Bab I
Bab I
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Yang Maha Esa. yang maha luas
rahmat dan karunia-Nya, semoga saya termasuk ke dalam orang yang
mendapatkannya.
Dalam rangka mengembangkan potensi diri dalam bidang Asuhan
Kebidanan, sudah sepatutnya jika pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada
neonatus di perdalam. Hal ini sangat berguna mengingat di masa yang akan
datang, sebagai seorang bidan akan menjadi manusia yang teramat penting dalam
asuhan pada masa nifas.
Meskipun makalah ini dibuat dengan segala keterbatasan yang ada pada
saya, baik keterbatasan waktu, dana, terlebih lagi keterbatasan kemampuan saya,
namun saya berharap semoga makalah ini memenuhi syarat sebagai tugas PKK 2.
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna
perbaikan dalam pembuatan tugas yang sama berikutnya. Akhir kata, semoga
makalah ini bermanfaat khususnya bagi saya selaku penyusun, dan umumnya bagi
pembaca.
Penyusun
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan
umur kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala
secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan
teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.
Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia
28 hari,dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim
menjadi diluar rahim.Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua
system.
Neonatus (BBL) bukanlah miniature orang dewasa,bahkan bukan pula miniature
anak.Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang
serba tergantung pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang serba
mandiri.Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72
pertama.Transisi ini hampir meliputi semua system organ tapi yang terpenting
bagi anastesi adalah system pernafasan sirkulasi,ginjal dan hepar.Maka dari itu
sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk melakukan suatu
anastesi terhadap neonates (BBL).
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran
(Saifuddin, 2002).
Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya
biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu (Donna, 2003).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes
RI, 2005).
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup
bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan)
yang berat (Kosim, 2007).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa defenisi BBL?
2. Apa bounding attachement BBL?
3. Bagaimana prinsip dasar penanganan bayi baru lahir?
4. Apa saja adaptasi BBL?
5. Bagaimana pemberian ASI pada BBL?
6. Apa saja kebutuhan BBL?
7. Apa pemeriksaan untuk BBL?
8. Apa saja pengobatan untuk BBL?
9. Bagaimana penatalaksanaan untuk BBL?
10. Bagaimana konsep keperawatan untuk BBL?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui defenisi BBL
2. Untuk mengetahui bounding attachement BBL
3. Untuk mengetahui prinsip dasar penanganan bayi baru lahir
4. Untuk mengetahui adaptasi BBL
5. Untuk mengetahui cara pemberian ASI pada BBL
6. Untuk mengetahui kebutuhan BBL
7. Untuk mengetahui pemeriksaan bagi BBL
8. Utuk mengetahui pengobatan bagi BBL
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan BBL
10. Untuk mengetahui konsep keperawatan dari BBL
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFENISI
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir
dengan umur kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan
presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara
spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.
B. BOUNDING ATTACHEMENT
1. Suatu kondisi / tindakan agar terjadinya hubungan positif antara bayi,ibu,
ayah dan sibling serta keluarga yang lain
2. Bayi merasa dicintai, diperhatikan,aman dan nyaman sehingga terbentuk
sosial dan dapat bereksplorasi yang merupakan awal pembentukan konsep diri
3. Jika gagal,gangguan perkembangan tingkah laku (stereotipi) misalnya
menghisap jari, menyakiti diri, tidur dilantai atau ketakutan , apatis,
kemunduran kognitif/verbal
E. ADAPTASI
1. Sistem Kardiovaskular
2. Sistem Pernapasan
3. Sistem Hematopoiesis
4. Sitem Gastrointestinal
5. Sistem Imunitas
6. Sistem Integumen
7. Sistem Termogenik
8. Sistem Reproduksi
9. Sistem Neuromuskular
F. PEMBERIAN ASI
1. Bayi normal dapat disusui segera setelah lahir dangan menghisap mencegah
perdarahan, perangsangan pembentukan ASI,terbina bonding
2. Ibu dijelaskan manfaat ASI termasuk kolostrum
3. Kontra indikasi ASI : mamae abses/ca, ibu sakit jantung berat/HIV/hevatitis
dll
H. PEMERIKSAAN
• LEB : Pada bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan pemeriksaan
laboratorium, namun kadang-kadang dengan riwayat kehamilan dan kondisi
tertentu perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi tertentu
I. PENGOBATAN
1. Vitamin K
2. Tetes / salap mata
J. PENATALAKSANAAN
1. mengeringkan dengan segera dan membungkus bayi dengan kain yang
cukup hangat untuk mencegah hipotermi
2. Menghisap lendir untuk membersihkan jalan nafas sesuai kondisi dan
kebutuhan.
