Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS GERAK DALAM VEKTOR

OLEH

KELOMPOK 10:

1. Febronia Herlinda Lalus


NIM: 1701050045
2. Giasinta Ivonia Narut
NIM: 1701050037
3. Sofia Setia
NIM: 1701050030

KELAS :A
SEMESTER : IV

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2019
1. GERAK LURUS
a. Vektor Satuan dan Vektor Posisi
Ukuran benda dapat diwakili oleh sebuah titik materi atau partikel. Posisi titik
materi dinyatakan dengan sebuah vektor. Vektor ini dinyatakan dengan vektor-
vektor satuan.
 Vektor Satuan
Vektor satuan adalah suatu vektor yang memiliki panjang atau besar sama
dengan satu. Misalnya vektor a adalah suatu vektor satuan, maka a sama
dengan satu, sedangkan 2a sama dengan dua.
 Vektor Posisi
Vektor posisi adalah vektor yang menyatakan posisi suatu titik materi pada
suatu bidang datar (dimensi dua) atau dalam ruang (dimensi tiga). Posisi
suatu titik materi pada bidang datar atau dalam ruang dinyatakan oleh
vektor posisi r .
b. Perpindahan
Perpindahan adalah perubahan posisi suatu titik materi pada waktu tertentu. Misal
pada saat t1 vektor posisi awal titik materi adalah r1 dan pada saat t2 vektor
posisi akhir titik materi adalah r2. Perpindahan, yang dilambangkan dengan ∆r
dituliskan dengan persamaan berikut.
∆𝑟 = 𝑟2 − 𝑟1
= (x2 – x1)i + (y2 – y1)j + (z2 – z1)k
Besar perubahan posisi (jarak) dirumuskan dengan:

c. Kecepatan Gerak Benda


Kecepatan adalah kelajuan yang memperhatikan arah gerak benda. Kecepatan
yang akan kita bahas adalah kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat.
 Kecepatan Rata-Rata
Kecepatan rata-rata adalah hasil bagi perpindahan dengan selang waktu.
Persamaannya dituliskan sebagai berikut.

∆𝑟
V𝑟𝑡 =
∆𝑡

∆𝑟 ∆𝑣 ∆𝑧
V𝑟𝑡 = 𝑖+ 𝑗+ 𝑘
∆𝑡 ∆𝑡 ∆𝑡
Besar kecepatan rata-rata dirumuskan :

V𝑟𝑡 = √[(V𝑥 )𝑟𝑡 ]2 [(V𝑦 )𝑟𝑡 ] ²[(V𝑧 )𝑟𝑡 ]²


 Kecepatan Sesaat
Kecepatan sesaat adalah kecepatan rata-rata untuk selang waktu mendekati
nol. Kecepatan sesaat dihitung menggunakan limit kecepatan rata-rata
dengan selang waktu sangat kecil atau mendekati nol. Persamaannya
sebagai berikut.

Besar kecepatan sesaat dirumuskan sebagai berikut:

V = √V𝑥 ² + V𝑦 ² + V𝑧 ²

 Menentukan Posisi dari Fungsi Kecepatan


Posisi titik materi pada koordinat X, Y, dan Z dapat ditentukan dengan
mengintegralkan kecepatan vx, vy, dan vz.Komponen x0, y0, dan z0
adalah koordinat posisi awal titik materi pada sumbu X, Y, dan Z.
Berdasarkan pengintegralan tersebut, vektor posisi dapat dituliskan sebagai
berikut.
𝑡 𝑡 𝑡
𝑟 = [𝑥0 + ∫ 𝑉𝑥 𝑑𝑡] 𝑖 + [𝑥0 + ∫ 𝑉𝑦 𝑑𝑡] 𝑗 + [𝑥0 + ∫ 𝑉𝑧 𝑑𝑡] 𝑘
0 0 0
d. Percepatan Gerak Benda
Ada dua jenis percepatan, yaitu percepatan rata-rata dan percepatan sesaat.
 Percepatan Rata-Rata
Percepatan rata-rata adalah perubahan kecepatan dalam suatu selang waktu
tertentu. Besar percepatan rata-rata dituliskan sebagai berikut

 Percepatan Sesaat
Seperti halnya pada kecepatan, percepatan dapat pula ditinjau dari suatu
waktu dan titik tertentu. Percepatan ini disebut percepatan sesaat.Besar
percepatan sesaat sebagai berikut.

