SAP 5
KELOMPOK 3
1
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dalam pembahasan makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dan jenis kelompok
2. Untuk mengetahui bagaimana tahap dari perkembangan kelompok
3. Menambah pengetahuan mengenai perilaku dan prestasi kelompok
4. Untuk menambah wawasan mengenai kohesivitas dalam kelompok
5. Untuk mengenal lebih dalam mengenai efek kohesif pada produktivitas
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
berkoordinasi satu sama lain jika klaim tersebut ingin ditangani dengan pantas.
Tugas-tugas yang diwajibkan dan interaksi tersebut memudahkan pembentukan
suatu kelompok tugas.
2. Kelompok informal. Kelompok informal adalah pengelompokan orang-orang secara
alamiah dalam suatu situasi kerja sebagai tanggapan terhadap kebutuhan social.
Dengan kata lain kelompok informal tidak muncul sebagai hasil rencana yang
disengaja tetapi berkembang secara agak alamiah. Ada dua jenis khusus kelompok
informal : kelompok kepentingan dan kelompok persahabatan.
Maka akan ada:
Kelompok minat/kepentingan.
Individu-individu yang mungkin tidak menjadi anggota dari kelompok komando
atau kelompok tugas yang sama dapat berafiliasi untuk mencapai beberapa
sasaran bersama. Pengelompokan bersama para karyawan tersebut merupakan
suatu kesatuan barisan menghadapi pimpinan untuk memperoleh manfaat lebih
besar. Contoh dari kelompok kepentingan adalah para pelayan restoran atau hotel
yang menghimpun semua tip yang mereka terima.
Kelompok persahabatan.
Banyak kelompok yang dibentuk karena para anggotanya mempunyai
kebersamaan tentang suatu hal, seperti umur, keyakinan politik, atau latar
belakang etnis. Kelompok persahabatan ini sering memperluas interaksi dan
komunikasi mereka dalam berbagai aktivitas di luar kerja. Perbedaan yang utama
antara kedua kelompok itu adalah bahwa kelompok formal (komando dan tugas)
dirancang oleh organisasi formal dan merupakan alat untuk mencapai sasaran,
sedangkan kelompok informal (kepentingan dan persahabatan) adalah penting
bagi kepentingannya sendiri. Mereka memenuhi kebutuhan dasar manusia untuk
berhimpun.
b. Kelompok berdasarkan keanggotaan dan berdasarkan kesukaan.
Kelompok berdasarkan keanggotaan
Kelompok berdasarkan kesukaan
c. Kelompok berdasarkan jumlah/besarnya anggota.
Kelompok dua orang (diad)
Kelompok tiga orang (triad)
Kelompok yang terdiri atas lebih dari tiga orang
4
d. Kelompok Dilihat Dari Interaksinya
Kelompok Primer
Kelompok primer ialah suatu kelompok yang jumlah anggotanya hanya sedikit,
meskipun tidak setiap kelompok yang anggotanya sedikit merupakan dari kelompok
primer. Hubungan antar anggota tersebut bersifat personal (saling kenal dengan secara
pribadi) dan juga mendalam, yang diwarnai dengan kerja sama, sering sekali bertatap
muka dalam jangka waktu lama, sehingga dapat membangun keterlibatan perasaan
yang dalam.
Kelompok primer merupakan kelompok dengan interaksi atau hubungan
langsung. Dalam kelompok ini terdapat interaksi sosial secara tatap muka (face to
face). Kelompok ini memegang peranan penting dalam pembentukan perilaku
individu, karena dalam kelompok inilah individu berkembang sebagai makhluk sosial.
Tujuan berkelompok primer ialah membangun suatu hubungan personal itu
sendiri. Meskipun kadang terjadi suatu konflik, tetapi masing-masing pada anggota
kelompok primer tersebut menunjukkan perhatian yang tulus juga terhadap
kesejahteraan sesama anggota. Maka, hubungan didalam kelompok primer tersebut
bersifat informal, intim atau juga akrab, personal, dan juga total. Contoh kelompok
primer adalah: Keluarga, Kelompok teman, Kawan sepermainan, dll
Kelompok Sekunder
Kelompok sekunder merupakan suatu kelompok yang jumlah anggotanya itu banyak.
