Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1

(Kuliah Lapangan)

Oleh
Ahfasy Kautsar Imam
1615051040

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
Menjelaskan apa itu sesimik refraksi, seismic refleksi, dan MASW.

Metode seismik terbagi menjadi dua macam yaitu seismik refleksi (pantul) dan
seismik refraksi (bias) namun untuk eksplorasi minyak dan gas metose seismik
yang sering digunakan seismik refleksi karena dapat mengetahui kondisi
permukaan hingga dalam. Metode ini memiliki tiga tahapan yaitu : akuisisi,
pengolahan data dan interpretasi, ketiga tahapan tersebut sangat penting dalam
menerapkan metode seismik dan saling berhubungan. Akuisisi merupakan tahap
awal pengambilan data di lapangan, data yang diperoleh dari lapangan berupa
field tape akan melalui beberapa proses seperti filtering, dekonvolusi, koreksi
statik analisa kecepatan sehingga menghasilkan penampang seismik yang baik.

1. Metode Seismik Refraksi


Metode seismik refraksi merupakan salah satu metode geofisika untuk mengetahui
penampang struktur bawah permukaan, merupakan salah satu metode untuk
memberikan tambahan informasi yang diharapkan dapat menunjang penelitian
lainnya. Metode ini mencoba menentukan kecepatan gelombang seismik yang
menjalar di bawah permukaan. Metode seismik refraksi didasarkan pada sifat
penjalaran gelombang yang mengalami refraksi dengan sudut kritis tertentu yaitu
bila dalam perambatannya, gelombang tersebut melalui bidang batas yang
memisahkan suatu lapisan dengan lapisan yang di bawahnya yang mempunyai
kecepatan gelombang lebih besar. Parameter yang diamati adalah karakteristik
waktu tiba gelombang pada masing-masing geophone.
Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh gelombang
untuk menjalar pada batuan dari posisi sumber seismik (seismic source) menuju
penerima (receiver) pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang
yang terjadi setelah usikan pertama (first break) diabaikan, sehingga data yang
dibutuhkan hanya data first break saja. Gelombang yang datang setelah first break
diabaikan karena gelombang seismik refraksi merambat paling cepat
dibandingkan dengan gelombang lainnya kecuali pada jarak offset yang relatif
dekat sehingga yang dibutuhkan adalah waktu pertama kali gelombang diterima
oleh setiap geophone.

Parameter jarak (offset) dan waktu penjalaran gelombang dihubungkan dengan


cepat rambat gelombang dalam medium. Besarnya kecepatan rambat gelombang
tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada dalam material yang
dikenal sebagai parameter elastisitas.
Kaitannya dengan prinsip-prinsip dalam metode seismik, Metode seismik refraksi
menerapkan waktu tiba pertama gelombangdalam perhitungannya. Gelombang P
memiliki kecepatan lebih besar dibandingkan dengan kecepatan gelombang S
sehingga waktu datang gelombang P yang digunakan dalam perhitungan.
Gelombang seismik refraksi yang dapat terekam oleh receiver pada permukaan
bumi hanyalah gelombang seismik refraksi yang merambat pada batas antar
lapisan batuan. Hal ini hanya dapat terjadi jika sudut datang merupakan sudut
kritis atau ketika sudut bias tegak lurus dengan garis normal (r = 900 sehingga sin
r = 1). Dan hal ini sesuai dengan asumsi diawal bahwa kecepatan lapisan dibawah
interface lebih besar dibandingkan dengan kecepatan di atas interface.
2. Metode Seismik Refleksi
Metode seismik refleksi merupakan salah satu metode geofisika yang
menggunakan gelombang akustik untuk mengetahui keadaan bawah permukaan
bumi. Gelombang seismik yang digunakan berasal dari sumber getaran ( berupa
dinamit,vibrator,palu hammer) yang melewati bawah permukaan kemudian di
pantulkan oleh bidang batas batuan sehingga dapat diterima oleh receiver
(geophone dan hydrophone).
Biasanya metode seismik refleksi ini dipadukan dengan metode geofisika lainnya,
misalnya metode grafitasi, magnetik, dan lain-lain. Namun metode seismik
refleksi adalah yang paling mudah memberikan informasi paling akurat terhadap
gambaran atau model geologi bawah permukaan dikarenakan data-data yang
diperoleh lebih akurat.
Pada umumnya metode seismik refleksi terbagi atas tiga tahapan utama, yaitu:
1. Pengumpulan data seismik (akuisisi data seismik): semua kegiatan yang
berkaitan dengan pengumpulan data sejak survey pendahuluan dengan survey
detail.
2. Pengolahan data seismik (processing data seismik): kegiatan untuk mengolah
data rekaman di lapangan (raw data) dan diubah ke bentuk penampang seismik
migrasi.
3. Interpretasi data seismik: kegiatan yang dimulai dengan penelusuran horison,
pembacaan waktu, dan plotting pada penampang seismik yang hasilnya disajikan
atau dipetakan pada peta dasar yang berguna untuk mengetahui struktur atau
model geologi bawah permukaan.
Metode seismik refleksi mengukur waktu yang diperlukan suatu impuls suara
untuk melaju dari sumber suara, terpantul oleh batas-batas formasi geologi, dan
kembali ke permukaan tanah pada suatu geophone. Refleksi dari suatu horison
geologi mirip dengan gema pada suatu muka tebing atau jurang.Metode seismik
refleksi banyak dimanfaatkan untuk keperluan Explorasi perminyakan, penentuan
sumber gempa ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah.

