MAKALAHH
MAKALAHH
KEPEMIMPINAN VISIONER
Dosen Pembimbing Mata Kuliah Manajemen Keperawatan :
Duwi Basuki S.Kep.,M.Kes
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kehadirat Allah SWT, shalawat salam kita haturkan kepangkuan beliau
Nabi Muhammad SAW atas berkat dan rahmat dan hidayahNya kami bisa menyusun makalah
ini Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Dosen yang telah membimbing kami sehingga
makalah ini dapat kami selesaikan. Serta terimakasih pula kepada rekan-rekan yang telah
membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah bejudul “Pola Kepemimpinan Visioner” ini, kami susun dengan tujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kebijakan Pendidikan.
Kami sadar bahwa tugas makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat mendekati
sempurna.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................................... 3
TINJAUAN TEORI ..................................................................................................................................... 3
2.1 Definisi.......................................................................................................................................... 3
2.2 Kompetensi Pemimpin Visioner ................................................................................................... 3
2.3 Peran Pemimpin Visioner ............................................................................................................. 5
2.4 Kepemimpinan Visioner Dalam Tindakan ................................................................................... 6
2.5 Karakter Pemimpin Visioner ........................................................................................................ 8
2.6 Strategi Tindakan Kepemimpinan ................................................................................................ 9
2.7 Langkah-langkah Menjadi Visionary Leadership ....................................................................... 11
BAB III .................................................................................................................................................... 13
TRIGGER CASE DAN JURNAL PENDUKUNG ........................................................................................... 13
3.1 Trigger Case ................................................................................................................................ 13
3.2 Jurnal Pendukung ........................................................................................................................ 14
BAB IV ................................................................................................................................................... 24
PENUTUP .............................................................................................................................................. 24
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 25
4.2 Saran ..................................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepemimpinan adalah suatu konsep yang sangat dekat dengan kesuksesan dalam
mencapai tujuan suatu organisasi. Kepemimpin akan sangat mewarnai, mempengaruhi
bahkan menentukan bagaiman perjalanan suatu organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya.
Membahas topik kepemimpinan seperti mengarungi samudera luas yang mendapat
pasokan air dari ratusan sungai yang tak pernah kering. Selalu saja saja ada perkembangan
dalam organisasi pada setiap jaman yang menuntut karakteristik kepemimpinan tertentu.
Perkembangan teori kepemimpinan telah banyak dimunculkan oleh para pakar, antara lain:
kepemimpinan karismatik, kepemimpinan militeristik, kepemimpinan situasional,
kepemimpinan transformasional, hingga kepemimpinan visioner.
Pengertian konsep kepemimpinan sendiri mendapat banyak perhatian dari para ahli.
Dubin (1968:385) dalam Megan Crawford (2005:41) melihat kepemimpinan sebagai latihan
otoritas dan pembuatan keputusan, sementara Fiedler (1967:8) memandang pemimpin
sebagai individu di dalam kelompok yang diberi tugas untuk mengatur dan mengkoordinasi
aktivitas-aktivitas kelompok yang berhubungan dengan tugas’. A.B. Susanto (2007 : 5)
mengatakan bahwa tugas seorang pemimpin adalah membuat program visioning yang mampu
mengutarakan visi dan misinya.
Dalam era yang sangat cepat berubah, dimana segala aspek yang mempe-ngaruhi
perkembangan organisasi menajdi begitu sangat besar pengaruhnya, kepemimpinan yang
mampu berfikir jauh ke depan, mampu mengantisipasi segala perubahan dan perkembangan
zaman, di era yang sangat kompetitif dan tuntutan kebutuhan yang semakin beragam, rinci
dan spesifik menjadi sangat relevan. Organisasi membutuhkan kepemimpinan yang mampu
mengembangkan organisasi-nya dengan baik sampai jauh ke depan, melampaui usia
zamannya. Kepemimpinan visioner (visionary leadership) merupakan syarat mutlak bagi
organisasi yang ingin berkembang sampai puluhan tahun ke depan.
