VOLVULUS NEONATUS
Pembimbing :
dr. Erlentina Sembiring
dr. Dewi Fatmawati
Disusun oleh :
dr. Fariza Andriyawan
1
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Bayi Ny Asmiah
Umur : 2 Hari
Agama : Islam
Suku : Madura
Alamat : Mempawah
Pekerjaan :-
Status :-
No RM : 204523
jam masuk : 23.05 WIB
Tgl masuk RS : 26 September 2018
III. ANAMNESA6
(dilakukan secara Alloanamnesis oleh Ayah dan Keluarga di IGD RSUD dr. Rubini
Mempawah)
Tanggal : 26 September 2018
Jam : 23 15 WIB
Keluhan utama
Belum BAB Sejak Lahir (> 24 jam) perut menegang.
Onset : sejak 10 jam yang lalu
Lokasi : abdomen
2
Riwayat Penyakit Sekarang / Kronologis
Pasien baru lahir tanggal 25 September 2018 pukul 06.00 pagi. Sejak Lahir sampai
pasien dating Ke IGD menurut keluarga pasien belum ada BAB. Keadaan pasien semakin
lama semakin melemah dimana yang awalnya menangis kini hanya merintih.Saat datang
perut pasien terlihat dan teraba tegang serta mengeras. Menurut keluarga, pasien hanya
muntah-muntah saja ada 4 kali, awalnya berwarna coklat gelap, kemudian berwarna putih.
Awalnya keluarga hanya bilang diberi ASI dan Sufor tidak ada diberi makan, namun
akhirnya mengaku bahwa siang sore tanggal 25 September 2018 pasien ada diberi sufor
dicampur bubur Sun supaya pasien kenyang menurutnya dikarenakan ibu pasien ASInya
belum banyak keluar.Demam (-), Kejang (-), BAK (+), perut pasien sempat diurut oleh
dukun kampung sebelumnya namun perutnya semakin menegang, pasien lalu segera
dibawa Keluarga ke RSUD. Dr. Rubini mempawah.
Tidak ada riwayat penyakit yang sama sebelumnya. Pasien lahir Dibidan usia kehamilan
Riwayat Pengobatan
3
Vital Sign
TD :-
Nadi : 141 x / menit, regular, isi dan tegangan cukup
RR : 50 x / menit, regular, thorakoabdominal
Suhu : 36,8 C
SpO2 : 98 %
Status generalis :
Kepala : bentuk : Normocephal,
Mata : Ca -/-, SI -/-
Hidung : nafas cuping (-), deformitas (-), secret (-)
Leher :, pembesaran limfonodi (-)
Paru
- Inspeksi : Pengembangan paru simetris kiri sama dengan kanan, tidak tampak adanya
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, taktil fremitus simetris kiri sama dengan kanan
- Perkusi : -
Jantung
Perkusi :-
Abdomen
4
Perkusi : hipertimpani
Genitalia :
Ekstremitas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Lengkap
Hb 15,2 gr/dl
Ht 46%
Eritrosit 4,55 106
Leukosit 17.100
Trombosit 146.000
GDS 154 mg/dl
Rontgen Baby Gram
5
DIAGNOSIS
- Distensi Abdomen e.c Susp Volvulus / dd Susp Intususepsi
- Susp Atresia Ani
Rencana Terapi
Airway
Jalan nafas Clear
Breathing
Periksa kadar oksigen, bila hipoksia berikan oksigen 0,5 - 1 ltr/mnt.
