Berdasarkan jenis penyelenggaraannya, Imunisasi dikelompokkan menjadi Imunisasi Program dan Imunisasi
Pilihan. Imunisasi Program terdiri atas: Imunisasi rutin( Imunisasi dasar dan Imunisasi lanjutan) ; Imunisasi
tambahan; dan Imunisasi khusus.
Imunisasi lanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan pada:
a. anak usia bawah dua tahun (Baduta);
b. anak usia sekolah dasar; dan
c. wanita usia subur (WUS).
Imunisasi lanjutan yang diberikan pada Baduta sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a terdiri atas
Imunisasi terhadap penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia dan meningitis yang disebabkan
oleh Hemophilus Influenza tipe b (Hib), serta campak.
Imunisasi dasar dilakukan untuk memberikan kekebalan penyakit menular mematikan pada anak. Imunisasi
lanjutan merupakan ulangan Imunisasi dasar untuk mempertahankan tingkat kekebalan dan untuk
memperpanjang masa perlindungan anak yang sudah mendapatkan Imunisasi dasar.
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan transisi epidemiologi penyakit, jalaskan fenomena transisi yang
a. Terjadi di Indonesia dan berikan contoh contohnya sesuai dengan hasil survey riskesdas 2007 dan
2013
b. Apa makna terjadinya transisi tersebut terhadap program program kesehatan di puskesmas?
7. Soal :
a. Pilih salah satu program penunjang (bukan program wajib) lalu jelaskan kegiatan kegiatan
yang dilakukan sesuai dengan konsep pencegahan
Jawab:
Keselamatan Kerja:
Kegiatan yang dilaksanakan pertama adalah pendataan sasaran/usaha kerja selama 3 bulan. Pada
kegiatan ini dilakukan pencarian nama usaha, jumlah tenaga kerja, gender tenaga kerja, proses kerja
dari awal hingga akhir, faktor resiko yang berkaitan dengan keselamtan, shift kerja pegawai, dan
penggunaan BPJS Kesehatan. Kegiatan selanjutnya adalah sosialisasi, orientasi, kesehatan kerja
yang dilakukan tiap bulan dengan capaian perusahaan yang sudah dikunjungi adalah sebanyak 30
perusahaan dari tahun 2017. Materi yang diberikan mengenai keselamatan kerja secara umum agar
pekerja dapat mengenal keselamatan dalamn bekerja. Kegiatan pemeriksaan kerja dan pekerja dapat
dilakukan bersamaan atau tidak dengan pemberian sosialisasi, orientasi, kesehatan kerja.
Pemeriksaan dilakukan langsung di tempat bekerja. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi
pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan gula darah, dan mendata keluhan – keluhan yang
dirasakan selama bekerja. Pada pekerja yang didapatkan hasil pemeriksaannya tidak normal atau
memiliki keluhan, maka akan disarankan untuk datang ke Puskesmas agar mendapat penanganan
lebih lanjut. Apabila terdapat pekerja yang berobat ke puskesmas, kartu berobat/register pekerja
diberikan kode untuk memisahkan dengan pengunjung lain untuk memudahkan pencatatan jumlah
kunjungan pekera ke puskesmas dan untuk penekanan pelayanan kesehatan pekerja.
b. Mengapa ada program wajib dan program penunjang di puskesmas? Bisa diberikan contoh?
Jawab:
Kalo dari lecture dr Citra : Program wajib ada karena permsalahan-permasalahan yang ingin
diselesaikan dari masing-masing daerah meliputi hal-hal yang ada di program wajib (Mis.promkes,
kesling, KIA dan KB,Gizi,Pencegahan dan Pengendalian Penyakit). Kalau program pengembangan
atau penunjang tdk seluruh wilayah punya masalah tsbt (Mis. Kesehatan jiwa; kesehatan gigi
masyarakat; pengobatan tradisional, komplementer, dan alternatif; UKS; Kesehatan Indera;
Kesehatan Lansia; Kesehatan Kerja dan Olahraga)
8. Soal :
a. Jelaskan penerapan konsep surveilans dalam program puskesmas dan jelaskan manfaat
pelaksanaan kegiatan tersebut (cek lagi di permenkes)
Jawab :
Surveilans : kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau
masalahmasalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan
penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan
secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi
epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.
b. Jelaskan peranan surveilans dlm investigasi KLB
Surveilans didaerah wabah dan daerah berisiko terjadi wabah dilakukan untuk mengetahui
perkembangan penyakit menurut waktu dan tempat dan dimanfaatkan untuk mendukung upaya
penanggulangan yang sedang dilaksanakan, meliputi kegiatan – kegiatan seperti:
Menghimpun data kasus baru pada kunjungan berobat di pos pos kesehatandan unit unit
kesehatan lainnya, membuat tabel, grafik dan pemetaan dan melakukan analisis
kecenderunagn wabah dari waktu ke waktu dan analisis data menurut tempat, RT,RW, desa
dan kelompok kelompok masyarakat tertentu lainnya
Mengadakan pertemuan berkala petugas lapangan dengan kepala desa, kader, dan
masyarakat untuk membahas perkembangan penyakit dan hasil upaya penanggulangan
wabah yang telah dilaksanakan
Memanfaatkan hasil surveilans tersebut dalam upaya penanggulangan wabah
9. Bagaimana merencanakan pengadaan obat baru di puskesmas? Bagaimana sistem pelaporan
penggunaan obat? Jelaskan
Jawab :
Permenkes No. 74 ttg Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas tahun 2016
Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai untuk
menentukan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas.
Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan:
1. perkiraan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang mendekati kebutuhan;
2. meningkatkan penggunaan Obat secara rasional; dan 3. meningkatkan efisiensi penggunaan Obat.
2. Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas setiap periode
dilaksanakan oleh Ruang Farmasi di Puskesmas.
Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan dengan mempertimbangkan pola
penyakit, pola konsumsi Sediaan Farmasi periode sebelumnya, data mutasi Sediaan Farmasi, dan rencana
pengembangan. Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai juga harus mengacu pada
Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional. Proses seleksi ini harus melibatkan tenaga
kesehatan yang ada di Puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan, dan perawat, serta pengelola program
yang berkaitan dengan pengobatan. Proses perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi per tahun dilakukan
secara berjenjang (bottom-up). Puskesmas diminta menyediakan data pemakaian Obat dengan
menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Selanjutnya Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota akan melakukan kompilasi dan analisa terhadap kebutuhan Sediaan Farmasi Puskesmas di
wilayah kerjanya, menyesuaikan pada anggaran yang tersedia dan memperhitungkan waktu kekosongan
Obat, buffer stock, serta menghindari stok berlebih.
Administrasi meliputi pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh rangkaian kegiatan dalam pengelolaan
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai, baik Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang
diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya.
Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah: 1. Bukti bahwa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai telah dilakukan; 2. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian; dan 3. Sumber
data untuk pembuatan laporan.
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan secara
periodik dengan tujuan untuk: 1. mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pengelolaan
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai sehingga dapat menjaga kualitas maupun pemerataan
pelayanan; 2. memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai; dan 3. memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.
Setiap kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai, harus dilaksanakan sesuai
standar prosedur operasional. Standar Prosedur Operasional (SPO) ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. SPO
tersebut diletakkan di tempat yang mudah dilihat. Contoh standar prosedur operasional sebagaimana
terlampir.
Prompt Treatment
- Memberikan perawatan antenatal (ANC) terhadap ibu hamil termasuk pelayanan 10T untuk menilai
apakah perkembangan berlangsung normal.
- Pelayanan kesehatan neonatus dilakukan sebanyak 3x
- Penanganan komplikasi kebidanan melalui PONED (Program Obstetri dan Neonatal Emergensi
Dasar).
Pencegahan Tertier
Disability Limitation
Rehabilitation
- Melakukan rujukan sesuai indikasi
c. Sebutkan contoh angka insiden, prevalen dan proporssi dalam program tersebut
14. Pilih 1 program wajib lalu jelaskan : GIZI
a. Siapa saja sasaran program tersebut? Penduduk pada wilayah kerja UPT Kesmas Gianayar I
mencakup bayi (0-11 bulan), balita (1-4 tahun), anak usia sekolah, remaja, wanita usia subur (15-45
tahun), ibu hamil dan ibu menyusui.
b. Apa saja kegiatan dalam program tsbt dan kaitan dengan konsep level of prevention. Berikan contoh
kegiatan mana saja yang termasuk pencegahan primer, sekunder, tersier
Pencegahan Primer :
Penyuluhan perbaikan gizi masyarakat.
Peningkatan dan penggunaan ASI pada semua bayi segera setelah lahir sampai berumur 6 bulan.
Kegiatan ini memantau pemberian ASI dengan menggunakan alat bantu pengisian di KMS pada
kolom periode pemberian ASI ekslusif.
Pemantauan pola konsumsi masyarakat.
Pemberian tablet Fe, asam folat, dan kalsium (calex) pada ibu hamil.
Pemberian vitamin A pada bayi dan balita.
Pemantauan partisipasi masyarakat pada posyandu.
Pencegahan Sekunder :
Pemantauan bumil KEK, bekerjasama dengan program KIA.
Pemantauan BBLR bekerjasama dengan program KIA.
Penanggulangan gizi mikro (yodium dan anemia pada bumil).
Pemberian makanan tambahan untuk pemulihan gizi buruk pada keluarga miskin.
c. Jelaskan indicator keberhasilan program tersebut dilihat dari input, proses, outpt, outcome
Input :
a. Man : Pemegang program gizi, pemegang program KIA-KB, pemegang program PHBS, Bidan Desa, Kader
Posyandu.
b. Money : Sumber dana berasal dari Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) II Kabupaten
Gianyar (DPA SKD) sejumlah Rp. 24.300.000,00 dan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sejumlah
Rp. 60.930.000,00.
c. Minute : Kegiatan penyuluhan, pemantauan ASI ekslusif, pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita,
pemantauan gizi buruk, pemantauan bumil KEK, konsumsi garam beryodium, pemberian PMT dilakukan
setiap setahun sekali di posyandu. Pemberian tablet vitamin A dan TTD dilakukan 2x/tahun.
d. Material : Timbangan SKDN, timbangan bayi, meteran, formulir laporan, kapsul vitamin A, suplemen gizi mikro
(TTD), PMT, Iodine Test.
e. Method :
Melakukan penimbangan berat badan, pengukuran panjang/tinggi badan balita, pemberian vitamin A
secara langsung pada balita di posyandu, pemberian makanan tambahan pada ibu hamil dan balita,
pengambilan sampel garam yang dilaksanakan di sekolah dan rumah tangga, pengukuran LILA ibu hamil,
kunjungan rumah dan konseling gizi.