1
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan Pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat memperlajari dan
mengetahui tentang Model Kepemimpinan Visioner dalam Mendukung Tercapainya Tujuan
Organisasi. Selain itu juga tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai pemenuhan tugas mata
kuliah Manajemen Strategik agar terlaksana tujuan pendidikan yang diterapkan.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
3
kebutuhan dan perubahan ini. Barbara Brown mengajukan 10 kompetensi yang harus
dimiliki oleh pemimpin visioner, yaitu:
1. Visualizing
Pemimpin visioner mempunyai gambaran yang jelas tentang apa yang hendak dicapai
dan mempunyai gambaran yang jelas kapan hal itu akan dapat dicapai.
2. Futuristic Thinking
Pemimpin visioner tidak hanya memikirkan di mana posisi bisnis pada saat ini, tetapi
lebih memikirkan di mana posisi yang diinginkan pada masa yang akan datang.
3. Showing Foresight
Pemimpin visioner adalah perencana yang dapat memperkirakan masa depan. Dalam
membuat rencana tidak hanya mempertimbangkanapa yang ingin dilakukan, tetapi
mempertimbangkan teknologi, prosedur, organisasi dan faktor lain yang mungkin
dapat mempengaruhi rencana.
4. Proactive Planning
Pemimpin visioner menetapkan sasaran dan strategi yang spesifik untuk mencapai
sasaran tersebut. Pemimpin visioner mampu mengantisipasi atau mempertimbangkan
rintangan potensial dan mengembangkan rencana darurat untuk menanggulangi
rintangan itu
5. Creative Thinking
Dalam menghadapi tantangan pemimpin visioner berusaha mencari alternatif jalan
keluar yang baru dengan memperhatikan isu, peluang dan masalah. Pemimpin
visioner akan berkata “If it ain’t broke, BREAK IT!”.
6. Taking Risk
Pemimpin visioner berani mengambil resiko, dan menganggap kegagalan sebagai
peluang bukan kemunduran.
7. Process alignment
Pemimpin visioner mengetahui bagaimana cara menghubungkan sasaran dirinya
dengan sasaran organisasi. Ia dapat dengan segera menselaraskan tugas dan pekerjaan
setiap departemen pada seluruh organisasi.
8. Coalition building
Pemimpin visioner menyadari bahwa dalam rangka mencapai sasara dirinya, dia harus
menciptakan hubungan yang harmonis baik ke dalam maupun ke luar organisasi. Dia
aktif mencari peluang untuk bekerjasama dengan berbagai macam individu,
departemen dan golongan tertentu.
4
9. Continuous Learning
Pemimpin visioner harus mampu dengan teratur mengambil bagian dalam pelatihan
dan berbagai jenis pengembanganlainnya, baik di dalam maupun di luar organisasi.
Pemimpin visioner mampu menguji setiap interaksi, negatif atau positif, sehingga
mampu mempelajari situasi. Pemimpin visioner mampu mengejar peluang untuk
bekerjasama dan mengambil bagian dalam proyek yang dapat memperluas
pengetahuan, memberikan tantangan berpikir dan mengembangkan imajinasi.
10. Embracing Change
Pemimpin visioner mengetahui bahwa perubahan adalah suatu bagian yang penting
bagi pertumbuhan dan pengembangan. Ketika ditemukan perubahan yang tidak
diinginkan atau tidak diantisipasi, pemimpin visioner dengan aktif menyelidiki jalan
yang dapat memberikan manfaat pada perubahan tersebut.
Burt Nanus (1992) mengungkapkan, ada empat peran yang harus dimainkan oleh
pemimpin visioner dalam melaksanakan kepemimpinannya, yaitu:
1. Peran penentu arah (direction setter).
Peran ini merupakan peran di mana seorang pemimpin menyajikan suatu visi,
meyakinkan gambaran atau target untuk suatu organisasi, guna diraih pada masa
depan, dan melibatkan orang-orang dari “get-go.” Hal ini bagi para ahli dalam studi
dan praktek kepemimpinan merupakan esensi dari kepemimpinan. Sebagai penentu
arah, seorang pemimpin menyampaikan
visi, mengkomunikasikannya, memotivasi pekerja dan rekan, serta meyakinkan orang
bahwa apa yang dilakukan merupakan hal yang benar, dan mendukung partisipasi
pada seluruh tingkat dan pada seluruh tahap usaha menuju masa depan.
