Anda di halaman 1dari 3

1.

Jenis Kerusakan

Talud hancur total

2. Penyebab Kerusakan

a. Kesalahan Perencanaan atau kesalahan dalam mendesign talud

b. Melaksanakan pekerjaan pasangan batu tanpa dewatering

c. Tidak memperhitungkan tinggi gelombang

d. Tinggi talud tidak sesuai dengan perencanaan

e. Semen yang digunakan tidak sesuai

f. Cerucuk yang dipasang tidak sesuai prencanaan

g. Penurunan pondasi

h. Pondasi kurang dalam

i. Kesalahan pemasangan geotekstil

j. Kemirinan talud pada bagian depan tidak sesuai dengan perencanaan

3. Pemeriksaan kesesuaian antara realisasi dilapangan dengan gambar dan

spesifikasi

a. Kesalahan Perencanaan atau kesalahan dalam mendesign talud

 Realisasi di lapangan : Ada beberapa bagian talud yang salah dalam

perencanaan

 Metode Pelaksanaan : Dalam melakukan perencanaan sesuaikan

dengan kondisi langsung di lapangan atau melakukan peninjauan

terlebih dahulu di lokasi sebelum melakukan perencanaan.


b. Melaksanakan pekerjaan pasangan batu tanpa dewatering

 Realisasi di lapangan : Pekerjaan pemasangan batu dilaksanakan saat

air masih tergenang.

 Metode Pelaksanaan : Dilakukan dewatering terlebih dahulu sebelum

pekerjaan pemasangan batu dikerjakan

c. Tidak memperhitungkan tinggi gelombang

 Realisasi di lapangan : Air melimpas melewati atas talud

 Metode Pelaksanaan : Melakukan perhitungan tinggi gelombang

terlebih dahulu karena tinggi gelombang selalu berubah-ubah.

d. Tinggi talud tidak sesuai dengan perencanaan

 Realisasi di lapangan : Tinggi talud hanya 2,0 m

 Gambar Design : Tinggi talud dalam perencanaan adalah 2,5 m

e. Semen yang digunakan tidak sesuai

 Realisasi di lapangan : Semen yang digunakan merupakan semen biasa

tanpa ketahanan terhadap sulfat (Semen Portland Type I)

 Spesifikasi : Semen yang digunakan harusnya semen dengan

ketahanan terhadap sulfat seperti jenis semen Portland Type IV

f. Cerucuk yang dipasang tidak sesuai perencanaan

 Realisasi di lapangan : Cerucuk dipasang dengan jarak 60 cm tiap

cerucuk

 Gambar Design : Cerucuk di pasang dengan jarak 40 cm sesuai

dengan perencaan.
g. Material timbunan yang tidak sesuai dengan spesifikasi

 Realisasi di lapangan : Material timbunan merupakan timbunan kelas I

 Metode Pelaksanaan : Material yang digunakan harusnya merupakan

material timbunan kelas III

h. Pemasangan pondasi kurang dalam

 Realisasi di lapangan : Kedalaman pondasi 1,5 m

 Gambar Design : Kedalaman pondasi harusnya 2 m

i. Kesalahan pemasangan geotekstil

 Realisasi di lapangan : Geotekstil dipasang mulai dari atas ke bawah

 Metode Kerja : Geotekstil harusnya dipasang mulai dari bawah

ke atas

j. Kemirinan talud pada bagian depan tidak sesuai dengan perencanaan

 Realisasi di lapangan : Kemiringan talud yang diperiksa yaitu 1 : 1,75

 Spesifikasi : Kemiringan talud berdasarkan spesifikasi yaitu

1:2

Anda mungkin juga menyukai