Pemberian vitamin A dosis tinggi dan pemantauan BBLR, ASI ekslusif, anemia pada ibu hamil dan bumil
KEK bekerjasama dengan program KIA-KB.
Pemantauan dan penanggulangan garam beryodium bekerjasama dengan program PHBS.
Penyuluhan gizi masyarakat bekerjasama dengan program PHBS dan Posyandu.
Pemantauan pola konsumsi masyarakat dilakukan dengan cara turun langsung ke lapangan untuk
memantau sampel KK yang digunakan.
f. Market :
Seluruh bayi dan balita di wilayah kerja UPT Kesmas Gianyar I.
Seluruh ibu hamil dan menyusui di wilayah kerja UPT Kesmas Gianyar I.
Seluruh siswa Sekolah Dasar dan remaja di wilayah kerja UPT Kesmas Gianyar I
Proses :
1. Planning : perencanaan target cakupan dan metode pemberian penyuluhan gizi dan gizi tambahan dilakukan
lintas program dan sektoral. Perancangan pemantauan kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG).
2. Organizing : koordinasi dengan kepala desa, pemegang wilayah, dan para pemegang program lain yang
berkaitan. Pertemuan lintas program dilaksanakan setiap bulannya
3. Actuating : pelaksanaan program dilakukan sesuai perencanaan dengan melibatkan kepala desa, kader dan
lintas program.
4. Controlling : evaluasi dilakukan oleh pemegang program setiap bulan setelah dilaksanakan kegiatan melalui
buku monev kegiatan ukm dan monitoring evaluasi indicator kinerja dan ada yang 6 bulan sekali disesuaikan
dengan jadwal pelaksanaan kegiatan dan dilaporkan setiap tahunnya.
Output :
Cakupan pencapaian pemberian vitamin A pada balita, balita yang ditimbang berat badannya, pemantauan
ASI eksklusif, penanganan balita gizi buruk dan balita gizi kurang yang mendapatkan PMT, pemberian MP-
ASI pada anak usia 6-24 bulan sudah memenuhi target.
Cakupan pencapaian pemberian tablet besi pada ibu hamil tidak memenuhi target.
Cakupan pencapaian RT yang mengonsumsi garam beryodium, persentase desa yang melaksanakan
surveilans gizi, bumil KEK yang mendapatkan PMT, remaja yang mendapat tablet tambah darah sudah
memenuhi target.
Cakupan pencapaian bayi baru lahir mendapatkan IMD tidak memenuhi target.
Prevalens bayi BBLR, balita gizi lebih, gizi buruk dan bumil KEK masih di bawah ambang batas.
Outcome :
Meningkatnya partisipasi masyarakat yang datang ke Posyandu.
Meningkatnya status gizi pada bayi, balita, bufas, dan masyarakat.
Dampak : Meningkatnya kesejahteraan dan kesehatan masyarakat
d. Jelaskan apa saja yang masih menjadi masalah di program tersebut, jika dilihat dari capaiannya
dibandingkan target. Elaskan apa saja penyebab jika ada capauan yang kurang atau melebihi target
No Variablel Kegiatan Target Pencapaian
1 Pemberian Vitamin A pada balita 98,5% 100%
2 Pemberian tablet besi pada ibu hamil 98% 88,03%
3 Balita yang ditimbang berat badannya 84% 89,70%
4 Cakupan pemantauan ASI Eksklusif 44% 71,64%
5 Cakupan penanganan balita gizi buruk 100% 100%
6 Cakupan RT yang mengonsumsi garam
85% 85,38%
beryodium
7 Persentase Desa/kelurahan yang
100% 100%
melaksanakan surveilans gizi
8 Persentase Bumil KEK yang mendapatkan
65% 100%
PMT
9 Persentase bayi baru lahir mendapatkan IMD 44% 34,97%
10 Persentase balita kurus yang mendapat PMT 80% 100%
11 Persentase remaja yang mendapat tablet
20% 100%
tambah darah
12 Persentase balita gizi lebih 11,2% 0,32%
13 Persentase Bumil KEK 9,6% 5,58%
14 Persentase balita gizi buruk (BB/U) <1% 0,06%
15 Cakupan pemberian MP-ASI pada anak usia
100% 100%
6-24 bulan
16 Prevalens BBLR <5% 4,68
Pemberian Tablet Besi pada Ibu Hamil
Pencapaian kegiatan pemberian tablet besi pada ibu hamil masih belum mencapai target oleh karena
belum terpenuhinya target kunjungan ibu hamil sesuai laporan program KIA-KB. Hal ini disebabkan
oleh karena masih adanya ibu hamil yang hanya memeriksakan kehamilannya di Praktek Dokter
Swasta dan datanya tidak dilaporkan ke Puskesmas.
