Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN RESMI UJIAN AKHIR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I 1

Teorema Thevenin dan Northon


(E4)
Nandika Nanda Christy, Rakhasoni Firmansyah, Nauval Maheswara, Eka Cahya, Citra Alfa Nabila,
Catur Devi Aulia, Rheina Aulia Shavira, Iim Fatimah
Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: indahalulya77.iu@gmail.com

Abstrak --Telah dilakukan percobaan tentang teorema adalah superposisi, loop, mesh, node voltage, teorema
Thevenin dan Norton, yang bertujuan untuk menerapkan Thevenin dan teorema Norton. Pada percobaan kali ini akan
teorema Thevenin dan Norton untuk menentukan arus yang mengembangkan kemampuan menganalisis teorema
mengalir dalam resistor variabel dan membandingkan hasil
Thevenin dan teorema Norton.
antara eksperimen dan perhitungan. Percobaaan teorema
Thevenin dan Norton ini menggunakan prinsip analisa node Arus listrik adalah sebuah aliran yang terjadi akibat
dan analisa mesh serta teorema Thevenin dan Norton. Langkah jumlah muatan listrik yang yang mengalir dari satu titik ke
pertama adalah disiapkan semua alat dan komponen. Setelah itu titik lain dalam suatu rangkaian tiap satuan waktu. Arus
resistor disusun sesuai gambar yang diberikan oleh asisten listrik juga terjadi akibat adanya beda potensial atau
laboratorium. Selanjutnya resistor beban pada rangkaian tegangan pada media penghantar antara dua titik. Semakin
dilepas kemudian diukur nilai tegangan di titik AB tersebut besar nilai tegangan antara kedua titik tersebut, maka akan
dengan multimeter. Tegangan tersebut dicatat sebagai tegangan semakin besar pula nilai arus yang mengalir pada kedua
Thevenin. Lalu sumber tegangan pada rangkaian dilepas titik tersebut. Satuan arus listrik dalam internasional yaitu A
kemudian diukur hambatan total dalam rangkaian tersebut
(ampere), yang dimana dalam penulisan rumus arus listrik
dengan multimeter yang selanjutnya disebut hambatan
Thevenin. Setelah itu sumber tegangan dan hambatan beban ditulis dalam simbol I (current). Pada umumnya, aliran arus
disambung lagi ke rangkaian lalu diukur arus yang melalui listrik sendiri mengikuti arah aliran muatan positif. Dengan
resistor beban tersebut. Kemudian dilakukan percobaan yang kata lain, arus listrik mengalir dari muatan positif menuju
sama sebanyak 5 kali. Arus Norton diperoleh dari tegangan muatan negatif, atau bisa pula diartikan bahwa arus listrik
Thevenin dibagi hambatan Thevenin. Setelah proses mengalir dari potensial menuju potensial rendah.
pengukuran selesai, kemudian dilakukan perhitungan secara Berdasarkan arah alirannya, arus listrik dibagi menjadi 2
teoritis. Lalu hasil pengukuran dan perhitungan dibandingkan (dua) kategori, yaitu Arus Searah (Direct Current/DC),
dan dicari nilai error-nya. Hasil menunjukkan bahwa teorema dimana arus ini mengalir dari titik berpotensial tinggi
Thevenin dan teorema Norton dapat digunakan untuk
menentukan arus yang mengalir pada resistor variabel serta
menuju titik berpotensial rendah Dan Arus Bolak-Balik
hasil perbandingan antara eksperimen dan perhitungan (Alternating Current/AC), dimana arus ini mengalir secara
menunjukkan hasil errornya adalah 0,334% yakni pada pada berubah-ubah mengikuti garis waktu [1].
VTH. Dan hasil error sebesar 1,607% pada RTH Suatu arus listrik tidak akan bisa mengalir tanpa adanya
beda potensial pada rangkaian. Beda potensial didefinisikan
Kata Kunci—Analisis Mesh, Analisis Node, Teorema sebagai energi yang dibutuhkan untuk memindahkan tiap
Norton, Teorema Thevenin. satu muatan antara dua titik dalam rangkaian. Tegangan
atau beda potensial bisa didapatkan dari suatu sumber
tegangan. Komponen-komponen yang bisa dikategorikan
I. PENDAHULUAN sebagai sumber tegangan adalah baterai, aki, power supply,
S UATU rangkaian yang terhubung secara seri maupun
paralel merupakan contoh rangkaian yang sederhana.
Pada rangkaian sederhana yang mengkombinasikan
generator, dan sebagainya [2].
Muatan listrik merupakan sifat atau muatan dasar yang
dibawa oleh partikel dasar sehingga menyebabkan partikel
tahanan-tahanan atau sumber-sumber yang seri atau paralel tersebut mengalami gaya tarik atau gaya tolak. Muatan
dapat dianalisis dengan menggunakan prinsip pembagian listrik bersifat abstrak. Dapat dirasakan atau diketahui
arus dan tegangan sesuai hukum yang telah dipelajari yaitu gejalanya namun tidak dapat dilihat dengan kasat mata.
Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff. Rangkaian-rangkaian Atau muatan listrik ibarat angin yang dapat dirasakan
sederhana tersebut merupakan suatu latihan pemahaman namun dapat dilihat gejalanya. sifat-sifat dari muatan listrik
dalam pemecahan masalah untuk menolong kita memahami adalah muatan sejenis akan tolak menolak dan muatan
hukum-hukum dasar yang selanjutnya akan kita gunakan yang tidak sejenis tarik menarik, Muatan listrik
dalam rangkaian-rangkaian yang lebih sukar atau lebih disimbolkan dengan huruf (c) dalam satuan coulomb.
kompleks. Dalam menyederhanakan analisis pada 1coulomb= 6,24×10 pangkat 18 (e). (e)=muatan proton.
rangkaian yang lebih sukar diperlukan suatu metode analisis Muatan yang di kandung oleh 1 proton (1e) adalah
yang lebih cocok dan mudah. Diantara metode-metode ini 1,602×10 pangkat -19 elektron. Muatan yang dikandung
oleh 1 elektron= -1,602×10 pangkat-19 coulomb. Dan
LAPORAN RESMI UJIAN AKHIR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I 2

