Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA

“Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Asma”

Dosen pembimbing :
“wiwiek widiatie S.Kep.Ns.M.Kes.”

Disusun oleh : kelompok 7


1. Aqidatul Izza Anniyah (7316001)
2. Nur saidatul fadillah (7316014)
3. Ayuk nur istiqomah (7316025)
4. Ria intan sari (7316017)
5. Nur aini afrohah (7316011)
6. M. ridho (7316022)

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-Nya
akhirnya kami dapat menyelesaikan Makalah keperawatan Keluarga

Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga,
yang diselesaikan sesuai sumber yang diberikan dalam penugasan.

Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul asuhan keperawatan
keluarga dengan asma

Semoga dengan makalah ini dapat menunjang dalam proses belajar. Penulispun
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun penulis harapkan dari pembaca makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan pembaca agar mengetahui atau menambah
wawasan asuhan keperawatan keluarga.

Akhirnya penulis memohon petunjuk dan perlindungan kepada Allah SWT. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Jombang, 25 Maret 2019


DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Asma atau obstruksi jalan napas secara umum terjadi ketika bronkhi mengalami
inflamasi atau peradangan akibat suatu rangsangan atau alergen. Penyakit ini menyebabkan
penyempitan pada saluran pernapasan sehingga menimbulkan kesulitan dalam bernapas,
batuk, dan suara nafas yang mengi, asma dapat terjadi pada siapa saja sembarang golongan
usia. World Health Organization memperkirakan 15 juta disability adjusted life years
(DALYs) setiap tahunnya karena asma. Asma merupakan salah satu penyakit kronik yang
penting di dunia, asma adalah penyakit yang dapat diobati tetapi unik, kadang-kadang sulit
dikendalikan meskipun begitu seharusnya tidak boleh ada yang meninggal karena asma.
Pedoman tatalaksana asma sudah tersedia termasuk untuk negara-negara berkembang.
Kematian akibat asma bervariasi di setiap tempat, sebanyak 225.000 kematian akibat asma
dan 80% terjadi di negara berkembang.

Hasil penelitian International Study on Asthma and Alergies in Childhood pada tahun 2008
menunjukkan, di Indonesia prevalensi gejala penyakit asma melonjak dari sebesar 4,2 persen
menjadi 5,4 persen di jawa tengah 1,5 persen menjadi 2,5 persen dan di surakarta meningkat
dari 1,5 persen menjadi 2 persen. Selama 20 tahun terakhir, penyakit ini cenderung
meningkat dengan kasus kematian yang diprediksi akan meningkat sebesar 20 persen hingga
10 tahun mendatang. WHO memperkirakan di tahun 2015 terdapat 255 ribu penderita
meninggal dunia karena asma (Widjaya, 2010).

1.2. Rumusan Masalah


A. Bagaimana konsep dasar pada penyakit asma?

B. Bagaimana konsep asuhan keperawatan keluarga pada penyakit asma?

1.3. Tujuan
A. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami konsep dasar penyakit asma

B. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami asuhan keperawatan keluarga pada


penyakit asma
BAB II KONSEP TEORI

2.1 Pengertian Asma


Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronkhial yang mempunyai ciri
bronkospasme periodik (kontraksi spasme pada saluran napas) terutama pada
percabangan trakeobronkhial yang dapat di akibatkan oleh berbagai stimulus seperti
oleh faktor biokemikal, endokrin, infeksi, otonomik, dan psikologi (Somantri, 2009).
Dan menurut Davey (2008), asma merupakan keadaan inflamasi kronis yang
menyebabkan obstruksi saluran pernapasan reversible dan gejala berupa batuk, mengi
atau wheezing, dada terasa terikat dan sesak napas.

2.2 Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe,
yaitu :
A. Ekstrinsik (alergik) Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-
faktor pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-
obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering
dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh
karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang disebutkan di
atas, maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik.
B. Intrinsik (non alergik) Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi
terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin
atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi.
Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya
waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema.
Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan.
C. Asma gabungan Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai
karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik.

2.3 Etiologi
Menurut Muttaqin (2008) dan Widjaya (2010) faktor-faktor yang dapat menimbulkan
serangan asma meliputi : Genetik, alergennfeksi saluran pernapasan, tekanan Jiwa,
olahraga atau kegiatan berlebih, obat-obatan, iritan, lingkungan kerja
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya
serangan asma bronkhial.
A. Faktor predisposisi
Genetik Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum
diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit
alerg biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena
adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial
jika terpapar dengan foktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran
pernafasannya juga bisa diturunkan.
B. Faktor presipitasi
Alergen Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan ex: debu, bulu binatang,
serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi
b. Ingestan, yang masuk melalui mulut ex: makanan dan obat-obatan 3.
Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit ex: perhiasan, logam dan
jam tangan
c. Perubahan cuaca Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering
mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor
pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan
dengan musim, seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini
berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu.
d. Stress Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain
itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala
asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami
stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah
pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum
bisa diobati.
e. Lingkungan kerja Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya
serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang
yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu
lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.
f. Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat Sebagian besar penderita asma akan
mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat.
Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena
aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.
2.4 Manifestasi Klinis
Menurut Plottel (2012) manifestasi klinis Asma Bronkhial yaitu : Batuk, bising mengi
(wheezing), napas pendek, dada terasa terikat atau sesak napas (dipsneu), pernapasan
yang tidak nyaman, peningkatan produksi mucus

