Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu Alamiah atau sering disebut Ilmu Pengetahuan Alam dan akhir-akhir ini ada
juga yang menyebut Ilmu Kealaman, yang dalam Bahasa Inggris disebut Natural Science
atau disingkat Science dan dalam Bahasa Indonesia sudah lazim digunakan istilah sains.

Ilmu Almiah dasar adalah Ilmu Pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala
dalam Alam semesta, termasuk dimuka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip.
Ilmu Alamiah Dasar hanya mengkaji Konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang
esensial saja.

Ilmu Alamiah dasar tidak dapat dipisahkan dengan dasar ilmu filsafat yang
bermula dari rasa ingin tahu terhadap kebenaran yang dilihat dan kesadaran akan
kecilnya mereka dibandingkan semesta, mereka mulai bertanya tentang kejadian alam
yang unik untuk mendapat jawaban. Tidak heran bila seiring berjalannya waktu, pola
pikir manusia sering kali membuat mereka berhenti percaya pada apa yang dulunya
mereka percayai dan percaya pada apa yang dulunya mereka tidak percayai.

Hasrat manusia untuk selalu mencari kebenaran di atas kebenaran dapat


menggoyahkan kepercayaan yang telah mereka pegang sedari awal. Apabila mereka
mendapati suatu alasan yang lebih masuk akal dan dapat dibuktikan, tidak jarang mereka
dapat berputar haluan. Manusia cenderung tidak akan puas bila tidak ada takaran
kepuasan itu. Maka dari itu, masuklah ilmu agama untuk membatasi pikiran manusia
tentang semesta yang tak berujung. Ilmu tersebut seolah menjadi takaran mutlak dari
kepuasan pikiran manusia.

Dalam penelaahan Ilmu Alamiah Dasar akan ditemukan kebenaran-kebenaran yang


selanjutnya disusun secara sistematik sehingga mudah untuk dipelajari dan dipahami
oleh orang lain. Mengenal atau mengetahui alam semesta dengan baik merupakan jerih
payah para ilmuwan, kejadian alam semesta ini tidak timbul dengan sendirinya tetapi
terdapat keteraturan proses, sebab akibat yang saling keterkaitan. Dari keteraturan itu
dapat dicari hukum alam (Natural Low) yang dapat menjawab rahasia alam.

Sehubungan dengan rasa keingintahuan manusia terus berkembang maka manusia


menggunakan perpaduan antara rasionalisme dan imperisme yaitu metode pemecahan
masalah secara keilmuan yang sekarang disebut ilmiah.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan pola pikir manusia?

2. Bagaimana proses lahirnya pengetahuan alamiah modern?

3. Bagaimana metode, sikap dan langkah-langkah operasional ilmu alamiah?

1.3 Tujuan Penulisan

1. untuk mengetahui perkembangan pola pikir manusia

2. untuk mengetahui proses lahirnya pengetahuan alamiah modern serta metode, sikap
dan langkah-langkah operasionalnya.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Cakupan dan Kegunaan Ilmu Alamiah Dasar

2.1.1 Pengertian

Ilmu Alamiah Dasar bukan suatu ilmu tersendiri, melainkan merupakan


kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam bidang Ilmu
Pengetahuan Alam dan Teknologi.

2.1.2 Cakupan

Materi Inti dari Ilmu Alamiah Dasar, meliputi :


a) Perkenalan dengan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
b) Ruang Lingkup IPA
c) IPA dan Perkembangan Teknologi
d) Dampak Perkembangan IPA dan Teknologi
e) IPA, Teknologi, dan Kelangsungan Hidup
2.1.3 Kegunaan Ilmu Alamiah Dasar

Secara umum sangat berguna bagi mahasiswa yaitu agar mahasiswa memiliki
cakrawala pandang yang lebih luas dalam bidang ilmu pengetahuan alam, serta
mendekati persoalan pengetahuan alam dan penalaran yang lebih komprehensip.

Para Mahasiswa diharapkan dapat “mengembangkan kepribadiannya


sehingga menjadi cukup peka, cepat tanggap dan dapat mengambil tindakan
yang tepat dan bertanggung jawab terhadap berbagai masalah, perkembangan
ilmu pengetahuan alam dan teknologi, disamping masalah sosial dan budaya
yang ada di masyarakat”.

Tujuan Pengajaran Ilmu Alamiah Dasar:

a) Memperkenalkan konsep-konsep dasar dalam IPA.


b) Memberi wawasan pengetahuan cara pendekatan dalam IPA dan Teknologi
c) Pendekatan dan hasil-hasil dalam IPA dan Teknologi
d) Mengembangkan Interaksi yang selaras dan disiplin ilmu eksata dan non-eksata.

