Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Yang Maha Esa. yang maha luas
rahmat dan karunia-Nya, semoga saya termasuk ke dalam orang yang
mendapatkannya.
Dalam rangka mengembangkan potensi diri dalam bidang Asuhan
Kebidanan, sudah sepatutnya jika pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada
neonatus di perdalam. Hal ini sangat berguna mengingat di masa yang akan
datang, sebagai seorang bidan akan menjadi manusia yang teramat penting dalam
asuhan pada masa nifas.
Meskipun makalah ini dibuat dengan segala keterbatasan yang ada pada
saya, baik keterbatasan waktu, dana, terlebih lagi keterbatasan kemampuan saya,
namun saya berharap semoga makalah ini memenuhi syarat sebagai tugas PKK 2.
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna
perbaikan dalam pembuatan tugas yang sama berikutnya. Akhir kata, semoga
makalah ini bermanfaat khususnya bagi saya selaku penyusun, dan umumnya bagi
pembaca.

Penyusun

Riana Nur Fatimah


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan
umur kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala
secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan
teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.
Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia
28 hari,dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim
menjadi diluar rahim.Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua
system.
Neonatus (BBL) bukanlah miniature orang dewasa,bahkan bukan pula miniature
anak.Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang
serba tergantung pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang serba
mandiri.Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72
pertama.Transisi ini hampir meliputi semua system organ tapi yang terpenting
bagi anastesi adalah system pernafasan sirkulasi,ginjal dan hepar.Maka dari itu
sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk melakukan suatu
anastesi terhadap neonates (BBL).
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran
(Saifuddin, 2002).
Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya
biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu (Donna, 2003).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes
RI, 2005).
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup
bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan)
yang berat (Kosim, 2007).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa defenisi BBL?
2. Apa bounding attachement BBL?
3. Bagaimana prinsip dasar penanganan bayi baru lahir?
4. Apa saja adaptasi BBL?
5. Bagaimana pemberian ASI pada BBL?
6. Apa saja kebutuhan BBL?
7. Apa pemeriksaan untuk BBL?
8. Apa saja pengobatan untuk BBL?
9. Bagaimana penatalaksanaan untuk BBL?
10. Bagaimana konsep keperawatan untuk BBL?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui defenisi BBL
2. Untuk mengetahui bounding attachement BBL
3. Untuk mengetahui prinsip dasar penanganan bayi baru lahir
4. Untuk mengetahui adaptasi BBL
5. Untuk mengetahui cara pemberian ASI pada BBL
6. Untuk mengetahui kebutuhan BBL
7. Untuk mengetahui pemeriksaan bagi BBL
8. Utuk mengetahui pengobatan bagi BBL
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan BBL
10. Untuk mengetahui konsep keperawatan dari BBL
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFENISI
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir
dengan umur kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan
presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara
spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.

B. BOUNDING ATTACHEMENT
1. Suatu kondisi / tindakan agar terjadinya hubungan positif antara bayi,ibu,
ayah dan sibling serta keluarga yang lain
2. Bayi merasa dicintai, diperhatikan,aman dan nyaman sehingga terbentuk
sosial dan dapat bereksplorasi yang merupakan awal pembentukan konsep diri
3. Jika gagal,gangguan perkembangan tingkah laku (stereotipi) misalnya
menghisap jari, menyakiti diri, tidur dilantai atau ketakutan , apatis,
kemunduran kognitif/verbal

