Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar dan Pembelajaran Matematika
Dosen Mata Kuliah : Dr. Nur Izzati, S.Pd., M.Si.

Oleh,
kelompok I
Kelas 4A:

1. RABIATUL MARDIAH
NIM.170384202029
2. ANGEL CHRISTINA BR.TARIHORAN
NIM 170384202035

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

TAHUN AJARAN 2019


KATA PENGATAR

Puji syukur kami ucapkan Tuhan Yang Maha Esa karena dengan limpahan rahmat,karunia,
serta taufik dan hidaya-Nya lah sehingga kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul
“Realistic Mathematic Education (RME)”. Dan kami berterima kasih kepada dosen mata kuliah
Pengelolaan Pendidikan yaitu Ibu Dr. Nur Izzati, S.Pd., M.Si. dan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi baik moril maupun materil dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar dan
Pembelajaran Matematika, dan sebagai kajian terhadap pemahaman pembaca mengenai Wawasan
dasar Model Pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME).

Semoga makalah sederhana ini dapat berguna bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata dan penulisan yang kurang
berkenan.

Tanjung Pinang, 06 Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1


1.2.Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
1.3.Tujuan ....................................................................................................... 2
1.4.Manfaat ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Realistic Mathematics Education............................................ 3


2.2. Prinsip dan Karakteristik pembelajaran Realistic ..................................... 4
2.3. Ciri-ciri Realistic Mathematics Education ................................................ 6
2.4. Langkah-Langkah Pembelajaran Matematika Realistic ........................... 7
2.5. Kelebihan dan kekurangan Realistic Mathematics Education .................. 8

BAB III PENUTUP


3.1.Kesimpulan ................................................................................................ 10
3.2.Saran .......................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Pembelajaran matematika yang akhir-akhir ini sedang marak dibicarakan adalah
Realistic Mathematics Education (RME) atau Pembelajaran Matematika Realistik
(PMR). RME diketahui sebagai pendekatan yang telah berhasil di Belanda. Gagasan
pendekatan pembelajaran matematika dengan realistik ini tidak hanya populer di
Negeri Belanda saja, banyak negara maju telah menggunakan pendekatan baru yaitu
pendekatan realistik. Matematika realistik banyak ditentukan oleh pandangan
Freudenthal tentang matematika. Dua pandangan penting beliau adalah ‘mathematics
must be connected to reality and mathematics as human activity ’. Pertama,
matematika harus dekat terhadap siswa dan harus relevan dengan situasi kehidupan
sehari-hari. Kedua, ia menekankan bahwa matematika sebagai aktivitas manusia,
sehingga siswa harus di beri kesempatan untuk belajar melakukan aktivitas semua
topik dalam matematika.

Realistic Mathematics Education adalah pendekatan pengajaran yang bertitik


tolak dari hal-hal yang ‘real‘ bagi siswa, menekankan keterampilan ‘procces of doing
mathematics’, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas
sehingga mereka dapat menemukan sendiri (‘student inventing‘ sebagai kebalikan
dari‘teacher telling’) dan pada akhirnya menggunakan matematika itu untuk
menyelesaikan masalah baik secara individu maupun kelompok. Pada pendekatan ini
peran guru tak lebih dari seorang fasilitator, moderator atau evaluator sementara siswa
berfikir, mengkomunikasikan, melatih nuansa demokrasi dengan menghargai
pendapat orang lain.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Realistic Mathematics Education?
2. Apa saja prinsip dan karakteristik pembelajaran matematika realistik ?
3. Apa saja ciri-ciri model pembelajaran realistik ?
4. Apa saja langkah-langkah pembelajaran matematika realistik ?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan pembelajaran matematika realistic?

1
1.3.Tujuan
1. Mengetahui pengertian pembelajaran matematika realistik, sehingga para
guru/calon guru dapat melakukan kegiatan belajar mengajar dengan baik dan
benar.
2. Mengetahun prinsip dan karakteristik pembelajaran matematika realistik.
3. Mengetahui ciri-ciri model pembelajaran matematika realistik.
4. Mengetahui langkah-langkah pembelajaran matematika realistik, sehingga
kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara efektik.
5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran matematika realistic.