muatan listrik mirip dengan massa.Ion adalah sekumpulan pada suatu rangkaian listrik. Untuk analisis rangkaian listrik
atom yang bermuatan listrik. Ion dapat bermuatan positif ini, disamping hukum Ohm, hukum yang banyak dipakai
maupun negatif. Ion bermuatan negatif dapat menangkap adalah hukum Kirchoff. Ada dua hukum Kirchoff yakni
satu atau lebih elektron dan disebut anion.Sedangkan ion hukum 1 Kirchoff atau Kirchoff Current Law dan hukum 2
bermuatan positif adalah ion yang kehilangan satu atau Kirchoff atau Kirchoff Voltage Law. Hukum 1 Kirchoff
lebih elektron dan disebut kation. Proses pembentukan ion menyatakan jumlah lajabar kuat arus yang menuju suatu
disebut ionisasi [2]. titik cabang rangkaian listrik sama dengan jumlah aljabar
Resistansi pada resistor dapat diukur menggunakan arus yang meninggalkan titik cabang arus. Dapat
Ohmmeter, namun dapat pula diketahui memalui kode dirumuskan sebagai
warna yang berupa cicin warna yang tertulis pada badan
resisitor. Arti kode warna tersebut dapat dilihat pada tabel 1 ∑ 𝐼𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = ∑ 𝐼𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (2)
[3]. [5].
Sedangkan hukum 2 Kirchoff digunakan untuk menghitung
Tabel 1
Kode Warna Resistor
besaran-besaran yang terdapat pada rangkaian listrik.
Besaran itu diantaranya kuat arus pada suatu cabang,
Cinci Cinci Cinci Cinci ataupun beda tegangan antara 2 titik. Hukum 2 Kirchoff
Warna
n ke 1 n ke 2 n ke 3 n ke 4 menyatakan bahwa pada rangkaian tertutup jumlah GGl
Hitam 0 0 100 (gaya gerak listrik) sumber arus dengan penurunan
Coklat 1 1 101 1% tegangan adalah nol. Dapat dirumuskan sebagai
Merah 2 2 102 2%
∑𝜀 + ∑𝐼𝑅 = 0 (3)
Jingga 3 3 103
Kuning 4 4 104 Dengan ∑ε adalah jumlah ggl sumber arus dengan satuan
Hijau 5 5 105 Volt (V), ∑IR adalah jumlah penurunan tegangan dengan
Biru 6 6 106 satuan Volt (V), I adalah arus listrik dengan satuan Ampere
Ungu 7 7 107 (A) dan R adalah hambatan dengan satuan Ohm(Ω) [5].
Abu Tidak semua rangkaian listrik dirangkai secara seri atau
8 8 108 paralel tetapi juga terdapat variasi rangkaian seperti pada
abu
gambar 1 dimana rangkaian tersebut adalah rangkain delta
Putih 9 9 109 dan wye. Untuk mencari nilai resistor pada rangkaian delta
Emas 10−1 5% to wye harus digunakan persamaan sendiri dan tidak sama
Perak 10−2 10% seperti pada rangkaian seri atau paralel. Persamaan untuk
Tak mengetahui nilai resistor pada rangkaian delta to wye secara
20% matematis dapat diketahui sebagai berikut
berwarna
𝑅𝑏𝑅𝑐
Jika digambarkan maka cincin-cincin pada badan resistor 𝑅1 = (4)
𝑅𝑎+𝑅𝑏+𝑅𝑐
tersebut seperti terlihat pada gambar 1. Cincin ke 1
menunjukkan angka pertama, cincin ke 2 menunjukkan 𝑅𝑐𝑅𝑎
𝑅2 = (5)
angka kedua, cincin ke 3 menunjukkan faktor perkalian, 𝑅𝑎+𝑅𝑏+𝑅𝑐
cincin ke 4 menunjukkan toleransi [3]. 𝑅𝑎𝑅𝑏
Pada tahun 1927 seorang fisikawan jerman bernama 𝑅3 = (6)
𝑅𝑎+𝑅𝑏+𝑅𝑐
George Simon Ohm mempublikasikan sebuah pamflet yang .
berisi bagaimana cara mengukur arus listrik. Menurut
hukum Ohm, arus yang melewati suatu penghantar
sebanding dengan beda potensil antara ujung-ujung
penghantar tersebut. Kesebandingan tersebut dapat diubah
menjadi persamaan dengan memberikan konstanta
kesebandinagn yang disebut dengan konduktansi. Jadi
hukum Ohm dapat di tuliskan menjadi

