BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhir-akhir muncul berbagai pemberitaan melalui media massa, baik cetak
maupun elektronik tentang peristiwa alam yang sering terjadi. Peristiwa alam
itu terjadi hampir di seluruh wilayah tanah air kita, mulai dari badai topan, air
laut pasang yang menyebabkan banjir di daerah-daerah yang dekat dengan
pantai, curah hujan yang tinggi hingga menyebabkan banjir, angin puting
beliung yang merobohkan rumah-rumah warga, dan masih benyak peristiwa-
peristiwa alam lainnya yang menyebabkan sebagian besar warga merasa resah.
Oleh karena itu, pemerintah menyebutnya sebagai bencana nasional dan juga
merupakan bencana internasional, karena peristiwa tersebut tidak hanya terjadi
di Indonesia melainkan juga terjadi di mancanegara. Peristiwa-peristiwa alam
tersebut diyakini sebagai dampak dari adanya pemanasan global yang
mengakibatkan perubahan iklim dunia.
Dikutip dari laporan terakhir Panel PBB untuk Perubahan Iklim atau
United Nations Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) yang
diumumkan di Valencia, sabtu (19/11) yang menyatakan bahwa pemanasan
global merupakan sesuatu yang tak terbantahkan lagi dan dapat menimbulkan
dampak yang mengerikan. Pernyataan tersebut membawa seluruh pemerintah
negara-negara dunia di bawah pimpinan sekretaris jenderal PBB Ban Kin
Moon mengambil kebijakan untuk merespon terjadinya peristiwa tersebut
dalam konferensi (KTT) perubahan iklim yang telah berlangsung awal
desember lalu.
Menurut laporan dari IPCC tersebut mengungkapkan bahwa manusia
merupakan penyebab utama terjadinya pemanasan global di muka bumi ini.
Emisi gas rumah kaca mengalami kenaikan hingga mencapai 70% antara
1
tahun 1970 sampai dengan 2004. konsentrasi gas karbondioksida di atmosfer
jauh lebih tinggi dari kandungan alaminya dalam 650 ribu tahun terakhir.
Rata-rata temperatur global telah naik mencapai 1,3 derajat Fahrenheit (setara
0,72 derjat Celcius) dalam 100 tahun terakhir. Naiknya temperatur global
tersebut mengakibatkan naiknya permukaan air laut hingga mencapai rata-rata
0,175 cm setiap tahun sejak 1961. sekitar 20 hingga 30 persen spesies tumbuh-
tumbuhan dan hewan berisiko punah jika temperatur terus naik hingga
mencapai 2,7 derajat Fahrenheit (1,5 derajat Celcius). Jika kenaikannya
mencapai 3 derajat Celcius, maka diperkirakan ada 40 hingga 70 persen
spesies yang musnah.
Meskipun negara-negara miskin yang akan merasakan dampak sangat
buruk, akan tetapi perubahan iklim juga melanda negara-negara maju sebagai
penyumbang emisi gas terbesar. Pada tahun 2020 diperkirakan 75 juta hingga
250 juta penduduk Afrika akan kekurangan sumber air, sedangkan penduduk
kota-kota besar di Asia akan berisiko terlanda banjir dan rob. Di Eropa,
kepunahan spesies akan ekstensif, sementara di Amerika Utara gelombang
pans makin lama dan menyengat sehingga perebutan sumber air akan semakin
tinggi. Kondisi cuaca ekstrim akan menjadi peristiwa rutin, dengan adanya
badai tropis yang sering terjadi dan semakin besar intensitasnya. Gelombang
panas dan hujan lebat akan melanda area yang semakin luas. Resiko terjadinya
kebakaran hutan dan penyebaran penyakit semakin meningkat. Sementara itu,
kekeringan akan menurunkan produktivitas lahan dan kualitas air. Kenaikan
permukaan air laut akan memicu terjadinya banjir yang lebih luas sehingga
mengasinkan air tawar dan menggeruskan kawasan pesisir.
Kejadian-kejadian tersebut sangat mengerikan bagi seluruh penduduk
dunia. Hal itu telah dibuktikan dengan terjadinya peritiwa-peristiwa alam
dimana-mana yang sebelumnya tidak pernah kita duga dan menimbulkan
banyak korban. Sebagai penduduk dunia kita harus memperkecil kemungkinan
terjadinya peristiwa-peristiwa akibat pemanasan global tersebut dengan
mengambil beberapa langkah, yakni ikut serta dalam mengembalikan
keseimbangan lingkungan mulai dari sekarang.
2
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan beberapa masalah,
antara lain:
1. Apakah penyebab dari pemanasan global yang sedang terjadi di
permukaan bumi ini?
