LP Manajemen Puskesmas
LP Manajemen Puskesmas
2. Fungsi Puskesmas
Puskesmas memiliki wilayah kerja yang meliputi satu kecamatan atau
sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan
geografi dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan
dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Untuk perluasan jangkauan
pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan
kesehatan yang lebih sederhana yang disebut puskesmas pembantu dan
puskesmas keliling. Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu
juta jiwa atau lebih, wilayah kerja puskesmas dapat meliputi satu kelurahan.
Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau
lebih, merupakan puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan
bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi (Efendi &
Makhfudli, 2009).
3. Peran Puskesmas
Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana
teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan
dalam bentuk keikutsertaan dalam menentukan kebijakan daerah melalui
sistem perencanaan yang matang dan realistis, tata laksana kegiatan yang
tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Pada masa
mendatang, puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi
informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara
komprehensif dan terpadu (Efendi & Makhfudli, 2009).
4. Kedudukan Puskesmas
Kedudukan puskesmas bisa dilihat secara administratif dan dalam suatu
hierarki pelayanan kesehatan sebagaimana berikut ini (Efendi & Makhfudli,
2009).
a. Kedudukan Secara Adminstratif
Puskesmas merupakan perangkat teknis pemerintah daerah tingkat II dan
bertanggung jawab langsung baik teknis maupun administratif kepada
kepala dinas kesehatan daerah tingkat II.
b. Kedudukan dalam Hierarki Pelayanan Kesehatan
Dalam urutan hierarki pelayanan kesehatan, sesuai SKN maka puskesmas
berkedudukan pada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama. Maksud
dari pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah fasilitas, sedangkan
dalam hal pengembangan pelayanan kesehatan, puskesmas dapat
meningkatkan dan mengembangkan diri ke arah modernisasi sistem
pelayanan kesehatan di semua lini, baik promotif, preventif, kuratif,
maupun rehabilitatif sesuai kebijakan Renstra daerah II di bidang
kesehatan. Berikut ini contoh Renstra di berbagai bidang.
1) Bidang promotif, puskesmas dimungkinkan menggunakan LCD
projector sebagai sarana penyuluhan kesehatan dengan memanfaatkan
teknologi terkini yang bersifat interaktif menggunakan perangkat
audiovisual multimedia.
2) Bidang penunjang kuratif, puskesmas dapat mengembangkan
laboratorium modern dengan menggunakan elektro fotometri, USG,
EEG, dan lainnya secara bertahap, agar mutu pelayanan meningkat dan
masyarakat dapat menikmati berbagai pelayanan kesehatan di
puskesmas.
3) Bidang pengembangan SDM petugas, pimpinan puskesmas dapat
mengupayakan nursing review dan prosedur tetap pelayanan
keperawatan, agar upaya kuratif lebih bermutu dan dapat di
pertanggungjawabkan.
4) Bidang preventif, puskesmas dapat mengembangkannya dalam bentuk
pembuatan brosur seperti brosur jadwal imunisasi, pencegahan DBD,
pencegahan diare, dan lainnya sesuai skala prioritas dan kondisi
masing-masing puskesmas.
5) Bidang rehabilitatif, juga dapat dikembangkan transfer pengetahuan
kesehatan kepada khalayak berupa brosur seperti brosur jadwal makan
untuk penderita diabetes melius saat berpuasa dan lainnya.
5. Organisasi Puskesmas
a. Unsur Pimpinan (Kepala Puskesmas)
Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk memimpin,mengawasi, dan
mengkoordinasi kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan
struktural dan jabatan fungsional.
b. Unsur Pembantu Pimpinan (Kepala Urusan Tata Usaha)
Mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang kepegawaian, keuangan,
perlengkapan, serta surat-menyurat, pencatatan, dan pelaporan.
c. Unsur Pelaksana
1) Unit yang terdiri atas tenaga atau pegawai dalam jabatan fungsional.
2) Jumlah unit tergantung kepada kegiatan, tenaga, dan fasilitas tiap
daerah.
3) Unsur pelaksana terdiri atas unit I, II, IV, V, VI, dan VII.
Unit I. Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan
kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, Keluarga Berencana, dan
perbaikan gizi.
Unit II. Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan
kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit khususnya
imunisasi, kesehatan lingkungan, dan laboratorium.
Unit III. Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan
kegiatan kesehatan gigi dan mulut, serta kesehatan tenaga kerja dan
lanjut usia (lansia).
Unit IV. Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan
kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan
olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata, dan kesehatan khusus
lainnya.
Unit V. Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan
kegiatan di bidang pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan
masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat.
Unit VI. Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan
kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap (puskesmas
perawatan).
Unit VII. Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan
pengelolaan farmasi.
Kepala Puskesmas
RS Provinsi
RS Kabupaten
Puskesmas Kecamatan
Puskesmas Kelurahan
Posyandu
Gambar 2. Level Pelayanan Kesehatan
6. Visi dan Misi Puskesmas
a. Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat.
Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan
yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni :
1) Masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat.
2) Memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata
3) Memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
b. Misi Puskesmas
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional.
Misi tersebut adalah :
1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya.
2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya.
3) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya (Depkes RI, 2004).
c. Tujuan
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas, agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi tingginya.
7. Manajemen Puskesmas
Manajemen puskesmas dapat digambarkan sebagai suatu rangkaian kegiatan
yang bekerja secara senergik, sehingga menghasilkan keluaran yang efisien
dan efektif. Manajemen puskesmas tersebut terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban.
Seluruh kegiatan diatas merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan
berkesinambungan (Depkes RI, 2006).
a. Perencanaan Puskesmas
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja pusksesmas. Rencana
tahunan puskesmas dibedakan atas dua macam. Pertama, rencana tahunan
upaya kesehatan wajib. Kedua, rencana tahunan upaya kesehatan
pengembangan.
b. Penggerakkan Pelaksanaan
Puskesmas melaksanakan serangkaian kegiatan yang merupakan
penjabaran lebih rinci dari rencana pelaksanaan kegiatan. Penyelenggaraan
penggerakan pelaksanaan puskesmas melalui instrumen lokakarya mini
puskesmas yang terdiri dari :
1) Lokakarya mini bulanan adalah alat untuk penggerakan pelaksanaan
kegiatan bulanan dan juga monitoring bulanan kegiatan puskesmas
dengan melibatkan lintas program intern puskesmas.
2) Lokakarya mini tribulanan dilakukan sebagai penggerakan pelaksanaan
dan monitoring kegiatan puskesmas dengan melibatkan lintas sektoral,
Badan Penyantun Puskesmas atau badan sejenis dan mitra yang lain
puskesmas sebagai wujud tanggung jawab puskesmas perihal kegiatan.
1) Pengawasan
Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal dan
eksternal. Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan
langsung. Pengawasaneksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas
kesehatan kabupaten/kota serta berbagai institusi pemerintah terkait.
Pengawasan mencakup aspek administratif, keuangan dan teknis
pelayanan. Apabila pada pengawasan ditemukan adanya
penyimpangan, baikterhadap rencana, standar, peraturan perundangan-
undangan maupun berbagai kewajibanyang berlaku, perlu dilakukan
pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2) Pertanggungjawaban
Pada setiap akhir tahun anggaran, kepala puskesmas harus membuat
laporanpertanggungjawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan
kegiatan, serta perolehan danpenggunaan berbagai sumberdaya
termasuk keuangan. Laporan tersebut disampaikankepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota serta pihak-pihak terkait lainnya,
termasukmasyarakat melalui Badan Penyantun Puskesmas. Apabila
terjadi penggantian kepalapuskesmas, maka kepala puskesmas yang
lama diwajibkan membuat laporanpertanggungjawaban masa
jabatannya.
b. Azaz Penyelenggaraan
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan
harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas
penyelenggaraan puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi
puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar
dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya
puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan
pengembangan. Azas penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud adalah:
1) Azas pertanggungjawaban wilayah
Azas penyelenggaraan puskesmas yang pertama adalah
pertanggungjawaban wilayah. Dalam arti puskesmas bertanggungjawab
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di
wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas harus melaksanakan berbagai
kegiatan, antara lain sebagai berikut:
a) Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan,
sehingga berwawasan kesehatan
b) Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya
c) Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan
oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya
d) Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara
merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.
3) Azas keterpaduan
Azas penyelenggaraan puksesmas yang ketiga adalah keterpaduan. Untuk
mengatasiketerbatasan sumberdaya serta diperolehnya hasil yang optimal,
penyelenggaraan setiapupaya puskesmas harus diselenggarakan secara
terpadu, jika mungkin sejak dari tahapperencanaan. Ada dua macam
keterpaduan yang perlu diperhatikan, yakni:
a) Keterpaduan lintas program. Keterpaduan lintas program adalah upaya
memadukan penyelenggaraan berbagaiupaya kesehatan yang menjadi
tanggungjawab puskesmas. Contoh keterpaduan lintasprogram antara
lain: (1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS): keterpaduan KIA
dengan P2M, gizi, promosi kesehatan, pengobatan. (2)Upaya Kesehatan
Sekolah (UKS): keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi
kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja
dankesehatan jiwa.
b) Keterpaduan lintas sektor. Keterpaduan lintas sektor adalah upaya
memadukan penyelenggaraan upayapuskesmas (wajib, pengembangan
dan inovasi) dengan berbagai program dari sektorterkait tingkat
kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia
usaha.Contoh keterpaduan lintas sektor antara lain:Upaya Kesehatan
Sekolah: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,lurah/kepala desa,
pendidikan, agama
4) Azas rujukan
Azas penyelenggaraan puskesmas yang keempat adalah rujukan. Sebagai
sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki
oleh puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan langsung dengan
masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatannya. Untuk
membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut
dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap
upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) harus ditopang oleh
azas rujukan.