 Menentukan Kecepatan dari Fungsi Percepatan


Kecepatan dapat ditentukan dengan mengintegralkan fungsi percepatan.
Persamaannya dituliskan sebagai berikut

Dv=adt
2. Gerak Parabola (Peluru)
Perpaduan gerak lurus beraturan (GLB) pada sumbu x dan gerak lurus berubah
beraturan (GLBB) pada sumbu y pada sistem koordinat kartesius merupakan gerak
yang lintasannya berbentuk parabola.

a. Pembuktian Gerak Parabola


Pembuktian bahwa gerak peluru itu berbentuk suatu parabola
adalah sebagai berikut:
 Hambatan udara diabaikan
 Nilai g tetap
 X0=Y0= tetap
(i) Berdasarkan rumus GLB pada sumbu x didapatkan persamaan
𝑥
𝑡=𝑉
0𝑥
(ii) Berdasarkan rumus GLBB pada sumbu y didapatkan
1
persamaan 𝑦 = 𝑉0𝑦 𝑡 − 2 𝑔𝑡 2

Dengan melakukan substitusi t dalam persamaan y maka


didapatkan:

1
𝑦 = 𝑉0𝑦 𝑡 − 𝑔𝑡 2
2
𝑥 1 𝑥 2
𝑦 = 𝑉0𝑦 − 𝑔( )
𝑉0𝑥 2 𝑉0𝑥

𝑉0𝑦 𝑔
𝑦= 𝑥−( ) 𝑥2
𝑉0𝑥 2𝑉0𝑥
𝑉0𝑦 𝑔
Dengan menganggap A=𝑉 dan B=2𝑉 maka persamaan di atas
0𝑥 0𝑥
dapat dituliskan menjadi:𝑦 = 𝐴𝑥 − 𝐵𝑥 2 yang tidak lain adalah
persamaan kuadrat yang bila digambarkan dalam koordinat kartesius
berbentuk parabola.
b. Menghitung Kecepatan Awal Gerak Parabola
Kecepatan awal pada sumbu x dan sumbu y dapat dicari dengan
pendekatan matematis yaitu menggunakan trigonometri:

V0

V0

𝛼
V0

Berdasarkan perhitungan trigonometri pada segitiga siku-siku diketahui


bahwa:
𝑉0𝑥 𝑉0𝑦
cos 𝛼 = dan sin 𝛼 =
𝑉0 𝑉0

Sehingga diperolehKecepatan awal pada sumbu x adalah

𝑉0𝑥 = 𝑉0 cos 𝛼

Kecepatan awal pada sumbu y adalah


𝑉0𝑦 = 𝑉0 sin 𝛼

c. Menghitung Waktu Maksimum t dan tinggi maksimum (ymaks)


Saat benda berada di puncak, maka berdasarkan gerak vertikal
ke atas diperolehwaktu untuk mencapai titik tertinggi yaitu:
Vt = V0y - gt
<=>Voy - Vt = gt
𝑉0𝑦 −𝑉𝑡
<=> t = 𝑔
𝑉0 𝑠𝑖𝑛𝛼−𝑉𝑡
<=> t = 𝑔
Karena kecepatan pada saat berada di puncak adalah 0 maka
Vt=0, sehingga diperoleh
𝑉0 𝑠𝑖𝑛𝛼
<=> t = 𝑔
Untuk mencari ketinggian puncak (ymaks) dapat digunakan
rumus mencari kedudukan pada gerak lurus berubah beraturan dengan
memanfaatkan waktu t untuk mencapai titik tertinggi tersebut.

1
𝑦𝑚𝑎𝑥 = 𝑉0𝑦 𝑡 − 𝑔𝑡 2
2
𝑉0 𝑠𝑖𝑛𝛼 1 𝑉0 𝑠𝑖𝑛𝛼 2
<=> 𝑦𝑚𝑎𝑥 = 𝑉0 𝑠𝑖𝑛𝛼 ( )− 𝑔( )
𝑔 2 𝑔
𝑉0 2 𝑠𝑖𝑛2 𝛼 1 𝑉0 2 𝑠𝑖𝑛2 𝛼
<=> 𝑦𝑚𝑎𝑥 = ( )− 𝑔( )
𝑔 2 𝑔2
𝑉0 2 𝑠𝑖𝑛2 𝛼
≤> 𝑦𝑚𝑎𝑥 =
2𝑔

d. Menghitung Jarak Terjauh (xmax) dan Waktu untuk mencapai


jarak terjauh (tx)
Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai jarak terjauh adalah
dua kali dari waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ketinggian
maksimum. Ilustrasi berikut ini akan menjelaskan waktu untuk
mencapai jarak terjauh.