2. Apakah dampak akibat pemanasan global bagi kehidupan di bumi?
3. Bagaimana cara mengurangi pemanasan global di muka bumi ini?
C. Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1. Mengungkap hal-hal yang menyebabkan pemanasan global di muka bumi.
2. Mengungkap dampak negatif akibat pemanasan global bagi kehidupn di
bumi.
3. Memaparkan cara-cara untuk mengurangi terjadinya pemanasan global di
muka bumi.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk mengetahui
dan memahami penyebab terjadinya pemanasan global, dampak negatif
yang ditimbulkan bagi kehidupan di bumi serta hal-hal yang harus
dilakukan untuk mengurangi terjadinya pemanasan global di muka bumi.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, makalah ini bermafaat bagi pembaca untuk ikut serta dalam
memperbaiki keseimbangan lingkungan dengan melakukan berbagai hal
sehingga dapat mengurangi pemanasan global yang berakibat buruk bagi
kehidupan di muka bumi. Bagi guru, dengan mengetahui dan memahmi
penyebab terjadinya pemanasan global, maka guru dapat mengajak siswa
untuk ikut berpartisipasi dalam memperbaiki keseimbangan lingkungan
sejak dini, misalnya dengan melakukan demonstrasi tentang pengurangan
terjadinya pemanasan global.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
bumi dan batu bara) serta kegiatan lain yang berhubungan dengan hutan,
pertanian, dan peternakan. Aktivitas manusia dengan kegiatan-kegiatan
tersebut secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan perubahan
komposisi alami atmosfer, yaitu meningkatnya jumlah gas rumah kaca
secara global.
5
dinitro dioksida. Sebagian besar gas tersebut dihasilkan dari pembakaran
bahan bakar fosil, (minyak bumi dan batu bara) disektor energi dan
transportasi, penggundulan hutan, dan pertanian.
Emisi karbondioksida dihasilkan dari pembakaran bahan baker
fosil (minyak bumi dan batu bara) pada sektor industri dan transportasi.
Sumber utama penghasil emisi karbondioksida secara global ada dua
macam.
a. Pembangkit listrik bertenaga batu bara.
b. Pembakaran kendaraan bermotor .
Dalam hal ini, penghasil emisi karbondioksida terbesar adalah Amerika
Serikat, Kanada, Jerman, Inggris, dan Jepang. Sedangkan negara
penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar adalah Amerika Serikat.
Amerika Serikat merupakan penyumbang 720 ton gas rumh kaca setara
karbodioksida.
6
c. Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan
banjir.
d. Mencairnya es dan gletser di kutub yang menyebabkan naiknya
permukaan air laut.
e. Meningkatnya jumlah tanah kering yang berpotensi menjadi gurun
karena kekeringan yang berkepanjangan.
f. Kenaikan permukaan air laut yang menyebabkan banjir. Pada tahun
2100 diperkirakan kenaikan permukaan air laut mencapai 15-95 cm.
g. Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang
(coral bleaching) dan kerusakan terumbu karang di seluruh dunia.
h. Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan.
i. Meningkatnya wabah penyakit tropis, seperti malaria ke daerah-daerah
baru karena bertambahnya populasi serangga (nyamuk).
j. Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus
pengungsian.
Hal-hal di atas merupakan dampak perubahan iklim yang disebabkan oleh
terjadinya pemanasan global yang sangat merugikan bagi kehidupan makhluk
bumi.
7
Dengan dampak yang ditimbulkan karena perubahan iklim akibat
pemanasan global, maka kita sebagai penduduk dunia harus segera bertindak
untuk mengurangi pemanasan global seperti yang sedang terjadi pada saat ini,
dan diprediksikan akan terus berlangsung. Hal yang dibutuhkan adalah dengan
mengadakan REVOLUSI GAYA HIDUP, yakni dengan mengurangi
penggunaan energi baik listri, bahan baker, air yang memang menjadi sumber
utama makin berkurangnya sumber kehidupan.
Selain itu perlunya melahirkan konsensus yang membawa komitmen dari
semua negara untuk menegakkan keadilan iklim. Seperti yang telah dilakukan
oleh ustralia yang mempunyai instrument keadilan iklim dengan membentuk
pengadilan iklim. Dimana sebuah instrument yang mengacu pada isi Protokol
Kyoto yang menekankan kewajiban pada negara-negara Utara untuk
membayar dari hasil pembuangan emisi karbon untuk perbaikan mutu
lingkungan hidup bagi negara-negara Selatan.