1.4. Manfaat
1. Bagi mahasiswa, makalah ini dapat dijadikan wawasan dasar dalam
pengelolaan pendidikan menyanngkut model pembelajran Realistic Mathematics
Education (RME).
2. Bagi dosen, makalah ini dapat digunakan sebagai bahan ajar tambahan dalam
proses belajar mengajar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Realistic Mathematics Education (RME)

Pembelajaran matematika realistik adalah atau Realistic Mathematics Education


(RME) adalah sebuah pendekatan pembelajaran matematika yang dikembangkan
Freudenthal di Belanda. Gravemeijer (1994: 82) dimana menjelaskan bahwa yang
dapat digolongkan sebagai aktivitas tersebut meliputi aktivitas pemecahan masalah,
mencari masalah dan mengorganisasi pokok persoalan. Matematika realistik yang
dimaksudkan dalam hal ini adalah matematika sekolah yang dilaksanakan dengan
menemaptkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran.
Masalah-masalah realistik digunakan sebagai sumber munculnya konsep-konsep
matematika atau pengetahuan matematika formal.

Ide utama dari model pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME)


adalah manusia harus diberikan kesempatan untuk menemukan kembali (reinvent) ide
dan konsep matematika dengan bimbingan orang dewasa (Gravemeijer).Upaya untuk
menemukan kembali ide dan konsep matematika ini dilakukan dengan memanfaatkan
realita dan lingkungan yang dekat dengan anak.

Karakteristik RME menggunakan: konteks “dunia nyata”, model-model, produksi


dan kontruksi siswa, interaktif dan keterkaitan. Pembelajaran matematika realistik
diawali dengan masalah-masalah yang nyata, sehingga siswa dapat menggunakan
pengalaman sebelumnya secara langsung. Dengan pembelajaran matematika realistik
siswa dapat mengembangkan konsep yang lebih komplit. Kemudian siswa juga dapat
mengaplikasikan konsep-konsep matematika ke bidang baru dan dunia nyata.

Ada dua pandangan penting dalam RME yaitu pertama: matematika harus dekat
terhadap siswa dan harus relevan dengan situasi kehidupan sehari-hari. Kedua: ia
menekankan bahwa matematika sebagai aktivitas manusia sehingga siswa harus di
beri kesempatan untuk belajar melakukan aktivitas semua topik dalam matematika.

Menurut Hadi dalam Irzani, pengajaran matematika dengan pendekatan realistik


meliputi aspek – aspek sebagai berikut:
1. Pendahuluan

3
a. memulai pengajaran dengan mengajukan soal yang riil bagi siswa sesuai
dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya. Sehingga terlibat dalam
pembelajaran secara bermakna.
b. Permasalahan yang diberikan guru tentu harus diarahkan dengan tujuan
yang ingin di capai dalam pembelajaran tersebut.
2. Pengembangan
a. siswa mengembangkan model – model simbolik secara informal terhadap
persoalan atau masalah yang diajukan
b. pengajaran berlansung secara interaktif: siswa menjelaskan dan
memberikan alasan terhadap jawaban yang diberikannya, memahami
jawaban temannya, mengatakan ketidaksetujuan, mencari alternatif
penyelesaian yang lain
3. Penutup / penerapan
a. Melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang di tempuh atau setiap
hasil penelitian.
Jadi, RME yang dimaksudkan dalam hal ini adalah model pembelajaran
matematika yang dilakukan dengan menempatkan realitas dan pengalaman sehari-
hari siswa sebagai titik tolak pembelajaran, karena matematika merupakan aktivitas
manusia.

2.2.Prinsip dan Karakteristik pembelajaran Realistic


1. Prinsip Pembelajaran Matematika Realistik
 Guided Reinvention and Progressive Mathematizing
Prinsip pertama adalah penemuan kembali secara terbimbing dan
matematisasi secara progresif. Melalui topik-topik yang disajikan, siswa harus
diberi kesempatan untuk mengalami proses yang sama membangun dan
menemukan kembali tentang ide-ide dan konsep-konsep secara matematika.
Maksud dari mengalami proses yang sama dalam hal ini adalah bahwa setiap
siswa diberi kesempatan yang sama merasakan situasi dan jenis masalah
kontekstual yang mempunyai berbagai kemungkinan solusi. Dilanjutkan
dengan matematisasi prosedur pemecah masalah yang sama, serta
perancangan rute belajar sedemikian rupa, sehingga siswa menemukan sendiri

