Anda di halaman 1dari 12

Jurnal OPSI Vol 10 No 1 Juni 2017 ISSN 1693-2102

OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

MINIMASI WASTE PADA AKTIVITAS PROSES PRODUKSI


DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING
(Studi Kasus di PT. Sport Glove Indonesia)

Trismi Ristyowati, Ahmad Muhsin, dan Putri Puji Nurani


Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Jl. Babarsari 2 Tambakbayan, Yogyakarta, 55281
Telp. (0274) 485363 Fak : (0274) 486256 email : jur_tiupn@telkom.net

ABSTRAK
PT Sport Glove Indonesia merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi sarung tangan
yang beralamat di Krandon Pendowoharjo, Sleman, Yogyakarta memiliki karakteristik make to order dalam
proses produksinya. Dalam pemenuhan order harian, perusahaan sering tidak dapat mencapai target
produksi, dikarenakan adanya pemborosan dalam proses produksi yang berupa cacat dan delay, sehingga
dalam pemenuhan target produksi harian memerlukan waktu yang panjang, yang akhirnya melewati batas
waktu dan target belum tercapai. Untuk itu penelitian ini bertujuan meminimasi wate aktivitas proses
produksi agar target pemenuhan order apat tercapai.
Dalam upaya pemenuhan order tersebut, perlu adanya perbaikan pada proses produksi, salah satu
pendekatan yang digunakan untuk perbaikan ini adalah meminimasi sumber-sumber waste yang ada. Lean
manufacturing merupakan pendekatan untuk mengefisiensi sistem dengan meminimasi pemborosan (waste).
Pendekatan ini dilakukan dengan cara memahami aliran informasi dan fisik pada lantai produksi yang dibuat
dalam bentuk visual dalam bentuk value stream mapping.
Usulan perbaikan yang diberikan untuk meminimasi adanya waste cacat dan waiting pada proses
produksi sarung tangan golf di PT Sport Glove Indonesia adalah penambahan pekerja pada proses jahit,
kegiatan maintenance dalam bentuk preventive maintenance, melakukan pengawasan dan pengarahan kepada
pekerja, dan memberi pelatihan kepada pekerja untuk meningkatan dan menyetarakan ketrampilan dan
standar kerja.

Kata kunci: Lean manufacturing, Value stream mapping, waste, fishbone diagram..

1. PENDAHULUAN

Perkembangan industri sangatlah serta kapasitas produksi, akan tetapi dalam


pesat, dalam dunia industri para pelaku setiap usaha untuk mencapai hal tersebut
bisnis haruslah memberi perhatian penuh perusahaan sering dihadapkan dengan
pada produknya.Produk berkualitas dengan berbagai macam kendala. Kendala yang
harga terjangkau dan ketepatan waktu sesuai dihadapi perusahaan adalah sering
dengan waktu permintaan mutlak harus mengalami tidak tercapainya target produksi
dipenuhi ketika perusahaan menginginkan harian terbukti dari data bahwa rata-rata
untuk tetap survive dalam persaingan pasar. target produksi harian yang ditetapkan
Aktifitas pada perusahaan manufaktur yang perusahaan untuk diproduksi sebesar 13.000
tidak memiliki nilai tambah (non value pcs/hari akan tetapi aktualnya perusahaan
added) akan mengakibatkan pemakaian hanya dapat memproduksi rata-rata 11.000
sumber daya yang tidak efisien dan pcs/harinya. Hal tersebut terjadi karena
menimbulkan aktifitas waste. Perusahaan adanya perbedaan waktu pengerjaan tiap
manufaktur kerap kali menerapkan lean prosesnya, serta dalam proses produksi
manufacturing untuk mengoptimasi terdapat produk yang perlu di-repair
performansi sistem pada proses produksi (sekitar 10% dari total yang diproduksi)
akibat aktifitas-aktifitas waste yang timbul. karena tidak sesuai dengan standar yang
PT Sport Glove Indonesia dalam ditetapkan. Sehingga dalam pemenuhan
kegiatannya selalu berusaha target produksi harian dibutuhkan waktu
mempertahankan dan meningkatkan kualitas yang panjang.
Dari latar belakang diatas, yaitu tindakan apa yang perlu dilakukan
perumusan masalah yang harus diselesaikan untuk meminimasi waste dalam perbaikan

