Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH RELAKSASI BENSON DAN TERAPI MUROTTAL SURAT AR-

RAHMAAN TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DAN SKOR STRES


PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

Naskah Publikasi

ESTI OKTAVIANI PURWASIH


20151050008

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017
PENGARUH RELAKSASI BENSON DAN TERAPI MUROTTAL SURAT AR-
RAHMAAN TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DAN SKOR STRES
PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

ABSTRAK
Esti Oktaviani Purwasih1), Iman Permana2), Yanuar Primanda2)
1) Mahasiswa Program Magister Keperawatan UMY, 2) Dosen Program Magister Keperawatan UMY

Email: estioktaviani@gmail.com

Diabetes yang tidak terkontrol dapat menimbulkan komplikasi fisik maupun psikologis.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh relaksasi Benson dan terapi murottal Surat Ar-
Rahmaan terhadap kadar glukosa darah puasa dan skor stres. Desain penelitian ini adalah quasi
experimental study dengan rancangan two group pre test-post test control group design. Penelitian dilakukan di
Puskesmas Maos dan Klinik Graha Amanah Maos. Sampel diambil dengan total sampling, berjumlah
60 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Responden terbagi menjadi kelompok kontrol dan
intervensi. Masing-masing kelompok berjumlah 30 responden. Kelompok intervensi mendapatkan
relaksasi Benson dan terapi murotal, sedangkan kelompok kontrol hanya diberikan relaksasi
Benson. Perlakuan diberikan 2 kali sehari, pada pagi dan sore, selama 7 hari.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan selisih kadar glukosa darah puasa antar
kelompok (p value=0,000; Z skor=-4,097; Mean+SD intervensi=-66,300+45,672; Mean+SD
kontrol=-23,766+13,438). Tidak terdapat perbedaan selisih skor stres antar kelompok (p
value=0,420;Z skor=-0,807;Mean+SD intervensi=-6,367+1,847; Mean+SD kontrol=-5,967+1,629).
Relaksasi Benson dan terapi murotal dapat menurunkan kadar glukosa darah secara signifikan tetapi
tidak menurunkan skor stres secara signifikan pada kelompok intervensi.
Kata Kunci: diabetes melitus tipe 2, glukosa darah puasa, skor stres, murottal, relaksasi Benson

ABSTRACT
THE EFFECT OF BENSON’S RELAXATION AND MUROTTAL SURAAH AR-
RAHMAAN TO THE FASTING BLOOD GLUCOSE LEVEL AND STRESS SCORE IN
PATIENT WITH TYPE 2 DIABETES MELLITUS

Esti Oktaviani Purwasih1), Iman Permana2), Yanuar Primanda2)


1) Student Master of Nursing UMY, 2) Lecturer Master of Nursing UMY

Email: estioktaviani@gmail.com

Uncontrolled diabetes might generate the physical and psychological complication. The objective of this study was
to analyze the effect of Benson’s relaxation and murottal “Ar-Rahmaan” to the fasting blood glucose (FBG) and
stress score. This research was quasi experimental study with two group pre test-post test control group design. The
research has been done in the Health Care Center of Maos and “Graha Amanah” Clinic of Maos. Sample
technique used total sampling, with 60 according to the inclusion criteria. The respondents were divided into control
group and intervention group. Every group had 30 respondents. The intervention group was given Benson’s relaxation
and murottal, menwhile the control group was given the Benson’s relaxation only. This intervention was done twice a
day, in the morning and in the afternoon, for 7 days.
The results showed the difference of the FBG level before and after intervention between groups (p value=0,000;
Z score=-4,097;Mean+SD intervention group= -66,300+45,672;Mean+SD control group= -23,766+13,438).
There was no difference of the stress score between groups (p value=0,420; Z score=-0,807; Mean+SD intervention
group=-6,367+1,847; Mean+SD control group=-5,967+1,629). Benson’s relaxation and murottal therapy could
decrease FBG significantly but it could not decrease stress score significantly in intervention group.
Keyword: type 2 diabetes mellitus, FBG, stress score, murottal, Benson’s relaxation
PENDAHULUAN kenaikan kadar glukosa darah atau

Diabetes melitus (DM) merupakan hiperglikemia, akibat kegagalan sekresi insulin

penyakit metabolik yang ditandai oleh dan atau penggunaan insulin dalam

1
2

metabolisme tidak adekuat (IDF, 2015). (Maghfiroh, 2013). Stres psikososial yang

Kadar glukosa darah puasa adalah tingkat diakibatkan karena penyakit kronis seperti

glukosa yang ada di dalam darah, diukur DM dapat menimbulkan perubahan dalam

setelah pasien puasa selama 8-10 jam kehidupan, yaitu perubahan gaya hidup dan

(Depkes RI, 2009; Eliana, 2015). Sasaran aktivitas menjadi terbatas atau terganggu

pengendalian gula darah puasa pada pasien (Widyastuti, 2012).

DM tipe 2 yaitu 80-130 mg/dL (PERKENI, Salah satu kebijakan pemerintah untuk

2015). menangani penyakit DM tipe 2 yaitu dengan

Jumlah pasien diabetes pada tahun 2015 dibentuknya Prolanis. Prolanis adalah suatu

di dunia sebesar 415 juta jiwa dan di Asia pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif

Tenggara sebesar 78,3 juta jiwa (IDF, 2015). dilaksanakan secara terintegrasi yang

Jumlah pasien DM di Indonesia tahun 2013 ditujukan pada penderita penyakit kronis

sebesar 12,1 juta pasien. Sedangkan di Jawa untuk mencapai kualitas hidup yang optimal

Tengah jumlah pasien DM sebesar 385.431 (BPJS Kesehatan, 2014). Sasarannya yaitu

jiwa (Riskesdas, 2014). seluruh peserta BPJS (Badan Penyelenggara

Penyakit diabetes berdampak pada Jaminan Sosial) kesehatan penyandang

psikologis pasien, yang mulai dirasakan sejak penyakit kronis (DM tipe 2 dan hipertensi).

didiagnosis dokter dan penyakit tersebut telah Aktivitas dalam Prolanis meliputi aktivitas

berlangsung selama beberapa bulan atau lebih konsultasi medis/edukasi, home visit, reminder,

dari satu tahun. Sebagai contoh dampak aktivitas klub dan pemantauan status

psikologis yaitu stres. Mereka mulai kesehatan (BPJS Kesehatan, 2014). Namun,

mengalami stres yang berkaitan dengan terapi kegiatan tersebut tidak mencakup manajemen

yang harus dijalani. Selain itu, penderita DM stres pada pasien DM tipe 2. Begitu juga

juga mengalami stres karena mendapat dengan PERKENI / Perkumpulan

informasi bahwa penyakitnya sukar Endokrinologi Indonesia (2015) tidak ada

disembuhkan dan harus mengubah gaya penatalaksanaan stress pasien DM tipe 2.