Hubungan antaranggota tersebut juga bersifat impersonal (tidak saling kenal dengan
secara pribadi), yang lebih diwarnai oleh adanya kompetisi, dan jarang bertatap muka
dalam jangka waktu lama, sehingga tidak dapat membangun hubungan yang
emosional secara baik. Hubungan yang terdapat dalam kelompok ini lebih bersifat
fungsional, artinya ialah orang bukan dilihat dari segi “siapanya” melainkan ialah lebih
dilihat dari segi “apa kegunaannya” bagi pencapaian suatu tujuan kelompok tersebut.
Kelompok sekunder merupakan kelompok dengan interaksi tidak langsung.
Hubungan dalam kelompok ini didasarkan atas perhitungan rasional, untung dan rugi
sehingga kurang bersifat kekeluargaan. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah
serikat pekerja, persatuan pengusaha, berbagai himpunan dan berbagai lembaga
ilmiah.
Tujuan berkelompok ialah untuk mencapai tujuan tertentu, sehingga para
anggota kelompok lebih berperan ialah sebagai sarana bukan sebagai tujuan.Hubungan
didalam kelompok sekunder ini bersifat formal, impersonal, parsial, dan juga
5
dilandaskan pada kemanfaatan pada kelompok semata. Contoh kelompok sekunder
adalah: Organisasi, Universitas, Sekolah, dll
6
c. Tahap deferensiasi, suatu tahapan di mana perbedaan masing-masing individu diakui,
tugas pekerjaan berbasis keahlian dan kemampuan masing-masing individu. Pada fase
ini anggota sudah mulai merasakan sukses yang dicapai kelompoknya.
d. Tahap kolaborasi, adalah suatu fase di mana kelompok sudah mencapai tingkat
kematangan yang tinggi. Komitmen dan kekompakan begitu tinggi. Keputusan dan
7
3. Struktur kelompok
Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman Sudita (1997) struktur kelompok meliputi:
a. Kepemimpinan formal. Setiap kelompok kerja pastipunya pimpinan yang sah/formal
yang akan berperanan penting dalam mempengaruhi perilaku anggota kelompok demi
keberhasilan kelompok.
b. Peran. Seperangkat pola perilaku yang diharapkan, dan yang dikaitkan pada seseorang
yang menduduki suatu posisi tertentu dalam satu unit organisasi.
c. Norma. Pedoman-pedoman yang diterima dan diikuti oleh anggota-anggota sebuah
kelompok (Robbins dan Coulter, 2004).
d. Status kelompok. Posisi atau peringkat yang didefinisikan secara sosial yang diberikan
kepada kelompok atau anggota kelompok oleh orang lain.
e. Ukuran kelompok. Kelompok besar sangat baik untuk memperoleh masukan yang
beraneka. Kelompok kecil lebih baik dalam melakukan sesuatu yang produktif degan
masukan tersebut.
f. Proses kelompok. Beberapa proses penting yang perlu dipahami di antaranya adalah
seperti pola komunikasi, pengambilan keputusan, perilaku pemimpin, dinamika
kekuasaan dan konflik yang terjadi dalam kelompok.
8
Kohesi kelompok merupakan salah satu faktor yang penting dalam menjaga
keutuhan kelompok. Kelompok dengan kohesi yang lemah akan memiliki kemungkinan
perpecahan yang tinggi, dibandingkan dengan kelompok dengan kohesi yang tinggi.
Kohesi kelompok merupakan perasaan bersama-sama dalam kelompok dan
merupakan kekuatan yang memelihara dan menjaga anggota dalam kelompok. Taylor,
Peplau & Sears (1997: 109) mendefinisikan kohesivitas sebagai kekuatan (baik positif
ataupun negatif) yang menyebabkan anggota menetap pada suatu kelompok.
Kohesivitas bergantung pada tingkat keterikatan individu yang dimiliki setiap
anggota kelompok. Daya tarik antar pribadi merupakan kekuatan pokok yang positif.
Adapun ketertarikan itu sendiri dipengaruhi oleh tiga hal yaitu :
a. Tingkat rasa suka satu sama lain di antara anggota kelompok
Apabila anggota kelompok saling menyukai satu sama lain dan dieratkan dengan
ikatan persahabatan, kohesivitasnya akan tinggi.
b. Tujuan instrumental kelompok
Kelompok seringkali digunakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan, sebagai cara
untuk memperoleh pendapatan atau untuk melakukan pekerjaan yang kita sukai.
