Anda di halaman 1dari 10

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi

Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah


(Studi Kasus : Anggaran Dinas Pekerjaan Umum Kota
Denpasar Tahun 2013)
Anak Agung Ayu Nitya Saridewi, Piers Andreas Noak, Ni Wayan Supriliyani

Fakultas Ilmu Soasial dan Ilmu Politik Universitas Udayana

Email: agung.nitya@unud.ac.id, andreas.noak@unud@ac.id, prily@unud.ac.id

ABSTRAK

Permasalahan mengenai anggaran menjadi masalah polemik hampir


di berbagai daerah di Indonesia. Target perencanaan aggaran yang
tinggi tidak berbanding dengan realisasi anggaran yang rendah dalam
kurun waktu satu tahun APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah). Realisasi anggaran di Dinas Pekerjaan Umum Kota
Denpasar contohnya, hanya sekitar 55% anggaran tercapai pada
bulan Agustus. Sedangkan sekitar 45% sisanya cenderung
dipaksakan untuk dilaksanakan pada tiga bulan terakhir (September
sampai November). Permasalahan realisasi anggaran yang kurang
efektif dan efisien tidak mencerminkan dasar-dasar dari prinsip
anggaran berbasis kinerja, yakni transparansi, akuntabilitas,
ekonomis, efektifitas, dan efisiensi. Penulis dalam penelitian ini akan
meneliti permasalahan serta faktor-faktor yang mempengaruhi
realisasi anggaran di Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif studi kasus
dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif deskriptif. Dalam
penelitian ini penulis menekankan pada perbandingan dari
perencanaan serta realisasi anggaran keuangan dan kegiatan fisik
dalam satu tahun APBD. Selain itu penulis juga mencoba
menggambarkan permasalahan-permasalahan yang yang
mempengaruhi realisasi anggaran dan bagaimana penerapan prinsip-
prinsip anggaran berbasis kinerja. Hasil penelitian ini akan
memberikan gambaran dari permasalahan realisasi anggaran di
Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar dan diharapkan mampu
memberikan solusi agar realisasi anggaran menjadi lebih efektif dan
effisien untuk dilaksanakan dalam waktu satu tahun anggaran.

