Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain seringkali terjadi dalam industri
proses. Pada kebanyakan pengerjaan, diperlukan pemasukan atau pengeluaran kalor,
untuk mencapai dan mempertahankan keadaan yang dibutuhkan sewaktu proses
berlangsung. Kondisi pertama yaitu mencapai keadaan yang dibutuhkan untuk
pengerjaan, terjadi umpamanya bila pengerjaan harus berlangsung pada suhu tertentu
dan suhu ini harus dicapai dengan jalan pemasukan atau pengeluaran kalor. Kondisi
kedua yaitu mempertahankan keadaan yang dibutuhkan untuk operasi proses, terdapat
pada pengerjaan eksoterm dan endoterm. Disamping perubahan secara kimia, keadaan
ini dapat juga merupakan pengerjaan secara alami. Dengan demikian, Pada
pengembunan dan penghabluran (kristalisasi) kalor harus dikeluarkan. Pada penguapan
dan pada umumnya juga pada pelarutan, kalor harus dimasukkan. Hukum alam
menyatakan bahwa kalor adalah suatu bentuk energi.
Perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai berpindahnya energi dari suatu
daerah ke daerah lainnya, sebagai akibat dari perbedaan temperatur antara kedua daerah
tersebut. Bila dalam suatu sistem terdapat gradien suhu, atau bila dua sistem yang
suhunya berbeda disinggungkan,maka akan terjadi perpindahan energi. Proses ini
disebut sebagai perpindahan panas (Heat Transfer). Dari titik pandang teknik
(engineering), Analisa perpindahan panas dapat digunakan untuk menaksir biaya,
kelayakan, dan besarnya peralatan yang diperlukan untuk memindahkan sejumlah panas
tertentu dalam waktu yang ditentukan. Ukuran ketel, pemanas, mesin pendingin, dan
penukar panas tergantung tidak hanya pada jumlah panas yang harus dipindahkan, tetapi
terlebih-lebih pada laju perpindahan panas pada kondisi-kondisi yang ditentukan.
Beroperasinya dengan baik komponen-komponen peralatan, seperti misalnya sudu-sudu
turbin atau dinding ruang bakar, tergantung pada kemungkinan pendinginan logam-
logam tertentu dengan membuang panas secara terus menerus pada laju yang tinggi dari
suatu permukaan. Juga pada rancang-bangun (design) mesin-mesin listrik, transformator

1
dan bantalan, harus diadakan analisa perpindahan panas untuk menghindari konduksi-
konduksi yang akan menyebabkan pemanasan yang berlebihan dan merusakan
peralatan.
Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair
(contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah
kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan
secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan.Penguapan
ialah bagian esensial dari siklus air. Uap air di udara akan berkumpul dan menjadi
awan.Lantaran pengaruh suhu, partikel uap air yang berukuran kecil bisa bergabung
(berkondensasi) menjadi butiran air dan turunlah hujan. Siklus air terjadi terus-menerus.
Energi surya menggerakkan penguapan air dari danau, samudera, embun serta sumber
air lainnya.Dalam hidrologi penguapan & transpirasi (yang melibatkan penguapan di
dalam stomata tumbuhan) dengan kolektif diistilahkan sebagai evapotranspirasi.
Evaporasi merupakan penguapan air dari permukaan air, tanah, dan bentuk
permukaan bukan vegetasi lainnya oleh proses fisika. Energi (radiasi) matahari dan
ketersediaan air adalah dua unsur utama dari proses evaporasi. Evaporasi dapat terjadi
pada tubuh perairan (seperti laut, sungai, danau, waduk) permukaan tanah dan tumbuh-
tumbuhan (disebut transpirasi), adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan dan
kelambatan evaporasi dan transpirasi disuatu kawasan ada bermacam-macam antara
lain: temperatur air dan udara, kelembaban udara, kecepatan tiupan angin, tekanan
udara, intensitas sinar matahari, dan lain-lain.
Sedangkan alat yang digunakan dalam proses evaporasi dinamakan evaporator,
yaitu suatu alat yang memiliki fungsi untuk mengubah keseluruhan atau sebagian suatu
pelarut dari sebuah larutan berbentuk cair menjadi uap sehingga hanya menyisakan
larutan yang lebih padat atau kental.
Unit operasi yang digunakan untuk proses evaporasi disebut evaporator.
Evaporator umumnya memiliki empat komponen dasar, yaitu tabung penguapan, alat
penukar panas, kondensor, dan sistem untuk menjaga tekanan vakum. Evaporator
banyak digunakan pada industri kimia dan mineral, karena unit operasi tersebut
merupakan unit yang vital.