Seismik refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang datang dari batas-batas
formasi geologi. Gelombang pantul ini dapat dibagi atas beberapa jenis
gelombang yakni: Gelombang-P, Gelombang-S, Gelombang Stoneley, dan
Gelombang Love.

Kegiatan teknis utama dalam eksplorasi seismik meliputi :


1. Topografi / navigasi
2. Seismic drilling
3. Recording
Topografi merupakan proses teknis awal yang dilakukan sebelum dilakukannya
proses seismik akusisi data. Topografi ini dilakukakn untuk mendapatkan
pemetaan yang jelas mengenai ketinggian, posisi serta medan dari suatu daerah
yang akan dilakukan poses eksplorasi.
3. Metode MSAW
Penelitian terhadap analisis gelombang telah dimulai sejak awal tahun 1950an
oleh Van der Pol (1951) yang kemudian lebih dikenal dengan nama metode
Continuous Surface Wave (CSW). Kemudian pada awal tahun 1980an
diperkenalkan metode Spectral Analysis of Surface Waves (SASW) (Heisey
dkk.,1982) yang memanfaatkan sifat dispersif dari gelombang permukaan. Namun
kedua metode ini hanya mengasumsikan fundamental mode – gelombang
Rayleigh saja, sedangkan properti gelombang lainnya seperti higher mode dan
gelombang badan diabaikan. Sehingga kedua metode ini belum dapat menjelaskan
keheterogenan lapisan bawah permukaan dengan baik. Oleh sebab itu, muncul
metode baru bernama MASW (Multichannel Analysis of Surface Waves) (Park
dkk., 1999).

MASW adalah metode seismik konvensional yang memanfaatkan gelombang


permukaan sebagai sinyal utamanya. Gelombang permukaan mempunyai
amplitudo yang sangat besar dibandingkan dengan gelombang badan. Hal ini
menyebabkan gelombang permukaan adalah gelombang paling kuat diantara
gelombang lainnya. Selain itu, gelombang permukaan merambat sangat lambat
dengan waktu rambat yang panjang di dalam tanah. Hal inilah yang
menyebabkan MASW mempunyai S/N ratio lebih tinggi dibandingkan metode
seismik lainnya.

Beberapa keunggulan MASW antara lain proses akuisisi data yang mudah dan
murah, proses processing data yang mudah, serta interpretasi yang mudah.
Prosedur MASW secara umum dibagi menjadi tiga tahap utama.

Tahap pertama adalah akuisisi data untuk mendapatkan data lapangan berupa
gelombang
permukaan. Tahap kedua adalah picking kurva dispersi yang dihasilkan dari
perhitungan spektrum fase kecepatan semu. Dan tahap terakhir adalah inversi
gelombang permukaan untuk mendapatkan profil gelombang-S terhadap
kedalaman.

Berdasarkan sumbernya, MASW dibagi menjadi dua jenis, MASW aktif dan
MASW pasif. MASW aktif menggunakan sumber yang dapat dikontrol seperti
palu dan weight drop. MASW aktif dapat menangkap informasi antara frekuensi
5-100 Hz, sehingga dapat memberikan profil Vs hingga kedalaman 30 meter di
bawah permukaan. MASW pasif, atau dikenal juga sebagai metode ReMi
(Refraction Microtremors) (Louie,2001), memanfaatkan pasang surut air laut, lalu
lintas, aktifitas manusia, dan aktifitas alam lainnya sebagai sumber. MASW pasif
dapat menangkap informasi antara frekuensi 1-30 Hz, sehingga dapat memberikan
profil Vs yang lebih dalam dari MASW aktif, bahkan hingga kedalaman lebih dari
50 meter di bawah permukaan.

Namun, baik metode MASW aktif maupun MASW pasif, masing-masing


memiliki kelemahan. Kelemahan metode MASW aktif adalah penetration
depthnya yang dangkal. Hal ini disebabkan oleh sumber (source) yang digunakan
memiliki frekuensi yang cukup besar sehingga tidak bisa menjangkau kedalaman
yang cukup dalam. Berbeda halnya dengan metode MASW pasif yang
memanfaatkan ambient noise sebagai source-nya. Metode MASW pasif dapat
menjangkau kedalaman yang lebih dalam dibandingkan metode MASW aktif. Hal
ini disebabkan oleh rendahnya frekuensi ambient noise yang ditangkap. Namun.
untuk kedalaman yang dangkal, metode MASW pasif resolusinya tidak sebaik
MASW aktif. Oleh karena itu, dengan mengkombinasikan metode MASW aktif
dengan MASW pasif, diharapkan dapat menutupi kekurangan masing-masing
metode tersebut.

Anda mungkin juga menyukai