t (waktu pada ketinggian maksimum

t (waktu pada jarak maksimum

𝑉0 𝑠𝑖𝑛𝛼
Sehingga tx=2
𝑔
𝑥𝑚𝑎𝑥
𝑉0𝑥 =
𝑡𝑥
𝑥𝑚𝑎𝑥 = 𝑉0𝑥. 𝑡𝑥

𝑉0 𝑠𝑖𝑛𝛼
𝑥𝑚𝑎𝑥 = 𝑉0. 𝑐𝑜𝑠𝛼. 2
𝑔
2
𝑉0 2𝑠𝑖𝑛𝛼. 𝑐𝑜𝑠𝛼
𝑥𝑚𝑎𝑥 =
𝑔
2
𝑉0 𝑠𝑖𝑛2𝛼
𝑥𝑚𝑎𝑥 =
𝑔
e. Contoh Gerak Parabola Dalam Kehidupan Sehari-hari
Ada beberapa contoh gerak parabola dalam kehidupan sehari-hari,
antara lain:
 Gerak bola yang ditendang. Gerakan lintasan bola yang
dimaksud disini adalah gerak pada lintasan yang membentuk
parabola.
 Gerak peluru yang ditembakkan. Tentunya lintasan peluru yang
dimaksud disini adalah lintasan yang berbentuk parabola.

3. Gerak Melingkar
Gerak melingkar mempunyai lintasan berbentuk lingkaran, arah kecepatan
selalu berubah yaitu dalam arah tegak lurus jari-jari lintasannya serta mempunyai
percepatan sentripental yang selalu mengarah pada pusat lingkaran.
a. Gerak Melingkar Beraturan
Pada gerak melingkar beraturan, benda bergerak pada lintasan berbentuk lingkaran
dengan laju tetap, sedangkan kecepatannya terus menerus berubah sesuai dengan
posisinya pada lingkaran tersebut.

v v

v r

Gambar di atas adalah gambar sebuah partikel A bergerak dengan laju tetap pada
lintasan lingkaran dengan jari-jari r, sedangkan arah kecepatannya selalu berubah.
Contoh gerak melingkar beraturan adalah gerak jarum arloji, dan gerak satelit pada
orbitnya.
Gerak melingkar beraturan percepatannya :
a = ∆v / ∆t
berdasarkan definisi percepatan ini, arah kecepatan benda yang selalu berubah pada
gerak melingkar beraturan akan menimbulkan percepatan.
b. Besaran Fisis Pada Gerak Melingkar Beraturangerak Melingkar
Beraturan
1) Besaran sudut (Ɵ)
Perhatikan sebuah partikel yang bergerak mengelilingi sebuah
lingkaran dengan jari-jari r, seperti gambar di bawah ini:

r
Ɵ
r
Untuk menjelaskan posisi partikel atau sejauh mana partikel ini
mengelilingi lingkaran, digunakan sudut Ɵ (baca: theta). Posisi partikel
berpindah sebesar Ɵ setelah benda tersebut bergerak sejauh s pada
keliling lingkaran. Besar sudut Ɵ dinyatakan dalam radian. Suatu
radian (rad) didefinisikan sebagai sudut dimana panjang busur
lingkaran (s) sama jari-jari lingkaran tersebut (r). Pada gambar di atas,
bila s = r maka Ɵ akan bernilai 1 rad. Secara umum, besaran sudut Ɵ
ditulis :
𝑠
𝜃=
𝑟
Dimana
r = jari-jari lngkaran (m)
s = panjang busur lingkaran (m)
𝜃 = sudut (rad), 1 rad = 57,30
2) Kecepatan dan laju anguler (ω)
Pada gerak melingkar, besaran yang menyatakan seberapa jauh
benda berpindah (Ɵ) dalam selang waktu tertentu 9t) disebut
sebagai kecepatan anguler atau kecepatan sudut (ω).
Kecepatan sudut rata-rata:

 
t
kecepatan sedut sesaat dinyatakan :

