Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru adalah pendidik professional yang mempunyai tugas, fungsi dan
peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru yang professional
diharapkan mampu berpartisipasi dalam pembangunan nasional untuk
mewujudkan insan Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki jiwa estetis, etis, berbudi
pekerti luhur, dan berkepribadian. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa
masa depan masyarakat, bangsa, dan Negara sebagian besar ditentukan oleh guru.
Oleh sebab itu, profesi guru perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara
terus menerus dan proporsional menurut jabatan fungsional guru. Selain itu, agar
fungsi dan tugas yang melekat pada jabatan fungsional guru dilaksanakan sesuai
dengan aturan yang berlaku. Maka diperlukan penilaian kinerja guru yang
menjamin terjadinya proses pembelajaran yang berkualitas di semua jenjang
pendidikan.
Pelaksanaan penilaian kinerja guru dimaksudkan bukan untuk
menyulitkan guru, tetapi sebaliknya kinerja guru dilaksanakan untuk mewujudkan
guru yang professional, karena harkat dan martabat suatu profesi ditentukan oleh
kualitas layanan profesi yang bermutu. Selain hal tersebut, penilaian kinerja guru
juga untuk menunjukkan secara tepat tentang kegiatan guru di dalam kelas, dan
membantu mereka untuk meningkatkan pengetahuan serta ketrampilannya.
Dengan demikian diharapkan dapat memberikan konstribusi secara langsung pada
peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan sekaligus membantu
pengembangan karier guru sebagai tenaga professional.
Untuk meyakinkan bahwa setiap guru adalah tenaga professional di
bidangnya, maka penilaian kinerja guru harus dilakukan terhadap guru di semua
satuan pendidikan formal yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, dan masyarakat. Guru dimaksud tidak terbatas pada guru yang bekerja di
satuan pendidikan di bawah kewenangan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, tetapi juga mencakup guru yang bekerja di satuan pendidikan di
lingkungan Kementerian Agama.

1
Hasil penilaian kinerja guru dapat dimanfaatkan untuk menyusun profil
kinerja guru sebagai input dalam penyusunan program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan. Hasil penilaian kinerja guru juga merupakan dasar
penetapan perolehan angka kredit guru dalam rangka pengembangan karier guru
sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Jika semua ini dapat dilaksanakan dengan
baik dan objektif, maka cita-cita pemerintah untuk menghasilkan “ insan yang
cerdas komprehensif dan berdaya saing tinggi “ lebih cepat direalisasikan.
B. Tujuan
Mata Diklat Konsep Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) ini disusun untuk memperluas pemahaman
semua pihak khususnya guru dalam memahami tujuan dan manfaat pelaksaaan
Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(PKB)

BAB II
KONSEP PENILAIAN KINERJA GURU DAN PENGEMBANGAN
KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)

A. Pengertian Penilaian Kinerja Guru (PKG)

Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, penilaian kinerja guru adalah
penilaian yang dilakukan terhadap setiap butir kegiatan tugas utama guru dalam

2
rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya. Pelaksanaan tugas utama
guru tidak dapat dipisahkan dari kemampuan seorang guru dalam penguasaan dan
penerapan kompetensinya. Dalam hal ini adalah kompetensi yang sangat
diperlukan bagi guru seperti yang diamanatkan oleh Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru. Penguasaan dan penerapan kompetensi sangat
menentukan tercapainya kualitas proses pembelajaran, pembimbingan peserta
didik, dan pelaksanaan tugas tambahan yang relevan yang sesuai dengan fungsi
sekolah/madrasah. Untu itu perlu dikembangkan system penilaian kinerja guru.
Sistem Penilaian Kinerja Guru adalah sebuah system pengelolaan kinerja
berbasis guru yang didesain untuk mengevaluasi tingkatan kinerja guru secara
individu dalam rangka mencapai kinerja sekolah secara maksimal yang
berdampak pada peningkatan prestasi peserta didik. Ini merupakan bentuk
penilaian yang sangat penting mengukur kinerja guru dalam melaksanakan
pekerjaannya sbagai bentuk akuntabilitas sekolah. Pada dasarnya system penilaian
kinerja guru bertujuan untuk:

1. Menentukan tingkat kompetensi seorang guru


2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja guru dan sekolah
3. Menyajikan suatu landasan untuk pengambilan keputusan dalam
mekanisme penetapan efektif atau kurang efektifnya kinerja guru
4. Menyediakan landasan untuk program pengembangan keprofesian
berkelanjutan bagi guru
5. Menjamin bahwa guru melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
serta mempertahankan sikap-sikap dalam system peningkatan promosi
dan karir guru serta bentuk penghargaan lainnya.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penilaian kinerja guru memiliki dua
fungsi utama, yaitu untuk :

1. Menilai unjuk kerja (kinerja) guru dalam menerapkan semua


kompetensi yang diperlukan pada proses pembelajaran,
pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah. Dengan demikian, hasil penilaian kinerja

3
menjadi profil kinerja guru yang dapat memberikan gambaran
kekuatan dan kelemahan guru. Profil kinerja guru juga dimaknai
sebagai suatu analisis kebutuhan atau audit ketrampilan untuk setiap
guru yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan
pengembanagan keprofesian berkelanjutan bagi guru.
2. Menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja
pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang
relevan dengan tugas sekolah/madrasah pada tahun kinerja guru
dilaksanakan.

Hasil penilaian kinerja guru diharapkan dapat bermanfaat untuk


menentukan berbagai kebijakan yang terkait dengan peningkatan kompetensi dan
profesionalisme guru sebagai ujung tombak pelaksanaan proses pendidikan dalam
menciptkan insane yang cerdas, komprehensif dan berdaya saing tinggi. Penilaian
kinerja guru merupakan acuan bagi sekolah /madrasah untuk menetapkan
pengembangan karir dan promosi guru. Bagi guru, penilaian kinerja guru
merupakan pedoman untuk mengkaji kekuatan dan kelemahan individu dalam
rangka memperbaiki kualitas kinerjanya.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar
Kualifikasi dan Kompetensi Konselor.
6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah.

4
8. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 14 Tahun 2010 dan Nomor 03/V/PB/2010 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 tahun 2010 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

B. Syarat Sistem PK GURU


Persyaratan penting dalam sistem PK GURU adalah:
1. Valid
Sistem PK GURU dikatakan valid bila aspek yang dinilai benar-benar mengukur
komponen-komponen tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran,
pembimbingan, dan/atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
2. Reliabel
Sistem PK GURU dikatakan reliabel atau mempunyai tingkat kepercayaan tinggi
jika proses yang dilakukan memberikan hasil yang sama untuk seorang guru yang
dinilai kinerjanya oleh siapapun dan kapan pun.

3. Praktis
Sistem PK GURU dikatakan praktis bila dapat dilakukan oleh siapapun dengan
relatif mudah, dengan tingkat validitas dan reliabilitas yang sama dalam semua
kondisi tanpa memerlukan persyaratan tambahan. Salah satu karakteristik dalam
desain PK GURU adalah menggunakan cakupan kompetensi dan indikator kinerja
yang sama bagi 4 (empat) jenjang jabatan fungsional guru (Guru Pertama, Guru
Muda, Guru Madya, dan Guru Utama).

C. Prinsip Pelaksanaan PK GURU


Prinsip-prinsip utama dalam pelaksanaan PK GURU adalah sebagai berikut.
1. Berdasarkan ketentuan
PK GURU harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan mengacu pada
peraturan yang berlaku.
2. Berdasarkan kinerja
Aspek yang dinilai dalam PK GURU adalah kinerja yang dapat diamati dan
dipantau, yang dilakukan guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, yaitu
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, pembimbingan, dan/atau tugas
tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
3. Berlandaskan dokumen PK GURU

5
Penilai, guru yang dinilai, dan unsur yang terlibat dalam proses PK GURU harus
memahami semua dokumen yang terkait dengan sistem PK GURU. Guru dan
penilai harus memahami pernyataan kompetensi dan indikator kinerjanya secara
utuh, sehingga keduanya mengetahui tentang aspek yang dinilai serta dasar dan
kriteria yang digunakan dalam penilaian.
4. Dilaksanakan secara konsisten
PK GURU dilaksanakan secara teratur setiap tahun diawali dengan penilaian
formatif di awal tahun dan penilaian sumatif di akhir tahun dengan
memperhatikan hal-hal berikut.