Bayi Baru Lahir yang mendapatkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Kegiatan ini belum mencapai target disebabkan karena kegiatan IMD baru dilakukan sejak tahun
2016 sehingga belum semua tenaga kesehatan melakukan pelayanan IMD.
e. Jelaskan program KIA-KB, apakah sudah sesuai dengan yang seharusnya? Mulailah dengan
indicator ibu dan anak, tujuan program , jenis/nama program, sasaran, indicator kesehatan maupun
indicator program dan apakah program tersebut sudah menjawab tujuan, baik malsah kesehatan
maupun masalah program
Sudah sesuai aja:3
Tujuan Program:
Meningkatkan program pelayanan KIA-KB sesuai dengan standar operasional yang bermutu dan
terjangkau
Meningkatkan mutu pelayanan KIA-KB sesuai dengan protap yang berlaku
Meningkatkan status kesehatan reproduksi bagi Wanita Usia Subur (WUS) dan Pasangan Usia
Subur (PUS)
Meningkatkan cakupan persalinan tenaga kesehatan
Meningkatkan jumlah akseptor KB
Meningkatkan cakupan KIA-KB sesuai target
Menurunkan prevalensi BBLR
Sasaran:
Penduduk sasaran dari program untuk mencegah kematian ibu adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu
hamil risti, ibu nifas, bayi dan bayi risti.
Ukuran (Indikator) untuk Masalah Kematian Ibu
Adalah jumlah kematian ibu akibat komplikasi kehamilan dan persalinan dalam suatu wilayah tertentu
per 1000 atau 100.000 kelahiran hidup (Maternal Mortality Ratio/Rate). AKI juga dapat digunakan
untuk pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan
secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan.
Rumus:
𝑥
𝐴𝐾𝐼 = x𝐾
𝑦
Keterangan:
AKI = Angka Kematian Ibu
X = Jumlah kematian ibu karena komplikasi kehamilan, persalinan, masa nifas dalam suatu wilayah
tertentu.
Y = Jumlah lahir hidup dalam wilayah dan waktu yang sama/Jumlah ibu at risk (usia produktif)
K = Konstanta 100.000 (UPT Kesmas Gianyar I menggunakan konstanta 100.000)
Pada tahun 2016 AKI di UPT Kesmas Gianyar I adalah 229,88 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum mencapai usia 1
tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka Kematian Balita
(AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan
sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup.
Rumus AKB:
𝑥
AKB = xK
𝑦
Keterangan :
- x = jumlah bayi umur kurang dari 13 bulan yang meninggal dalam 1 tahun
- y = jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama.
- K = konstanta (1.000).
Rumus AKABA
𝑥
AKABA = xK
𝑦
Keterangan :
x = jumlah bayi umur 1-4 tahun yang meninggal dalam 1 tahun.
y = jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama.
K = konstanta (1.000).
Pada tahun 2016 AKB di UPT Kesmas Gianyar I sebesar 1,15 per 1000 kelahiran hidup:
1
AKB = X 1000 = 1.15
870
Pada tahun 2016 AKABA di UPT Kesmas Gianyar I sebesar 1.62 per 1000 kelahiran hidup:
6
AKABA = x 1000 = 1,62
3704
Program Program
Pencegahan primer:
Health promotion
Program Pencegahan Seharusnya
Memberi penyuluhan & nasehat kepada perorangan, keluarga dan masyarakat mengenai segala hal
yang berkaitan dengan kehamilan, termasuk kesehatan umum, gizi, KB, ASI dan kesiapan dalam
menghadapi kehamilan (penyuluhan dilakukan saat kunjungan posyandu, kelompok ibu, dan tempat
kegiatan masyarakat). Penyuluhan secara individu dan kelompok mengenai tumbuh kembang anak
dan ASI. Pada puskesmas KKM : Penyuluhan diberikan saat ibu memeriksakan diri ke puskesmas
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan. Penyuluhan mengenai pemberian ASI eksklusif
dan tumbuh kembang anak diberikan di puskesmas atau saat posyandu atau imunisasi.
Specific protection
Program Pencegahan Seharusnya
- Imunisasi TT 2 kali pada semua ibu hamil.
- Memberi tablet atau sirop zat besi pada semua bumil minimal 90 tablet selama kehamilan.
- Pemberian vit A sebanyak 2x dalam setahun.
- Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
- Pelayanan imunisasi yaitu BCG, hepatitis B, DPT, Polio dan Campak bagi bayi.
- Imunisasi Campak, TT dan DT terhadap anak usia sekolah
Pada puskesmas KKM:
- Imunisasi TT pada bumil sudah dilakukan integrasi dengan program imunisasi puskesmas
- Pemberian tablet zat besi pada semua bumil sudah dilakukan, dimana ada 2 jenis pemberian zat
besi: Fe1 dan Fe3. Kegiatan ini dilakukan dengan mengadakan kerjasama lintas program gizi
diberikan 90 tablet selama 3 bulan.
- Pemberian vit A sudah dilakukan
- Pelayanan imunisasi bagi bayi sudah dilakukan dengan bekerja sama dengan pemegang program
imunisasi.
Pencegahan Sekunder.
Early Detection
Program Pencegahan Seharusnya
- Deteksi ibu hamil resiko tinggi. Pencatatan ibu hamil, evaluasi riwayat kehamilan dan persalinan
terdahulu, dan evaluasi penyakit yang diderita ibu.
- Melakukan pemantauan secara intensif selama proses persalinan untuk mendeteksi jika ada
penyulit dalam persalinan (salah satunya dengan partograf).
- Deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang anak.
