R0214017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah
institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan
dan keselamatan lingkungan kerja.. Salah satu pekerjaan yang beresiko adalah
ketika bekerja di dalam ruang terbatas (confined place). Bekerja di dalam ruang
terbatas (confined spaces) mempunyai resiko terhadap keselamatan dan
kesehatan pekerja di dalamnya. Oleh karenanya diperlukan aturan dalam
rangka memberikan jaminan perlindungan terhadap pekerja dan aset lainnya,
baik melalui peraturan perundang-undangan, program memasuki ruang terbatas
dan persyaratan ataupun prosedur untuk memasuki dan bekerja di dalam ruang
terbatas.
Makalah ini dibuat sebagai pedoman untuk K3 karena sering kali terjadi
bahaya dan kecelakaan yang terjadi akibat bekerja di dalam ruang terbatas.
Sebagai calon ahli K3 kami harus mengetahui dan memahami prosedur dan
bahaya apa yang akan timbul apabila bekerja di dalam ruang terbatas serta
bagaimana cara tindakan pengendalian agar tidak terjadi kecelakaan akibat
bekerja di dalam ruang terbatas.
B. Rumusan Masalah
1. Memahami pengertian confined space (ruang terbatas)
2. Memahami persyaratan K3 dalam ruang ruang terbatas (confined space)
3. Mengetahui contoh-contoh ruang terbatas (confined space)
4. Memahami bahaya yang ada pada ruang terbatas (confined space)
5. Memahami prosedur penyelamatan di ruang terbatas (confined space)
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian confined space (ruang terbatas)
2. Untuk memahami persyaratan K3 dalam ruang terbatas (confined space)
3. Untuk mengetahui apa saja contoh ruang terbatas (confined space)
4. Untuk memahami bahaya yang ada pada ruang terbatas (confined space)
5. Untuk memahami prosedur penyelamatan di ruang terbatas (confied space)
BAB II
PEMBAHASAN
Ciri-ciri dari confined space adalah memiliki bukaan yang terbatas baik
untuk masuk maupun keluar, Ada ruang untuk masuk yang cukup besar atau
setidaknya sebagian terbuka, berpontensi mengandung gas beracun dan
ventilasi yang tidak memadai. Kecelakaan kerja pada ruang terbatas sebagian
besar terjadi pada mereka yang berusaha untuk menyelamatkan seorang dalam
ruang terbatas. Kecelakaan ini dapat terjadi karena beberapa bahaya yang ada
dalam ruang tertutup seperti potensi kekurangan oksigen, gas/uap mudah
terbakar atau meledak, gas/uap beracun, serta bahayabahaya fisik dan mekanik
lainnya. Semua potensi bahaya ini harus dikenali oleh petugas lalu dievaluasi
resikonya untuk selanjutnya ditentukan tindakan pencegahan dan pengendalian
yang harus dilakukan agar dapat bekerja dengan selamat dalam ruang terbatas
tersebut.
1. Jika penutup akses/pintu masuk dibuka, pada jalur tersebut harus dipasang
selusur, penutup sementara atau penghalang sementara lainnya untuk
mencegah masuknya pekerja tanpa disengaja dan untuk melindungi
pekerja di dalam ruang terbatas tersebut dari masuknya benda asing ke
dalam ruangan.
2. Sebelum pekerja memasuki ruangan, udara di dalam ruangan harus diuji
terlebih dahulu, berturut- turut untuk kadar oksigen, gas dan uap yang
mudah terbakar dan kontaminan udara yang berpotensi berbahaya, dengan
peralatan yang telah dikalibrasi. Setiap pekerja yang memasuki ruangan
atau perwakilan pekerja tersebut, wajib diberi kesempatan untuk
mengawasi pengujian tersebut.
3. Tidak boleh ada udara berbahaya dalam ruangan tersebut jika terdapat
pekerja di dalamnya
4. Wajib menyediakan sistem aliran udara secara kontinyu, dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Pekerja tidak boleh memasuki ruangan sebelum udara berbahaya di
dalamnya dibersihkan terlebih dahulu
b. Aliran udara tersebut diarahkan sedemikian rupa sehingga dapat
mencapai area dimana pekerja akan berada dan harus berlangsung terus
menerus selama pekerja berada di dalam.
c. Pengaturan aliran udara tersebut harus diperoleh dari sumber yang
bersih dan tidak boleh meningkatkan bahaya dalam ruangan.
5. Udara dalam ruangan harus diuji secara berkala sesering mungkin untuk
memastikan bahwa pengaturan aliran udara dapat mencegah akumulasi
udara yang berbahaya dalam ruangan.
6. Jika terdeteksi udara berbahaya selama kegiatan berlangsung:
a. Setiap pekerja harus meninggalkan ruangan terbatas tersebut
secepatnya
b. Ruangan harus dievaluasi untuk menentukan bagaimana udara
berbahaya tersebut dapat terjadi
c. Harus dilakukan pemeriksaan untuk melindungi pekerja dari udara
berbahaya tersebut sebelum kegiatan berikutnya berlangsung
C. Contoh-contoh Ruang Terbatas (Confined Space)
Beberapa contoh dari confined space atau ruang terbatas antara lain:
BAHAYA ATMOSFER
Teknik dan hidrolik energi Peserta yang melayani mekanik dan peralatan
hidrolik dapat terluka parah atau terbunuh jika
energi tidak dikontrol dengan baik.
