Anda di halaman 1dari 9

Nining Tunggal Sri Utami, “Deteksi Dini Kanker ....

” 133

DETEKSI DINI KANKER SERVIKS: STUDI CROSS SECTIONAL PADA IBU RUMAH TANGGA
DI PEDESAAN

Early Detection Of Cervical Cancer: Cross Sectional Study On The Housewife In Rural

Nining Tunggal Sri Sunarti


Akademi Kebidanan Yogyakarta

ABSTRAK
Latar belakang: Pembangunan kesehatan merupakan suatu investasi untuk peningkatan kualitas
sumber daya manusia dalam mendukung percepatan pembangunan nasional serta mencapai
sasaran Millenium Development Goals. Salah satu sasaran MDG’s adalah peningkatan kesehatan
ibu. Data Riset Kesehatan Dasar 2013 prevalensi kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000
penduduk dan kanker serviks menempati urutan kedua setelah kanker payudara. Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) mencapai 4,1 perseribu atau 4,1 dari 1000 penduduk merupakan prevalensi
tertinggi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan umur, tingkat
pendidikan, penghasilan keluarga dan pekerjaan ibu dengan tindakan deteksi dini kanker serviks.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Besar
sampel 81 orang, teknik pengambilan sampel dilakukan secara proportionate stratified random
sampling penelitian dilaksanakan di Desa Srigading Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul Daerah
Istimewa Yogyakarta. Instrument penelitian menggunakan kuesioner tertutup. Analisis data
menggunakan uji statistik chi square.
Hasil: Penelitian menunjukkan 35 (43,2%) berumur >35-49 tahun, pendidikan terbanyak SMA 31
(38,3%), sebagian besar bekerja 62 (76,5%), penghasilan keluarga sebagian besar ≤ 1 juta
(61,7%). Perilaku deteksi kanker servis sebagian besar tidak pernah pap smear 62 (76,5%). Hasil
analisis uji chi square menunjukkan bahwa umur berhubungan p=0,258, pendidikan tidak
berhubungan nilai p=0,0,382, pekerjaan terbukti tidak berhubungan p=0,249, penghasilan keluarga
berhubungan p=0,033.
Kesimpulan: variabel penghasilan keluarga berhubungan dengan tindakan deteksi dini kanker
serviks, sedangkan variabel lain umur, pendidikan istri dan pekerjaan tidak berhubungan dengan
tindakan deteksi dini kanker serviks.

Kata kunci: deteksi dini; kanker serviks; ibu rumah tangga

ABSTRACT
Background: The health system is an investment to improve the quality of human resources in
supporting the acceleration of national development and achieve the Millennium Development
Goals targets. One of the MDG's target is to improve maternal health. Basic Health Research Data
cancer prevalence in Indonesia at 2013 was 1.4 per 1000 inhabitants and cervical cancer ranks
second only to breast cancer. Special Region of Yogyakarta (DIY) or 4.1 to 4.1 thousandth of a
1000 population is the highest prevalence in Indonesia. This study aims to determine the
relationship of age, education level, family income and mother's occupation by the action early
detection of cervical cancer.
Methods: This study uses a quantitative method with cross sectional approach. Large samples of
81 people, the sampling technique is done by proportionate stratified random sampling study
conducted in the village of Srigading Sanden, Bantul Regency of Yogyakarta Special Region.
Instrument research using closed questionnaire. Data analysis used chi square statistic.
Results: The study showed 35 (43.2%) aged> 35-49 years, most high school education 31 (38.3%),
most of whom work 62 (76.5%), most of the family income ≤ 1 million (61, 7%). Behavior detection
of cancer services mostly never pap smear 62 (76.5%). The results of chi square test analysis
showed that age-related p = 0.258, education is not associated value p = 0,0,382, the work proved
to be associated p = 0.249, p = related income 0,033 families. Conclusion: family income variables
associated with the actions of early detection of cervical cancer, while other variables of age,
education, a wife and a job not related to cervical cancer early detection measures.