Circulation
Pasang infus pada sisi yang sehat
Konsul dokter anak
FARMAKOTERAPI NONFARMAKOTERAPI
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad malam
Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
6
PEMBAHASAN
Volvulus merupakan kelainan berupa puntiran dari segmen usus terhadap usus itu
sendiri, mengelilingi mesenterium dari usus tersebut dengan mesenterium itu sendiri
Pada laporan kasus berikut adalah kasus anak laki-laki berusia 2 Hari dengan
keluhan abdominal distensi dan didiagnosis dengan Susp Volvulus dd Susp Intususepsi.
jam sebelum masuk rumah sakit setelah pasien pergi berobat di tukang urut karena dikira
kembung biasa. Beberapa jam sebelum nya pasien ada diberi Susu formula di campur
bubur Sun. Pasien juga belum ada BAB sejak pasien dilahirkan. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa nyeri merupakan manifestasi utama yang dirasakan pasien dengan volvulus, meski
distensi pada pasien ini saling tumpang tindih antara volvulus, intususepsi, dan diagnosa
Selain distensi pada kasus ini, pasien juga mengeluhkan adanya mual dan muntah
yang muncul bukan saat ingesti, ini sesuai dengan teori dimana mual dan muntah
menunjukkan adanya tanda-tanda obstruksi,, selain itu pasien juga mengeluhkan belum
Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya perubahan bentuk dari abdomen berupa
sedikit cembung dan tegang dimana sebelumnya orang tua pasien mengatakan perut pasien
semakin lama semakin tegang yang awalnya dikira kembung biasa, peristaltik menurun,
ini menandakan adanya obstruksi. Serta adanya nyeri tekan seluruh abdomen.
trombosit (146 x 10 3/ul), Eritrosit (4,5 x 106), glukosa (154 mg/dl). Hal ini menunjukkan
7
terjadinya suatu respon infeksi pada pasien, dimana temuan ini (leukositosis)
Diagnosis dari volvulus sendiri jarang ditegakkan hanya dari anamnesis dan
scan abdomen,Namun karena di RSUD Rubini belum ada maka hanya dilakukan Rontgen
Baby Gram dimana dapat ditemukan tanda berupa “Coffee Bean Appereance”, dimana
Pada saat dilakukan Konsul ke dokter Anak segera diberi intruksi tatalaksana
simptomatik dan segera rujuk ke dokter Bedah Anak, untuk dilakukan anastomosis end-
to-end dari jejunoileal, dimana teknik ini dilakukan jika suatu segmen dari usus tidak dapat
diselamatkan (dalam hal ini, nekrosis jejunoileal akibat torsi volvulus). Namun tindakan
ini dapat mengganggu intake makanan dari pasien setelah dilakukan operasi (Short Bowel
Syndrome), terlebih lagi, pasien masih neonatus dimana dibutuhkan nutrisi lebih untuk
masa pertumbuhan.
8
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Volvulus merupakan kelainan berupa puntiran dari segmen usus terhadap usus
itu sendiri, mengelilingi mesenterium dari usus tersebut dengan mesenterium itu
B. Anatomi
sederhana dengan beberapa benjolan. Bakal lambung, pada saat ini, berupa suatu
pelebaran kerucut, sedangkan bakal sekum ditandai dengan pelebaran yang asimetris.
Pada usia janin bulan kedua dan ketiga, terjadi suatu proses yang dapat menimbulkan
cacat bawaan pada bayi dikemudian hari. Intestinal fetal mengalami perkembangan
yang pesat saat kehamilan umur 4-8 minggu. Arteri mesenterika superior yang
berfungsi memperdarahi usus halus dan kolon proksimal berperan sebagai aksis rotasi.
Usus tumbuh dengan cepat, memperluas diri dan berada dalam tali pusat (umbilical
coelom) serta membentuk umbilical loop. Masih dalam perkembangan awal, umbilical
loop diposisikan dengan arah sagital (Gambar 2.1). Pada perkembangan berikutnya,
dapat terbentuk suatu duktus omfalomesenterik yang jika tidak terkonstriksi akan
sebanyak 90° searah jarum jam, sehingga umbilical loop berada di posisi horizontal.
Kira-kira minggu ke-5 dan 6, Umbilical loop terus memanjang hingga mencapai
panjang maksimum (Gambar 2.2). Kelainan kongenital yang dapat terbentuk adalah
9
Gambar 2.1 Fase embriologi 3 : (1) bakal lambung, (2) mesenterium, (3)
peritoneum parietal, (4) intestinal loop, (5) duktus omfalomesenterika, (6)
sekum.
