Anda di halaman 1dari 13

ENZIM PENCERNAAN DAN ABSORPSI ZAT MAKANAN

Oleh: Siti Ramla S. Kahar

ENZIM PENCERNAAN

Di dalam tubuh manusia, terdapat suatu kelenjar yang memiliki fungsi


untuk membantu tubuh menjalankan fungsinya. Kelenjar tersebut di namakan
dengan enzim. Terletak di seluruh tubuh manusia, baik dari tulang tengkorak
sampai dengan ekstrimitas. Umumnya enzim bekerja untuk meningkatkan kualitas
kerja tubuh, membantu memproses sesuatu atau membantu dalam mempercepat
pemrosesan tersebut.

Pengertian enzim

Menurut American Pocket Medical Dictionary, "enzim" didefinisikan


sebagai a senyawa organik, seringkali merupakan protein, yang mampu
mempercepat atau memproduksi dengan cara katalitik beberapa mengubah
substrat yang sering spesifik. Dokter medis serta ahli gizi dan ilmuwan yang
tertarik pada enzim makanan menerima definisi umum semacam itu. Mereka
sepakat bahwa manusia, Hewan dan tumbuhan tersusun dari sel dengan berbagai
aktivitas, baik di dalam maupun di luar sel selaput. Semua aktivitas ini
membutuhkan adanya enzim agar berfungsi. Tanpa enzim tidak akan ada aktivitas
seluler (Howel, 1982).

Pada manusia, kita memiliki enzim yang berbeda dalam sistem yang
berbeda. Mereka yang peduli dengan pencernaan adalah dikenal sebagai enzim
pencernaan yang disekresikan oleh kelenjar khusus atau sel mukosa sepanjang
pencernaan jalan. Fungsi utamanya adalah memetabolisme makanan yang tertelan
sehingga komponennya bisa diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh kita. Seluruh
proses pencernaan, penyerapan dan pemanfaatan ini dikenal sebagai "asimilasi".

Menurut Samain et al, (1980), enzim pencernaan diproduksi dan


disekresikan dari hampir semua bagian sistem pencernaan: kelenjar ludah,
kelenjar lingual, perut, pankreas, hati dan usus mukosa. Seringkali langkah
terakhir pencernaan terjadi di villi enterocytes. Ini enzim hampir semua hidrolase.
Pencernaan karbohidrat dimulai di mulut oleh amilase saliva dan berlanjut di usus
kecil oleh amilase pankreas dan usus dan mukosa oligo dan disakarida. Beberapa
karakteristik umum dari enzim pencernaan adalah:

1. Mereka berfungsi paling baik pada pH dan suhu tertentu


2. Mudah dihancurkan oleh suhu tinggi, seperti memasak dan pengolahan
makanan, dan
3. Setelah hancur, dapat dihasilkan kembali.

Tinjauan Enzim Pencernaan

Makanan terutama terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, air, vitamin,


mineral dan trace elemen. Mekanisme asimilasi yang tepat (pencernaan,
penyerapan dan pemanfaatan) sangat rumit, dan enzim pencernaan berperan
penting dalam proses ini. Klasifikasi enzim pencernaan menjadi empat kelompok
utama (Howel, 1982) yakni:

1. Enzim karbohidrat; mencerna karbohidrat yang mungkin monosakarida


sederhana (glukosa, fruktosa dan galaktosa), disakarida (sukrosa, laktosa
dan maltosa) atau polisakarida kompleks (pati dan serat). Produk akhir
adalah monosakarida.
2. Enzim protease; mencerna protein yang kemudian dipecah menjadi
protease, pepton, polipeptida, dipeptida dan akhirnya produk akhir, asam
amino.
3. Enzim lipase; Lemak digest, yang terdiri dari lemak netral (trigliserida),
fosfolipid dan kolesterol. Produk akhir utama pencernaan lemak adalah
asam lemak dan gliserida itu tidak larut dalam air, hanya dengan bantuan
asam empedu yang mayoritas lemaknya diserap melalui sel epitel usus ke
dalam sistem limfatik melalui laktasi villi Sekitar 10% asam lemak diserap
ke dalam darah portal dan dibawa ke hati untuk metabolisme lebih lanjut.
Chylomicrons adalah partikel kecil lemak yang terbentuk dalam darah
selama pencernaan lemak Chylomicrons ditutupi dengan lapisan protein
yang membuat Chylomicrons hidrofilik (larut), memungkinkan tingkat
stabilitas suspensi tertentu dalam media cairan (darah).
4. Enzim selulase; mencerna selulosa, karbohidrat kompleks yang
membentuk kerangka tanaman struktur (serat). Ini tidak memainkan peran
penting dalam manusia dan tidak ditemukan dalam endogen sekresi enzim
pencernaan manusia. Ini mungkin enzim penting dalam herbivora hewan.
5. Enzim laktase; Untuk mencerna susu dan produk susu lainnya seperti keju