hidupnya dengan melakukan diet yang ketat


3

Hasil studi pendahuluan pada bulan METODE PENELITIAN

Desember 2015, didapatkan data jumlah Rancangan penelitian

pasien DM tipe 2 yang mengikuti program Rancangan penelitian yang digunakan

Prolanis di Kecamatan Maos (di Klinik dalam penelitian ini adalah quasi experimental

Graha Amanah Maos dan Puskesmas Maos) design dengan rancangan two group pre test-post

sebanyak 101 orang. Jumlah perempuan test control group design. Menurut Nursalam

sebanyak 65 orang (64.4%) dan laki-laki (2013) penelitian quasi experiment adalah

sebanyak 36 orang (35.6%), dengan rentang kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

usia 37-84 tahun. Hasil pemeriksaan gula diobservasi sebelum dilakukan intervensi,

darah puasa (GDP) didapatkan sebanyak 43 kemudian diobservasi lagi setelah intervensi.

orang (42.6%) < 130 mg/dL, dan 58 orang Populasi dan Sampel

(57.4%) > 130 mg/dL. Sedangkan hasil 1. Populasi

pemeriksaan skor stres didapatkan sebagian Menurut Notoatmodjo (2012) populasi

besar responden (47%) memiliki stress adalah keseluruhan objek penelitian.

ringan. Jumlah pasien DM tersebut Populasi dalam penelitian ini adalah pasien

meningkat pada bulan Maret 2017 yaitu prolanis yang terdiagnosa DM Tipe 2 bulan

pasien berjenis kelamin laki-laki sebanyak 35 Maret 2017 di Puskesmas Maos dan Klinik

orang (33,7%) dan perempuan sebanyak 69 Graha Amanah yang memiliki kadar GDP

orang (66,3%). >130 mg/dl, berjumlah 60 orang.

Disamping itu, di Puskesmas Maos 2. Sampel Penelitian

maupun di Klinik Graha Amanah tidak Menurut Notoatmodjo (2012) sampel

terdapat penatalaksanaan manajemen stres. adalah objek yang diteliti dan dianggap

Sehingga penulis tertarik untuk meneliti mewakili seluruh populasi penelitian. Sampel

“pengaruh relaksasi Benson dan terapi penelitian ini menggunakan pasien yang

murottal surat Ar-Rahman terhadap kadar berada di Kecamatan Maos dan memenuhi

glukosa darah puasa dan skor stres di kriteria inklusi dan eksklusi yang diambil

Kecamatan Maos”. secara total sampling. Kriteria inklusi


4

merupakan batasan ciri/karakter umum pada a. Responden mengalami hospitalisasi

subyek penelitian, dikurangi karakter yang b. Responden mengalami gangguan mental

masuk dalam kriteria eksklusi (Saryono, Jumlah sampel dalam penelitian ini

2008). Kriteria inklusi pada pada penelitian adalah 60 responden dan terbagi menjadi dua

ini meliputi: kelompok yaitu, 30 responden untuk

a. Pasien tidak mempunyai gangguan kelompok eksperimen dan 30 responden

pendengaran berdasarkan keterangan untuk kelompok kontrol. Tidak ada

catatan medis. responden yang drop out.

b. Pasien mendapatkan pengobatan Instrumen Penelitian

antihiperglikemia oral. Instrumen dalam penelitian ini adalah

c. Pasien menderita DM type 2 minimal 1 kuesioner, CD murottal surat Ar-Rohman,

tahun. VCD relaksasi Benson, alat cek gula darah,

d. Pasien memiliki kadar GDP > 130 dan lembar observasi.

mg/dl. Uji Validitas dan Reabilitas

e. Pasien mengalami stress, dengan skor Peneliti tidak melakukan uji validitas dan

DASS > 15. reliabilitas kuesioner karena menggunakan

f. Pasien beragama Islam. kuesioner yang sudah baku, yaitu DASS 42.

g. Pasien tidak memiliki penyakit jantung, DASS 42 sudah diuji validitas dan reabilitas

gagal ginjal kronis, maupun kanker oleh Damanik (2011) dengan nilai

berdasarkan keterangan catatan medis. Cronbach’s Alpha 0.9483. Dari 42 item

Kriteria eksklusi adalah sebagian subyek pertanyaan, didapatkan 42 item pertanyaan

yang memenuhi kriteria inklusi, yang harus tersebut valid dan reliabel. Item pertanyaaan

dikeluarkan dari penelitian karena berbagai yang khusus untuk mengukur tingkat stress

sebab yang dapat mempengaruhi hasil berisi 14 pertanyaan, juga telah diuji reabilitas

penelitian sehingga terjadi bias (Saryono, oleh Damanik (2011) dengan nilai

2008). Adapun kriteria eksklusi pada Cronbach’s Alpha 0.8806.

penelitian ini yaitu :


5

Peneliti juga telah menguji validitas intervensi yang dilakukan responden, mengisi

murottal surat Ar-Rahmaan ke sebuah studio lembar observasi dan membagikan kuesioner

musik t-studio di Yogyakarta pada tanggal 22 stres. Sebelum perlakuan, responden diukur

Februari 2017. Murottal yang diuji adalah GDP dan skor stres. Selanjutnya, kelompok

murottal surat Ar-Rahmaan ayat 1-78 beserta intervensi diberikan relaksasi Benson

terjemahannya yang dilantunkan oleh Syeikh menggunakan VCD, kemudian

Misyari Rasyid, durasi 19 menit 23 detik. diperdengarkan CD murottal surat Ar-

Hasil validitas menunjukkan murottal Rohman ayat 1-78 beserta terjemahannya.

tersebut memiliki tempo 69-70 ketukan per Sedangkan kelompok kontrol hanya

menit, dengan volume 16 DB. diberikan relaksasi Benson menggunakan

Prosedur Pengumpulan dan Analisis VCD. Perlakuan dilakukan 2 kali sehari, pada

Data pagi dan sore selama 7 hari berturut-turut.

Penelitian ini dilakukan setelah penelitian Kemudian diukur GDP dan skor stres pada

dinyatakan lolos etik dari Komisi Etik hari ke delapan di pagi hari.

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Analisis data menggunakan uji Wilcoxon

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan Mann-Whitney (Dahlan, 2010), karena

dengan nomor : 052/EP-FKIK- data tidak terdistribusi dengan normal.

UMY/II/2017. Penelitian ini juga telah HASIL PENELITIAN

mendapatkan ijin penelitian dari Badan 1. Karakteristik Responden

Kesbangpol Cilacap dengan nomor surat: Jumlah responden yang terlibat dalam

072/0330/III/28/2017; Bapeda Cilacap penelitian ini yaitu sebanyak 30 responden

dengan nomor surat: 072/0187/37/2017; pada kelompok intervensi dan 30 responden

Dinkes Cilacap dengan nomor surat: pada kelompok kontrol.