a) Obyektif
Penilaian kinerja guru dilaksanakan secara obyektif sesuai dengan kondisi nyata
guru dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
b) Adil
Penilai kinerja guru memberlakukan syarat, ketentuan, dan prosedur standar
kepada semua guru yang dinilai.
c) Akuntabel
Hasil pelaksanaan penilaian kinerja guru dapat dipertanggungjawabkan.
d) Bermanfaat
Penilaian kinerja guru bermanfaat bagi guru dalam rangka peningkatan kualitas
kinerjanya secara berkelanjutan dan sekaligus pengembangan karir profesinya.
e) Transparan
Proses penilaian kinerja guru memungkinkan bagi penilai, guru yang dinilai, dan
pihak lain yang berkepentingan, untuk memperoleh akses informasi atas
penyelenggaraan penilaian tersebut.
f) Praktis
Penilaian kinerja guru dapat dilaksanakan secara mudah tanpa mengabaikan
prinsip-prinsip lainnya.
g) Berorientasi pada tujuan
Penilaian dilaksanakan dengan berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan.
h) Berorientasi pada proses
Penilaian kinerja guru tidak hanya terfokus pada hasil, namun juga perlu
memperhatikan proses, yakni bagaimana guru dapat mencapai hasil tersebut.
i) Berkelanjutan
Penilaian kinerja guru dilaksanakan secara periodik, teratur, dan berlangsung
secara terus menerus selama seseorang menjadi guru.
j) Rahasia

6
Hasil PK GURU hanya boleh diketahui oleh pihak-pihak terkait yang
berkepentingan.

B . Pengertian Pengmebangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

Berdasarkan Permennegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009


yang dimaksud dengan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) adalah
pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap,
berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.
Melalui kesadaran untuk memenuhi standar kompetensi profesinya serta upaya
untuk memperbaharui dan meningkatkan kompetensi profesional selama periode bekerja
sebagai guru, PKB dilakukan dengan komitmen secara holistik terhadap struktur
keterampilan dan kompetensi pribadi atau bagian penting dari kompetensi profesional.
Dalam hal ini adalah suatu komitmen untuk menjadi profesional dengan memenuhi
standar kompetensi profesinya, selalu memperbaharuimya, dan secara berkelanjutan
untuk terus berkembang. PKB merupakan kunci untuk mengoptimalkan kesempatan
pengembangan karir baik saat ini maupun ke depan.
Untuk itu, PKB harus mendorong dan mendukung perubahan khususnya di dalam
praktik-praktik dan pengembangan karir guru. Pada prinsipnya, PKB mencakup kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi Dengan perencanaan dan refleksi pada
pengalaman belajar guru dan/atau praktisi pendidikan akan mempercepat pengembangan
pengetahuan dan keterampilan guru serta kemajuan karir guru dan/atau praktisi
pendidikan
PKB merupakan salah satu komponen pada unsur utamayang kegiatannya
diberikan angka kredit. Sedangkan, unsur utama yang lain, sebagaimana dijelaskan pada
bab V pasal 11, adalah: (a) Pendidikan dan (b) Pembelajaran / Bimbingan .

a .Tujuan dan Manfaat


PKB bagi guru memiliki tujuan umum untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan
di sekolah/madrasah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Sedangkan tujuan
khusus PKB adalah sebagai berikut.
1. Memfasiltasi guru untuk mencapai standar kompetensi profesi yang telah ditetapkan.
2. Memfasilitasi guru untuk terus memutakhirkan kompetensi yang mereka miliki
sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke depan berkaitan dengan profesinya.

7
3. Memotivasi guru-guru untuk tetap memiliki komitmen melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai tenaga profesional.
4. Mengangkat citra, harkat, martabat profesi guru, rasa hormat dan kebanggaan kepada
penyandang profesi guru.
b. Manfaat PKB
Manfaat PKB yang terstruktur, sistematik dan memenuhi kebutuhan peningkatan
profesionalan guru adalah sebagai berikut.
1. Bagi Siswa
Siswa memperoleh jaminan kepastian untuk mendapatkan pelayanan dan pengalaman
belajar yang efektif untuk meningkatkan potensi diri secara optimal melalui penguasaan
iImu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan perkembangan masyarakat abad 21 serta
memiliki jati diri sebagai pribadi yang luhur sesuai nilai-nilai keluruhan bangsa.
2 . Bagi Guru
PKB memberikan jaminan kepada guru untuk menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kepribadian yang kuat sesuai dengan profesinya yang bermartabat,
terlindungi, sejahtera, dan profesional agar mampu menghadapi perubahan internal dan
eksternal dalam kehidupan abad 21 selama karirnya.
3. Bagi Sekolah/Madrasah
PKB memberikan jaminan terwujudnya sekolah/madrasah sebagai sebuah organisasi
pembelajaran yang efektif dalam rangka meningkatkan kompetensi, motivasi, dedikasi,
loyalitas, dan komitmen pengabdian guru dalam memberikan layanan pendidikan yang
berkualitas kepada peserta didik.
4. Bagi Orang Tua/Masyarakat
PKB memberikan jaminan bagi orang tua/masyarakat bahwa sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuannya masing-masing anak mereka di sekolah memperoleh bimbingan dari
guru yang mampu bekerja secara profesional dan penuh tanggung jawab dalam
mewujudkan kegiatan pembelajaran secara efektif, efisien, dan berkualitas sesuai dengan
kebutuhan masyarakat lokal, nasional dan global.
5. Bagi Pemerintah
Dengan kegiatan PKB, pemerintah mampu memetakan kualitas layanan pendidikan
sebagai upaya pembinaan, pengembangan, dan peningkatan kinerja guru serta dalam
rangka mewujudkan dalam pemberian pelayanan pendidikan yang berkualitas antar
sekolah sejenis dan setingkat.

