Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

EFUSI PLEURA

Tugas Mandiri
Stase Keperawatan Medikal Bedah Tahap Profesi
Program Studi Ilmu Keperawatan

Disusun Oleh:
Christiana E.D.W
03/172373/EIK/00348

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UGM
YOGYAKARTA
2005
LAPORAN PENDAHULUAN

EFUSI PLEURA

A. Definisi
Efusi Pleura adalah pengumpulan cairan didalam rongga pleura ( Brunner &
Suddarth, 2001).

B. Etiologi
1. Infeksi tuberculosis
2. Infeksi nontuberculosis
3. Keganasan
4. Trauma
5. Parapneumonia, Parasit (ameba, paragonimiasis, Echinococcus), Jamur,
pneumonia atipik (virus, mikoplasma, Q fever, Legionella).
6. Keganasan paru
7. Proses imunologis: pleuritis lupus, pleuritis rheumatoid, sarkoidosis.
8. Radang sebab lain seperti pankreatitis, asbestosis, pleuritis uremia dan akibat
radiasi.

C. Tanda dan Gejala


1. Nafas pendek
2. Nyeri dada pleuritik
3. Takipnea
4. Hipoksemia bila ventilasi terganggu
5. Perkusi : pekak
6. Penurunan bunyi nafas di atas area yang sakit
D. Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya efusi pleura tergantung pada keseimbangan antara cairan
dan protein dalam rongga pleura. Dalam keadaan normal cairan pleura dibentuk
secara lambat sebagai filtrasi melalui pembuluh darah kapiler. Filtrasi ini terjadi
karena perbedaan tekanan osmotic plasma dan jaringan interstisial submesotelial,
kemudian melalui sel mesotelial masuk ke dalam rongga pleura. Selain itu cairan
pleura dapat melalui limfe sekitar pleura.
Proses penumpukan cairan dalam rongga pleura dapat disebabkan oleh
peradangan. Bila proses radang disebabkan oleh kuman piogenik akan terbentuk
pus/nanah, sehingga terjadi empiema/piotoraks. Bila proses ini mengenai
pembuluh darah sekitar pleura dapat menyebabkan hemotoraks.
Proses terjadinya pneumotoraks karena pecahnya alveoli dekat pleura parietalis
sehingga udara akan masuk ke dalam rongga pleura. Proses ini sering disebabkan
oleh trauma dada atau alveoli pada daerah tersebut yang kurang elastis lagi seperti
pada pasien emfisema paru.

E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Rontgen dada / Sinar tembus dada
2. Ultrasonografi pleura: menentukan adanya cairan dalam rongga pleura.
3. CT scan dada
4. Torakosentesis
a. Warna cairan :
Cairan pleura berwarna kekuning-kuningan
Bila agak kemerah-merahan dapat terjadi pada trauma, infark paru,
keganasan dan adanya kebocoran aneurisma aorta.
Bila Kuning kehijauan dan agak purulen, ini menunjukkan adanya
empiema.
Bila merah coklat, ini menunjukkan adanya abses karena ameba.
b. Biokimia : basil tahan asam (untuk tuberculosis), hitung sel darah merah
dan putih, kadar pH, glukosa, amilase.
c. Sitologi : sel neutrofil, sel limfosit, sel mesotel, sel mesotel maligna, sel-
sel besar dengan banyak inti, sel lupus eritematosus sistemik.
d. Bakteriologi
5. Biopsi pleura

F. Penanganan
1. Pengeluaran efusi yang terinfeksi memakai pipa intubasi melalui sela iga.
2. Irigasi cairan garam fisiologis atau larutan antiseptik (Betadine).
3. Pleurodesis, untuk mencegah terjadinya lagi efusi pleura setelah aspirasi.
4. Torasentesis: untuk membuang cairan, mendapatkan spesimen (analisis),
menghilangkan dispnea.

G. Komplikasi
1. Pneumotoraks (karena udara masuk melalui jarum)
2. Hemotoraks ( karena trauma pada pembuluh darah interkostalis)
3. Emboli udara (karena adanya laserasi yang cukup dalam, menyebabkan udara
dari alveoli masuk ke vena pulmonalis)
4. Laserasi pleura viseralis

H. Diagnosa Keperawatan yang sering muncul pada klien dengan efusi


pleura
1. Nyeri berhubungan dengan agen injury: fisik
2. Risiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan factor-faktor
risiko lain yang menentukan.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuat pertahanan tubuh primer
(cairan tubuh statis).
4. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas.

Anda mungkin juga menyukai