2. Agen perubahan (agent of change)
Agen perubahan merupakan peran penting kedua dari seorang pemimpin visioner.
Dalam konteks perubahan, lingkungan eksternal adalah pusat. Ekonomi, sosial,
teknologi, dan perubahan politis terjadi secara terus-menerus, beberapa berlangsung
secara dramatis dan yang lainnya berlangsung dengan perlahan. Tentu saja, kebutuhan
pelanggan dan pilihan berubah sebagaimana halnya perubahan keinginan para
stakeholders. Para pemimpin yang efektif harus secara konstan menyesuaikan
terhadap perubahan ini dan berpikir ke depan tentang perubahan potensial dan yang
5
dapat dirubah. Hal ini menjamin bahwa pemimpin disediakan untuk seluruh situasi
atau peristiwa-peristiwa yang dapat mengancam kesuksesan organisasi saat ini, dan
yang paling penting masa depan.
Akhirnya, fleksibilitas dan resiko yang dihitung pengambilan adalah juga penting
lingkungan yang berubah.
3. Juru bicara (spokesperson)
Memperoleh “pesan” ke luar, dan juga berbicara, boleh dikatakan merupakan suatu
bagian penting dari memimpikan masa depan suatu organisasi. Seorang pemimpin
efektif adalah juga seseorang yang mengetahui dan menghargai segala bentuk
komunikasi tersedia, guna menjelaskan dan
membangun dukungan untuk suatu visi masa depan. Pemimpin, sebagai juru bicara
untuk visi, harus mengkomunikasikan suatu pesan yang mengikat semua orang agar
melibatkan diri dan menyentuh visi organisasi-secara internal dan secara eksternal.
Visi yang disampaikan harus “bermanfaat, menarik, dan menumbulkan kegairahan
tentang masa depan organisasi.”
4. Pelatih (coach
Pemimpin visioner yang efektif harus menjadi pelatih yang baik. Dengan ini berarti
bahwa seorang pemimpin harus menggunakan kerjasama kelompok untuk mencapai
visi yang dinyatakan. Seorang pemimpin mengoptimalkan kemampuan seluruh
“pemain” untuk bekerja sama, mengkoordinir aktivitas atau usaha mereka, ke arah
“pencapaian kemenangan,” atau menuju pencapaian suatu visi organisasi. Pemimpin,
sebagai pelatih, menjaga pekerja untuk memusatkan pada realisasi visi dengan
pengarahan, memberi harapan, dan membangun kepercayaan di antara pemain yang
penting bagi organisasi dan visinya untuk masa depan. Dalam beberapa kasus, hal
tersebut dapat dibantah bahwa pemimpin sebagaipelatih, lebih tepat untuk ditunjuk
sebagai ‘player-coach.’
6
2.4.1 Antisipasi
berarti bahwa kepemimpinan visioner harus secara pro aktif mengamati lingkungan
guna menemukan perubahan yang secara negatif maupun positif mempengaruhi organisasi.
Pemimpin harus secara aktif mendukung pekerja untuk bersiap setiap saat menghadapi
perubahan pesat lingkungan, dan untuk mempertahankan pemimpin dan para manajer selalu
menaruh perhatian atas hal tersebut Menjadi “perceptive, nimble dan innovative”dalam
lingkungan yang berubah pesat akan memberikan manfaat bagi organisasi. Sebagai
tambahan, praktek menggunakan skenario ‘what if’ menguntungkan bagi para pemimpin.
