Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...

(Ivans Januardy) 71-85

URGENSI BELA NEGARA DALAM PERSPEKTIF


TEORI KEDAULATAN NEGARA

Oleh: Ivans Januardy


Dosen Fakultas Hukum Universitas Palangka Raya
Email: ivans.januardy@gmail.com

Abstrak : Kedaulatan merupakan masalah yang sangat pokok dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Karena adanya pengakuan kedaulatan oleh Negara-negara lain, berarti eksistensi
suatu negara diakui. Maka dengan adanya landasan kedaulatan tersebut, suatu negara dapat
menjalankan berbagai macam hubungan dan jalinan kerjasama dengan negara-negara maupun
lembaga-lembaga internasional untuk lebih meningkatkan kepentingan nasional dan kemajuan
bangsanya. Kedaulatan atau Souvereign memiliki sinonim kemerdekaan dan persamaan, yang
berarti bahwa setiap negara bebas untuk mengelola urusan dalam dan luar negerinya masing-
masing tanpa campur tangan pihak lain atau negara lain.

Kata kunci: Urgensi, Bela Negara, Teori Kedaulatan Negara

LATAR BELAKANG dikonstatirnya ini ia menarik kesimpulan


bahwa inti dari “statehood” adalah
Secara etimologis kedaulatan berasal kekuasaan pemerintahan yang merupakan
dari bahasa Arab, Daulat yang bearti “ summa potesta” atau “ majestas” yakni
kekuasaan atau dinasti pemerintahan. kekuasaan tertinggi. Kekuasaan tertinggi
Selain itu dari bahasa Latin yakni, ini ia namakan ”soverainite”
Supremus yang artinya tertinggi. (souvereignity dalam bahasa Inggris).
Kemudian kata tersebut disamakan artinya Istilah tersebut secara etimologis berasal
dengan Sovranita (Bahasa Italia) atau dari kata “superanus” yang berarti
Souverenigntu (Bahasa Inggris). Jadi tertinggi.
kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi pada Dalam buku tersebut Bodin
suatu Negara atau kekuasaan yang tidak mengemukakan suatu teori bahwa
terletak di bawah kekuasaan Negara lain. kedaulatan adalah unsur yang essensial
Istilah kedaulatan untuk pertama kali dari negara dan bahwa pemegang
dikemukakan oleh Jean Bodin (1530- kekuasaan yang sah dalam negara adalah
1596), dalam bukunya “ six Livres de raja. Raja mempunyai supremasi yang
republique”. Bodin hidup dalam masa mutlak yang tidak dapat di bagi bagi
permulaan pertumbuhan negara-negara dengan orang lain. Tidak ada suatu
nasional dan ia melihat dimana-mana kekuasaan didunia ini yang dapat
kekuasaan sentral dari negara makin lama membatasi dan mengatasi kekuasaan raja
makin tegas menampakan diri dalam itu. Kekuasaan raja hanya dapat diatasi dan
bentuk kekuasaan raja yang tertinggi atau dibatasi oleh hukumTuhan dan hukum
kekuasaan ”supreme” dari keadan yang alam (leges imperri).

ISSN : 2085-4757 71
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...(Ivans Januardy) 71-85