c. Unsur-Unsur Pengembangan keprofesian Berkelanjutan (PKB)

8
Unsur kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terdiri dari tiga
macam kegiatan, yaitu:
1. Pengembangan Diri
Kegiatan Pengembangan Diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan
profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan undangan agar mampu melaksanakan tugas pokok dan
kewajibannya dalam pembelajaran/pembimbingan termasuk pelaksanaan tugas-tugas
tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/ madrasah. Kegiatan pengembangan
diri terdiri dari diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru untuk mencapai dan/atau
meningkatkan kompetensi profesi guru yang mencakup: kompetensi pedagogis,
kepribadian, sosial, dan profesional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sedangkan
untuk mampu melaksanakan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah, program PKB diorientasikan kepada kegiatan peningkatan
kompetensi sesuai dengan tugas-tugas tambahan tersebut (misalnya kompetensi bagi
kepala sekolah, kepala laboratorium, kepala perpustakaan, dsb).
Diklat fungsional adalah kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau
latihan yang bertujuan untuk mencapai standar kompetensi profesi yang ditetapkan
dan/atau meningkatkan keprofesian untuk memiliki kompetensi di atas standar
kompetensi profesi dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan kegiatan kolektif guru
adalah kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan pertemuan ilmiah atau kegiatan
bersama yang bertujuan untuk mencapai standar atau di atas standar kompetensi
profesi yang telah ditetapkan. Kegiatan kolektif guru mencakup: (1) kegiatan
lokakarya atau kegiatan kelompok guru (KKG, MGMP, KKKS, MKKS, KKPS, dan
MKPS); (2) pembahas atau peserta pada seminar, koloqium, diskusi pannel atau
bentuk

a. Mengikuti Diklat Fungsional

b. Melaksanakan Kegiatan Kolektif Guru

9
 Lokakarya atau kegiatan bersama (seperti kelompok musyawarah
kerja guru) untuk penyusunan perangkat kurkulum dan atau
pembelajaran.

 Kegiatan ilmiah seperti seminar, kolonium,diskusi panel atau


bentuk pertemuan ilmiah yang lain.

 Kegiatan kolektif lainnya yang sesuai dengan tugas dan kewajiban


guru (KKG/MGMP)

2. Publikasi Ilmiah
Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan
kepada masyarakat sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas
proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan secara
umum. Publikasi ilmiah mencakup 3 kelompok kegiatan, yaitu:

a. presentasi pada forum ilmiah; sebagai pemrasaran/nara sumber


pada seminar, lokakarya ilmiah, koloqium atau diskusi ilmiah;

b. publikasi ilmiah hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang


pendidikan formal. Publikasi ilmiah ini mencakup pembuatan:

1) karya tulis berupa laporan hasil penelitian pada bidang


pendidikan di sekolahnya

2) tulisan ilmiah populer di bidang pendidikan formal dan


pembelajaran pada satuan pendidikanyang dimuat di:

• jurnal tingkat nasional yang terakreditasi;

• jurnal tingkat nasional yang tidak terakreditasi/tingkat provinsi;

• jurnal tingkat lokal (kabupaten/kota/sekolah/-madrasah, dsb.