  Lim
t
3) Periode (T)
Periode adalah waktu yang dibutuhkan oleh suatu benda untuk
bergerak satu putaran (T).
𝑝𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑢𝑙𝑒𝑟
𝑇=
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑢𝑙𝑒𝑟
2𝜋
𝑇=
𝜔
2𝜋
𝜔= … … … … … … … … … … (1)
𝑇
Dimana
T = periode (sekon)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
2  = perpindahan anguler untuk satu putaran
Bila jumlah putaran benda dalam satu sekon (frekuensi
putaran) dinyatakan sebagai f, maka diperoleh hubungan:
1
T ……………………..(2)
f
Dengan memasukkan persamaan (1) ke persamaan (2)
maka diperoleh:
  2f
T = periode (sekon)
F = frekuensi (1/s)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
4) Kecepatan dan laju linier
Rumus persamaan untuk laju linier rata-rata adalah
s
v
t
Bila benda bergerak satu putaran, maka panjang lintasan
menjadi 2  r dan selang waktu tempuhnya menjadi T. Persamaan
kecepatan atau laju linier menjadi:
2r
v atau v = 2  f r
T
5) Hubungan kecepatan linier dan kecepatan anguler
v = ωr
Contoh:
Roda sebuah mesin gerinda dengan diameter 25 cm berputar
dengan kecepatan sudut 2400 rpm. Tentukanlah laju linier sebuah titik
yang terletak pada permukaan roda gerinda tersebut.
Penyelesian:
 2 
ω = 2400 rpm = 2400.   = 80  rad/s
 60 
v = ωr
 25 
= 80  rad/s .  
 2 
= 1000  cm/s
= 3140 cm/s
= 3,14 m/s
6) Percepatan sudut (α)
Percepatan sudut didefinisikan sebagai perubahan kecepatan
sudut dibagi dengan selang waktu yang dibutuhkan untuk
perubahan tersebut.Percepatan sudut rata-rata
  0 
  
t t
Dimana
ω = kecepatan sudut akhir (rad/s)
ω0 = kecepatan sudut awal (rad/s)
 = percepatan sudut rata-rata (rad/ s2)
Percepatan sudut sesaat dinyatakan dalam persamaan

  lim
t
7) Percepatan Sentripental

as 
r 2   2 r
r
Atau

 2  4 2 r
2

as    r
 T  T2

8) Hubungan percepatan sentripental dengan percepatan sudut


Misalkan sebuah benda yang bergerak melingkar dalam selang
waktu ∆t berubah kecepatan angulernya sebesar ∆ω, sehingga
kecepatan linier benda tersebut berubah juga sebesar ∆v.
v = ∆r ∆ω ……………………………………………..(3)
Bila ruas kiri dan kanan persamaan (3) dibagi dengan ∆t maka
diperoleh persamaan:
v 
r
t t
Untuk ∆t mendekati nol maka
v 
Lim  r lim
t t
Sementara itu,
v
Lim  as
t

sedangkan Lim 
t
Sehingga diperoleh hubungan antara percepatan sedut dengan
percepatan sentripental:
𝑎𝑠 = 𝑟𝛼

c. Gerak Melingkar Beraturan Dalam Kehidupan Sehari-Hari


Contoh gerak melingkar beraturan dalam kehidupan sehari-hari adalah
gerak melingkar pada sebuah mesin penggerak dalam mesin penggilingan
padi. Dalam mesin penggerak ini dijumpai dua buah roda sepusat dengan
diameter yang berbeda. Roda dengan diameter yang besar (r2) disebut sebagi
roda gila (flywheel), sedangkan roda dengan diameter yang lebih kecil (r1)
disebut roda penggerak sabuk karena pada roda inilah sabuk ditempatkan.
Roda gila dan penggerak sabuk mempunyai sumbu yang sama (satu poros),
pada saat diputar maka kedua roda ini mempunyai kecepatan anguler (ω) yang
sama dengan arah putar yang sama pula.
𝜔1 = 𝜔2
Sehingga diperoleh hubungan:
v1 v 2

r1 r2
Contoh soal:
Sebuah mesin penggiling padi mempunyai roda-roda dengan diameter
12 cm dan 40 cm. Kedua roda dihubungkan dengan sabuk. Bila roda yang
kecil diputar dengan laju anguler tetap sebesar 80 rad/s. Tentukanlah laju linier
kedua roda dan laju anguler (dalam rpm) roda dengan diameter yang lebih
besar!
Penyelesaian:
a) Laju linier kedua roda
1  80rad / s
r1  0,06m
v1  1 r1  80  0,06  4,8m / s
Jadi, kedua roda dihubungkan dengan sabuk sehingga laju liniernya sama,
yaitu 4,8 m/s
b) Laju anguler roda 2
v 2   2 r2
4,8   2 .0,2m
  24rad / s
1 putaran / s  2rad / s
 2  24rad / s
 2  3,82 putaran / s  229 putaran / menit
 2  229rpm
Contoh lain gerak melingkar beraturan dalam kehidupan sehari-hari adalah
gerak roda-roda pada sepeda yang dihubungkan dengan rantai