C. TANDA-TANDA BAHAYA PADA BAYI


 Malas Minum. Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang
diminum Kondisi ini terjadi karena bayi mengalami gangguan yang tidak
ringan atau infeksi berat
 Gerak dan tangis lemah atau tidak ada. Keadaan umum bayio paling
mudah dikenali dari gerakan dan tangisnya. Bila gerakan melemah dan
tangisan lemah atau tidak ada harus diaspdai kondisi bayi sedang dalam
keadaan umum yang tidak baik. Kondisi tubuh lemah Bayi bergerak saat
hanya dipegang, hal ini menandai bayi sakit berat.
 Demam. Apabila suhu tubuh lebih dari 37,5 derajat Celsius, bayi anda
dipastikan mengalami demam. Kondisi ini dapat terjadi sebaliknya jika
tubuhnya terasa dingin, dengan suhu tubuh kurang dari 36,5 derajat
Celsius.
 Merintih dan Sesak. Sesak napas dan terus menerus merintih Ini
menandakan bayi mengalami sakit serius. Sesak napas dikenali dengan
gerakan napas bayi yang cepat bila dihitung dalam semenit gerakan napas
di dada lebih dari 60 kali permenit.
 Infeksi Tali Pusat. Pusar kemerahan hingga ke dinding perut dan berbau
tajam.Kebersihan tali pusat yang masih basah perlu dijaga. Tali pusat tidak
perlu diberi alkohol, obat merah, atau antiseptik. Yang perlu dilakukan
adalah membersihkannya dengan air matang dan sabun, keringkan dengan
kain bersih dan dapat ditutup longgar dengan kain kasa steril atau
dibiarkan terbuka. Jangan berikan bedak, abu gosok, atau lainnya karena
hanya bisa membuatnya terinfeksi. Umumnya, tali pusat puput dalam 1-2
minggu. Jika tali pusat tidak puput juga, berbau, berlendir, atau berdarah,
segera bawa ke dokter terdekat. Dalam keadaan seperti itu dapat diberi
alkohol atau betadine sebelum di bawa ke dokter.
 Infeksi mata. ata bayi bernanah banyak Bila tidak segera diobati, bayi
terancam kebutaan.
 Diare dan dehidrasi. Diare yang disertai dengan gejala mata cekung dan
kondisi tidak sadar Jika kulit perut bayi dicubit kembali dengan lambat,
hal ini menandakan dia mengalami kekurangan cairan dalam tahap kronis.
Kadangkala menilai tanda kekurangan cairan opada bayi baru lahir tidak
mudah. salah satu yang dapat dibnilai adalah penurunan berat badan dalam
1-7 hari pmenurun drastis kurang dari 10%
 Kuning Tinggi. Kulit bayi terlihat berwarna kuning (jaundice) Warna
kuning ini terjadi akibat penumpukan zat kimia yang disebut bilirubin.
Kuning pada bayi akan berbahaya bila muncul kurang dari 24 jam setelah
lahir, pada umur lebih dari 14 hari, dan kuning sampai ke telapak tangan
atau kaki. Bayi, terutama yang lahir kurang bulan, kadang terlihat agak
kuning pada beberapa hari setelah kelahiran. Hal ini disebabkan oleh
berbagai hal, mulai dari kurangnya asupan susu, golongan darah anak dan
ibu berbeda yang menyebabkan hemolisis, hingga infeksi. Jika bayi
menderita kuning dalam 24 jam pertama kelahiran, harus segera dibawa ke
rumah sakit. Jika kuning muncul pada hari ke-2 atau lebih, sebaiknya
diperiksakan dahulu ke dokter. Beberapa keadaan kuning pada bayi dapat
dilakukan terapi sinar dan yang lainnya dapat dilakukan rawat jalan.
Namun, semuanya setelah melewati pemeriksaan dokter. erapi sinar
dilakukan bervariasi lamanya, setiap harinya bayi akan dilakukan
pemeriksaan bilirubin untuk mengetahui apakah kadar bilirubinnya sudah
turun atau belum. Rata-rata bayi diberikan terapi sinar antara 2-5 hari.
 Hipotermia (suhu rendah) Bayi baru lahir terutama bayi dengan berat
lahir rendah (< 2.500 gram) berisiko mengalami kedinginan karena luas
permukaan bayi relatif lebih luas sehingga mengalami paparan yang lebih
banyak. Hipotermia (kedinginan) adalah keadaan suhu tubuh bayi di
bawah 36,5°C. Untuk menghindari dan mengatasi masalah hipotermia
dapat dilakukan dengan berbagai cara. akukan skin-to-skin-contact atau
kontak kulit bayi ke kulit ibu. Tubuh ibu akan bertindak sebagai
termoregulator dan menstabilkan suhu bayi. erhatikan suhu ruangan, jaga
agar tetap hangat. erikan pakaian yang cukup hangat untuk bayi. Jika
perlu, berikan selimut ekstra untuk si kecil saat malam hari untuk
mencegah kedinginan. ada bayi berat lahir rendah dapat dilakukan
perawatan metode kanguru. ika suhu tubuh bayi tetap dingin, segera bawa
ke dokter.
 Kejang. Kejang kadang kadang sulit dibedakan dengan gerakan normal.
Namun, bila melihat gejala atau gerakan yang tidak biasa terjadi berulang-
ulang dan tidak berhenti saat bayi disentuh atau dielus-elus, kemungkinan
besar dia mengalami kejang. Gejalanya berulang-ulang dalam rupa
menguap, mengunyah, mengisap, bola mata berputar-putar, kaki seperti
mengayuh sepeda, mata mendelik, dan berkedip.