2.5 Patofisiologi
Menurut Firshein (2006), ketika proses bernapas mengalami gangguan selama asma
seringkali diawali dengan faktor pemicu, seperti allergen, ketika hal tersebut terjadi
maka tubuh akan merespon dengan suatu reaksi sel peradangan yang kuat untuk
melawan. Sel-sel tersebut seperti eosinofil, sel mast, getah bening, basofil, neutrofil,
dan makrofag, sel-sel ini memberikan respon dengan mengeluarkan sejumlah zat
kimia seperti protein-protein dan peroksida beracun yang dimaksudkan meyerang
faktor pemicu, namun juga merusak beberapa jaringan yangmelapisi paru. Lama
kelamaan serangan asma seringan sekalipun terbukti mampu menjadi penyebab atau
menjadi rentan terhadap rangsangan. Sebagai respon kejadian tersebut, jaringan yang
melapisi jalan pernapasan menjadi bengkak dan udara tidak dapat lagi bergerak cepat,
produksi mukus meningkat untuk melindungi jaringan yang rusak, akan tetapi akan
menutupu jalan napas, dan mengurangi kemampuan paru meyerap oksigen. Saraf
simpatis yang terdapat di bronkus, ketika terganggu atau terangsang maka terjadi
bronkokontriksi yang menyebabkan sulit bernapas, hasilnya adalah gejala khas dari
asma, yaitu mengi, napas yang pendek, batuk, berdahak, dan dada terasa sesak.

2.6 Pemeriksaan laboratoriu


Pemeriksaan sputum Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya:

A. Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinopil.

B. Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang
bronkus.

C. Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.

D. Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid
dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.

Pemeriksaan darah
A. Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi
hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.
B. Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH. ! Hiponatremia
dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3 dimana menandakan
terdapatnya suatu infeksi.
C. Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada waktu
serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.

2.7 Pemeriksaan penunjang


1. Pemeriksaan radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan
menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah
dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila
terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut:
A. Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah.
B. Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan
semakin bertambah.
C. Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru
D. Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.
E. Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium,
maka dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.
2. Pemeriksaan tes kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat
menimbulkan reaksi yang positif pada asma.
A. Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3
bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu :
a. perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock
wise rotation.
b. Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB ( Right
bundle branch block).
c. Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan VES
atau terjadinya depresi segmen ST negative.
2.8 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah :
a. Status asmatikus
b. Atelektasis
c. Hipoksemia
d. Pneumothoraks
e. Emfisema
f. Deformitas thoraks
g. Gagal nafas

2.9 Penatalaksanaan
Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :
1. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segara.
2. Mengenal dan menghindari fakto-faktor yang dapat mencetuskan serangan asma
3. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai
penyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya
sehingga penderita mengerti tujuan penngobatan yang diberikan dan bekerjasama
dengan dokter atau perawat yang merawatnnya.
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

3.1. Pengkajian pada keluarga


1. Data keluarga
a. Nama kepala keluarga
b. Alamat rumah dan no telp
c. Pekerjaan
d. Agama dan suku
e. Bhasa sehari-hari
f. Yangkes terdekat
g. Alat transpotasi
h. Setatus kelas sosial
2. Data anggota keluarga : mulai dari nama, hubunggan dengan kk, umur, suku,
pendidikan terakhir, perkejaan saat ini, satatus gizi (tb, bb) setatus kesehatan saat
ini , riwayat penyakit /alergi
3. Tahap dan riwayat perkembangan keluarga
a. Tahap Perkembangan Klg Saat Ini
b. Tugas Perkembangan Keluarga
c. Bila Tdk dijalankan, sebutkan
4. Struktur keluarga
a. Pola Komunikasi
b. Peran Dalam Keluarga
c. Nilai/Norma KLg
d. Pengambilan keputusan dalam keluarga
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi Afektif
b. Fungsi Sosial
c. Fungsi Ekonomi
6. Pola koping keluarga
a. Mekanisme koping
b. Stressor yg dihadapi keluarga

7. Kemampuan keluarga melakukan tugas pemeliharaan kesehatan anggota keluarga


a. Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit asma ?
b. Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan /asma yang dialami anggota
dalam keluarganya ?
c. Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan/ asma yang dialami
anggota dalam keluarganya ?
d. Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan/ asma yang
dialami anggota dalam keluarganya ?
e. Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan ? asma yang dialami
anggota dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat?
f. siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan / asma yang
dialami anggota keluarganya ?
g. Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan / asma yang dialami anggota
keluarganya ?
h. Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan / asma yang dialami
anggota keluarganya secara aktif : (bagaimana bentuk tindakan upaya peningkatan
kesehatan), ?
i. Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan /asma
yang dialami yang dialami anggota keluarganya ?
j. Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan
masalah kesehatan/ asma yang dialaminya ?
k. Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan /asma yang
dialami anggota keluarganya ?
l. Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang
mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan
/asma ?
m. Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat
untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya?