Secara rutin, mempertimbangkan dan mendiskusikan kemungkinan seluruh skenario yang
mungkin dapat terjadi pada masa depan, menjaga pemimpin visioner untuk memfokuskan
dan menyiapkan beragam kemungkinan. Penciptaan rencana-rencana darurat dapat berguna
untuk beberapa skenario Harper (2001), dan para pengarang buku lain tentang kepemimpinan
dan manajemen percaya bahwa speed merupakan faktor penting untuk mempertahankan
posisi kompetitif, merespon secara kompetitif terhadap kebutuhan pelangan dan menghemat
uang. (Grant and Gnyawali, 1995; McKenna, 1997; LeBoeuf, 1993; Reinhardt, 1997;
Carnevale, 1990). Para ahli setuju bahwa perdagangan dan bisnis pada
hari ini mencakup sektor jasa juga. Bergerak cepat dalam merespon kebutuhan konsumen di
bidang jasa. Pemimpin visioner melihat kecepatan sebagai sebuah kemampuan yang harus
dikuasai guna memuaskan konsumen yang menginginkan pelayanan atau pemenuhan
kebutuhan seketika. Pelayanan yang cepat, bersahabat dan efisien merupakan contoh dari apa
yang diinginkan oleh pelanggan terhadap pelayanan pemerintah. Teknologi in formasi,
pelayanan on-line melalui internet merupakan prasyarat bagi pemerintah
dalam membentuk highest quality service. Hal ini menandakan, kecepatan pelayanan
membantu pemerintah dalam meraih simpati dan kerja sama warga.
7
keuntungan dari oportunitas. Agility memiliki beberapa komponen integral:
1. The ability to develop and make available new and desirable products and services.
2. The ability to enter new markets or connect with new constituencies.
3. The ability to adjust and respond to changing customer needs.
4. The ability to adjust swiftly from one organizational process or procedur to another.
5. The ability to compress time in the delivery of goods and services.
8
3. Mampu menggalang orang lain untuk kerja keras dan kerjasama dalam
menggapaitujuan, menjadi model (teladan) yang secara konsisten menunjukkan
nilainilaikepemimpinannya, memberikan umpan balik positif, selalu menghargai
kerjakeras dan prestasi yang ditunjukkan oleh siapun yang telah memberi kontribusi
4. Mampu merumuskan visi yang jelas, inspirasional dan menggugah,
mengelola‘mimpi’ menjadi kenyataan, mengajak orang lain untuk berubah, bergerak
ke ‘new place’. Mampu memberi inspirasi, memotivasi orang lain untuk bekerja lebih
kreatifdan bekerja lebih keras untuk mendapatkan situsi dan kondisi yang lebih baik.
5. Mampu mengubah visi ke dalam aksi, menjelaskan dengan baik maksud visikepada
orang lain, dan secara pribadi sangat commited terhadap visi tersebut.
6. Berpegang erat kepada nilai-niliai spiritual yang diykininya. Memiliki
integritaskepribadian yang kuat, memancarkan energy, vitalitas dan kemauan yang
membarauntuk selalu berdiri pada posisi yang segaris dengan nilai-nilai spiritual.
Menjadiorang yang terdepan dan pertama dalam menerapkan nilai-nilai luhur,
sebagimanayang diungkapkan oleh Mahatma Gandhi: “I must first be the change I
want to seein my world.”
7. Membangun hubungan (relationship) secara efektif, memberi penghargaandan respek.
Sangat peduli kepada orang lain (bawahan), memandang orang lainsebagai asset
berharga yang harus di perhatikan, memperlakukan mereka denganbaik dan ‘hangat’
layaknya keluarga. Sangat responsive terhadap segala kebutuhanorang lain dan
membantu mereka berkembang, mandiri dan membimbing menemukanjalan masa
depan mereka
8. Innovative dan proaktif dalam menemukan ‘dunia baru’. Membantu mengubahdari
cara berfikir yang konvensional (old mental maps) ke paradigma baru yang
dinamis.Melaklukan terobosan-terobosan berfikir yang kreatif dan produktif. (‘out
box thinking’). Lebih bersikap atisipatif dalam mengayunkan langkah
perubahan,ketimbang sekedar reaktif terhadap kejadian-kejadian. Berupaya sedapat
mungkinmenggunakan pendekatan ‘win-win’ ketimbang ‘win-lose’.
9
Seluruh tindakan dan pengambilan keputusan harus di arahkan kepada semata mata
upaya pencapaian tujuan final dari organisasi. Hal ini dilakukan guna menghindari segala
kecenderungan dan ‘godaan’ penyitaan energi dan pemborosan sumber daya kepada hal-hal
kecil dan tidak prinsip yang mungkin timbul. Untuk menjaga agar semua rencana aksi focus
kepada tujuan organisasi, memerlukan kekompakkan dan pemeliharaan hubungan antara
pimpinan dan seluruh staff/karyawan.