Di Puskesmas KKM:
- Sudah dilakukan
f. Jelaskan langkah langkah penanggulangan KLB di puskesmas ex :DHF, diare dll. Mulai dari
bagaimana menentukan kejadian tersebut, Janis luar biasanya lalu langkah2nya
Menentukan Kejadian: Pasal 6
Suatu daerah ditetapkan dalamkeadaan KLB, apabila memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut:
o Timbulnya suatu penyakit menular tertentu sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 yang sebelumnya
tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah
o Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama tiga kurun waktu dalam jam, hari, atau minggu
berturut-turut menurut jenis penyakitnya
o Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam
kurun waktu jam, hari, atau minggu menuut jenis penyakitnya
o Jumlah penderita baru dalam periode waktu satu bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih
dibandingkan dengan angkarata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya
o rata-rata jumlah kejadian kesakitan perbulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua kali atau
lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan perbulan pada tahun sebelumnya
o angka kematian kasus suatu penyakit (case fatality rate) dalam satu kurun waktu tertentu
menunjukkan kenaikan50% atau lebih dibandingkan degan angka kematian kasus suatu penyakit
periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama
o Angka poporsi penyakit (propotional rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan kenaikan
dua kali atau lebih dibandingkan satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
Penetapan ini dilakukan oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/koya, kepala dinas kesehatan
provinsi , atau menteri. Apabila kepala dinas kesehatan kabupaten/kota tidak menetapkan suatu
daerah di wilayahnya dalam keadaan KLB, kepala dinas kesehatan provinsi dapat menetapkan
daerah tersebut dalam keadaan KLB. Kalo kep. dinas prov/kab kota tidak menetapkan, menteri yang
menetapkan. Kalo tidak sesuai KLB maka keterangan KLB harus dicabut.
1) UKM esensial yang berupa pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan
kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana, pelayanan gizi, dan pelayanan pencegahan dan pengendalian
penyakit.
2) UKM pengembangan, dilaksanakan setelah Puskesmas mampu melaksanakan UKM esensial secara
optimal, mengingat keterbatasan sumber daya dan adanya prioritas masalah kesehatan.
3) UKP, yang berupa rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari (one day care), home care;
dan/atau rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.
b. Pelaksanaan manajemen Puskesmas dalam penyelenggaraan kegiatan, meliputi:
1) Proses penyusunan perencanaan, penggerakkan pelaksanaan dan pelaksanaan penilaian kinerja;
2) Manajemen sumber daya termasuk manajemen sarana, prasarana, alat, obat, sumber daya manusia dan
lain-lain;
3) Manajemen keuangan dan Barang Milik Negara/Daerah
4) Manajemen pemberdayaan masyarakat;
5) Manajemen data dan informasi; dan
6) Manajemen program, termasuk Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
7) Mutu pelayanan Puskesmas, meliputi:
Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan.
Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhannya terhadap standar pelayanan
yang telah ditetapkan.
Penilaian output pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang diselenggarakan, dimana masing-
masing program/kegiatan mempunyai indikator mutu sendiri yang disebut Standar Mutu Pelayanan
(SMP). Sebagai contoh: Angka Drop Out Pengobatan pada pengobatan TB Paru.
Penilaian outcome pelayanan antara lain melalui pengukuran tingkat kepuasan pengguna jasa
pelayanan Puskesmas dan pencapaian target indikator outcome pelayanan.
Selanjutnya dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Puskesmas, Puskesmas wajib diakreditasi oleh
lembaga B.2. Pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas
a. Di tingkat Puskesmas:
1) Kepala Puskesmas membentuk tim kecil Puskesmas untuk melakukan kompilasi hasil pencapaian.
2) Masing-masing penanggung jawab kegiatan melakukan pengumpulan data pencapaian, dengan
memperhitungkan cakupan hasil (output) kegiatan dan mutu bila hal tersebut memungkinkan.
3) Hasil kegiatan yang diperhitungkan adalah hasil kegiatan pada periode waktu tertentu. Penetapan periode
waktu penilaian ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota bersama Puskesmas. Sebagai contoh
periode waktu penilaian adalah bulan Januari sampai dengan bulan Desember.
4) Data untuk menghitung hasil kegiatan diperoleh dari Sistem Informasi Puskesmas, yang mencakup
pencatatan dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan jaringannya; survei lapangan; laporan lintas sektor
terkait; dan laporan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.
5) Penanggung jawab kegiatan melakukan analisis terhadap hasil yang telah dicapai dibandingkan dengan
target yang ditetapkan, identifikasi kendala/hambatan, mencari penyebab dan latar belakangnya, mengenali
faktor-faktor pendukung dan penghambat.
6) Bersama-sama tim kecil Puskesmas, menyusun rencana pemecahannya dengan mempertimbangkan
kecenderungan timbulnya masalah (ancaman) ataupun kecenderungan untuk perbaikan (peluang).
7) Dari hasil analisa dan tindak lanjut rencana pemecahannya, dijadikan dasar dalam penyusunan Rencana
Usulan Kegiatan untuk tahun (n+2). n adalah tahun berjalan.
8) Hasil perhitungan, analisis data dan usulan rencana pemecahannya disampaikan ke dinas kesehatan
kabupaten/kota yang selanjutnya akan diberi umpan balik oleh dinas kesehatan.
b. Di tingkat kabupaten/kota:
1) Menerima rujukan/konsultasi dari Puskesmas dalam melakukan perhitungan hasil kegiatan, menganalisis
data dan membuat pemecahan masalah.
