A. LATAR BELAKANG
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) oleh Badan Pusat Statistik
(BPS) menyebutkan bahwa jumlah penduduk Indonesia tahun 2009 mencapai
257,52 juta jiwa yang 46,75% diantaranya adalah penduduk usia kerja. Sekitar
118,6 juta orang atau 69% dari penduduk usia kerja diproyeksikan akan
memasuki pasar kerja, suatu jumlah yang sangat mengkhawatirkan melihat
kemampuan ekonomi Indonesia saat ini. Angkatan kerja yang menganggur
diperkirakan mencapai sekitar 7,61 juta orang atau 6,32% dari angkatan kerja.
Bahkan mereka yang lulus perguruan tinggi semakin sulit mendapatkan
pekerjaan, karena tidak banyak terjadi ekspansi kegiatan usaha. Dalam keadaan
seperti ini maka masalah pengangguran termasuk yang berpendidikan tinggi
akan berdampak negatif terhadap stabilitas sosial dan kemasyarakatan.
Kenyataan bahwa sebagian besar lulusan Perguruan Tinggi adalah lebih sebagai
pencari kerja (job seeker) daripada pencipta lapangan pekerjaan (job creator)
merupakan salah satu penyebab tingginya angka pengangguran berpendidikan
tinggi. Hal ini dimungkinkan karena sistem pembelajaran yang diterapkan di
perguruan tinggi saat ini lebih terfokus pada bagaimana menyiapkan para
mahasiswa yang cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan, bukan sebagai lulusan
yang siap bekerja dengan menciptakan pekerjaan. Selain itu secara umum
aktivitas kewirausahaan (Entrepreneurial Activity) mahasiswa relatif masih
rendah. Entrepreneurial Activity diterjemahkan sebagai individu aktif dalam
memulai bisnis baru dan dinyatakan dalam persen total penduduk aktif bekerja.
Semakin tinggi indek Entrepreneurial Activity, maka semakin tinggi level
entrepreneurship suatu negara (Boulton dan Turner, 2005). Kementerian
Koperasi dan UKM menyatakan, bahwa populasi wirausaha di Indonesia
ternyata masih terbilang rendah. Dari jumlah penduduk yang mencapai 200 juta
lebih, jumlah wirausaha baru di Indonesia baru mencapai 400 ribu orang atau
sekitar 1,56%. Idealnya, jumlah wirausaha mencapai 2% atau 6,12 juta orang.
1
Untuk menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan dan meningkatkan aktivitas
kewirausahaan agar para lulusan perguruan tinggi lebih menjadi pencipta
lapangan kerja dari pada pencari kerja, maka diperlukan suatu usaha nyata.
Kementrian Pendidikan Nasional telah mengembangkan berbagai kebijakan dan
program untuk mendukung terciptanya lulusan perguruan tinggi yang lebih siap
bekerja dan menciptakan pekerjaan. Program Magang Kewirausahaan (MKU),
Kuliah Kerja Usaha (KKU), Kuliah Kewirausahaan (KWU), Program Kreativitas
Mahasiswa (PKM), telah banyak menghasilkan alumni yang terbukti lebih
kompetitif di dunia kerja, dan hasil-hasil karya invosi mahasiswa melalui PKM
potensial untuk ditindaklanjuti secara komersial menjadi sebuah embrio bisnis
berbasis Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (Ipteks). Kebijakan dan program
penguatan kelembagaan yang mendorong peningkatan aktivitas berwirausaha
dan percepatan pertumbuhan wirausaha–wirausaha baru dengan basis IPTEKS
sangat diperlukan.
2
bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, 2). Melaksanakan penelitian dan
publikasi ilmiah yang profesional sebagai sumbangan terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, 3). Menyelenggarakan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat dengan kualitas terbaik sesuai dengan kebutuhan
dan era perkembangan teknologi serta masyarakat informasi, 4). Melakukan
evaluasi reguler untuk meningkatkan kualitas, otonomi, akuntabilitas dan
akreditasi universitas.