Kemudian, sewaktu usus menarik diri masuk kembali ke rongga perut yang
didahului intestinal loop, duodenum, dan sekum berputar di dorsal arteri dan vena
sekum terletak di fosa iliaka kanan, dan dikelilingi oleh kolon yang membentang
horizontal dan kolon desenden. Putaran atau rotasi dengan arah berlawanan jarum jam
3
yang terbentuk sudah melebihi 180°.
10
Setelah Intestinal loop kembali ke rongga perut, rotasi terus berlanjut,
melebihi 270°, kira-kira minggu ke-9 hingga 11, sehingga mesenterium juga berotasi
dan akan berpindah kebagian inferior duodenum dan usus halus (Gambar 2.3).
dinding belakang, atau sekum tidak berada di kanan bawah perut melainkan lebih jauh
ke kranial atau sekum ada di tempat normal, tetapi tidak stabil dan tidak terpancang
(disebut dengan sekum mobile atau mudah digerakan). Hal ini disebabkan oleh
malrotasi atau non rotasi dari pertumbuhan dan perkembangan intestinal loop.3
Gambar 2.3 Fase embriologi3 ; Intestinal Loop telah masuk ke rongga perut,
terus memanjang dan berkembang serta berotasi hingga putaran lengkap 270°: (1)
lambung, (2) mesenterium, (3) peritoneum parietal, (4) intestinal loop, (5) duktus
omfalomesenterika, (6) sekum.
C. Etiologi
Konsep etiologi dari volvulus intestinal berdasarkan fakta bahwa usus ketika
terjadi distensi akan mengalami elongasi. Ketika usus mengalami distensi, usus akan
Jadi sangat jelas bahwa agar terjadi volvulus, maka usus harus terisi udara agar
dapat mengambang dan berputar. Colon yang penuh dengan feses tidak bisa
11
mengambang dan berputar, tetapi dapat berputar dengan sendirinya (disebut false
volvulus). 4
parkinson dan penyakit neurologis lain, chagas disease, stroke, dan ischemic colitis.4
D. Klasifikasi
letaknya. Berdasarkan munculnya, volvulus dapat terjadi secara primer atau sekunder.
volvulus caecum, dan volvulus sigmoid. Volvulus sekunder, yang lebih bervariasi
1. Volvulus gaster
Volvulus gaster merupakan kasus yang jarang terjadi, namun merupakan salah
satu kegawatan karena menyebabkan inkarserata dan strangulasi. Volvulus gaster oleh
- Organoaksial
junction dan bagian antrum pilorus berotasi kearah yang berbeda dengan rotasi
bagian fundus. Volvulus gaster jenis ini lebih sering didapatkan dibandingkan
kasus jenis mesenterikoaksial, yaitu 59% dari seluruh kasus volvulus gaster.
12
Komplikasi berupa inkarserasi dan strangulasi lebih sering dijumpai pada tipe ini.