2) Memantau dan melakukan pembinaan secara integrasi lintas program sepanjang tahun pelaksanaan
kegiatan Puskesmas berdasarkan urutan prioritas masalah.
3) Melakukan verifikasi hasil penilaian kinerja Puskesmas dan menetapkan kelompok peringkat kinerja
Puskesmas.
4) Melakukan verifikasi analisis data dan pemecahan masalah yang telah dibuat Puskesmas dan
mendampingi Puskesmas dalam pembuatan rencana usulan kegiatan.
5) Mengirim umpan balik ke Puskesmas dalam bentuk penetapan kelompok tingkat kinerja Puskesmas.
6) Penetapan target dan dukungan sumber daya masing-masing Puskesmas berdasarkan evaluasi hasil
kinerja Puskesmas dan rencana usulan kegiatan tahun depan.
19. Tujuan program
20. Buatlah secara teoritis, indicator yang dapat dipakai untuk mengukur tujuan program
21. Masalah kesehatan yang terjadi di wilayah kerja puskesmas sehingga program tersebut harus dilakukan
22. Sebutkan sub program dan kegiatan yang dikerjakan untuk mencapai keberhasilan program
23. Apakah program dan kegiatan tersebut sudah menjawab masalah kesehatan yang harus diselekasiakn di
lokasi wilayah anda
24. Hasil survey riskesdas 2007-2013 maslaah serius gizi nasional bergerak dari masalah kurang gizi ke masalah
gizi ganda
a. Bagaimana anda menelaskan penyebab fenomena tersebut secara alamiah?
b. Menuruht anda bagaimana puskesamas harus memanfaatkan dara riskesdas sebelum melaksanakan
program program di puskesmas? Berikan cintih untuk beberapa program
25. Mengapa program KIA merupakan program esensial
karena jumlah kematian ibu dan anak masih tinggi dan angka kematian ibu dan anak meruupakan indikator
derajat kesehatan masyarakat di suatu negara.
26. Jelaskan beda maternal mortality rate dengan maternal mortality ratio
27. Jelaskan pentingnya program surveilans dan termasuk dalam pencegahan apakah program surveilan
stersebut?
28. Jenis jenis rekam medis? Siapakah yang boleh mengakses RM? Jelaskan prinsipnya
Rekam medis harus dibuat dalam bentuk tulisan atau elektronik
(1)Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan kesehatan sekurang-kurangnya
memuat a. identitas pasien; b.tanggal dan waktu; c.hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan
dan riwayat penyakit; d.hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medic ; e. diagnosis; f. rencana
penatalaksanaan;
g.pengobatan dan/atau tindakan; h.pelayanan lainyang telah diberikan kepada pasien; i.untuk pasien kasus
gigi dilengkapi dengan odontogram klinik; dan j.persetujuan tindakan bila diperlukan.
(2)Isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari sekurang kurangnya memuat:
a.identitas pasien; b.tanggal dan waktu; c.hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan
riwayat penyakit; d.hasil pemerisaan fisik dan penunjang medic.; e.diagnosis; f.rencana penatalaksanaan;
g.pengobatan dan/atau tindakan; h.persetujuan tindakan bila diperlukan; i.catatan observasi klinis dan hasil
pengobatan.; j.ringkasan pulang (discharge summary); k.nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau
tenaga kesehalan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan; l.pelayanan lain yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan tertentu; dan m.untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik.
(3)Isi rekam medis untuk pasien gawat darurat sekurang-kurangnya memuat: a.identitas pasien; b.kondisi
saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan; c.identitas pengantar pasien; d.tanggal dan waktu; e.hasil
anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit; f.hasil pemeriksaan fisik dan
penunjang medik; g.diagnosis; h.pengobatan dan/atau tindakan; i.ringkasan kondisi pasien sebelum
meninggalkan pelayanan unit gawat darurat dan rencana tindak lanjut; j.nama dan tanda tangan dokter,
dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan; k.sarana transportasi
yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke sarana pelayanan kesehatan lain; dan l.pelayanan
lain yang telah diberikan kepada pasien.
(4)Isi rekam medis pasien dalam keadaan bencana, selain memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) ditambah denqan: a.jenis bencana dan lokasi di mana pasien ditemukan; b.kategori kegawatan
dan nomor pasien bencana masal; dan c.identitas yang menemukan pasien;
(5)Isi rekam medis untuk pelayanan dokter spesialis atau dokter gigi spesialis dapat dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan.
(6)Pelayanan yang diberikan dalam ambulans atau pengobatan masal dicatat dalam rekam medis sesuai
ketentuan sebagaimana diatur pada ayat (3) dan disimpan pada sarana pelayanan kesehatan yang
merawatnya.
Pasal 10
(1)Informasi tentang identitas diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan
pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola
dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan.
(2)Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan, dan riwayat pengobatan
dapat dibuka dalam hal:
a.untuk kepentingan kesehatan pasien;
b.memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum atas perintah
pengadilan;
c.permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri;
d.permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-undangan;
e.untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis, sepanjang tidak menyebutkan identitas
pasien;
(3)Permintaan rekam medis untuk tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dilakukan secara
tertulis kepada pimpinan sarana pelayanan kesehatan.