Menurut Sari (2015) enzim pencernaan melakukan kinerja di daerah organ


organ pencernaan. Organ pencernaan akan berguna untuk memecah makanan
menjadi bahan bahan memiliki ukuran lebih kecil. Fungsinya adalah agar lebih
mudah dalam melakukan pengolahan. Sehingga tubuh bisa menyerap sari sari
kandungan dan manfaat dari makanan tersebut. Organ yang berperan penting
dalam saluran pencernaan mulut, kerongkongan atau di kenal dengan
eoesophagus, lambung, usus halus, sus besar, anus.
Mulut

Gambar: organ mulut (Sari, 2015).

Segala subtansi yang ada di dalam mulut dan segala bentuk sistem
pencernaan yang memiliki fungsi untuk memecah makanan. Di dalam organ
mulut terdapat enzim yang di namakan dengan enzim amilase. Fungsi enzim
amilase adalah untuk memecah amilum dan glikogen menjadi gula yang lebih
sederhana seperti disakarida atau maltosa (Sari, 2015).

a. Enzim amilase atau ptialin

Mulai dari nasi yang mengandung karbohidrat serta ada zat gula. Amylase
berfungsi memecah zat amilum atau glikogen dari makanan yang masuk ke dalam
tubuh melalui mulut. Sifat dari amylase adalah netral. Bisa di simpulkan bahwa
derajat keasaman atau ph dari enzim ini tergolong normal. Ia bisa merasakan
makanan mana yang pedas, asam, basa, pahit, kecut, dan lain sebagainya.

Selain, membantu melancarkan proses pencernaan makanan fungsi enzim,


juga membantu dalam penginderaan rasa makanan. Makanan yang masuk ke
dalam tubuh akan di kunyah oleh gigi. Kemudian di bolak balik dengan
menggunakan bagian bagian lidah, yang mana di perlancar dan di perhalus kelejar
air ludah. Enzim dalam air ludah di sini juga membantu dalam melancarkan
proses pencernaan. Kemudian dengan bantuan dari gigi dan lidah, membentuk
gerakan peristaltic. Bantuan dari gerakan ini yang memudahkan makanan masuk
ke dalam korongkongan (Sari, 2015).

Lambung

Setelah berasal dari dalam mulut, maka makan akan melanjutkan


perjalanannya ke dalam lambung, pH lambung adalah 4. Segala substansi yang
ada di lambung dan sistem pencernaan berguna untuk memecah makanan yang
masih dalam keadaan kasar dari atas atau perut (Sari, 2015).

a. Enzim pepsin

Terdapat enzim pepsin di sana. Fungsinya adalah untuk membantu memecah


protein menjadi pepton. Jadi ketika makanan yang bentuknya masih kasar, akan
memasuki lambung dan di cerna di sana. Jika ada makanan yang memiliki
kandungan protein, akan di cerna dan di bantu proses pencernaannya oleh enzim
pepsin. Tujuannya adalah berguna untuk mengubahnya menjadi pepton, yakni
merupakan senyawa protein yang memiliki ikatan lebih sederhana (Sari, 2015).

b. Enzim renin

Selain enzim pepsin, dalam lambung juga terdapat enzim rennin. Fungsinya
adalah membantu tubuh untuk mencerna makanan yang berasal dari protein susu
menjadi kasein. Nah jadi begini analoginya, dalam susu terdapat beberapa zat
makanan yang berbeda susunan dan ikatan proteinnya. Focus utama dari enzim
rennin ini adalah membantu pengolahan kaseinogen atau protein susu di ubah
menjadi bentuk yang sederhana, yakni menjadi kasein. Bahan protein dari susu ini
tidak serta merta di ubah saja. Namun juga di bantu dalam penyimpanannya,
yakni dengan cara di endapkan menjadi kasein susu (Sari, 2015).