D. PRINSIP DASAR PENANGANAN BAYI BARU LAHIR


1. Tujuan: menjaga jalan napas, mempertahankan suhu tubuh, cegah infeksi
& identifikasi
2. Prinsip dasar: penanganan faktor2 risiko kematian perinatal( perdarahan,
hipertensi kelahiran preterm, asfiksia & hiportermi)
3. > 50% kematian by pd masa neonatal mis krn hipotermi/ cold
stress→hipoglikemi→ hipoksia→kerusakan otak/perdarahan otak

E. ADAPTASI
1. Sistem Kardiovaskular
2. Sistem Pernapasan
3. Sistem Hematopoiesis
4. Sitem Gastrointestinal
5. Sistem Imunitas
6. Sistem Integumen
7. Sistem Termogenik
8. Sistem Reproduksi
9. Sistem Neuromuskular

F. PEMBERIAN ASI
1. Bayi normal dapat disusui segera setelah lahir dangan menghisap mencegah
perdarahan, perangsangan pembentukan ASI,terbina bonding
2. Ibu dijelaskan manfaat ASI termasuk kolostrum
3. Kontra indikasi ASI : mamae abses/ca, ibu sakit jantung berat/HIV/hevatitis
dll

G. KEBUTUHAN BAYI BARU LAHIR


1. Merawat tali pusat : sesudah /sebelum plac lepas tak masalah
2. Menilai APGAR menit 1,5,10. normal7-10, asfiksia ringan 4-6 ,berat <3
3. Nutrisi: 12 jm I blm perlu,ini untuk memungkinkan bayi istirahat dan
mengeluarkan lendir namun tergantung kebijakan masing-masing RS,saat ini
bayi disusui segera dengan ASI
4. Stimulasi,melauil sentuhan/ belaian/ pandanga menyusui. Saat ini stimulasi
untuk merangsang pernafasan tak dianjurkan,kalau terpaksa isap lendir
5. Identifikasi
6. Kebersihan
7. Profilaksis: tetes mata, vit K
8. Mempertahankan suhu
9. Antropometri
10. Menentukan gestasi
11. Pakaian dan selimut
12. Posisi dan lingkungan: miring dengan kepala sedikit rendah, lingkungan
hangat /tenang

H. PEMERIKSAAN
• LEB : Pada bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan pemeriksaan
laboratorium, namun kadang-kadang dengan riwayat kehamilan dan kondisi
tertentu perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi tertentu

I. PENGOBATAN
1. Vitamin K
2. Tetes / salap mata
J. PENATALAKSANAAN
1. mengeringkan dengan segera dan membungkus bayi dengan kain yang
cukup hangat untuk mencegah hipotermi
2. Menghisap lendir untuk membersihkan jalan nafas sesuai kondisi dan
kebutuhan.
3. Memotong dan mengikat tali pusat, memberi ntiseptik sesuai ketentuan
setempat.
4. Bonding Attacment (kontak kulit dini) dan segera ditetekan pada ibunya.
5. Menilai apgar menit pertama dan menit kelima
6. Memberi identitas bayi: Pengecapan telapak kaki bayi dan ibu jari ibu,
pemasangan gelang nama sesuai ketentuan setempat
7. Mengukur suhu, pernafasan, denyut nadi.
8. Memandikan/membersihkan badan bayi, kalau suhu sudah stabil (bisa
tunggu sampai enam jam setelah lahir)
9. Menetesi obat mata bayi untuk mencegah opthalmia – neonatorum.
10. Pemerikksaan fisik dan antropometri.
11. Pemberian vitamin K oral/parenteral sesuai kebijakan setempat.
12. Rooming in (rawat gabung): penuh atau partial.

K. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Posture : inspeksi dan riwayat persalinan
b. TTV
c. Pengukuran umum : berat,panjang badan,lingkar kepala,lingkar
dada,lingkar abdomen
d. Integument
e. Kepala
f. Mata
g. Hidung
h. Telinga
i. Mulut
j. Leher
k. Dada
l. Abdomen
m. Genetalia
n. Ekstremitas

2. Diagnosa Keperawatan
a. Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan mucus berlebihan,
posisi tidak tepat
b. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan kontrol suhu yang
imatur, perubahan suhu lingkungan.
c. Resiko tinggi infeksi atau inflamasi berhubungan dengan kurangnya
pertahanan imunologis, faktor lingkungan, penyakit ibu
d. Resiko tinggi trauma berhubungan dengan ketidakberdayaan fisik
e. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan imaturas, kurangnya pengetahuan orang tua

3. Intervensi
a. Dx 1
Hisap mulut dan naso faring dengan spuit bulb sesuai kebutuhan
Tekan bulb sebelum memasukkan dan mengaspirasi faring, kemudian hidung
untuk mencegah aspirasi cairan
Dengan alat penghisap mekanis, batasi setiap upaya penghisapan sampai
lima detik dengan waktu yang cukup antara upaya tersebut memungkinkan
reoksigenisasi
Posisikan bayi miring ke kanan setelah memberikan makan untuk mencegah
aspirasi
Posisikan bayi telungkup atau miring selama tidur
Lakukan sedikit mungkin prosedur pada bayi selama jam pertama dan
sediakan oksigen untuk digunakan bila terjadi distress pernapasan
Ukur tanda vital sesuai kebijakan institusional dan lebih sering bila perlu.
Observasi adanya tanda-tanda distres pernapasan dan laporkan adanya hal
berikut dengan segera: tacipnea, mengorok, stridor, bunyi napas abnormal,
pernapasan cuping hidung, sianosis.
Pertahankan popok, pakaian dan selimut cukup longgar untuk
memungkinkan ekspansi paru maksimum (abdomen) dan untuk menghindari
terlalu panas
Bersihkan lubang hidung dari sekresi kering selama mandi atau bila perlu.
Periksa kepatenan lubang hidung.

b. Dx 2
Selimuti bayi dengan rapat dalam selimut hangat
Tempatkan bayi dalam lingkungan yang dihangatkan sebelumnya di bawah
penghangat radian atau di dekat ibu
Tempatkan bayi pada permukaan yang diberi bantalan dan penutup
Ukur suhu bayi pada saat tiba di tempat perawatan atau kamar ibu: lakukan
sesuai kebijakan rumah sakit mengenai metode dan frekuensi pemantauan
Pertahankan temperatur ruangan antara 24°C-25,5°C dan kelembaban sekitar
40% sampai 50%
Berikan mandi awal sesuai kebijakan rumah sakit, cegah menggigil pada
bayi sebelum mandi dan tunda mandi bila ada pertanyaan mengenai stabilisasi
suhu tubuh
Beri pakaian dan popok pada bayi dan bedong dalam selimut
Berikan penutup kepala pada bayi bila kehilangan panas menjadi masalah
karena area permukaan besar dari kepala memungkinkan terjadinya
kehilangan panas
Buka hanya satu area tubuh untuk memeriksa atau prosedur
Waspada terhadap tanda hipotermia atau hipertermia.