6,7
- Mesenterikoaksial
tipe ini tidak berhubungan dengan defek diafragmatika dan jarang menimbulkan
- Kombinasi
ditemukan.6
A B
yaitu idiopatik (tipe 1) dan kongenital (tipe2). Tipe 1 atau tipe idiopatik lebih sering
terjadi dibandingkan tipe 2, yaitu sebanyak 2 dari 3 kasus dan lebih sering terjadi
pada orang dewasa. Tipe ini terjadi oleh karena abnormalitas kelenturan dari
Abnormalitas ini menyebabkan bagian cardia dan pilorus gaster menjadi dekat
13
ketika gaster penuh dengan makanan, sehingga mempermudah terjadinya
volvulus.6
Tipe 2 atau tipe kongenital disebabkan oleh defek kongenital berupa defek
pada diafragmatika 43%, ligamen 32%, perlekatan abnormal 9%, asplenisme 5%,
malformasi usus kecil dan usus besar 4%, stenosis pilorus 2%, distensi kolon 1%
dan atresia rektal 1%. Penyebab kelainan neuromuskular seperti poliomielitis juga
2. Volvulus Midgut
jejunum, ileum, sekum, apendiks, kolon asending, kolon bagian fleksura hepatik dan
kolon transversal pada manusia pasca lahir. Volvulus midgut merupakan keadaan yang
disebabkan oleh kegagalan atau malrotasi intestinal loop saat masa embriologi dan
obstruksi pada proksimal jejunum dan juga memotong suplai darah ke midgut.9
Volvulus midgut dapat muncul di segala usia, walaupun lebih sering ditemukan
pada minggu pertama setelah kelahiran. Muntah bilier biasanya tanda pertama dari
volvulus, dan semua bayi dengan muntah bilier harus dievaluasi dengan seksama untuk
memastikan tidak terdapat malrotasi intestinal dengan volvulus. Diagnosis ini harus
muncul dalam pikiran petama kali jika pasien rewel dan ada muntah bilier. Jika kondisi
ini dibiarkan, gangguan vaskularisasi midgut akan berakhir dengan iskemik midgut.
Sebagai tambahan, jika terdapat adanya iskemik lebih lanjut dari usus, maka akan
terjadi eritem dan edema pada dinding abdomen yang dapat berlanjut pada syok dan
kematian. 9
14
3. Volvulus Sekum
Volvulus sekum terjadi akibat adanya kelainan bawaaan berupa fiksasi yang
tidak sempurna dari kolon bagian kanan sehingga kolon ascenden tidak normal.
Volvulus sekum melibatkan distal ileum dan colon ascending, dimana keduanya
saling terpuntir. 9
Pada kasus volvulus sekum,akan ditemukan nyeri kolik intermiten pada perut
kanan. Nyeri biasanya berkelanjutan, disetai muntah, serta penurunan gas dan feses
terkadang ditemukan massa timpani. Dari anamnesis, terdapat riwayat serangan yang
sama tapi lebih ringan, sehingga diagnossis volvulus sekum kronik dapat ditegakkan,
Volvulus kolon transversal sangat jarang. dari angka kejadian seluruh volvulus
kolon sejak 1930, hanya sekitar 4% merupakan volvulus kolon transversal. Faktor
predisposisi meliputi adanya mesokolon yang panjang serta jarak yang dekat antara
kolon bagian fleksura hepatik dan bagian fleksura splenik atau interposisi
15
dapat memperpanjang dan memperluas kolon transversal sehingga beresiko terjadi
volvulus. 4
5. Volvulus sigmoid
dibandingkan dengan volvulus lainnya, terhitung 66% dari total kasus volvulus.
Volvulus ini terjadi akibat panjangnya segmen usus disertai dengan basis mesenterium
yang pendek. 3
Konsep etiologi dari volvulus ini berdasarkan fakta bahwa ketika usus distensi,
usus tersebut akan memanjang, dan ketika terjadi pertambahan panjang dan disertai
dengan mesenterium yang pendek, maka usus tersebut akan terputar. Volvulus sigmoid
yang akut, yang gejalanya dapat dibedakan dengan tanda dan gejala yang disebabkan
oleh kanker dari colon distal. Biasanya terdapat nyeri abdomen yang muncul secara
tiba-tiba, vomitus, dan obstipasi. Abdomen biasanya menjadi distensi dan timpani. 8
Dari riwayat, mungkin ditemukan nyeri abdomen akut yang hilang dengan
sendirinya.8
E. Patofisiologi
intestinal fetal yang pesat, dimana terjadi pemanjangan dan perkembangan tube serta
