LP Gastritis
LP Gastritis
GASTRITIS
1. Konsep Penyakit
1.1 Definisi/deskripsi gastritis
Gastritis adalah inflamasi dari dinding lambung terutama pada mukosa
gaster. (Hadi, 2010).
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut,
kronik, difus atau lokal. (Price & Wilson, 2013).
1.2 Etiologi
Beberapa hal yang dapat menyebabkan kerusakan lapisan pelindung
lambung.
1.2.1 Infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang hidup didalam lapisan
mukosa yang melapisi dinding lambung.
1.2.2 Selain bakteri helicobacter pylori, virus rotavirus juga adalah virus
yang dapat menyebabkan gastroenteritis yang paling umum.
1.2.3 Stres Akut
1.2.4 Penyakit berat atau trauma ( cedera ) yang terjadi tiba – tiba.
1.2.5 Infeksi berat
1.2.6 Pembedahan
1.2.7 Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung seperti terjadi
pada luka bakar yang luas atau cedera yang menyebabkan
perdarahan hebat.
1.2.8 Pemakaian obat penghilang rasa nyeri secara terus – menerus. Obat
analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti Aspirin, Ibu
Profen dan Naproxen dapat menyebabkan perdarahan pada lambung
dengan cara menurunkan Prostaglandin yang bertugas melindungi
dinding lambung.
1
1.2.9 Penyakit Crohn, gejalanya sakit perut dan diare dalam bentuk cairan.
Bisa menyebabkan peradangan kronis pada dinding saluran cerna
namun, kadang – kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada
dinding lambung.
1.2.10 Penggunaan Alkohol secara berlebihan , alkohol dapat mengiritasi
dan mengikis mucosa pada dinding lambung dan membuat dinding
lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun dalam
kondisi normal.
1.5 Komplikasi
Jika dibiarkan tidak terawat, Gastritis akan dapat mengakibatkan Peptic
Ulcers dan perdarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis
dapat meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan
secara terus – menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel – sel
dinding lambung.
1.6 Penatalaksanaan
Terapi Gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya dan mungkin
memerlukan perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau dalam kasus
yang jarang pembedahan untuk mengobatinya.
1.6.1 Jika penyebabnya adalah infeksi oleh Helicobacter Pylori, maka
diberikan Bismuth, Antibiotik (misalnya Amoxicillin
&Claritromycin) dan obat anti- tukak (misalnya Omeprazole).
1.6.2 Penderita Gastritis karena stres akut banyak mengalami
penyembuhan (penyakit berat, cedera atau perdarahan) berhasil
diatasi. Tetapi sekitar 2 % penderita Gastritis karena stres akut
mengalami perdarahan yang sering berakibat fatal. Karena itu
dilakukan pencegahan dengan memberikan Antasid (untuk
menetralkan asam lambung) dan obat anti-ulkus yang kuat (untuk
mengurangi atau menghentikan pembentukan asam lambung).
Perdarahan hebat karena Gastritis akibat stres akut bisa diatasi
dengan menutup sumber perdarahan dengan tindakan
Endoskopi. Jika perdarahan masih berlanjut mungkin seluruh
lambung harus diangkat.
1.6.3 Penderita Gastritis Erosif Kronis bisa diobati dengan Antasid.
Penderita sebaikanya menghindari obat tertentu (misalnya Aspirin
atau obat anti peradangan non-steroid lainnya) dan makanan yang
menyebabkan iritasi lambung. Misoprostol mungkin bisa
mengurangi resiko terbentuknya Ulkus karena obat anti
peradangan non-steroid.
1.6.4 Untuk meringankan penyumbatan disaluran keluar lambung pada
Gastritis Eosinofilik, bisa diberikan Kortikosteroid atau dilakukan
pembedahan
1.6.5 Gastritis Atrofik tidak dapat disembuhkan, sebagian besar
penderita harus mendapatkan suntikan tambahan vitamin B12.
1.6.6 Penyakit Meiner bisa disembuhkan dengan mengangkat sebagian
atau seluruh lambung.
1.6.7 Gastritis sel plasma bisa diobati dengan obat anti Ulkus yang
menghalangi pelepasan asam lambung.
1.6.8 Pengaturan diet yaitu pemberian makanan lunak dengan jumlah
sedikit tapi sering.
1.6.9 Makanan yang perlu dihindari adalah yang merangsang dan
berlemak seperti sambal, bumbu dapur dan gorengan.
1.6.10 Kedisiplinan dalam pemenuhan jam-jam makan juga sangat
membantu pasien dengan gastritis.
1.7 Pathway
Terjadi infeksi
lambung
Demam
Hipertermi
3 Keadaan umum
1) Kualitas dan Karakteristik
Apakah masalah terjadi kadang – kadang atau menetap ?
2) Bila masalah nyeri, perhatikan apakah masalah nyeri kontinyu
atau intermitten? kapan masalah pertama kali dirasakan?
Apakah bertahap atau tiba – tiba? Apa yang dilakukan pasien
bila masalah pertama kali dihadapi? Apakah ini berhubungan
dengan masukan makanan?
3) Durasi
4) Apakah makanan mencetuskan / meningkatkan nyeri.