Pasal 11
(1)Penjelasan tentang isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter atau dokter gigi yang merawat
pasien dengan izin tertulis pasien atau berdasarkan peraturan perundang-undangan.
(2)Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dapat menjelaskan isi rekam medis secara tertulis atau langsung
kepada pemohon tanpa izin pasien berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Data tersebut diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan Indeks Keluarga Sehat (IKS) pada tingkat
keluarga, tingkat desa atau kelurahan, dan tingkat Puskesmas. Hasil perhitungan IKS tersebut, selanjutnya
dapat ditentukan kategori kesehatan masing-masing keluarga dengan mengacu pada ketentuan berikut:
1) Nilai indeks > 0,800 : keluarga sehat
2) Nilai indeks 0,500 – 0,800 : pra-sehat
3) Nilai indeks < 0,500 : tidak sehat
HAL 20 SISANYA
35. Soal :
a. Perbedaan konsep UKM dan UKP
Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Upaya Kesehatan Perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah suatu kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan
memulihkan kesehatan perseorangan.
b. Peranan puskesmas dalam pelaksanaan JKN
Puskesmas dalam pelaksanaan JKN berperan dalam pemberian fasilitas kesehatan / sebagai FKTP
(fasilitas kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat non spesialistik
untuk keperluan observasi, promotif, preventif, diagnosis, perawatan, pengobatan, dan/atau
pelayanan kesehatan lainnya.)
36. Ada KLB contoh diare atau DHF :
a. Bagaimana menentukan KLB di daerah tersebut
Permenkes no 1501
Suatu daerah ditetapkan dalamkeadaan KLB, apabila memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut:
o Timbulnya suatu penyakit menular tertentu sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 yang sebelumnya
tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah
o Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama tiga kurun waktu dalam jam, hari, atau minggu
berturut-turut menurut jenis penyakitnya
o Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam
kurun waktu jam, hari, atau minggu menuut jenis penyakitnya
o Jumlah penderita baru dalam periode waktu satu bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih
dibandingkan dengan angkarata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya
o rata-rata jumlah kejadian kesakitan perbulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua kali atau
lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan perbulan pada tahun sebelumnya
o angka kematian kasus suatu penyakit (case fatality rate) dalam satu kurun waktu tertentu
menunjukkan kenaikan50% atau lebih dibandingkan degan angka kematian kasus suatu penyakit
periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama
o Angka poporsi penyakit (propotional rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan kenaikan
dua kali atau lebih dibandingkan satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
b. Sebagai seorang dari puskesmas, tindakan pokok yang harus dilakukan dalam 24 jam sejak
terjadinya KLB
Permenkes 1501 Bab IV Pelaporan
Pasal 16
Pimpinan puskesmas yang menerima laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) (tenaga
kesehatan atau masy. wajib memberikan laporan kepada kepala desa/lurah dan puskesmas
terdekatatau jejaringnya selambat-lambatnya 24 jam sejak mengetahui adanya penderita atau
tersangka penderita penyakit tertentu sebagaimana dalam pasal 4) harus segera melaporkan kepada
kepala ddinas keseharan kabupaten/kota selambat-lambatnya 24 jam sejak menerima informasi
c. Setelah terindikasi KLB, jelaskan urutan langkah sampai dengan menemukan penyebab dari KLB
tersesbut
Penemuan penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah dapat dilakukan secara pasif
dan aktif
Penemuan secara pasif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui penerimaan laporan
atau informasi kasus dari fasilitas pelayanan kesehatan meliputi diagnosis klinis dan
konfirmasi laboratorium
Penemuan secara aktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui kunjungan lapangan
untuk melakukan penegakan diagnosis secara epidemiologi berdasarkan gambaran umum
penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan wabah yang selanjutnya diikuti dengan
pemeriksaan klinis dan pemeriksaan laboratorium
Selain pemeiksaan klinis dan pemeriksaan laboratorium sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) apat dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya
HALAMAN 18-19
d. Hubungan antara surveilans dan KLB
Surveilans didaerah wabah dan daerah berisiko terjadi wabah dilakukan untuk mengetahui
perkembangan penyakit menurut waktu dan tempat dan dimanfaatkan untuk mendukung upaya
penanggulangan yang sedang dilaksanakan, meliputi kegiatan – kegiatan seperti:
Menghimpun data kasus baru pada kunjungan berobat di pos pos kesehatandan unit unit
kesehatan lainnya, membuat tabel, grafik dan pemetaan dan melakukan analisis
kecenderunagn wabah dari waktu ke waktu dan analisis data menurut tempat, RT,RW, desa
dan kelompok kelompok masyarakat tertentu lainnya
Mengadakan pertemuan berkala petugas lapangan dengan kepala desa, kader, dan
masyarakat untuk membahas perkembangan penyakit dan hasil upaya penanggulangan
wabah yang telah dilaksanakan
Memanfaatkan hasil surveilans tersebut dalam upaya penanggulangan wabah
37. Apakah di puskesmas KKM terdapat program kesehatan jiwa? Mengapa program tersebut tidak termasuk
dalam 6 program wajib puskesmas? Tidak. Program kesehatan jiwa tidak masuk ke dalam program wajib
puskesmas dikarenakan belum tersedianya sumberdaya yang memadai baik itu SDM, , ketersediaan regulasi
, psikotropka, anggaran serta sarana prasarana yang mendukung.