Hal lain yang harus dilakukan adalah dengan memulai untuk
menggunakan energi bahan baker alternatif yang tidak hanya dari bahan
energi fosil, misalnya untuk kebutuhan memasak. Menggunakan energi biogas
(gas dari kotoran ternak) seperti yang dilakukan komunitas merah putih di
Kota batu. Desenralisasi energi dan melepas ketergantungan pada sentralisasi
energi yang pada akhirnya dapat menaikkan harganya.
Sedangakan untuk para pengambil kebijakan harus mengeluarkan policy
yang jelas orientasinya untuk mengurangi pemanasan global. Misalnya dengan
menetapkan jeda tebang hutan di seluruh Indonesia agar tidak mengalami
kepunahan dan wilayah kita makin panas. Menghentikan pertambangan
mineral dan batubara seperti di Papua, Kalimantan, Sulawesi. Selanjunya
kebijakan peogressive dengan mempraktekkan secara nyata jeda tebang dan
kedauatan energi harus dilakukan jika kita tidak mau menjadi kontributor
utama pemanasan global.
Melakukan penanaman pohon kembali sebagai salah satu cara yang bisa
memperbaiki paru-paru dunia. Selain itu meminimalkan dalam penggunaan
kertas, karena semakin banyak kertas yang dgunakan maka semakin banyak
pula pohon yang ditebang.
Hal-hal tersebut dilakukan demi keberlanjutan kehidupan sosial yang
tanpa kita sadari telah dirusak oleh adanya pemanasan global akibat ulak
8
manusia sendiri. Oleh karena itu, sebagai manusia hal yang terpenting adalah
kita mulai dari diri sendiri untuk mencintai lingkungan hidup dengan
melakukan hal-hal yang positif.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai sebagai berikut :
1. Pemanasan global disebabkan oleh emisi gas rumah kaca akibat terlalu
banyak dan terlalu sering penggunaan bahan bakar fosil pada bidang
industri dan transportasi di seluruh dunia.
2. Dampak pemanasan global bagi kehidupan makhluk bumi antara lain
sebagai berikut :
a. Musnahnya berbagai keanekaragaman hayati.
b. Meningkatnya cuaca ekstrem yang saat ini tengah dirasakan negara-
negara tropis, misalnya kota-kota di Indonesia yang dulu terkenal sejuk
dan dingin makin hari makin panas. Contohnya kota-kota di Jawa
Timur (Malang, Batu, Kawasan Prigen, Kaki Gunung Semeru), Bogor,
Ruteng Nusa Tenggara, adalah daerah yang dulunya dikenal dingin
tetapi sekarang tidak lagi.
c. Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan
banjir.
d. Mencairnya es dan gletser di kutub yang menyebabkan naiknya
permukaan air laut.
e. Meningkatnya jumlah tanah kering yang berpotensi menjadi gurun
karena kekeringan yang berkepanjangan.
f. Kenaikan permukaan air laut yang menyebabkan banjir. Pada tahun
2100 diperkirakan kenaikan permukaan air laut mencapai 15-95 cm.
g. Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang
(coral bleaching) dan kerusakan terumbu karang di seluruh dunia.
h. Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan.
i. Meningkatnya wabah penyakit tropis, seperti malaria ke daerah-daerah
baru karena bertambahnya populasi serangga (nyamuk).
j. Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus
pengungsian.
3. Untuk mengurangi terjadinya pemanasan global di bumi ini, maka kita
sebagai penduduk dunia dapat melakukan revolusi gaya hidup yang
10
dimulai dari diri sendiri untuk memanfaatkan energi alternate dan
mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dalam kegiatan
industri dan transportasi. Selain itu yang lebih penting adalah dengan
mencintai lingkungan dengan menjaga kelestarian hutan. Karena hutan
merupakan paru-paru dunia yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca.
B. Saran
Cintailah diri dan lingkungan kita dengan mencintai hutan kita, serta
dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil atau barang tambang yang
terkandung dalam bumi kita.
11
DAFTAR PUSTAKA
Kompas, 2007. Dampak Pemanasan Global Mengerikan. Tersedia pada
http://www.kompas.com. Diakses pada tanggal 2 Januari 2008.
Wikipedia, 2007. Pemanasan Global. Tersedia pada http://id.wikipedia.org.
Diakses pada tanggal 2 Januari 2008.
Witagama, Dedi. 2007. Pemanasan Global, TRAGEDI. Tersedia pada
http://dediwitagama.wordpress.com. Diakses pada tanggal 2 Januari 2008.
WWF, 2007. Tanya-Jawab Pemanasan Global dan Perubahan Iklim. Tersedia
pada http://www.wwf.or.id. Diakses pada tangga 2 Januari 2008.
12