Apakah berhubungan dengan makanan, minuman atau
aktivitas? Kapan ini terjadi? Apakah hal itu membuat makin
buruk / makin baik? Adakah sesuatu yang tampaknya
menimbulkan masalah? Faktor Pencertus Apa yang terjadi
pada pasien bila terjadi manifestasi? Apakah nyeri menyebar
pada bagian tubuh yang lain? Dimana pasien merasakan
terjadinya masalah?
5) Lokasi
Minta pasien untuk menggambarkan masalah tingkat
Keparahan, Apakah ini mempengaruhi kemampuannya
melakukan aktivitas kehidupan sehari – hari seperti
biasanya. Apakah pasien kehilangan nafsu makan, mual,
muntah atau diare?
4 Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan Darah
2) Uji Napas Urea
3) Pemeriksaan Feces
4) Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas
5) Rontgen Saluran Cerna Bagian Atas
6) Analisis Lambung
2.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Diagnosa 1: Nyeri Akut
2.2.1 Definisi
Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul
akibat kerusakan jaringan actual atau potensial atau yang
digambarkan sebagai kerusakan;awitan yang tiba-tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi
atau diprediksi
Diagnosa 3 : Hipertermi
2.2.7 Definisi
Suatu inti tubuh diatas kisaran normal diurnal karena kegagalan
termoregulasi
2.2.8 Batasan karakteristik
-Apnea
-Bayi yang tidak dapat mempertahankan menyusu
-Gelisah
-Kulit kemerahan
-Stupor
-Takikardi
-Kulit terasa hangat
-Hipotensi
2.2.9 Faktor yang berhubungan
-Agens farmaseutikal
-penurunan perspirasi
-Penyakit
-Suhu lingkungan tinggi
-Sepsis
-Trauma
-Dehidrasi
-Iskemia
Diagnosa 4 : Defisit volume cairan dan elektrolit
2.2.10 Definisi
Penurunan cairan intavaskular,interstisial,dan/atau intraselular. Ini
mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan kadar
natrium
2.2.11 Batasan karakteristik
-Haus
-Kelemahan
-Kulit kering
-Peningkatan suhu tubuh
-Penurunan berat badan tiba-tiba
-peningkatan frekuensi nadi
Penurunan tekanan darah
2.2.12 Faktor yang berhubungan
-Kegagalan mekanisme regulasi
-Kehilangan cairan aktif
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1 : Nyeri Akut
Tujuan dan kriteria hasil :
Mengetahui permulaan terjadinya nyeri
Mengetahui faktor penyebab nyeri
Melaporkan kontrol nyeri
Melaporkan gejala
Menggunakan tindakan pencegahan
Nutrition monitoring
1) BB pasien dalam batas normal.
R: Mengetahui status BB pasien
2) Monitor mual dan muntah
R: Mendeteksi adanya tanda-tanda infeksi pada saluran
pencernaan
3) Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht.
R: Mendeteksi adanya tanda-tanda infeksi
4) Monitor pertumbuhan dan perkembangan
R: Mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan dan
perkembangan pada anak
Diagnosa 3 : Hipertermi
Tujuan dan kriteria hasil
Tujuan dan Kriteria hasil
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien tidak
mengalami peningkatan suhu tubuh
Kriteria hasil:
1. Suhu tubuh dalam batas normal
Suhu tubuh normal berkisar antara 36 – 37,5 oC
2. Menjelaskan tindakan untuk mengurangi peningkatan
suhu tubuh (mis. Kompres hangat)
3. Tidak ada perubahan warna kulit.
Warna kulit tidak sianosis, turgor kulit baik.
4. Denyut nadi normal
5. Respirasi normal
6. Cairan seimbang (intake dan out put) dalam 24 jam
7. Tekanan darah dalam batas normal
Intervensi keperawatan
1. Pantau tanda-tanda vital terutama suhu
R : Tanda-tanda vital merupakan aluan untuk mengetahui
keadaan umum pasien terutama suhu tubuhnya
2. Beri pasien banyak minum air (1500-2000 cc/hari)
R : Dengan minum banyak air diharapkan cairan yang hilang
dapat diganti
3. Beri pasien kompres air hangat atau air dingin
R : Dengan kompres akan terjadi perpindahan panas secara
konduksi dan kompres hangat akan mendilatasi pembuluh darah
4. Beri selimut pendingin
R : Untuk mengurangi demam umumnya lebih besar dari 39,5-
400C dan untuk mengurangi respon hipertermi
5. Pantau suhu lingkungan
R : Suhu ruangan harus dirubah agar dapat membantu
mempertahankan suhu pasien
6. Anjurkan menggunakan pakaian yang tipis
R : Mempermudah sirkulasi udara
7. Kolaborasi dalam pemberian obat antipiretik dan antibiotik
R :Pemberian oabt antibiotik unuk mencegah infeksi pemberian
obat antipiretik untuk penurunan panas
Diagnosa 4 : Defisit volume cairan dan elektrolit
Tujuan dan kriteria hasil
Tidak ada tanda – tanda kekurangan volume cairan misal dehidrasi
Fluid Balance Kriteria Hasil :
Keseimbangan intake dan output dalam 24 jam
Tidak terlihat mata cekung
Kelembaban kulit dalam batas normal
Membran mukosa lembab
Berat badan stabil
(……………………………..) (…………………………….)