Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS TINGKAT KEPEDULIAN MAHASISWA

KIMIA TERHADAP KEBERSIHAN LINGKUNGAN


SEBAGAI SALAH SATU PENYEBAB FSM DARURAT
SAMPAH

Disusun Oleh :

Jihan Khansa N. 24030117130098


Ayu Octa D. 24030117130091
Nur Afiyah 24030117130081
Syarifah Nur Aulia 24030117140025
Millatun Nahdliyah 24030117120033
Servasius Rehan S. 24030117120030
Lela Khoiriyah 24030117140024
Juniero Martind 24030117130090

Departemen Kimia
Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Diponegoro
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampah adalah barang/ material sisa yang tidak diinginkan dari hasil akhir sebuah
proses tertentu. Sampah ada karena ada aktifitas manusia, hampir setiap aktifitas manusia
berpotensi menghasilkan buangan atau sampah, baik sampah organik yang biasa disebut
sebagai sampah basah atau pun sampah anorganik sebagai sampah kering. Sampah tersebut
terbentuk dari berbagai sumber, salah satu sumber sampah adalah dari konsumsi manusia
sebagai sumber utama nya.
Masalah sampah baik di kota-kota besar maupun di daerah-daerah merupakan
masalah serius yang harus di atasi karena jumlah nya semakin banyak dan sering
menimbulkan masalah. Masalah yang ditimbulkan antara lain : sulit nya mencari lahan untuk
pembuangan serta pengelolaan sampah, kesadaran masyarakat untuk membuang sampah
masih kurang, akibat nya sampah menumpuk hampir di setiap sudut ruang. Masalah ini dapat
menimbulkan macam-macam penyakit, bau yang tidak sedap, serta merusak pemandangan.
Fakultas Sains dan Matematika Undip merupakan salah satu fakultas yang ada di
Universitas Diponegoro. Banyak mahasiswa yang melaksanakan kegiatan belajar di sana,
salah satunya mahasiswa departemen kimia, yang menjadi salah satu faktor penyebab
tingginya kuantitas sampah yang dihasilkan tiap harinya. Tingginya kuantitas sampah yang
dihasilkan menyebabkan pencemaran tidak dapat dihindari. Sering ditemukan sampah yang
berceceran di lingkungan FSM baik itu di kelas maupun di luar kelas. Salah satu faktor
penyebab pencemaran sampah ini yaitu karena rendahnya kepedulian mahasiwa terhadap
kebersihan. Tidak semua mahasiswa memiliki kepedulian terhadap kebersihan lingkungan
dari sampah, padahal kebersihan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi fokus dan
konsentrasi dalam belajar.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis menemukan beberapa masalah yang timbul dari
hal tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat kepedulian mahasiswa kimia terhadap kebersihan lingkungan FSM
Undip?
2. Apakah tingkat kepedulian mahasiwa terhadap kebersihan mempengaruhi tingginya
pencemaran sampah?
3. Apa dampak yang dapat disebabkan oleh lingkungan yang tercemar sampah?
4. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi sampah?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa tingkat kepedulian mahasiswa
Kimia terhadap kebersihan lingkungan Fakultas Sains dan Matematika, serta mengetahui
upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mengurangi sampah sehingga dapat tercipta
lingkungan belajar yang bersih dan indah.
1.4 Metode Penelitian
Data diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada sejumlah responden yaitu
mahasiswa Kimia Fakultas Sains dan Matematika Undip.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Sampah merupakan suatu bahan yang dibuang atau terbuang sebagai hasil dari
aktivitas manusia maupun hasil aktivitas alam yang tidak/belum memiliki nilai ekonomis.
Sampah juga dapat diartikan sebagai barang yang tidak diperlukan atau yang tidak digunakan
orang lagi. Sedangkan menurut UU no. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, yang
dimaksud dengan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang
berbentuk padat.
Dalam kehidupan sosial masayarakat, sampah dapat digolongkan menjadi 3 jenis. Jenis-
jenis sampah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sampah organik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai secara
alamiah/biologis, seperti sisa makanan dan guguran daun. Sampah jenis ini juga biasa disebut
sampah basah.
2. Sampah anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara
biologis. Proses penghancurannya membutuhkan penanganan lebih lanjut di tempat khusus,
misalnya plastik, kaleng danstyrofoam. Sampah jenis ini juga biasa disebut sampah kering.
3. Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) yaitu limbah dari bahan-bahan berbahaya
dan beracun seperti limbah rumah sakit, limbah pabrik dan lain-lain.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Tingkat Kepedulian Mahasiswa Kimia Terhadap Kebersihan Lingkungan FSM Undip

1. Tingkat keseringan membuang sampah di ruang kelas

Survei %
Sering 7.8%
Jarang 48.4 %
Tidak pernah 43.8%

Berdasarkan hasil survey, dapat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa jarang
membuang sampah di ruang kelas. Hal ini kurang sesuai dengan realita yang ada karena
sangat sering dijumpai sampah di dalam kelas, baik yang berserakan maupun di tempat
sampah.