2
Pemisahan evaporasi berbeda dengan distilasi. Pada evaporasi, uap yang
dihasilkan biasanya komponen tunggal, dan jika uap yang dihasilkan masih berupa
campuran, tidak ada usaha untuk memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Dalam distilasi,
uap yang dihasilkan masih memiliki komponen yang lebih dari satu, dan terkadang
masih dipisahkan lagi menjadi fraksi-fraksi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, permasalahan yang
harus dipecahkan dalam makalah ini adalah :
1. Apa saja jenis-jenis Evaporator?
2. Bagaimana cara kerja dari evaporator?
3. Bagaimana proses perpindahan panas pada evaporator?

1.3 Tujuan Masalah

1. Agar mahasiswa dapat mempelajari lebih dalam tentang evaporasi


2. Agar mahasiswa dapat memahami cara kerja evaporator
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami bagaimana perpidahan
panas yang terjadi pada evaporator

1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mempelajari lebih dalam tentang evaporasi
2. Mahasiswa menjadi paham tentang hal – hal yang berkaitan dengan
evaporasi dan cara kerja dari evaporator
3. Mahasiswa dapat memahami proses perpindahan panas pada evaporator

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Evaporator

Evaporator adalah alat industri untuk memekatkan larutan dengan jalan


menguapkan pelarutnya. Jadi hasil utamanya adalah cairan dengan konsentrasi yang
lebih pekat. Evaporator melibatkan peristiwa transfer massa, yaitu dengan adanya
perpindahan massa dari fasa cair ke uap pada peristiwa penguapan pelarut, dan transfer
panas, yaitu adanya energi panas yang diperlukan untuk menguapkan pelarut. Sumber
panas yang biasa digunakan adalah uap air (steam).
Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau
keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap.
Evaporator mempunyai dua prinsip dasar, untuk menukar panas dan untuk memisahkan
uap yang terbentuk dari cairan. Evaporator umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu
penukar panas, bagian evaporasi (tempat di mana cairan mendidih lalu menguap), dan
pemisah untuk memisahkan uap dari cairan lalu dimasukkan ke dalam kondenser
(untuk diembunkan/kondensasi) atau ke peralatan lainnya. Hasil dari evaporator
(produk yang diinginkan) biasanya dapat berupa padatan atau larutan berkonsentrasi.
Larutan yang sudah dievaporasi bisa saja terdiri dari beberapa komponen volatil (mudah
menguap). Evaporator biasanya digunakan dalam industri kimia dan industri makanan.
Pada industri kimia, contohnya garam diperoleh dari air asin jenuh (merupakan contoh
dari proses pemurnian) dalam evaporator. Evaporator mengubah air menjadi uap,
menyisakan residu mineral di dalam evaporator. Uap dikondensasikan menjadi air yang
sudah dihilangkan garamnya. Pada sistem pendinginan, efek pendinginan diperoleh dari
penyerapan panas oleh cairan pendingin yang menguap dengan cepat (penguapan
membutuhkan energi panas). Evaporator juga digunakan untuk memproduksi air
minum, memisahkannya dari air laut atau zat kontaminasi lain.

4
2.2 Jenis-Jenis Evaporator

2.2.1 Tipe evaporator berdasarkan banyak proses

1. Evaporator efek tunggal (single effect)


Yang dimaksud dengan single effect adalah bahwa produk hanya melalui satu
buah ruang penguapan dan panas diberikan oleh satu luas permukaan pindah panas.

Evaporator single effects

2. Evaporator efek ganda


Di dalam proses penguapan bahan dapat digunakan dua, tiga, empat atau lebih
dalam sekali proses, inilah yang disebut dengan evaporator efek majemuk. Penggunaan
evaporator efek majemuk berprinsip pada penggunaan uap yang dihasilkan dari
evaporator sebelumnya.Tujuan penggunaan evaporator efek majemuk adalah untuk
menghemat panas secara keseluruhan , hingga akhirnya dapat mengurangi ongkos
produksi. Keuntungan evaporator efek majemuk adalah merupakan penghematan yaitu
dengan menggunakan uap yang dihasilkan dari alat penguapan untuk memberikan panas
pada alat penguapan lain dan dengan memadatkan kembali uap tersebut. Apabila
dibandingkan antara alat penguapan n-efek, kebutuhan uap diperkirakan 1/n kali, dan

5
permukaan pindah panas berukuran n-kali dari pada yang dibutuhkan untuk alat
penguapan berefek tunggal, untuk pekerjaan yang sama.