Indonesia sebagai negara kepulauan Berbagai pengaruh dan dampak


terbesar di dunia, dan terletak di antara dua negatif dari perkembangan lingkungan
benua, Asia di utara, Australia di Selatan, strategis yang disertai berubahnya persepsi
dan dua samudera yaitu Hindia di barat dan hakikat ancaman terhadap eksistensi
dan Pasifik di timur. Dari perspektif maupun kedaulatan bangsa, tentu saja
geopolitik, bentangan posisi geografis ini harus dicermati dan disikapi oleh bangsa
tentu saja menjadikan Indonesia sebagai Indonesia secara sungguh–sungguh.
Negara yang memiliki nilai tawar yang Oleh karena itu, salah satu upaya
strategis dalam hubungan antar negara, yang harus menjadi fokus perhatian
baik dalam lingkup kawasan maupun segenap komponen bangsa adalah
global. Hal ini dimulai dari pemikiran kemandirian dalam penguasaan,
bahwa wilayah merupakan inti dari pengembangan dan pemanfaatan potensi
geopolitik karena di sana merupakan negara. Terkait hal tersebut, urgensi
wadah dinamika politik, hukum dan program bela negara untuk warga negara
militer. Penguasaan wilayah secara de memiliki relevansi yang sangat strategis
facto dan de jure merupakan legitimasi dari dalam menjaga kedaulatan negara di masa
kedaulatan negara. damai maupun di masa perang. Tentu hal
Bertambahnya wilayah negara atau tersebut harus sesuai dengan kapasitas,
berkurangnya wilayah negara terjadi kapabilitas dan kompetensinya, peran serta
karena berbagai penyebab, selalu dikaitkan dan partisipasi aktif warga negara semakin
dengan kehormatan dan kedaulatan negara dibutuhkan untuk melipatgandakan
dan bangsa (Sunardi, 2000, 33 – 35). kekuatan dan kemampuan dalam menjaga
Sementara itu, hubungan antar bangsa kedaulatan kita sebagai sebuah negara
senantiasa diwarnai oleh kompetisi dan dalam menghadapi berbagai potensi
kerjasama. Dalam hubungan tersebut, ancaman dari luar.
setiap bangsa berupaya untuk mencapai
dan mengamankan kepentingan PEMBAHASAN
nasionalnya menggunakan semua
instrumen kekuatan nasional dimilikinya. Kedaulatan merupakan masalah yang
Hal ini sangat mendasar mengingat, sangat pokok dalam kehidupan berbangsa
di satu sisi, posisi geografis yang strategis dan bernegara. Karena adanya pengakuan
dan terbuka serta mengandung keragaman kedaulatan oleh Negara-negara lain, berarti
potensi sumber kekayaan alam, tentu saja eksistensi suatu negara diakui. Maka
merupakan peluang dan keuntungan bagi dengan adanya landasan kedaulatan
bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita- tersebut, suatu negara dapat menjalankan
cita dan tujuan nasionalnya. Namun di sisi berbagai macam hubungan dan jalinan
lain, posisi geografis yang menjadi kerjasama dengan negara-negara maupun
perlintasan dan pertemuan kepentingan lembaga-lembaga internasional untuk lebih
berbagai negara ini, mengandung pula meningkatkan kepentingan nasional dan
kerawanan dan kerentanan karena kemajuan bangsanya. Kedaulatan atau
pengaruh perkembangan lingkungan Souvereign memiliki sinonim
strategis yang dapat berkembang menjadi kemerdekaan dan persamaan, yang berarti
ancaman bagi kedaulatan Negara. bahwa setiap negara bebas untuk
mengelola urusan dalam dan luar

ISSN : 2085-4757 72
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...(Ivans Januardy) 71-85

negerinya masing-masing tanpa campur Sifat-Sifat Kedaulatan


tangan pihak lain atau negara lain. Bodin mengatakan bahwa kedaulatan
Prinsip persamaan kedaulatan, adalah kekuasaan satu satunya yang
penghormatan terhadap integritas wilayah memiliki sifat-sifat:
dan kemerdekaan politik negara-negara, 1. Asli, artinya tidak diturunkan dari
serta tidak turut campur urusan dalam sesuatu kekuasan lain;
negeri negara-negara lain dengan jelas 2. Tertinggi, artinya tidak ada kekuasaan
tercantum di dalam Piagam PBB (untuk lain yang lebih tinggi yang mengatasi
seterusnya disingkat PBB) Pasal 1-2 dan dan dapat membatasi kekuasaanya;
dalam Pasal 2 berbunyi: “The Organization 3. Kekal, artinya pemerintah dapat
is based on the principle of the sovereign berganti-ganti, kepala negara dapat
equality of all its Members.” (Organisasi meninggal dunia, bahkan susunan
bersendikan pada prinsip-prinsip negara dapat berubah-ubah, akan
persamaan kedaulatan dari semua tetapi negara dengan kekuasaanya
anggota). Dalam situs resmi PBB juga berlangsung terus tanpa interrupsi,
dinyatakan: “The members of the UN are tidak terputus-putus;
sovereign nations, and the UN Charter one 4. Tidak dapat dibagi-bagi, artinya
of the strongest safeguards of sovereignity, karena hanya ada satu kekuasaan
enshrining that principle as one of its tertinggi maka kekuasaan itu tidak
central pillars” (anggota-anggota PBB dapat dibagi-bagi, kedaulatan adalah
adalah bangsa berdaulat dan Piagam PBB bulat dan tunggal;
adalah salah satu pelindung kedaulatan 5. Tidak dapat dialihkan, artinya tidak
yang terkuat, mengabadikan prinsip dapat dipindahkan kepada sesuatu
tersebut sebagai salah satu pilar utama). badan lain, tidak dapat dilepaskan dan
Bangsa Indonesia diketahui menganut diserahkan kepada sesuatu badan lain.
kedaulatan rakyat. Dasar dari penjelasan
tersebut, dapat dilihat di dalam Pancasila Berdasarkan sifatnya tersebut,
sila ke-4. Isinya adalah ”Kerakyatan yang kedaulatan terbagi menjadi:
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan a) Kedaulatan keluar, dan
dalam permusyawaratan perwakilan”. Juga b) Kedaulatan kedalam.
didasarkan atas pengertian dari teori
kedaulatan Rakyat yaitu “Adalah suatu Kedaulatan keluar, mengandung
kedaulatan dimana kekuasaan tertinggi ada pengertian kekuasaan untuk mengadakan
ditangan rakyat. Teori ini berdasarkan pada hubungan atau kerjasama dengan negara
anggapan bahwa kedaulatan yang dipegang lain. Sedangkan menurut J. Bodin bahwa
raja atau penguasa itu berasal dari rakyat” . kedaulatan ke luar (ekstern) artinya
berdsarkan penjelasan tersebut kebijaksanaan pemerintah untuk
menunjukan bahwa suatu pemerintahan mengadakan hubungan atau kerja sama
memiliki tanggung jawab terhadap rakyat dengan negara lain (hubungan
atas kebijakan-kebijakan yang dibuatnya. internasional).
Adapun prinsip-prinsip yang harus
dilakukan dalam mengadakan hubungan
internasional dengan negara lain adalah :