Keywords: early detection; cervical cancer; housewife


134 Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 07 No. 02 Juli 2016

PENDAHULUAN setiap satu jam seorang perempuan


Pembangunan kesehatan meninggal karena kanker serviks8.
merupakan suatu investasi untuk Data Riset Kesehatan Dasar 2013
peningkatan kualitas sumber daya prevalensi kanker di Indonesia
manusia dalam mendukung adalah 1,4 per 1000 penduduk.
percepatan pembangunan nasional Kanker serviks menempati urutan
serta mencapai sasaran Millenium kedua setelah kanker payudara.
Development Goals (MDG’s). Salah Cakupan program skrining kanker
satu sasaran MDG’s adalah serviks di Indonesia baru sekitar 5%
peningkatan kesehatan ibu. Masalah perempuan yang melakukan deteksi
kesehatan utamanya kesehatan dini kanker serviks. Sehingga hal
reproduksi yang dihadapi itulah yang dapat menyebabkan
perempuan adalah meningkatnya masih tingginya kasus kanker servik
kasus kanker serviks. Masalah di Indonesia9.
kanker serviks adalah masalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
1,2
global . mencapai 4,1 per 1000 atau 4,1 dari
Wanita mengalami kematian akibat 1000 penduduk merupakan
kanker serviks sekitar 270.000 orang prevalensi tertinggi di Indonesia10,11.
pada tahun 2012. Wanita di negara- Dinas Kesehatan DIY bidang seksi
negara berpenghasilan rendah dan pengendalian penyakit memiliki
menengah mengalami kematian program deteksi dini kanker leher
akibat kanker serviks lebih dari 85% rahim yang dilakukan sampai
3
. Kanker yang sering dijumpai pada dengan tahun 2014 dengan cara
perempuan di seluruh dunia setelah mengaktifkan 10 Puskesmas di DIY
12
kanker payudara adalah kanker .
serviks. Kanker serviks merupakan WHO menemukan angka kejadian
penyebab kematian kedua setelah kanker di Indonesia sebesar 1,4%
4,5,6
penyakit kardio vaskuler . penduduk. Kejadian kanker
Negara berkembang seperti meningkat 11,02 % dan Jumlah
Indonesia banyak dijumpai kanker angka kematian meningkat 7,89 %
7 13
serviks . Kasus kanker serviks di dari tahun 2008-2012 . Daerah
Indonesia terdapat 41 kasus baru Istimewa Yogyakarta (DIY)
setiap harinya dan 20 perempuan merupakan wilayah yang
meninggal dunia. Diperkirakan mempunyai kasus kanker tertinggi
Nining Tunggal Sri Utami, “Deteksi Dini Kanker ....” 135

dibandingkan dengan provinsi lain sampel 81 orang, teknik


yang ada di Indonesia yaitu sebesar pengambilan sampel dilakukan
4,1 % penduduk, Riset Kesehatan secara proportionate stratified
14
Dasar . random sampling penelitian
Penyakit kanker serviks dan dilaksanakan di Desa Srigading
payudara merupakan penyakit Kecamatan Sanden Kabupaten
kanker dengan prevalensi tertinggi di Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.
Indonesia pada tahun 2013, yaitu Penelitian dilaksanakan pada bulan
kanker serviks sebesar 0,8‰ dan Januari 2015. Pengumpulan data
kanker payudara sebesar 0,5‰. dilakukan oleh peneliti dengan
Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi menggunakan kuesioner tertutup.
Maluku Utara, dan D.I. Yogyakarta Analisis data menggunakan uji
memiliki prevalensi kanker serviks statistik chi square.
tertinggi yaitu sebesar 1,5‰14. Data
dinas Kesehatan Daerah Istimewa HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Yogyakarta menunjukkan angka
Hasil
kejadian kanker serviks tertinggi di Tabel 1. menunjukkan karakteristik
Kabupaten Bantul sebanyak 1355 responden meliputi umur, tingkat pendidikan,
status pekerjaan, dan penghasilan keluarga.
kasus 15. Desa Srigading Kecamatan Karakteristik responden ditunjukkan pada
Tabel 1. di bawah ini.
Sanden merupakan wilayah Tabel.1. Karakteristik
responden
Kabupaten Bantul. Desa ini berada
Variabel f (n=81) %
di pedesaan pinggir pantai dengan Umur
20 pedukuhan. Penelitian ini 20-35 tahun 18 22,2
bertujuan untuk mengetahui >35-49 tahun 35 43,2
hubungan umur, tingkat pendidikan,
≥49-60 tahun 28 34,6
penghasilan keluarga dan pekerjaan
Pendidikan
ibu dengan tindakan deteksi dini
Tidak sekolah 4 4,9
kanker serviks.
SD 16 19,8

