Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap ibu menghasilkan air susu yang kita sebut Air Susu Ibu

(ASI) sebagai makanan alami yang disediakan untuk bayi. Pemberian

ASI Eksklusif serta proses menyusui yang benar merupakan sarana

yang dapat diandalkan untuk membangun sumber daya manusia yang

berkualitas. Seperti kita ketahui, air susu ibu adalah makanan yang

satu-satunya yang paling sempurna untuk menjamin tumbuh kembang

bayi pada akan mendapatkan perkembangan jasmani, emosi, maupun

spiritual yang baik dalam kehidupannya (Wulandari, 2013).

Air Susu Ibu (ASI) sangatlah penting untuk perkembangan,

kesehatan dan imunitas bayi. Oleh karena itu, pemberian ASI dini

merupakan komponen penting dalam kelangsungan hidup bayi. ASI

yang diproduksi selama hari-hari pertama kelahiran, mengandung

kolostrum yang dapat melindungi bayi dari penyakit. Hal ini disebabkan

karena kolostrum mengandung properti imun dan non-imun sehingga

dapat melawan agen penyakit yang masuk ke dalam tubuh bayi. Oleh

karena itu, kebijakan internasional menekankan pelaksanaan Inisiasi

Menyusui Dini (IMD) dalam 1 jam waktu kelahiran dan menekankan

pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan.

Pemberian ASI juga dimasukan dalam program yang

1
2

direkomendasikan untuk mengurangi kematian neonatal oleh Lancet

neonatal survive series (Edmond, 2013).

Selama ini masih banyak ibu yang kesulitan saat harus

menyusui bayinya. Hal ini disebabkan karena setelah melahirkan, bayi

langsung dipisahkan dari ibunya untuk dilakukan prosedur

penanganan bayi baru lahir seperti penimbangan dan pengukuran bayi.

Oleh karena itu, World Health Organization (WHO) merekomendasikan

penundaan penimbangan dan pengukuran bayi setidaknya sampai 1

jam pertama kelahiran. Melihat pentingnya ASI sebagai upaya untuk

menurunkan kematian neonatal, maka WHO merekomendasikan

pemberian ASI minimal sampai bayi berusia 6 bulan (WHO, 2014).

Pada data yang telah dirilis oleh United Nations of Children’s

Fund (UNICEF) tahun 2016, IMD bermanfaat dalam memberikan

semua nutrisi penting untuk bayi yang baru lahir. Serta antibodi dan

kontak kulit antara bayi dan ibu, yang dapat melindungi bayi dari

berbagai macam penyakit hingga risiko kematian. Membuat bayi

menunggu terlalu lama untuk kontak penting pertamanya dengan ibu di

luar rahim dapat mengurangi ketahanan hidupnya. Juga dapat

membatasi pasokan susu sang ibu.

Secara global, hanya 43 % bayi yang berusia di bawah 6 bulan

yang mendapatkan ASI eksklusif. Sementara faktanya, bayi yang tidak

mendapatkan ASI sama sekali memiliki risiko meninggal 14 kali lebih

tinggi dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI. Menunda menyusui


3

dua sampai 23 jam setelah lahir dapat meningkatkan risiko bayi

meninggal pada bulan pertama kehidupannya sebesar 40%, dan

menunda lebih dari 24 jam meningkatkan risiko bayi sekarang sampai

80%, di dunia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu

2% dari kematian bayi di seluruh dunia dan jumlah bayi yang

meninggal adalah 17% tiap 1000 kelahiran hidup. Menurut Fika dan

Syafiq, hal ini karena pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di Indonesia

belum terlaksana secara optimal dan pemberian ASI eksklusif

tergolong rendah (UNICEF, 2017).

Di Indonesia saat ini tercatat angka kematian bayi masih sangat

tinggi, yaitu 35% tiap 1000 kelahiran hidup. Itu artinya, dalam satu

tahun sekitar 175.000 bayi meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun.

Penyebab kematian balita dan ibu di indonesia sebagian besar dapat

dicegah.