𝑉 = 𝐼𝑅 (1)

Dimana konstanta proporsionalitasnya atau kesebendingan


R disebut sebagai resistansi dengan satuan ohm atau 1 V/A
dan disingkat dengan satuan omega (Ω). Sedangkan
resistansi pada resistor dapat diukur menggunakan
ohmmeter [4].
Tujuan analisis rangkaian listrik pada umunya
untuk menentukan kuat arus dan beda potensial (tegangan)
LAPORAN RESMI UJIAN AKHIR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I 3

sumber tegangan yang linear dan beberapa resistor dapat


diganti menjadi sebuah rangkaian dengan satu sumber
tegangan dan satu resistor yang disusun paralel. Pada
teorema Norton digunakan untuk mencari arus pada
rangkaian yang sama seperti dengan rangkaian Thevenin
dan juga dengan langkah langkah yang hampir sama oleh
karena itu, nilai resitansi Norton sama dengan nilai
resistansi Thevenin. Dan nilai arus pada rangkaian dapat
dicari menggunakan persamaan berikut.

𝑅𝑁 = 𝑅𝑇ℎ (12)
𝑉𝑇ℎ
𝐼𝑁 = (13)
𝑅𝑇ℎ
[6].

II. METODOLOGI
A. ALAT DAN BAHAN
Gambar 1. Rangkaian (a) Delta (b) Wye Dalam percobaan ini kami menggunakan beberapa alat
dan komponen listrik antara lain resistor, project board,
Sedangkan persamaan untuk mencari nilai resistor pada multimeter, dan power supplay. Resistor berguna sebagai
rangkaian wye to delta secara matimatis adalah sebagai bahan percobaan, project board berfungsi sebagai tempat
berikut dalam menyusun rangkaian, multimeter digunakan untuk
𝑅1𝑅2+𝑅2𝑅3+𝑅3𝑅1
𝑅𝑎 = (7) mengukur arus dan tegangan, dan power supply berguna
𝑅1
sebagai sumber tegangan.
𝑅1𝑅2+𝑅2𝑅3+𝑅3𝑅1
𝑅𝑏 = (8) B. SKEMA ALAT
𝑅2
Skema alat pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
𝑅1𝑅2+𝑅2𝑅3+𝑅3𝑅1
𝑅𝑐 = (9)
𝑅3
[6].
Pada sebuah rangkain listirk rumit tidak hanya dapat
diterapkan rangkain delta to wye tetapi juga terdapat
rangkaian dimana dapat diterapkan teorama Thevenin dan
Norton. Teorama Thevenin ini berbunyi pada sebuah
rangkaian listrik dengan dengan dua sumber tegangan yang
linear dan beberapa resistor dapat diganti menjadi sebuah
rangkaian dengan satu sumber tegangan dan satu resistor
yang disusun seri. Teorema Thevenin dapat digunakan pada
sebuah rangkaian listrik yang memiliki dua sumber
tegangna linear dan beberapa resistor dimana teorama
Thevenin digunakan untuk mencari nilai arus yang mengalir
pada resistor beban pada rangkaian. Pengambilan kuat arus
yang mengalir ini didaptakan dengan pertama melepaskan
resistor beban dari rangkaian linear dan dihitung tegangan
terbuka,tegangan tersebut adalah tegangan Thevenin
(VTh).lalu dihitung resistansi total pada rangkain,nilai
resistansi tersebut disebut resistansi Thevenin (RTh).
Dimana nilai arus dapat dicari menggunakan persamaan Gambar 2. Rangkaian percobaan Thevenin dan Norton
berikut. C. LANGKAH KERJA
𝑉𝑇ℎ Langkah pertama adalah disiapkan semua alat dan
𝐼𝑙 = (10) komponen. Setelah itu resistor disusun sesuai gambar yang
𝑅𝑇ℎ +𝑅𝐿
diberikan oleh asisten laboratorium. Selanjutnya resistor
𝑅𝐿 beban pada rangkaian dilepas kemudian diukur nilai
𝑉𝐿 = 𝑅𝐿 𝐼𝐿 = 𝑉𝑇ℎ (11)
𝑅𝑇ℎ +𝑅𝐿 tegangan di titik AB tersebut dengan multimeter. Tegangan
[6]. tersebut dicatat sebagai tegangan Thevenin. Lalu sumber
Setelah mengetahui apa itu teorama Thevenin maka dapat tegangan pada rangkaian dilepas kemudian diukur
dilanjutkan ke teorama Norton. Dimana teorama Norton hambatan total dalam rangkaian tersebut dengan multimeter
berbunyi pada sebuah rangkaian listrik dengan dengan dua yang selanjutnya disebut hambatan Thevenin. Setelah itu
LAPORAN RESMI UJIAN AKHIR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I 4

sumber tegangan dan hambatan beban disambung lagi ke III. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
rangkaian lalu diukur arus yang melalui resistor beban
A. ANALISA DATA
tersebut. Kemudian dilakukan percobaan yang sama
sebanyak 5 kali. Arus Norton diperoleh dari tegangan Dari percobaan Theorema Thevenin dan Norton pada kali
Thevenin dibagi hambatan Thevenin. Setelah proses ini, telah didapatkan data-data yang disajikan dalam bentuk
pengukuran selesai, kemudian dilakukan perhitungan secara tabel sebagai berikut :
teoritis. Lalu hasil pengukuran dan perhitungan
Tabel 2
dibandingkan dan dicari nilai error-nya. Data nilai resistansi tiap resistor dan sumber tegangan yang digunakan
D. FLOW CHART No. Data Nilai
Diagram alir pada percobaan ini adalah sebagai 1. VS 3,25 Volt
berikut: 2. R1 260 Ω
3. R2 330 Ω
4. R3 1200 Ω
5. R4 478 Ω
6. R5 398 Ω
7. RL 330 Ω

Tabel 3
Data Hasil Percobaan
Pengulang
VTH RTH
an
1. 2,53 V 438 Ω
2. 2,54 V 440 Ω
3. 2,53 V 439 Ω
4. 2,54 V 440 Ω
5. 2,54 V 440 Ω
Rata-Rata 2,536 V 439,4 Ω

B. ANALISA PERHITUNGAN
Telah dilakukan perhitungan berupa RTH dan VTH
menggunakan data Sumber Tegangan (Vs) dan Resistansi
pada rangkaian percobaan. Berikut penjabaran
perhitungannya:
a) Mencari Rth ( Analisa Y(R2, R3, R4) menjadi Delta(Ra,
Rb, Rc) serta penyederhanaan seri-parallel)