ISSN : 2085-4757 73
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...(Ivans Januardy) 71-85

1. Souverighn : Pengakuan persamaan 1) Ikut melaksanakan ketertiban dunia,


derajat sebagai negara merdeka. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
2. Resiprositas : Timbal balik yang saling abadi dan keadilan sosial.
menguntungkan. 2) Pasal 11 ayat (1), berbunyi : Presiden
3. Courtesy : Saling menjaga kehormatan dengan persetujuan DPR menyatakan
antar Negara. perang, membuat perdamaian, dan
4. Pacta Sunt Servanda : Mentaati dan perjanjian dengan negara lain.
melaksanakan perjanjian yang 3) Pasal 13 ayat (1), berbunyi : Presiden
disepakati. mengangkat duta dan konsul.
5. Tidak mencampuri urusan dalam
negera lain. Kedaulatan kedalam, artinya
pemerintah (negara) mempunyai
Mengadakan hubungan internasional kekuasaan untuk mengatur kehidupan
dapat dilakukan dengan berbagai cara. Di negara melalui lembaga negara atau alat
antaranya adalah dengan melalui perlengkapan negara yang diperlukan
perwakilan diplomatik, yakni perwakilan untuk itu. Menurut J.Bodin bahwa
resmi dari suatu negara yang terdapat di kedaulatan ke dalam (intern) artinya
negara lain. Perwakilan diplomatic terdiri Negara berhak mengatur urusan rumah
dari duta, konsul dan atase. Duta adalah tangganya melalui lembaga Negara tanpa
perwakilan di negara lain yang mengurusi campur tangan Negara lain. Contoh :
bidang politik dan pemerintahan. Konsul mengatur pajak, pemilu, pembangunan dan
merupakan perwakilan di negara lain yang sebagainya
mengurusi bidang ekonomi dan Di Indonesia kedaulatan kedalam
perdagangan. Sedangkan Atase adalah nampak pada tujuan negara seperti yang
utusan khusus dari suatu urusan tertentu, ada dalam pembukaan UUD 1945, sebagai
misalnya atse kesenian, atse olah raga dan berikut:
sebagainya. Selain hal yang tersebut di atas 1. Melindungi segenap bangsa Indonesia
contoh lain dari hubungan internasional dan seluruh tumpah darah Indonesia.
dari suatu Negara yang dapat dilakukan 2. Memajukan kesejahteraan umum.
adalah dengan mengadakan traktat atau 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
perjanjian, baik bilateral maupun 4. Ikut serta melaksanakan ketertiban
multirateral, Membentuk lembaga regional dunia berdasarkan kemerdekaan
dan internasional dengan negara lain perdamaian abadi dan kedilan sosial.
misalnya, ASEAN, OPEC, APEC, PBB
dan sebagainya Dari penjelasan tentang kedaulatan
Dalam kontek negara Indonesia, kedalam dapat disimpulkan bahwa, Negara
hubungan dan kerjasama ini tentu saja Indonesia memiliki kekuasaan untuk
untuk kepentingan nasional. Ini berarti mengatur kehidupan rakyat Indonesia,
pula bahwa negara Indonesia mempunyai menyejahterakan rakyat Indonesia, dengan
kedudukan yang sederajat dengan negara segenap kemampuannya tanpa campur
lain. Kedaulatan keluar ini nampak pada tangan negara lain. Misalnya menentukan
Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal pendidikan yang cocok untuk bangsa
UUD 1945, yaitu: Indonesia, ekonomi, politik yang cocok
untuk bangsa Indonesia, dan lainya

ISSN : 2085-4757 74
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...(Ivans Januardy) 71-85

