Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MAKALAH
Disusun Oleh :
NIM : 2016133006
TAHUN 2018
i
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Adapun
maksud dan tujuan dari menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah “Manajemen Unit Kerja II”
menyusun makalah ini kami menjumpai hambatan, namun materi dari berbagai
pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik, oleh
karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan
terselesaikannya tugas ini. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini
masih jauh dari yang diharapkan, sehingga banyak terdapat kekurangan bahkan
kesalahan yang terdapat dalam penulisan makalah ini. Dalam hal ini kami
menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam menyusun laporan ini
sehingga dapat menjadi laporan yang baik dan dapat digunakan pada masa yang
akan datang.
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
C. Tujuan .......................................................................................................... 3
A. Kesimpulan ................................................................................................ 18
B. Saran ........................................................................................................... 19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum Ergonomi dapat dikatakan sebagai kemampuan untuk
menerapkan informasi menurut karakter manusia, kapasitas dan
keterbatasannya terhadap desain pekerjaan, mesin dan sistemnya, ruangan
kerja dan linkungan sehingga manusia dapat hidup dan berkerja secara sehat,
aman, nyaman, dan efisien. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan
teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara fasilitas yang
digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan
keterbatasan manusia baik fisik mauoun mental sehingga kualitas hidup
secara keselurhan menjadi lebih baik (Tarwaka, 2004).
Ergonomi bukan hanya sekedar suatu label kenyamanan untuk suatu
produk. Tetapi lebih jauh merupakan sebuah kajian komprehensif yang
menuntut sebuah studi dan pendekatan keilmuan yang lebih holistik sifatnya.
Untuk dapat menerapkan ergonomi secara lebih detail. Dalam penerapan
ergonomi diperlukan suatu seni, agar apa yang akan diterapan dapat diterima
oleh pemakainya dan memberikan manfaat yan besar kepadanya. Setiap
komponen masyarakat baik masyarakat pekerja maupun masyarakat sosial
diharapkan dapat menerapakan ergonomi dikehidupan kesehariannya dalam
upaya menciptakan tidak hanya sebatas kenyaman , tetapi tujuannya juga
untuk meningkatkan kesehatan, keselamatan dan produktivitas kerja yang
setinggi-tingginya.
Dalam rekam medis ergonomi sangat berperan penting dalam
membantu sistem kerja tenaga rekam medis dalam setiap pekerjaan yang
dilakukan selama bekerja terutama dalam mendesain tempat kerja baik tempat
kerja lama maupun tempat kerja baru dirancang seefisien mungkin dengan
keterbatasan faktor finansial maupun teknologi seperti keleluasan modifikas,
1
ketersedian ruangan, lingkungan, ukuran frekuensi alat yang digunakan,
kesinambungan pekerjaan dan populasi yang ingin ditarget.
B. Rumusan Masalah
Berkaitan dengan faktor ergonomi umumnya disebabkan oleh adanya
ketidaksesuaian antara pekerja dengan lingkungan kerja secara menyeluruh
termasuk peralatan kerja yang digunakan. Maksud dan tujuan ergonomi
diarahkan pada upaya memperbaiki performance kerja dan mampu
memperbaiki pendayagunaan SDM serta meminimalisir kerusakan alat atau
peralatan yang disebabkan oleh kesalahan manusia.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Mengetahui peran penting ergonomi dalam kerja Rekam Medis.
2. Tujuan Kusus:
a. Mengetahui tujuan dan ruang lingkup ergonomi
b. Mengetahui konsep keseimbangan dalam ergonomi
c. Faktor-faktor keberhasilan pencapaian tujuan ergonomi.
d. Mengetahui desain tempat kerja
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2
2
pada kunjungan berikutnya, baik sebagai pasien rawat jalan maupun
pasien rawat inap.
3) Berkas rekam medis pasien baru akan dikirim oleh petugas sesuai
dengan poliklinik yang dituju. Berkas pasien yang harus dirawat akan
dikirim keruang perawatan.