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 85


Jurnal OPSI Vol 10 No 1 Juni 2017 ISSN 1693-
2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

proses pembuatan sarung tangan golf superior, dengan harga yang


dengan konseplean manufacturing. kompetitif pada penyerahan yang
Batasan-batasan masalah yang digunakan tepat waktu.
prioritas paling utama dilakukan perbaikan 2. Mengidentifikasi value stream
pada pemborosan (waste) yang paling process mapping (pemetaan proses
dominan dan dalam tindakan perbaikan pada value stream) untuk setiap
yang diberikan belum diperhitungkan aspek produk (barang dan/atau jasa).
biaya. Tujuan yang ingin dicapai dalam 3. Menghilangkan pemborosan yang
penelitian ini adalah memberi usulan atau tidak bernilai tambah dari semua
tindakan perbaikan untuk meminimasi waste aktivitas sepanjang proses value
pada proses pembuatan sarung tangan golf stream itu.
dengan konsep leanmanufacturing. Adapun 4. Mengorganisasikan agar material,
manfaat yang dapat diperoleh dari hasil informasi, dan produk itu mengalir
penelitian ini antara lain, perusahaan dapat secara lancar dan efisien sepanjang
mengetahui pemborosan (waste) yang ada di proses value stream menggunakan
lantai produksi sehingga perusahaan dapat sistem tarik (pull system).
mengantisipasi terjadinya wastepada lantai 5. Mencari terus-menerus berbagai
produksi. Selai itu perusahaan akan dapat teknik dan alat-alat peningkatan
masukan untuk lebih efektif dan efisien (improvement tools and techniques)
dalam menggunakan sumber daya dengan untuk mencapai keunggulan
meminimalis waste yang ada diperusahaan. (excellence) dan peningkatan terus-
Lean Manufacturing merupakan menerus (continous improvement).
suatu konsep yang awalnya dikembangkan Lean bermakna “pabrikasi tanpa
oleh Toyota, kemudian dikenal sebagai Just pemborosan”. Pemborosan adalah sebuah
– In – TimeManufacturing.Konsep Lean kegiatan yang menyerap atau memboroskan
Manufacturing bertujuan untuk mengubah sumber daya seperti pengeluaran biaya
suatu organisasi di perusahaan menjadi ataupun waktu tambahan tetapi tidak
lebih efisien dan kompetitif. Aplikasi dari menambahkan nilai apapun dalam kegiatan
konsep Lean Manufacturing yaitu tersebut. Ada tujuh jenis pemborosan yaitu
mengurangi lead time dan meningkatkan pemborosan dari produksi
output dengan menghilangkan pemborosan berlebih,pemborosan waktu tunggu,
yang terjadi di sebuah perusahaan. Dari pemborosantransportasi, pemborosan
permasalahan diatas, penelitian ini inventori, pemborosan pada proses, gerakan
menggunakan value stream mapping (VSM) yang berlebihan dan produk cacat.
yang merupakan salah satu tools dari Lean Kebanyakan terjadi perusahaan memborokan
Manufacturing untuk menyelesaikan 70-90 persen sumber daya yang tersedia.
permasalahan yang ada. Dari penggunaan Bahkan pabrik lean yang terbaik
VSM diharapkan dapat mengoptimalkan kemungkinan memboroskan kurang lebih 30
performansi dan meminimasi atau persen. Dengan kondisi tersebut perusahaan
mengeliminasi pemborosan (waste) pada harus menemukan caranya sendiri untuk
lantai produksi serta memberikan usulan menerapkan lean tersebut.
tindakan perbaikan agar proses lebih efisien. Dari penerapan Lean, terdapat tiga
Gaspersz (2006) dalam Lean Six hasil yang diharapkan yaitu sebagai berikut:
Sigma menyatakan terdapat lima prinsip a. Proses yang lebih baik
dasar dari lean, yaitu: Yaitu memberikan nilai yang lebih
1. Mengidentifikasi nilai produk banyak kepada pelanggan dan
(barang dan/atau jasa) berdasarkan melakukannya dengan lebih efisien.
perspektif pelanggan, dimana Efisien yang dimaksud adalah mampu
pelangggan menginginkan produk mengurangi biaya, pemborosan, dan
(barang dan/atau jasa) berkualitas tindakan yang paling sedikit).