SMP 14 17,3
METODE PENELITIAN
SMA 31 38,3
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif analitik menggunakan PT 16 19,8

metode kuantitatif dengan Pekerjaan


pendekatan cross sectional. Besar
136 Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 07 No. 02 Juli 2016

Bekerja 62 76,5 Analisis Bivariat


Tidak bekerja 19 23,5
Tabel.3. Tabulasi Silang antara umur
Penghasilan Ibu dengan tindakan deteksi
keluarga dini kanker serviks
≤ 1 juta 50 61,7 Pernah pap smear

>1 juta – 3 juta 27 33,3 Jumlah


Umur Ya Tidak
p
ibu
>3 juta 4 4,9 n % n % n %

Tabel 1. menunjukkan umur 20- 2 2,5 1 19, 1 22,


35 6 7 8 2
responden terbanyak adalah >35-49 tahun
>35- 8 9,9 2 33, 3 43,
tahun sebanyak 35 responden 49 7 3 5 2
0,25
8
(43,2%). Pendidikan ibu terbanyak tahun
>49- 9 11, 1 23, 2 34,
memiliki pendidikan SMA sebanyak 60 1 9 5 8 6
tahun
31 orang (38,3%) dan masih ada ibu Juml 1 23, 6 76, 8 10
ah 9 5 2 5 1 0
yang tidak sekolah sebanyak 4
orang (4,9%). Sebagian besar
Tabel 3. Menunjukkan ibu yang
bekerja yaitu sebanyak 62 paling banyak melakukan deteksi
responden (%). Penghasilan dini kanker serviks yaitu berumur
>49-60 tahun sejumlah 9 orang
keluarga terbanyak ≤ 1 juta yaitu 50 (11,1%) sedangkan ibu yang
responden (%) berumur 20-35 hanya 2 orang
(2,5%) yang melakukan deteksi dini
kanker serviks. Nilai p= 0,258 artinya
Tabel 2. Tindakan deteksi dini umur ibu tidak berhubungan dengan
kanker serviks di Desa Srigading perilaku deteksi dini kanker servik.
Pernah papsmear f %
Tabel 4. Tabulasi Silang antara pendidikan
Pernah 19 23,5 dengan tindakan deteksi dini kanker serviks
Pernah pap
Tidak pernah 62 76,5 smear
Jumlah
Pendidi Ya Tidak
Jumlah 81 100 p
kan
n % n % n %

Tabel 2. Menunjukkan ibu yang Tidak 0 0 4 4, 4 4,


sekolah 9 9
pernah papsmear atau pernah SD 2 2, 1 17 1 19
5 4 ,3 6 ,8
melakukan deteksi dini kanker SMP 3 3, 1 13 1 17 0,3
7 1 ,6 4 ,7 82
serviks sebanyak 19 orang (23,5%), SMA 8 9, 2 28 3 38
sedangkan 62 orang (76,5%) belum 9 3 ,4 1 ,3
PT 6 7, 1 12 1 19
pernah melakukan deteksi dini 4 0 ,3 6 ,8
Jumlah 1 23 6 76 8 10
kanker serviks. 9 ,5 2 ,5 1 0
Nining Tunggal Sri Utami, “Deteksi Dini Kanker ....” 137