Kata Kunci : Realisasi Anggaran,APBD, Prinsip Anggaran Berbasis


Kinerja,

1. PENDAHULUAN diserahkan kepada daerah untuk mengelola


keuangannya sendiri dalam bentuk anggaran
Di era otonomi daerah, siklus keuangan daerah pendapatan dan belanja daerah (APBD).
yang awalnya berpusat di pemerintah pusat kini Otonomi tersebut tercermin dari kewenangan
independen yang dimiliki setiap daerah, untuk 2. KAJIAN PUSTAKA
mengurus pelaksanaan pemerintahan,
membentuk struktur aparat administrasi daerah, Kajian penelitian sebelumnya yang berkaitan
menyusun dan merealisasikan anggaran dan dengan analisis faktor-faktor yang
belanja daerah, serta menyusun dan mempengaruhi realisasi anggaran pendapatan
menerapkan pengendalian internal atas dan belanja daerah, diantaranya adalah
pelaksanaan wewenang-wewenang tersebut penelitian yang dilakukan oleh Riswan dan
(UU No 32 tahun 2004 tentang Otonomi Viani dalam jurnalnya yang berjudul “ Analisis
Daerah). Efisiensi Anggaran Belanja Dinas Pendidikan
Kabupaten Kapuas” Vol 13 no.1/ April 2012.
Namun, berbagai kendala mengenai realisasi Perbedaan penelitian Riswan dan Viani dengan
anggaran yang masih timpang menunjukkan penulis yakni, penelitian Inayah lebih kepada
lemahnya perencanaan penerapan rencana untukmenganalisis angaran dan realisasi
strategis anggaran serta realisasi anggaran belanja pada SKPD (Satuan Kerja Perangkat
pada kurun waktu satu tahun anggaran yang Daerah) sedangkan penelitian yang dilakukan
telah diputuskan dalam APBD. Perkembangan oleh penulis bertujuan untuk mengetahui faktor-
penyerapan anggaran yang buruk dan timpang faktor yang mempengaruhi realisasi anggaran
di beberapa dinas khususnya di Kota Denpasar di Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar.
nampaknya sudah menjadi penyakit bawaan
dan sukar untuk disembuhkan. Lihat saja, Penelitian lainnya dilakukan oleh Inayah Adi
permasalahan yang paling sering muncul di Sari dengan judul “Evaluasi Sistem Anggaran
akhir tahun pasti perbaikan jalan yang sudah Sebagai Alat Pengendalian Manajemen Studi
menjadi buah bibir masyarakat Bali khususnya Kasus Di Rumah Sakit Umum Kardinah Tegal”.
masyarakat Kota Denpasar. Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian
Inayah yakni, penelitian Inayah merupakan
Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar tentu penelitian mengenai evaluasi sistem anggaran
harus bertanggung jawab dengan hal tersebut sebagai alat pengendalian manajemen,
karena memang memiliki tugas pokok dan sedangkan penelitian penulis meneliti tentang
fungsi dalam menangani infrastruktur seperti evaluasi implementasi anggaran dan lebih
jalan, trotoar, jembatan, di Kota Denpasar. Jika condong kepada analisis faktor yng
dilihat dari data Kegiatan Fisik Dinas Pekerjaan mempengaruhi realisasi anggaran di Dinas
Umum Kota Denpasar tahun 2013 (sumber Pekerjaan Umum Kota Denpasar.
Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar) bahwa
dari implementasi dari target kegiatan fisik Penelitian ketiga dilakukan oleh Addina Marizka
memiliki perbedaan yang signifikan. Dimana, pada tahun 2009 yang berjudul “Analisis Kinerja
pada triwulan pertama (Januari-April) target Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan
yang seharusnya sudah dicapai adalah Belanja Daerah Pemerintah Kota Medan”.
40,43%, namun baru terealisasi sebesar Penelitian Addina lebih kepada analisis kinerja
5,13%. Selain itu, pada triwulan kedua (bulan pengelolaan anggaran sedangkan penelitian
Juni), yang seharusnya sudah mencapai yang dilakukan oleh penulis mengenai analisis
45,24% baru terealisasi 20,29%. Bahkan faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi
realisasi fisik Dinas Pekerjaan Umum Kota anggaran pada Dinas Pekerjaan Umum Kota
Denpasar sekitar 45% terlaksana hanya dalam Denpasar.
waktu 3 bulan yakni sekitar bulan september
sampai november. Ini memperlihatkan keluhan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
masyarakat bukan tanpa sebab karena merupakan suatu rencana keuangan tahunan
implementasi fisik seperti pembuatan jalan, daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan
gorong-gorong ternyata memang dilakukan di daerah tentang APBD yang disetujui oleh
akhir tahun yang lebih tepatnya musim Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Untuk
penghujan yang membuat implementasi menetapkan anggaran pendapatan daerah
kegiatan semakin tidak efektif. yang akuntabel dan transparan, dibutuhkan
pengelolaan suatu system manajemen
keuangan yang jelas dan berdaya guna. Jika
disederhanakan ada beberapa siklus utama
dalam pengelolaan keuangan di daerah, yakni hendak dicapai selama periode waktu tertentu
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. yang dinyatakan dalam ukuran finansial.
Pada tahap perencanaan, input yang Anggaran publik, yang merupakan pajak dari
digunakan adalah dari aspirasi masyarakat publik dan kewenangannya diotoritasi oleh
melalui Musrenbang yang dilakukan oleh DPRD pemerintah dinyatakan oleh Hariadi, Restianto
(Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) dan dan Bawono, bahwa anggaran publik yaitu
Pemerintah Daerah, sebagai cikal bakal rencana kegiatan yang direpresentasikan
keterlibatan masyarakat dalam penetapan dalam bentuk rencana perolehan pendapatan
kebijakan strategis dalam penetapan anggaran dan belanja dalam satuan moneter (Hariadi
pendapatan dan belanja daerah (Sony Pramono,dkk.:2010:4). Anggaran publik
Yuwono,dkk.:2008:53). Dari Musrenbang dimaksudkan tercermin dalam APBN dan
tersebut dihasilkan Rencana Kerja Pemerintah APBD.
Daerah (RKPD) yang kemudian diusulkan
dalam kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah Anggaran berbasis kinerja mengutamakan
(SKPD) yang diproses dengan standar analisis penyusunan bentuk kegiatan dan tujuan yang
biaya. Pada tahap pelaksanaan, setelah APBD akan dicapai serta pengalokasian dana yang
ditetapkan, nanti seluruh kegiatan pelaksanaan akan dibiayai oleh anggaran secara efektif dan
akan dicatat melalui sistem akuntansi untuk efisien. Sehingga, tolak ukur keberhasilan dari
menghasilkan laporan pelaksanaan APBD dan pelaksanaan anggaran ini adalah prestasi yang
pertanggung jawaban kepada kepala daerah dicapai dalam pelaksanaan kegiatan dengan
(Sony Yuwono,dkk.:2008:53). Pada tahap penggunaan dana yang efektif dan effisiensi