rotasi hingga 270°. Jika loop duodenum tetap berada pada sisi kanan abdomen dan
loop sekokolik berada pada bagian kiri dari arteri mesenterika superior terjadilah
nonrotasi dari intestinal loop. Malrotasi terjadi jika terdapat gangguan rotasi duodenal,
yang seharusnya lengkap 270° menjadi hanya 180° dan loop sekokolik kehilangan
16
rotasi 180° dari rotasi normalnya, menyebabkan sekum terletak diatas (mid abdomen)
tangkai peritoneal yang disebut Ladd’s Bands. Ladd’s Bands merupakan jaringan
fibrosis dari peritoneal yang melekatkan sekum di dinding abdomen dan menimbulkan
obstruksi pada duodenum serta khas terdapat pada malrotasi intestinal. Malrotasi dari
intestinal loop dapat bersifat asimptomatik, namun beresiko terhadap adanya volvulus
Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan dan gas
(70% dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan intralumen, yang menurunkan
pengaliran air dan natrium dari lumen ke darah. Peregangan usus yang terus menerus,
pengurangan curah jantung, penurunan perfusi jaringan dan asidosis metabolik. Efek
lokal peregangan usus adalah iskemia akibat distensi dan peningkatan permeabilitas
response syndrome).11,12
17
Gambar 2.6 Sekum letak tinggi akibat malrotasi saat masa embriologi;
disertai Ladd’s Bands yang menyebabkan obstruksi duodenum13
F. Manifestasi Klinis
1. Anamnesis
Volvulus gaster yang akut bermanifestasi adanya nyeri pada epigastrium yang
sifatnya akut, nyeri dada yang sifatnya tajam, distensi abdomen dan biasanya juga
adanya obstruksi saluran cerna bagian atas, yaitu adanya nyeri, muntah tanpa
pengeluaran isi lambung (isi lambung naik ke esofagus namun tidak memasuki
faring sehingga tidak terjadi pengeluaran isi lambung) dan pipa nasogastrik yang
merasa kenyang saat makan. Pasien juga mengeluhkan adanya sulit napas, nyeri
dada dan disfagia. Karena gejala ini tidak khas maka pasien seringkali didiagnosis
klinis berupa muntah yang tidak berwarna kehijauan (nonbilious emesis), distensi
18
pada bagian epigastrium dan nyeri perut, sedangkan pada bayi kurang dari 1 tahun
Berbeda dengan volvulus pada gaster, manifestasi klinis yang khas dari
volvulus sekum adalah tanda tanda obstruksi saluran cerna, disertai distensi
gejala yang hampir sama. Manifestasi klinis utama yang sering dikeluhkan adalah
nyeri perut, distensi perut disertai tidak bisa flatus dan buang air besar (konstipasi
kronis). Pada volvulus sigmoid, episode gejala yang pertama dapat hilang atau
sembuh sendiri. Namun gejala tersebut dapat timbul kembali. Setiap episode
berikutnya volvulus lebih mungkin terjadi kembali dan sulit untuk kembali.1,12
Kasus volvulus pada bayi, manifestasi klinis yang sering terjadi dan
hingga terbukti adanya penyebab lain. Pada anak yang lebih besar, gejala sifatnya
tidak jelas meliputi muntah kronis dengan kram perut. Gejala lain yang muncul
darah dan muntah darah. Anak dengan gejala tersebut seringkali terdiagnosis
dengan iritable bowel syndrome, ulkus peptikum, batu ginjal atau psikogenik.2
19
2. Pemeriksaan Fisik
pemeriksaan abdomen tanpa kelainan, hal ini ditemukan pada 50% pasien,
tanda distensi abdomen. Pada palpasi abdomen yang dalam, mungkin didapatkan
suatu massa akibat statis makanan di usus dan massa puntiran usus. Pada kasus
yang sudah berulang dan tidak ditangani, kejadian iskemia jaringan usus dan
distensi abdomen masif akibat produksi gas berlebihan seringkali ditemukan, juga
hipovolemia.2
Pada volvulus sigmoid, distensi abdomen biasanya bersifat masif, besar dan
penimbunan gas yang berlebihan. Pada inspeksi dan palpasi abdomen, biasanya
kontur sigmoid dapat tampak atau teraba di dinding abdomen seperti ban mobil (de
jong). Jika didapatkan tanda-tanda peritonitis maka curiga adanya ruptur pada usus.