Evaporator efek ganda

Pada evaporator efek majemuk ada 3 macam penguapan, yaitu :


a. Evaporator Pengumpan Muka (Forward-feed)
b. Evaporator Pengumpan Belakang (Backward-feed)
c. Evaporator Pengumpan Sejajar (Parallel-feed)

2.2.2 Tipe evaporator berdasarkan bentuknya:

1. Falling Film Evaporator

Pada evaporator jenis ini cocok untuk mengoparasikan zat yang sensitive
terhadap panas pada konsentrasi tinggi,contohnya pada pemekatan orange juice.
Evaporator ini berbentuk tabung panjang (4-8 meter) yang dilapisi dengan jaket uap
(steam jacket). Distribusi larutan yang seragam sangat penting. Larutan masuk dan
memperoleh gaya gerak karena arah larutan yang menurun. Kecepatan gerakan larutan
akan mempengaruhi karakteristik medium pemanas yag juga mengalir menurun. Tipe
ini cocok untuk menangani larutan kental sehingga sering digunakan untuk industri
kimia, makanan, dan fermentasi.

Proses :

6
Cairan yang akan dipekatkan dimasukkan dari bagian atas kolom yang
kemudian mengalir kebawah bagian tube yang telah dipanaskan, (besarnya tube 1 2-10o
diameter). Pada bagian bawah dilengkapi pompa untuik mensirkulasi cairan keatas
guna mendapatkan konsentrasi yang diinginkan. Problem utama alat ini adalah
bagaiman kita dapat mendistribusikan liquid secara merata ke tube bagian dalam
sebagai film. Dalam hal ini kita bisa memasang :

 Plate yang berlubang pada bagian atas tube

 Spider distributor pada masing-masing tube

 Spray nozzle pada masing-masing tube.

2. Rising Film (Long Tube Vertical) Evaporator


Pada evaporator tipe ini, pendidihan berlangsung di dalam tabung dengan
sumber panas berasal dari luar tabung (biasanya uap). Buih air akan timbul dan
menimbulkan sirkulasi.

Proses :
Long vertikal tube evaporator (kestner evaporator) dengan sirkulasi alam
(natural circulation) dimana liquida masuk kedalam tube dan steam mengalir diluarnya
(dalam steam chest) liquida yang masuk tube tingginya tidak lebih dari 2 atau 3 ft

7
diatas dasar tube. Setelah mengalami pendidihan maka kecepatan liquida
didalam akan tinggi,sehingga pada vapor head dipasang buffle (deflektor) untuk
mencegah buih atau busa yang terjadi. Pada alat ini dipasang reflux untuk
mempertinggi ukuran tube. 1 1/4 - 2 1/2 inc diameter. 10 – 20 ft panjang.

Tube panjang gunanya:


 Memperlancar konduksi panas
 Memperbesar kecepatan aliran liquida dalam tube hingga tidak terjadi
kristalisasi dalam tube.

Alat ini cocok untuk cairan atau larutan yang berbusa dan sensitive pada
panas,dan tidak cocok untuk larutan yang membentuk salting (garam).

RisingFilmEvaporator

8
 Long Tube Evaporator dengan Forced Circulation

Ada 2 macam force circulation:

1. Dengan Internal Heating Element

2. Dengan External Heating element

Pada evaporator jenis ini larutan dipompa melalui HE karena adanya tekanan
hidrostatik dari liquida sendiri maka mendidihnya larutan dalam tube dapat dicegah dan
larutan baru mendidih ini di dalam evaporator secara flashing,dimana larutan yang
mendidih tersebut bila terdapat entraitment dan buih akan dipecahkan oleh deflector
sehingga terjadi penetesan kembali. Letak HE bila didalam evaporator atau diluar
evaporator yang sering dipakai dipabrik-pabrik adalah LTVE dengan external heating
karena mudah dalam membersihkan,perbaikan,dan penggantian tube.

- LTE dengan Forced-Circulation with Internal Heating Proses


Proses :
Feed masuk,kemudian dipompa menuju tube-tube dan mengisinya hingga
hamper penuh. Stean dimasukkan pada pipa-pipa yang menyelubungi pipa feed,sehingga
membuat feed mendidih. Percikan-percikanb feed atau uap yang masih mengandung
air yang sangat halus ditangkap oleh deflector dan terjadi penetasan
kembali,sedangkan uap yang bebas air keluar melalui saluran vapor. Sedangkan
cairan kental yang terbentuk jika telah memenuhi syarat untuk keluar dikeluarkan
melalui saluran thick liquor,jika belum memenuhi syarat maka direcycle.

- LTE dgn Forced-Circulation with External Heating


Proses :
Feed masuk kemudian dipompa menuju HE kemudian mendidih dan
dimasukkan kedalam evaporator (dengan cara tangensial untuk mempercepat
pemisahan uap air dan liquida). Uap air naik keatas dan liquida mengalir kebawah. Jika
liquida yang sudah cukup kental maka dikeluarkan melalui discharge. Jika belum
memenuhi syarat untuk keluar maka direcycle kembali.

