4
5
b. Filtering (penyaringan)
c. Drying (pengeringan)
1. Gyratory Cone
Crushing
Secondary
2. Rool Crushing 6 – 8 inci 1/2 – 3/8 inci
Crushing
3. Gravity Stamp Mill
4. Hammer Mill
Tertiary 1. Ball Mill
Crushing/Fine 2. Tube Mill 3 inci 50 – 200 mesh
Grinding 3. Rod Mill
Sumber : (Currie, 1973)
Keterangan:
K = Kapasitas hopper (ton)
Vh = Volume hopper (m3)
Bi = Bobot isi material (ton/m3)
b) Alat Pengumpan (Feeder)
Feeder adalah alat pengumpan material dari hopper ke unit peremuk atau
ke atas belt conveyor dengan kecepatan konstan. Penggunaan alat pengumpan
bertujuan agar proses pengumpanan dari hopper menuju ke alat peremuk dapat
berlangsung dengan laju yang konstan, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil,
sehingga dapat mencegah terjadinya penumpukan batu atau kekosongan umpan di
dalam hopper.
Kapasitas teoritis pengumpan (feeder) dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :
Q = v × T × L × d × 60..............……………………………......…….. [2.3]
Keterangan :
Q = Kapasitas feeder (ton/jam)
v = Kecepatan angkut feeder(m/menit)
T = Tinggi tumpukan material di atas feeder (m)
L = Lebar feeder (m)
d = Densitas lepas material (ton/m3)
Jenis-jenis feeder yang digunakan dalam industri pertambangan yaitu:
1. Apron feeder, alat pengumpan yang berupa lembaran baja, masing-masing
dihubungkan oleh roller chain (rantai berputar), feeder ini dirancang untuk
memindahkan material yang berat dan besar dari hopper menuju ban
berjalan atau ke unit peremuk.
10
masuk ke jaw akan terjepit mengalami gaya tekanan dan gaya pukulan pada
waktu jaw mendekat dan dilepaskan pada waktu jaw menjauh. Kedua gaya
tersebut dapat memecahkan batuan apabila melebihi batas elastisitas dari
batuan tersebut (Arif, 2003).
Gambar 2.8 Bentuk outer shell dan inner shell (a) Gyratory crusher
(b) Cone crusher (wills, 2006)
a. Prinsip kerja mesin cone crusher
Mesin cone crusher terdiri dari bingkai, perangkat transmisi, hollow
eccentric shaf, bearing berbentuk mangkuk, penghancur berbentuk kerucut,
springs dan tempat pengaturan tekanan hidrolik untuk mengatur discharging
opening. Selama masa pengoperasian motor menjalankan eccentric shaft
16
shell untuk berbalik melalui poros horisontal dan sepasang bevel gear. Poros
dari crushing cone berayunan dengan kekuatan eccentric shaft
shell, sehingga permukaan dari dinding penghancur berdekatan dengan
dinding roll mortar dari waktu ke waktu, dalam hal ini batu akan tertekan
dan kemudian hancur.
Kapasitas screen
Qt = a (A × B × C × D × E ) …................................................................... [2.7]
Keterangan:
Qt = kapasitas teoritis ayakan (ton/jam)
a = luas permukaan ayakan (ft2)
A = kapasitas teoritis untuk setiap ft2 lubang bukaan ayakan (ton/jam)
B = Faktor yang harganya tergantung dar jumlah oversize dalam umpan
pada ukuran lubang buka ayakan yang digunakan.
C = Faktor efisiensi ayakan
18
Pulley adalah suatu roll atau silinder yang berputar pada sumbunya dan
terletak pada ujung dari rangka belt conveyor.
Belt, berfungsi untuk membawa material yang diangkut dari suatu tempat ke
tempat lain. Belt tersebut terbuat dari campuran karet dan beberapa jenis
anyaman kapas atau nilon, rayon dan kabel baja.
Motor penggerak (drive unit), berfungsi untuk menggerakkan drive pulley
dan biasanya dilengkapi dengan sistem perpindahan roda gigi.
Idler, berfungsi untuk menahan dan menyangga belt. Pemilihan terhadap
diameter, ukuran bearing dan shaft mendasarkan pada: perawatan, kondisi
operasi, muatan, serta kecepatan ban.
2) Bagian-bagian yang tetap
Kerangka (frame), berfungsi untuk menyangga rangkaian belt conveyor,
sehingga muatan dapat diangkut dengan aman.
Penegang (take-up), berfungsi untuk membentuk belt, sehingga muatan
diatas idler dapat berjalan dengan baik serta untuk menghindari terjadinya
selip antara ban dengan pulley penggerak.
Centering device, berfungsi untuk mencegah agar belt tidak meleset dari
roller sehingga tetap berjalan pada alur dengan baik.
Loading skirt, digunakan untuk mencegah muatan jangan sampai tercecer
pada loading point.
Belt cleaner , digunakan untuk membersihkan materialyang menempel pada
belt dan dipasangkan pada permukaan sabuk setelah head pulley.
Chute atau corong, adalah alat yang digunakan untuk menumpahkan
material dan mengarahkan ke tempat tertentu.
20
Keterangan :
W = jumlah jam kerja alat tanpa mengalami kerusakan
R = jumlah jam perbaikan
2. Physical Availability
Adalah berguna untuk menunjukkan ketersediaan keadaan fisik alat yang
sedang digunakan.
W S
PA = x 100 % ................................................................... [2.13]
W R S
Keterangan :
S = jumlah jam alat tidak digunakan tapi tidak mengalami kerusakan
dan dapat dioperasikan.
W + R + S = seluruh jam kerja dimana alat dijadwalkan untuk dioperasikan.
3. Use of Availability
Use of Availability biasanya dapat memperlihatkan seberapa efektif suatu
alat yang sedang tidak rusak untuk dapat dimanfaatkan, hal ini dapat
dijadikan suatu ukuran seberapa baik pemakaian peralatan.
W
UA = × 100% ...........................................................................[2.14]
W S
Keterangan :
UA = Memperlihatkan efektivitas alat yang tidak sedang rusak dapat
dimanfaatkan.
4. Effektive Utilization (Efisiensi Kerja Alat)
Cara menunjukkan berapa persen seluruh waktu kerja yang dapat
dimanfaatkan untuk kerja produktif.
W
EU = × 100 % ..................................................................[2.15]
W R S
5. Efektivitas Penggunaan Alat
Untuk mengetahui tingkat penggunaan alat peremuk dan kemampuan yang
bisa dicapai.
Kapasitas nyata
Ep = × 100 % ......................................................... [2.16]
Kapasitas desain
24
tF wF
RL = tP = wP ........................................................................................... (2.20)
Keterangan :
RL = reduction rasio
tf = tebal umpan (cm)
tp = tebal produk (cm)
wF = lebar umpan (cm)
wP =lebar produk (cm)
26