Penyebab utama kematian ibu di indonesia adalah perdarahan

(28%), eklamsia (24%), dan infeksi termasuk AIDS (11%). Salah satu

pencegahan yang murah dan alami untuk mengurangi perdarahan

adalah Inisiasi Menyusui Dini (IMD) yang dilakukan oleh ibu. Penelitian

yang dilakukan oleh Fika dan Syafiq menunjukkan bahwa bayi yang

diberi kesempatan Inisiasi Menyusui Dini, hasilnya 8 kali lebih berhasil

dalam pemberian ASI eksklusif (fikawati, dkk. 2013).

Data Riskesdas menunjukkan 5 kabupaten kota tertinggi

dengan presentasi pelaksanaan IMD kurang dari 1 jam proporsi Inisiasi


4

Menyusui Dini (IMD) yaitu kabupaten Sinjai, Bantaeng, Takalar, Sidrap,

Maros. Untuk angka IMD Provinsi Sulawesi Selatan kurang lebih 1 jam

yaitu 44,9%, data ini lebih tinggi dibandingkan data Nasional yaitu

34,5%. hal ini menunjukkan kecenderungan masyarakat Sulawesi

Selatan dalam melaksanakan IMD <1 jam setelah kelahiran, Inisiasi

Menyusui Dini diketahui akan mendorong capaian ASI Eksklusif

(Kemenkes, 2015).

Berdasarkan data yang diperoleh dari RSKDIA Pertiwi

Makassar, jumlah ibu hamil yang datang berkunjung selama 3 bulan

terakhir berjumlah 259. Pada bulan November 88 orang, Desember 70

orang dan pada bulan Januari tahun 2018 jumlah yang datang

berkunjung sebanyak 101 orang.

Inisiasi menyusui dini sangat bermanfaat bukan hanya bagi

bayi yang baru lahir tetapi juga bagi ibu yang berada dalam pelukan ibu,

maka bayi tersebut dengan sendirinya merangkak ke payudara ibu dan

anak mulai mencari puting susu ibunya. Hal ini akan merangsang

pelepasan oksitosin yang akan menyebabkan terjadinya kontraksi otot

rahim sehingga perdarahan sesudah melahirkan dapat berhenti dan

lebih cepat mengembalikan ukuran rahim seperti semula. Pelaksanaan

IMD juga dapat membantu ibu untuk memproduksi ASI yang cukup

yang dibutuhkan bayi selama hidupnya (Shams, 2014).

Mengingat Inisiasi Menyusui Dini mempunyai manfaat yang

sangat penting terutama dalam menurunkan angka kematian bayi,


5

maka sudah selayaknya kegiatan ini diketahui dan didukung oleh

semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Terutama bayi ibu

hamil, karena masa laktasi tidak akan pernah lepas dari persiapan

selama kehamilan bagi seorang ibu. Persiapan masa menyusui

dilakukan sejak awal kehamilan itu terjadi, dan akan tetapi diperlukan

pemahaman yang benar tentang ASI dan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

dengan harapan inisiasi menyusui dini dapat dilaksanakan dengan

baik pada saat ibu bersalin (Depkes, 2013).

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Inisiasi

Menyusui Dini di RSKDIA Pertiwi Makassar :”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu hamil

Trimester III tentang Inisiasi Menyusui Dini.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil trimester III

tentang inisiasi menyusui dini.

b. Mengetahui gambaran sikap ibu hamil trimester III tentang

insiasi menyusui dini.


6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidan

keperawatan ibu dan anak.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pendidikan

Diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan

dapat di pakai sebagai bahan penelitian lebih lanjut.

b. Bagi Pelayanan Kesehatan

Sebagai bahan masukan yang bermakna dalam rangka

meningkatkan mutu pelayanan kepada ibu-ibu hamil tentang

pentingnya Inisiasi Menyusui Dini bagi bayi.

c. Bagi Peneliti

Merupakan pengalaman yang sangat berharga dan

menambah wawasan pengetahuan tentang Inisiasi Menyusui

Dini, serta pengembangan diri dalam bidang penelitian.

d. Bagi Masyarakat

Dapat dijadikan sebagai sumber informasi baru dan

menambah pengetahuan bagi ibu, yang merupakan awal dari

program pemberian ASI eksklusif dan dapat menekan angka

kematian bayi.

Anda mungkin juga menyukai