Jika perforasi sudah berlanjut menjadi peritonitis maka juga mungkin didapatkan
tanda toksisitas sistemik atau SIRS. Adanya komplikasi dicurigai jika ditemukan
bising usus. Monitoring terhadap tanda vital sangat penting untuk memantau
G. Diagnosis Banding
20
kemih, batu saluran kemih dan ulkus peptikum. Distensi abdomen juga terdapat pada
obstruksi usus. Pada bayi dan anak, diagnosis banding yang perlu dipertimbangkan
H. Diagnosis
pemeriksaan penunjang.
Secara garis besar pada anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan gejala dan
klinis)
1. Pemeriksaan Laboratorium
elektrolit darah dan gula darah. Pemeriksaan penunjang laboratorium tidak banyak
yang meningkat dapat timbul pada dehidrasi. Selain itu dapat ditemukan adanya
21
gangguan elektrolit. Analisa gas darah menunjukan abnormalitas pada pasien
dengan alkalosis metabolik bila muntah berat, dan metabolik asidosis bila ada
2. Pemeriksaan Radiologis
- Foto Abdomen
duodenum, dengan atau tanpa gas usus serta batas antara udara dengan cairan
baik bagian proksimal maupun distal. Malrotasi dengan volvulus midgut patut
dicurigai bila duodenojejunal junction berada di lokasi yang tidak normal atau
ditunjukan dengan letak akhir dari kontras berada. Foto dengan kontras juga
- Ultrasonografi
namun pada pemeriksaan ini dapat didapatkan cairan intraluminal dan edema
22
- CT scanning
volvulus. “The Whirl Sign” merupakan gambaran khas pada CT scan yang
menunjukan adanya volvulus. Arah putaran volvulus juga dapat dilihat pada
CT scan. 2,15,16
23
Gambar 2.8 CT Scan menunjukan gambaran khas “The Whirl Sign” (panah);
Volvulus intestinal (kanan) 18 dan Volvulus Midgut (kiri)17
ditegakan melalui gambaran radiologi dengan karakteristik coffe bean atau tear
drop (bascule) appearances. Foto dengan kontras barium beresiko terjadi perforasi
karena agar kontras barium mencapai kolon bagian kanan, insuflasi yang ekstensif
diperlukan. Namun jika diagnosis belum dapat dipastikan dari foto, kontras water
Gambar 2.9 Coffee bean appearance; gambaran di tengah bawah abdomen terlihat
dilatasi usus; khas pada volvulus sekum dan sigmoid. 1
24
Berdasarkan penelitian, volvulus sigmoid paling sering terjadi diantara
loop". Pada kasus yang meragukan, foto dengan kontras dapat menunjukan adanya
kolon sigmoid.1
Gambar 2.10 Bird’s Beak appearance; foto kontras khas pada volvulus
sigmoid dan sekum. 18
I. Penanganan
1) Resusitasi
volvulus, letak volvulus dan kemudian mencegah adanya nekrosis jaringan dan
syok hipovolemik akibat muntah dan kehilangan cairan di abdomen. SIRS juga
25
untuk dekompresi volvulus usus besar serta untuk mengurangi obstruksi akibat
2) Volvulus Gaster
melalui defek diafragma, menyedot tekanan dalam torak dan pipa nasogastrik
ke dalam abdomen.6,8
dijahit dengan jahitan interuptus. Defek yang besar dapat diberikan prostesis
yang nekrosis dan terbentuk gangren, maka bagian tersebut harus dihilangkan
3) Volvulus Midgut
Volvulus midgut disebabkan oleh adanya malrotasi akibat kelainan saat masa
26
dilakukan pada prosedur ini karena ikatan peritoneal dianggap dapat menrusak
Detorsi sendiri, pada 75% kasus, diikuti dengan kejadian volvulus kambuhan.