Sedangkan untuk penerimaan pasien lama sebagai berikut :
Pasien lama dibedakan antara pasien datang dengan perjanjian dan
pasien pasien datang tanpa perjanjian. Baik pasien perjanjian atau tanpa
perjanjian mendapat pelayanan di tempat penerimaan/pedaftaran pasien.
a) Pasien dengan perjanjian akan langsung menuju poliklinik tujuan
karena berkas rekam medisnya sudah disiapkan oleh petugas.
b) Pasien tanpa perjanjian harus menunggu karena berkas rekam medis
akan dimintakan oleh petugas TPP ke bagian rekam medis.
c) Setelah berkas rekam medis dikirim ke poliklinik, pasien akan
mendapat pelayanan (Depkes RI, 1993).
Adapun sarana dan alat yang digunakan di tempat pendaftaran pasien
rawat jalan :
1) Meja dan kursi untuk penerimaan pasien
2) Alat tulis kantor
3) Formulir rekam medis rawat jalan
4) Cover/ sampul rekam medis dan penjepit
5) KIB ( Kartu Indeks Berobat)
6) KIUP (Kartu Indeks Utama Pasien)
7) Tempat penyimpanan Formulir rekam medis rawat jalan (Lemari atau
laci)
8) Buku Register
9) Formulir Bon peminjaman
3
B. Defenisi Ergonomi
4
4
4
BAB III
PEMBAHASAN
5
6
6
7
4. Metodologi Ergonomi
1. Wawancara
Metode wawancara merupakan suatu rangkaian kesatuan dari
beberapa pertanyaan. Wawancara berbeda pertanyaan seperti pada
kuesioner. Wawancara bertujuan untuk mengurangi kelakuan dalam
sebuah pertanyaan untuk mendapatkan jawaban yang lebih diterima.
Seorang pewawancara harus lebih bijaksana dan fleksibel dalam
mengajukan pertanyaan untuk mengali informasi(Wilson and corlet,
1990).
2. Metode Observasi
Metode Observasi dilakukan dengan pengamatan secara langsung
pada suatu sistem kerja dan datanya sangat diperlukan sebelum
dilakuan intervensi atau analisis lebih lanjut. Tujuan pengamatan
langsung adalah untuk mendapatkan data sebagai dasar untuk
menentukan perbaikan yang sesuai dalam menyelesaikan masalah.
3. Metode Cheklist
Cheklist berisikan daftar beberapa item yang diisikan sesuai
dengan situasi yang ada, atau mencatat suatu kejadian dalam ssstem
kerja.
4. Diagnosis
Dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi
tempat kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomik
checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan
sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks.
5. Treatment
Pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat
diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi meubel,
letak pencahayaan atau jendela yang sesuai.Membeli furniture sesuai
dengan demensi fisik pekerja
7
8
6. Follow-up
Dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya
dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri
bahu dan siku, keletihan, sakit kepala dan lain-lain.Secara obyektif
misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka
kecelakaan dan lain-lain.
7. Penerapan Ergonomi
a. Posisi Kerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk
dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil
selama bekerja.Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang
belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada
dua kaki.
b. Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan
posisi Proses Kerja
Waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran
anthropometrinya.Harus dibedakan ukuran anthropometri barat
dan timur.
c. Tata Letak Tempat Kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas
kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih
banyak digunakan daripada kata-kata.
d. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni,
dengan kepala, bahu, tangan, punggung, dll. Beban yang terlalu
berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot
dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
e. Menjinjing beban
Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan
ILO sbb:
8
9
1) Laki-laki dewasa 40 kg
2) Wanita dewasa 15-20 kg
3) Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg
4) Wanita (16-18 th) 12-15 kg
f. Organisasi kerja
Pekerjaan harus di atur dengan berbagai cara :
1) Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun
2) Frekuensi pergerakan diminimalisasi
3) Jarak mengangkat beban dikurangi
4) Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan
mengangkat tidak terlalu tinggi.
5) Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan.
g. Mengangkat beban
Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban. Metode
kinetik dari pedoman penanganan harus dipakai yang didasarkan
pada dua prinsip :
1) Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung
2) Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan
momentum berat badan.
Metode ini termasuk 5 faktor dasar :
a) Posisi kaki yang benar
b) Punggung kuat dan kekar
c) Posisi lengan dekat dengan tubuh
d) Mengangkat dengan benar
9
organisasi yang dari padanya muncul peluang dan ancaman. Faktor eksternal
mencakup pengguna jasa, kelengkapan administrasi dan koordinasi dengan
instasi lain.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam bekerja.
Faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Faktor diri, Faktor ini datang dari dalam diri si pekerja dan sudah ada
sebelum ia memulai bekerja. Faktor diri tersebut antara lain : attitude,
sikap, karakteristik fisik, minat, motivasi, usia, jenis kelamin, pendidikan,
pengalaman dan system nilai.