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 86


Jurnal OPSI Vol 10 No 1 Juni 2017 ISSN 1693-
2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

b. Kondisi Kerja yang lebih baik efisien dan kompetitif. Aplikasi dari konsep
Yaitu meliputi aliran kerja yang lebih Lean Manufacturing yaitu mengurangi lead
jelas, pembagian nilai dan tujuan kerja, time dan meningkatkan output dengan
kemampuan yang lebih besar menghilangkan pemborosan yang terjadi di
melaksanakan pekerjaan, kemampuan sebuah perusahaan.Lean manufacturing
lebih besar untuk tetap meningkatkan mendorong terciptanya fleksibilitas pada
dan memperbaiki segala sesuatu, pekerja sistem produksi yang mampu beradaptasi
merupakan bagain dari pelayanan. secara cepat terhadap perubahan kebutuhan
c. Memenuhi kebutuhan dan tujuan pelanggan dengan sistem produksi yang
organisasi, yang dapat meliputi ramping dengan persediaan yang rendah.
keuntungan, pertumbuhan, nilai, dan Selain itu, pendekatan ini dapat mengurangi
pengaruh. unnecessary inventory, menambah
Lean Manufacturingmerupakan pengetahuan mengenai proses produksi,
suatu konsep yang awalnya dikembangkan menghemat biaya, pengurangan cacat
oleh Toyota, kemudian dikenal sebagai Just– sehingga kualitas meningkat, mengurangi
In–TimeManufacturing. Konsep Lean lead time produksi dan mengurangi
Manufacturing bertujuan untuk mengubah pemborosan.
suatu organisasi di perusahaan menjadi lebih

Prinsip Dasar Lean Manufacturing


Lean manufacturing memiliki 3 peningkatan nilai produk di mata
prinsip dasar yang diterapkan dalam produksi pelanggan.
untuk mencapai tujuan operasional bisnis 3. Prinsip Mengutamakan Karyawan
antara lain: (Support the Employee)
1. Prinsip Mendefinisikan Nilai Produk Penerapan Lean Manufacturing harus
(Define Value) dilakukan oleh karyawan di semua level
Pendefinisian nilai produk dilakukan dalam organisasi. Karena itulah,
dengan mengacu kepada pandangan dan perusahaan harus mendukung karyawan
pendapat pelanggan (Voice of Customer) dengan memberikan pendidikan dan
melalui kerangka QCDS dan PME pelatihan yang memadai untuk
(Productivity, Motivation dan memahami Lean Manufacturing, dari
Environment). Pendefinisian nilai produk metode hingga perkakasnya. Operasional
dimulai dengan membuat pemetaan harian untuk proyek-proyek Lean
aliran nilai (Value Stream Mapping). Manufacturing di perusahaan
Tujuannya adalah mengidentifikasi value sepenuhnya berada ditangan karyawan
yang ada pada seluruh aliran proses, oleh karena itu diperlukan pengetahuan
mulai dari pemasok hingga pelanggan. yang memadai untuk menjalankannya
Hasil identifikasi tersebut adalah dengan benar.
pengetahuan mengenai titik-titik pada
proses yang tidak memberikan nilai Dalam perkembangannya lean
tambah kepada pelanggan. dianggap sebagai pendekatan sistemik
2. Prinsip Menghilangkan Pemborosan maupun sistematis yang berfungsi untuk
(Waste Elimination) identifikasi untuk menghilangkan semua
Pemborosan atau waste dalam konsep pemborosan biaya produksi maupun semua
Lean Manufacturing adalah segala aktivitas yang tidak bermanfaat. Dalam
aktifitas yang tidak memberi nilai konsep ini maka akan dilakukan cara
tambah kepada produk yang dapat mengalirkan produk maupun informasi yang
menyebabkan kepuasan pelanggan. Jadi, menggunakan sistem tarik dari pelanggan
segala aktifitas dianggap sebagai waste internal maupun pelanggan eksternal untuk
jika tidak memberikan kontribusi untuk

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 87


Jurnal OPSI Vol 10 No 1 Juni 2017 ISSN 1693-
2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

mendapatkan keunggulan dan kesempurnaan produk yang dihasilkan perusahaan


.
2. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di lantai tersebut didapatkan dari wawancara
produksi PT Sport Glove Indonesia pada dengan karyawan yang berwenang.
bagian awal hingga produk akhir, mulai  Data waktu proses produksi
datangnya material hingga produk dikirim ke  Kuesioner yang berisikan tentang
konsumen. Data yang diperlukan dalam aktivitas yang mewakili kondisi di lantai
penelitian ini adalah : produksi yang diisi oleh karyawan yang
 Informasi kondisi nyata dari sistem berwenang dalam proses produksi.
kerja dari objek yang diteliti. Informasi  Data proses produksi