10
c. publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan dan/atau pedoman
guru. Publikasi ini mencakup pembuatan:

 Buku Pelajaran

1) Buku Pelajaran yang lolos penilaian oleh BSNP

2)Buku Pelajaran yang dicetak oleh penerbit dan ber ISBN

3)Buku Pelajaran yang dicetak oleh penerbit tetapi belum ber


ISBN

 Modul/Diklat Pembelajaran per Semester

1)Modul dan diktat yang digunakan di tingkat propinsi

2)Modul dan diktat yang digunakan di tingkat kota/kabupaten

3)Modul dan diktat yang digunakan di sekolah/madrasah

 Buku Dalam Bidang Pendidikan

1)Buku dalam bidang pendidikan yang dicetak oleh penerbit dan


ber ISBN

2)Buku dalam bidang pendidikan yang dicetak oleh penerbit tetapi


belum ber ISBN

 Karya Terjemahan

 Buku Pedoman Guru3

3. Pelaksanaan Karya Inovatif

a. Menemukan Teknologi Tepat Guna (Karya Sains/Teknologi)

11
b. Menemukan/Menciptakan Karya Seni

1)Seni Sastra

2)Seni Desain Komunikasi Visual

3)Seni Busana

4)Seni Rupa

5)Seni Pertunjukan

c .Membuat/Memodifikasi Alat Pelajaran/Peraga/Pratikum


1). Sub unsur Membuat Alat Pelajaran
2) Sub unsur Membuat Alat Peraga
3) Sub unsur Membuat Alat Pratikum

d . Mengikuti Pengembangan Penyusunan Standar, Pedoman, Soal dan Sejenisnya

 Tingkat nasional

 Tingkat Propinsi

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Sebagai guru yang professional mempunyai tugas utama mendidik, mengajar,


membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Pengertian
guru profesional adalah orang yang mempunyai kewenangan serta bertanggung jawab
tentang pendidikan anak didiknya, baik secara individual atau klasikal, di sekolah atau di
luar sekolah. Oleh sebab itu, profesi guru perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara terus
menerus dan proporsional menurut jabatan fungsional guru.
Selain itu, agar fungsi dan tugas yang melekat pada jabatan fungsional guru dilaksanakan
sesuai dengan aturan yang berlaku, maka diperlukan penilaian kinerja guru yang menjamin
terjadinya proses pembelajaran yang berkualitas di semua jenjang pendidikan.. Penilaian kinerja

12
guru adalah penilaian yang dilakukan terhadap setiap butir kegiatan tugas utama guru
dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya. Tujuan daripada Penilaian
Kinerja Guru adalah Menentukan tingkat kompetensi seorang guru, meningkatkan efisiensi
dan efektifitas kinerja guru dan sekolah, serta menjamin bahwa guru melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya serta mempertahankan sikap-sikap dalam system peningkatan
promosi dan karir guru serta bentuk penghargaan lainnya.
Pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan
kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan
untuk meningkatkan profesionalitasnya.Melalui kesadaran untuk memenuhi standar
kompetensi profesinya serta upaya untuk memperbaharui dan meningkatkan kompetensi
profesional selama periode bekerja sebagai guru. PKB dilakukan dengan komitmen
secara holistik terhadap struktur keterampilan dan kompetensi pribadi atau bagian penting
dari kompetensi profesional. Dalam hal ini adalah suatu komitmen untuk menjadi
profesional dengan memenuhi standar kompetensi profesinya, selalu memperbaharuimya,
dan secara berkelanjutan untuk terus berkembang. PKB merupakan kunci untuk
mengoptimalkan kesempatan pengembangan karir baik saat ini maupun ke depan.
Untuk itu, PKB harus mendorong dan mendukung perubahan khususnya di dalam
praktik-praktik dan pengembangan karir guru. Pada prinsipnya, PKB mencakup kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi Dengan perencanaan dan refleksi pada
pengalaman belajar guru dan/atau praktisi pendidikan akan mempercepat pengembangan
pengetahuan dan keterampilan guru serta kemajuan karir guru dan/atau praktisi
pendidikan

13
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Pusat Pengembangan Profesi
Pendidik, 2012. Pedoman Pelaksanaan Kinerja Guru, Jakarta.
Lembaga Adminstrasi Negara, (2008), Modul Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan
Tingkat III Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Jakarta,
Mulyasa,E. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung. Alfabeta
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No.16
Tahun 2009. Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Jakarta.
Permenpan no 84/1993 : Tentang Penetapan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditny.Jakarta
Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya. Jakarta
Permendikbud Nomor 5 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan. Jakarta

14

Anda mungkin juga menyukai