Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar dan Pembelajaran Matematika
Dosen Mata Kuliah : Dr. Nur Izzati, S.Pd., M.Si.
Oleh,
kelompok I
Kelas 4A:
1. RABIATUL MARDIAH
NIM.170384202029
2. ANGEL CHRISTINA BR.TARIHORAN
NIM 170384202035
Puji syukur kami ucapkan Tuhan Yang Maha Esa karena dengan limpahan rahmat,karunia,
serta taufik dan hidaya-Nya lah sehingga kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul
“Realistic Mathematic Education (RME)”. Dan kami berterima kasih kepada dosen mata kuliah
Pengelolaan Pendidikan yaitu Ibu Dr. Nur Izzati, S.Pd., M.Si. dan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi baik moril maupun materil dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar dan
Pembelajaran Matematika, dan sebagai kajian terhadap pemahaman pembaca mengenai Wawasan
dasar Model Pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME).
Semoga makalah sederhana ini dapat berguna bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata dan penulisan yang kurang
berkenan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Pembelajaran matematika yang akhir-akhir ini sedang marak dibicarakan adalah
Realistic Mathematics Education (RME) atau Pembelajaran Matematika Realistik
(PMR). RME diketahui sebagai pendekatan yang telah berhasil di Belanda. Gagasan
pendekatan pembelajaran matematika dengan realistik ini tidak hanya populer di
Negeri Belanda saja, banyak negara maju telah menggunakan pendekatan baru yaitu
pendekatan realistik. Matematika realistik banyak ditentukan oleh pandangan
Freudenthal tentang matematika. Dua pandangan penting beliau adalah ‘mathematics
must be connected to reality and mathematics as human activity ’. Pertama,
matematika harus dekat terhadap siswa dan harus relevan dengan situasi kehidupan
sehari-hari. Kedua, ia menekankan bahwa matematika sebagai aktivitas manusia,
sehingga siswa harus di beri kesempatan untuk belajar melakukan aktivitas semua
topik dalam matematika.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Realistic Mathematics Education?
2. Apa saja prinsip dan karakteristik pembelajaran matematika realistik ?
3. Apa saja ciri-ciri model pembelajaran realistik ?
4. Apa saja langkah-langkah pembelajaran matematika realistik ?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan pembelajaran matematika realistic?
1
1.3.Tujuan
1. Mengetahui pengertian pembelajaran matematika realistik, sehingga para
guru/calon guru dapat melakukan kegiatan belajar mengajar dengan baik dan
benar.
2. Mengetahun prinsip dan karakteristik pembelajaran matematika realistik.
3. Mengetahui ciri-ciri model pembelajaran matematika realistik.
4. Mengetahui langkah-langkah pembelajaran matematika realistik, sehingga
kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara efektik.
5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran matematika realistic.
1.4. Manfaat
1. Bagi mahasiswa, makalah ini dapat dijadikan wawasan dasar dalam
pengelolaan pendidikan menyanngkut model pembelajran Realistic Mathematics
Education (RME).
2. Bagi dosen, makalah ini dapat digunakan sebagai bahan ajar tambahan dalam
proses belajar mengajar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ada dua pandangan penting dalam RME yaitu pertama: matematika harus dekat
terhadap siswa dan harus relevan dengan situasi kehidupan sehari-hari. Kedua: ia
menekankan bahwa matematika sebagai aktivitas manusia sehingga siswa harus di
beri kesempatan untuk belajar melakukan aktivitas semua topik dalam matematika.
3
a. memulai pengajaran dengan mengajukan soal yang riil bagi siswa sesuai
dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya. Sehingga terlibat dalam
pembelajaran secara bermakna.
b. Permasalahan yang diberikan guru tentu harus diarahkan dengan tujuan
yang ingin di capai dalam pembelajaran tersebut.
2. Pengembangan
a. siswa mengembangkan model – model simbolik secara informal terhadap
persoalan atau masalah yang diajukan
b. pengajaran berlansung secara interaktif: siswa menjelaskan dan
memberikan alasan terhadap jawaban yang diberikannya, memahami
jawaban temannya, mengatakan ketidaksetujuan, mencari alternatif
penyelesaian yang lain
3. Penutup / penerapan
a. Melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang di tempuh atau setiap
hasil penelitian.
Jadi, RME yang dimaksudkan dalam hal ini adalah model pembelajaran
matematika yang dilakukan dengan menempatkan realitas dan pengalaman sehari-
hari siswa sebagai titik tolak pembelajaran, karena matematika merupakan aktivitas
manusia.
4
konsep-konsep atau hasil (Fauzan, 2000:4). Prinsip ini sejalan dengan paham
kontruktivitas yang menyatakan bahwa pengetahuan tidak dapat dikontruksi
oleh siswa itu sendiri.
Didactical Phenomenology
Prinsip kedua adalah fenomena yang bersifat mendidik. Dalam hal ini
fenomena pembelajaran menekankan pentingnya masalah kontekstual
memperkenalkan topik-topik matematika kepada siswa. Masalah kontekstual
ini dipilih dengan pertimbangan: (1) aspek kecocokan aplikasi yang harus
diantisipasi dalam pengajaran; dan (2) kecocokan dampak dalam proses re-
invention, artinya rposedur, aturan dan model matematika yang harus
dipelajari oleh siswa tidaklah disediakan oelh guru, tetapi siswa harus
berusaha menemukannya dari masalah kontekstual tersebut.
Self Developed Models
Prinsip yang ketiga adalah pengembangan model sendiri. Prinsip ini berfungsi
menjembatani jurang antara pengetahuan informal dengan matematika formal.
Siswa mengembangkan model sendiri sewaktu memecahkan soal-soal
kontekstual.
5
diperhatikan dan dihargai. sebagai jembatan antara level pemahaman yang
satu ke level pemahaman yang lain dengan menggunakan instrument-
instrumen vertikal seperti, skema-skema, diagram-diagram, symbol-simbol
dan sebagainya.
Proses pembelajaran yang interaktif (interactivity).
Mengoptimalkan proses mengajar belajar melalui interaksi siswa dengan
siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan sarana prasarana merupakan hal
yang penting dalam pembelajaran matematika realistik. Interaksi terus
dioptimalkan samapai kontruksi yang diinginkan diperoleh, sehingga interaksi
tersebut dimanfaatkan. Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengkomunikasikan ide-ide mereka melalui proses belajar yang
interaktif.
Terkait dengan Topik Lainnya (Intertwining)
1. Struktur dan konsep matematika saling berkaitan. Oleh karena itu, keterkaitan dan
pengintegrasian antar topik (unit pembelajaran) harus dieksplorasi untuk
mendukung terjadinya proses belajar mengajar yang lebih bermakna. Dengan
pengintegrasian itu akan memudahkan siswa untuk memecahkan masalah. Di
samping itu dengan pengintegrasian dalam pembelajaran, waktu pembelajaran
menjadi lebih efisien. Hal ini dapat terlihat melalui masalah kontekstual yang
diberikan.
4. Proses belajar mengajar berlangsung secara interaktif dan siswa menjadi fokus
dari semua aktivitas di kelas.
6
5. Aktivitas yang dilakukan meliputi : menemukan masalah-masalah kontekstual
(looking for problems), memecahkan masalah (solving problems), dan
mengorganisir bahan ajar (organizing a subject matter).
7
students constribution ) dan karakteristik keempat yaitu terdapat interaksi (
interactivity ) antara siswa dengan siswa yang lain.
Langkah 4: Menyimpulkan.
Berdasarkan hasil diskusi kelas, guru memberi kesempatan pada siswa untuk
menarik kesimpulan suatu konsep atau prosedur yang terkait dengan masalah
realistic yang diselesaikan.
Karakteristik pembelajaran matematika realistik yang tergolong kedalam
langkah ini adalah adanya interaksi ( interactivity ) antara siswa dengan guru
( pembimbing ).
2.5. Kelebihan dan kekurangan Realistic Mathematics Education (RME)
8
1. Tidak mudah untuk merubah pandangan yang berdasar tentang berbagai hal,
misalnya mengenai siswa, guru dan peranan soal atau masalah konstektual,
sedang perubahan itu merupakan syarat untuk dapat diterapkannya PMR.
3. Tidak mudah bagi guru untuk mendorong siswa agar bisa menemukan berbagai
cara dalam menyelesaikan soal atau memecahkan masalah
4. Tidak mudah bagi guru untuk memberi bantuan kepada siswa agar dapat
melakukan penemuan kembali konsep – konsep atau prinsip – prinsip matematika
yang dipelajari.
9
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Salah satu cara untuk mencoba membuat seorang peserta didik berminat belajar
matematika adalah dengan menginformasikan kemanfaatan matematika bagi diri dan
kehidupannya, karena itu mengaitkan pembelajaran matematika dengan realita dan
kegiatan manusia merupakan salah satu cara untuk membuat anak tertarik belajar
matematika. Pembelajaran matematika dengan mengaitkan matematika dengan realita
dan kegiatan manusia ini dikenal dengan Pembelajaran Matematika Realistik atau
Realistic Mathematics Education (RME). Beberapa prinsip dan karakterritik
pembelajaran realistic diantaranya : prinsip Guided Reinvention and Progressive
Mathematizing, Didactical Phenomenology, Self Developed Models dan karakteristik
Menggunakan masalah kontekstual (Use of Context), Menggunakan model (Use of
Models, Bridging by Vertical Instruments), Interaktivitas (Interactivity), Terkait
dengan Topik Lainnya (Intertwining).
Disamping itu ada beberapa langkah dalam pembelajaran realistic yaitu
memahami masalah kontekstual, menyelesaikan masalah
kontekstual,membandingkan dan mendiskusikan jawaban dan menarik kesimpulan.
3.2.Saran
Tidak semua metode pembelajaran dapat di gunakan untuk materi pelajaran, maka
dari itu dalam memilih metode pembelajaran harus dapat disesuaikan dengan materi
pelajaran yang dipilih.
10
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan,M.D.1990.Model-Model Mengajar.Bandung:CV.Diponegoro.
Darsono.2010.http://nazwandi.wordpress.com/2010/06/22/jurnalpmri-pembelajaran-
matematika-realistik-indonesia-suatu-inovasi-dalam-pendidikan-matematika-di-
indonesia/. (di akses tanggal 06 maret 2019).
11