c. Asam klorida (HCl)

Entah dari enzim rennin maupun pepsin, semuanya tidak akan bisa aktif jika
belum di aktifkan. Maka siapakah yang paling berperan penting di sini?
Jawabannya adalah asam klorida atau HCl. Sebenarnya setiap makanan yang
masuk ke dalam tubuh, akan di olah dan di cek dahulu. Manakah yang masih
mengandung bakteri, nantinya akan mengganggu proses pencernaan? Sebab
bakteri ini akan mati dalam keadaan yang terlalu asam. Oleh sebab itu, HCl ini
berada di dalam urutan terdepan ketika makanan masuk. Setelah dari HCL
memberikan laporan bahwa makanan sudah aman untuk diproses, maka tahapan
selanjutnya adalah mengaktifkan beberapa enzim yang bisa bekerja di dalam
suasana asam. Salah satunya adalah enzim rennin dan pepsin (Sari, 2015).

Pankreas

Meskipun tidak secara langsung mengolah makanan, tapi enzim-enzim yang


berasal dari produksi pancreas memainkan peranan penting. Enzim ini bekerja
dalam lingkungan basa. Terdiri dari enzim amylase, enzim lipase steapsin, serta
enzim tripsin.
Gambar: organ pankreas (Sari, 2015)

a. Enzim amilase
Seperti pada organ mulut tadi, enzim amylase ini merupakan produk dari
pancreas. Sehingga baik bekerja di mana pun, memiliki fungsi yang sama. Yakni
dengan mengubah amilum menjadi bentuk yang sederhana seperti maltose
maupun glukosa. Bahasa sederhananya adalah mengubah polisakarida atau ikatan
gula yang kompleks menjadi glukosa dengan ikatan yang lebih sederhana (Sari,
2015).

b. Enzim Lipase steapsin


Selanjutnya ada enzim lipase steapsin yang membantu untuk pengolahan
makanan di dalam pemrosesan di usus. Fungsi dari enzim ini adalah untuk
membantu mengemulsikan lemak menjadi gliserol dan asam lemak. Keadaan
lemak yang seperti ini akan lebih mudah di serap khasiatnya oleh tubuh. Sebab
bentuk lemak sudah lebih sederhana. Lemak yang sudah di serap ini akan berubah
bentuk menjadi energi. Jika energi yang di gunakan sudah memenuhi kebutuhan,
maka tubuh akan menyimpannya dalam bentuk lain. Misalnya dalam bentuk
glukogen yang di simpan di bawah bagian bagian kulit (Sari, 2015).

c. Enzim tripsin
Lanjutan dari enzim yang sudah bekerja baik di dalam lambung, yakni enzim
pepton. Fungsi utamanya dari enzim ini adalah membantu makanan yang diproses
di dalam tubuh yang sudah di olah menjadi pepton (ikatan protein yang lebih
sederhana) menjadi polipeptida atau biasa di kenal dengan nama asam amino. Nah
dari asam amino ini protein sudah berubah ikatan dan structural yang lebih
sederhana lagi (Sari, 2015).

d. Enzim kimotripsin
Enzim kimotripsin ini memiliki manfaat yang hampir sama dengan enzim
tripsin ini sendiri. Yakni membantu untuk mengubah protein menjadi asam amino
atau protein dalam bentuk yang lebih sederhana (Sari, 2015).

e. Enzim disakarase
Di namakan dengan enzim disakarase karena enzim ini memecah dua molekul
ikatan disakarida menjadi bentuk sakarida yang lebih sederhana atau satu ikatan
saja. Enzim disakarida ini di bagi menjadi 3 bantuk. Antara lain adalah :Enzim
disakarida maltase, pada enzim ini membantu maltose menjadi glukosa dan
glukosa atau dua glukosa. Enzim disakarida sukrase, pada enzim ini membantu
sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Biasanya berguna untuk memecah gula
yang terdapat pada buah buahan atau di sebut dengan gula buah. Enzim disakarida
lactase, pada enzim ini mmbantu laktosa untuk mengubah bentuk menjadi glukosa
dan galaktosa dan glukosa (Sari, 2015).