pengendalian, laporan pertanggungjawaban (Mangundiharjo:1996 dalam Wahyudi
kepala daerah diserahkan kepada DPRD, Kumorotomo,dkk.:2005:10). Angggaran
proses evaluasi laporan pertanggung jawaban, berbasis kinerja merupakan anggaran yang
serta keputusan evaluasi berupa penolakan bertumpu pada kemampuan sumber daya
atau penerimaan pertanggung jawaban kepala daerah dan upaya pemenuhan kebutuhan
daerah (Sony Yuwono,dkk :2008:54). masyarakat. Konsep penganggarannya bersifat
integrative dan komprehensif dengan
Penetapan anggaran merupakan suatu proses memberikan pengelolaan/manajemen kepada
kebijakan publik karena menyangkut konsen unit kerja secara transparan dan akuntabel
pemerintah untuk penetapan program ataupun kepada masyarakat. Adapun elemen anggaran
kegiatan yang menyangkut hak publik untuk berbasis kinerja, yakni transparansi,
mendapatkan pelayanan sesuai dengan akuntabilitas, efektif, dan effisien.
kepentingan publik. Kebijakan seecara
epistemologi terdiri dari dua kata, yakni
“kebijakan” dan “publik”. Robert eyestone
membuat definisi kebijakan dalam artian yang 3. METODOLOGI PENELITIAN
luas bahwa kebijakan adalah hubungan suatu
unit pemerintah dengan lingkungannya Metode penelitian yang digunakan dalam
(Samodra Wibawa: 2011: 2). Unit pemerintahan penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.
yang dimaksud yakni pemerintah sebagai Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang
pelaku kebijakan harus tanggap terhadap menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak
permasalahan di sekitarnya yang tentunya dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-
merupakan permasalahan publik. prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi
lainnya (Moleong:2010). Jenis penelitian
Anggaran menurut Hadriyanus Suharyanto kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini
adalah suatu rencana yang disusun secara adalah studi kasus dimana di dalam penelitian
sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan ini peneliti berusaha menemukan faktor-faktor
lembaga, yang dinyatakan dalam unit apa saja yang mempengaruhi dalam
(kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka implementasi anggaran pada tahun 2013 di
waktu (periode) tertentu yang akan datang Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar.
(Wahyudi Kumorotomo, dkk: 2005: 2). Menurut Robert Yin studi kasus adalah suatu
Anggaran (budget) juga dimaksudkan sebagai penelitian empiris yang menyelidiki fenomena
pernyataan mengenai estimasi kinerja yang dalam konteks kehidupan nyata, bilamana
batas-batas antara fenomena dan konteks tak Unit Analisis dalam penelitian ini adalah Kepala
tampak dengan tegas. Bidang Pengendalian dan Perencanaan Dinas
Pekerjaan Umum Kota Denpasarbertindak
Penelitian ini dilakukan di Dinas Pekerjaan sebagai pemantau kegiatan fisik dan realisasi
Umum Kota Denpasar, dipilihnya lokasi ini fisik dari proyek-proyek yang sedang dikerjakan
dengan metode purposive, purposive adalah oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar
suatu teknik penentuan lokasi penelitian secara dan Sekretaris Bidang Keuangan Dinas
sengaja berdasarkan atas pertimbangan- Pekerjaan Umum yang mengetahui segala
pertimbangan tertentu. Hal ini dimaksudkan urusan yang berkaitan dengan keuangan di
bahwa Dinas ini dipilih karena penulis memang Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar.
dari awal memilih lokasi penelitian ini
dikarenakan kasus studi penelitian, mulai dari Teknik analisis data yang dipergunakan dalam
latar belakang penelitian serta permasalahan penelitian ini adalah dengan menggunakan
penelitian memang dipilih penulis di Dinas teknik analisis kualitatif deskripftif, yaitu teknik
Pekerjaan Umum Kota Denpasar. Pemilihan menganalisis data secara menyeluruh dengan
Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar secara memaparkan segala aspek di dalamnya secara
purposive karena metode tersebut memang mendetail sehingga dapat diperoleh gambaran
berlandaskan pada subyektifitas penulis untuk objek penelitian yang sebenarnya. Dalam
mengkaji suatu penelitian. menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
realisasi anggaaran di Dinas Pekerjaan Umum,
Dalam rangka memperoleh data dan gambaran teknik ini dapat difungsikan sebagai landasan
mengenai obyek yang akan diteliti, maka gerak dalam menganalisis dan juga
peneliti akan menggunakan dua jenis sumber mengevaluasi secara mendalam berbagai
data, yakni sumber data primer (wawancara hambatan realisasi anggaran di Dinas
dan observasi) dan sumber data sekunder Pekerjaan Umum
(studi kepustakaan, dokumentasi, dan dokumen
terkait realisasi anggaran Dinas Pekerjaan Dalam penelitian ini teknik analisis data
Umum Kota Denpasar). dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, data yang diperoleh akan
Tabel Data Informan yang Memberikan diorganisasikan dan diurutkan ke dalam pola,
Informasi kategori dan satuan uraian dasar sehingga
ditemukan uraian tentang permasalahan yang
diteliti.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dinas Pekerjaan Umum merupakan SKPD
Teknis yang dalam kewenangannya
melaksanakan tugas-tugas teknis sesuai
dengan fungsi organisasi, sesuai PP Nomor 41
Tahun 2007, tentang organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia)
Tahun 2007 Nomor 89 dan tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 8
tahun 2008 tentang organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah Kota Denpasar.
(Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 2008
Nomor 8 diundangkan tanggal 24 Desember
2008) dalam melaksanakan tugas ke Pekerjaan
Umum-an tersebut tentu diperlukan suatu
pengelolaan unit organisasi yang mempunyai
wawasan yang luas, responsive dan dinamis
terhadap tuntutan/perkembangan masyarakat
khususnya perubahan sesuai perannya dalam
bidang ke Pekerjaan Umum-an, sehingga dapat Tabel 1. Tabel Realisasi Keuangan
memberikan pelayanan sesuai dengan tuntutan Target & Realisasi Keuangan Dinas PU Kota
dan kebutuhan masyarakat. Tugas dari Dinas Denpasat th 2013
Pekerjaan Umum Kota Denpasar yakni 120
melaksanakan sebagian Urusan Rumah Target Realisasi
Tangga Daerah di Bidang Pekerjaan Umum 100 98.3
selain meksanakan Tugas Pembantuan yang 92.3