330 . 1200 + 330 . 5478 + 1200 . 478 1127340


Ra = =
330 330
= 3416,18 Ω
330 . 1200 + 330 . 5478 + 1200 . 478
Rb =
1200
1127340
= = 939,45 Ω
1200
330 . 1200 + 330 . 5478 + 1200 . 478 1127340
Rc = =
478 478
= 2358,45 Ω
398 . 𝑅𝑏 398 . 939,45
PI = = = 279,56 Ω
398 + 𝑅𝑏 398 + 939,45
260 . 𝑅𝑐 398 . 939,45
PII = = = 234,18 Ω
260 + 𝑅𝑐 398 + 939,45
SI = PI + PII = 513,74 Ω
𝑆𝐼 . 𝑅𝑎 513,74 . 3416,18
PIII = = = 446,58 Ω
𝑆𝐼 + 𝑅𝑎 513,74 + 3416,18

b) Mencari Vth (VAB) (Analisa Mesh dan Node)


 Mesh Analysis
Gambar 3. Flowchart E4
Mesh 1 :
LAPORAN RESMI UJIAN AKHIR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I 5

ΔV = 0 diasumsikan sebagai resistansi Thevenin. Dua titik


(R1+R2+R3)i1 - R2i2 - Vs = 0 pengamatan diambil dua titik berseberangan antara
(260+330+1200) i1 - 330 i2 = 3,25 resistor beban. Data yang sudah diambil pada percobaan
1790 i1 - 330 i2 = 3,25 ………………….. (1) ini kemudian disajikan dalam bentuk tabel pada Tabel 2.
Untuk mengakurasi data yang diambil, pada saat
Mesh 2 : pengambilan data menggunakan multimeter, dilakukan
ΔV = 0 juga pengambilan data dengan menggunakan simulasi
(R2+R4+R5)i2 - R2i1 = 0 pada aplikasi Proteus.
(330+478+398) i2 - 330 i1 = 0 Sedangkan pada percobaan Theorema Norton, data
1206 i2 - 330 i1 = 0 ……………………… (2) yang diambil pada rangkaian percobaan adalah
data nilai kuat arus antara dua titik pengamatan seperti
590700 i1 – 108900 i2 = 1072,5 yang telah dijelaskan sebelumnya. Nilai kuat arus ini
-590700 i1 + 2158740 i2 = 0 + diasumsikan sebagai kuat arus Norton. Namun,
2049840 i2 = 1072,5 pengambilan data nilai arus ini tidak bisa dilakukan
i2 = 0,0005232 Ampere dikarenakan pada saat dibandingkan dengan data
i1 = 0,0019121 Ampere simulasi proteus, data yang diambil sangat jauh berbeda.
 Node Analysis Ada beberapa penyebab mengapa data nilai arus ini tidak
VTH = VAB bisa didapat. Namun, diasumsikan penyebab terkuatnya
VTH = VR3 + VR4 adalah terjadinya error pada alat ukur yang digunakan.
= i1R3 + i2R4 Akhirnya, nilai kuat arus Norton tidak bisa didapatkan.
= 0,0005232(1200) + 0,0019121(478) Sedangkan untuk nilai resistansi ekivalensi Norton, cara
= 2,5445 Volt pengukurannya sama dengan pengukuran pada resistansi
Thevenin.
Tabel 4 Setelah hasil percobaan didapatkan, data hasil
Data hasil pengukuran dan perhitungan beserta besar Error percobaan dibandingkan dengan data hasil perhitungan.
Data Pengukuran Perhitungan Error Hasil perhitungan didapatkan dengan cara menganalisa
VTH 2,536 V 2,5445 0,334% komponen secara perhitungan. Komponen-komponen
RTH 439,4 446,58 1,607% yang sudah diukur nilai satuannya, dianalisa pada saat
disusun dalam rangkaian secara perhitungan. Analisa
perhitungan menggunakan analisa transformasi wye to