2. Tingkat kemauan untuk selalu membuang sampah pada tempatnya

Survei %
Selalu 82.8%
Kadang-kadang 17.2 %
Tidak pernah 0%

Berdasarkan survey, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa selalu


membuang sampah pada tempatnya, yang menunjukkan bahwa kepedulian mahasiswa
tentang kebersihan cukup tinggi.

3. Alasan membuang sampah sembarangan

Survei %
Tidak menemukan tempat sampah 65.5 %
Malas membuang ke tempat sampah 0%
Lupa untuk membuang padahal sudah berniat 30.9 %
Masa bodoh karena akan ada yang 0%
membersihkan

Setiap mahasiswa tidak mungkin tidak pernah membuang sampah sembarangan.


Dibuktikan dengan survey bahwa sebagian besar pernah membuang sampah sembarangan
karena tidak dapat menemukan tempat sampah dan sebagian lainnya karena lupa untuk
membuangnya.
Keberadaan tempat sampah sangatlah penting guna menunjang kebersihan
lingkungan, terutama di tempat belajar seperti di kampus. Namun realitanya, di FSM banyak
mahasiswa yang masih kesulitan untuk menemukan tempat sampah. Hal ini dapat mendorong
mahasiswa membuang sampah sembarangan dan membuat lingkungan tercemar.
Sedangkan alasan karena lupa untuk membuang kiranya dapat diatasi oleh masing-
masing mahasiwa untuk dapat membiasakan langsung membuang sampah pada tempat
sampah tanpa menunda-nunda.

4. Aksi yang dilakukan jika mendapati sampah yang berserakan

Survei %
Memungutnya untuk dibuang ketempat sampah 55.6%
Menyuruh teman untuk memungutnya
Membiarkannya saja karena itu bukan sampah 0%
sendiri 14.3%
Menyingkirkannya namun tidak membuangnya
30.2%

Berdasarkan survey dapat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa mau untuk
memungut sampah yang berserakan untuk dibuang ke tempat sampah. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar mahasiswa peduli terhadap kebersihan. Namun masih juga terdapat
mahasiswa yang membiarkannya saja karena merasa bukan merupakan tanggung jawabnya
dan ada pula yang hanya menyingkirkannya tanpa mau membuangnya. Hal ini menunjukkan
bahwa separuh mahasiswa sudah peduli namun separuh yang kain masih kurang peduli
terhadap kebersihan lingkungan. Hal ini mungkin terjadi karena sifat acuh tak acuh dan
kurang peka yang dimiliki mahasiswa.

5. Aksi yang dilakukan jika tidak menemukan tempat sampah padahal ingin membuang
sampah

Survei %
Menyimpannya di dalam tas untuk 89.1%
dibuang di lain tempat
Menaruh di sembarang tempat dulu 10.9 %
walaupun kemungkinan besar lupa
Membuangnya saja sembarangan 0%
Diam-diam meninggalkannya dipojokan 0%

Sebagian besar mahasiswa bersedia untuk menyimpan sampah ke dalam tas untuk
dibuang di lain tempat jika tidak menemukan tempat sampah. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar mahasiswa peduli terhadap kebersihan lingkungan dengan menunjukkan sikap
pekanya. Namun masih ada juga yang menaruh sampah di sembarang tempat, hal inilah yang
menyebabkan banyaknya sampah yang berserakan, karena kemungkinan besar mahasiswa
lupa dan meninggalkan sampah tanpa membuangnya.
6. Aksi yang dilakukan jika melihat ada teman yang membuang sampah sembarangan

Survei %
Menegurnya dan menyuruh membuang di 69.4 %
tempat sampah
Tidak menegur tapi langsung 17.7%
memungutnya untuk dibuang ditempat
sampah
Diam saja karena merasa bodo amat 11.3 %
Pura-pura tidak melihat 0%

Kepedulian terhadap kebersihan juga dapat ditunjukkan dengan ajakan kepada orang
lain untuk senantiasa peduli terhadap lingkungan, sebagian besar sudah melaksanakan hal ini
dengan menegur orang lain yang membuang sampah sembarangan. Ada pula yang langsung
menunjukkan aksi inisiatif untuk membuang sampah tanpa menegur. Hal tersebut
menunjukkan bahwa tingkat kepedulian mahasiswa cukup tinggi. Walaupun ada juga yang
merasa tidak peduli dan hal ini terjadi karena sikap acuh tak acuh yang menyebabkan
tingginya tingkat pencemaran sampah.