38. Program vaksinasi rabies tidak diberikan secara massal pada manusia, tapi hanya diberikan pada anjing, knp
demikian?
Permenkes no 12 tntang penyelenggaraan imunisasi
Dikarenakan VAR (Vaksin Anti Rabies) hanya diberikan pada seluruh kasus gigitan hewan (HPR) yang
berindikasi sehingga kemungkinan kematian akibat rabies bisa diatasi
39. Salah satu data yang tersedia di puskesmas adalah data 10 penyakit terbanyak
a. Dapatkah data tersebut digunakan untuk mengetahui permasalahan kesehatan di wilayah anda? Jika
ya jelaskan strategi pemanfaatannya. Jika tidak jelaskan mengapa
b. Dari 10 penyakit terbanyak, bagaimana anda menhelaskan perbedaan kejadian penyakti tidak
menular dan angka penyakit menular? Bagaiman anda membuat strategi penanggulangan dan
pencegahannya. Jelaskan jawaban anda dengan contoh
40. Kenapa program p3 (pencegahan dan penanggulangan penyakit) termasuk program esensial? Jelaskan
beserta evidence yang anda ketahui
41. Jelaskan Analisa kegiatan kegiatan dari salah satu prohra puskesmas menurut prinsip pencegahan
42. Jelaskan apa itu tujuan yang SMART? Buatlah tujuan dan output (indicator keberhasilan) yang SMART dan
berikan analisanya
43. Kenapa anda perlu tahu profil puskesmas tempat KKM? Apa manfaatnya? Jelaskan jawaban anda dengan
contoh
Untuk dapat mengenal masalah kesehatan yang ada di wilayah puskesmas. Seringkali ditemukan lebih dari
satu masalah sehingga perlu dibuatkan prioritas masalah.
contohnya 10 besar penyakit
44. Data 10 besar penyakit
a. Apa manfaatnya?
b. Dari 10 besar penyakit terbanyak, kenapa penyakit tidak menular selalu berada di bawah angka
penyakit menular? Jelaskan alasan jawaban anda dengan contoh
45. Jika bertugas sebagi kepala puskesmas dan meemukan ada capaian program yang slealui melebihi 100%
selama 5 tahun berturut turut. Ada juga capaian yang Selma 5 tahun berturut turut selalu di bawah 80%.
Jelaskan hasil Analisa anda mengenai kemungkinan penyebab kasus tersebut
46. Apa beda puskesmas dengan RS? Bedakan fungsi dan tugas mereka ber2!
DEFINISI:
Puskesmas: fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
di wilayah kerjanya.
RS: Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif,dan
rehabilitatif.
FUNGSI DAN TUGAS:
Puskesmas: Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, puskesmas
menyelenggarakan UKM dan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya. Selain itu puskesmas berfungsi
sebagai wahana pendidikan Tenaga Kesehatan.
RS: Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Untuk
menjalankan tugasnya, Rumah Sakit mempunyai fungsi: a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan
pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit; b. pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis; c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan d. penyelenggaraan penelitian dan
pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan
dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
47. Apa itu posyandu, bagaimana kedudukan psoyandu, jelaskan fungsi posyandu balita dan progam yang
diimplementasikan pada posyandu balita. Bagaimana pelaksanaan posyandu balita di wilayah kerja
puskesmas anda.
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan
Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan antara lain: gizi, imunisasi, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan
penanggulangan diare. Definisi lain Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan Angka
Kematian Ibu dan Bayi.
Menurut lokasinya Posyandu dapat berlokasi di setiap desa atau kelurahan atau nagari. Bila diperlukan dan
memiliki kemampuan, dapat berlokasi di tiap RW, dusun, atau sebutan lain yang sesuai. Kedudukan
Posyandu adalah : a. Terhadap pemerintah desa atau kelurahan, adalah sebagai wadah pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan yang secara kelembagaan dibina oleh pemerintah desa atau kelurahan. b.
Terhadap Pokja Posyandu, sebagai satuan organisasi yang mendapat binaan aspek administrasi, keuangan
dan program Pokja. c. Terhadap berbagai UKBM, adalah sebagai mitra. d. Terhadap Konsil Kesehatan
Kecamatan, adalah sebagai satuan organisasi yang mendapat arahan dan dukungan sumberdaya dari Konsil
Kesehatan Kecamatan. e. Terhadap Puskesmas, adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan yang secara teknis medis dibina oleh Puskesmas.
Fungsinya secara umum: (gadapet fungsi khusus utk yg balita)
1. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada
masyarakat dan antar sesama masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan AKI dan AKB
2. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan asar terutama berkaitan dengan penurunan
AKI dan AKB
Program yang diimplementasikan pada posyandu balita:
a. Penimbangan BB
b. Penentuan status pertumbuhan
c. Penyuluhan
d. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi, dan deteksi dini
tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas
Selain itu tedapat pula program imunisasi pada balita dan pelayanan gizi berupa penimbangan berat badan,
deteksi dini gangguanpertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT, vitamin A.
48. Apabila dari evaluasi tahun sebelumnya ditemukan cakupan imunisasi campak di wiayah kerja tidak teracpai,
apa yang anda akan lakukan untuk program di tahun ini, jalaskan sesuai dengan prinsip perencanaan dan
evaluasi program puskesmas