Tabel 4. Menunjukkan bahwa ibu Tabel 6. Tabulasi Silang antara


penghasilan keluarga
yang paling banyak melakukan
dengan tindakan deteksi
deteksi dini kanker serviks dini
kanker serviks
berpendidikan SMA sebanak 8 Pernah pap
orang (9,9%). Ibu yang tidak sekolah Pengha smear Jumla
silan Ya Tidak h
p
sebanyak 4 orang (4,9%) tidak keluarg
a n % n % n %
melakukan deteksi dini kanker
≤ 1 juta 7 8, 4 53 5 61
serviks. Nilai p= 0,382 artinya 6 3 0 ,7
>1 juta 1 12 1 21 2 33 0,0
pendidikan ibu tidak berhubungan – 3 juta 0 ,4 7 7 ,3 33
dengan tindakan deteksi dini kanker ≥ 3 juta 2 2, 2 2, 4 5
5 5
serviks. Jumlah 1 23 6 76 8 10
9 ,5 2 ,5 1 0

Tabel.5. Tabulasi Silang antara pekerjaan


dengan tindakan deteksi dini kanker serviks Tabel 6. Menunjukkan ibu yang
Pernah pap
smear Jumla paling banyak melakukan tindakan
Pekerj Ya Tidak h
p
aan deteksi dini kanker serviks adalah
n % n % n %
yang memiliki penghasilan keluarga
Bekerja 1 19, 4 54, 6 74
6 8 4 3 0 0,2 antara >1 juta -3 juta rupiah yaitu
Tidak 3 3,7 1 22, 2 26 49 sebanyak 10 orang (12,4%). Ibu
Bekerja 8 2 1
Jumlah 1 23, 6 76, 8 10 yang tidak pernah melakukan
9 5 2 5 1 0
Tabel 5. Menunjukkan ibu yang tindakan deteksi dini kanker serviks
bekerja sebagian besar melakukan dengan pap smear ≤ 1 juta
deteksi dini kanker serviks dengan sebanyak 43 (53%). Hasil analisis
pemeriksaan pap smear yaitu 16 bivariat p value sebesar 0,033
orang (19,8%). Ibu yang tidak artinya ada hubungan penghasilan
bekerja sebagian besar tidak keluarga dengan perilaku deteksi
melakukan deteksi dini kanker dini kanker serviks di Desa
serviks dengan pap smear sebanyak Srigading.
18 orang (22,2%). Nilai p=0,249 jadi
tidak ada hubungan antara
PEMBAHASAN
pekerjaan dengan tindakan deteksi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dini kanker serviks dengan pap
umur berhubungan dengan perilaku
smear.
deteksi dini kanker serviks,
sedangkan variabel lain seperti
138 Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 07 No. 02 Juli 2016

tingkat pendidikan, pekerjaan dan peduli terhadap kesehatannya.


penghasilan keluarga tidak Pendidikan yang lebih tinggi tidak
berhubungan dengan perilaku selalu menjamin tindakan yang lebih
deteksi dini kanker serviks. Semakin baik terhadap deteksi dini kanker
dewasa seseorang maka pola serviks. Penelitian ini sejalan dengan
pikirnya akan semakin baik. Menurut penelitian di Rumah Susun Klender
Anderson bahwa umur termasuk Jakarta tentang Pengetahuan Sikap
faktor sosial demografi yang Perilaku Wanita yang Sudah
mempengaruhi seseorang untuk Menikah Mengenai Pap Smear dan
mencari pengobatan dan Faktor-Faktor yang Berhubungan,
menggunakan pelayanan menyatakan bahwa pendidikan tidak
16
kesehatan . Hasil penelitian yang mempunyai hubungan secara
sama dengan penelitian adalah bermakna dengan pap smear19.
penelitian di Puskesmas Sukawati II Penelitian lain yang sejalan yaitu
yang mengatakan umur tidak penelitian di Kecamatan Ngampel
berhubungan dengan tindakan pap Kabupaten Kendal Jawa Tengah,
17
smear di Puskesmas Sukawati II . hasil penelitiannya bahwa
Penelitian lain yang hasilnya sama pendidikan tidak berhubungan
adalah penelitian di Kecamatan dengan perilaku deteksi dini kanker
Ngampel Kabupaten Kendal Jawa serviks18. Penelitian lain yang tidak
Tengah, hasil penelitiannya bahwa sejalan dengan hasil penelitian ini
umur tidak berhubungan dengan adalah penelitian di RSUZA Banda
perilaku deteksi dini kanker Aceh ditemukan bahwa pendidikan
18
serviks . berpengaruh signifikan terhadap
Berdasarkan hasil analisis pada pemeriksaan pap smear20.
penelitian ini menunjukkan bahwa Perbedaan berbagai hasil penelitian
pendidikan tidak mempengaruhi tersebut disebabkan oleh perbedaan
tindakan deteksi dini kanker serviks kondisi masyarakat, seperti kondisi
Artinya tinggi rendah pendidikan geografis, tingkat mobilisasi
seseorang tidak berhubungan penduduk, tingginya arus informasi
dengan tindakan deteksi dini kanker yang diterima masyarakat serta
serviks.. Seharusnya semaik tinggi karakteristik masyarakat setempat.
pendidikan seseorang akan Rendahnya partisipasi masyarakat
membuat orang tersebut semakin dalam melakukan tindakan deteksi
Nining Tunggal Sri Utami, “Deteksi Dini Kanker ....” 139