diserahkan oleh Walikota Denpasar. 80


76.5 83.19

59.5
Target dan Realisasi Anggaran 60
Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar 40.5 44.2
34.8 33.9
40 35.8 26.8
Dilihat dari segi anggaran publik,dalam APBD 24.2 21.5
Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar 20 12.1 17.3
memiliki pagu sebesar Rp 156.673.946.366,34 0 0 2.3 4.6
9.8
dengan target realisasi sebesar Rp 0 0 0 0.6 1.2
153.996.613.697,34 dan realisasi anggaran Jan Feb Mar Apr MeiJuni Juli Agst Sep Okt Nov Des
Dinas Pekerjaan Umum yang berhasil dicapai
dalam satu tahun anggaran, tahun 2013 yakni
sebesar Rp 130.332.063.097,00. Capaian
realisasi anggaran Dinas Pekerjaan Umum Sumber: Diolah dara data Realisasi Keuangan Dinas PU
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, Kota Denpasar
yang nantinya akan dibahas lebih lanjut dan
mendalam oleh penulis dalam pembahasan
permasalahan yang timbul dalam realisasi
anggaran Dinas Pekerjaan Umum Kota Tabel 2. Tabel Realisasi Fisik
Denpasar.
Target & Realisasi Fisik Dinas
Target dan realisasi anggaran di Dinas 150 PU Kota Denpasar th 2013
Pekerjaan Umum dibagi menjadi 2 (dua) Target
bidang, yakni bidang fisik dan bidang 100
98.24100
100 100
keuangan. Dari hasil temuan penelitian di 95.34
76.34 89.85
74.87
lapangan, maka penulis akan mengkaji realisasi 64.53
55.23 43.58
kedua bidang. Lalu, penulis akan 50
43.17
40.43 45.24
membandingkan realisasi kedua bidang 34.5 23.43
tersebut, apakah berjalan sinkron (sebanding). 0 0
20.29
10.48
Maksudnya adalah penulis ingin mengetahui 0 0 0 5.13
2.63
capaian realisasi di bidang keuangan apakah
Feb