7. Pengaruh kebersihan lingkungan kampus terhadap kegiatan belajar

Survei %
Ya 93.8 %
Tidak 0%
Mungkin 6.2 %

Sebagian besar mahasiswa setuju bahwa kebersihan lingkungan kampus berpengaruh


terhadap kegiatan belajar. Jika tempat yang digunakan bersih, maka kegiatan belajar pun akan
terasa nyaman. Oleh karena itu kepedulian terhadap kebersihan perlu ditingkatkan agar
tercipta lingkungan yang bersih dan nyaman sehingga dapat meningkatkan semangat belajar
mahasiswa.

8. Gangguan yang disebabkan oleh sampah

Survei %
Membuat lingkungan menjadi kotor 12.5 %
Baunya yang tidak sedap 4.6 %
Tidak enak dipandang 18.8%
Semua jawaban benar 64.1%

Sebagian besar mahasiswa merasa terganggu oleh sampah karena membuat


lingkungan kotor, baunya yang tidak sedap, dan menjadikan lingkungan tidak enak
dipandang. Hal tersebut jelas, karena sampah merupakan hal yang sangat dihindari dan
merupakan buangan, oleh karena itu agar tidak terganggu dengan hal-hal tersebut, lingkungan
harus bersih.
9. Hal yang sudah dilakukan dalam rangka mengurangi sampah

Survei %
Menggunakan paperbag sebagai pengganti plastik 9.7 %
Menggunakan kembali plastik yang masih dapat digunakan 32.3 %
Menggunakan serbet untuk menghindari pemakaian tissue 6%
sekali pakai
Membeli produk dengan kemasan yang dapat di daur ulang
9.7%
atau yang dapat diisi ulang (refill)
Mendaur ulang sampah menjadi kerajinan atau pupuk 2%
Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah
kantong plastik pembungkus barang belanja 9.7%
Menggunakan kembali kertas yang tidak terpakai untuk kertas
corat-coret 30.6%

Sebagian besar mahasiswa mengurangi sampah dengan cara menggunakan kembali


plastik yang masih dapat digunakan. Hal ini karena itu merupakan cara yang paling mudah
untuk dilakukan untuk mengurangi sampah plastik. Selain itu menggunakan kembali kertas
tak terpakai untuk kertas corat coret juga merupakan hal yang lumrah dilakukan oleh
mahasiswa, dan hal ini termasuk dalam upaya mengurangi sampah kertas. Mendaur ulang
sampah menjadi kerajinan atau pupuk merupakan cara yang paling kurang populer di
kalangan mahasiswa karena dibutuhkan keahlian dan tidak mudah dilakukan.

B. Penyebab Tingkat Kepedulian Mahasiswa Kimia Terhadap Kebersihan Lingkungan FSM


Undip Masih Rendah
1. Sifat acuh tak acuh dan tidak peka
Sifat ini harus dihilangkan agar semua mahasiswa memiliki kepedulian yang tinggi
terhadap kebersihan lingkungan. Kebersihan merupakan tanggung jawab bersama
yang harus selalu dijaga warga kampus agar tercipta lingkungan belajar yang nyaman.
2. Kurangnya ketersediaan tempat sampah
Salah satu penyebab mahasiswa membuang sampah sembarangan adalah karena tidak
menemukan tempat sampah, oleh karena itu penambahan jumlah tempat sampah di
lingkungan FSM baik di dalam kelas maupun di luar kelas sangat penting untuk
dilakukan

C. Dampak Yang Dapat Disebabkan Oleh Lingkungan Yang Tidak Bersih


1. Dampak Bagi Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai merupakan tempat yang c
ocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat
yang dapat menimbulkan penyakit.
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
a. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang beras
al dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum.
b. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
c. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya
adalahsuatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini se
belumnya masukke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang
berupa sisa makanan/sampah.
d. Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira
kira 40.000 orang meninggalakibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi
oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrri
k yang memproduksi baterai dan akumulator.