c. Dx 3
Cuci tangan sebelum dan setelah merawat setiap bayi
Pakai sarung tangan ketika kontak dengan sekresi tubuh
Periksa mata setiap hari untuk melihat adanya tanda-tanda inflamasi
Jaga bayi dari sumber potensial infeksi
Bersihkan vulva pada arah posterior untuk mencegah kontaminasi fecal
terhadap vagina atau uretra

d. Dx 4
Hindari penggunaan termometer rektal karena resiko perforasi rectal
Jangan pernah meninggalkan bayi tanpa pengawasan di atas permukaan tinggi
tanpa pagar
Jaga agar objek tajam atau runcing berada jauh dari tubuh bayi Jaga agar
kuku jari sendiri tetap pendek dan tumpul, hindari perhiasan yang dapat
melukai bayi
Lakukan metode yang tepat dalam penanganan dan pemindahan bayi

e. Dx 5
Kaji kekuatan menghisap dan koordinasi dengan menelan untuk
mengidentifikasi kemungkinan masalah yang mempengaruhi makan
Berikan masukan awal sesuai keinginan orang tua, kebijakan RS dan
protokol praktisi
Siapkan untuk pemberian makan yang dibutuhkan dari bayi yang minum
ASI, pemberian makan malam ditentukan oleh kondisi dan keinginan ibu
Berikan makan dengan botol 2-3 formula setiap 3-4 jam atau sesuai
kebutuhan
Dukung dan bantu ibu menyusui selama pemberian makan awal dan lebih
sering bila perlu
Hindari pemberian makan suplemen atau air rutin untuk bayi yang minum
ASI
Dorong ayah atau orang tua pendukung lain untuk tetap bersama ibu untuk
membantu ibu dan bayi dalam merubah posisi, relaksasi dll
Dorong ayah atau orang pendukung lain untuk berpartisipasi dalam
pemberian makan dengan botol
Tempatkan bayi miring ke kanan setelah makan untuk mencegah aspirasi
Observasi pola feces
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir
dengan umur kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan
presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas
secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.
 Pada bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan pemeriksaan
laboratorium, namun kadang-kadang dengan riwayat kehamilan dan
kondisi tertentu perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi
tertentu.
 Obat profilaksis yang rutin diberikan pada bayi baru lahir yaitu:
1. Vitamin K
2. Tetes / zalf mata

B. SARAN
Jika dalam penuilisan makalah ini terdapat kekuarangn dan kesalahan,
saya mohon maaf. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun agar saya dapat membuat makalah yang lebih baik di
kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer,dkk.2000. Kapita selekta Kedokteran edisi III jilud 2.Jakarta.


MediaAesculapius

Abdul atif,1993.Penatalaksanaan Anastesi pada Bedah Akut Bayi Baru


Lahir.Jakarta

Warih BP,Abubakar M.1992.Fisiologi pada neonates.Surabaya

http://sis-doank27.blogspot.com/2013/12/askep-bayi-baru-lahir-normal.html
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
PADA NEONATUS

I. Pengumpulan Data

Nama Bayi : Bayi Ny. R


Umur : 2 jam
Tanggal/Jam lahir : 24 oktober 2013/ 23.00 wib
Jenis kelamin :♀
Panjang bayi : 40cm
Berat bayi : 3800gr

Nama ibu : Ny. R Nama Suami : Tn.K


Umur : 28thn Umur : 29thn
Suku/Bangsa : Jawa/Indo Suku/Bangsa :Jawa/Indo
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS Pekerjaan : PNS
Alamat : Jln.Skip Alamat : Jln.Skip

Ditolong oleh: Bidan

II. Interprestasi Data

Dx : Bayi Ny.R, bayi baru lahir dengan keadaan umum baik, bugar,
repleks normal, gerak aktif.
Ds :- keadaan umum bayi baik
- Vital sign:
 HR : 120x/i
 RR: 40 x/i
 T : 36,5oc