Apr

Sep
Mar
Jan

Des
Mei

Agst

Nov
Okt
Juli
Juni

akan sebanding dan searah dengan


realisasinya di bidang fisik atau tidak. Hal ini
dilakukan penulis dengan tujuan untuk dapat
mengidentifikasi permasalahan yang ada pada
realisasi anggaran serta mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi realisasi anggaran
di Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar Sumber : Diolah dari data Kegiatan Fisik Dinas PU Kota
dengan menampilkan tabel realisasi dari kedua Denpasar tahun 2013
bidang tersebut sebagai data pendukung.
Adapun tabel-tabel dari realisasi anggaran di Bahwa, jika dilihat dari tabel pelaksanaan
Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar, realisasi keuangan dan tabel pelaksanaan
sebagai berikut. realisasi kegiatan fisik Dinas Pekerjaan Umum
Kota Denpasar di atas, terlihat adanya
ketidaksesuaian yang sangat jelas antara target
dan realisasi anggaran baik dalam realisasi
anggaran di bidang keuangan maupun bidang
fisik. Seharusnya,hal tersebut dapat diantisipasi berdasarkan pada kebutuhan penggunaan
dini oleh orang-orang yang berwenang di dalam anggaran. Dengan kata lain, menurut penulis
realisasi anggaran Di Dinas Pekerjaan Umum, konsep administrasi publik dan konsep
karena memang permasalahan mengenai anggaran berbasis kinerja berkaitan satu sama
perbedaan yang cukup jauh antara target dan lainnya, dimana di dalam konsep administrasi
realisasi ini bukan hal baru yang dihadapi oleh publik dan konsep anggaran berbasis kinerja
Dinas Pekerjaan Umum, pernyataan tersebut sama-sama memiliki fungsi perencanaan,
sesuai dengan penggalan pernyataan yang pelaksanaan, dan pengelolaan yang
dikatakan oleh Kepala Bidang Pegendalian dan berdasarkan kepada kebutuhan publik. Bila
Perencanaan, ketika disinggung penulis konsep administrasi publik sudah berjalan
mengenai permasalahan yang sama dalam dengan baik, maka didalam menerapkan
tahun ke tahun. anggaran berbasis kinerja akan baik pula
hasilnya.
“…….sebenarnya dari tahun ke
tahun permasalahan yang Anggaran berbasis kinerja merupakan
dihadapi di dalam pelaksanaan perencanaan anggaran yang berdasarkan pada
realisasi Dinas Pekerjaan Umum kebutuhan penggunaan anggaran. Anggaran
Kota Denpasar tidak jauh berbasis kinerja (Performance Budgeting)
berbeda dengan tahun- tahun berorientasi pada output organisasi dan
sebelumnya”. (wawancara berkaitan sangat erat terhadap visi, misi dan
tanggal 1September 2014) rencana strategis organisasi. Anggaran
berbasis kinerja mengutamakan penyusunan
Hal ini tentu menjadi tidak sesuai dengan bentuk kegiatan dan tujuan yang akan dicapai
konsep administrasi publik baik di dalam serta pengalokasian dana yang akan dibiayai
perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan oleh anggaran secara efektif dan efisien.
seta pengendalian.Dimana, administrasi yang Sehingga, tolak ukur keberhasilan dari
berasal dari kata to administer, diartikan pelaksanaan anggaran ini adalah prestasi yang
sebagai to manage (mengelola). Jadi secara dicapai dalam pelaksanaan kegiatan dengan
etimologis, administrasi dapat diartikan sebagai penggunaan dana yang efektif dan effisiensi
kegiatan dalam mengelola informasi, manusia, (Mangundiharjo:1996 dalam Wahyudi
harta benda, hingga tercapainya tujuan yang Kumorotomo,dkk.:2005: 10). Dalam hal ini,
terhimpun dalam organisasi. penulis akan mengkaji prinsip-prinsip pokok
dari anggaran berbasis kinerja untuk dapat
Pemegang kekuasaan mempunyai wewenang mengukur keberhasilan dan permasalahan-
dan tanggung jawab yang besar dalam permasalahan realisasi anggaran, sehingga
mengambil setiap kebijakan guna memenuhi penulis mengetahui faktor-faktor yang
kebutuhan publik. Tidak hanya itu, administrasi mempenggaruhi dalam realisasi anggaran
publik juga ditujukan untuk mengatur kebijakan dalam bidang keuangan di Dinas Pekerjaan
publik untuk memecahkan permasalahan publik Umum Kota Denpasar. Adapun prinsip-prinsip
yang terjadi dalam suatu organisasi atau yang pokok dari anggaran berbasis kinerja oleh
lainnya. Maka seharusnya, orang-orang yang Hadriyanus Suharyanto (Wahyudi Kumorotomo,
berwenang didalam pelaksanaan realisasi dkk:2005:16), yaitu transparansi, akuntabel,
anggaran di Dinas Pekerjaan Umum di tahun serta value for money (ekonomis, efektif,
sebelum pelaksanaan anggaran akan efisien).
dilaksanakan sudah mengambil tindakan-
tindakan strategis guna mencegah Transparansi