d. Gerak Melingkar Berubah Beraturan


Menurut hokum Newton II, suatu benda yang mengalami gerak
dipercepat harus mempunyai gaya netto yang bekerja pada benda tersebut dan
besarnya dirumuskan dalam bentuk:
𝐹 = 𝑚𝑎
Dimana: F = gaya
m = massa benda
a = percepatan benda
Agar benda yang bergerak melingkar memiliki laju yang tetap dan
tetap dalam lintasan berbentuk lingkaran, maka gaya harus tetap diberikan
pada benda tersebut. Bila gaya ini dihilangkan, benda akan bergerak pada
lintasan lurus. Besarnya gaya yang dibutuhkan agar benda tetap bergerak
melingkar dapat ditentukan dengan memasukkan nilai percepatan sentripetal
ke dalam persamaan di atas sehingga diperoleh persamaan:
𝐹𝑠 = 𝑚𝑎𝑠
Gaya ini juga mengarah pada pusat lingkaran sehingga disebut gaya
v2
sentripetal (Fs). Sementara itu, a s  atau a s   2 r , sehingga diperoleh
r
persamaan
v2
Fs  m
r
atau
Fs  m 2 r

2
Adapun   , sehingga diperoleh persamaan:
T
m4 2 r
Fs 
T2
Contoh soal:
Bila jarak antara pusat bumi dan bulan adalah 3,85 x 108 m, sedangkan
massa bulan adalah 7,35 x 1022 kg, tentukanlah besarnya gaya yang diberikan
bumi terhadap bulan bila periode bulan mengelilingi bumi adalah 27,3 hari.
(Asumsikan orbit bulan mengelilingi bumi berbentuk lingkaran)
Penyelesaian:
Besarnya gaya yang diberikan bumi terhadap bulan dapat dihitung
menggunakan persamaan gaya sentripetal.
m4 2 r
Fs 
T2
7,35  10 22  4 2  3,85  10 8
Fs 
2358720 2
1,113  10 30
Fs 
5,564  1012
Fs  2,0  10 20 N
EVALUASI

1. Jika sebuah partikel bergerak dengan persamaan posisi r = 5t2 + 1, kecepatan rata-rata
persamaan antara t1 = 2 s dan t2 = 3 sadalah...
Pembahasa:
 Menghitung r1 untuk t1= 2 s
r 1= 5t2 + 1 = 5(2)2 + 1 = 5.4 + 1
r1 = 21 m
 Menghitung r2 untuk t2 = 3 s
r 2 = 5t2 + 1 = 5(3)2 + 1= 5.9 + 1
r2 = 46 m
 Menghitung perpindahan Δr
Δr = r2 – r1 = 46 – 21 = 25 m
 Menghitung kecepatan rata-rata vr
∆𝑟 25 𝑚 25 𝑚
𝑣𝑟 = = = = 25 𝑚/𝑠
∆𝑡 3 𝑠 − 2 𝑠 1𝑠

2. Sebuah benda yang semula berada di titik acuan bergerak dengan kecepatan v = 2 i – 1,5 j
m/s. Setelah bergerak 4 s benda berpindah sejauh...
Penyelesaian:
 Terlebih dahulu tentuka persamaan posisi r
𝑡
𝑟 = 𝑟0 + ∫ 𝑣 𝑑𝑡
0
𝑡
𝑟 = 0 + ∫ (2𝑖 − 1,5𝑗)𝑑𝑡
0
𝑟 = 2𝑡 𝑖 − 1,5𝑡 𝑗
 Menentukan vektor posisi r1 (t = 0 s)
𝑟1 = 2 . 0 𝑖 − 1,5 . 0 𝑗 = 0 𝑖 − 0 𝑗
 Menentukan vektor posisi r2 (t = 4 s)
𝑟2 = 2 .4 𝑖 − 1,5 .4 𝑗 = 8 𝑖 − 6 𝑗
 Menghitung perpindahan Δr
∆𝑟 = 𝑟2 − 𝑟1 = 8 𝑖 − 6 𝑗 − (0 𝑖 − 0 𝑗)
∆𝑟 = 8 𝑖 − 6 𝑗
 Menghitung besar perpindahan Δr
∆𝑟 = √(8)2 + (−6)2 = √64 + 36
∆𝑟 = √100 = 10 𝑚