Sumber: OR-OSHA
Kebisingan Kebisingan mengganggu komunikasi antara
Sumber: OR-OSHA
• kandungan oksigen
• kandungan kontaminan yang mudah terbakar
• kandungan kontaminan lainnya yang memiliki potensial bahaya
Pengujian atau analisis haruslah dilakukan dengan menggunakan
peralatan dan teknis yang sesuai oleh orang yang terlatih untuk mendapatkan
hasil yang dapat dipercaya. Terdapat banyak macam peralatan pendeteksi gas
yang masing-masing memiliki spesifikasi dan perawatan tersendiri. Peralatan
deteksi gas menggunakan tabung misalnya, pengecekan kebocoran pada
pompa harus selalu dilakukan untuk menghindari pembacaan hasil yang lebih
rendah. Tabung deteksi yang digunakan memiliki masa pakai yang terbatas.
Penggunaan detektor multigas harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan gas
standar yang telah diketahui kadarnya, sehingga kita yakin akan keakuratan
hasil pembacaannya.
I. Sistem Komunikasi
Komunikasi sangat penting pada saat bekerja di confined space, karena
komunikasi memiliki fungsi:
1. Verbal
2. Hand Signals
3. Two-way radios
4. Light signals
5. Pengkodean
Dengan adanya komunikasi yang intens maka diharapkan dapat
meminimalisir potensi bahaya yang terdapat dalam confined space.
J. Dasar Hukum
Menurut PT. JASAMARGA (2010) Hukum-hukum yang mendasari K3
ruang terbatas atau confined space sebagai berikut:
3. Ijin yang telah lengkap harus diberikan pada saat dimulai kegiatan kepada
seluruh petugas utama yang berwenang atau perwakilannya, dengan
memasangnya pada pos kegiatan atau dengan cara lain yang sama
efektifnya, agar petugas utama dapat memastikan bahwa persiapan awal
sebelum memulai kegiatan telah selesai dilaksanakan
8. Tim penyelamat dan tim tanggap darurat yang dapat dipanggil dan cara
untuk memanggilnya (seperti peralatan yang digunakan dan nomor yang
dapat dihubungi)
1. Peralatan
2. penugasan personil
3. aba - aba yang disepakati
4. safe area
Beberapa prosedur yang diikuti ketika persiapan dan penyelamatan di
ruang terbatas seperti :
1. Jika memasuki area galian, pastikan dinding galian telah mengikuti
prosedur keselamatan untuk pencegahan longsoran atau pemasangan
dinding pengaman (retaining wall) sehingga dinding galian dibuat 45
derajat.
2. Jika memasuki ke dalam vessel atau manhole, pastikan sistem LOTO
telah berjalan dan terpasang, sehingga karyawan yang lain tahu bahwa
dalam sistem itu sedang ada proses perbaikan atau pekerjaan sehingga
proses tersebut tidak bisa di running untuk sementara, pastikan juga
fluida yang didalam jalur pipa, vessel atau boiler tersebut telah
dikosongkan atau di drainage
3. Identifikasi peralatan: nomor dan letak peralatan atau vessel, diagram
bagian - bagian dalamnya, daftar jalur yang di blind, produk atau material
yang berkaitan dengan peralatan yang akan dimasuki Material Safety
Data Sheet (MSDS), misal fluida nya condensate maka harus tahu MSDS
dari material tersebut, kemudian safety pracautions nya juga harus
disiapkan.
Bila pekerja akan memasuki ruang terbatas atau tertutup untuk
melakukan suatu pekerjaan diperlukan alat-alat keselamatan APD (alat
pelindung diri) sebagai berikut :
1. Respirator (alat bantu pernafasan) seperti: Gas masker atau Air supply
system
2. Tali penyelamat
3. Sarung tangan
4. Sepatu karet
5. Topi keselamatan
6. Pelindung kepala dengan tali dagu.
7. Kacamata atau pelindung mata.
8. Pelindung telinga.
9. Senter yang aman secara intrinsik.
10. Baju Pelindung (pakaian pelindung)
11. ELSA, EEDB atau alat bantu bernafas lainnya.
12. Oksigen portable atau indikator gas.
Pelaksanaan pekerjaan di ruang terbatas antara lain:
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ruang tertutup (confined space) merupakan ruang yang tidak cukup
besar yang kecil kemungkinannya orang untuk masuk ke dalamnya untuk
melakukan pekerjaan dan memiliki keterbatasan untuk keluar atau masuk.
Ruang terbatas mempunyai tiga karakteristik, yaitu mempunyai luas yang
terbatas dan dikonfigurasi agar tubuh pekerja dapat masuk dan melakukan
tugasnya, mempunyai keterbatasan pintu untuk masuk dan keluar dan tidak
didisain untuk pekerjaan yang terus menerus. Contoh dari ruang terbatas
(confined place) seperti confined space atau ruang terbatas seperti tangki
penyimpanan, bejana transpor, boiler, dapur/tanur, silo dan jenis tangki
lainnya. Bahaya-bahaya yang berkaitan dengan ruang terbatas (confined
space) adalah Persyaratan kesehatan untuk orang yang bekerja di ruang
terbatas adalah resiko serius peledakan, kehilangan kesadaran yang
disebabkan adanya gas, asap, uap, atau minimnya oksigen, tenggelam karena
naiknya permukaan air, sesak nafas/mati lemas karena tidak dapat mencapai
udara.
Persyaratan kesehatan untuk orang yang bekerja di ruang terbatas
adalah seseorang yang memiliki kesehatan jasmani dan rohani. Dalam
melakukan penyelamatan atau bekerja pada ruang terbatas dibutuhkan sistem
perijinan agar nantinya dapat melakukan prosedur K3 dengan baik. Persiapan
dan prosedur penyelamatan di ruang terbatas memerlukan peralatan yang
dibutuhkan serta teknik penyelamatan yang baik. Maka diperlukan
pengetahuan mengenai K3 dalam ruang terbatas atau confined space agar
terciptanya keselamatan pekerja dari bahaya yang ada.
Daftar Pustaka