Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
Kelompok 4/P2
Pendahuluan
Penggunaan hewan percobaan dalam penelitian ilmiah dibidang kedokteran
atau biomedis telah berjalan puluhan tahun yang lalu. Hewan sebagai model atau
sarana percobaan haruslah memenuhi persyaratan tertentu antara lain persyaratan
genetik atau keturunan dan lingkungan yang memadai dalam pengelolaannya,
disamping faktor ekonomis, mudah tidaknya diperoleh, serta mampu memberikan
reaksi biologis yang mirip kejadiannya pada manusia (Tjay et al 2002).
Hewan coba yang sering digunakan yakni mencit (Mus musculus), tikus putih
(Rattus Norvegicus), kelinci (Oryctolagus cuniculus), dan hamster. Sekitar 40-80
% penggunaan mencit sebagai hewan model laboratorium karena siklus hidupnya
yang relatif pendek, jumlah anak per kelahiran banyak, variasi sifat-sifatnya
tinggi, mudah ditangani, dan sifat anatomis dan fisiologinya terkarakterisasi
dengan baik (Mangkoewidjojo 2006). Metode pemberian obat pada hewan
laboratorium ada 3, yaitu per oral, injeksi, dan topikal. Metode per oral
menggunakan alat sonde lambung. Penggunaan sonde lambung hanya untuk tikus
dan mencit, sedangkan kelinci lebih sering melalui nasogastric. Sonde lambung
ada 2 jenis, yaitu sonde metal dan sonde fleksibel.
Pemberian obat secara injeksi dapat melalui intramuskular (IM), intra dermal
(ID), intra peritoneal (IP), intra vena (IV), dan subkutan (SC). Intramuskular tidak
dianjurkan untuk mencit. Lokasi intramuskular untuk tikus dan kelinci quadriceps
(caudal thigh) dan lumbar. Pemberian obat secara injeksi sebelum obat
dimasukkan dilakukan aspirasi terlebih dahulu, kecualli pada intra dermal tidak
dilakukan aspirasi terlebih dahulu.
Tujuan
Praktikum kali ini untuk mengetahui beberapa cara pemasukan obat atau
cairan pada hewan laboratorium.
METODOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 25 Maret 2019 pukul
08.00-12.00 WIB di Klinik Hewan Sekolah Vokasi IPB.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah spoit 3cc, termometer,
spidol, penggaris, amplas, gergaji kecil, timah, gunting, kanula dan nasogastric
tube. Bahan yang digunakan adalah air matang, ky jelly, tikus, mencit, kelinci.
Cara Kerja
Gambar Keterangan
Syringe 3 ml yang
dihubungkan dengan kanula
(kabel) untuk alat cekok
mencit.
Syringe 3 ml yang disolder
ujungnya menjadi tumpu
untuk alat cekok tikus.
Pemasangan Nasogastric
tube pada kelinci
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Food and Drug Administration (FDA). 2001. Guidance for Industry Bioanalytical
Method Validation. Center for Drug Evaluation and Research. Rockville.
MD. USA. Pp 16.
Katzung BG. 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta (ID) : Salemba
Medika.
Kementan. 2016. Penggunaan Dan Penanganan Hewan Coba Rodensis Dalam
Penelitian Sesuai Dengan Penelitian Sesuai Dengan Kesejahteraan Hewan.
Jakarta (ID) : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.
National Collaborating Centre for Acute Care. 2006. Nutrition Support for Adults
Oral Nutrition Support, Enteral Tube Feeding and Parenteral Nutrition.
London : Lincoln’s Inn Fields
Tjay dan Rahardja. 2002. Obat-obat Penting Khasiat serta Pengunaaan dan Efek
Sampingnya. Edisi V. Jakarta (ID): PT Elex Media Komputindo Kelompok
Gramedia.