankan waktu protrombin pada tingkat yang diinginkan sehingga mencegah terjadinya
komplikasi pendarahan

Efek samping

Gangguan saluran cerna, juga ruam kulit, dermatitis, pruritus, urtikaria, impotensi,
sakit kepala, pusing, pandangan kebur, sakit kuning kolestatik, angiodema, edema larings,
fibrilasi atrium, pankreatitis, miastenia, miophaty, rabdomiolisis, mialgia.
Dosis : 1200mg/hari dalam 2 dosis terbagi, rentang 900-1500 mg sehari.
Diminum 30 menit sebelum makan pagi dan makan malam.

Peringatan

Profil lipid, angka-angka darah, dan uji fungsi hati sebelum mengawali pengobatan
jangka panjang, gangguan ginjal.

Farmakologi

Terapi menggunakan obat dianjurkan untuk beberapa kelainan lipoprotein utama.


Terapi hiperlipidemia harus dihindarkan bagi wanita yang hamil dan menyusui. Anak-anak
dengan dengan hiperkolesterolemia familial heterozigot dapat diobati dengan resin pengikat
asam empedu, biasanya stelah usia 7 atau 8 tahun.
Obat penurun lipid dibagi terdiri atas: resin penukar ion, kelompok klofibrat, asam nikotinat,
inhibitor HMG KoA Reduktase (statin), dan inhibitor pada absorpsi kolesterol usus. Obat-
obat penurun lipid diindikasikan untuk pasien dengan penyakit jantung koroner atau dengan
hiperlipidemia berat, yang tidak cukup terkendali dengan diet rendah lemak. Pengobatan juga
harus mempertimbangkan berbagai faktor resiko (termasuk merokok, hipertensi, diabetes
mellitus, dan riwayat keluarga penyakit jantung koroner prematur). Terapi dengan obat apa
pun harus dikombinasi dengan diet yang ketat, menjaga bobot badan mendekati ideal, serta
penurunan tekanan darah dan bila merokok dihentikan.
Mekanisme kerja

Gemfibrozil adalah senyawa yang mampu mengatur lipid plasma, dengan jalan
menurunkan kadar trigliserida serum, kolesterol total, kolesterol VLDL (Very Low Density
Lipoprotein ), kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) dan meningkatkan kolesterol HDL
(High Density Lipoprotein). Gemfibrozil menurunkan kolesterol VLDL dengan jalan
menghambat pembentukan dan meningkatkan pembersihan apolipoprotein B sebagai
pembawa VLDL sehingga kadar VLDL berkurang dan meningkatkan kolesterol HDL dengan
jalan meningkatkan subtraksi HDL2 dan HDL3 serta apolipoprotein AI dan AII. Kadar
kolesterol HDL yang rendah dan kolesterol LDL yang tinggi merupakan faktor yang
mendukung timbulnya penyakit jantung, dan Helsinki Heart Study menunjukkan terapi
dengan gemfibrozil menurunkan secara nyata kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan
trigliserida total serta meningkatkan kolesterol HDL.
Nifedipin

Indikasi

Profilaksis dan pengobatan angina;hipertensi

Dosis

Angina dan dan fenomena raynaud,kesediaan konvesional,dosis awal 10 mg ( usia


lanjut dan gangguan hati 5 mg ) 3 kali sehari dengan atau setelah makan;dosis penunjang
lazim 5-20 mg 3 kali sehari;untuk efek segera pada angina : gigit kapsul dan telan dengan
cairan. Hipertensi ringan sampai sedang dan profilaksis angina: sediaan lepas lambat, 30 mg
sekali sehari ( tingkatkan billa perlu, maksimum 90 mg sekali sehari ) atau 20 mg 2 kali
sehari dengan atau setelah makan ( awalnya 10 mg 2 kali sehari, dosis penunjang lazim 10 –
40 mg 2 kali sehari)

Efek samping

Pusing,sakit kepala,muka merah,letargi;takikardi,palpitasi;juga edema kaki,ruang


kulit (eritema multiform dilaporkan), mual,sering kencing;nyeri mata,hiperplasia gusi;
depresi di laporkan;telengasi.

Mekanisme kerja

Nifedipin bekerja sebagai antagonis kalsium dengan menghambat arus ion kalsium
masuk kedalam otot jantung dari luar sel. karena kontraksi otot polos tergantung pada ion
kalsium ekstraseluler. Maka dengan adanya antagonis kalsium dapat menimbulkan efek
inotropik negatif. Demikan juga dengan nodusinus atrial ( SA) dan antrioventrikuler (AV)
akan menimbulkan kronotropik negatif dan perlamabatan konduksi AV

Farmakologi

Nifedipin merupakan antagonis kalsium yang berefek mengurangi komsumsi oksigen


jantung,memperbaiki toleransi latihan pada pasien angina pektoris,mengurangi kebutuhan
nitrogliserin dan mengurangi perubahan iskemik jantung saat beristirahat
Pada angina prinztmetal dimana nyeri dada disebabkan oleh spasme koroner, nifedipin
terbukti merupakan terapi yang efektif. Nifedipin merupakan antihipertensi potten, dimana
responya lebih bermakna pada darah inisial yang lebih tinggi .
Nifedipin juga digunakan untuk terapi hipertensi nefrogenik, hiperaldosteronisme dan
veokromositoma.

Kontra indikasi

• Hipersensitif terhadap nifedipin


• Jangan diberikan pada wanita hamil
• Jangan diberikan ibu menyusui. Karan nefedipin di ekresi ke dalam ASI. Bila
nifedipin sangat di perlukan, di anjurkan untuk berhenti menyusui karna pengaruhnya
terhadap bayi belum di ketahui.
• Jangan digunakan pada syok cardiovaskuler
Perhatian

• Hentikan jika terjadi nyeri iskemik atau nyeri yang memburuk dalam waktu singkat
setelah awal pengobatan.
• cadangan jantung yang memburuk.
• gagal jantung atau ganguan fungsi ventrikel kiri yang bermakna(memburuknya gagal
jantung teramati).
• hipotensi berat.
• kurang dosis pada gangguan hati dan DM.
• Dapat menghambat persalinan dan menyusui.
• Hindari sari bauh grapefruit (mempengaruhi metabolisme)

Interaksi obat

Efek menurunkan tekanan darah dan nifedipin dapat di tingkatkan oleh obat-obat anti
hipertensi lain, simetidin dapat meningkatkan efek anti hipertensi dari nifedipin
TUGAS FARMAKOLOGI

Di susun oleh:

Kelompok III

 Dahlia
 Irmawati sumaga
 Nanang wardani gentimo
 Nuraida
 Fransiska
 Sulastri
 Yolanda
 Putri rahma dianti lestari
 Samsia
 El hakim
 Radinal
 Ronal

Stikes Batara Guru Ampana Kota


2013

Anda mungkin juga menyukai