9
Perbedaan Internal Heating dan External Heating
Internal :
o Pemeriharaan dan perbaikkan sukar
o Jarang dipakai
o Pemanasan terjadi didalam tabung

External :
o Pemeliharaan dan perbaikkan lebih mudah
o Lebih umum dipakai
o Pemanasan terjadi diluar tabung dan
o Memakan tempat yang luas.

3. Horizontal-tabung Evaporator (Horizontal Tube Evaporator)

Disebut horizontal karena tube-tubenya terletak horizontal, karena kondisinya


yang demikian, harga evaporator ini relative murah dengan konstruksi design
yang memudahkan penggantian tube-tubenya. HTE merupakan evaporator yang
sudah tua dan jarang digunakan. Tube –tube dalam HTE merupakan tempat masaknya
pemanas (biasanya steam). Evaporator horisontal-tabung merupakan pengembangan
dari panci terbuka, di mana panci tertutup dalam, umumnya dalam silinder vertikal.
Tabung pemanas disusun dalam bundel horisontal direndam dalam cairan di bagian
bawah silinder. Sirkulasi cairan agak miskin dalam jenis evaporator.

Kekurangannya :

 Perpindahan panasnya (rate heat-transfer) rendah sekali,khususnya untuk


liquid yang vicous

 Karena sirkulasi yang kecil

10
 Mudah terjadi kerak pada bagian luar tube

 Pembersihan sukar dilakukan

Karena alasan-alasan itulah,alat ini cocok untuk :

 Larutan non viscous (encer)

 Larutan yang tidak mengandung endapan atau difosit ~ Larutan yang


tidak terjadi endapan kristal

 Kapasitas kecil

 Larutan yang tidak menimbulkan buih (foaming)

Proses
Feed masuk (diluar pipa), baru kemudian steam (didalam pipa), didalam pipa
atau tube terjadi perpindahan panas karena adanya pemanasan, sehingga liquid
yang diluarnya mendidih dan uap yang terjadi mengalir keatas, kemidian
liquidnya menjadi pekat, lalu dikeluarkan melalui lubang bagian dasar
evaporator, sedangkan kondensat dikeluarkan melalui lubang yang sudah disediakan,
demikian juga gas non kondensat dikeluarkan melalui vent.

11
4. Vertikal-tabung Evaporator (Vertikal Tube Evaporator)
Evaporator jenis ini yang sering digunakan adalah tipe standart. Pada mulanya
vertikal tube evaporator yang dibuat tanpa adanya “down tube” ( ruang kosong antara
2 tube-sheet ) tetapi kemudian dengan adanya “down tube” ini lebih menguntungkan
pada perpindahan panas.Dibanding dengan horisontal tube evaporator perpindahan panas
vertikal tube evaporator lebih baik. Aliran liquida yang ada didalam vertikal tube
evaporator terjadi karena perbedaan density. Kerak-kerak yang mungkin terjadi mudah
dibersihkan. Dengan menggunakan tabung vertikal, bukan horizontal, sirkulasi alami
dari cairan dipanaskan dapat dibuat untuk memberikan transfer panas yang baik.

Dalam vertikal tube evaporator dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian
antara lain:
a. Standard Vertikal Tube Evaporator
Untuk jenis ini letak tube pada body evaporator adalah vertical.
Proses

Feed masuk evaporator kemudian masuk tube melalui bawah (tinggi cairan
hampir sama dengan tinggi tube) steam masuk ke pembungkus tube (dirongga
steam). Jadi cairan berada didalam tube sedangkan steam berada diluarnya, cairan
akan mendidih didalam tube. Cairan yang sudah pekat keluar disalurkan melaluyi

12
down take dan dikeluarkan dari bawah evaporator, sedangkan kondensat, vapol,
dan non kondensat gas keluar dari tempat ytang sudah disediakan. Luas down take
75-100% dari luias gabungan seluruh tube.

b. Basket Vertikal Tube Evaporator


Bentuk tube sama dengan standard vertikal tube evaporator hanya disini
ditambahkan buffel atau deflector untuk menampung entraintment (percikan) yang
terjadi didalam basket evaporator karena liquida mendidih didalam tube,maka liquida
didalam tube bergerak naik ke atas kemudian jatuh kembali melalui saluran yang
sudah ditentukan.

Proses

Feed masuk evaporator kemudian melalui bagian bawah masuk kedalam tube-
tubenya. Steam dimasukkan ke pembungkus tube, hingga mendidihkan feed dalam tube.
Cairan yang telah pekat keluar melalui saluran bagian dasar evaporator,sedangkan uap
yang mungkin masih mengandung air yang sangat halus ditangkap oleh deflector untuk
kemudian dimasukkan pipa lagi,sedangkan uap yang bebas air keluar melalui saluran
bagian atas evaporator.