972/0531/16.1. a. Umur dan Lama Menderita DM

Penelitian ini menggunakan asisten Karakteristik berdasarkan umur dan lama

penelitian, tugas asisten yaitu mengukur menderita penyakit pasien diabetes melitus

glukosa darah puasa, melakukan observasi


6

tipe 2 di Kecamatan Maos adalah sebagai Sedang 3 10 0 0 3 5


Berat 6 20 13 43,3 19 31,7
Sangat 0 0 1 3,3 1 1,7
berikut: berat
Pendidikan
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan Tidak 1 3,3 1 3,3 2 3,3
umur dan lama menderita (Maret 2017, Sekolah
N=60) SD 15 50 16 53,3 31 51,7
Karakteristik n Mean+SD Median Min Max SMP 4 13,3 10 33,3 14 23,3
SMA 7 23,3 3 10 10 16,7
Umur
Diploma 3 10 0 0 3 5
Intervensi 30 59,30 + 8,445 58,50 41 77
Status Perkawinan
Kontrol 30 59,93 + 7,869 62,00 42 71
Kawin 30 100 30 100 60 100
Lama Menderita
Frekuensi membaca Al qur’an
Intervensi 30 4,10 + 3,800 2,50 1 16
Tidak 5 16,7 4 13,3 9 15
Kontrol 30 3,83 + 4,243 2,00 1 15
pernah
Hasil analisis data menunjukkan bahwa umur < 7 kali 14 46,6 17 56,7 31 51,7
7 kali 11 36,7 9 30 20 33,3
tertinggi responden adalah 77 tahun. Hasil analisis data menunjukkan sebagian

Sedangkan lama menderita penyakit terlama besar berjenis kelamin perempuan, memiliki

yaitu 16 tahun. aktivitas fisik ringan, berpendidikan SD,

b. Jenis Kelamin, Jenis Aktivitas Fisik, sudah menikah, dan separuh responden

Pendidikan, Status Perkawinan, dan memiliki frekuensi membaca Al-qur’an

Frekuensi Membaca Al-quran dalam 7 sebanyak <7 kali selama 7 hari terakhir.

hari terakhir 2. Perbedaan Kadar Glukosa Darah Puasa

Karakteristik berdasarkan jenis kelamin, Pre Test dan Post Test pada Masing-

jenis aktivitas, pendidikan, status masing Kelompok

perkawinan, dan frekuensi membaca al-quran Uji komparatif variabel kadar glukosa

dalam 7 hari terakhir pasien diabetes melitus darah puasa sebelum dan sesudah perlakuan

tipe 2 di Kecamatan Maos adalah sebagai masing-masing kelompok pasien diabetes

berikut: melitus tipe 2 di Kecamatan Maos adalah

Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan sebagai berikut:


jenis kelamin, jenis aktivitas fisik,
pendidikan, status perkawinan, dan Tabel 3. Uji komparatif kadar glukosa darah
frekuensi membaca al-quran dalam 7 hari puasa sebelum dan sesudah perlakuan
terakhir (Maret 2017, N=60) (Maret 2017, n=30)
Kelompok Kelompok Total Sebelum Sesudah
Karak- Intervensi Kontrol Varia Kelom p
F Mean+ Mean + Z Skor value
teristik n=30 % n=30 % N=60 % bel pok
SD SD
Jenis kelamin Benso 30 243,567 177,267 -4,782 0,000
Laki-laki 11 36,7 7 23,3 18 30 Kada nn+M + 89,827 + 64,205
Perempu 19 63,3 23 76,7 42 70 r urottal
an GDP Ben- 30 179,200 155,433 -4,784 0,000
Jenis Aktivitas Fisik son + 49,527 + 51,349
Ringan 21 70 16 53,3 37 61,7
7

Hasil uji komparatif menggunakan Wilcoxon Tabel 5. Uji komparatif skor stres sebelum
dan sesudah perlakuan (Maret 2017, n=30)
pada kelompok intervensi dan kelompok Varia Kelom- F
Sebelu Sesudah Z Skor p
bel pok m value
Mean+ Mean +
kontrol menunjukkan ada perbedaan kadar SD SD
Benson+ 30 19,267 12,900 + -4,799 0,000
glukosa darah puasa sebelum dan sesudah Skor Murottal + 3,279 2,631
stres Benson 30 17,467 11,500 + -4,815 0,000
perlakuan secara signifikan + 3,235 2,801
Hasil uji komparatif menggunakan Wilcoxon
3. Perbedaan Selisih Kadar Glukosa Darah
pada kelompok intervensi dan kelompok
Puasa Pre Test dan Post Test Antar
kontrol menunjukkan ada perbedaan skor
Kelompok
stres sebelum dan sesudah perlakuan secara
Uji komparatif variabel selisih kadar glukosa
signifikan.
darah puasa sebelum dan sesudah perlakuan
5. Perbedaan Selisih Skor Stres Pre Test
antar kelompok pasien diabetes melitus tipe 2
dan Post Test Antar Kelompok
di Kecamatan Maos adalah sebagai berikut:
Uji komparatif variabel selisih skor stres
Tabel 4.Uji komparatif selisih kadar glukosa
darah puasa antar kelompok (Maret 2017, antar kelompok pasien diabetes melitus tipe 2
N=60)
Mean + p di Kecamatan Maos adalah sebagai berikut:
Variabel Kelompok F Z Skor
SD value
Benson+Mur 30 -66,300 + Tabel 6. Uji komparatif selisih skor stres
Selisih ottal 45,672 antar kelompok (Maret 2017, N=60)
-4,097 0,000
GDP 30 -23,766 +
Benson Variabel Kelomp F Mean + Z p
13,438
ok SD Skor value
Hasil uji komparatif menggunakan Mann- Selisih Benson+ -6,367 +
30 -0,807 0,420
Skor Stress Murottal 1,847
Whitney pada kelompok intervensi Hasil uji komparatif menggunakan Mann-

menunjukkan ada perbedaan selisih kadar Whitney menunjukkan tidak ada perbedaan

glukosa darah puasa secara signifikan selisih skor stres antara kelompok intervensi

dibandingkan dengan kelompok kontrol. dengan kelompok kontrol secara signifikan.

4. Perbedaan Skor Stres Pre Test dan Post PEMBAHASAN

Test pada Masing-Masing Kelompok Karakteristik Responden


Umur
Uji komparatif variabel skor stres sebelum
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dan sesudah perlakuan masing-masing
rata-rata umur responden yaitu 59,62 + 8,09.
kelompok pasien diabetes melitus tipe 2 di
Hasil ini juga sesuai dengan hasil penelitian
Kecamatan Maos adalah sebagai berikut:
Rondhianto (2013) bahwa rata-rata umur
8

pasien DM di Puskesmas Wonosari yaitu menderita diabetes melitus maka komplikasi

51,57+ 7,281. Kategori umur tersebut penyakit diabetes melitus juga akan lebih

termasuk ke dalam kategori lansia (WHO, mudah terjadi (Pratiwi, 2007).

