PENDAHULUAN
Selain teknik relaksasi autogenik dan aromaterapi ada teknik lain yang dapat
mempercepat pemulihan post caesaerea yaitu mobilisasi dini. Mobilisasi dini merupakan
“suatu upaya untuk mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara
membimbing klien untuk mempertahankan fungsi fisiologis”(Heryani & Ardenny, 2014).
“Mobilisasi dapat digunakan untuk mencegah timbulnya thrombosis juga tromboemboli,
selain itu mobilisasi juga dapat mengurangi resiko kekakuan otot serta sendi”(Subandi,
2017). Adapun manfaat lain dari mobilisasi dini bagi ibu post caesarea adalah “ mampu
memperlancar pengeluaran lokia dan mengurangi infeksi puerperium, mempercepat
involusi alat kandungan, memperlancar fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan,
meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga nutrisi yang dibutuhkan luka dapat
terpenuhi dengan baik , mempercepat kesembuhan luka, mempercepat fungsi pengeluaran
ASI dan pengeluaran sisa metabolisme. Sedangkan kerugian jika tidak melakukan
mobilisasi dini terutama bagi ibu post operasi adalah terjadinya peningkatan suhu tubuh,
pendarahan yang abnormal dan involusi uterus yang tidak baik”(Heryani & Ardenny,
2014). Maka dari itu Mobilisasi merupakan “ suatu tindakan/ proses yang sangat penting
untuk dilakukan oleh ibu post partum, karena dengan melakukan mobilisasi akan
membantu mempercepat proses pemulihan masa nifas terutama pada ibu post Sectio
Caesarea supaya ibu mendapatkan perawatan dan penyembuhn luka yang normal. Apabila
mobilisasi tidak segera dilakukan akan berdampak pada proses pemulihan dan
penyembuhan yang lambat dan juga bisa menyebabkan komplikasi seperti infeksi”(Danefi
& Agustini, 2016).
1.2 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan dari penulisan asuhan keperawatan ini adalah agar penulis
mampu melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan pada ibu post sectio caesarea.
2. Tujuan Khusus
1. Mengkaji pasien dengan diagnosa medis post sectio caesarea.
2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien post sectio caesarea.
3. Merencanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis post
sectio caesarea.
4. Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis post
sectio caesarea.
5. Mengevaluasi pasien dengan diagnosa medis post sectio caesarea.
6. Mendokumentasikan asuhahan keperawatan pada pasien dengan diagnosa
medis post sectio caesarea.
Astutik, P., & Kurlinawati, E. (2017). Pengaruh Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan
Nyeri Pada Pasien Post Sectio Caesarea Di Ruang Delima RSUD Kertosono. Strada
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 6(2), 30–37. https://doi.org/10.30994/sjik.v6i2.6
Ati, N. N., Andriyani, S., & Malisa, N. (2015). RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP
PENURUNAN SKALA NYERI PADA IBU POST OPERASI SECTIO SAECAREA
AUTOGENIC. JURNAL SKOLASTIK KEPERAWATAN, 1(2), 52–61. Retrieved from
http://www.cder.dz/IMG/pdf/arrete_tarifs_achat_garantis_photovoltaique_eolien.pdf
Danefi, T., & Agustini, F. (2016). HUBUNGAN MOBILISASI IBU POST SC (SECTIO
CAESAREA) DENGAN PENYEMBUHAN LUKA OPERASI DI RUANG 1 RSU dr.
SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2015, 2(1), 11–16.
Netty, I. (2013). Hubungan Mobilisasi Dini Dengan Penyembuhan Luka Post Operasi Seksio
Sesarea Di Ruang Rawat Gabung Kebidanan Rsud H. Abdul Manap Kota Jambi Tahun
2012. Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains, 15(1), 59–70.
Per-angin, N., Isnaniah, H., & Rizani, A. (2014). PROSESPENYEMBUHAN LUKA POST
OPERASI SECTIO CAESARIADI RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA TAHUN
2013, 5(1), 1–9.
Subandi, E. (2017). Pengaruh mobilisasi dini terhadap tingkat nyeri pada pasien post operasi
sectio caesarea di ruang melati RSUD Gunung Jati Kota Cirebon tahun 2017. Jurnal
Ilmiah Indonesia, 2(5), 58–74.
Utami, S. (2016). Efektivitas Aromaterapi Bitter Orange Terhadap Nyeri Post Partum Sectio
Caesarea. Unnes Journal of Public Health, 5(4), 316.
https://doi.org/10.15294/ujph.v5i4.12422