Gambar :

13
Aplikasi Multiple Effect Evaporators :

1. Proses Desalinasi Air Laut

2. Produksi Garam

3. Industri Air ( Daur ulang air dari sungai penyulingan )

4. Pelepasan Senyawa Kimia dengan cairan 0 % (zero liquid)

5. Cat

2.3 Prinsip Kerja Evaporator

Evaporator adalah alat untuk mengevaporasi larutan sehingga prinsip kerjanya


merupakan prinsip kerja atau cara kerja dari evaporasi itu sendiri. Prinsip kerjanya
dengan penambahan kalor atau panas untuk memekatkan suatu larutan yang terdiri dari
zat terlarut yang memiliki titik didih tinggi dan zat pelarut yang memiliki titik didih

14
lebih rendah sehingga dihasilkan larutan yang lebih pekat serta memiliki konsentrasi
yang tinggi.

1. Pemekatan larutan didasarkan pada perbedaan titik didih yang sangat besar
antara zat-zatnya.
2. Titik didih cairan murni dipengaruhi oleh tekanan.
3. Dijalankan pada suhu yang lebih rendah dari titik didih normal.
4. Titik didih cairan yang mengandung zat tidak mudah menguap (misalnya: gula)
akan tergantung tekanan dan kadar zat tersebut.
5. Beda titik didih larutan dan titik didih cairan murni disebut Kenaikan titik didih
(boiling point rise).

2.4 Dasar Perhitungan Perpindahan Panas Evaporator

Keterangan :

CF = Panas spesifik umpan, btu/lb(°F)

tF = Temperatur umpan, (°F)

𝜔𝐹 = Umpan, lb/hr

Ts = Temperatur saturasi steam untuk efek pertama, (°F)

Ws = steam untuk efek pertama, lb/hr

𝜔1−4 = Total air yang hilang dari evaporasi, lb/hr

c1 , c2, c3, c4 = panas spesifik dari cairan di efek 1-4, btu/lb(°F)

t1, t2, t3, t4 = Boiling points dari cairan di efek 1-4, (°F)

𝜔1, 𝜔2 , 𝜔3 , 𝜔4 = air yang hilang di efek 1-4, lb/hr

15
Forward feed :

Neraca panas pada efek pertama :

𝑊𝑠 𝜆𝑠 + 𝜔𝐹 𝑐𝐹 (𝑡𝐹 − 𝑡1 ) = 𝑊1 𝜆1

Neraca panas pada efek kedua :

𝑊1 𝜆1 + (𝜔𝐹 − 𝜔1 )𝑐1 (𝑡1 − 𝑡2 ) = 𝑊2 𝜆2

Neraca panas pada efek ketiga :

𝑊2 𝜆2 + (𝜔𝐹 − 𝜔1 − 𝜔2 )𝑐2 (𝑡2 − 𝑡3 ) = 𝑊3 𝜆3

Neraca panas pada efek keempat :

𝑊2 𝜆2 + (𝜔𝐹 − 𝜔1 − 𝜔2 − 𝜔3 )𝑐3 (𝑡3 − 𝑡4 ) = 𝑊4 𝜆4

Neraca massa :

𝜔1−4 = 𝜔1 + 𝜔2 + 𝜔3 + 𝜔4

Luas Permukaan yang diterima :

𝑄 𝑊𝑠 𝜆𝑠
𝐴1 = =
𝑈𝑝 𝑥 ∆𝑡 𝑈1 (𝑇𝑠 − 𝑡1 )

𝑊1 𝜆1
𝐴2 =
𝑈2 (𝑡1 − 𝑡2 )

𝑊2 𝜆2
𝐴3 =
𝑈3 (𝑡2 − 𝑡3 )

𝑊3 𝜆3
𝐴4 =
𝑈3 (𝑡3 − 𝑡4 )

Backward feed

Neraca panas pada efek keempat :

16
𝑊𝑠 𝜆𝑠 + 𝜔𝐹 𝑐𝐹 (𝑡𝐹 − 𝑡4 ) = 𝑊4 𝜆4

Neraca panas pada efek ketiga :

𝑊2 𝜆2 + (𝜔𝐹 − 𝜔4 )𝑐4 (𝑡3 − 𝑡2 ) = 𝑊𝑠 𝜆𝑠

Neraca panas pada efek kedua :

𝑊1 𝜆1 + (𝜔𝐹 − 𝜔4 − 𝜔3 )𝑐3 (𝑡2 − 𝑡3 ) = 𝑊2 𝜆2

Neraca panas pada efek keempat :

𝑊𝑠 𝜆𝑠 + (𝜔𝐹 − 𝜔4 − 𝜔3 − 𝜔2 )𝑐2 (𝑡1 − 𝑡2 ) = 𝑊1 𝜆1

Neraca massa :