dini kanker serviks khususnya Berdasarkan hasil analisis bivariat


dengan pap smear di Indonesia bahwa penghasilan keluarga
banyak disebabkan oleh kurangnya berhubungan dengan tindakan
tingkat kewaspadaan masyarakat deteksi dini kanker serviks. Hal ini
terhadap kanker serviks serta tidak sejalan dengan penelitian di
informasi mengenai cara Kecamatan Ngampel Kabupaten
pencegahan dan deteksi dininya21. Kendal bahwa status ekonomi tidak
Dari hasil penelitian ini dapat berhubungan dengan tindakan
18
disampaikan bahwa pendidikan tidak deteksi dini kanker serviks . Banyak
selalu berhubungan dengan faktor lain yang mempengaruhi
tindakan deteksi dini kanker serviks, seseorang dalam melakukan
walaupun pendidikannya tinggi tidak tindakan pencegahan penyakit
selalu menjamin perilaku yang lebih khususnya deteksi dini kanker
baik terhadap tindakan deteksi dini serviks diantaranya adalah faktor
kanker serviks, mengingat masih dukungan suami, pengetahuan, dan
banyak faktor yang mempengaruhi sikap.
perubahan perilaku disamping faktor
sosial ekonomi, pengetahuan dan
SIMPULAN
sikap juga dukungan dari suami,
Variabel yang memiliki hubungan
keluarga dan petugas kesehatan
dengan deteksi dini kanker serviks
atau orang lain serta norma agama
hanya umur, sedangkan variabel lain
dan budaya masyarakat.
seperti pendidikan, pekerjaan dan
Hasil analisi bivariat penelitian ini,
penghasilan keluarga tidak
pekerjaan tidak berhubungan
berhubungan dengan tindakan
dengan tindakan deteksi dini kanker
deteksi dini kanker serviks.
serviks. Sebelum seseorang mencari
pelayanan kesehatan, biasanya
SARAN
mencari informasi terlebih dahulu
Penelitian ini masih perlu kajian lebih
dari lingkungan terdekatnya, disini
dalam terutama faktor eksternal
lingkungan pekerjaan atau orangg
yang berhubungan dengan perilaku
terdekat memungkinkan mendapat
deteksi dini kanker serviks.
informasi tentang deteksi dini kanker
Disarankan agar dilakukan penelitian
serviks.
tentang peran tenaga kesehatan
140 Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 07 No. 02 Juli 2016