Keberlangsungan hidup dan eksistensi kesejarahan yang sudah dimulai sejak era
suatu negara, sangat dipengaruhi oleh prakolonialisme hingga era kemerdekaan
kemampuan negara tersebut dalam RI.
memahami dan menguasai kondisi Pandangan yang bersumber pada
geografi serta lingkungan sekitarnya. kesamaan pengalaman pahit sejarah, pada
Tumbuh kembangnya atau berkurangnya akhirnya menghasilkan konsepsi Wawasan
ruang hidup bangsa, juga dipengaruhi oleh Nusantara sebagai pandangan geopolitik
pandangan geopolitik yang diyakini oleh yang memandang wilayah nusantara
entitas suatu bangsa. sebagai ruang hidup yang harus
Menurut Sophie Chautard dalam dipertahankan dan dikelola sebagai sumber
bukunya La Geopolitique, “Geopolitik kehidupan bangsa Indonesia dalam
bukan ilmu pengetahuan murni, melainkan mencapai tujuan dan cita – cita nasional.
sebuah multidisiplin ilmu yang Secara formal, Wawasan Nusantara
mempelajari hubungan antar ruang dan dipahami dan dimengerti sebagai cara
politik, antara teritorial dan individu. pandang bangsa indonesia tentang diri dan
Meletakkan semua masalah pada aspek lingkungan keberadaanya dalam
geografi yang memungkinkan kita memanfaatkan kondisi dan konstelasi
menganalisa kondisi saat ini, memahami geografi dengan menciptakan
hubungan satu kejadian dengan kejadian tanggungjawab dan motivasi atau
lainnya”. Pandangan Gearoid O’ Tuathail dorongan bagi seluruh bangsa indonesia
menyatakan bahwa, “Geopolitik tidak untuk mencapai tujuan nasional. Sebagai
memiliki makna atau identitas tunggal wawasan nasional, konsepsi Wawasan
yang mencakup segala hal….. Geopolitik Nusantara menganut filosofi dasar
merupakan suatu wacana, yaitu suatu cara geopolitik Indonesia yang mengutamakan
penggambaran, perwakilan dan penulisan persatuan dan kesatuan bangsa.
tentang geografi dan politik internasional Sebagai hasil perenungan filsafat
yang sangat beragam secara kultural dan tentang diri dan lingkungannya, Wawasan
politik.” Dalam pidato peresmian Nusantara mencerminkan pula dimensi
Lemhannas RI tahun 1965, Presiden pemikiran mendasar bangsa Indonesia
pertama RI, Ir. Soekarno, menegaskan yang mencakup dimensi kewilayahan
bahwa pertahanan nasional hanya dapat sebagai suatu realitas serta dimensi
dilaksanakan secara sempurna, bila suatu kehidupan, bermasyarakat, berbangsa dan
bangsa mendasarkan pertahanan nasional bernegara sebagai suatu fenomena hidup.
atas pengetahuan geopolitik. Wawasan Kedua dimensi pemikiran tersebut
Nusantara. Pengetahuan geopolitik yang merupakan keterpaduan pemikiran dalam
dimaksud adalah geopolitik Indonesia yang dinamika kehidupan pada seluruh aspek
dikembangkan berdasarkan tiga faktor kehidupan nasional yang berlandaskan
yang membentuk karakter bangsa Pancasila. Dengan prinsip inilah,
indonesia, yaitu sejarah lahirnya negara, seyogyanya setiap komponen dan anak
bangsa dan tanah air,serta cita – cita dan bangsa harus mampu memandang,
ideologi bangsa. Berdasarkan ketiga hal menyikapi serta mengelola sifat dan
tersebut, bangsa indonesia telah karakter geografis lingkungannya yang
mengembangkan pandangan geopolitik sarat dengan potensi dan risiko ancaman.
yang bersumber pada nilai – nilai Pola pikir, pola sikap dan pola tindak

ISSN : 2085-4757 75
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...(Ivans Januardy) 71-85