Usus

Gambar: Organ Usus (Sari, 2015)

Ketika makanan sudah memasuki zona usus manusia, maka


sesuangguhnya makanan sudah masuk ke dalam lingkungan basa. Sebab bagian
usus mansia memiliki derajat keasaman lebih dari 7. Beberapa pakar
menyebutkan angka 10 menjadi angka ph pada lingkungan ini. Sama seperti
beberapa organ yang sudah di sebutkan tadi, bahwa di sini malah lebih kompleks
dalam memecahkan makanan dan memprosesnya menjadi lebih sederhana (Sari,
2015).

a. Enzim enterokinase
Enzim ini menjadi enzim yang istimewa. Sebab secara khusus yang
membantu untuk mengubah tripsinogen (salah satu jenis dari protein) menjadi
bentuk tripsin. Bukankah sama dengan yang ada di pancreas tadi? Benar. Memang
sebenarnya dari enzim enterokinase lah yang membantu untuk mengaktivkan
kerja dari enzim tripsin yang ada di pancreas tadi. Inilah mengapa ia di sebut
dengan agen khusus (Sari, 2015).
b. Enzim maltase
Yakni membantu untuk mengubah bentuk maltose menjadi bentuk
glukosa. Tadi sudah di jelaskan di dalam pancreas fungsi dari enzim amylase yang
berguna untuk membantu mengubah amilum menjadi maltose. Nah jadi dari
enzim maltase ini melanjutkan kinerja enzim ini agar bahan makanan yang
awalnya dari amilum berubah menjadi bentuk yang sederhana, yakni menjadi
glukosa (Sari, 2015).

c. Enzim lactase
Sedangkan dari enzim lactase ini memiliki kinerja yang sedikit mirip
dengan enzim rennin. Yakni menjadi enzim special pengolah dari bahan dasar
makanan susu. Jika enzim rennin tadi lebih berperan dalam pengolahan protein
susu, namun jika enzim lactase ini lebih pada gula susu. Fungsinya adalah untuk
mengubah laktosa atau biasa di kenal dengan gula susu menjadi bentuk lebih
sederhana dan sama seperti gula gula lainnya yakni glukosa dan galaktosa. Nah
dari gula inilah yang bisa di serap oleh tubuh. Kemudian bisa di gunakan oleh
tubuh, di serap dan berguna sebagai sumber energi untuk melakukan aktivitas
(Sari, 2015).

d. Enzim sukrase

Selain bahan makanan yang berasal dari susu, masih ada bahan makanan
yang di istimewakan. Salah satunya adalah buah buahan. Jadi dalam buah terdapat
zat gula yang di namakan sukrosa. Nah pengolahannya juga berbeda dengan gula
gula lainnya. Yakni menggunakan enzim sucrose. Fungsinya adalah mengubah
sukrosa (gula buah buahan) menjadi glukosa dan fruktosa atau gula yang lebih
sederhana. Gula yang lebih sederhana inilah yang akan di serap oleh tubuh, dan di
metabolism agar bisa di gunakan oleh tubuh (Sari, 2015).

e. Enzim peptidase

Enzim ini bekerja dalam lingkungan protein. Yakni dengan mengubah


polipeptida atau bisa di kenal dengan protein ikatan rangkap dan kompleks
menjadi asam amino. Jika bahan sudah menjadi asam amino, maka pengolahan
protein ini juga semakin mudah. Setelah itu akan berguna untuk membantu
memperbaiki sel yang rusak, menggantinya dengan kualitas sel yang lebih baik.
Sehingga tubuh anda juga akan lebih sehat (Sari, 2015).

f. Enzim lipase usus

Sifat dari enzim ini adalah membantu untuk mengubah lemak yang masih
dalam bentuk makro molekul menjadi molekul yang lebih sederhana atau asam
lemak dan gliserol. Enzim lipase ini sama seperti enzim lipase yang ada di dalam
pancreas. Hanya saja letaknya berada di dalam usus, yang berada di lingkungan
basa. Makana yang masuk ke dalam usus, yang mengandung zat lemak akan di
emulsikan, di proses, dan di olah dengan bantuan enzim lipase usus ini (Sari,
2015).

g. Enzim erepsin atau dipeptidase


Merupakan enzim yang sangat baik untuk membantu bahan makanan di
rubah menjadi sederhana. Yakni dengan mengubah dipeptida atau biasa di kenal
dengan pepton (protein ikatan kompleks) menjadi asam amino yang memiliki
kandungan lebih sederhana. Asam amino ini memiliki bentuk lebih mudah di
cerna oleh tubuh, sehingga akan mudah di serap dan di berdaya gunakan. Dari
asam amino inilah yang akan membantu tubuh untuk memperbaiki sel tubuh
menjadi lebih baik bentuknya (Sari, 2015).