B. TUJUAN
Tujuan program program aktualisasi entrepreneurship berbasis nasionalisme
dalam rangka mencetak entrepreneur handal dan berkomitmen pada bangsa,
adalah :
1. Mempersiapkan alumni UNDIP tidak hanya untuk mencari kerja, tetapi juga
memberikan bekal untuk penciptaan lapangan kerja secara mandiri sebagai
wirausahawan baru (WUB) sehingga secara nasional akan mengurangi
pengangguran terdidik.
2. Mempersiapkan lulusan UNDIP yang berjiwa wirausaha
3. Mewujudkan sinergi potensi perguruan tinggi (termasuk didalamnya
mahasiswa) dengan menumbuhkembangkan potensi Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) yang mandiri.
4. Mendorong akselerasi pemulihan ekonomi (economy recovery) Indonesia
melalui penanggulangan kemiskinan dan penyediaan lapangan kerja dengan
3
menumbuhkan wirausaha baru yang kuat dari segi kualitas barang produksi
dan jasa maupun dari pemasarannya, dan
5. Menumbuhkembangkan kegiatan-kegiatan yang mendorong terwujudnya
income generating unit di Universitas Diponegoro dalam mengantisipasi
diberlakukannya otonomi perguruan tinggi.
C. MANFAAT
Bagi Mahasiswa
Bagi UKM
4
D. KONSEP PROGRAM
5
Mhs
S1/D3
Smt 3/60
sks
INPUT
E. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Penjaringan
Mahasiswa yang dapat mengikuti kegiatan Program Mahasiswa Wirausaha
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Mahasiswa program S1 dan D3, minimal telah menyelesaikan kuliah 3
semester (duduk di semester 4) atau minimal telah menempuh 60 SKS dan
belum pernah mendapat dana PMW, dapat mendaftar PMW tahun 2019
dengan mengajukan Proposal rencana usaha (Bisnis Plan) PMW 2019.
Proposal harus sudah diterima di BAK paling lambat tanggal 5 April 2019.
b. Mahasiswa yang mengikuti kegiatan Program Mahasiswa Wirausaha adalah
mahasiswa yang memiliki minat dan bakat kewirausahaan dan diharapkan
memiliki pengalaman berwirausaha yang pernah dilakukan sebelumnya.
c. Mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan wirausaha diberikan
kesempatan untuk mengikuti program ini dalam rangka mengembangkan
kegiatan usaha yang sedang dilaksanakan oleh mahasiswa.
d. Menyusun Business Plan yang berbasis technopreneuer yaitu kegiatan
kewirausahaan yang memiliki sentuhan teknologi
e. Bidang usaha yang diusulkan terdiri dari : 1. Makanan & Minuman, 2. Jasa
& Perdagangan, 3. Teknologi, 4. Industri Kreatif, 5. Produksi & Budidaya
f. Dilakukan secara berkelompok antara 3 - 5 orang mahasiswa, membuat
kesepakatan kelompok dengan bentuk Persekutuan Perdata. Setiap kelompok
mahasiswa dapat berasal dari 1 (satu) Fakultas atau gabungan mahasiswa
lebih dari 1 (satu) Fakultas. Apabila berasal lebih dari 1 (satu) Fakultas,
maka Business Plan diketahui oleh Pembantu Dekan III yang berasal dari
Fakultas ketua kelompok calon peserta Program Mahasiswa Wirausaha.
6
Seorang mahasiswa hanya diperbolehkan untuk mengajukan 1 (satu) usulan
kegiatan usaha, baik sebagai ketua maupun anggota.
g. Sanggup mengikuti seluruh kegiatan mulai dari pendidikan dan pelatihan
(workshop) sampai pelaksanaan kegiatan wirausaha dengan mengisi formulir
kesanggupan.
h. Menentukan tempat pemagangan yang digunakan untuk tempat magang
setelah workshop
i. Wajib menandatangani kontrak penggunaan dana untuk kegiatan bisnis
mahasiswa.
j. Sanggup mempertanggungjawabkan penggunaan dana Program Mahasiswa
Wirausaha dari Dikti dengan transparan dan akuntabel.