dalam memberikan motivasi ibu http://www.depkes.go.id/index.ph


p?vw=2&id=1937 Date: 26
untuk melakukan deteksi dini kanker
November 2013 jam 09:43.
serviks. 8. Yuliatin, S. (2010). Cegah dan
Tangkal Ca. Serviks.Surabaya :
Java Pustaka Group
DAFTAR PUSTAKA 9. Samadi, Heru .P. 2010, Kanker
Serviks. Jakarta, PT Tiga
1. Maree, J., Lu, X., Mosalo, A., & Serangkai Pustaka Mandiri.
Wright, S. C. D. (2009). Cervical 10. Repubila. (2014). Jumlah
screening in Tshwane, South Penderita Kanker Serviks DIY
Africa: women’s knowledge of Tertinggi di Indonesia. Available:
cervical cancer, acceptance of http://www.republika.co.id/berita/
visual inspection with acetic acid nasional/daerah/14/09/04/nbd2m
(VIA) and practical lessons u-jumlah-penderita-kanker-
learnt. African Journal of Nursing serviks-diy-tertinggi-di-indonesia
and Midwifery, 11(1), 76-90. [Aceesed 12 September 2014]
2. Murphy, P. A., Schwarz, E. B., & 11. Tribun Jogja. (2014). Kasus
Dyer, J. M. (2008). Cervical Kanker Di DIY Tertinggi
Cancer Screening Practices of Nasional. Available:
Certified Nurse‐Midwives in the http://jogja.tribunnews.com/2014/
United States. Journal of 07/03/kasus-kanker-di-diy-
Midwifery & Women’s Health, tertinggi-nasional [Aceesed 15
53(1), 11-18. September 2014]
3. WHO, (2014). Comprehensive 12. Unjianto, B. (2010) Kanker Leher
cervical cancer control: a guide Rahim Pembunuh Utama di DIY.
to essential practice Second Available:
edition. Australia: Word Health www.suaramerdeka.com
Organization. [Aceessed 20 Desember 2012]
4. Longo, D.L. (2009). Harrison’s 13. World Health Organizattion
hematology and oncology. .2013.Buletin Of The World
Derived from arrison’s Principles Organization 2012;90:478 - 478
of Internal Medicine. 17th 14. Data Riset Kesehatan Dasar
Edition. Mc Graw Hill. Toronto: 2013, Badan Litbangkes
Medical Publishing Division. Kementerian Kesehatan RI dan
5. Rasjidi, I. (2009). Deteksi dini Data Penduduk Sasaran,
pencegahan kanker pada wanita. Pusdatin Kementerian
Edisi I. Jakarta: Sagung Seto. Kesehatan RI
6. WHO, (2005). Cervical Cancer, 15. Dinas Kesehatan D.I
Human Papiloma Virus (HPV) & Yogyakarta. 2014. Profil
HPV Vaccines. Available: Kesehatan Daerah Istimewa
http://www.who.int/healthinfo/stat Yogyakarta Tahun 2013
istics [Aceessed 12 Desember 16. Notoatmodjo, S. (2007). Promosi
2012] Kesehatan dan Perilaku. Jakarta,
7. Departemen Kesehatan Rineka Cipta.
Indonesia. (2012). Penderita 17. Martini (2013) dalam penelitian
Kanker Diperkirakan Menjadi hubungan karakteristik,
Penyebab Utama Beban pengetahuan dan sikap wanita
Ekonomi Terus Meningkat. pasangan usia subur (PUS)
Retrived from dengan tindakan pemeriksaan
Nining Tunggal Sri Utami, “Deteksi Dini Kanker ....” 141

pap smear di Puskesmas Di Rumah Susun Klender


Sukawati II Jakarta 2006. Jakarta,FKUI.
18. Wahyuni, S. (2013). Faktor- 20. Nurhasanah. (2008). Pengaruh
faktor yang mempengaruhi Karakteristik dan Perilaku
perilaku Deteksi Dini Kanker Pasangan Usia Subur (PUS)
Serviks di Kecamatan Ngampel terhadap Pemeriksaan Pap
Kabupaten Kendal Jawa smear di RSUZA Banda Aceh.
Tengah. Jurnal Keperawatan Medan, USU
Maternitas. Volume 1. Nomor 1. 21. Octavia, C. (2009). Gambaran
Halaman 55-60. Pengetahuan Ibu mengenai
19. Darnindro, Nikko. (2006). Pemeriksaan Pap Smear di
Pengetahuan Sikap Perilaku Kelurahan Petisah Tengah
Perempuanyang Sudah Menikah Tahun 2009. Skripsi , Medan,
Mengenai Pap Smear dan FK USU
Faktor-Faktor yang Berhubungan

Anda mungkin juga menyukai