2. Dampak Terhadap Lingkungan


Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mence
mari air.
Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan len
yap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian s
ampah yang
dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organic dan gas cair organik, sep
erti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat
meledak.
Selain dampak yang telah disebutkan di atas, secara tidak langsung sampah
yang menumpuk akan berpengaruh pada perubahan iklim akibat adanya kenaikan
temperature bumi atau pemanasan global . Seperti yang telah kita ketahui bersama,
pemanasan global terjadi akibat adanya peningkatan gas-gas rumah kaca seperti uap
air, karbondioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitrooksida (N20).
Karbondiosida juga berasal dari pembakaran-pembakaran sampah. Banyak
masyarakat yang membakar sampah plastic untuk lebih memudahkan dalam
memusnahkan sampah. Pembakaran sampah akan menghasilkan senyawa yang disebut
dioksin.

D. Upaya Meningkatkan Kesadaran Mahasiswa Kimia Tentang Pentingnya Menjaga


Kebersihan Lingkungan
1. Menyediakan tempat sampah yang jumlahnya memadai
2. Memasang peringatan untuk membuang sampah di tempatnya
3. Menyediakan alat-alat kebersihan
4. Memberi sangsi yang tegas kepada mahasiswa yang tidak menjaga kebersihan
5. Memberikan sosialisasi cara mengurangi dan memanfaakan sampah
6. Memberikan apresiasi kepada mahasiswa yang selalu berpartisiasi dalam hal
penanganan sampah

E. Upaya Pengelolaan Sampah yang Baik

1. Penyimpanan sampah (refuse storage)


Penyimpanan sampah adalah penampungan sampah yang sifatnya sementara sebelum
sampah tersebut dibuang pada tempat semestinya.
Penyimpanan sampah dapat kita lakukan dengan berbagai cara, antara lain :
a. menggali lubang sebagai tempat penyimpanan sampah sementara, agar tidak
bertumpuk dan digenangi air. Karena, jika sampah dibiarkan bertumpuk dan
tergenang air dapat mendatangkan serangga serta kuman pembawa penyakit.
b. Membuat bak sampah yang ditempatkan di tempat umum maupun di
lingkungan tempat tinggal.
Dalam penyimpanan sampah, harus dibedakan atas sampah organik dan sampah an
organik. Sampah organik yang disimpan dalam lubang, dapat dijadikan kompos yang
bermanfaat sebagai pupuk bagi tanaman.Sedangkan sampah an organik dapat diolah menjadi
barang yang bernilai ekonomis.

2. Pengumpulan Sampah (refuse Collection)


Pengumpulan sampah ialah kegiatan mengumpulkan sampah dari bak-bak sampah,
rumah tangga, kantor, pasar, dan sebagainya. Sampah-sampah yang telah terkumpul tersebut,
kemudian dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk diproses lebih lanjut.

3. Pembuangan sampah
Pembuangan sampah adalah tempat pembuangan terakhir sampah setelah
dikumpulkan dari tempat-tempat pengumpulan sampah. Sampah yang telah bertumpuk di
Tempat Pembuangan Akhir sampah, harus diolah. Hal ini bertujuan agar sampah tersebut
tidak menimbulkan efek pada manusia dan lingkungan. Contohnya ada Sebagian masyarakat
untuk mengurangi sampah dengan cara membakar nya. Hal ini dapat mengakibatkan
pencemaran udara, karena udara telah tercampur dengan zat, energy, dan atau komponen lain
yang tidak diinginkan. Agar tidak menimbulkan pencemaran udara, maka harus dilakukan
pengolahan sampah yang ramah lingkungan.
Dalam pengolahan nya harus dibedakan atas sampah basah dan sampah kering agar
mudah dalam mengolahnya. Namun, hal ini tidak terlepas dari ilmu pengetahuan dan
teknologi yang digunakan.

4. Pengolahan sampah sederhana


Pengolahan sampah dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Pengolahan sampah organik
Pengolahan sampah organik salah satu nya dapat dilakukan dengan membuat kompos.
Membuat kompos disebut Pengomposan yaitu cara pembuatan kompos dengan mengolah
sampah organik (sampah yang berasal dari makhluk hidup)
Pengomposan terbagi 2, yaitu pengomposan alami dan buatan.
b. Pengolahan Sampah An organik
Pengolahan sampah jenis an organik dapat kita lakukan dengan mengolah nya menjadi
barang yang bermanfaat dan bernilai ekonomis tinggi. Seperti : membuat tas dari bungkus
mie, membuat dompet dari bekas bungkus Cappuchino, dan lain sebagainya.
3. Pemanfaatan sampah sehingga mempunyai nilai ekonomis
Ada beberapa prinsip yang dapat kita terapkan dalam pengolahan sampah. Prinsip-
prinsip tersebut kita kenal dengan istilah 3R yaitu Reduce (kurangi sampah!), reuse (gunakan
sisa sampah yang masih bisa dipakai) dan recycle (daur ulang sampah).