- Pemeriksaan Fisik
 BB : 3800gr
 PB : 52cm
 Jenis kelamin :♀
Kepala : Tidak ada molase Leher : Normal
Muka : Simetris Dada : Simetris
Mata : Normal, tidak ada PUS Talipusat : Tidak ada PUS
Telinga: Normal, berlubang Ekstermitas: Normal
Hidung: Simetris Anus : Ada, berlubang
Mulut: Tidak ada pembengkakan Genetalia : Normal
Refleks Moro : Baik
Refleks Sucking : Baik
Refleks Rooting : Baik
Refleks Graphs : Baik
Refleks Tonic neck : Baik
Refleks Welking : Baik

III. Identifikasi Diagnosa Masalah Potensial

Tidak ada

IV. Tindakan Segera

Tidak ada

V. Perencanaan

1. Informasikan keadaan umum bayi pada keluarga

2. Beritahukan tentang pemenuhan Asi eksklusif

3. Informasikan tentang perawatan tali pusat

4. Beritahukan ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi

VI. Pelaksanaan

1. Menginformasikan keadaan umum bayi pada keluarga:


Bayi baru lahir dengan keadaan umum baik, bugar, repleks normal, gerak
aktif.
2. Memberitahukan tentang pemenuhan Asi eksklusif:
 ASI eksklusif adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi umur
0-6 bulan tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan apapun
selain obat untuk terapi (pengobatan penyakit).
 Menjelaskan manfaat pemberian Asi eksklusif:
 3 kali lebih jarang terkena risiko dirawat karena sakit saluran
pernafasan dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu formula.
 Mengurangi kemungkinan terkena infeksi E. Sakazaakii dari bubuk
susu yang tercemar.
 Mengurangi kemungkinan penyakit menahun seperti penyakit usus
besar.
 6-8 kali lebih jarang menderita kanker anak.
 16,7 kali lebih jarang terkena pneumonia (radang paru).
 Menghindarkan kurang gizi dan vitamin.
 Mengurangi resiko kencing manis.
 Mengurangi resiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
 47 persen lebih jarang mencret.
 Lebih jarang alergi.
 Mengurangi kemungkinan terkena asma.
 Meningkatkan kecerdasan.
3. Menginformasikan tentang perawatan tali pusat
 Perawatan tali pusat merupakan tindakan keperawatan yang bertujuan
merawat tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah
terjadinya infeksi
 Langkah-langkah perawatan tali pusat:
 Ketika mengganti popok atau diaper, pastikan memasangnya di
bagian bawah perut bayi (di bawah tali pusat), ini untuk menjaga
agar tali pusat tidak terkena air kencing atau kotoran bayi.
 Gunakan pakaian yang agak longgar untuk sirkulasi udara di
sekitar tali pusat, sampai tali pusat puput.
 Jangan pernah menarik-narik tali pusat, walaupun seakan-akan
tampak sudah terlepas.
 Mandikan bayi dengan menggunakan washlap atau sponge
bath dan air hangat sampai tali pusat puput.
 Adanya sedikit pendarahan adalah normal sebelum dan sesudah tali
pusat puput. Gunakan kasa steril, lalu bersikan bagian sekeliling
pangkal tali pusat dengan menggunakan kasa steril yang dibasahi
larutan alkohol 70%.
 Bersihkan tali pusat setiap hari secara teratur dengan mengeringkan
tali pusat dengan kasa steril, lalu bersihkan bagian sekeliling
pangkal tali pusat dengan menggunakan kasa steril yang dibasahi
larutan alkohol 70%.
 Jangan pernah meletakkan ramuan atau bubuk apa pun kebagian
pangkal tali pusat bayi.
 Ketika tati pusat sudah puput, biarkan area pusar sembuh dalam
beberapa hari. Tidak perlu menggunakan plester untuk
menutupinya, tapi biarkan kering secara alamiah untuk mencegah
infeksi. Teruskan menggunakan popok atau diaper dibawah perut
untuk memberi tempat bagi pusat yang belum sembuh.
4. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi
 Malas Minum. Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang
diminum Kondisi ini terjadi karena bayi mengalami gangguan yang
tidak ringan atau infeksi berat
 Gerak dan tangis lemah atau tidak ada. Keadaan umum bayio
paling mudah dikenali dari gerakan dan tangisnya. Bila gerakan
melemah dan tangisan lemah atau tidak ada harus diaspdai kondisi
bayi sedang dalam keadaan umum yang tidak baik. Kondisi tubuh
lemah Bayi bergerak saat hanya dipegang, hal ini menandai bayi sakit
berat.
 Demam. Apabila suhu tubuh lebih dari 37,5 derajat Celsius, bayi anda
dipastikan mengalami demam. Kondisi ini dapat terjadi sebaliknya jika
tubuhnya terasa dingin, dengan suhu tubuh kurang dari 36,5 derajat