bangsa Indonesia harus paham, akrab dan Kesejahteraan dapat digambarkan


menyatu dengan perilaku geografis sebagai kemampuan bangsa dalam
kepulauan indonesia sebagai ruang, alat menumbuhkan dan mengembangkan nilai-
dan kondisi juang untuk mempertahankan nilai nasionalnya demi sebesar-besar
kelangsungan hidupnya. kemakmuran yang adil dan merata,
Pada dasarnya kedaulatan negara rohaniah, dan jasmaniah. Sementara itu,
merupakan kondisi sekaligus konsepsi keamanan harus dipahami sebagai
pembangunan nasional dalam pencapaian kemampuan bangsa dalam melindungi
tujuan dan cita – cita bangsa. Sebagai suatu nilai-nilai nasionalnya terhadap ancaman
kondisi, kedaulatan negara merupakan dari luar dan dari dalam, termasuk di
kondisi dinamis bangsa yang berisi dalamnya melindungi pancasila sebagai
ketangguhan serta keuletan dan dasar negara (philosophi gronslag). Dalam
kemampuan bangsa untuk perspektif Ketahanan Nasional, pertahanan
mengembangkan kekuatan nasional dalam negara Indonesia tidak terlepas dari
menghadapi segala macam dan bentuk pengaruh dan dinamika kondisi yang
ancaman, tantangan, hambatan, dan terkait dengan delapan aspek kehidupan
gangguan baik yang datang dari dalam nasional di atas.
maupun luar, yang mengancam dan Konsep keseimbangan dan saling
membahayakan integritas, identitas serta keterkaitan antar satu gatra dengan gatra
kelangsungan hidup bangsa dan lainnya serta sistem pertahanan negara
negara.Sebagai kondisi, kedaulatan negara yang bersifat kesemestaan, mencerminkan
merupakan kondisi kehidupan nasional adanya keterhubungan yang kuat antara
yang harus diwujudkan dan dibina secara kondisi Ketahanan Nasional dengan
dini, terus menerus, terpadu dan sinergis. Pertahanan Negara secara menyeluruh.
Sebagai konsepsi, kedaulatan negara Oleh karena itu, pembinaan dan
merupakan landasan konsepsional strategis pengkondisian Ketahanan Nasional dalam
yang sekaligus merupakan sudut pandang berbagai aspeknya, akan menentukan
untuk memecahkan berbagai permasalahan kualitas Pertahanan Negara, baik di masa
strategis bangsa melalui pendekatan 8 damai maupun dalam masa perang.
(delapan) aspek kehidupan nasional (asta Kualitas Pertahanan Negara akan
gatra) yang terdiri dari 3 (tiga) aspek berbanding lurus dengan kondisi
alamiah (tri gatra) yang bersifat statis dan Ketahanan Nasional yang dimiliki, artinya
5 (lima) aspek kehidupan (panca gatra) setiap perubahan kondisi Ketahanan
yang bersifat dinamis. Peran dan hubungan Nasional bangsa, dengan sendirinya akan
diantara kedelapan gatra saling terkait dan berpengaruh terhadap kualitas kedaulatan
saling tergantung secara utuh menyeluruh negara dalam implementasinya.
membentuk tata laku masyarakat dalam Bangsa Indonesia merupakan negara
kehidupan nasional. Dalam yang besar dan memiliki masyarakat yang
implementasinya, ketahanan nasional tidak sedikit sehingga sistem demokrasi
diselenggarakan dengan mengutamakan yang diterapkan di indonesia adalah
pendekatan kesejahteraan (prosperity demokrasi tak langsung. Sehingga
approach) dan pendekatan keamanan pelaksanaan demokrasi rakyat menurut
(security approach) yang serasi, selaras dan UUD 1945 adalah rakyat dan lembaga-
seimbang. lembaga pemerintahaan yang menjadi

ISSN : 2085-4757 76
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...(Ivans Januardy) 71-85

wadah dalam menjalakan tugas-tugas Bukti lain bahwa kedaulatan berada


kenegaraan sebagai representasi dari teori di tangan rakyat dapat kita temukan di
kedaulatan rakyat. Selain itu juga dalam isi Pembukaan UUD 1945 pada
ditegaskan dalam pembukan UUD’45 “… alinea ke-4, yang perumusannya sebagai
susunan negara Republik Indonesia yang berikut:
berkedaulatan rakyat …” ”Kemudian daripada itu untuk
Selain itu teori kedaulatan rakyat membentuk suatu pemerintah negara
yang dianut di Indonesia juga di tegaskan Indonesia yang melindungi segenap bangsa
dalam pancasila yaitu sila ke-4 yang Indonesia dan seluruh tumpah darah
berbunyi” Kerakyatan yang dipimpin oleh Indonesia dan untuk memajukan
hikmat kebijaksanaan dalam kesejahteraan umum, mencerdaskan
permusyawaratan /perwakilan”. Sila kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: ketertiban dunia, yang berdasarkan
1. Kerakyatan berarti kekuasaan tertinggi kemerdekaan dan perdamaian abadi dan
berada ditangan rakyat, berarti keadilan sosial, maka disusunlah
Indonesia menganut demokrasi. kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu
2. Hikmat kebijaksanaan berarti dalam suatu Undang-undang Dasar negara
penggunaan pikiran yang sehat dengan Indonesia yang terbentuk dalam suatu
selalu mempertimbangkan persatuan susunan Negara Republik Indonesia yang
dan kesatuan bangsa, kepentingan berkedaulatan rakyat dengan berdasar
rakyat dan dilaksanakan dengan sadar, kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
jujur, dan bertanggung jawab, serta Kemanusiaan yang adil dan beradab,
didorong oleh itikad baik sesuai persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang
dengan hati nurani. dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
3. Permusyawaratan berarti bahwa dalam dalam permusyawaratan perwakilan, serta
merumuskan atau memutuskan suatu dengan mewujudkan suatu keadilan bagi
hal, berdasarkan kehendak rakyat, dan seluruh rakyat Indonesia”.
melalui musyawarah untuk mufakat. Pada alinea ke-4 Pembukaan UUD
4. Perwakilan berarti suatu tata cara 1945 tersebut, pada baris yang dicetak
mengusahakan turut sertanya rakyata tebal secara tersurat menunjukkan bahwa
mengambil bagian dalam kehidupan negara Indonesia adalah penganut jenis
bernegara, antara lain dilakukan kedaulatan rakyat. Bagaimana di dalam
melalui badan perwakilan rakyat. pasal-pasal UUD 1945? Dalam UUD 1945
pasal 1 ayat 2, ditegaskan bahwa
Sebagai perwujudan dari sistem kedaulatan adalah ditangan rakyat dan
Kedaulatan Rakyat adalah adanya dilaksanakan menurut Undang-undang
pemilihan umum(PEMILU). Pemilu tahun Dasar.
2004 merupakan pemilu yang menerapkan Berdasarkan uraian tentang
Sistem kedaulatan rakyat secara penuh kedaulatan rakyat tersebut, jelaslah bahwa
yaitu memberikan kedaulatan penuh negara kita termasuk penganut teori
kepada rakyat untuk memilih presiden dan kedaulatan rakyat. Rakyat memiliki
wakil presiden secara langsung. Pemilihan kekuasaan yang tertinggi dalam negara,
seperti ini juga terus berlangsung hingga tetapi pelaksanaanya diatur oleh Undang-
sekarang. undang dasar.