a. Reduce (kurangi sampah)


Sebisa mungkin kita lakukan minimalisasi barang atau material yang kita
pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah
yang dihasilkan. Contoh kegiatan reduce sehari-hari :
 Pilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.
 Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar.
 Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bisa diisi ulang
kembali).
 Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan
ditulis kembali.
 Kurangi penggunaan bahan sekali pakai.
 Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi.
 Hindari membeli dan memakai barang-barang yang kurang perlu.
 Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah kantong plastik pembungkus
barang belanja
 Membeli susu, makanan kering, deterjen, dll dalam paket besar daripada membeli
beberapa paket kecil untuk volume yang sama.

b. Reuse (gunakan sisa sampah yang masih bisa dipakai)


Menggunakan kembali barang-barang yang masih bisa kita pakai merupakan salah
satu cara yang efektif dalam rangka mengurangi jumlah sampah. Contoh
kegiatanreuse sehari-hari :
 Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang sama atau
fungsi lainnya. Misalnya botol bekas minuman digunakan kembali menjadi tempat
minyak goreng.
 Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.
 Gunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.
 Gunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat.

c. Recycle (daur ulang sampah)


Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan
kembali disebut sebagai daur ulang. Daur ulang, khususnya bagi sampah plastik, sampah
kaca, dan sampah logam, merupakan suatu jawaban atas upaya memaksimalkan
material setelah menjadi sampah, untuk dikembalikan lagi dalam siklus daur ulang
material tersebut. Contoh kegiatan recycle sehari-hari:
 Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.
 Olah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.
 Lakukan pengolahan sampah organic menjadi kompos.
 Lakukan pengolahan sampah non organic menjadi barang yang bermanfaat.
Contoh pemanfaatan sampah yang bernilai ekonomis diantara nya :
 Membuat tas dari bekas bungkus mie
 Membuat dompet dari bekas bungkus cappuchino
 Memanfaatkan kaleng bekas untuk dibuat menjadi celengan
 Membuat tempat pensil dari hasil kertas daur ulang
 Membuat pot bunga mini dari bekas aqua gelas
 Membuat miniatur sekolah dari kardus bekas
 Membuat bunga pajangan dari sedotan bekas
 Memanfaatkan kulit telur untuk membuat mozaik telur
 Membuat kompos dari sampah organik seperti dedaunan
 Memanfaatkan batok kelapa menjadi lampu hias
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa tingkat kepedulian mahasiswa kimia terhadap kebersihan


lingkungan sudah cukup tinggi. Namun hal ini masih belum cukup untuk dapat mewujudkan
lingkungan FSM yang bersih, karena masih ada juga sebagian mahasiswa yang kurang peduli
dan peka terhadap kebersihan. Penyebab terjadinya pencemaran sampah di FSM salah
satunya karena minimnya ketersediaan sampah di lingkungan FSM. Hal ini perlu
ditindaklanjuti demi terciptanya lingkungan yang bersih dan nyaman. Sifat acuh tak acuh
mahasiswa juga perlu untuk dihilangkan dan mahasiswa perlu meningkatkan kepekaannya
terhadap lingkungan sekitar karena kebersihan merupakan tanggung jawab bersama.

Sampah merupakan suatu bahan yang dibuang atau terbuang sebagai hasil dari
aktivitas manusia maupun hasil aktivitas alam yang tidak/belum memiliki nilai ekonomis.
Keberadaa sampah yang terlalu berlebihan sehingga mencemari lingkungan dapat
menimbulkan banyak kerugian. Selain menyebabkan lingkungan kotor, sampah dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit, membunuh berbagai makhluk hidup yang tercemari,
juga dapat menimbulkan perubahan iklim. Karena banyaknya kerugian tersebut, semua warga
masyarakat, khususnya mahasiswa wajib memelihara lingkungan agar senantiasa bersih dari
sampah.