Dalam pengolahan data diawali dari


pengumpulan data seperti pada Tabel 1
3. PENGOLAHAN DATA DAN sampai Tabel 5 sebagai berikut :
ANALISIS HASIL
3.1 Pengumpulan Data
Tabel 1. Data waktu proses pemolaan

Tabel 2. Data waktu proses pemotongan

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 88


Jurnal OPSI Vol 10 No 1 Juni 2017 ISSN 1693-
2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

Tabel 3. Data waktu proses jahit

Tabel 4. Data waktu proses finising

Tabel 5. Data waktu proses packing

3.2 Pengolahan Data antara value added time (dipresentasikan


3.2.1 Current State Maping sebagai cycle time dari semua proses dalam
Current State Map merupakan value Stream). Dengan pemetaan proses
sebuah visualisasi aliran material dan produksi ini, akan dapat dengan mudah
informasi dalam proses produksi. Pada mengidentifikasi pemborosan (waste) dalam
Gambar 1 merupakan visualisasi yang proses yang ada.
berfungsi untuk menggambarkan hubungan

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 89


Jurnal OPSI Vol 10 No 1 Juni 2017 ISSN 1693-
2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

Gambar 1. Current State Mapping

3.2.2 Identifikasi Waste


Identifikasi waste menggunakan Waste Relationship Matrix (WRM), seperti pada Tabel 6 :

Tabel 6. Waste Relationship Matrix (WRM)

Nilai waste yang didapat dari WRM baris dengan jumlah pertanyaan yang
selanjutnya digunakan untuk penilaian awal dikelompokan (Ni).
WAQ berdasarkan jenis 4. Menghitung jumlah skor dan frekuensi
pertanyaan.Pengukuran waste mengikuti 8
dari tiap kelompok jenis waste dengan
langkah sebagai berikut, dan hasil
perhitungannya pada Tabel 7 : mengabaikan nilai nol (0).
1. Pengelompokan dan perhitungan jumlah 5. Memasukan hasil skor kuisioner (1, 0,5,
pertanyaan kuisioner berdasarkan catatan atau 0) kedalam tiap bobot nilai di tabel
“From” dan “To” pada pertanyaan. dengan cara mengalikannya.
2. Memberi bobot untuk setiap pertanyaan 6. Menghitung total skor dan frekuensi
kuisioner berdasarkan waste relationship untuk tiap nilai bobot pada kolom waste.
matrix. 7. Menghitung indikator awal untuk tiap
3. Menghilangkan efek dari variansi jumlah waste (Yj).
pertanyaan untuk tiap jenis pertanyaan, 8. Menghitung nilai final waste factory
dengan membagi setiap bobot dalam satu (Yjfinal), dengan mengalikan indikator
awal dengan faktor probabilitas pengaruh

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 90


Jurnal OPSI Vol 10 No 1 Juni 2017 ISSN 1693-
2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

antar jenis waste (Pj) berdasarkan total


“From” dan “To” pada WRM.
Tabel 7. Hasil perhitungan Waste Assessment

3.2.3 Value Stream Analysis Tools (VALSAT)


Konsep value stream analysis tools Stream Analysis Tools (VALSAT). Hasil
(VALSAT) digunakan untuk pemilihan tools pembobotan ada pada Tabel 8. Berdasarkan
yang akan digunakan untuk menganalisis dan hasil perhitungan VALSAT diatas maka
mengidentifikasi lebih lanjut dengan cara dapat digambarkan grafik peringkat mapping
mengalikan hasil pembobotan waste dengan tools pada Gambar 2.
faktor pengendali yang ada pada tabel Value
.
Tabel 8. Hasil pembobotan VALSAT

Gambar 2 Grafik peringkat mapping tools

3.2.4 Detail Mapping kegiatan yang termasuk value added (VA),


Process Activity Mapping (PAM) necessary but non-value adding activities
digunakan untuk mengetahui proposal dari (NNVA) dan non value added (NVA). Peta

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 91


Jurnal OPSI Vol 10 No 1 Juni 2017 ISSN 1693-
2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

ini mampu mengidentifikasi adanya Quality filter mapping adalah alat


pemborosan pada value stream dan yang digunakan untuk mengidentifikasi
mengoptimalisasi proses agar lebih efisien masalah kualitas pada area aliran rantai
dan efektif dengan cara simplifikasi, pasok perusahaan. Cacat yang akan
kombinasi ataupun eliminasi, seperti terlihat digambarkan hanya cacat kualitas pada
pada Tabel 9. produk yang ditemukan selama proses
produksi. Berikut Tabel 10 merupakan data
reject pada proses pembuatan sarung tangan .