ISSN : 2085-4757 77
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...(Ivans Januardy) 71-85

Selain dari penganut jenis kedaulatan dari penindasan dan bebas untuk
rakyat, ternyata UUD Negara RI Tahun melakukan apa yang diinginkan sebagai
1945, juga menganut jenis kedaulatan sebuah bangsa yang dibalut dalam rasa
hukum. Hal tersebut dapat ditemukan di Nasionalisme. kemudian Kerangka cita-
dalam Pasal 1 ayat 3 UUD 1945, isinya cita Nasional (bangsa) tersebut terangkum
adalah negara Indonesia adalah negara apik dalam pembukaan UUD 1945, dengan
hukum. Artinya negara kita bukan negara Negara republik Indonesia sebagai
kekuasaan. Bahwa segala sesuatu yang pengemban amanah dari kedaulatan rakyat
berkaitan dengan kehidupan Indonesia.
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Pertumbuhan wawasan kebangsaan
diatur menurut hukum yang berlaku. Indonesia bersifat unik dan tidak dapat
Misalnya peraturan berlalu lintas di jalan disamakan dengan pertumbuhan
raya diatur oleh peraturan lalu lintas. nasionalisme bangsa lain. Walaupun rasa
Menebang pohoh dihutan diatur oleh “persatuan” ke-Indonesia-an telah bertunas
peraturan, supaya tidak terjadi lama dalam sejarah bangsa Indonesia,
penggundulan hutan yang berakibat banjir, namun semangat kebangsaan atau
dan contoh lainnya. nasionalisme ke-Indonesia-an dalam arti
Pasal 27 ayat 1 UUD 1945 juga yang sesungguhnya, secara formal baru
merupakan dasar bahwa negara kita lahir pada permulaan abad ke-20.
menganut kedaulatan hukum isi Semangat kebangsaan tersebut lahir
lengkapnya adalah segala warga negara sebagai reaksi perlawanan terhadap
bersamaan kedudukkanya dalam hukum kolonialisme yang telah berlangsung
dan pemerintahan serta wajib menjunjung berabad-abad lamanya.
hukum dan pemerintahan dengan tidak ada Karena itu, nasionalisme Indonesia
kecualinya. Maknanya bahwa setiap warga kontemporer terutama berakar pada
negara yang ada di wilayah negara kita keadaan bangsa Indonesia pada abad
kedudukan sama di dalam hukum, jika keduapuluh, namun beberapa dari akar-
melanggar hukum siapapun akan mendapat akarnya berasal dari lapisan sejarah yang
sanksi. Misalnya rakyat biasa, atau anak jauh lebih tua (Kahin, 1970). Kebangkitan
pejabat jika mereka melanggar harus dan lahirnya semangat kebangsaan dan
diberikan sanksi, mungkin berupa nasionalisme Indonesia pada awal abad ke-
kurungan (penjara) atau dikenakan denda. 20, ditandai oleh tiga momentum sejarah
Sejarah mencatat bahwa setidaknya yang saling terkait erat dan tidak dapat
ada empat hal yang dapat menjadi perekat dipisahkan, yaitu : Kebangkitan nasional
bangsa, yaitu 1, jaringan perdagangan di tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928
masa lampau; 2, penggunaan bahasa yang dan Proklamasi kemerdekaan RI tahun
sejak 1928 kita sebut sebagai bahasa 1945. Ketiga momentum sejarah tersebut,
Indonesia; 3, imperium Hindia-Belanda merupakan rangkaian proses terbentuknya
sesudah paxneerlandica, dan 4, nasionalisme Indonesia yang sarat dengan
pengalaman bersama hidup sebagai bangsa nilai – nilai keIndonesiaan. Semangat
Indonesia sejak 1945. Proses pembentukan kebangsaan dan nasionalisme Indonesia
bangsa Indonesia diawali oleh keinginan berpijak pada sistem nilai dan pandangan
untuk lepas dari penjajahan dan ingin hidup bangsa Indonesia. Hal ini tercermin
memiliki kehidupan yang lebih baik bebas dalam pidato Bung Karno (7 Mei 1953) di