h. Enzim disakarase
Sedangkan enzim ini memiliki fungsi yang lebih berada dalam ranah
karbohidrat dan zat gula. Fungsinya adalah untuk mengubah disakarida atau zat
gula yang masih memiliki ikatan ganda menjadi gula yang memiliki ikatan
tunggal atau biasa di sebut dengan nama monosakarida. Dengan bentuk sakarida
yang lebih sederhana, karbohidrat akan lebih mudah di cerna dan di serap oleh
tubuh. Keadaan ini akan menguntungkan tubuh saat melakukan metabolisme
(Sari, 2015).

ABSORBSI ZAT MAKANAN

Makanan adalah salah satu persyaratan dasar semua makhluk hidup.


Komponen utama makanan kita adalah karbohidrat, protein dan lemak. Vitamin
dan mineral juga dibutuhkan dalam jumlah kecil. Makanan memberi energi dan
bahan organik untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan. Air yang kita ambil,
memainkan peran penting dalam proses metabolisme dan juga mencegahnya
dehidrasi tubuh. Biomacromolekul dalam makanan tidak bisa dimanfaatkan oleh
tubuh kita dalam bentuk aslinya. Mereka harus dipecah dan diubah menjadi zat
sederhana dalam sistem pencernaan. Proses ini Konversi zat makanan yang
kompleks ke bentuk mudah diserap adalah disebut pencernaan dan dilakukan oleh
sistem pencernaan kita secara mekanis dan metode biokimia (Corti, 2015).
Gambar: sistem pencernaan manusia

Mulut dan Lambung

Mulut merupakan tempat terjadinya proses pencernaan dilakukan dengan cara


mekanis dan kimiawi

proses.

Rongga bukal melakukan dua fungsi utama, pengunyahan makanan dan fasilitasi
menelan. Gigi dan lidah dengan bantuan air liur mengunyah dan mencampur
makanan secara menyeluruh. Lendir dalam air liur membantu dalam pelumas dan
mengikuti partikel makanan yang diastolik menjadi bolus. Bolus kemudian
disampaikan ke dalam faring dan kemudian ke dalam oesophagusby menelan atau
deglutition. Bola bolus selanjutnya melewati kerongkongan oleh gelombang
kontraksi otot yang berurutan yang disebut peristalsis.

Sfingter gastroesofagus mengendalikan perjalanan makanan ke dalam


perut. Air liur yang disekresikan ke dalam rongga mulut mengandung elektrolit
dan enzim, amilase saliva dan lisozim. Proses kimia pencernaan dimulai di rongga
mulut oleh tindakan hidrolitik enzim pemecah karbohidrat, amilase saliva. Sekitar
30 persen pati dihidrolisis di sini oleh enzim ini (pH optimum 6,8) menjadi
disakarida - maltosa. Lysozyme hadir dalam air liur bertindak sebagai agen
antibakteri yang mencegah infeksi.
Gambar : Lambung

Mukosa lambung memiliki kelenjar lambung. Kelenjar lambung memiliki


tiga jenis sel utama yaitu :

a. Sel leher mukus yang mengeluarkan lendir;


b. Sel peptik atau kepala yang mengeluarkan proserim pepsinogen; dan
c. Sel parietal atau oxyntic yang mengeluarkan HCl dan faktor intrinsik
(faktor penting untuk penyerapan vitamin B12).

Lambung menyimpan makanan selama 4-5 jam. Campuran makanan


secara menyeluruh dengan asam lambung oleh gerakan mengaduk dinding
muskularnya dan kelenjar lambung disebut chyme. Kelenjar lambung yang
mengeluarkan Jus lambung mengandung air, lendir, asam klorida, dan
pepsinogen. Jus lambung dirangsang dan disekresikan oleh hormon yang disebut
Gastrin. Gastrin disekresikan begitu makanan memasuki perut dan ditandai oleh
peregangan saraf lokal (Corti, 2015).