ketimpangan yang mencolok antara target dan
realisasi. Transparansi adalah keterbukaan dalam proses
perencanaan, penyusunan pelaksanaan dan
Konsep administrasi publik bisa sesuai jika pelaporan evaluasi anggaran. Transparansi di
konsep anggaran, khususnya anggaran dalam anggaran sangat mempengaruhi
berbasis kinerja diimplementasikan secara realisasinya terlebih lagi transparansi di bidang
efektif. Pengertian anggaran berbasis kinerja keuangan di Dinas Pekerjaan Umum Kota
sendiri adalah perencanaan anggaran yang Denpasar, dimana Dinas Pekerjaan Umum
dapat dikatakan dinas yang pengerjaannya ini sekarang sudah cukup akuntabel.”
bersentuhan langsung dengan publik, dimana (wawancara tanggal 1 September
sarana dan prasarana umum yang 2014)
diperuntukkan untuk publik penyedianya adalah
Dinas Pekerjaan Umum. Bila semua kegiatan di Dimana bila pertanggung jawaban mengenai
bidang keuangan mulai dari perencanaan, seluruh kegiatan baik itu dari segi perencanaan,
pelaksanaan, serta pertanggung jawabannya pelaksanaan serta pelaporan tidak dapat
diketahui oleh publik. Maka, kecil kemungkinan dipertanggung jawabkan oleh Dinas Pekerjaan
untuk pejabat publik yang berwenang di Dinas Umum, inilah yang nantinya akan menimbulkan
Pekerjaan Umum melakukan kecurangan- benih-benih KKN. (Korupsi, Kolusi, dan
kecurangan lagi di dalam melaksanakan Nepotisme).
sebuah kebijakan. Hal ini senada dengan
pernyataan Kepala Bidang Pengendalian dan Value for Money
Perencanaan Dinas Pekerjan Umum Kota
Denpasar : Proses penganggaran menerapkan prinsip
ekonomis, efisien dan efektif. Prinsip ekonomis
“………..sekarang sudah pakai lelang, di dalam realisasi anggaran Dinas Pekerjaan
itu merupakan salah satu bentuk Umum di Kota Denpasar sangat penting untuk
transparansinya yaitu lelang melalui dilakukan, karena bila Dinas Pekerjaan Umum
system online, kita menggunakan tidak menentukan harga satuan dengan
system RUP (Rencana Umum menggunakan prinsip ekonomi, pada pelaporan
Pengadaan) yang dapat diakses di pertanggung jawaban mengenai seluruh
WEB.” (wawancara tanggal 1 kegiatan di Dinas Pekerjaan Umum nantinya
September 2014) menjadi tidak akuntabel dan transparan karena
pertanggung jawabannya akan menjadi
Akuntabilitas diragukan, walaupun di laporan rinciannya
sudah tertera dengan jelas. Efisien berarti
Akuntabilitas adalah prinsip pertanggung bahwa penggunaan dana masyarakat (public
jawaban publik yang mengandung arti bahwa money) dapat menghasilkan output yang
proses penganggaran benar-benar dapat maksimal (berdaya guna). Realisasi keuangan
dipertanggung jawabkan kepada masyarakat yang ada di Dinas Pekerjaan Umum sudah
dan lembaga perwakilannya. Akuntabilitas di efisien. Hal ini karena, realisasi keuangan di
Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar sudah Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar
baik, dimana di setiap kegiatan sudah ada sekarang ini sudah menggunakan standar,
pelaporannya secara terperinci, terlebih dimana di setiap kegiatan Dinas Pekerjaan
sekarang menggunakan system lelang yang di Umum sendiri yang menentukan satuan harga
setiap kegiatannya pasti ada data keuangan barang menurut harga pasar. Hal ini sesuai
dan juga pelaporannya oleh rekanan lelang. dengan pernyataan Kepala Bidang
Selain itu, di setiap 3 bulan ada evaluasi Pengendalian dan Perencanaan yang
mengenai pengerjaan-pengerjaan yang mengatakan.
dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum. Kepala
Bidang Pengendalian dan Perencanaan “……..kita harus menyesuaikan dulu
mengatakan: dengan harga pasar sekarang (survey
harga), setelah harga pasar sudah
“……….bisa dipertanggung ditetapkan, itulah nanti yang akan
jawabkan karena di setiap pekerjaan dijadikkan sebagai dasar di dalam
pasti ada kontrak, karena kita melalukan pengadaan atau
sekarang sudah memakai system penyusunan HPS (Harga Penawaran
lelang, maka pelaporan setiap Standar).” (wawancara tanggal 1
pekerjaan nya itu pasti ada, tidak September 2014)
hanya itu saja, di setiap termin atau 3
bulan sekali ada laporan pertanggung Jadi realisasi keuangan di Dinas Pekerjaan
jawabannya, dan saya kira realisasi Umum, dapat dikatakan efisien, karena di
anggaran di Dinas Pekerjaan Umum setiap kegiatannya sudah ada perencanaan
dengan harga satuan yang sama dengan harga dengan pelaksanaan realisasi kegiatannya. Hal
pasar. ini disebabkan karena pelaksanaan kegiatan