3. Memotong dan mengikat tali pusat, memberi ntiseptik sesuai ketentuan
setempat.
4. Bonding Attacment (kontak kulit dini) dan segera ditetekan pada ibunya.
5. Menilai apgar menit pertama dan menit kelima
6. Memberi identitas bayi: Pengecapan telapak kaki bayi dan ibu jari ibu,
pemasangan gelang nama sesuai ketentuan setempat
7. Mengukur suhu, pernafasan, denyut nadi.
8. Memandikan/membersihkan badan bayi, kalau suhu sudah stabil (bisa
tunggu sampai enam jam setelah lahir)
9. Menetesi obat mata bayi untuk mencegah opthalmia – neonatorum.
10. Pemerikksaan fisik dan antropometri.
11. Pemberian vitamin K oral/parenteral sesuai kebijakan setempat.
12. Rooming in (rawat gabung): penuh atau partial.
K. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Posture : inspeksi dan riwayat persalinan
b. TTV
c. Pengukuran umum : berat,panjang badan,lingkar kepala,lingkar
dada,lingkar abdomen
d. Integument
e. Kepala
f. Mata
g. Hidung
h. Telinga
i. Mulut
j. Leher
k. Dada
l. Abdomen
m. Genetalia
n. Ekstremitas
2. Diagnosa Keperawatan
a. Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan mucus berlebihan,
posisi tidak tepat
b. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan kontrol suhu yang
imatur, perubahan suhu lingkungan.
c. Resiko tinggi infeksi atau inflamasi berhubungan dengan kurangnya
pertahanan imunologis, faktor lingkungan, penyakit ibu
d. Resiko tinggi trauma berhubungan dengan ketidakberdayaan fisik
e. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan imaturas, kurangnya pengetahuan orang tua
3. Intervensi
a. Dx 1
Hisap mulut dan naso faring dengan spuit bulb sesuai kebutuhan
Tekan bulb sebelum memasukkan dan mengaspirasi faring, kemudian hidung
untuk mencegah aspirasi cairan
Dengan alat penghisap mekanis, batasi setiap upaya penghisapan sampai
lima detik dengan waktu yang cukup antara upaya tersebut memungkinkan
reoksigenisasi
Posisikan bayi miring ke kanan setelah memberikan makan untuk mencegah
aspirasi
Posisikan bayi telungkup atau miring selama tidur
Lakukan sedikit mungkin prosedur pada bayi selama jam pertama dan
sediakan oksigen untuk digunakan bila terjadi distress pernapasan
Ukur tanda vital sesuai kebijakan institusional dan lebih sering bila perlu.
Observasi adanya tanda-tanda distres pernapasan dan laporkan adanya hal
berikut dengan segera: tacipnea, mengorok, stridor, bunyi napas abnormal,
pernapasan cuping hidung, sianosis.
Pertahankan popok, pakaian dan selimut cukup longgar untuk
memungkinkan ekspansi paru maksimum (abdomen) dan untuk menghindari
terlalu panas
Bersihkan lubang hidung dari sekresi kering selama mandi atau bila perlu.
Periksa kepatenan lubang hidung.
b. Dx 2
Selimuti bayi dengan rapat dalam selimut hangat
Tempatkan bayi dalam lingkungan yang dihangatkan sebelumnya di bawah
penghangat radian atau di dekat ibu
Tempatkan bayi pada permukaan yang diberi bantalan dan penutup
Ukur suhu bayi pada saat tiba di tempat perawatan atau kamar ibu: lakukan
sesuai kebijakan rumah sakit mengenai metode dan frekuensi pemantauan
Pertahankan temperatur ruangan antara 24°C-25,5°C dan kelembaban sekitar
40% sampai 50%
Berikan mandi awal sesuai kebijakan rumah sakit, cegah menggigil pada
bayi sebelum mandi dan tunda mandi bila ada pertanyaan mengenai stabilisasi
suhu tubuh
Beri pakaian dan popok pada bayi dan bedong dalam selimut
Berikan penutup kepala pada bayi bila kehilangan panas menjadi masalah
karena area permukaan besar dari kepala memungkinkan terjadinya
kehilangan panas
Buka hanya satu area tubuh untuk memeriksa atau prosedur
Waspada terhadap tanda hipotermia atau hipertermia.