2.2 Perkembangan Pola Pikir Manusia

“Rasa Ingin Tahu”


Ilmu Pengetahuan Alam bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas
manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda di sekitarnya.
Manusia sebagai mahluk hidup mempunyai ciri-ciri:

3
a)Memiliki organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
b)Mengadakan pertukaran zat, yaitu adanya zat yang masuk dan keluar.
c)Memberi tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan dari luar.
d)Memiliki potensi berkembang biak.
e)Tumbuh dan bergerak.
f)Berinteraksi dengan lingkungan.
g)Mati
Manusia memiliki akal budi dan kemajuannya sangat kuat dan dapat
mengendalikan tubuh jasmaninya.

Bagaimana dengan yang lain:

a) Air dan udara bergerak dari suatu tempat ke tempat lain, namun gerakannya itu bukan
atas kehendaknya sendiri tetapi akibat dari pengaruh alamiah yang bersifat kekal.
b) Tumbuh-tumbuhan menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan atau gerakan, namun
gerakan itu terbatas pada mempertahankan kelestarian hidupnya yang bersifat tetap.
c) Binatang adanya kehendak berpindah dari suatu tempat ketempat lain bergerak
menunjukkan rasa ingin tahu juga.

1. Mitos, Penalaran, dan Berbagai cara Memperoleh Pengetahuan.


Rasa Ingin tahu Manusia ternyata tidak dapat terpuasnya, hanya atas dasar
pengamatan maupun pengalamannya.

Untuk memuaskan alam pikirannya, manusia mereka-mereka sendiri jawabannya.

Contoh:

a. Apakah Pelangi Itu?


Karena tidak dapat menjawab, maka mereka-mereka bahwa pelangi adalah
Selendang Bidadari. Jadi muncul pengetahuan baru yaitu Bidadari.
b. Mengapa Gunung Meletus?
Gunung meletus karna yang berkuasa sedang marah.
Maka muncullah pengetahuan-pengetahuan baru dari kepercayaan itu disebut
“MITOS”. Mitos muncul karena tombolnya keterbatasan alat indra manusia. Misalnya:

a. Alat Penglihatan, banyak benda-benda bergerak begitu cepat sehingga tak tampak
jelas oleh mata.
b. Alat Pendengaran: pendengaran terbatas pada getarannya.
c. Alat Penciuman tidak dapat memastikan benda yang diciumnya.
d. Alat Perasa: kulit manusia dapat membedakan panas dan dingin.
Terdapat berbagai cara untuk memperoleh kesimpulan atau pengetahuan yang
tidak berdasarkan penalarannya, diantaranya:

a) Pengambilan kesimpulan berdasarkan perasaan


b) Intuisi kegiatan berpikir tidak melakui analisis

4
c) Wahyu, pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia, pengetahuan
ini disampaikan oleh nabi yang diutusnya.
d) Trial and Error, cara memperoleh pengetahuan dengan cara-cara coba-coba.

2. Mitos, antara Pro dan Kontra


Masyarakat waktu itu dapat menerima mitos karena keterbatasan pengetahuan,
pengalaman, dan pemikirannya. Padahal hasrat ingin tahunya berkembang terus maka
mitos merupakan jawaban yang paling memuaskan pada masa itu.

Pada zaman Babylonia kira-kira 700-600 SM. Pendapat mereka tentang alam
semesta antara lain adalah Alam semesta itu seperti ruangan.

- Bumi itu datar sebagai lantai


- Langit-langit dan bintang merupakan atap
- Bidang edar matahari telah menetapkan satu tahun satu kali matahari beredar kembali
ke tempatnya semula, sama dengan 365,25 hari
Orang-orang Yunani lainnya yang patut dicacat sebagai pemberi pengetahuan
masa lalu antara lain:

a) Anaximander (610-546 SM) : alam semesta seperti bola dan bumi sebagai pusatnya,
sehingga langit dengan segala isinya beredar mengelilingi bumi.
b) Anaximenes (560-520 SM) : unsure-unsur dasar pembentukan semua benda adalah
air. (teori pertama tentang transmulasi).
c) Pythagoras ( 500 SM ) : unsur dasar ada empat (4), yaitu: Tanah, Api, Udara, dan
Air. Ia terkenal dibidang matematika, salah satu penemuan yang pakai sampai
sekarang adalah “Dalil Pythagoras”. Pythagoras mengatakan bumi ini bulat dan
berputar, seolah-olah berputar mengelilingi bumi.
d) Empedokles (480-430 SM). Menyempurnakan ajaran Pythagoras tentang empat
unsur dasar tanah,air,udara,dan api. Dengan memperkenalkan adanya tenaga
penyekat atau tarik menarik dan tenaga pemisah atau tolak menolak. Kedua tenaga
tadi dapat mempersatukan atau memisahkan unsur-unsur.
e) Plato (427-347 SM) beliau adalah seorang sastrawan, menolak pikiran-pikiran yang
terlalu materialistik. Ia berpendapat keanekaragaman yang tampak ini sebenarnya
suatu duplikat saja dari sesuatu yang kekal dan imaterial.
f) Aristoteles (348-322 SM ). Ia merupakan pemikir terbesar pada zamannya. Ia
membukukan intisari dari ajaran orang-orang sebelumnya dan membuang hal-hal
yang tidak masuk akal dan menambahkan pendapatnya sendiri. Bukunya merupakan
“ensiklopedia pengetahuan masa itu” tentang unsur dasar ia menyebutkan adanya
zat tunggal yang disebut “Hule”.
Contoh :
 Tanah, air, udara, atau api akan adanya transmutasi disebabkan oleh keadaan
dingin, lembab, panas, dan kering.
 Bila dalam kondisi lembab dan panas maka ia berbentuk udara.
 Bila dalam keadaan panas dan kering, maka ia akan berbentuk api.
 Bila kering dan dingin, maka ia akan berbentuk tanah.