𝜔1−4 = 𝜔1 + 𝜔2 + 𝜔3 + 𝜔4

Neraca Massa dan Panas Evaporator Efek Tunggal

(Sumber : Anonim)

Asumsi : Steam yang digunakan adalah steam jenuh

Neraca entalpi sekitar evaporator yaitu

17
Dimana:

Sehingga persamaan menjadi :

Perpindahan panas dari steam ke permukaan pemanas :

2.5 Pemilihan Jenis Evaporator

Pemilihan jenis evaporator setidak-tidaknya harus memperhatikan


faktor-faktor berikut:

• Kapasitas produksi yang disyaratkan (throughput requirea)

• Viskositas umpan dan kenaikkan viskositas selama penguapan

• Produk yang diinginkan: padatan, slurry atau larutan pekat

• Sensitivitas bahan/produk terhadap panas

• Apakah larutan yang diproses fouling (menimbulkan kerak) atau non-


foullng

• Apakah larutan dapat menimbulkan busa (foaming)

• Apakah harus dilakukan pemanasan langsung (direct heating)

18
Tabel dibawah memberikan pedoman pemilihan evaporator dengan memperhitungkan
faktor-faktor diatas (sumber: Coulson and Richardson, 1983, Chemical Engineering
Volume .6).

2.6 Penghematan Energi pada Sistem Evaporasi

Penghematan panas pada sistim evaporasi dapat dilakukan dengan dua cara:

a. Menggunakan beberapa evaporator yang disusun sen (mu/ti;ole-


effect evaporators).

b.Rekompresi uap (Vapor recompression)

a. Multiple-Effect Evaporators

Pada prinsipnya beberapa evaporator tersusun sen dan terhubung satu


dengan yang lain, tetapi masing-masing beroperasi pada tekanan yang berbeda.
Gambar dibawah merupakan contoh dan evaporator tiga efek (triple-effect
evaporators).

19
Tekanan pada evaporator I (P-I)> P-Il> P-Ill, sehingga suhu evaporasi
pada evaporator 1(TI) > TII > TIII. Koneksi dibuat pada vapor line, dimana
uap yang dihasilkan dan evaporator sebelumnya digunakan sebagai pemanas
evaporator berikutnya. Uap dari evaporator I (besuhu TI pada P-I) praktis dalam
keadaan lewat jenuh pada tekanan P-Il. Steam segar (fresh steam) hanya dimasukkan
pada efek pertama (evaporator-I), dimana tekanannya pahng tinggi.

Pada efek terakhir, vapor line dihubungkan dengan sistim vakum, yang bisa
berupa condenserdengan pompa vakum atau jet ejector(pada gambar diatas
digunakan jet ejector).

Untuk penguapan sampai konsentrasi yang sama dengan kadar umpan yang
sama, penggunaan tri/e effect evaporator, dapat menghemat steam sampal 2/3-nya
dibandingkan jika digunakan evaporator tunggal. (Catatan: Kebutuhan steam pada
triole effect evaporator 1/3 x kebutuhan steam untuk evaporator tunggal).

Keuntungan dan kerugian penggunaan muItiIe effect evaporatot Keuntungan:


biaya operasi lebih murah (penghematan steam). Kerugian:

• Biaya investasi lebih tinggi (karena perlu membeli lebih banyak


evaporator dan sistim pemvakumannya, pompa dan lain-lain)

20
• Operasi dan pengendaliannya lebih sulit.

Gambar dibawah menjelaskan tentang susunan evaporator

Pada prinsipnya, uap hash dan evaporator dinaikkan tekannya dengan


cara kompresi, sehingga suhunya akan naik dan bisa digunakan sebagai pemanas
evaporator tersebut. Ada dua cara rekompresi uap, yaitu:

1. Thermal Vapor Recompression (TVR):

Rekompresi uap dilakukan dengan menggunakan sistim jet, menggunakan


steam tekanan tinggi yang dialirkan dalam sebuah jet ejector. Karena adanya
tambahan steam dan luar, biasanya akan menghasilkan uap dalam jumlah yang
berlebihan sehingga sebagian uap harus dibuang atau diembunkan kembali.

Keuntungan:

Jumlah uap (tekanan rendah) yang dapat dihandle Iebih banyak. Alat Iebih
murah dan mudah perawatannya.