c. Dx 3
Cuci tangan sebelum dan setelah merawat setiap bayi
Pakai sarung tangan ketika kontak dengan sekresi tubuh
Periksa mata setiap hari untuk melihat adanya tanda-tanda inflamasi
Jaga bayi dari sumber potensial infeksi
Bersihkan vulva pada arah posterior untuk mencegah kontaminasi fecal
terhadap vagina atau uretra
d. Dx 4
Hindari penggunaan termometer rektal karena resiko perforasi rectal
Jangan pernah meninggalkan bayi tanpa pengawasan di atas permukaan tinggi
tanpa pagar
Jaga agar objek tajam atau runcing berada jauh dari tubuh bayi Jaga agar
kuku jari sendiri tetap pendek dan tumpul, hindari perhiasan yang dapat
melukai bayi
Lakukan metode yang tepat dalam penanganan dan pemindahan bayi
e. Dx 5
Kaji kekuatan menghisap dan koordinasi dengan menelan untuk
mengidentifikasi kemungkinan masalah yang mempengaruhi makan
Berikan masukan awal sesuai keinginan orang tua, kebijakan RS dan
protokol praktisi
Siapkan untuk pemberian makan yang dibutuhkan dari bayi yang minum
ASI, pemberian makan malam ditentukan oleh kondisi dan keinginan ibu
Berikan makan dengan botol 2-3 formula setiap 3-4 jam atau sesuai
kebutuhan
Dukung dan bantu ibu menyusui selama pemberian makan awal dan lebih
sering bila perlu
Hindari pemberian makan suplemen atau air rutin untuk bayi yang minum
ASI
Dorong ayah atau orang tua pendukung lain untuk tetap bersama ibu untuk
membantu ibu dan bayi dalam merubah posisi, relaksasi dll
Dorong ayah atau orang pendukung lain untuk berpartisipasi dalam
pemberian makan dengan botol
Tempatkan bayi miring ke kanan setelah makan untuk mencegah aspirasi
Observasi pola feces
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir
dengan umur kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan
presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas
secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.
Pada bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan pemeriksaan
laboratorium, namun kadang-kadang dengan riwayat kehamilan dan
kondisi tertentu perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi
tertentu.
Obat profilaksis yang rutin diberikan pada bayi baru lahir yaitu:
1. Vitamin K
2. Tetes / zalf mata
B. SARAN
Jika dalam penuilisan makalah ini terdapat kekuarangn dan kesalahan,
saya mohon maaf. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun agar saya dapat membuat makalah yang lebih baik di
kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
http://sis-doank27.blogspot.com/2013/12/askep-bayi-baru-lahir-normal.html
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
PADA NEONATUS
I. Pengumpulan Data
Dx : Bayi Ny.R, bayi baru lahir dengan keadaan umum baik, bugar,
repleks normal, gerak aktif.
Ds :- keadaan umum bayi baik
- Vital sign:
HR : 120x/i
RR: 40 x/i
T : 36,5oc
- Pemeriksaan Fisik
BB : 3800gr
PB : 52cm
Jenis kelamin :♀
Kepala : Tidak ada molase Leher : Normal
Muka : Simetris Dada : Simetris
Mata : Normal, tidak ada PUS Talipusat : Tidak ada PUS
Telinga: Normal, berlubang Ekstermitas: Normal
Hidung: Simetris Anus : Ada, berlubang
Mulut: Tidak ada pembengkakan Genetalia : Normal
Refleks Moro : Baik
Refleks Sucking : Baik
Refleks Rooting : Baik
Refleks Graphs : Baik
Refleks Tonic neck : Baik
Refleks Welking : Baik
Tidak ada
Tidak ada
V. Perencanaan
VI. Pelaksanaan
Pengumpulan Data
- Vital sign:
HR : 120x/i
RR: 40 x/i
T : 36,5oc
- Pemeriksaan Fisik Bayi:
BB : 3800gr
PB : 52cm
Jenis kelamin : ♀
Kepala : Tidak ada molase
Muka : Simetris
Mata : Normal, tidak ada PUS
Hidung :Simetris
Mulut : Tidak ada pembengkakan
Telinga : Normal, berlubang
Leher : Normal
Dada : Simetris
Talipusat : Tidak ada PUS
Ekstermitas : Normal
Anus : Ada, berlubang
Genetalia : Normal
Refleks Moro : Baik
Refleks Sucking : Baik
Refleks Rooting : Baik
Refleks Graphs : Baik
Refleks Tonic neck : Baik
Refleks Welking : Baik
keadaan umum baik HR:120x/i RR: 40 x/i T:36,5oc, refleks baik, dengan
BB: 3800gr TB: 52cm.