Pepsinogen proenzyme, saat terpapar asam hidroklorida akan diubah


menjadi enzim aktif pepsin, enzim proteolitik dari perut. Pepsin mengubah protein
menjadi protease dan pepton (peptida). Lendir dan bikarbonat hadir dalam jus
lambung memainkan peran penting dalam pelumasan dan perlindungan epitel
mukosa dari excoriation oleh asam hidroklorida yang sangat pekat.

HCl memberikan pH asam (pH 1,8) yang optimal untuk pepsin. Rennin
adalah enzim proteolitik yang ditemukan pada jus lambung bayi yang membantu
dalam pencernaan protein susu. Sejumlah kecil lipase juga disekresikan oleh
kelenjar lambung. Begitu chyme telah bergerak melalui perut, ia melewati sfingter
pilorus kemudian memasuki Usus Kecil. Makanan tetap berada di perut sekitar 4
sampai 5 jam sebelum benar-benar dikosongkan. Sfingter pilorus membantu
mengatur tingkat makanan dari perut (Cooley, 2004).

Duodenum

Isi perut bergerak ke usus kecil untuk pencernaan dan penyerapan lebih
lanjut. Usus kecil terdiri dari beberapa bagian dengan yang pertama menjadi
duodenum, viskulum berongga berbentuk c. Bila isi perut terlebih dahulu masuk
ke duodenum maka sangat asam (Luijkx & Jones, 2005).

Untuk menetralisir kandungan asam, kombinasi cairan empedu dan jus


basa yang dikeluarkan dari pankreas memasuki duodenum dalam persiapan
pencernaan lebih banyak. Disfungsi perut dan duodenum sangat umum dan bisa
menyebabkan mulas, gangguan pencernaan dan nyeri perut bagian atas. Secara
keseluruhan, penyerapan mineral, vitamin, dan nutrisi lainnya dimulai pada
bagian pertama usus kecil ini (Luijkx & Jones, 2005).

Gambar: Duodenum, Jejunum, Ileum Diagram

Jejunum

Bagian kedua dari usus kecil terdiri dari jejunum dan panjangnya sekitar 3
sampai 6 kaki. Ligamen Treitz menandai perbedaan antara jejunum dan ileum.
Villi menutupi selaput lendir di permukaan bagian dalam Jejunum dan digunakan
untuk penyerapan. Dibandingkan dengan duodenum dan ileum villi lebih panjang.
Setelah isi perut dipecah dalam duodenum, ia bergerak di sini di mana dinding
dalam jejunum menyerap nutrisi. Ada banyak lipatan melingkar di bagian usus
kecil ini, yang meningkatkan luas permukaan untuk penyerapan maksimal.
Jejunum membantu mencerna isi perut dengan lebih menyerap nutrisi dan air
yang bisa digunakan oleh tubuh (Belsley, 2015).

Illeum

Bagian terakhir dari usus halus terdiri dari ileum. Selama peristalsis,
dinding berotot campuran ileum dan mendorong makanan ke usus besar. Terletak
di dalam ileum adalah villi yang meningkatkan luas permukaan untuk penyerapan.
Nutrisi yang diserap disini ditransfer ke aliran darah dan hati. Air, beberapa
vitamin dan serat tetap tidak tercerna dan dipecah lebih banyak ke usus besar
(Belsley, 2015).

Colon

Kolon adalah bagian terpanjang dari usus besar dan terletak di rongga
perut. Ini dibagi menjadi empat bagian, kolaps ascending, transverse, descending,
dan sigmoid. Setelah melewati usus kecil, air, serat, dan beberapa vitamin
bercampur dengan lendir dan bakteri membentuk kotoran. Tinja akan bergerak
melalui usus besar dan lapisan usus besar akan menyerap beberapa vitamin,
mineral dan air. Kotoran akan terus bergerak menuruni usus besar sampai
mencapai dinding kolon sigmoid dimana mereka akan berkontraksi dan
menyebabkan tinja masuk ke rektum (Belsley, 2015).

Kolon adalah tahap terakhir dari proses pencernaan, sisa bahan makanan
diserap. Bahan utama yang diserap di usus besar adalah air, sedangkan usus besar
juga menyerap ion natrium dan ion klorida. Berbeda dengan usus kecil, usus besar
tidak memainkan peran besar dalam penyerapan nutrisi dari makanan, namun
bertindak lebih sebagai pembagian akhir antara apa yang tubuh ingin simpan dan
buang sebagai limbah (Belsley, 2015).

Anda mungkin juga menyukai