4
konsep-konsep atau hasil (Fauzan, 2000:4). Prinsip ini sejalan dengan paham
kontruktivitas yang menyatakan bahwa pengetahuan tidak dapat dikontruksi
oleh siswa itu sendiri.
 Didactical Phenomenology
Prinsip kedua adalah fenomena yang bersifat mendidik. Dalam hal ini
fenomena pembelajaran menekankan pentingnya masalah kontekstual
memperkenalkan topik-topik matematika kepada siswa. Masalah kontekstual
ini dipilih dengan pertimbangan: (1) aspek kecocokan aplikasi yang harus
diantisipasi dalam pengajaran; dan (2) kecocokan dampak dalam proses re-
invention, artinya rposedur, aturan dan model matematika yang harus
dipelajari oleh siswa tidaklah disediakan oelh guru, tetapi siswa harus
berusaha menemukannya dari masalah kontekstual tersebut.
 Self Developed Models
Prinsip yang ketiga adalah pengembangan model sendiri. Prinsip ini berfungsi
menjembatani jurang antara pengetahuan informal dengan matematika formal.
Siswa mengembangkan model sendiri sewaktu memecahkan soal-soal
kontekstual.

2. Karakteristik Pembelajaran Matematika Realistik


 Menggunakan masalah kontekstual (Use of Context)
Pembelajaran diawali dengan menggunakan masalah kontekstual, tidak
dimulai dari sistem formal. Masalah kontekstual yang diangkat sebagai topik
awal pembelajaran harus merupakan masalah sederhana yang dikenali oleh
siswa. Masalah konstektual yang diangkat sebagai materi awal dalam
pembelajaran harus sesuai dengan realitas atau lingkungan yang dihadapi
siswa dalam kesehariannya yang sudah dipahami atau mudah dibayangkan.
 Menggunakan model (Use of Models, Bridging by Vertical Instruments)
Dengan menggunakan masalah kontekstual yang diangkat sebagai topik awal
pembelajaran dapat mendorong siswa untuk membentuk model dasar
matematika yang dikembangkan sendiri oleh siswa dengan kata lain,
kontribusi yang besar dalam proses pembelajaran diharapkan datang dari
siswa, bukan dari guru. Artinya semua pikiran atau pendapat siswa sangat

5
diperhatikan dan dihargai. sebagai jembatan antara level pemahaman yang
satu ke level pemahaman yang lain dengan menggunakan instrument-
instrumen vertikal seperti, skema-skema, diagram-diagram, symbol-simbol
dan sebagainya.
 Proses pembelajaran yang interaktif (interactivity).
Mengoptimalkan proses mengajar belajar melalui interaksi siswa dengan
siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan sarana prasarana merupakan hal
yang penting dalam pembelajaran matematika realistik. Interaksi terus
dioptimalkan samapai kontruksi yang diinginkan diperoleh, sehingga interaksi
tersebut dimanfaatkan. Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengkomunikasikan ide-ide mereka melalui proses belajar yang
interaktif.
 Terkait dengan Topik Lainnya (Intertwining)

1. Struktur dan konsep matematika saling berkaitan. Oleh karena itu, keterkaitan dan
pengintegrasian antar topik (unit pembelajaran) harus dieksplorasi untuk
mendukung terjadinya proses belajar mengajar yang lebih bermakna. Dengan
pengintegrasian itu akan memudahkan siswa untuk memecahkan masalah. Di
samping itu dengan pengintegrasian dalam pembelajaran, waktu pembelajaran
menjadi lebih efisien. Hal ini dapat terlihat melalui masalah kontekstual yang
diberikan.

2.3.Ciri-ciri Realistic Mathematics Education (RME)

Fauzan (2001:2) mengemukakan bahwa pembelajaran yang menggunakan PMR


memiliki beberapa ciri, yaitu:

1. Matematika dipandang sebagai kegiatan manusia sehari-hari, sehingga


memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari (contextual problem)
merupakan bagian yang esensial (mendasar).
2. Belajar matematika berarti bekerja dengan matematika (doing mathematics).