Kerugian:

 Efisiensi mekanis dan jet rendah

21
 Tidak fleksibel terhadap perubahan kondisi operasi.

Gambar dibawah adalah contoh penggunaan TVR pada falling film evaporator dua
tingkat

2. Mechanical Vapor Recompression:

Prinsip kerja mechanical vapor recompression dapat dilihat pada gambar dibawah.
Uap yang dihasilkan dan evaporator dikompresi dengan kompresor (positive
displacement compressor atau centrifugal compressor, tergantung tekanan yang
diinginkan), sehingga suhu uap akan naik melebihi suhu didih larutan dalam
evaporator. Uap kemudian digunakan semabagi pemanas dalam evaporator

22
BAB III

ANALISA PERHITUNGAN

3.1 Soal dan Pembahasan

1. Analisa perhitungan luas permukaan evaporator, 10,000 lb/hr dari air yang terdistilasi
diperlukan dari air biasa. Steam ada pada 300°F, dan condenser akan melepas ke
atmosfer.Berapa luas permukaan dari evaporator ?

(Asumsi pressure-drop melalui kondenser sekitar 5 psi. Temperatur saturation dalam


evaporator shell akan menjadi 19.7 psia or 226°F.)

Answers :

1. Neraca Panas :
Qeva = 10,000 lb/hr x 961 Btu/lb = 9,610,000 Btu/hr
Q300°F = 10,550 x 910 = 9,610,000 Btu/hr

23
2. Temperature head :
∆t = (300 – 226)°F = 74°F
3. Overall Coefficient :
Dari fig 14.7, dengan temperature head 74°F dan temperature uap 226°F,
didapatkan koefisien 86.5 percent of base. Menggunakan basis 700
Btu/(hr)(ft2)°F
 UD = 700 Btu/(hr)(ft2)°F x 0.865 = 605 Btu/(hr)(ft2)°F
Q
 A=U
D ∆t

9,610,000 Btu/hr
= Btu
605(hr)(ft2 °F x 74°F
)

= 2150 ft2

2. Calculation of a Triple-effect Forward-Feed Evaporator. Diinginkan untuk


mengkonsentrasi 50,000 lb/hr dari sebuah larutan kimia pada 100°F dan 10.0 per cent
solids pada produk yang mengandung 50 per cent solids. Steam ada pada 12 psig, dan
efek terakhir dari sebuah evaporator tiga efek dengan permukaan perpindahan panas
yang sama dalam setiap efek akan diasumsikan untuk beroperasi secara vakum 26.0
in.Hg yang direferensikan ke 30-in. barometer. Air ada pada 85°F untuk digunakan
dalam condenser baromatik.

(Asumsikan a negligible BPR, spesifik panas rata-rata 1.0 untuk setiap efek, kondensat
dari setiap efek keluar pada temperature saturasinya and that there are negligible
radiation losses.) Hitung : a) Konsumsi steam, b) panas permukaan yang diperlukan
untuk setiap bagian, c) kebutuhan air kondenser. Overall coefficients dari seluruh
pertukaran panas untuk efek yang berbeda U1 = 600, U2 = 250, and U3 = 125
Btu/(hr)(ft2)(°F)

Answers :

Total feed wp = 50,000 lb/hr

24
Total solids di feed = 0.10 x 50,000 lb/hr = 5000 lb/hr

5000 𝑙𝑏/ℎ𝑟
Total produk = = 10,000 lb/hr
0.50

Total evaporasi, w1-2 = (50,000 – 10,000) lb/hr = 40,000 lb/hr

Cf = 1.0

Neraca yang diaplikasikan pada problem ini :

Efek pertama = WSλS + wf (tf – t1) = w1λ1

Efek kedua = w1λ1 + (wf – w1)(t1 – t2) = w2λ2

Efek ketiga = w2λ2 + (wf – w1 – w2)(t2 – t3) = w3λ3

Material : w1 + w2 + w3 = w1-3

tF = 100°F

TS pada 12 psig = 244°F

TS pada 26 in.Hg (1.95 psia) = 125°F

Total perbedaan temperatur = 119°F

26.70−1.95
Rata-rata perbedaan tekanan = = 8.25 psi/effect
3

Tekanan, psia ∆P, psi Steam atau λ, Btu/lb


vapor, °F

Steam chest, 26.70 …. TS = 244 λS = 949


efek pertama

Steam chest, 18.45 8.25 t1 = 224 λ1 = 961


efek kedua

Steam chest, 10.20 (20.7 8.25 t2 = 194 λ2 = 981

25
efek ketiga in.Hg)

Vapor ke 1.95 (26 8.25 t3 = 125 λ3 = 1022


Condenser in.Hg)

949WS + 50,000(100 – 224) = 961w1

961w1 + (50,000 – w1)(224 – 194) = 981w2

981w2 + (50,000 – w1 – w2)(194 – 125) = 1022w3

w1 + w2 + w3 = 40,000

w1 = 12,400

w2 = 13,300

w3 = 14,300

w1-3 = w1 + w2 + w3 = 40,000

WS = 19,100

𝑊𝑆 𝜆𝑆 19,100 𝑥 949
- A1 = 𝑈 = = 1510 ft2
1 (𝑇𝑆 − 𝑡1 ) 600 𝑥 20
𝑤1 𝜆1𝑆 12,400 𝑥 961
- A2 = 𝑈 = = 1590
2 (𝑡1 − 𝑡2 ) 250 𝑥 30
𝑊2 𝜆2 13,300 𝑥 981
- A3 = 𝑈 = = 1510 (Use 1600 ft2 / effect)
2 (𝑡2 − 𝑡3 ) 125 𝑥 69