ISSN : 2085-4757 78
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...(Ivans Januardy) 71-85

Universitas Indonesia, yang intinya ialah: merubah pola hubungan antar bangsa
Pertama, nasionalisme Indonesia bukan dalam berbagai aspek dan menjadikan
nasionalisme sempit (chauvinism) tetapi globalisasi sebagai fenomena yang bersifat
nasionalisme yang mencerminkan multidimensi. Negara seolah tanpa batas
perikemanusiaan (humanisme, (borderless), saling tergantung
internasionalisme); Kedua, kemerdekaan (interdependency) dan saling terhubung
Indonesia tidak hanya bertujuan untuk (interconected) antara satu negara dengan
menjadikan negara yang berdaulat secara negara lainnya. Sementara itu, dominasi
politik dan ekonomi, tetapi juga negara-negara maju terhadap negara-
mengembangkan kepribadian sendiri atau negara berkembang semakin menguat
kebudayaan yang “bhinneka tunggal ika”. melalui konsep pasar bebas dalam lingkup
Bangsa ini memiliki kesamaan cia- global maupun regional. Di tengah kuatnya
cita, pandangan hidup dan falsafah arus globalisasi yang ditandai dengan
kenegaraan yang berakar dalam pandangan persaingan global, saat ini tidak ada
hidup masyarakat Indonesia sendiri di satupun negara di dunia yang mampu
masa lalu maupun pada masa kini. Bagi berdiri sendiri. Saling ketergantungan dan
bangsa Indonesia, mengutip sejarawan saling keterhubungan merupakan hal yang
sosial Charles Tilly, Nasionalisme kita sulit untuk dihindari.
adalah “state-led nationalism”.1 Semacam Era reformasi yang diawali krisis
nasionalisme yang dibangun dari atas, dan moneter tahun 1998, merupakan bukti
lalu meluncur ke bawah. Artinya, negara kuatnya pengaruh globalisasi terhadap
harus membentuk watak dan karakter serta dinamika kehidupan nasional. Sejak era
memberi arah bagi anak bangsa. Negara reformasi digulirkan tahun 1998, dari
harus melakukan konstruksi wawasan perspektif kehidupan demokrasi,
kebangsaan sebagai “proyek bersama” kehidupan politik nasional mengalami
(common project) bagi seluruh warganya. kemajuan yang sangat signifikan.
Namun demikian, apa yang diupayakan Kebebasan dan keterbukaan dalam
negara tentu saja harus dipahami, menyampaikan pendapat, menjadi ciri
dimengerti dan didukung oleh seluruh anak kehidupan masyarakat sehari–hari. Di satu
bangsa tanpa terkecuali. sisi, pencapaian ini tentu saja merupakan
Pada hakikatnya, globalisasi kemajuan dan prestasi besar bangsa.
merupakan proses hubungan antarbangsa Namun di sisi lain, tidak dapat disangkal,
yang sudah terjadi sejak berabad lalu. bahwa keseharian kehidupan masyarakat
Proses ini berkembang dari waktu ke telah diwarnai pola pikir, pola sikap dan
waktu sejalan dengan perkembangan pola tindak individualistis dan kelompok.
ideologi, politik, ekonomi dan sosial Masyarakat luas, dalam berbagai tataran,
budaya. Perkembangan serta kemajuan telah mengadopsi nilai – nilai baru yang
ilmu pengetahuan teknologi informasi dan belum sepenuhnya dipahami serta diyakini
komunikasi, telah mendorong hubungan kebenaran dan kesesuaiannya dengan
sosial dan saling ketergantungan karakter bangsa. Sementara, nilai – nilai
antarbangsa, antarnegara dan antar luhur bangsa dianggap sebagai nilai lama
manusia semakin besar. Globalisasi yang yang usang dan sudah tidak relevan dengan
didominasi oleh kemajuan ilmu semangat reformasi yang sarat dengan
pengetahuan dan teknologi informasi, telah semangat perubahan. Semangat perubahan