3. Siswa diberi kesempatan untuk menemukan konsep-konsep matematika di bawah


bimbingan orang dewasa (guru).

4. Proses belajar mengajar berlangsung secara interaktif dan siswa menjadi fokus
dari semua aktivitas di kelas.

6
5. Aktivitas yang dilakukan meliputi : menemukan masalah-masalah kontekstual
(looking for problems), memecahkan masalah (solving problems), dan
mengorganisir bahan ajar (organizing a subject matter).

2.4.Langkah-Langkah Pembelajaran Matematika Realistik


Berdasarkan pengertian, prinsip utama dan karakteristik RME uraian di atas, maka
langkah-langkah kegiatan inti pembelajaran matematika realistic dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
 Langkah 1: Memahami masalah kontekstual

Guru memberikan masalah kontekstual sesuai dengan materi pelajaran yang


sedang dipelajari siswa. Kemudian meminta siswa untuk memahami masalah
yang diberikan tersebut. Jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami oleh
siswa, guru memberikan petunjuk seperlunya terhadap bagian-bagian yang
belum dipahami siswa.

Karakteristik RME yang muncul pada langkah ini adalah karakteristik


pertama yaitu menggunakan masalah kontekstual sebagai titik tolak dalam
pembelajaran, dan karakteristik keempat yaitu interaksi.

 Langkah 2: Menyelesaikan masalah kontekstual


Siswa mendeskripsikan masalah kontekstual, melakukan interpretasi aspek
matematika yang ada pada masalah yang dimaksud, dan memikirkan strategi
pemecahan masalah, selanjutnya siswa bekerja menyelesaikan masalah
dengan caranya sendiri berdasarkan pengetahuan awal yang dimilikinya,
sehingga dimungkinkan adanya perbedaan penyelesaian siswa yang satu
dengan yang lainnya. Guru mengamati, memotivasi, dan memberi bimbingan
terbatas, sehingga siswa dapat memperoleh penyelesaian masalah-masalah
tersebut.
Karakteristik RME yang muncul pada langkah ini yaitu karakteristik kedua
mernggunakan model.
 Langkah 3: Membandingkan dan mendiskusikan jawaban.
Guru menyediakan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk
membandingkan dan mendiskusikan jawaban mereka secara berkelompok,
selanjutnya membandingkan dan mendiskusikan pada diskusi kelas. Pada
tahap ini, dapat digunakan siswa untuk berani mengemukakan pendapatnya
meskipun pendapat tersebut berbeda dengan lainya.
Karakteristik pembelajaran matematika realistik yang tergolong dalam
langkah ini adalah karakteristik ketiga yaitu menggunakan kontribusi siswa (

7
students constribution ) dan karakteristik keempat yaitu terdapat interaksi (
interactivity ) antara siswa dengan siswa yang lain.
 Langkah 4: Menyimpulkan.
Berdasarkan hasil diskusi kelas, guru memberi kesempatan pada siswa untuk
menarik kesimpulan suatu konsep atau prosedur yang terkait dengan masalah
realistic yang diselesaikan.
Karakteristik pembelajaran matematika realistik yang tergolong kedalam
langkah ini adalah adanya interaksi ( interactivity ) antara siswa dengan guru
( pembimbing ).
2.5. Kelebihan dan kekurangan Realistic Mathematics Education (RME)

Menurut suwarsono (2001:5) terdapat kekuatan atau kelebihan dari


pembelajaran matematika realistik, yaitu :

1. Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada


siswa tentang keterkaitan matematika dengan kehidupan sehari-hari dan kegunaan
pada umumnya bagi manusia.

2. Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada


siswa bahwa matematika adalah suatu bidang kajian yang dikonstruksi dan
dikembangkan sendiri oleh siswa tidak hanya oleh mereka yang disebut pakar
dalam bidang tersebut.

3. Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada


siswa bahwa cara penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal dan
tidak harus sama antara yang satu dengan yang lain. Setiap orang bisa menemukan
atau menggunakan cara sendiri, asalkan orang itu sungguh-sungguh dalam
mengerjakan soal atau masalah tersebut. Selanjutnya dengan membandingkan
cara penyelesaian yang satu dengan cara penyelesaian yang lain, akan bisa
diperoleh cara penyelesaian yang paling tepat, sesuai dengan tujuan dari proses
penyelesaian masalah tersebut.
4. Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada
siswa bahwa dalam mempelajari matematika, proses pembelajaran merupakan
suatu yang utama dan orang harus menjalani proses itu dan berusaha untuk
menemukan sendiri konsep-konsep matematika dengan bantuan pihak lain yang
sudah tahu ( misalnya guru ). Tanpa kemauan untuk menjalani sendiri proses
tersebut, pembelajaran yang bermakna tidak akan tercapai.

Adanya persyaratan-persyaratan tertentu agar kelebihan RME dapat muncul


justru menimbulkan kesulitan tersendiri dalam menerapkannya. Kesulitan-kesulitan
tersebut, yaitu :

8
1. Tidak mudah untuk merubah pandangan yang berdasar tentang berbagai hal,
misalnya mengenai siswa, guru dan peranan soal atau masalah konstektual,
sedang perubahan itu merupakan syarat untuk dapat diterapkannya PMR.

2. Pencarian soal-soal konstektual yang memenuhi syarat-syarat yang dituntut dalam


pembelajaran matematika realistik tidak selalu mudah untuk setiap pokok bahasan
matematika yang dipelajari siswa, terlebih-lebih karena soal-soal tersebut harus
bisa diselesaikan dengan bermaca-macam cara

3. Tidak mudah bagi guru untuk mendorong siswa agar bisa menemukan berbagai
cara dalam menyelesaikan soal atau memecahkan masalah

4. Tidak mudah bagi guru untuk memberi bantuan kepada siswa agar dapat
melakukan penemuan kembali konsep – konsep atau prinsip – prinsip matematika
yang dipelajari.

9
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Salah satu cara untuk mencoba membuat seorang peserta didik berminat belajar
matematika adalah dengan menginformasikan kemanfaatan matematika bagi diri dan
kehidupannya, karena itu mengaitkan pembelajaran matematika dengan realita dan
kegiatan manusia merupakan salah satu cara untuk membuat anak tertarik belajar
matematika. Pembelajaran matematika dengan mengaitkan matematika dengan realita
dan kegiatan manusia ini dikenal dengan Pembelajaran Matematika Realistik atau
Realistic Mathematics Education (RME). Beberapa prinsip dan karakterritik
pembelajaran realistic diantaranya : prinsip Guided Reinvention and Progressive
Mathematizing, Didactical Phenomenology, Self Developed Models dan karakteristik
Menggunakan masalah kontekstual (Use of Context), Menggunakan model (Use of
Models, Bridging by Vertical Instruments), Interaktivitas (Interactivity), Terkait
dengan Topik Lainnya (Intertwining).
Disamping itu ada beberapa langkah dalam pembelajaran realistic yaitu
memahami masalah kontekstual, menyelesaikan masalah
kontekstual,membandingkan dan mendiskusikan jawaban dan menarik kesimpulan.

3.2.Saran

Tidak semua metode pembelajaran dapat di gunakan untuk materi pelajaran, maka
dari itu dalam memilih metode pembelajaran harus dapat disesuaikan dengan materi
pelajaran yang dipilih.

Dengan metode pembelajaran realistic, diharapkan siswa mampu mengkontruksi


dan menemukan sendiri pengetahuan konsep melalui bantuan guru yang bersifat
terbatas dan juga dengan pembelajaran realistic ini dapat meningkatkan serta
memperbaiki kualitas pembelajaran matematika.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dahlan,M.D.1990.Model-Model Mengajar.Bandung:CV.Diponegoro.

TIM MKPBN.2001.Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.Bandung:UPI.

Suherman,Erman dkk.2004.Stretegi Pembelajaran Matematika


Kontemporer.Bandung:UPI.

Darsono.2010.http://nazwandi.wordpress.com/2010/06/22/jurnalpmri-pembelajaran-
matematika-realistik-indonesia-suatu-inovasi-dalam-pendidikan-matematika-di-
indonesia/. (di akses tanggal 06 maret 2019).

11

Anda mungkin juga menyukai