2.6.2 Strategi 2 - Membuat Rencana Jangka Panjang
Perumusan jangka panjang akan menuntun kepada langkah yang jelas sampai 5-10
tahun ke depan, siapa-siapa saja yang akan memimpin dan bertanggungjawab dalam
pencapaian tujuan tersebut, kompetensi kepemimpinan yang bagaimana yang diperlukan, lalu
bagimana disain pengembangan kepemimpinannya? Untuk dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan ini perlu membentuk semacam komite yang ditugaskan untuk menyiapkan
langkah-langkah strategis pencapaian tujuan jangka panjang, yang lingkup tugasnya antara
lain: melakukan rekrutmen, seleksi, orientasi, pelatihan, performance assessment dan
penetapan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
10
pula organisasi lain yang sejenis menyiapkan diri mereka menghadapi perubahan-perubahan
ini? Pertanyaan-pertanyaan iti seyogyanya
akan dapat memicu dan memacu anggota organisasi untuk berfikir dan memposisikan diri
mereka untuk siap berubah.
2.6.5 Strategi 5 – Selalu Mengetahui Perubahan Kebutuhan Konstituen/Pelanggan
Keinginan dan kebutuhan pelanggan seringkali mengalami perubahan. Oleh karena
itu, seharusnya organisasi menyediakan informasi-infromasi aktual yang terkait dengan hal
ini. Survey kepuasan pelanggan, kontak langsung dengan pelanggan, mengefektifkan layanan
’customer care’, adalah beberapa cara yang dapat dilakukan agar orgnisasi selalu mengetahui
harapan dan keinginan pelanggan yang baru. Dengan demikian organisasi akan selalu siap
untuk melakukan perubahan dan perbaikan untuk menjaga kepuasan pelanggan.
Visi harus disegarkan sehingga tetap sesuai dan sepadan dengan perubahanperubahan
yang terjadi di lingkungan. Karena itu visi dalam konteks ini merupakan atribut utama
seorang pemimpin. Adalah tugas dan tanggungjawab pimpinan untuk melahirkan,
memelihara, mengembangkan, menerapkan, dan menyegarkan visi agar tetap memiliki
kemampuan untuk memberikan respons yang tepat dan cepat
terhadap berbagai permasalahan dan tuntutan yang dihadapi organisasi. Jelaslah bahwa visi
itu ternyata berproses, dapat direkayasa dan ditumbuhkembangkan.
Penciptaan Visi
Visi tercipta dari hasil kreatifitas pikir pemimpin sebagai refleksi profesionalisme dan
pengalaman pribadi atau sebagai hasil elaborasi pemikiran mendalam dengan
pengikut/personil lain berupa ide-ide ideal tentang cita-cita organisasi di masa depan yang
ingin diwujudkan bersama .
Perumusan Visi
Kepemimpinan visioner dalam tugas perumus visi adalah kesadaran akan pentingnya
visi dirumuskan dalam statement yang jelas agar menjadi komitmen semua personil dalam
mewujudkannya sehingga pemimpin berupaya mengelaborasi informsi, cita-cita, keinginan
peribadi dipadukan dengan citacita/ gagasan personil lain dalam forum komunikasi yang
intensif sehingga menghasilkan kristalisasi visi organisasi. Visi perlu dirumuskan dalam
11
statement yang jelas dan tegas dan perumusannya harus melibatkan stakeholders dengan fase
kegiatan sebagai beirkut:
Transformasi Visi
Kemampuan membangun kepercayaan melalui komunikasi yang intensif dan efektif
sebagai upaya shared vision pada stakeholders, sehingga diperolehsense of belonging dan
sense of ownership .
Implementasi Visi
Implementasi visi merupakan Kemampuan pemimpin dalam menjabarkan dan
menterjemahkan visi ke dalam tindakan. Visi merupakan peluru bagi kepemimpinan visioner.