2009). Peningkatan kejadian diabetes Jenis kelamin

cenderung meningkat dengan bertambahnya Hasil penelitian ini menunjukkan

usia (Mihardja, 2009). Hal ini disebabkan prosentase tertinggi responden berdasarkan

karena pada usia tersebut mulai terjadi jenis kelamin yaitu perempuan sebanyak

peningkatan intoleransi glukosa. Adanya 70%. Hal ini karena secara jumlah wanita

proses penuaan menyebabkan kemampuan memang lebih banyak daripada laki-laki. Hasil

sel β pankreas menjadi berkurang dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian

memproduksi insulin (Smeltzer & Bare, Trisnawati dan Setyorogo (2013) yang

2002a). menunjukkan prevalensi tertinggi

Lama menderita penyakit berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan

Hasil penelitian menunjukkaan bahwa (58%). Hasil statistik BPS (2013)

responden memiliki rata-rata lama menderita menunjukkan proyeksi jumlah penduduk di

penyakit DM sebesar 2,27 + 0,63. Lama Jawa Tengah berdasarkan jenis kelamin pada

menderita penyakit responden paling lama tahun 2015 sebanyak 16.750.900 (49,59%)

yaitu 16 tahun. Responden dengan lama berjenis kelamin laki-laki dan perempuan

waktu menderita DM terendah yaitu 1 tahun. sebanyak 17.023.200 (50,4%).

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil Jenis aktivitas fisik

penelitian Mutmainah (2013) yang Hasil penelitian menunjukan prosentase

menunjukkan mayoritas responden memiliki tertinggi responden berdasarkan jenis

lama menderita diabetes antara 1-5 tahun. aktivitas fisik yaitu sebanyak 61,7% memiliki

Waktu lamanya seseorang menderita penyakit aktivitas fisik ringan. Dalam penelitian ini,

dapat memberikan gambaran mengenai kelompok yang masuk ke dalam aktivitas

tingkat patogenesitas penyakit tersebut ringan adalah ibu rumah tangga, guru,

(Pratiwi, 2007). Semakin lama seseorang maupun pensiunan (PERKENI, 2015).


9

Diantara ketiga jenis pekerjaan tersebut, kesehatan. Sehingga, mereka tidak dapat

sebagian besar responden dalam penelitian ini menjalankan pola hidup sehat. Hasil

adalah sebagai ibu rumah tangga. Jika penelitian ini sesuai dengan penelitian

dikaitkan dengan umur rata-rata responden, Trisnawati dan Setyorogo (2013) yang

pekerjaan sebagai ibu rumah tangga bukanlah menunjukan sebagian besar responden

pekerjaan seperti ibu rumah tangga pada memiliki tamatan SD (61,3%). Tingkat

umumnya yang mencuci, memasak, menyapu pendidikan berpengaruh terhadap kejadian

dan dan mengurus anak atau keluarga. penyakit DM tipe 2 (Irawan, 2010; Maliya &

Pekerjaan rumah tangga responden dalam Wibawati, 2011).

penelitian ini lebih banyak hanya diam di Status perkawinan

rumah saja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Hasil penelitian ini sesuai dengan 100% responden berstatus kawin. Jika dilihat

penelitian Trisnawati dan Setyorogo (2013) dari rata-rata umur responden (59,62 + 8,09),

yang menunjukkan prevalensi tertinggi kategori umur tersebut termasuk dalam

berdasarkan jenis aktivitas yaitu aktivitas kategori umur seseorang yang pada umumnya

ringan (71%). Pasien yang memiliki aktivitas sudah menikah. Hasil penelitian ini sesuai

fisik ringan cenderung memiliki aktivitas yang dengan penelitian Mihardja (2009) yang

lebih sedikit daripada pasien yang memiliki menunjukan bahwa responden pada

aktivitas sedang, berat maupun sangat berat. umumnya sudah menikah (80,6%).

Tingkat pendidikan Frekuensi kebiasaan membaca Al-qur’an

Hasil penelitian ini menunjukkan Hasil penelitian menunjukkaan bahwa

prosentase tertinggi responden berdasarkan prosentase tertinggi responden membaca Al-

status pendidikan yaitu pendidikan SD qur’an selama 7 hari terakhir yaitu sebanyak

sebanyak 51,7%. Pendidikan SD termasuk ke < 7 kali (51,7%). Selain itu, hasil juga

dalam tingkat pendidikan rendah. Orang yang menunjukkan bahwa sepertiga responden

memiliki pendidikan rendah biasanya tidak memiliki kebiasaan membaca Al-qur’an 7 kali

memiliki banyak pengetahuan tentang dalam 7 hari terakhir. Hasil penelitian ini
10

sesuai dengan penelitian Hasan (2011) yang Hasil yang bermakna ini sesuai dengan

menunjukkan prosentase tertinggi intensitas penelitian Kuswandi, dkk. (2008) yang

membaca Al-qur’an yaitu sebanyak 7 kali menunjukkan bahwa relaksasi Benson

dalam 1 minggu. Responden dalam berpengaruh terhadap penurunan kadar

penelitiannya adalah siswa SMA glukosa darah pada pasien DM tipe 2.

Muhammadiyah di Surakarta. Penelitian Relaksasi Benson dalam penelitiannya

Lestari (2012) juga menunjukkan prosentase dilakukan dua kali sehari selama 7 hari, pada

tertinggi responden berdasarkan intensitas saat perut kosong.

kebiasaan membaca Al-qur’an oleh lansia di Relaksasi Benson dapat menurunkan

Kecamatan Ciseeng yaitu selalu. Hal ini kadar gula darah pasien diabetes dengan

menunjukkan bahwa mayoritas memiliki menekan pengeluaran hormon-hormon yang

kebiasaan membaca Al-Qur’an setiap hari dapat meningkatkan kadar gula darah

sekali. Perintah untuk membaca Al-Qur’an (Smeltzer, et.all., 2008), yaitu epinefrin,

(Lestari, 2012) terdapat di dalam Al-Qur’an kortisol, glucagon, adrenocorticotropic hormone

surat Al Muzzammil ayat 20 yang artinya (ACTH), kortikosteroid, dan tiroid (Smeltzer

“Bacalah apa yang mudah dari Al-Qur’an”. & Bare, 2002a; Smeltzer, dkk., 2008,

Perbedaan Kadar Glukosa Darah Puasa Greinstein & Wood, 2010).