Tabel 9. Process Activity Mapping (PAM)

Tabel 10. Data reject dan rosentasi Reject

Dari data diatas, dapat digambarkan


Quality Filter Mapping (QFM) sarung tangan
golf seperti Gambar 3 :

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 92


Jurnal OPSI Vol 10 No 1 Juni 2017 ISSN 1693-
2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

Gambar 3. Quality Filter Mapping (QFM)

Berdasarkan gambar grafik diatas


dapat dilihat bahwa waste reject/defect
terbesar terdapat pada proses jahit dengan
reject rate5,86%.
cause and effect seperti Gambar 4, yang
3.2.5 Usulan Perbaikan nantinya akan dilihat faktor apa saja yang
1. Waste Defect (Cacat) dapat mempengaruhi cacat (Defect) pada
produk yang akan dihasilkan.
Pemborosan (waste) berupa defect
pada proses jahit yang timbul seperti tersebut
diatas akan dijabarkan menggunakan metode

Gambar 4. Diagram fishbone cacat (defect)

Setelah diketahui penyebab dari dimiliki pekerja dan intensitas perawatan


pemborosan cacat (defect) yang terjadi, maka atau pengecekan mesin perlu diperbaiki.
selanjutnya akan dilakukan upaya perbaikan Usulan perbaikan yang memungkinkan
untuk meminimasi waste berdasarkan dilakukan untuk meminimasi waste dalam
analisis akar penyebab berdasarkan fishbone bentuk cacat (defect) yaitu memberi pelatihan
diagram diatas. Dari akar permasalahan /pengetahuan untuk meningkatkan atau
diatas dapat dibuat usulan perbaikan yang mensetarakan keterampilan pekerja, memberi
nantinya dapat meminimasi waste berupa arahan dan pengawasan terhadap pekerja
cacat (defect). Akar permasalahan dan melakukan pemeriksanan atau
menunjukkan tingkat keterampilan yang pengecekan mesin secara berkala.

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 93


Jurnal OPSI Vol 10 No 1 Juni 2017 ISSN 1693-
2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

2. Waste menunggu (waiting)

Gambar 5. Diagram fishbone menunggu (waiting)

Dari Gambar 5. diagram diatas dapat observasi dan wawancara, proses aliran
disimpulkan bahwa akar masalah dari informasi berjalan sudah cukup baik dan
terjadinya pemborosan waktu menunggu jelas.Perencanaan produksi dilakukan
disebabkan karena perbedaan tingkat berdasarkan arahan dan koordinasi dari
keterampilan pekerja, perbaikan atau bagian PPIC.Aliran fisik pada current state
pengenggantian bagian mesin yang rusak dan mapping pembuatan sarung tangan golf
keterlambatan material datang yang biasanya terlihat pada Gambar 3.1 indikator
terjadi, sehingga aliran proses produksi yang performansi untuk cycle time produksi
panjang yang membutuhkan waktu lama tertinggi terdapat pada proses jahit (sewing)
untuk mengerjakannya semakin dengan waktu pengerjaan selama 13,68 min.
membutuhkan banyak waktu. Sehingga untuk Pada current state value stream mapping
meminimasi pemborosan waiting perlu (CSVSM) ini terdapat proses inspeksi
dilakukan perbaikan berkesinambungan. padaawal (bahan baku datang ke gudang) dan
Tindakan yang kemungkinan bisa dilakukan akhir (produk akan di packing) dimana
untuk perbaikan dengan menambah isnpeksi awal dilakukan denagn pengecekan
operator/pekerja pada proses jahit, keseluruhan barang yang datang sedangkan
memberikan pelatihan kepada inspeksi akhir dilakukan dengan cara
pekerja/operator untuk penyetaraan tingkatan sampling. Dari proses produksi pada current
keterampilan dan standar kerja agar lebih state value stream mapping dapat dilihat total
memahami dan mengetahui kegiatan proses cycle time19,92 menit dan totallead
yang benar dan dilakukan kegiatan time524,209 menit. Cepat lambatnya suatu
maintenance berupa preventive maintenance proses yang dilakukan pada aliran material
(perwatan atau pergantian bagian mesin berpengaruh terhadap terjadinya
secara berkala) untuk memastikan kondisi penumpukan Work In Proses yang
mesin dalam keadaan baik untuk mencegah disebabkan oleh adanya antrian material yang
terjadinya waste waiting akibat perbaikan harus diproses sehingga menyebabkan
atau pergantian spearpart. kondisi waiting. Kondisi waiting
menyebabkan semakin lama waktu yang
Analisis Hasil dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah
Value stream mapping yang produk. Kondisi-kondisi tersebut terjadi
digambarkan adalah untuk proses produksi karena perbedaan cycle time antar proses.
sarung tangan golf. Berdasarkan hasil