3.2. Pengkajian pada Anggota Keluarga


1. Identitas

a. Nama :

b. Usia :

c. Alamat:

d. Pekerjaan:

2. Riwayat kesehatan yang lalu:


a. Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya.
b. Kaji riwayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap zat/ faktor lingkungan.
c. Kaji riwayat pekerjaan pasien.
3. Aktivitas
a. Ketidakmampuan melakukan aktivitas karena sulit bernapas.
b. Adanya penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan
aktivitas sehari-hari.
c. Tidur dalam posisi duduk tinggi.
4. Pernapasan
a. Dipsnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan.
b. Napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang ditempat tidur.
c. Menggunakan obat bantu pernapasan, misalnya: meninggikan bahu, melebarkan
hidung.
d. Adanya bunyi napas mengi.
e. Adanya batuk berulang.
5. Sirkulasi
a. Adanya peningkatan tekanan darah.
b. Adanya peningkatan frekuensi jantung.
c. Warna kulit atau membran mukosa normal/ abu-abu/ sianosis.
d. Kemerahan atau berkeringat.
6. Integritas ego
a. Ansietas
b. Peka rangsangan
c. Gelisah
7. Nutrisi
a. Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernapasan.
b. Penurunan berat badan karena anoreksia.
8. Hubungan sosial
a. Keterbatasan mobilitas fisik.
b. Susah bicara atau bicara terbata-bata.
c. Adanya ketergantungan pada orang lain.

3.3. Diagnosa Keperawatan


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan: Ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Tujuan: Keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang sakit.

Rencana tindakan:
1) Ajarkan pada keluarga cara perawatan untuk mencegah terjadinya bersihan jalan nafas
yang tidak efektif.
2) Gunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah untuk mencegah terjadinya jalan nafas
yang tidak efektif.
3) Pantau keluarga dalam melakukan perawatan untuk mencegah terjadinya bersihan
jalan nafas yang tidak efektif.
2. Malnutrisi b/d anoreksia Hasil yang diharapkan : menunjukkan peningkatan berat
badan menuju tujuan yang tepat.
Rencana tindakan:
1) Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Catat derajat kerusakan makanan
2) Sering lakukan perawatan oral, buang sekret, berikan wadah khusus untuk sekali
pakai.
3) Berikan oksigen tambahan selama makan sesuai indikasi.
3. Kerusakan pertukaran gas b/d gangguan suplai oksigen (spasme bronkus)
Hasil yang diharapkan ; perbaikan ventilasi dan oksigen jaringan edukuat.
Rencana tindakan:
1) Kaji/awasi secara rutin kulit dan membrane mukosa.
2) Palpasi fremitus
3) Awasi tanda vital dan irama jantung
4) Berikan oksigen tambahan sesuai dengan indikasi hasil AGDA dan toleransi pasien

4. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan : Ketidakmampuan


keluarga mengenal masalah Tujuan: keluarga mengenal masalah yang di alami
anggota keluarganya

Rencana tindakan :

1) Beri informasi mengenai penyakit yang diderita anggota keluarganya

2) Identifikasi kebutuhan da harapan tentang kesehatan


3) Dorong sikap emosi yang sehat dalam menghapi masalah kurang pengetahuan
tentang penyakitnya (Somantri, 2009).
BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronkhial yang mempunyai ciri
bronkospasme periodik (kontraksi spasme pada saluran napas) terutama pada percabangan
trakeobronkhial yang dapat di akibatkan oleh berbagai stimulus seperti oleh faktor
biokemikal, endokrin, infeksi, otonomik, dan psikologi. Penyakit asma dibagi menjadi
beberapa bagian. Disebabkan oleh beberapa factor. Dan dilakukan pemeriksaan tertentu untuk
menangani penyakit asma. Asuhan keperawatan keluarga dapat dilakukan sesuai teori asuhan
keperawatan keluarga pada penyakit asma yang sudah dijelaskan diatas.

4.2. Saran
Selain dari makalah ini diharapkan pembaca mencari literature yang lebih lengkap di
buku maupun diinternet.
DAFTAR PUSTAKA
Davey, Patrick. 2008. At a Glance MEDICINE. Alihbahasa Annisa Rahmalia dan Novianty
R. Jakarta: Gramedia.

Somantri, Irman. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
pernapasan. Edisi ke-2. Jakarta: Salemba Medika.

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gagguan Sistem
pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

Widjaya, Indriani. 2010. Asma. Yogayakarta: Pinang merah

Plottel, Claudia S. 2010. 100 Tanya Jawab Mengenai Asma. Edisi ke-2. Alihbahasa Rizqi
Akbar. Jakarta: Indeks.

Firshein, Richard N. 2006. Memulihkan Asma: Cara Menghentikan Gangguan Asma Secara
Menyeluruh. Alihbahasakan Ali Akbar. Yogyakarta: Indeks.

Anda mungkin juga menyukai