Sebelum dan Sesudah Perlakuan Perbedaan Kadar Glukosa Darah Puasa

Kelompok Relaksasi Benson Sebelum dan Sesudah Perlakuan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kelompok Kombinasi Relaksasi Benson

relaksasi Benson pada kelompok kontrol dan Terapi Murotal

dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa Hasil penelitian menunjukkan bahwa

secara signifikan. Hasil penurunan ini karena kombinasi relaksasi Benson dan terapi

responden melakukan teknik relaksasi ini murottal pada kelompok intervensi dapat

dengan benar dan sesuai petunjuk. Selain itu, menurunkan kadar glukosa darah puasa

responden juga tetap rutin mengkonsumsi secara signifikan. Hasil penurunan ini karena

obat antihiperglikemia sesuai anjuran dokter. responden melakukan teknik relaksasi dan
11

terapi murotal dengan benar dan sesuai Jika melihat hasil kadar GDP sesudah

petunjuk. Responden melakukan kombinasi pemberian relaksasi Benson, hasil penelitian

kedua terapi dua kali sehari, pagi dan sore, baik kelompok kontrol maupun kelompok

selama 7 hari. Di samping itu, responden juga intervensi menunjukkan hasil tersebut secara

masih rutin mengkonsumsi obat klinis tidak mencapai target. Sasaran

antihiperglikemia yang dianjurkan dokter. pengendalian GDP pasien DM tipe 2 yaitu

Hasil yang bermakna ini sesuai dengan 80-130 mg/dl (PERKENI, 2015). Faktor-

hasil penelitian Hidayati (2015) faktor yang dapat menyebabkan kadar GDP

menunjukkan ada perbedaan kadar glukosa pada pasien DM tipe 2 tidak terkontrol, yang

darah sebelum dan sesudah mendengarkan sesuai dengan hasil penelitian ini diantaranya

murottal Al-Qur’an. Metode penelitiannya yaitu stres (Pitt & Philips, 1991; Vitaliano,

adalah Electrochemical dengan alat glucotest. dkk., 1996), tingkat pendidikan (Irawan,

Rangsangan suara pada murottal akan 2010; Maliya & Wibawati, 2011), dan jenis

meningkatkan pelepasan endorfin (Campbell, aktivitas fisik (Kemenkes, 2010; Trisnawati &

2001). Pelepasan tersebut akan menyebabkan Setorogo, 2013).

rileks (Chang dkk., 2010). Sehingga kadar Perbedaan Selisih Penurunan Kadar

kortisol, epenefrin-norepinefrin, dopamin Glukosa Darah Puasa Kelompok

dan hormon pertumbuhan di dalam serum Relaksasi Benson dan Kelompok

akan mengalami penurunan (Campbell, Kombinasi Relaksasi Benson dan Terapi

2001). Dalam keadaan rileks ini, laju Murotal

pernafasan menjadi lebih lambat, pemikiran Hasil penelitian menunjukkan terdapat

lebih dalam, pengendalian emosi, serta perbedaan selisih penurunan kadar GDP pre

metabolisme lebih baik (Handayani, dkk; dan post antar kelompok secara signifikan.

2014). Metabolisme yang labih baik Kombinasi relaksasi Benson dan terapi

mengakibatkan kadar glukosa darah dapat murotal lebih banyak menurunkan kadar

menurun (Smeltzer & Bare, 2002a). GDP pada pasien DM tipe 2 dibandingkan

dengan pemberian relaksasi Benson saja. Hal


12

ini karena pada kelompok intervensi yang sedang mendengarkan terjemahan Al-

diberikan kombinasi relaksasi Benson saja qur’an (Zaben, dkk., 2014).

dan terapi murottal. Pemberian relaksasi Surat yang digunakan dalam penelitian ini

Benson saja sudah dapat menurunkan GDP, adalah surat Ar-Rahmaan ayat 1-78. Ar-

ditambah lagi pemberian terapi murottal, Rahmaan yang berarti Yang Maha Pemurah,

maka penurunan GDP menjadi lebih banyak. merupakan surat ke 55 di dalam Al-Qur’an

Hasil bermakna ini sesuai dengan terdiri dari 78 ayat (Gema Insani, 2011).

penelitian Pratiwi, dkk (2015) yang Banyak pendapat mengatakan bahwa surat

memberikan terapi relaksasi Benson dan Ar-Rahmaan merupakan surat kasih sayang

Murotal surat Ar-Rahmaan, namun pada (Srihartono, 2007). Semua ayat dalam surat

pasien hipertensi primer. Hasil penelitiannya Arrahman merupakan Surat Madaniyah yang

menunjukkan ada perbedaan tekanan darah mempunyai karakter ayat pendek sehingga

sistol dan tekanan darah diastole antara ayat ini nyaman didengarkan dan dapat

kelompok intervensi dengan kelompok menimbulkan efek relaksasi bagi pendengar

kontrol. Pratiwi, dkk (2015) menyimpulkan yang masih awam sekalipun (Srihartono,

bahwa relaksasi Benson dan Murottal Ar- 2007).

Rahmaan dapat dijadikan intervensi Ketika sesorang diperdengarkan

keperawatan untuk menurunkan tekanan murottal, maka harmonisasi murottal yang

darah pada pasien hipertensi primer. indah akan masuk ke dalam telinga dalam

Penelitian lain yang mendukung yaitu bentuk suara (audio), menggetarkan gendang

penelitian Zaben, dkk., (2014) yang telinga, mengguncangkan cairan di telinga

menunjukan adanya penurunan interval R-R dalam serta menggetarkan sel-sel rambut di

pada responden yang mendengarkan dalam koklea untuk selanjutnya melalui saraf

terjemahan Al-qur’an. Lingkaran plot koklearis menuju otak dan menciptakan

menunjukkan interval R-R ketika istirahat imajinasi keindahan di otak kanan dan otak

lebih tidak beraturan dibandingkan dengan kiri (Smeltzer & Bare, 2002a). Hal ini akan

berdampak pada kenyamanan dan perubahan


13

perasaan. Perubahan perasaan ini Mekanisme penurunan kadar glukosa darah

dikarenakan murottal dapat menjangkau melalui relaksasi, yaitu dengan cara menekan

wilayah kiri korteks cerebri (Mindlin, 2009). pengeluaran epinefrin sehingga menghambat

Dari korteks limbik, jaras pendengaran konversi glikogen menjadi glukosa (Smeltzer,

dilanjutkan ke hipokampus, dan meneruskan dkk., 2008); menekan pengeluaran kortisol

sinyal musik ke Amigdala yang merupakan dan menghambat metabolisme glukosa

area perilaku kesadaran yang bekerja pada (Smeltzer & Bare, 2002a), sehingga asam

tingkat bawah sadar, sinyal kemudian amino, laktat, dan pirufat tetap disimpan di

diteruskan ke hipotalamus (Smeltzer & Bare, hati dalam bentuk glikogen sebagai energi