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 94


Jurnal OPSI Vol 10 No 1 Juni 2017 ISSN 1693-
2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

Proses identifikasi waste dilakukan cause and effect (diagram fishbone). Usulan
dengan menggunakan metode Waste tindakan perbaikan sebagai berikut :
Asessment model untuk menyederhanakan  Menambah pekerja/operator pada proses
pencarian permasalahan dan obyektifias jahit.
penelitian. Akurasi dan obyektifitas hasil Penambahan pekerja/operator bisa
assessment dari identifikasi waste ini tidak dengan cara mengontrak pekerja selama
lepas dari keterlibatan 4 responden yang kurun waktu tertentu(pekera kontrak)
kompeten dari setiap proses produksi atau penambahan pekerja tetap (pekerja
pembuatan sarung tangan golf. Hasil tetap) disesuaikan dengan kebutuhan
identifikasi waste yang bersifat assessment pemenuhan permintaan konsumen.
berupa peringkat pemborosan (waste) yang  Memberikan pelatihan atau pengetahuan
terdapat pada peringkat pertama yaitu cacat kepada pekerja untuk penyeragaman
(defect) dan kemudian pada peringkat kedua keterampilan dan standar kerja (berlaku
yaitu waiting (dapat dilihat pada Tabel 3.2). juga untuk pekerja tetap dengan
Hasil identifikasi waste yang bersifat ketrampilan standar).
assessment diatas menunjukkan peringkat  Melakukan pengarahan, dan
waste yang berpengaruh terhadap waste lain. pengawasan.
Pembobotan peringkat waste ini yang  Melakukan kegiatan maintenance dalam
nantinya akan digunakan pada metode bentuk preventive maintenance
VALSAT yang berfungsi untuk menentukan (pemeriksaan atau perawatan pada mesin
tools yang tepat digunakan untuk secara berkala) untuk menghindari
menganalisa waste secara lebih detail. Proses kerusahakan mesin yang tiba-tiba
produksi pembuatan sarung tangan golf sehingga waktu yang diperlukan untuk
terdiri dari 23 langkah pengerjaan. Di produksi tidak panjang.
langkah pengerjaan ada lima (5) jenis
aktivitas operation, transport, inspection, 4. KESIMPULAN
storage, dan delay. Total waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan produk Berdasarkan analisis hasil maka
adalah 524,209 menit (Secara detail kesimpulan yang didapat pada penelitian ini
keseluruhan proporsi waktu yang dibutuhkan yaitu pemborosan yang terjadi di lantai
setiap aktivitas dapat dilihat pada tabel3.4). produksi dalam bentuk cacat (defect) terjadi
Quality Filter Mapping (QFM) pada pada proses jahit dengan prosentase 76,8%
penelitian ini menggambarkan pemetaan dari total jumlah cacat dan pemborosan
terhadap masalah kualitas produk (cacat) (waste) waiting terjadi karena perbedaan
yang terdapat pada saat operasi maupun cycle time pada proses jahit, sehingga usulan
inspeksi. Standar yang diterapkan perusahaan tindakan perbaikan dalam bentuk menambah
untuk cacat pada kualitas produk selama pekerja pada proses jahit, melakukan
proses produksi ditetapkan maksimal 5% dari preventive maintenance, melakukan
total produksi. Berdasarkan data aktual dari pengarahan dan pengawasan kepada pekerja.
periode Februari-April 2015, maka dapat
dibuat QFM yang menggambarkan kondisi DAFTAR PUSTAKA
reject rate sepanjang supply chain. Dapat Akbar, F., 2011, Perancangan Lean
dilihat Tabel 3.5 bahwa reject rate terbesar Production System dengan
terjadi pada proses jahit (sewing) sebesar Pendekatan Cost Integrated Value
5.86% dengan prosentase 76.80%. Stream Mapping. Jurnal Skripsi
Pemborosan yang terjadi dan yang Sarjana TI UI, Depok,
telah diidentifikasi pada pengolahan data http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/202
berupa pemborosan defect dan waiting. 93219-S1491-
Pemborosan (waste) yang timbul akan dicari Perancangan%20lean.pdf. diakses 26
penyebabnya dengan menggunakan metode Agustus 2014.