5
Ajaran Aristoteles yang penting adalah suatu pola berpikir dalam
memperoleh kebenaran berdasarkan logika.

Beberapa pendapat setelah Aristoteles:

a) Ptolomeus (127-151). Berpendapat bumi adalah pusat dari jagat raya Berebntuk
bulat. Bintang-bintang menempel pada langit dan berputar mengelilingi bumi
sekali dalam 24 jam.
b) Nikolaus Copernicus (1473-1543). Berkat makin sempurnanya alat pengamat
bintang berupa teleskop, maka semakin jelas dengan kesimpulan:
 Matahari adalah pusat. Bumi adalah salah satu planet diantara planet-planet
lain yang beredar mengelilingi matahari.
 Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi matahari.
 Bumi berputar pada porosnya dari barat ke timur yang mengakibatkan
adanya siang dan malam dan pandangan gerakan bintang-bintang.

6
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Perkembangan Pola Pikir Manusia

Manusia memliki ciri khusus yang tidak dimiliki oleh makhluk lain (hewan dan
tumbuhan), ciri tersebut: “Akal budi, Rasa ingin tahu, kemauan yang lebih baik
dari yang lain-lain”. Bila dibandingkan dengan makhluk lain tubuh manusia lebih
lemah, namun manusia mampu menjadi makhluk yang paling maju dan paling
kuat dibandingkan makhluk lain. Itu semua dapat terjadi karena hanya manusia
yang memiliki akal budi dan kemauan yang keras.

Kegagalan yang dialami manusia tidak akan membuat putus asa, bahkan akan
membangkitkan semangat yang lebih besar untuk memecahkan persoalan yang dihadapi.
Manusia melakukan kegiatan yang dianggap akan dapat memecahkan persoalan yang
dihadapinya. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain: menyelidiki sendiri pada waktu
kejadian, melanjutkan penyelidikan yang pernah dilakukan orang lain, bekerja sama
dengan orang lain yang juga memecahkan masalah serupa dan lain sebagainya.

3.1.1 Perkembangan Pola Pikir Manusia di Eropa

Para sarjana di barat mempelajari sejarah agama utama Kristen maupun


Yahudi, ditulis berdasarkan sudut pandang mereka sendiri. Sedangkan yang
menguasai bahasa Arab, Persia, dan bahasa-bahasa Islam lainnya mempelajari Islam
itu sendiri.

Tentu saja Kristen menjadi dominal di Barat sejak kebangkitan peradaban


Barat Abad Pertengahan. Peradaban ini adalah kelanjutan beradaban dari Yunani
dan Roma dan dipengaruhi oleh agama Kristen disebarkan ke kerajaan Roma.
Agama Kristen dalam bentuk Katolik yang bertanggungjawab terhadap apa yang
kemudian dikenal sebagai abad pertengahan ketika beberapa lembaga paling penting
di Barat termasuk juga pola-pola pemikirannya dirumuskan dan dikristalisasi, juga
menjadi periode yang menandai masa keemasan seni suci Kristen di Barat. Pada
dunia Islam adanya sebuah masyarakat beriman yang menyerahkan diri sepenuhnya
kepada Firman Allah dan Perintahnya.

3.1.2 Perkembangan Pola Pikir Manusia dalam Dunia Agama

Pentingnya untuk menyadari bahwa selama berabad-abad para pemikir


terkemuka menyumbangkan kepada setiap generasi apa yang dapat mereka pikirkan
dengan kenyataan dan memecahkan masalah baik menyangkut agama maupun yang
berkenan dengan dunia ini berdasarkan ajaran agama dengan berpedoman pada:

7
1) Spiritual Agama. Persoalan soritual agama tentu saja berhubungan langsung
dengan Kitab Suci dan Nabinya. Hal ini berdasarkan pada makna batin ayat-ayat
firman Tuhan dan perilaku Nabi yang berkenan dengan kuhidupan batiniah.
2) Teknologi Agama. Disamping tradisi spiritual yang kaya beragam dalam agama,
dan juga melahirkan bentuk-bentuk teknologi yang ekstensi dan silih berganti
yang dikenal dalam pikiran-pikiran filsafat agama, dan landasan pola pikir
perkembangan manusia.
3) Tokoh Utama dalam Agama adalah para Nabi dan para filsafat terkemuka dan
menjadi perintis utama dalam dokrin kebenaran dengan prinsip yang berkaitan
dengan berbagai bidang:
a. Pertama : Keesaan Ilahi
b. Kedua : Keadilan Ilahi
c. Ketiga : Pahala dan Pembalasan
d. Keempat : Perhentian di antara dua perhentian
e. Kelima : Mengajak pada kebaikan dan melarang kemunafikan

Kelima prinsip tersebut menyatukan beberapa pemikiran ahli yang beraga,


dan menyadarkan diri pada imterprestasi berdasarkan agama dan penekanan
terhadap kebebasan berkehendak serta tanggung jawab menusia terhadap
segala perbuatannya.

4) Doktritnya : Mengembangkan doktrin-doktrin yang kas berkaitan dengan


hubungan antar nabi dengan iman dan tersirat wahyu, lingkungan kenabian, serta
doktrin-doktrin lainnya. Setelah berdirinya disnasti Fathimiyyah di Mesir, Kairo
menjadi pusat kegiatan teknologi. Setelah itu muncullah ahli matematika dan
Teolog (Nashir Al-Din, adalah salah satu astronom).
5) Filsafat, Nabi mangajurkan kaum muda untuk mencari ilmu dimana pun mereka
dapat menemukannya bahkan samapai jauh ke negeri Cina. ^Carilah Ilmu
walaupun sampai ke Negeri Cina^.
Pusat-pusat ilmu pengetahuan purbakala yang ada di Yunani dan Aleksandria,
Mesir dan Babylonia.
6) Ilmuwan. Dalam iklim intelektual yang terjadi, beberapa pemikiran para ahli
mulai berpikir tentang hubungan antara wahyu dengan akal dan berusaha
mengaharmoniskan ajaran agama dengan gagasan filsafat yang telah
diterjemahkan kedalam beberapa bahasa.
Aristoteles adalah guru pertama dibandingkan dengan Plato, karena yang
melakukan penggalian ilmu, Beliau mengklasifikasikan berbagai ilmu
pengetahuan dan menunjukan hubungannya satu sama lain. Sehingga memberi
pengaruh pada sistem pedidikan di Barat.

3.2 Kelahiran Pengetahuan Alamiah Moderen

Ilmu adalah pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri inilah yang
membedakan ilmu dan pengetahuan lainnya. Salah satu ciri keilmuan adalah landasan
ontologisnya, ialah landasan yang didasarkan pada jawaban yang diberikan oleh Ilmu

8
Pengetahuan. Dalam usaha memperoleh pengetahuan, ilmu membuat tiga asumsi
mengenai objek empiris tersebut.

1. Ilmu berasumsi bahwa objek-objek tertentu, satu dengan yang lain mempunyai
keserupaan, misalnya bentuk struktur, sifat dan sebagainya.
2. Asumsi bahwa suatu benda dalam jangka waktu tertentu tidak mengalami
perubahan. Dengan adanya asumsi tentang kelestarian relatif dalam jangka waktu
tertentu, dimungkinkan untuk pendekatan keilmuan terhadap objek yang sedang
diselidiki.
3. Asumsi bahwa gejala bukan merupakan kejadian yang bersifat kebetulan, tetapi
mempunyai pola tertentu yang bersifat tetap, dengan uraian kejadian yang sama.

Pada dasarnya keilmuan dibagi menjadi dua cabang utama, ialah:

a) Filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun-rumpun ilmu alam

b) Filsafat moral yang kemudian menjadi ilmu-ilmu sosial

Ilmu-ilmu alam membagi diri menjadi dua kelompok yaitu:

a. Kelompok ilmu alam yang bertujuan mempelajari zat-zat yang membentuk alam
semesta
b. Kelompok ilmu hayat yang mempelajari mahkluk yang hidup di alam semesta

Ilmu cabang-cabang lagi menjadi cabang-cabang:

a. Fisika, mempelajari masa dan energy


b. Kimia, yang mempelajari subtansi zat
c. Astronomo, yang mempelajari benda langit
d. Ilmu kebumian, yang mempelajari bumi.

Meskipun tidak sepesa ilmu-ilmu alam, ilmu sosial, juga berkembang dan
terbentuknya cabang-cabang utama, ialah:

a. Antropologi, yang mempelajari manusia dalam prespektif waktu dan tempat


b. Psikologi, yang mempelajari proses mental dan kelakuan manusia
c. Ekonomi, yang mempelajari manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya lewat
proses pertukaran
d. Sosiologi, yang mempelajari struktur organ sosial manusia
e. Ilmu politik, yang mempelajari sistem dan proses dalam kehidupan manusia
berpemerintahan dan bernegara

Kelompok-kelompok ilmu tersebut yang semuanya termasuk dalam ilmu murni,


selanjutnya berkembang membentuk ilmu-ilmu terapan. Sebagai contoh: ilmu murni
fisika nuklir, terbentuklah ilmu terapan teknik nuklir.

9
3.2.1 Epistemologi

Epistemologi membahas secara mendalam proses-proses yang terlihat dalam


usaha manusia untuk memperoleh pengetahuan. Dalam mengkaji hakikat ilmu pada
landasan Epistemologi, yang dipelajari mulai dari:

a. Proses dan prosedur yang memungkinkan diperolehnya pengetahuan yang


berupa ilmu
b. Cara, teknik atau sarana yang membantu memproseskan ilmu tersebut
c. Hal-hal yang harus diperhatikan agar diperoleh ilmu tersebut
d. Hal-hal yang harus diperhatikan agar diperoleh pengetahuan yang benar
e. Kebenaran dan kriteria tentang kebenaran

3.2.2 Axiologi Ilmu

Landasan Axiologi (teori tentang nilai) mempunyai landasan:

a. Penggunaan pengetahuan yang merupakan ilmu terdekat


b. Kaitan antara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral
c. Penentuan objek yang ditelaan berdasarkan pilihan-pilihan moral
d. Hubungan antara teknik prosedur yang merupakan operasionalisasi metode
ilmiah dan norma-norma moral

Pada tahap-tahap permulaan perkembangan ilmu, para ilmuwan bersemboyan


^ilmu yang merdeka, yang bebas dari nilai^. Perkembangan ilmu didasarkan pada:

a. Cara berpikir dan doktrin-doktrin dari ilmu sudah mampu menganalisis berbagai
segi masalah kehidupan, termasuk juga masalah moral
b. Perkembangan teknologi member pengaruh yang besar terhadap peradaban
manusia, pengaruh positif maupun negatif.

3.2.2.1 Fungsi Ilmu

Pada dasarnya, ilmu merupakan sumber pengetahuan yang berfungsi


memberikan penjelasan atau dugaan terhadap permasalahan yang dihadapi.
Dalam hal ini ilmu memberikan sebagai dasar untuk mengambil keputusan,
yaitu keputusan yang didasarkan pada penafsiran kesimpulan ilmiah.

Menurut A. Comte bahwa dalam sejarah perkembangan manusia itu ada


tiga tahap yaitu:

a. Tahap teologi atau tahap metafisika


b. Tahap filsafat
c. Tahap positif atau tahap ilmu

10
3.2.2.2 Penalaran Deduktif (Rasional)

Pada tahap filsafat, rasio sudah terbentuk, tetapi belum ditemukan


metode berpikir secara objektif. Rasio sudah mulai dioperasikan, tetapi kurang
objektif. Pada tahap filsafat manusia mencoba mempergunakan rasionya untuk
memahami objek secara dangkal, tetapi objek belum dimasukan secara
metodologis yang defenitif.

3.2.2.3 Penalaran Induktif (Empirisme)

Pengetahun yang diperoleh berdasarkan penalaran deduktif ternyata


mempunyai kelemahan, maka muncullah pandangan lain yang berdasarkan
pengalaman konkrit ini disebut penganut emperisme. Pengetahuan yang benar
adalah yang diperoleh langsung dari pengalaman konkret.

3.2.2.4 Pendekatan Ilmiah Kelahiran IPA

Agar himpunan pengetahuan ini dapat disebut ilmu pengetahuan, harus


digunakan perepaduan antara rasionalisme dan empirisme, yang dikenal
sebagai metode keilmuan atas dasar pendekatan ilmiah.

Jadi, suatu himpunan pengetahuan dapat digolongkan sebagai ilmu


pengetahuan bilamana cara memperolehnya menggunakan metode keilmuan,
yaitu gabungan antara nasionalisme dan empirisme.

3.3 Perkembangan Pengetahuan dan Empirisme

3.3.1 Zaman Purba

Pada zaman purba tersebut manusia masih sangat menggantungkan diri pada
kepercayaan agama, mereka percaya bahwa dewa-dewa berada dibulan, matahari,
atau bintang. Sehingga benda-benda angkasa itu terus menerus mengamati.

Jadi, disamping pengetahuan yang digunakan dalam kehidupannya sehari-hari,


manusia purba dapat memperoleh pengetahuan/kemampuan sebagai berikut:

a. Pengetahuan berdasarkan pengalaman


b. Kemampuan melakukan abtraksi berdasarkan kesamaan
c. Kemampuan menulis dan berhitung dan menyusun kalender
d. Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan
e. Kemampuan meramal berdasarkan peristiwa fisis, misalnya ramalan terjadi
gerhana

3.3.2 Zaman Yunani

Masa 600 tahun sebelum masehi sampai kurang lebih 200 tahun sebelum
masehi biasanya disebut zaman Yunani. Dalam zaman ini proses-proses

11
perkembangan tetap berdasarkan kehidupan sehari-hari, sekalipun tingkatannya
sudah jauh lebih maju dari zaman sebelumnya.

Muncullah beberapa ahli yang terkenal diantaranya:

a. Pythagoras (580-500 SM) adalah ahli fisafat yang sangat penting dalam
pengetahuan ilmu IPA
b. Aristoteles (384-322 SM), pentingnya ada hubungan dengan pengetahuan
adalah logika, biologi, dan metafisika
c. Archimides (287-212 SM) mempelajari matematika, fisika dan mekanika

3.3.3 Zaman Modern

Pada permulaan abad ke-14, di Eropa dimulai perkembangan ilmu


pengetahuan. Sejak zaman itu sampai sekarang, Eropa menjadi pusat kemajuan
pengetahuan dan umat manusia pada umumnya.

a. Roger Bacon (1214-1294), menganjurkan agar pengelaman manusia sendiri


dijadikan sumber pengetahuan dan penelitian
b. Copemicus, Tycho Broche, Keppler dan Galileo, merupakan pelopor dalam
mengembangkan pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman. Mereka
menciptakan prinsip Heliosentrisme.
c. Perkembangan ilmu pengetahuan menjadi sangat maju pesat setelah ditulis buku
yang berjudul Nocum Organum oleh Francis Bacon (1560-1626), yang
memngutarakan tentang landasan empiris dalam mengembangkan pengetahuan.
d. Bila dilihat dari segi metologi dan psikologi maka seluruh ilmu pengetahuan
tersebut didasarkan pada:
 Pengamatan dan pengalaman manusia yang terus menerus
 Pengumpulan data yang terus menerus dan dilakukan secara sistematis
 Analisis data yang ditempuh dengan berbagai cara, yang antara lain:
- Analisis langsung
- Analisis perbandingan
- Analisis matematis dengan menggunakan model-model matematis
 Penyusunan model-model atau teori-teori serta penyusunan ramalan-ramalan
sehubungan dengan model-model itu.
 Percobaan-percobaan untuk menguji ramalan tersebut

3.4 Kelahiran Alam Semesta

Ilmu pengetahuan ini sangat luas, kadang berhadapan dengan masalah yang sangat
kecil ukurannya seperti sel. Tetapi kadang diharapkan pada masalah yang sangat besar
ukurannya seperti alam semesta.

1. Mikrokosmos mempelajari tentang hal-hal yang sangat kecil, seperti: sel, atom,
protom, dan elektrom
2. Makrokosmos mempelajari tentang hal-hal yang sangat besar dalam ukurannya.
Seperti: Alam Semesta.
12
Beberapa ahli:

1. Robert Hooke (1665), ilmuwan Inggris menggunakan mikroskop yang masih


sederhana, melihat bahwa gabus terdiri dari struktur gelembung berdinding seperti
sarang lebah. Sehingga dengan mikroskop modern dapat lihat bahwa sel bukan
hanya sebagai wadah kehidupan. Sehingga mikroskop dapat digunakan sampai
sekarang.
2. Friendrich Miescher (1869), seorang ahli bio-kimia berhasil memisahkan suatu zat
dari inti sel. Zat ini sekarang oleh para ilmuwan dinamakan asa,
DEOKSIRIBONUKLEAT atau disingkat dengan DNA.
3. Galileo (1564-1742), menemukan teleskop untuk melihat benda-benda langit
4. Henri Becquerel (1903), telah menemukan gejala radio aktif dari uranium. Bahan
pembuatan atom.

3.5 Teori Terbentuknya Alam Semesta

(Alam semesta terdiri dari mikrokosmos dan makrokosmos)

3.5.1 Teori Dentuman Besar (Big-bag Theory)

Teori ini didukung oleh pengamatan yang membenarkan bahwa galaksi-


galaksi itu memang bergerak menjauhi titik pusat yang sama. Setelah berjuta tahun,
masa yang berserakan itu terbentuk kelompok-kelompok galaksi seperti yang terjadi
sekarang ini.

3.5.2 Teori Ekpansi dan Kontraksi

Dalam teori ekspansi (mengembang) terbentuklah galaksi-galaksi dan bintang-


bintang. Ekspansi (pengembangan ini) didukung oleh adanya tenaga yang bersumber
dari reaksi inti hidrogen yang akhirnya akan membentuk menyusut dengan
mengeluarkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi. Berdasarkan teori ekspansi
dan kontraksi maka dapat diketahui bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak
berakhir.

3.5.3 Ahli-ahli Pengamat Makrokosmos

Galileo (1564-1642), ia dapat mengambil benda-benda makrokosmos dengan


teleskop yang diciptakannya.

Immanuel Kant dan Laplace, menciptakan teori kondesasi, teoti ini kemudian
disempurnakan oleh Gerald P Kuiper dan CF. Van Wiszaker, teori ini menyatakan
bahwa semula ada kabut gas dan debu. Karena dingin menjadi menyusul, berputar
semakin cepat hingga berbentuk pipih seperti cakram. Kebanyakan bahan berada di
tengah dan membentuk matahari, sedangkan bahan yang keluar membentuk planet-
planet. Andaikata tata surya tersebut sesuai dengan teori ini, tentu alam semesta ini
terdapat banyak tata surya.

13
3.5.4 Ahli-ahli Pengamatan Mikrokosmos

1. Robert Hooke (1665), dengan mikroskop ciptaannya, ia melihat bahwa gabus


tersusun atas struktur gelembung berdinding, mirip sarang lebah yang disebut sel.
Gelembung-gelembung itu berisi bahan kehidupan.

2. Eulena (Organisme bersel tunggal), dapat diamati dengan mikroskop yang


diperbesar seribu kali. Sehingga proses kehidupan dapat dipelajari.

3. Freicdrch Miescher (1869), ahli biokimia. Ia mampu memisahkan suatu zat dari
inti sel. Sekarang zat ini dikenal dengan nama asam deoksiri bonykleat (DNA),
yang merupakan mata rantai antara zat bernyawa dan tak bernyawa.

4. MauriceWikins (1950), ahli biofisika meneliti rahasia kehidupan yang


menyangkut perbanyakan diri atau berkembang, dengan bantuan kristalografi
sinar X untuk mengetahui struktur DNA.

3.6 Metode Ilmiah

Perkembangan pola pikir manusia dari zaman Babylonia (650 SM) dimana orang
mulai dengan ramalan nasib berdasarkan perbintangan. Pengetahuan itu diperoleh
dengan berbagai cara, antara lain :

1. Prasangka, yaitu suatu anggapan benar padahal baru merupakan kemungkinan benar
atau kadang-kadang malahan tidak mungkin benar.
2. Intuisi, yaitu suatu pendapat seseorang yang diangkat dari perbendaharaan
pengetahuannya terdahulu melalui suatu proses yang tak disadari. Jadi seolah-olah
begitu saja muncul pendapat itu tanpa dipikir. Pengetahuan yang dicapai dengan cara
demikian sukar dipercaya.
3. Trial and Error, yaitu metode coba-coba atau untung-untungan. Cara ini dapat
diibaratkan seperti seekor kera yang mencoba meraih pisang dalam sebuah
kerangkeng dari percobaan Kohler.

Pengetahuan dapat dikatakan ilmiah bila pengetahuan itu memenuhi empat syarat,
antara lain :

1. Obyektif, artinya pengetahuan itu sesuai dengan obyeknya. Maksudnya adalah


bahwa kesesuaian atau dibuktikan dengan hasil pengindraan atau empiris.
2. Metodik, artinya pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu
dan tercontrol.
3. Sistimatik, artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistim, tidak berdiri
sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga
seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh.
4. Berlaku umum, artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh
seseorang atau oleh beberapa orang saja, tetapi semua orang dengan cara
eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten.

14
Ditinjau dari sejarah cara berpikir manusia, pada dasarnya terdapat dua cara pokok
untuk memperoleh pengetahuan yang benar, yaitu:
1. Cara yang didasarkan pada rasio, paham yang dikembangkan dikenal dengan
rasionalisme.
2. Cara yang didasarrkan pada pengalaman, paham yang dikembangkan disebut
emperisme.

3.7 Sikap Ilmiah

Salah satu aspek tujuan dalam mempelajari ilmu alamiah adalah pembentuk sikap.
Orang yang berkecimpung dalam ilmu allaamiah akan terbentuk sikap ilmiah yang antara
lain adalah:
1. Jujur,
Seorang ilmuwan wajib melaporkan hasil pengamatannya secara obyektif. Seorang
ilmuwan dalam kehidupan sehari-hari mungkin saja tidak jujur dari manusia lainnya.
Tetapi dalam penelaahan ilmiah ada hal-hal yang memaksa pada ilmuwan, yakni
yang kita sebut Faktor Kontrol. (internal) melakukan penelitian harus jujur.
2. Terbuka,
Seorang ilmuwan mempunyai pandangan luas, terbuka, bebas dari praduga. Ia
meyakinkan bahwa praduga, kebenaran baik pribadi maupun golongan. Ia akan
menghargai setiap gagasan baru dan menguji sebelum diterima atau ditolak, jadi ia
terbuka akan pendapat orang lain.
3. Toleran,
Seorang ilmuwan tidak merasa bahwa ia paling hebat, ia bahkan bersedia mengakui
bahwa orang lain mungkin lebih banyak ppengetahuannya, pendapatnya mungkin
salah, sedangkan pendapat orang lain mungkin benar. Ia mempunyai tenggang rasa
atau sikap toleran yang tinggi, jauh dari sikap.
4. Optimis,
Seorang ilmuwan selalu berpengharapan baik. Ia tidak akan berkata bahwa sesuatu
itu tidak dapat dikerjakan tetapi akan mengatakan, berilah saya sesuatu kesempatan
untuk memikirkan dan mencoba mengerjakan. Ia selalu optimis.
5. Pemberani,
Ilmu merupakan hasil usaha keras dan sifatnya personal. Ilmuwan sebagai pencari
kebenaran akan berani melawan semua ketidakbenaran, penipuan, kepura-puraan,
kemunafikan, dan kebetian akan menghambat kemajuan.
6. Kreatif
Ilmuwan dalam mengembangkan ilmunya harus kreatif.
7. Skeptis,
Ilmuwan pencari kebenaran akan bersikap hati-hati, meragui, skeptis. Ia akan
menyelidiki bukti-bukti yang melatarbelakangi suatu kesimpulan. Sikap skeptis ini
perlu dikembangkan oleh orang yang berniat memecahkan masalah. Bila ia tidak
kritis mengenai setiap informasi yang ia peroleh, mungkin informasi yang salah.
Karena itu setiap informasi memerlukan verifikasi. Setelah bukti cukup, ilmuwan
baru boleh menggambil kesimpulan dan akhirnya memberi keputusan.

15
Ilmu Pengetahuan Alam Kualitatif dan Kuantitatif.

1. Kualitatif (sosial)
2. Kuantitatif (Hitungan dengan menggunakan statistik).

3.8 Langkah-Langkah Operasional Metode Ilmiah

Langkah-langkah operasional sebagai berikut:


1. Perumusan masalah
2. Penyusunan hipotensis
3. Pengujian hipotensis
4. Penarikan kesimpulan

3.9 Keterbatasan dan Keunggulan Metode Ilmiah

1. Keterbatasan:

Dengan metode ilmiah dihasilkan pengetahuan yang ilmiah. Kita telah mengetahui
bahwa data yang digunakan untuk mengambil kesimpulan ilmiah.

2. Keunggulan,

Ciri khas ilmu pengetahuan yang sifatnya: Objektif, Metodik, Sistimatik, dan berlaku
umum itu akan membimbing kita pada sikap ilmiah yang terpuji sebagai berikut:

a. Mencintai kebenaran
b. Kebenaran itu tidak absolut, mrncari kebenaran terus-menerus.
c. Dengan ilmu pengetahuan orang tidak percaya akan takhayul.
d. Ilmu pengetahuan membimbing kita untuk tidak berpikir secara prasangka,
berpikir secara terbuka atau objektif, suka menerima pendapat orang lain atau
bersikap toleran.
e. Metode ilmiah membimbing kita untuk tidak percaya begitu saja pada suatu
kesimpulan tanpa adanya bukti-bukti yang nyata.
f. Metode ilmiah juga membimbing kita selalu bersikap optimis, teliti dan berani
membuat suatu pertanjaan yan menurut keyakinan ilmiah kita adalah benar.

16
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Ilmu Pengetahuan Alam bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas
manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda di sekitarnya.

Manusia memliki ciri khusus yang tidak dimiliki oleh makhluk lain (hewan dan
tumbuhan), ciri tersebut: “Akal budi, Rasa ingin tahu, kemauan yang lebih baik dari yang
lain-lain”. Bila dibandingkan dengan makhluk lain tubuh manusia lebih lemah, namun
manusia mampu menjadi makhluk yang paling maju dan paling kuat dibandingkan
makhluk lain. Itu semua dapat terjadi karena hanya manusia yang memiliki akal budi dan
kemauan yang keras.

Seiring berjalannya waktu, mitos dan lain sebagainya pun hilang dengan datangnya
ilmu pengetahuan modern yang menggunakan pendekatan ilmiah dalam mengatasi
masalah tertentu. Dan ilmu pengetahuan modern ini pun mempunyai metode-metode
yang sistematis, empiris dan terkontrol.

4.2 Saran

Semoga makalah yang kami susun ini bermanfaat dalam menambah wawasan
para peserta didik dan khususnya kami sangat mengharapkan kritik dan saran agar dapat
memperbaiki penyusunan makalah yang akan datang.

17

Anda mungkin juga menyukai