2002a). Hipotalamus merupakan area cadangan (Bilious & Donelly, 2014);

pengaturan sebagian fungsi vegetatif dan menekan pengeluaran glukagon sehingga

fungsi endokrin tubuh seperti aspek perilaku dapat mengkonversi glikogen dalam hati

emosional, jaras pendengaran diteruskan ke menjadi glukosa (Smeltzer & Bare, 2002a);

formatio retikularis sebagai penyalur impuls menekan ACTH dan glukokortikoid pada

menuju serat otonom (Greenstein & Wood, korteks adrenal sehingga dapat menekan

2010). Serat saraf tersebut berupa saraf pembentukan glukosa baru oleh hati, di

simpatis dan para simpatis. Kedua saraf ini samping itu lipolysis dan katabolisme

dapat mempengaruhi kontraksi dan relaksasi karbohidrat dapat ditekan, yang dapat

organ-organ (Mindlin, 2009). menurunkan kadar glukosa darah (Smeltzer

Relaksasi tersebut dapat menurunkan & Bare, 2002a; Smeltzer, dkk., 2008).

kadar glukosa darah pada pasien diabetes Perbedaan Skor Stres Sebelum dan

dengan menekan kelebihan pengeluaran Sesudah Perlakuan Kelompok Relaksasi

hormone-hormon yang dapat meningkatkan Benson

kadar glukosa darah yaitu epinefrin, kortisol, Hasil penelitian menunjukkan terdapat

glucagon, adrenocorticorticotropic hormone perbedaan skor stres sebelum dan sesudah

(ACTH), kortikosteroid, dan tiroid (Smeltzer perlakuan pada kelompok kontrol secara

& Bare, 2002a; Smeltzer, dkk., 2008). signifikan. Hasil penurunan ini karena
14

responden melakukan teknik ini sesuai spiritual dengan menggunakan psikoreligius

petunjuk dengan benar. Responden dapat mengurangi stres (Miller, et.all., 2011).

melakukan teknik ini 2 kali sehari, pada pagi Relaksasi Benson dapat dilakukan

dan sore, selama 7 hari. dengan bersama-sama pasien yang lain

Hasil yang bermakna ini sesuai dengan (Setyohadi & Kushariyadi, 2011), sehingga

penelitian Aryana dan Novitasari (2013) yang dapat terpenuhi kebutuhan sosialnya

menunjukkan adanya pengaruh relaksasi (Aligood, 2014). Relaksasi Benson juga

Benson terhadap tingkat stres pasien lansia. membutuhkan lingkungan yang tenang

Manusia mempunyai kebutuhan untuk (Benson & Proctor, 2010). Keributan atau

bangkit dari situasi stres, mendapatkan kegaduhan dapat saja terjadi, tetapi Benson

kenyamanan, meliputi kebutuhan fisik, menganjurkan untuk tidak melawan

psikospiritual, sosial, dan lingkungan gangguan tersebut namun hanya melanjutkan

(Kolcaba, 2003; Alligood, 2014). Relaksasi menglukosang-ulang frase fokus (Smeltzer &

Benson mencakup keempat kebutuhan Bare, 2002b). Relaksasi Benson akan

tersebut. merangsang sistem limbik (Benson &

Relaksasi Benson menyebabkan tubuh Proctor, 2010), sehingga timbul ketenangan

menjadi relaks (Kuswandi, 2008), karena (Makhdlori, 2007). Relaksasi Benson

dalam teknik ini terdapat teknik nafas dalam menurunkan pengeluaran kortisol (Smeltzer

(Smeltzer & Bare, 2002b). Pada saat & Bare, 2002a; Smeltzer, dkk., 2008), yang

menghembuskan nafas sembari dapat menurunkan stres (Bilous & Donelly,

mengucapkan kata-katafokus yang dipilh 2014).

(Smeltzer & Bare, 2002a). Dalam penelitian Perbedaan Skor Stres Sebelum dan

ini, peneliti memasukkan kata-kata istighfar Sesudah Perlakuan Kelompok Kombinasi

”Astahfirullah hal’adzim” sebagai kata yang Relaksasi Benson dan Terapi Murotal

dipilih pada saat menghembuskan nafas. Hasil penelitian menunjukkan terdapat

Astaghfirulloh hal’adzim merupakan salah perbedaan skor stres pre dan post pada

satu pendekatan spiritual. Pendekatan kelompok intervensi secara signifikan.


15

Kombinasi relaksasi Benson dan terapi kenyamanan,salah satunya yaitu kebutuhan

murottal dapat menurunkan skor stres. psikospiritual.

Pemberian relaksasi Benson saja sudah dapat Proses relaksasi yang ditimbulkan oleh

menurunkan skor stres secara signifikan. Jika murottal diperantarai oleh molekul NO

ditambah dengan terapi murottal, maka (Nitrit Oxide) (Esch, dkk. 2003; Al-Atsari,

hasilnya juga dapat menurunkan skor stres 2011) yang terlibat dalam perkembangan

secara signifikan. sistem audiotorik, dan secara spesifik dalam

Hasil bermakna ini sesuai dengan perkembangan koklea (Al-Atsari, 2011). Saraf

penelitian Pratiwi, dkk (2015) tentang halus koklea memasuki otak dan berada di

pengaruh terapi relaksasi Benson dan sepanjang thalamus hingga korteks

Murotal surat Ar-Rahmaan terhadap audiotorik. Di sepanjang jalur ini, pusat

penurunan tekanan darah pada pasien emosi dalam sistem limbik diaktifkan

hipertensi primer. Hasil penelitiannya (Smeltzer & Bare, 2002b). NO bertindak

menunjukkan ada perbedaan tekanan darah sebagai neurotransmitter dan sebagai hormon

sistol dan tekanan darah diastol antara yang mengaktifkan guanylate cyclase

kelompok intervensi dengan kelompok (Greenstein & Wood, 2010).

kontrol.. Pada saat mendengarkan lantunan Al-

Aktifitas mendengarkan ayat-ayat Al- Qur’an, akan terjadi proses di pusat emosi

qur’an merupakan salah satu pendekatan manusia (Pasiak, 2002). Emosi yang positif

spiritual yang mudah dilakukan kepada pasien akan memacu penguatan keyakinan religius

(Fitriatun, 2014). Aktifitas ini memiliki dan meningkatkan kontrol individu terhadap

pengaruh positif dalam menurunkan stress stresor (Pasiak, 2002). Hubungan timbal balik

(Fitriatun, 2014). Sebagaimana Kolcaba tersebut direkam oleh hipokampus, sehingga

(2003) dan Aligood (2014), menjelaskan pengalaman emosional dan religius tersebut

bahwa manusia mempunyai kebutuhan untuk dapat membawa perubahan diri (Pasiak,

bangkit dari keadaan stres dan mendapatkan 2002) yang dapat menurunkan stres (Kaheel,

2011).
16

Hasil penelitian yang dilakukan oleh al-qur’an seperti biasanya. Kemungkinan

(Qadiy, 1984) tentang pengaruh Al-Qur’an pada kelompok intervensi, pada saat

bagi organ tubuh, berhasil membuktikan mendengarkan murottal tidak meresapi

hanya dengan mendengarkan bacaan ayat- terjemahannya, sehingga penurunan skor

ayat Al-Qur’an, seorang Muslim, baik mereka stres tidak menurun secara signifikan. Selain

yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat itu, pelaksanaan terapi dalam penelitian ini

merasakan perubahan fisiologis yang sangat hanya 7 hari, sehingga waktu tersebut kurang

besar. Penurunan depresi, kecemasan, lama untuk dapat mencapai penurunan stres

kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, yang signifikan.