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 95


Jurnal OPSI Vol 10 No 1 Juni 2017 ISSN 1693-
2102
OPSI – Jurnal Optimasi Sistem Industri

Alwi, S., Hampson, K.D., dan Mohamed, Production Management, Vol. 17 No.
S.A., 2002, Factors Influencing 1, pp. 46-64.
Contractor Performance in Liker, Jeffrey K. 2004.The Toyota
Indonesia: A Study of Non Value- Way. Jakarta: Penerbit Erlangga
Adding Activities., International Mughni, Ahmad.,Penaksiran Waste pada
Conference on Advancement in Proses Produksi Sepatu dengan
Design, Construction. Construction Waste Relationship Matrix. Jurnal
Management and Maintenance of Teknik Industri Universitas
Building Structure. Bali Trunojoyo. Madura.
Anonim., Pengertian cause and effect http://download.portalgaruda.org/arti
diagram cle.php?article=134328&val=5637.
fishbone,http://ilmumanajemenindust Diakses 26 oktober 2015.
ri.com/pengertian-cause-and-effect- Ratnasari, Tri., 2014, Studi Mengenai
diagram-fishbone-diagram-cara- Construction Waste Pada Proyek
membuat-ce/, diakses 11 April 2015 Konstruksi Di Surakarta. S1 Thesis,
Anonim.,Waktu baku standar time, Uajy.
http://www.epaminternational.com/ar Rawabdeh, I., 2005, A model for the
tikel/artikel-dunia-kerja/67-waktu- assessment of waste in job shop
baku-standard-time.html, diakses 11 environments. International Journal
April 2015. of Operations & Production
Batubara, S dan Kudsiah, F., Penetapan Management, Vol. 25 No. 8, pp. 800-
Konsep Lean Manufacturing untuk 822.
Meningkatkan Kapasitas Produski Resiandi., 2014, Penerapan Kosep Lean
(Studi Kasus : Lantai Produksi PT Manufacturing untuk Meminimasi
Tata Bros Sejahtera. Jurnal Teknik Waste pada Lantai Produksi . Skripsi
Industri Universitas Sarjana FTI UPN “Veteran”.
Trisakti,http://blog.trisakti.ac.id/jurna Yogyakarta
lti/files/2012/10/6_Penerapan- Sutalaksana, Z., R. Anggawisastra & J.H.
Konsep-Lean- Tjakraatmadja., 2006, Teknik
Manufacturing_Sumiharni-B- Perancangan Sistem Kerja. Bandung
dkk.pdf. Diakses 2 September 2015. : ITB Press.
Daonil., 2012, Implementasi Lean Tapping, D., T. Luyster & T. Shuker.,
Manufacturing Untuk Eliminasi 2002, Value Stream Management:
Waste Pada Lini Produksi Eight Steps to Planning, Mapping,
Machining Cast Wheel Dengan and Sustaining Lean Improvement.
Menggunakan Metode Wam Dan New York :Productivity Press.
Valsat. Tesis Magister FTI Wee, H.M and Simon Wu. 2009. Lean
Universitas Indonesia, Depok. supply chain and its effect on product
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/203 cost and quality: a case study on
14567-T%2031216 Ford Motor Company, Supply Chain
Implementasi%20lean Management: An International
full%20text.pdf.diakses 10 Oktober Journal 14/5 (2009) 335–341.
2015. Womack, J. and Jones, D., 2003,
Gasperz, Vincent., 2007, Lean Six Sigma Lean Thinking. New York: Simon &
For Manufacturing and Service Schuster.
Industries. Jakarta: PT. Gramedia Wyandotte., 2004, Symbols for
Pustaka Utamas Value Stream Mapping.
Hines, P. and Rich, N., 1997, The seven www.strategosinc.com. Diakses 10
value stream mapping tools. Oktober 2015.
International Journal of Operations &

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Yogyakarta 96

Anda mungkin juga menyukai