C. PEMBAHASAN delta lalu menggunakan analisa node dan mesh untuk
Praktikum ini adalah praktikum Theorema Thevenin mendapatkan nilai resistansi Thevenin dan tegangan
dan Norton (E6). Praktikum ini bertujuan untuk Thevenin seperti yang tertera pada bagian sebelumnya.
mempelajari penggunaan Theorema Thevenin dan Dari analisa perhitungan didapat nilai RTH sebesar
Norton dalam rangkaian arus searah dan untuk 446,58 Ω. Sedangkan nilai VTH sebesar 2,5445 V. Hasil
membandingkan hasil percobaan dengan hasil perhitungan ini tidak jauh berbeda dari hasil percobaan
perhitungan. Praktikum ini menggunakan media berupa rata-rata dengan nilai RTH yang didapat adalah 439,4 Ω
beberapa resistor dengan berbagai macam tingkat dan nilai VTH sebesar 2,536 V.
resistivitasnya yang disusun sedemikian rupa menjadi Hasil percobaan dan hasil perhitungan yang didapat
rangkaian rumit. Prinsip yang digunakan dalam kemudian dibandingkan dan dicari nilai error atau besar
percobaan ini adalah Theorema Thevenin dan Norton. penyimpangan data. Besar penyimpangan didapatkan
Theorema Thevenin dan Norton adalah dua hukum nilai sebesar 0,334 % untuk data VTH dan 1,607 % untuk
tentang penyerdehanaan suatu rangkaian rumit yang tidak data RTH. Jika dilihat dari nilai error atau besar
bisa dianalisa dengan hanya Hukum Ohm dan Hukum penyimpangan yang tidak terlalu besar, maka
Kirchoff. Theorema Thevenin memberlakukan bahwa disimpulkan nilai hasil percobaan tingkat akurasinya
suatu rangkaian listrik yang rumit dapat disederhanakan hampir tepat.
menjadi suatu rangkaian yang terdiri dari suatu sumber
tegangan yang dihubungkan secara seri dengan tegangan IV. KESIMPULAN
ekivalennya. Sedangkan Theorema Norton berlaku
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa suatu rangkaian rumit bisa disederhanakan
bahwa dengan menerapkan teorema Thevenin dan Norton
menjadi suatu sumber arus yang dibungkan secara
dapat menyelesaikan permasalahan pada rangkaian listrik
parallel dengan tegangan ekivalennya.
untuk menentukan arus yang mengalir dalam resistor
Oleh karena definisi di atas, maka pada percobaan
variable dan hasil dari perhitungan dengan pengukuran
Theorema Thevenin dilakukan pengukuran tegangan di
memiliki hasil yang berbeda, hasil perhitungan Vth sebesar
antara dua titik pengamatan. Nilai tegangan ini kemudian
2.5445 V dan Rth sebesar 446,58 ohm sedangkan untuk
diasumsikan menjadi tegangan Thevenin. Lalu dari dua
hasil pengukuran Vth sebesar 2,536 V dan Rth sebesar
titik tersebut diukur nilai resistansi ekivalen pada
439,4 ohm.
rangkaian setelah daya pada power supply dicabut dan
dijadikan hubungan singkat. Nilai resistansi ini kemudian
LAPORAN RESMI UJIAN AKHIR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I 6