Visi berperan dalam menentukan masa depan organisasi apabila diimplementasikan secara
komprehensif. Kepemimpinan yang bervisi bekerja dalam empat pilar sebagaimana dikatakan
Nanus (2001), yaitu:
a. Penentu Arah
b. Agen Perubahan
c. Juru Bicara
d. Pelatih
e. Komunikator
12
BAB III
TRIGGER CASE DAN JURNAL PENDUKUNG
Dahlan Iskan, CEO Jawa Pos Group yang sudah terbukti mampu membawa
berbagai perusahaan yang ada di bawah kendalinya bukan saja maju pesat, tetapi
juga berkali-kali berhasil keluar dari situasi krisis yang menekan mereka. Ketika krisis
ekonomi melanda bangsa Indonesia, dan salah satunya ditandai dengan kenaikan
harga kertas yang luar biasa tinggi, apa yang dilakukan Dahlan Iskan benar-benar
dengan cara memangkas gajinya sendiri dan berjanji tidak akan berganti
kacamata (yang sudah patah salah satu gagangnya) hingga Jawa Pos maju lagi, tetapi
dengan tindakan yang cerdas, yakni memotong lebar halaman korannya menjadi
lebih kecil, tetapi hal itu kemudian dipromosikan sebagai ukuran koran yang lebih
seksi bagi pembacanya. Langkah yang dipilihnya terbukti berhasil karena Jawa Pos
dapat menghemat ongkos produksi meski harga kertas naik, dan di saat yang sama
merebut hati pembaca barunya dengan tampilan baru yang serba menarik.
Sampai saat ini, motto Jawa Pos yang kemudian menjadi ikon dan budaya kerja
yang menjadi acuan seluruh kinerja wartawan dan jajaran redaksinya adalah ”Selalu
Ada yang Baru”. Jawa Pos bukan saja menjadi satu-satunya koran nasional yang
tetap terbit meski tanggalan berwarna merah atau hari libur nasional, tetapi Jawa
Pos juga menjadi koran pertama yang memiliki cabang di berbagai daerah (Radar)
yang isinya mengkombinasikan berita di tingkat nasional dan berita di tingkat lokal
13
Hal terbaru yang sekaligus makin membuktikan reputasi Dahlan Iskan memang
patut disebut sebagai pemimpin visioner adalah tatkala ia menulis artikel berseri
juga dibukukan, dan dicetak hingga puluhan ribu eksemplar. Ketika kebanyakan
orang tatkala sakit dan melakukan operasi lebih banyak menghabiskan waktu
Iskan justru menuangkan pengalamannya dalam serial tulisan yang luar biasa, dan
mampu menjadi ilham bagi banyak orang agar tetap tegar menghadapi berbagai
14
(Studi Kasus di Kantor Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu
Kota Batu)
15
Kepemimpinan Visioner diharapkan dapat memberikan keunggulan-
keunggulan bagi organisasi agar terus hidup dan berkembang. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan
visioner terhadap kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan
administrasi di Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu. Jenis
penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan langkah-
langkah: pengumpulan data populasi serta teknik pengambilan sampel
Purposive Sampling, instrument meliputi: kuesioner, observasi,
dokumentasi, dengan analisi data uji validitas , reliabelita, regresi
sederhana, kolerasi dan uji t, koefisien determinasi. Hasil penelitian
membuktikan bahwa gaya kepemimpinan visioner memiliki pengaruh
positif terhadap kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan
administrasi di Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu dengan
nilai thitung (4,024) dan terdapat pengaruh positif terhadap peningkatan
kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan administrasi sebanyak
62,4%. Berdasarkan hal tersebut maka dalam meningkatkan kinerja
pegawai maka pimpinan berperan penting untuk menciptakan perilaku
pegawai untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat
melalui kepemimpinan visioner.
PENDAHULUAN
Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi memiliki kedudukan yang penting pada
pelaksanaan proses kerja organisasi dalam pencapaian tujuan. Manusia dalam organisasi
menjadi elemen utama dibandingkan dengan sumber daya yang lain.
16
untuk mencapai tujuannya. salah satunya kepemimpinan merupakan sikap dari
seorang individu yang memimpin berbagai kegiatan dari suatu kelompok menuju
suatu tujuan yang ingin dicapai bersama-sama. Kepeminpinan menyangkut
proses pengaruh sosial yang disengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang
lain untuk menstruktur aktivitas dan pengaruh di dalam sebuah kelompok atau
organsiasi.