Panas ke Kondenser = w3λ3 = 14,300 x 1022 = 14,710,000 Btu/hr

Air yang dibutuhkan = 14,710,000 / (120 – 85) = 420,000 lb/hr

= 420,000 / 500

= 840 gpm

Economy, lb evaporasi/lb steam = 40,000 / 19,100 = 2.09 lb/lb

26
3.2 Soal-Soal Tentatif

1. Evaporator efek tunggal mengkonsentrasikan 9072 kg/j dari 1 % larutan garam


menjadi 1.5 % berat. Umpan masuk dengan suhu 311°K(37.8°C).Ruang uap dari
evaporator bertekanan 101.325 KPa(1 atm abs) dan uap jenuh disuplai pada tekanan
143.3 KPa. Koefisien transfer panas menyeluruh U = 1704 W/m2K. Hitung jumlah uap
dari produk liquid dan luas transfer panas yang dibutuhkan. Asumsikan larutan encer
memiliki titik didih sama dengan air!
2. Sebuah evaporator efek tunggal digunakan untuk mengentalkan 7 kg/s larutan dari 10
menjadi 50% padatan. Steam tersedia pada 205 kN/m 2 dan evaporasi berlangsung pada
13.5 kN/m 2 . Jika koefisien perpindahan kalor keseluruhan 3 kW/m2K, hitunglah
pemukaan pemanasan yang diperlukan serta jumlah steam yang digunakan jika umpan
ke evaporator berada pada 294 K dan kondensat keluar dari ruang pemanasan pada
352.7 K. diketahui kalor spesifiklarutan 10 % = 3.76 kJ/kg.K; kalor spesifi larutan 50%
= 3.14 kJ/kg.K. Asumsikan tidak ada kenaikan titik didih.
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa


kesimpulan sebagai berikut :

1. Evaporator melibatkan peristiwa transfer massa, yaitu dengan adanya


perpindahan massa dari fasa cair ke uap pada peristiwa penguapan pelarut, dan
transfer panas, yaitu adanya energi panas yang diperlukan untuk menguapkan
pelarut. Sumber panas yang biasa digunakan adalah uap air (steam).
2. Tujuan dari evaporasi adalah memekatkan larutan yang mengandung zat yang
sulit menguap (non-volatile solute) dan pelarut yang mudah menguap (volatile
solvent) dengan cara menguapkan sebagian pelarutnya. Evaporasi potensial
(ETp), Evaporasi standar (ETo), Evapotranspirasi tanaman (ETc), Evaporasi
aktual (ETa).

27
3. Jenis-jenis dari Evaporator : Horizontal Tube Evaporator, Basket Evaporator,
Standard Vertical-tube Evaporator, Long Tube Vertical Evaporator, Vertical
Tube Evaporator with Forced Circulation, Forced Circulation Evaporator with
External Heater, Climbing Film Long Tube Vertical Evaporator with External
Heater, Falling Film Evaporator, Agitated Film Evaporator, Direct Contact
Evaporator.
4. Penghematan panas pada sistim evaporasi dapat dilakukan dengan dua cara:
a. M ultiple Effect Evaporators
b. Vapor Recompression

4.2 Saran

Diharapkan dengan adanya makalah Perpindahan Panas untuk Evaporator ini


dapat dijadikan sebagai bahan kajian ilmiah serta menjadi ilmu pengetahuan bagi
pembaca, yang terutama pengetahuan untuk penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Hafidz, rayhan. “Makalah perpindahan panas kalor radiasi dan evaporator”.


2015. https://www.scribd.com/doc/268216844/Makalah-Perpindahan-Kalor-Radiasi-
Dan-Evaporator-Isi-Pemicu-3 (Diakses 10 September 2018)

Jenny Novianti M. Soetedjo ST, MSc dan Prof. Dr. Ign. Suharto, Ir. APU. 2009.
Perancangan Alat dan Uji Coba Alat Evaporator Nira Aren.
http://journal.unpar.ac.id/index.php/rekayasa/article/viewFile/21/12

Kern, D.Q,. 1950. Process Heat Transfer. New York: Mc Graw-Hill Book
Company, Inc.

McCabe, W., Smith, J.C., and Harriot, P., 1993, “Unit Operation of Chemical
Engineering”, McGraw Hill Book, Co., United States of America.

28
29

Anda mungkin juga menyukai