UCAPAN TERIMA KASIH


Kami dari kelompok praktikum E4, selaku penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Iim Fatimah selaku
dosen pembimbing, Inda Hal Ulya selaku assisten
laboratorium percobaan teorema Thevenin dan Norton (E4),
teman-teman kelompok praktikum (E4) eldas C, serta
pihak-pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan
ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonim. 2017. “Arus Listrik: Pengertian, Hambatan, Dan
Rumus Beserta Contoh Soalnya Secara Lengkap” dalam
http://www.gurupendidikan.co.id/arus-listrik-pengertian-
hambatan-dan-rumus-beserta-contoh-soalnya-secara-lengkap/
diakses pada 18 November 2017 pada 21.00 WIB.
[2] Douglas C. Giancoli. 2014. “Physics Principles with Applications
Seventh Edition”. California: Pearson Education, Inc.
[3] Young Freedman. 2012. “Fisika Universitas. Jakarta” : Erlangga.
[4] Sadiku Mathew. 2009. “Fundamental of Electric Circuits”. New
York: Mc. Graw Hill.
[5] Sears Zemansky and Francis Weston. 1954. “Fisika untuk
Universitas II Listrik Magnit”. Jakarta: Binatjipta.
[6] Alexander,Charles K. 1999. "Fundamental of Electric Circuits".
New York: McGraw-Hill Education.

Anda mungkin juga menyukai