Kualitas dari pemimpin seringkali dianggap sebagai faktor terpenting dari
keberhasilan atau kegagalan organisasi. Sehingga isu mengenai pemimpin
menjadi faktor yang menarik perhatian . Hal ini akan membawa konsistensi
bahwa setiap pemimpin berkewajiban memberikan perhatian yang sungguh-
sungguh untuk membina, menggerakkan, mengarahkan semua potensi karyawan
dilingkungannya agar terwujud volume dan beban kerja yang terarah pada
tujuan. Ketika pemimpin menunjukkan kepemimpinan yang baik, para karyawan
akan berkesempatan untuk mempelajari perilaku yang tepat untuk berhadapan
dengan pekerjaan mereka. Berhasil atau tidaknya menjalankan tugas-tugas sangat
ditentukan oleh kualitas pimpinannya, karena kedudukan pemimpin sangat
mendominasi semua aktivitas yang dilakukan, dan merupakan unsur yang tidak
bisa dipisahkan dan menempati posisi yang sangat penting dalam sebuah
organisasi. dalam pelaksanan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Peningkatan pelayanan publik yang efisien dan efektif akan mendukung
tercapainya efisiensi pembiayaan, artinya ketika pelayanan umum diberikan oleh
penyelenggara pelayanan kepada pihak yang dilayani berjalan sesuai dengan
kondisi yang sederhana atau mekanisme atau prosedurnya tidak berbelit-belit,
akan mengurangi biaya atau beban bagi pihak pemberi pelayanan dan juga
penerima pelayanan.
Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Publik menjadi patokan yang
harus diperhatikan sebagai acuan dan mampu diterapkan pelaksanannya oleh
penyelenggara pelayanan. Aturan maupun Standar Operasional Prosedur (SOP)
yang sudah dibuat menjadi tolak ukur dan pedoman untuk para birokrat yang
berkecimpung memberikan pelayanan supaya bisa memberikan pelayanan yang
sesuai dengan mekanisme atau prosedur pelayanan. Tetapi pada kenyataan
dilapangan bahwasanya aturan maupun standar pelayanan yang harus diberikan
masih dianggap remeh oleh oknum-oknum tertentu sehingga SOP yang ada hanya
17
dipampang saja tetapi pelaksanaan atau penerapannya masih kurang diperhatikan,
ini merupakan suatu patologi birokrat yang akan menjurus kearah praktik KKN.
Sehingga yang menjadi masalah saat ini yaitu aturan yang sudah dibuat belum
mampu dalam mengimplementasikannya. Pada hakekatnya, penyelenggara
pemerintah ditunjukan kepada terciptanya fungsi pelayanan publik. Pemerintahan
yang baik menuntut para penyelenggara pelayanan harus mampu bertanggung
jawab dan mempertanggungjawabkan sikap, perilaku dan kebijakannya kepada
masyarakat selaku penerima pelayanan. Untuk itu diperlukan peran pemimpin
agar mampu menciptakan aparatur yang profesional untuk mengoptimalkan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta didukung semangat pengabdian yang
berorientasi pada pelayanan publik, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat.
18
pembinaan kepada bawahan agar mampu bekerja bersih, melayani dengan
profesional serta berusaha meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada aparatur
pemerintahan. Dengan menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berpotensi
maka akan mampu memiliki kualitas kompetensi yang profesional, dengan
demikian kualitas kompetensi profesionalisme menjadi sesuatu aspek penting dan
wajar dalam setiap transaksi.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian Deskriptif Kuantitatif.
Penentuan sampel penelitian mengunakan purposive sampling sehingga
didapatkan 15 responden yang terdiri dari 7 pegawai dan 8 masyarakat yang
datang meminta pelayanan. Teknik pengumpulan data yang lakukan oleh
peneliti adalah kuesioner dan dokumentasi. Metode analisis data yang di
gunakan yaitu metode deskriptif data dan regresi linear sederhana
menggunakan SPSS.
Coefficientsa
Unstandardized Standardize
Model Coefficients d t Sig.