5) Volvulus Sigmoid
sepanjang 10 digit melalui rektum. Metode ini kembali digunakan oleh Gay,
1859, namun tidak banyak diikuti hingga pertengahan abad berikutnya. Di abad
mortalitas akibat operasi tidaklah besar, yaitu sekitar 6%. Arnold et al, juga
27
menambahkan bahwa mortalitas yang tinggi terjadi pada populasi tua.
meninggal akibat keadaan lain atau karena tua. Sedangkan yang dibawah 70
tahun dapat mengalami kejadian ulangan karena masa hidup yang masih lama.
memasukan pipa melalui anus, ukuran 30-36 panjang 50 cm, menuju tempat
barium melalui anus yang dilakukan oleh radiologis ternyata dapat mendetorsi
feses dan gas. Cara lainya adalah dengan menggunakan rektoskopi atau dengan
mengalami satu kali episode kekambuhan dan biasanya ahli bedah melakukan
28
Pasien dengan strangulasi dan nekrosis disarankan untuk dilakukan
Saat ini, pada pasien yang dilakukan operasi emergensi untuk volvulus
sigmoid, ususnya tidak lagi viabel. Oleh karena itu, prosedur pilihannya adalah
anatomis, dimana proksimal rektum dekat dengan distal kolon, akibat basis
6) Volvulus Sekum
disarankan.1,2
dan direkomendasikan pada pasien yang sudah terdapat ganren. Jika sekum
masih viabel maka selamatkan bagian yang sehat dan untuk mencegah
29
abdomen yaitu saluran lateral parakolik atau fiksasi menggunakan lambaian
disarankan. 1,24
7) Pemberian Antibiotik
J. Komplikasi
obstruksi usus. Volvulus sendiri merupakan obstruksi usus yang cepat menyebabkan
inkarserasi dan starngulasi. Isi lumen usus merupakan campuran bakteri yang
mematikan, hasil-hasil produksi bakteri, jaringan nekrotik, yang jika terjadi perforasi
makan akan menyebabkan peritonitis. Namun tanpa terjadi perforasi, bakteri secara
permeabel dapat menuju pembuluh darah dan menyebabkan infeksi yang berlanjut
menjadi sepsis.11
K. Prognosis
Penundaan operasi akan meningkatkan angka mortalitas. Pada pasien dengan nekrosis
30
saluran cerna, reseksi dapat meningkatkan angka kelangsungan hidup. Angka kejadian
kekambuhan juga banyak dilaporkan pada tindakan sekopeksi dan sigmoidopeksi serta
DAFTAR PUSTAKA
3. Sjamsuhidajat, R., de Jong, W. Usus Halus, Apediks, Kolon dan Anorektum. In: Buku
4. Gordon, P.H. Santhat N. Principles and Practice Surgery for the Colon, Rectum, and
5. Williams, N.S. Christopher J.K. Ronnan O. Bailey & Love’s Short Practice of
Emergency Abdominal Surgery. 2nd Edition. New York : Springer. 2005; 121-23
8. Towsend C.M. Daniel B. Mark E. Kenneth L.M. Sabiston Textbook of Surgery: The
31
10. Doherty G.M. Lawrence M. W. Current Surgical Diagnosis & Treatment. McGraw-
14. Cribbs, Randolph K., KW, Gow., ML, Wulkan. Gastric Volvulus in Infants and
15. Shandu, Parmbir., BN. Joe., FV. Coakley., A. Qoyum., EM. Webb., BM. Yeh. Bowel
16. Jabra, A., J.Eng., CG. Zaleski., GE. Abdenour., HV. Voung., UO. Aideyan., EK.
17. Khurana, Bharti. The Whirl Sign. Radiology. 2003; 226: 69-70
18. Feldman, D. The Coffee Bean sign. Radiology. 2000; 216: 178-9
19. Per-Olof Nystrom. Colonic Obstruction. In: Schein’s Common Sense Emergency
32