6.2 Saran

Untuk mengurangi perilaku membuang sampah sembarangan, hendaknya diperbanyak


ketersediaan tempat sampah dan dibuat peraturan mengenai pembuangan sampah. Selain itu
dapat pula dilakukan sosialisasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan untuk
warga FSM Undip.
LAMPIRAN
Pertanyaan kuesioner

1. Seberapa seringkah Anda makan dan minum di dalam kelas?


a. Sering
b. Jarang
c. Tidak pernah
2. Seberapa seringkah Anda membuang sampah di ruang kelas?
a. Sering
b. Jarang
c. Tidak pernah
3. Apakah Anda selalu membuang sampah di tempat sampah?
a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
4. Jika Anda pernah membuang sampah sembarangan, apa alasan Anda?
a. Saya tidak menemukan tempat sampah
b. Saya malas membuang ke tempat sampah
c. Lupa untuk membuang, padahal sudah berniat
d. Biarkan saja, nanti juga ada yang mebersihkan
5. Apakah Anda pernah menjumpai sampah yang berserakan di dalam kelas?
a. Sering
b. Jarang
c. Tidak pernah
6. Jika Anda mendapati ada sampah berceceran di depan Anda, apa yang Anda lakukan?
a. Memungutnya untuk dibuang ke tempat sampah
b. Menyuruh teman Anda untuk memungutnya
c. Membiarkannya saja karena itu bukan sampah Anda
d. Menyingkirkannya dari depan Anda namun tidak membuangnya
7. Jika Anda tidak menemukan tempat sampah padahal ingin membuang sampah apa
yang Anda lakukan?
a. Menyimpannya di dalam tas untuk dibuang di lain tempat
b. Menaruh di sembarang tempat dulu walaupun kemungkinan besar lupa
c. Membuangnya saja sembarangan
d. Diam-diam meninggalkannya di pojokan
8. Jika Anda melihat teman Anda membuat sampah sembarangan, apa yang Anda
lakukan?
a. Menegurnya dan menyuruh membuang di tempat sampah
b. Tidak menegur tapi langsung memungutnya untuk dibuang di tempat sampah
c. Diam saja karena merasa bodo amat
d. Pura-pura tidak melihat
9. Jika ada tumpahan cairan sehingga mengakibatkan lantai kotor, apa yang Anda
lakukan?
a. Mengambil alat kebersihan dan membersihkannya
b. Memberitahu petugas kebersihan untuk membersihkan
c. Membiarkannya saja karena tidak terganggu
d. Pura-pura tidak melihat dan menghindari duduk/lewat di situ
10. Seberapa pentingkah kebersihan lingkungan kampus menurut Anda?
a. Penting sekali
b. Biasa saja
c. Tidak penting
11. Apakah kebersihan lingkungan kampus berpengaruh terhadap kegiatan belajar Anda?
a. Sangat berpengaruh
b. Biasa saja
c. Tidak berpengaruh
12. Apakah lingkungan FSM sudah bersih menurut Anda?
a. Sangat bersih
b. Kurang bersih
c. Kotor
d. Sangat kotor
13. Apakah Anda merasa terganggu dengan sampah yang berserakan di lingkungan FSM?
a. Sangat terganggu
b. Biasa saja
c. Tidak terganggu
14. Apa yang membuat Anda terganggu?
a. Membuat lingkungan menjadi kotor
b. Baunya yang tidak sedap
c. Tidak enak dipandang
d. Semua jawaban benar
15. Bagaimana ketersediaan tempat sampah di FSM menurut Anda?
a. Sangat kurang memadai
b. Kurang memadai
c. Sudah memadai
16. Apakah Anda sudah peduli terhadap kebersihan lingkungan?
a. Sangat peduli
b. Peduli
c. Biasa saja
d. Tidak peduli
17. Apakah Anda sudah berupaya mengurangi sampah?
a. Sudah
b. Biasa saja
c. Belum
18. Di antara beberapa hal ini mana yang sudah Anda lakukan untuk mengurangi
sampah?
a. Menggunakan paperbag sebagai pengganti plastik
b. menggunakan kembali plastik yang masih dapat digunakan
c. Menggunakan serbet untuk menghindari pemakaian tissue sekali pakai
d. Membeli produk dengan kemasan yang dapat di daur ulang atau yang dapat diisi
ulang (refill)
e. Mendaur ulang sampah menjadi kerajinan atau pupuk
f. Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah kantong plastik
pembungkus barang belanja
g. Membeli susu, makanan kering, deterjen, dll dalam paket besar daripada membeli
beberapa paket kecil untuk volume yang sama.
h. Menggunakan kembali kertas yang tidak terpakai untuk kertas corat-coret

Hasil Respon Kuesioner

Anda mungkin juga menyukai