Coefficients
B Std. Beta
19
Error
Uji t (Parsial)
Uji t di lakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh
kepemimpinan visioner terhadap kinerja pegawai dalam memberikan
pelayanan administrasi di Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu,
adapun besarnya nilai pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel
terikat dapat diketahui pada tabel berikut:
20
Tabel 2. Hasil Uji t
Model t t Sig.
hitung tabel
Std. Error of
Model R R Square Adjusted R the
Square Estimate
21
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa nilai R sebesar 0,790 atau 79,0%
yang
menunjukkan hubungan antara variabel dependen terhadap variabel independen kuat.
Sedangkan R Square sebesar 0,624 menunjukkan bahwa besar presentase variasi pengaruh
gaya kepemimpinan visioner terhadap kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan
administrasi di Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu sebesar 62,4%. Hal ini
dapat dikatakan bahwa variabel independen cukup kuat mempengaruhi variabel dependen,
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti
22
seorang pemimpin pada suatu organisasi maka semakin buruk pula kinerja
pegawai yang ada instansi pemerintah tersebut. Adapun gaya kepemimpinan
visioner yang diterapkan kepala Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu
yaitu pimpinan mampu menenangkan suasana kerja, memberi dukungan dalam
bekerja, melakukan sikap tenang dalam situasi kritis, bisa melakukan
pengambilan keputusan dengan tepat, melakukan partisipasi atau dorongan untuk
mencapai tujuan dan pimpinan melakukan memberikan motivasi untuk bekerja
lebih baik dalam memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.
Peningkatan pelayanan publik yang baik tidak terlepas dari adanya sosok
pimpinan yang tegas sehingga mampu mengambil keputusan secara tepat untuk
peningkatan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Berdasarkan UU RI
Nomor 25 Tahun 2009 dijelaskan bahwa pelayanan publik sebagai kegiatan atau
rangkaian pemenuhan kebutuhan yang diberikan kepada masyarakat, sehingga
pelayanan yang diberikan harus memperhatikan kepentingan umum, kesamaan
hak, profesional, partisipatif, keterbukaan, akuntabilitas, ketepatan waktu,
kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan. Apabila beberapa aspek tersebut
dirasakan masyarakat yang mendapatkan pelayanan di kantor desa maka tugas
kepemimpinan visioner dinyatakan berhasil dalam menciptakan kinerja pegawai
yang berkualitas terutama di Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu Kota Batu.
Berdasarkan penjelasan maka dapat dipahami bahwa prinsip dalam pemberian
pelayanan administrasi diperlukan kesederhaan, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan
mudah dilaksanakan; kejelasan persyaratan teknis dan administratif, rincian dan tata cara
pembayaran, akurasi dimana pelayanan dapat diterima dengan benar, tepat dan sah;
keamanan dimana proses dan produk memberikan rasa aman dan kepastian hukum:
tanggung jawab, pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk
bertanggung jawab atas penyelenggara pelayanan dan penyelesaian persoalan;
kelengkapan sarana prasarana, tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan
pendukung lainnya yang memadai termasuk teknologi telekomunikasi dan informatikan
KESIMPULAN
23
2. Kinerja pegawai baik sebanyak 74,1%, dibuktikan dari pelayanan tepat waktu
dan merata untuk semua golongan masyarakat.
3. Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai sebesar 62,4%.
4. Hipotesis penelitian H0 yang menyatakan tidak terjadi pengaruh kepemimpinan
terhadap kinerja pegawai di tolak karena nilai thitung (4,024) > ttabel (1,753)
sehingga menerima H1
SARAN-SARAN
BAB IV
PENUTUP
24
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami berharap materi dan hasil penelitian dari jurnal
yang kami paparkan dapat bermanfaat sehingga menjadi pandangan ataupun dapat diterapkan
oleh pembaca dalam mengatur suatu organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
25
Anwar Prabu Mangkunegara . (2014). “Evaluasi Kinerja SDM “. Bandung: Refika
Aditama.
Anwar Prabu Mangkunegara. 2003. Perencanaan dan pengembangan SDM.
Bandung: Penerbit Refika Aditama.
Creswell, J.W. 2014. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.
26