10. Pembiayaan
Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatanmasyarakat yang menjadi tanggungjawab puskesmas, perlu
ditunjang dengan tersedianyapembiayaan yang cukup. Pada saat ini ada
beberapa sumber pembiayaan puskesmas, yakni:
a. Pemerintah
Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan yang berasal dari
pemerintahterutama adalah pemerintah kabupaten/kota. Di samping itu
puskesmas masih menerima dana yang berasal dari pemerintah provinsi dan
pemerintah pusat. Dana yang disediakan oleh pemerintah dibedakan atas dua
macam, yakni:
1) Dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan gedung,
pengadaanperalatan serta pengadaan obat.
2) Dana anggaran rutin yang mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung
dan peralatan pembelian barang habis pakai serta biaya operasional.
Setiap tahun kedua anggaran tersebut disusun oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untukdiajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan ke pemerintah
kabupaten/kota untuk seterusnyadibahas bersana DPRD kabupaten/kota.
Puskesmas diberikan kesempatan mengajukankebutuhan untuk kedua
anggaran tersebut melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
b. Pendapatan Puskesmas
Sesuai dengan kebijakan pemerintah, masyarakat dikenakan kewajiban
membiayai upayakesehatan perorangan yang dimanfaatkannya, yang
besarnya ditentukan oleh pemerintahdaerah masing-masing (retribusi). Pada
saat ini ada beberapa kebijakan yang terkait denganpemanfaatan dana yang
diperoleh dari penyelenggraan upaya kesehatan perorangan ini,yakni:
1) Seluruhnya disetor ke Kas Daerah. Untuk ini secara berkala puskesmas
menyetor langsung seluruh dana retribusi yangditerima ke kas daerah
melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
2) Sebagian dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas. Beberapa daerah
tertentu membenarkan puskesmas menggunakan sebagian dari danayang
diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan, yang
lazimnyaberkisar antara 25 – 50% dari total dana retribusi yang diterima.
Penggunaan danahanya dibenarkan untuk membiayai kegiatan operasional
puskesmas. Penggunaan dana tersebut secara berkala
dipertanggungjawabkan oleh puskesmas ke pemerintah daerah melalui
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
3) Seluruhnya dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas. Beberapa
daerah tertentu lainnya membenarkan puskesmas menggunakan
seluruhdana yang diperolehnya dari penyelenggaraan upaya kesehatan
perorangan untukmembiayai kegiatan operasional puskesmas. Dahulu
puskesmas yang menerapkanmodel pemanfaatan dana seperti ini disebut
puskesmas swadana. Pada saat ini sesuaidengan kebijakan dasar
puskesmas yang juga harus menyelenggarakan upayakesehatan
masyarakat yang dananya ditanggung oleh pemerintah, diubah
menjadipuskesmas swakelola. Dengan perkataan lain puskesmas tidak
mungkin sepenuhnya menjadi swadana. Pemerintah tetap berkewajiban
menyediakan dana yakni untukmembiayai upaya kesehatan masyarakat
yang memang menjadi tanggungjawabpemerintah.
c. Sumber Lain
Pada saat ini puskesmas juga menerima dana dari beberapa sumber lain
seperti:
1) PT. ASKES yang peruntukkannya sebagai imbal jasa pelayanan yang
diberikan kepadapara peserta ASKES. Dana tersebut dibagikan kepada
para pelaksana sesuai denganketentuan yang berlaku.
2) PT. (Persero) Jamsostek yang peruntukannya juga sebagai imbal jasa
pelayanankesehatan yang diberikan kepada peserta Jamsostek. Dana
tersebut juga dibagikankepada para pelaksana sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
3) JPSBK/PKPSBBM
Untuk membantu masyarakat miskin, pemerintah mengeluarkan dana
secara langsung kepuskesmas. Pengelolaan dana ini mengacu pada
pedoman yang telah ditetapkan. Apabila sistem Jaminan Kesehatan
Nasional telah berlaku, akan terjadi perubahan pada sistempembiayaan
puskesmas. Sesuai dengan konsep yang telah disusun, direncanakan pada
masayang akan datang pemerintah hanya bertanggungjawab untuk
membiayai upaya kesehatanmasyarakat, sedangkan untuk upaya kesehatan
perorangan dibiayai melalui sistem JaminanKesehatan Nasional, kecuali
untuk penduduk miskin yang tetap ditanggung oleh pemerintahdalam
bentuk pembayaran premi. Dalam keadaan seperti ini, apabila puskesmas
tetap diberikankesempatan menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan, maka puskesmas akan menerimapembayaran dalam bentuk
kapitasi dari Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional.Untuk itu
puskesmas harus dapat mengelola dana kapitasi tersebut sebaik-baiknya,
sehingga disatu pihak dapat memenuhi kebutuhan peserta Jaminan
Kesehatan Nasional dan di pihak laintetap memberikan keuntungan bagi
puskesmas. Tetapi apabila puskesmas hanyabertanggungjawab
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, maka puskesmas hanya
akan menerima dan mengelola dana yang berasal dari pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA