PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
DVT (Deep Vein Thrombosis) adalah suatu kondisi dimana ada pembentukan
gumpalan darah dalam sistem mendalam pembuluh darah. Ini mungkin bukan
penyakit serius, tetapi pasien harus menyediakan dengan pengobatan segera untuk
menghindari komplikasi serius di masa depan.
Trombosis vena dalam atau DVT biasanya muncul di kaki, paha, dan
beberapa bagian tubuh. Meskipun hanya bekuan darah yang terbentuk di dalam sistem
individu, dapat sepenuhnya atau sebagian darah aliran darah seseorang di dalam tubuh,
yang dapat menyebabkan pembengkakan dan nyeri kronis. Hal ini juga dapat merusak
katup pembuluh darah', yang akan memberi Anda kesulitan untuk mendapatkan
sekitar. Bekuan darah yang terbentuk juga dapat melakukan perjalanan dan istirahat
gratis melalui organ utama lainnya seperti paru-paru dan jantung. Oleh karena itu,
kondisi ini bukan biasa karena dapat menyebabkan kematian satu orang dalam waktu
beberapa jam.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dari DVT (Deep Vein Thrombosis)?
2. Bagaimana etiologi dari DVT (Deep Vein Thrombosis)?
3. Bagaimana manifestasi klinis dari DVT (Deep Vein Thrombosis)?
4. Bagaimana patofisiologi dari DVT (Deep Vein Thrombosis)?
5. Bagaimana klasifikasi dari DVT (Deep Vein Thrombosis)?
6. Bagaimana komplikasi dari DVT (Deep Vein Thrombosis)?
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari DVT (Deep Vein Thrombosis)?
8. Bagaimana penatalaksaan dari DVT (Deep Vein Thrombosis)?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui secara menyeluruh mengenai konsep teori dan asuhan keperawatan
pada pasien DVT (Deep Vein Thrombosis)
2. Tujuan khusus
1. Menjelaskan definisi dari DVT (Deep Vein Thrombosis)
2. Menjelaskan etiologi dari DVT (Deep Vein Thrombosis)
3. Menjelaskan manifestasi klinis dari DVT (Deep Vein Thrombosis)
4. Menjelaskan patofisiologi DVT (Deep Vein Thrombosis)
5. Menjelaskan klasifikasi DVT (Deep Vein Thrombosis)
6. Menjelaskan Komplikasi DVT (Deep Vein Thrombosis)
7. Menjelaskan pemeriksaan penunjang DVT (Deep Vein Thrombosis)
8. Menjelaskan penatalaksanaan DVT (Deep Vein Thrombosis)
1.4 Manfaat
Manfaat yang di peroleh yaitu dapat menambah penegetahuan seputar laporan
pendahuluan dengan klien DVT (Deep Vein Thrombosis).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Deep thrombosis vein (Dvt) merupakan gumpalan darah atau thrombus yang
terbentuk pada vena dalam tubuh (Osborn, 2010). Dvt merupakan suatu kondisi
medis dimana terjadi bekuan darah di salah satu pembuluh darah besar, biasanya
ditungkai bawah (Stockman, 2008). Dvt merupakan suatu kondisi dimana terbentuk
bekuan darah dalam vena sekunder akibat inflamasi atau trauma dinding vena atau
karena obstruktif vena sebagian yang mengakibatkan penyumbatan (Doenges, 2010).
DVT adalah kondisi dimana bekuan darah dalam bentuk deep vein (vena
dalam), biasanya di kaki. Ada dua tipe dari vena-vena di kaki; vena-vena superficial
(dekat permukaan) dan vena-vena deep (yang dalam). Vena-vena superficial terletak
tepat dibawah kulit dan dapat terlihat dengan mudah pada permukaan. Vena-vena
deep, berlokasi dalam didalam otot-otot dari kaki. Darah mengalir dari vena-vena
superficial ke dalam sistem vena dalam melalui vena-vena perforator yang kecil.
Vena-vena superficial dan perforator mempunyai klep-klep (katup-katup) satu arah
yang mengalirkan darah balik ke jantung ketika vena-vena ditekan atau ketika tubuh
beraktivitas.
Bekuan darah (thrombus) dalam sistem vena dalam dari kaki sebenarnya
tidak berbahaya. Situasi menjadi mengancam nyawa ketika potongan dari bekuan
darah terlepas (embolus, pleural=emboli), berjalan melalui jantung ke dalam sistem
peredaran paru, dan menyangkut dalam paru. Diagnosis dan perawatan dari deep
venous thrombosis (DVT) dimaksudkan untuk mencegah pulmonary embolism.
Bekuan-bekuan dalam vena-vena superficial tidak memaparkan bahaya
yang menyebabkan pulmonary emboli karena klep-klep vena perforator bekerja
sebagai saringan untuk mencegah bekuan-bekuan memasuki sistem vena dalam.
Mereka biasanya tidak berisiko menyebabkan pulmonary embolism.
2.2 Etiologi
Ada 3 faktor yang dapat menyebabkan terjadinya trombosis vena dalam, yaitu :
1. Cedera pada pembuluh darah balik.
Pembuluh darah balik dapat cedera selama terjadinya tindakan bedah, suntikan
bahan yang mengiritasi pembuluh darah balik, atau kelainan-kelainan tertentu
pada pembuluh darah balik.
2. Peningkatan kecenderungan terjadinya pembekuan darah
Terdapat beberapa kelainan yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan
kecenderungan terjadinya pembekuan darah. Beberapa jenis kanker dan
penggunaan kontrasepsi oral dapat memudahkan terjadinya pembekuan darah.
Kadang-kadang pembekuan darah juga dapat terjadi setelah proses persalinan
atau setelah tindakan operasi. Selain itu pembekuan darah juga mudah terjadi
pada individu yang berusia tua, keadaan dehidrasi, dan pada individu yang
merokok.
3. Melambatnya aliran darah pada pembuluh darah balik.
Hal ini dapat terjadi pada keadaan seperti perawatan lama di rumah sakit atau
pada penerbangan jarak jauh. Pada keadaan-keadaan tersebut otot-otot pada
daerah tungkai bawah tidak berkontraksi sehingga aliran darah dari kaki menuju
ke jantung berkurang. Akibatnya aliran darah pada pembuluh darah balik
melambat dan memudahkan terjadinya trombosis pada vena dalam.
Intervensi Keperawatan :
a. Kaji ulang patofisiologi kondisi dan tanda/gejala, kemungkinan komplikasi
b. Jelaskan tujuan pembatasan aktifitas dan kebutuhan keseimbangan aktifitas / tidur
c. Adakan latihan yang tepat
d. Selesaikan masalah factor pencetus yang mungkin ada, contoh : tindakan yang
memerlukan berdiri /duduk lama, kegemukan, kontrasepsi oral, imobilisasi, dll
e. Identifikasi pencegahan keamanan, contoh : penggunaan sikat gigi, pencukur
jenggot, dll
f. Kaji ulang kemungkinan interaksi obat dan tekankan perlunya membaca label
kandungan obat yang mungkin obat tersebut dijual bebas
g. Identifikasi efek obat antikoagulan
h. Tekankan pentingnya pemeriksaan lab.
i. Dorong menggunakan kartu / gelang identifikasi
j. Anjurkan perawatan kulit ekstremitas bawah
k. Laporkan adanya lesi
DAFTAR PUSTAKA
http://content.onlinejacc.org/data/Journals/JAC/22739/00122.pdf, diakses
Hirsh, J dan J Hoak. Management of Deep Vein Thrombosis and Pulmonary Embolism.