Dinas Pekerjaan Umum terlambat yang
Sedangkan efektif adalah penggunaan disebabkan oleh penyusunan harga penawaran
anggaran tersebut harus mencapai standar terlambat disampaikan kepada
target/tujuan pelayanan publik. Penggunaan walikota, sehingga kegiatan tidak dapat
anggaran di realisasi keuangan dapat dikatakan direalisasikan di awal bulan Januari karena
sudah cukup efisien dan tepat sasaran untuk belum adanya persetujuan dari walikota tentang
kepentingan publik, tetapi belum semua harga penawaran standar. (2) Dilihat dari segi
sasaran pelayanan publik itu dapat dipenuhi Akuntabel Dinas Pekerjaan Umum Kota
dan direalisasikan, hal tersebut tergantung Denpasar, keakuntabelan Dinas Pekerjaan
dengan perencanaan kegiatan anggaran dan Umum Kota Denpasar dipengaruhi oleh proses
realisasi fisiknya. Menurut penulis semua kelengkapan administrasi yang kurang lengkap
kegiatan yang berhubungan dengan realisasi menyebabkan anggaran akan terhambat,
keuangan, sangat berhubungan pula dengan sehingga pelaksanaan realisasi kegiatan fisik
realisasi fisiknya. Walaupun penulis mendapat sering terlambat. Hal ini mengakibatkan
tabulasi data tabel realisasinya per bidang, ketidaksesuaian antara rencana awal kegiatan
namun dapat penulis simpulkan bahwa segala dengan realisasinya dan mengakibatkan
kegiatan fisik akan berpengaruh pula pada laporan pertanggung jawaban akan banyak
kegiatan keuangannya. Bila dilihat, keefektifan berbeda dengan perencanaan awal kegiatan.
realisasi keuangan yang ada di Dinas dan tidak sesuai dengan rencana awal
Pekerjaan Umum Kota Denpasar sudah dapat kegiatan. (3) Dalam segi Ekonomis, hal-hal
dikatakan tepat sasaran untuk kepentingan yang mempengaruhi realisasi anggaran
publik. Lain halnya dengan keefektifitasan pendapatan dan belanja daerah Dinas
realisasi fisiknya, penulis juga nantinya akan Pekerjaan Umum Kota Denpasar adalah dalam
membahas realisasi fisik dengan segi perencanaan dan pelaksanaannya,
mengevaluasinya menggunakan prinsip-prinsip dimana harga penawaran standar yang sudah
anggaran berbasis kinerja. Kepala Bidang ditentukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota
Pengendalian dan Perencanaan mengatakan, Denpasar dalam proses lelang seringkali
bahwa : ditawar dengan harga jauh di bawah standar,
sehingga walaupun dari segi ekonomis sudah
“……..perencanaan yang sering sesuai namun dalam kualitas bahan dalam
menghambat realisasi adalah pelaksanaan suatu kegiatan diragukan. (4)
perencanaannya itu sering tidak Dalam segi ke-Efektif-an, hal yang dapat
akurat. Perencanaan yang tidak mempengaruhinya adalah perencanaan awal
akurat akan merubah dan merevisi kegiatan tidak sesuai dengan kebutuhan publik
gambar DED (Detail Enginering sehingga realisasi pelaksanaan kegiatan Dinas
Design).” (wawancara tanggal 1 Pekerjaan Umum terkadang tidak tepat
September 2014) sasaran sehingga manfaatnya kurang
dirasakan oleh publik atau masyarakat. (5)
Dalam segi Efisien, faktor yang
mempengaruhi adalah proses pelaksanaan,
5. KESIMPULAN dimana waktu di awal pelaksanaan kegiatan
dengan rencana awal tidak sesuai
Jadi, kesimpulan yang dapat ditarik mengenai (pelaksanaan kegiatannya terlambat).
faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi
anggaran pendapatan dan belanja daerah Namun, secara garis besar dibalik
Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar dengan permasalahan-permasalahan yang dialami
kajian dari prinsip-prinsip pokok anggaran yang mempengaruhi realisasi anggaran Dinas
berbasis kinerja adalah : (1) dalam segi Pekerjaan Umum Kota Denpasar, penerapan
Transparansi, yang mempengaruhi prinsip-prinsip dasar dari anggaran berbasis
transparansi di dalam Dinas Pekerjaan Umum kinerja, yaitu transparansi, akuntabilitas dan
Kota Denpasar adalah perencanaan target awal value for money (efisien, efektif, dan prinsip
kegiatan yang mempunyai perbedaan signifikan ekonomi) dalam realisasi anggaran Dinas
Pekerjaan Umum Kota Denpasar terbilang 5. Didalam menerapkan prinsip-prinsip
cukup baik karena walaupun terjadi anggaran berbasis kinerja Dinas
permasalahan, Dinas Pekerjaan Umum Kota Pekerjaan Umum memerlukan birokrat
Denpasar mampu untuk mencari solusi dari dan program yang akuntabel, efektif
permasalahan yang ditimbulkan dan dapat dan juga efisien, sehingga realisasi
merealisasikan anggarannya tepat dalam waktu anggaran nantinya pasti akan efektif
satu tahun anggaran. pula.