menangkal berbagai macam penyakit Hasil penelitian ini berbeda dengan

merupakan pengaruh umum yang dirasakan penelitian Fitriatun (2014) yang menunjukkan

orang-orang yang menjadi objek terdapat penurunan stres psikologis pada

penelitiannya (Kaheel, 2011). pasien kanker serviks setelah mendengarkan

Perbedaan Selisih Penurunan Skor Stres murottal. Desain penelitian Fitriatun (2014)

Kelompok Relaksasi Benson dan adalah single case experimental design dengan

Kelompok Kombinasi Relaksasi Benson metode studi kasus, yang berjumlah 3 subjek

dan Terapi Murotal penelitian. Sebelum perlakuan, peneliti

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada melakukan wawancara. Selama perlakuan,

perbedaan penurunan skor stres antar peneliti juga memantau perkembangan subjek

kelompok secara signifikan. Skor stres melalui observasi dan wawancara. Fitriatun

menurun pada kelompok kontrol dan (2014) menyimpulkan jika mendengarkan

kelompok intervensi. Namun, hasil ini tidak murottal memiliki pengaruh yang signifikan

menurun secara signifikan, karena responden untuk menurunkan stres psikologis pasien

pada kelompok kontrol juga memiliki kanker serviks.

kebiasaan membaca al-qur’an setiap hari. Manfaat bacaan ayat-ayat Al-qur’an yaitu

Walaupun kelompok kontrol tidak diberi menurunkan kecemasan (Maliya & Faradisi,

terapi murottal, tetapi mereka juga membaca 2011), menimbulkan efek relaksasi mental
17

dan spiritual (Khan, dkk., 2010), dan 4. Ada perbedaan skor stres sebelum dan

menurunkan stres (Yulistia, 2012; Fitriatun, sesudah perlakuan pada kedua kelompok

2014). (p value kelompok intervensi = 0,000; p

KESIMPULAN DAN SARAN value kelompok kontrol= 0,000).


Kesimpulan
5. Tidak ada perbedaan selisih skor stres
1. Karakteristik responden pada penelitian
antar kelompok (p value = 0,420).
ini yaitu paling banyak berjenis kelamin
Pemberian kombinasi relaksasi Benson
perempuan, sebagian besar responden
tidak menurunkan skor stres secara
berumur 59,93+7,869 tahun, mayoritas
signifikan pada kelompok intervensi.
responden memiliki aktifitas fisik ringan,
Saran
sebagian besar responden berpendidikan
1. Perawat
SD, semua responden berstatus kawin,
Perawat dapat menerapkan intervensi
paling banyak responden memiliki lama
relaksasi Benson maupun terapi murotal
menderita diabetes antara 3,83+4,243,
surat Ar-Rahmaan untuk menurunkan
dan separuh responden memiliki
kadar GDP dan skor stres pada pasien
frekuensi membaca Al-Quran < 7 kali
DM tipe 2.
dalam 7 hari terakhir.
2. Penelitian Selanjutnya
2. Ada perbedaan kadar glukosa darah
Penelitian selanjutnya sebaiknya
puasa sebelum dan sesudah perlakuan
melakukan penelitian lebih dari 7 hari,
pada kedua kelompok (p value kelompok
agar responden dapat meresapi murotal
intervensi = 0,000; p v alue kelompok
yang didengar.
kontrol= 0,000).
3. Pasien
3. Ada perbedaan selisih kadar glukosa
Pasien sebaiknya melakukan relaksasi
darah puasa antar kelompok (p value =
Benson dan terapi murotal surat Ar-
0,000). Pemberian kombinasi relaksasi
Rahmaan 2 kali sehari untuk
Benson dan terapi murottal menurunkan
menurunkan kadar GDP dan skor stres.
kadar GDP secara signifikan pada

kelompok intervensi.
18

DAFTAR PUSTAKA Gema Insani. (2011). The Guidance,


Al-Atsari, A. M.A.I.A. (2011). Thibbun Ensiklopedia Al-qur’an . Jakarta: Al-Huda.
Nabawi. Jakarta: Salemba. Greenstein B. & Wood D. (2010). At a
Alligood, M. R. (2014). Nursing Theory: Glance, Sistem Endokrin. Edisi Kedua.
Utilization & Application: Fifth Edition. Penerjemah: Yasmine, E. & Rachmawati
United States: Elsevier Mosby. A. D. Jakarta: Erlangga.
Aryana, K. O & Novitasari, D. (2013). Handayani, R., dkk. (2014). Pengaruh Terapi
Pengaruh Relaksasi Benson terhadap Murottal Al-Qur’an Untuk Penurunan Nyeri
Penurunan Tingkat Stress Lansia di Unit Persalinan dan Kecemasan pada Ibu Bersalin
Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Kala I Fase Aktif. Jurnal Ilmiah
Ungaran. Jurnal Keperawatan Jiwa, Kebidanan, Vol. 5 No.2 Edisi Desember
Volume 1, No. 2, November 2013, hlm 2014, hlm. 1-15.
186-195. Hasan, S. (2011). Hubungan Antara Intensitas
Benson, H & Proctor, W. (2010). The Membaca Al-Qur’an dengan Tingkat Depresi
Relaxation Revolution. USA: Hardvard pada SIswa SMA Muhammadiyah I
Medical School. Angkatab 2009-2010 Surakarta. Skripsi:
Bilous, R. & Donelly, R. (2014). Buku Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pegangan Diabetes Edisi ke 4. Jakarta: Hidayati, N. F. (2015). Perbedaan Kadar Gula
Bumi Medika. Darah Sebelum dan Sesudah Mendengarkan
BPJS Kesehatan. (2014). Panduan Praktis Murottal Al-Qur’an. Other thesis,
PROLANIS (Program Pengelolaan Penyakit Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Kronis). Diakses 18 Januaro 2016 dari Surabaya.
IDF. (2015). Diabetes Atlas, Seventh Edition.
http://bpjs-kesehatan.go.id.
Online version of IDF Diabetes Atlas:
BPS. (2013). Proyeksi Penduduk Indonesia 2010- www.idf.org/diabetesatlas.
2035. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Irawan, D. (2010). Prevalensi dan Faktor Risiko
Campbell, D. (2001). Efek Mozart, terjemah Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di Daerah
oleh Hermaya. Jakarta: Gramedia Urban Indonesia (Analisa Data Sekunder
Pustaka Utama.
Riskesdas 2007). Thesis Universitas
Chang, B. H., dkk. (2010). Relaxation Response
and Spirituality: Pathways to Improve Indonesia.
Psychological Outcomes in Cardiac Kaheel, A. A. (2011). Al-Qur’an the Healing
Rehabilitation. Journal of Psychosomatic Book. Jakarta: Tarbawi Press.
research 69 (2010). Kementerian Kesehatan. (2010). Petunjuk
Dahlan, M. S. (2011). Statistik untuk Teknis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:
Melitus.
Salemba Medika.
Damanik, E. D. (2011). Damanik Indonesian Khan, dkk. (2010). Mental and Spiritual
Translation Kuesioner DASS 42. Diakses Relaxation by Recitation of the Holy Qur’an.
20 Januari 2016 dari Second International Conference on
http://www2.psy.unsw.edu.au Computer Research and Development.
Depkes. (2009). Pedoman Teknis Penemuan dan doi: 10.1109.
Tatalaksana Penyakit Diabetes Melitus. Kolbaca, K. (2003). Comfort Theory and Practice:
Eliana, F. (2015). Penatalaksanaan DM sesuai A Vision for Holistic Helath Care and
Konsensus PERKENI 2015. Diakses Research. New York : Springer
tanggal 6 Desember 2016 dari ww.pdui- Publishing Company.
pusat.com. Kuswandi, A., dkk. (2008). Pengaruh Relaksasi
Esch, T., dkk. (2003). The Therapeutic Use of the Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah
Relaxation response in Stress-related Diseases. pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Med Sci Monit, 2003; 9 (2). Sebuah Rumah Sakit di Tasikmalaya. Jurnal
Fitriatun. I. (2014). Pengaruh Mendengarkan Keperawatan Indonesia, Volume 12,
Ayat-Ayat Al Qur’an Terhadap Penurunan No.2, Juli 2008; hal 108-114.
Stres pada Pasien Kanker Serviks. Skripsi: Lestari, N. (2012). Hubungan Intensitas
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kebiasaan Membaca Al-qur’an dengan Fungsi
19