Celsius.
 Merintih dan Sesak. Sesak napas dan terus menerus merintih Ini
menandakan bayi mengalami sakit serius. Sesak napas dikenali dengan
gerakan napas bayi yang cepat bila dihitung dalam semenit gerakan
napas di dada lebih dari 60 kali permenit.
 Infeksi Tali Pusat. Pusar kemerahan hingga ke dinding perut dan
berbau tajam.Kebersihan tali pusat yang masih basah perlu dijaga. Tali
pusat tidak perlu diberi alkohol, obat merah, atau antiseptik. Yang
perlu dilakukan adalah membersihkannya dengan air matang dan
sabun, keringkan dengan kain bersih dan dapat ditutup longgar dengan
kain kasa steril atau dibiarkan terbuka. Jangan berikan bedak, abu
gosok, atau lainnya karena hanya bisa membuatnya terinfeksi.
Umumnya, tali pusat puput dalam 1-2 minggu. Jika tali pusat tidak
puput juga, berbau, berlendir, atau berdarah, segera bawa ke dokter
terdekat. Dalam keadaan seperti itu dapat diberi alkohol atau betadine
sebelum di bawa ke dokter.
 Infeksi mata. ata bayi bernanah banyak Bila tidak segera diobati, bayi
terancam kebutaan.
 Diare dan dehidrasi. Diare yang disertai dengan gejala mata cekung
dan kondisi tidak sadar Jika kulit perut bayi dicubit kembali dengan
lambat, hal ini menandakan dia mengalami kekurangan cairan dalam
tahap kronis. Kadangkala menilai tanda kekurangan cairan opada bayi
baru lahir tidak mudah. salah satu yang dapat dibnilai adalah
penurunan berat badan dalam 1-7 hari pmenurun drastis kurang dari
10%
 Kuning Tinggi. Kulit bayi terlihat berwarna kuning (jaundice) Warna
kuning ini terjadi akibat penumpukan zat kimia yang disebut bilirubin.
Kuning pada bayi akan berbahaya bila muncul kurang dari 24 jam
setelah lahir, pada umur lebih dari 14 hari, dan kuning sampai ke
telapak tangan atau kaki. Bayi, terutama yang lahir kurang bulan,
kadang terlihat agak kuning pada beberapa hari setelah kelahiran. Hal
ini disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari kurangnya asupan susu,
golongan darah anak dan ibu berbeda yang menyebabkan hemolisis,
hingga infeksi. Jika bayi menderita kuning dalam 24 jam pertama
kelahiran, harus segera dibawa ke rumah sakit. Jika kuning muncul
pada hari ke-2 atau lebih, sebaiknya diperiksakan dahulu ke dokter.
Beberapa keadaan kuning pada bayi dapat dilakukan terapi sinar dan
yang lainnya dapat dilakukan rawat jalan. Namun, semuanya setelah
melewati pemeriksaan dokter. erapi sinar dilakukan bervariasi
lamanya, setiap harinya bayi akan dilakukan pemeriksaan bilirubin
untuk mengetahui apakah kadar bilirubinnya sudah turun atau belum.
Rata-rata bayi diberikan terapi sinar antara 2-5 hari.
 Hipotermia (suhu rendah) Bayi baru lahir terutama bayi dengan
berat lahir rendah (< 2.500 gram) berisiko mengalami kedinginan
karena luas permukaan bayi relatif lebih luas sehingga mengalami
paparan yang lebih banyak. Hipotermia (kedinginan) adalah keadaan
suhu tubuh bayi di bawah 36,5°C. Untuk menghindari dan mengatasi
masalah hipotermia dapat dilakukan dengan berbagai cara. akukan
skin-to-skin-contact atau kontak kulit bayi ke kulit ibu. Tubuh ibu akan
bertindak sebagai termoregulator dan menstabilkan suhu bayi.
erhatikan suhu ruangan, jaga agar tetap hangat. erikan pakaian yang
cukup hangat untuk bayi. Jika perlu, berikan selimut ekstra untuk si
kecil saat malam hari untuk mencegah kedinginan. ada bayi berat lahir
rendah dapat dilakukan perawatan metode kanguru. ika suhu tubuh
bayi tetap dingin, segera bawa ke dokter.
 Kejang. Kejang kadang kadang sulit dibedakan dengan gerakan
normal. Namun, bila melihat gejala atau gerakan yang tidak biasa
terjadi berulang-ulang dan tidak berhenti saat bayi disentuh atau
dielus-elus, kemungkinan besar dia mengalami kejang. Gejalanya
berulang-ulang dalam rupa menguap, mengunyah, mengisap, bola
mata berputar-putar, kaki seperti mengayuh sepeda, mata mendelik,
dan berkedip.
VII. Evaluasi
1. Keluarga sudah tahu keadaan umum bayi
2. Ibu sudah tahu dan bersedia untuk memberian asi ekskusif
3. Ibu sudah tahu tentang perawatan tali pusat
4. Ibu sudah tahu tanda-tanda bahaya pada bayi dan tindakan segera yang
harus dilakukan
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
PADA NEONATUS