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada Dinas Diharapkan rekomendasi yang diajukan oleh
Pekerjaan Umum Kota Denpasar mengenai penulis akan membuat penerapan prinsip-
faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi prinsip anggaran berbasis kinerja menjadi lebih
anggaran di Dinas Pekerjaan Umum Kota baik dan dapat menekan permasalahan-
Denpasar, maka ada beberapa rekomendasi permasalahan yang mempengaruhi realisasi
saran yang dapat penulis sampaikan adalah anggaran di Dinas Pekerjaan Umum Kota
sebagai berikut. Denpasar.

1. Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar 6. DAFTAR PUSTAKA


seharusnya di akhir tahun, di awal
bulan Desember dan Januari sudah Hariadi. Pramono, Restianto. Yanuar E, dan
selesai dalam menyusun harga satuan Bawono, Icuk Rangga. 2010.
sehingga HPS (Harga Penawaran Pengelolaan Keuangan Daerah.
Standar) dapat dengan cepat disusun Salemba Empat. Jakarta
pula. Sehingga pelaksanaan program
tidak akan terhambat karena proses Husserl dalam Lexy J. Moleong, 2010, Metode
penyusunan yang belum selesai. Penelitian Kualitatif, Remaja
2. Penyusunan review DED (Detail Rosdakarya. Bandung.
Enginering Design) harus dilaksanakan
Kumorotomo, Wahyudi dan Purwanto, Erwan
setelah adanya persetujan RKA
Agus. A,E. (Ed). 2005. Anggaran
(Rencana Kerja Anggaran) menjadi
Berbasis Kinerja Konsep dan
DPA (Dokumen Pelaksanaan
Aplikasinya. MAP-UGM. Yogyakarta.
Anggaran)
Parsons, Wayne. 2005. Public Policy :
3. Di dalam menyusun program Pengantar Teori & Praktik Analisis
seharusnya Dinas Pekerjaan Umum Kebijakan. Kencana. Jakarta
Kota Denpasar benar-benar melakukan
survey terlebih dahulu ke lapangan, Sukidin dan Darmadi Damai. 2011.
agar nanti program dari Dinas “Administrasi Publik”. LaksBang
Pekerjaan Umum Kota Denpasar PRESSindo. Yogyakarta.
menjadi tepat sasaran dan tidak ada
perencanaan program yang berubah Surat kabar dan Perundang-Undangan :
lagi setelah anggaran akan
direalisasikan. UU RI No 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara dan Keuangan Daerah.
4. Di dalam melaksanakan proyek
seharusnya ada sumber daya manusia Situs resmi Pemerintah Kota Denpasar dalam
yang berkompeten (Tenaga Ahli dan www.denpasarkota.go.id
Tenaga Teknis) agar nantinya setiap
pelaksanaan proyek di Dinas Pekerjaan Pengertian dan Fungsi Anggaran dalam
Umum dapat dipertanggung jawabkan http://repository.usu.ac.id/bitstream/123
dan bukan hanya sekedar 456789/24162/4/Chapter%20II.pdf
menyelelesaikan proyek yang telah
diprogramkan saja. Riswan dan Viani, 2012. “ Analisis Efisiensi
Anggaran Belanja Dinas Pendidikan
Kabupaten Kapuas” Vol 13 no.1/ April
2012 dalam ejornal.unsrat.ac.id

Adi Sari Inayah, “Evaluasi Sistem Anggaran


Sebagai Alat Pengendalian Manajemen
Studi Kasus Di Rumah Sakit Umum
Kardinah Tegal dalam Jurnal Ilmiah
Cermin edisi ke 42 Universitas
Pancasakti Tegal.

Marizka, Addina. 2009. “Analisis Kinerja


Pengelolaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Pemerintah Kota
Medan” dalam repository.usu.ac.id.

Anda mungkin juga menyukai