Ketertarikan kita terhadap suatu kelompok bergantung pada kesesuaian antara
kebutuhan dan tujuan kita sendiri dengan kegiatan dan tujuan kelompok.
c. Keefektifan dan keselarasan interaksi dalam kelompok
Semua orang akan lebih suka bergabung dalam kelompok yang bekerja secara efisien
daripada dengan kelompok yang menghabiskan waktu dan menyalahgunakan
keterampilan kita. Segala sesuatu yang meningkatkan kepuasaan dan semangat
kelompok akan meningkatkan kohesi kelompok.
9
waktu yang lama ketika saling berinteraksi menurut Wilson (dalam Robbins,2003 ) akan
menimbulkan kesamaan kepentingan dan menambah daya tarik kelompok.
2. Faktor-faktor yang dapat mendorong kepaduan
Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman Sudita (1997) adalah sebagai berikut:
a. Kesamaan nilai dan tujuan
b. Keberhasilan dalam mencapai tujuan
c. Status kelompok
d. Penyelesaian perbedaan
e. Kecocokan terhadap norma
f. Daya tarik pribadi
g. Persaingan antar kelompok
h. Pengakuan dan penghargaan
3. Menurut penulis yang sama faktor-faktor yang dapat menurunkan kepaduan :
a. Ketidaksamaan tujuan
b. Besar anggota
c. Pengalamannya yang tidak menyenangkan
d. Persaingan di dalam
e. Dominan
10
1. Efisiensi dalam Memanfaatkan Sumber:
Dengan asumsi bahwa sumber daya yang sama sedang digunakan (faktor input yang sama),
kualitas dan volume output secara otomatis menentukan efisiensi dalam memanfaatkan
sumber daya. kualitas tinggi dan volume pekerjaan yang dihasilkan mencerminkan efisiensi
yang lebih tinggi dalam memanfaatkan sumber daya dan sebaliknya.
2. Kualitas
Para peneliti telah menghasilkan ratusan makalah tentang pengaruh kohesi kelompok pada
kualitas output kelompok / pengambilan keputusan meskipun "kohesi sebagai berdampak
positif antara anggota kelompok saat ini yang paling umum" (Losh, 2003).
3. Volume
Salah satu kelebihan kelompok adalah semangat kompetisi dan adanya sistem pemantauan
fisiologis yang memperkenalkan dirinya dalam pengaturan kelompok, memotivasi anggota
kelompok untuk meningkatkan output mereka. Robert Vecchio bersaksi kepada fakta
bahwa "memiliki orang lain di dekatnya cenderung untuk mempermudah kinerja" (Vecchio,
2005).
Dalam kelompok kohesif tinggi baik aspek yang disebutkan di atas berkurang jika
tidak dihilangkan. Seperti Susan Losh dikatakan: "meskipun gairah beberapa mungkin
terjadi dengan kehadiran hanya orang lain, itu akan meningkat jika beberapa jenis situasi
evaluasi yang terlibat. Dan, dengan kelompok teman-teman, respons relaksasi dapat terjadi
bukan "(Losh, 2003).
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Perilaku kelompok merupakan respon-respon anggota kelompok terhadap struktur sosial
kelompok dan norma yang diadopsinya. Jadi ketika sebuah kelompok memasuki dunia
organisasi maka karateristik yang dibawanya adalah kemampuan, kepercayaan pribadi,
penghargaan kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Banyak teori yang mengembangkan
suatu anggapan mengenai awal mula terbentuknya kelompok. Mulai dari anggapan adanya
kedekatan ruang kerja maupun tempat tinggal mereka, sampai kepada alasan-alasan praktis.
Di dalam suatu kelompok yang sebenarnya, para anggota mempertimbangkan diri
mereka sendiri dan bergantung satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan umum, dan mereka
saling berhubungan satu dengan yang lain secara teratur untuk mengejar tujuannya atas
dukungan dalam suatu periode waktu
12
DAFTAR PUSTAKA
Robbin, Stephen P., Judge, Timothy A, 2008, Perilaku Organisasi, Jakarta, Penerbit:
Salemba Empat
Ardana, Komang, Mujiati, Ni Wayan, Sriathi, Anak Agung Ayu, 2009 Perilaku
Keorganisasian, Yogjakarta, Penerbit: Graha Ilmu
13