3. Workshop
Peserta yang lolos seleksi penerimaan Program Mahasiswa Wirausaha
diwajibkan untuk mengikuti kegiatan workshop. Materi pelatihan dalam
kegiatan workshop terdiri atas :
a. Motivasi
b. Jaringan Usaha
c. Manajemen Usaha
d. Penyusunan bussines plan
4. Magang
Setelah mengikuti kegiatan workshop, peserta diwajibkan melaksanakan
kegiatan magang selama 2 minggu. Tempat pelaksanaan kegiatan magang
dipilih sendiri oleh peserta, yaitu produsen (UMKM) yang menghasilkan
7
produk barang ataupun jasa sesuai usaha yang akan dijalankan. Kriteria
produsen (UMKM) untuk tempat magang adalah:
a. Usaha tersebut sudah berjalan minimal 1 tahun
b. Bukan usaha yang bersifat musiman
c. Memiliki tenaga kerja minimal 3 (tiga) orang
d. Lokasi UMKM : Semarang dan sekitarnya
Selama melaksanakan kegiatan magang peserta diwajibkan mengisi buku kerja.
Pada akhir kegiatan magang mahasiswa diwajibkan menyusun laporan magang
(Lampiran 3) dan menyempurnakan rencana Business Plan untuk kegiatan
usaha yang akan dilaksanakan.
6. Pendanaan
Pencairan dana dibagi menjadi 2 tahap, yaitu dana tahap I sebesar 60% dan
dana tahap II sebesar 40%. Cara pencairan dana sebagai berikut:
a. Mahasiswa mengajukan rincian rencana penggunaan dana tahap I (60%)
kepada dosen pendamping (Lampiran 4)
b. Setelah rincian penggunaan dana tahap I disetujui oleh dosen pendamping,
maka peserta dapat mengambil dananya di bank (slip pengambilan dana di
bank ditandatangani oleh masing-masing peserta dan pejabat BAK Undip)
c. Setelah pencairan dana tahap I, mahasiswa harus membuat laporan
penggunaan dana yang diketahui oleh dosen pendamping yang dilampiri
bukti penggunaan dana (Lampiran 5) dan laporan kemajuan (Lampiran 6).
d. Selanjutnya mahasiswa dapat mengajukan rincian rencana penggunaan
dana tahap II (40%) kepada dosen pendamping, dan setelah dana dicairkan
maka harus membuat laporan penggunaan dana yang diketahui oleh dosen
pendamping dilampiri bukti penggunaan dana dan laporan akhir
(Lampiran 7).
F. PENDAMPINGAN
9
G. KEBERLANJUTAN
Program mahasiswa wirausaha dirancang sebagai wahana kegiatan entrepreneur
bagi para mahasiswa dan alumni UNDIP, sehingga diupayakan untuk berjalan
secara terus menerus dan berkesinambungan, sehingga diperlukan modal
bergulir.
Untuk menjamin kelancaran dan perkembangan usaha mahasiswa peserta
Program Mahasiswa Wirausaha, dilakukan kegiatan monitoring dan evaluasi
serta pembentukan jejaring dengan berbagai instansi dan asosiasi. Kegiatan
monitoring dan evaluasi dilakukan oleh tim monev dan dosen pendamping.
H. PEMBENTUKAN JEJARING
Untuk menunjang kelancaran pelancaran pelaksanaan kegiatan program
mahasiswa wirausaha, maka dibentuk jejaring yang terdiri dari :
a. KADIN
b. APINDO
c. HIPMI
d. BUMN
e. Dinas Koperasi dan UKM
f. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
g. Perbankan
h. Alumni peserta PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA
Sosialisasi program dengan mitra dan calon mitra, serta stakeholders lainnya
dilakukan dalam rangka pembentukan jejaring.
Kegiatan dimaksudkan untuk penyamaan persepsi dan dilakukan dengan tujuan :
a. Layanan informasi UKM binaan peserta jejaring.
b. Sebagai mediator antara mahasiswa yang memiliki kegiatan bisnis dengan
UKM binaan dan berbagai pihak yang berhubungan dengan kegiatan bisnis
mahasiswa.
c. Penjalinan mitra bisnis dalam rangka menjaga keberlanjutan kegiatan bisnis
mahasiswa.
10