Pengumpulan Data

Nama Bayi : Bayi Ny. R


Umur : 2 jam
Tanggal/Jam lahir : 24 oktober 2013/ 23.00 wib
Jenis kelamin :♀
Panjang bayi : 52cm
Berat bayi : 3800gr

Nama ibu : Ny. R Nama Suami : Tn.K


Umur : 28thn Umur : 29thn
Suku/Bangsa : Jawa/Indo Suku/Bangsa :Jawa/Indo
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS Pekerjaan : PNS
Alamat : Jln.Sekip Alamat : Jln.Sekip

S: Dx : Bayi Ny.R, bayi baru lahir dengan keadaan umum baik,

bugar, repleks normal, gerak aktif.


Ds : - Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya.

-Ibu mengatakan bayinya sehat

-Ibu mengatakan bayinya mau menyusu

O: -Keadaan umum bayi baik

- Vital sign:
 HR : 120x/i
 RR: 40 x/i
 T : 36,5oc
- Pemeriksaan Fisik Bayi:
 BB : 3800gr
 PB : 52cm
 Jenis kelamin : ♀
 Kepala : Tidak ada molase
 Muka : Simetris
 Mata : Normal, tidak ada PUS
 Hidung :Simetris
 Mulut : Tidak ada pembengkakan
 Telinga : Normal, berlubang
 Leher : Normal
 Dada : Simetris
 Talipusat : Tidak ada PUS
 Ekstermitas : Normal
 Anus : Ada, berlubang
 Genetalia : Normal
 Refleks Moro : Baik
 Refleks Sucking : Baik
 Refleks Rooting : Baik
 Refleks Graphs : Baik
 Refleks Tonic neck : Baik
 Refleks Welking : Baik

A: - Bayi Ny.R usia 2 jam, lahir normal, jenis kelamin laki-laki,

keadaan umum baik HR:120x/i RR: 40 x/i T:36,5oc, refleks baik, dengan
BB: 3800gr TB: 52cm.

- Tidak ada tanda-tanda bahaya.


- Tidak ada infeksi tali pusat
- Bayi menyusui aktif

P: - menginformasikan keadaan umum bayi pada keluarga

- memberitahukan tentang pemenuhan Asi eksklusif


- menginformasikan tentang perawatan tali pusat
- memberitahukan ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi

Anda mungkin juga menyukai