Kognitif Lanjut Usia di Wilayah kerja Pratiwi. (2007). Epidemiologi Program


Puskesmas Kecamatan Ciseeng Kabupaten Penanggulangan, dan Isu Mutakhir Diabetes
Bogor 2012. Skripsi: Universitas Islam Mellitus. Makassar, Universitas
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasanudin.
Maghfirah, S. (2013). Optimisme dan Stress pada Pratiwi, L., dkk. (2015). Pengaruh Teknik
Pasien Diabetes Mellitus. Jurnal Florence, Relaksasi Benson dan Murottal Al-
Vol VI, No. 2, Juli 2013. Qur’an terhadap Tekanan Darah pada
Makhdlori, M. (2007). Keajaiban Membaca Al- Penderita Hipertensi Primer. JOM Vol 2
Qur’an. Yogyakarta: Diva Press. No.2, Oktober 2015.
Maliya, A. & Wibawati, R. (2011). Hubungan Qadiy, A. (1984). Pengaruh Terapi Murottal
Tingkat Kemampuan Activity of Daily Living terhadap Organ Tubuh. http://www.mail-
(ADL) dengan Perubahan Kadar Gula archive.com. Tanggal akses: 11 April
Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di 2017.
Wilayah Puskesmas Masaran. Jurnal
Kesehatan, ISSN 1979-7621, Volume 4, Riskesdas. (2014). Situasi dan Analisis Diabetes.
Nomor 1, Juni 2011. http://www.depkes.go.id/.
Maliya & Faradisi. (2011). Perbedaan Efektivitas Rondhianto. (2013). Faktor Yang Berhubungan
Pemberian Terapi Murotal dengan Terapi dengan Hambatan Diet Diabetes Mellitus
Musik Klasik terhadap Penurunan Kecemasan pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di
pada Pasien Pre-operasi Fraktur Ekstremitas Wilayah Kerja Puskesmas Wonosari
di Rumah Sakit dr. Moewardi Surakarta. Kabupaten Bondowoso Jurnal IKESMA
Prosiding Seminar Nasional Volume 9 Nomor 1 Maret 2013.
Keperawatan PPNI Jawa Tengah. Saryono. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan.
Mihardja, L. (2009). Faktor yang Berhubungan Jogjakarta: Mitra Cendekia.
dengan Pengendalian Gula Darah pada Setyoadi & Kushariyadi. (2011). Terapi
Penderita Diabetes Melitus di Perkotaan Modalitas Keperawatan pada Klien
Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia, Psikogeriatik. Jakarta : Salemba Medika.
Volume 59, Nomor 9, September 2009. Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. (2002a). Buku
Miller, L. M., dkk. (2011). The Experience of Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
Prayer with A Sacred Object Within the & Suddarth Edisi 8, Volume 2. Jakarta:
Context of Significant Life Stress. Journal of Buku Kedokteran EGC.
Spirituality in Mental health, 13, 247-271. __________. (2002b). Buku Ajar Keperawatan
Doi: 10.1080. Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi
Mindlin. (2009). Pengaruh Al-Qur’an terhadap 8, Volume 1. Jakarta: Buku Kedokteran
Fisiologi dan Psikologi Manusia, Al-Qur’an EGC.
dan terjemahannya. Jakarta: Salemba. Smeltzer, S. C., dkk. (2008). Brunner and
Mutmainah (2013). Hubungan Kadar Glukosa Suddarth’s Textbook of Medical Surgical
Darah dengan Hipertensi pada Penderita Nursing (11th ed.). Philadelphia: Lippincott
Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Williams & Wilkins.
Umum Daerah Karanganyar. Skripsi: Srihartono. (2007). Aayaatul Bayyinaat:Tanda-
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tanda Kebesaran Allah /Alqur’an yang Jelas
Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian dan Terang. Jakarta: Pustaka Nawaitu.
Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Trisnawati, S. K. & Setyorogo, S. (2013).
Cipta. Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Tipe II di Puskesmas Kecamatan Cengkareng
Keperawatan Pendekatan Praktis Edisi 3. Jakarta Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah
Jakarta: Salemba Medika. Kesehatan , Vol. 5, No.1, Jan 2013.
Pasiak, T. (2002). Revolusi IQ/EQ/SQ: Antara WHO. (2009). Global Recommendations on
Neurosains dan Al-Qur’an. Bandung: Physical Activity for Health. Switzerland:
Mizan. WHO Press
PERKENI. (2015). Konsensus Pengelolaan Widyastuti, W. (2012). Hubungan Antara
Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia 2015. Depresi dengan Kepatuhan Melaksanakan
Jakarta: PB PERKENI. Diit pada Diabetisi di Pekalongan. Jurnal
20

Ilmiah kesehatan, Vol IV No. 1 Maret Zaben, A. A., dkk. (2014). Heart Rate
2012. Variability While Listening to Quran
Yulistia, N. P. N. (2012). Pengaruh Rutinitas Recitation. Arab Journal Science
Pembacaan tartil Al-Qur’an terhadap Engineering, Volume 39.
Tingkatan Stres pada Subyek dengan
Gangguan Mood (Depresi). Skripsi:
Universitas Brawijaya, Malang.

Anda mungkin juga menyukai