3. Posisi sudut suatu titikroda yang berputar dapat dinyatakan sebagai fungsi waktu (t):
𝜃 = 5 = 10𝑡 + 2𝑡 2 dengan θ dan t dalam sekon. Kecepatan sudut pada t = 3 s sebesar....
Penyelesaian:
 Terlebih dahulu tentukan persamaan kecepatan sudut ω
𝑑𝜃 𝑑(5 + 10𝑡 + 2𝑡 2
𝜔= =
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝜔 = 10 + 4𝑡
 Menghitung besar kecepatan sudut
𝑟𝑎𝑑
𝜔 = 10 + 4 .3 = 22
𝑠
4. Kelajuan anguler sebuah benda diketahui sebagai 𝜔 = (3𝑡 2 + 6𝑡 − 2)𝑟𝑎𝑑/𝑠, t dalam sekon.
pada t = 0,5 sekon, nilai percepatan sudut benda itu adalah....
penyelesaian:
 Tentukan persamaan percepatan sudut ω
𝑑𝜔 𝑑((3𝑡 2 + 6𝑡 − 2)
𝛼= =
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝛼 = 6𝑡 + 6
 Menghitung besar percepatan α
𝛼 = 6(0,5) + 6 = 9 𝑟𝑎𝑑/𝑠

5. Joko menendang bola dengan sudut elevasi 45o. Bola jatuh dengan jarak mendatar sejauh 5 m.
Jika percepatan gravitasi bumi 10 m/s, kecepatan awal bola adalah...
Penyelesaian:
Menghitung kecepatan awal bola jika jarak terjauh diketahui:
𝑣0 2 sin 2𝛼
𝑥𝑚𝑎𝑥 =
𝑔
2
𝑣0 sin(2𝑥 45)
5𝑚 =
10 𝑚/𝑠 2

𝑣0 2 sin 90
5𝑚 =
10 𝑚/𝑠 2
𝑣0 2 × 1
5𝑚 =
10 𝑚/𝑠 2
50 𝑚2/𝑠2 = 𝑣0 2
𝑣0 = √50 𝑚2 /𝑠 2
𝑣0 = 5√2𝑚/𝑠

6. Ali melempar bola basket dengan kecepatan 2o m/s dan sudut elevasi 30o. Waktu yang
dibutuhkan bola untuk mencapai titik tertinggi adalah.....
Penyelesaian:
Menghitung waktu untuk mencapai ketinggian maksimum:
𝑣0 sin 𝜃
𝑡=
𝑔
20 𝑚/𝑠 . 𝑠𝑖𝑛30𝑜
𝑡=
10 𝑚/𝑠 2
20 𝑚/𝑠. (0,5)
𝑡=
10 𝑚/𝑠 2
𝑡 = 1 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛

7. Jika sebuah peluru ditembakkan dengan sudut elevasi 37o dan kecepatan awal 10 m/s, maka
tentukan kecepatan peluru setelah 0,4 detik.
Penyelesaian:
Untuk mengetahui kecepatan peluru setelah 0,4 detik maka kita harus menentukan terlebih
dahulu vx dan vy setelah 3 detik sebagai berikut:
Vx = vox (ingat bahwa GLB kecepatannya tetap)
𝑣𝑥 = 𝑣0 cos 𝜃
𝑣𝑥 = 10 𝑚/𝑠. cos 37𝑜
𝑣𝑥 = 10 𝑚/𝑠. (4/5)
𝑣𝑥 = 8 𝑚/𝑠

𝑣𝑦 = 𝑣0𝑦 − 𝑔𝑡 (dalam arah vertikal berlaku GLBB)


𝑣𝑦 = 𝑣0 sin 𝜃 − 𝑔𝑡
𝑣𝑦 = 10 𝑚/𝑠 . sin 37𝑜 − 10𝑚/𝑠 2 . (0,4 𝑠)
𝑣𝑦 = 10 𝑚/𝑠(0,6) − 4 𝑚/𝑠
𝑣𝑦 = 6 𝑚/𝑠 − 4 𝑚/𝑠
𝑣𝑦 = 2 𝑚/𝑠

𝑣𝑡 = √(𝑣𝑥 2 + 𝑣𝑦 2 )

𝑣𝑡 = √(8 𝑚/𝑠)2 + (2 𝑚/𝑠)2


𝑣𝑡 = √68 𝑚2 /𝑠 2
𝑣𝑡 = 2√17𝑚/𝑠

Anda mungkin juga menyukai