2. Faktor situasional, faktor ini dating dari luar si pekerja dan hampir
sepenuhnya dapat diatur dan diubah oleh pimpinan perusahaan sehingga
disebut juga factor-faktor manajemen yang antara lain :
a. Faktor sosial dan keorganisasian seperti karakteristik perusahaan,
pendidikan dan patihan, pengawasan, pengupahan, dan lingkungan
social.
b. Faktor fisik antara lain : mesin, peralatan, material, lingkungan kerja,
dan metode kerja.
Besarnya pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap keberhasilan kerja
bukan hanya sekedar hasil jumlah atau rata-rata dari pengaruh setiap facor
tersebut, tetapi merupakan hasil dari interaksi antara faktor-faktor tersebut,
dan kadang-kadang mengikuti mekanisme yang sangat kompleks. Dengan
demikian pimpinan perusahaan harus dapat mengatur semua faktor-faktor
dari pekerja intuk menciptakan keberhasilan yang maksimal.
3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara
pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanyabaik fisik maupun
psikis dalam hal cara/metode kerja, proses kerja dan kondisi yamg
bertujuan untuk :
1) Memelihara dan meningkatakan derajat kesehatan masyarakat
pekerja di semua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental
maupun kesejahteraan sosialnya.
2) Mencegah gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang
diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerjanya.
3) Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam
pekerjaannya dan memungkinkan bahaya yang disebabkan oleh
faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.
4) Menempatkan dan memelihara pekerja disuatu lingkungan pekerjaan
yang sesuai dengan kemampuan fisik an psikis pekerjanya.
(http://www.departemenkesehatan.go.id/index.php, 2008).
3) Nasehat
Harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya
pada wanita muda dan yang sudah berumur.
A. Kesimpulan
Pelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja dimulai dari yang
sederhana dan pada tingkat individual terlebih dahulu. Ergonomi dapat
diterapkan di mana saja, baik lingkungan rumah, di perjalanan, di lingkungan
sosial maupun dalam saat bekerja, istirahat mauoun dalam berinteraksi sosial
kita dapat melakukannya dengan sehat, aman dan nyaman.
Faktor-faktor keberhasilan pencapaian tujuan ergonomi yaitu faktor
Internal, yaitu lingkungan internal organisasi yang terdiri dari kekkuatan dan
kelemahan yang ada didalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam
pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Faktor internal meliputi
sarana dan prasarana, sumber daya manusia dan koordinasi antar unit. Dan
faktor eksternal, yaitu lingkungan luar yang melengkapi operasi organisasi
yang dari padanya muncul peluang dan ancaman.
Desain merupakan hasil kreativitas budi-daya (man-made object)
manusia yang diwujudkan untuk memenuhui kebutuhan manusia yang
memerlukan perencanaan, perancangan maupu pengembangan desain, yaitu
melalui tahap menggali ide atau gagasan, dilanjutkan dengan tahapan
pengembangan, konsep perancangan, sistem dan detail, pembuatan propertipe
dan proses produksi, evaluasi, dan terakhir dengan tahap pendistribusian ide
dan gagasan, penggembangan teknik, proses produksi serta peningkatan pasar.
Bentuk kursi sangat dipengaruhi otonomi tubuh dan kebutuhan akan
komponen-komponen penyangga organ tubuh. Kursi yang baik bisa
menompang punggung dan pantat, ini bertujuan agar beban dapat terdistribusi
secara merata ke bidang sandaran dan alas duduk. Kursi ergonomis mampu
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja manusia. Pada saat duduk
manusia memerlukan lebih sedikit energy daripada berdiri karena duduk
mengurangi beban otot statis pada kaki. Titik tolak dalam mendesain sebuah
18
kursi sebagai berikut : Tinggi alas Duduk (Seat Height), Kedalaman Alas
Duduk (Seat Depth), Sandaran Punggung (Backrest), Lebar Alas Duduk (Seat
Width), Sudut Sandaran, Sandaran Lengan.
B. Saran
Sebaiknya setiap pekerja yang bekerja menerapkan gaya hidup yang
ergonomis agar tingkat penyakit pada setiap pekerja menurun dan gaya hidup
sehan dan nyaman pun tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
20