ISSN : 2085-4757 79
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...(Ivans Januardy) 71-85

telah diartikan secara hitam putih dan bahwa“……dalam kurun 13 tahun


bahkan cenderung pragmatis tanpa reformasi, menunjukkan kealpaan kita
memperhatikan dampak yang semua terhadap dokumen penting sebagai
diakibatkannya. rujukan Pancasila dalam proses
Dinamika kehidupan nasional ketatanegaraan kita”. Ekspresi dan
berjalan sangat dinamis tapi kontra kegundahan kedua tokoh nasional tersebut,
produktif bagi penguatan wawasan tentu merupakan bentuk kegelisahan yang
kebangsaan. Dampak demokratisasi tidak harus dijadikan tolok ukur memudarnya
didasari dengan pemahaman nilai-nilai pemahaman masyarakat terhadap wawasan
Pancasila telah memunculkan sikap kebangsaan yang dijiwai oleh nilai – nilai
individualistis yang sangat jauh berbeda luhur Pancasila.
dengan nilai-nilai Pancasila yang lebih Hingga saat ini, Pancasila masih
mengutamakan semangat tampak kokoh berdiri mempersatukan
kegotongroyongan, keseimbangan, berbagai komponen bangsa, suku bangsa,
kerjasama, saling menghormati, kesamaan, golongan dan etnik di bawah NKRI.
dan kesederajatan dalam hubungan Namun, bangsa ini harus berani jujur untuk
manusia dengan manusia. Perubahan tata mengakui bahwa Pancasila sebagai dasar
nilai dan tata laku sebagian besar negara cenderung dipandang hanya sebatas
komponen bangsa tercermin dari sikap simbol yang mulai kehilangan roh dan
pragmatisme dalam menyikapi dan makna filosofinya. Tidak mengherankan,
menyelesaikan berbagai permasalahan apabila saat ini Nasionalisme ataupun
bangsa. Wawasan kebangsaan keIndonesia-an,
Hal ini juga dirasakan dan menjadi barang mewah yang sangat sulit
diungkapkan oleh mantan Presiden BJ ditemukan di kalangan generasi muda.
Habibie dan Ibu Megawati dalam Wawasan kebangsaan bukan merupakan
sambutannya di hadapan MPR RI pada sesuatu yang menarik untuk dibahas atau
tanggal 1 Juni 2011 dalam rangka bahkan menjadi trendsetter dalam
memperingati Pidato Bung Karno 1 Juni kehidupan kalangan muda. Mungkin ada
1945. Dalam sambutannya Bapak BJ benarnya bila banyak orang menyimpulkan
Habibie menyampaikan:“……sejak bahwa generasi muda Indonesia sedang
reformasi 1998, Pancasila seolah-olah mengalami krisis wawasan kebangsaan.
tenggelam dalam pusaran sejarah masa lalu Wawasan kebangsaan, kini terasa menjadi
yang tak lagi relevan untuk disertakan sesuatu yang bersifat abstrak tak tersentuh
dalam dialektika reformasi. Pancasila dan mengalami sebuah pendangkalan
seolah hilang dari memori kolektif bangsa. makna secara mendasar. Globalisasi yang
Pancasila semakin jarang diucapkan, menembus batasbatas negara telah
dikutip, dan dibahas baik dalam konteks mengaburkan persepsi dan wawasan
kehidupan ketatanegaraan, kebangsaan kebangsaan, sesuatu yang justru
maupun kemasyarakatan. Pancasila seperti merupakan hal yang sangat esensial dalam
tersandar di sebuah lorong sunyi justru di mempertahankan eskistensi dan kedaulatan
tengah denyut kehidupan bangsa Indonesia negara.
yang semakin hiruk-pikuk dengan Oleh karena itu, berbicara soal
demokrasi dan kebebasan berpolitik” Ibu wawasan kebangsaan akan terdengar asing,
Megawati juga menyampaikan dan bagi mereka yang berapi-api

ISSN : 2085-4757 80
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...(Ivans Januardy) 71-85

membelanya akan dianggap sebagai kemerdekaan”. Oleh karenanya, bangsa


anomali ditengah kehidupan modern. Salah Indonesia tidak mengembangkan ajaran
satu tantangan dalam pergeseran seisme tentang kekuasaan dan adu kekuatan,
global era baru, yakni meningkatnya karena hal tersebut mengandung benih-
kompetisi secara eksponensial, dimana benih persengketaan, permusuhan dan
teknologi telah membuat satu negara dapat ekspansionisme.
bersaing dengan negara lain, untuk itu Indonesia mengembangkan dan
secara terus-menerus diperlukan menyelenggarakan sistem pertahanan
pengembangan cara baru untuk negaranya dalam nuansa keterbukaan,
berkompetisi dengan negara lain, melalui yang merupakan perwujudan prinsip cinta
inovasi dan efisiensi, namun tetap damai dan ingin hidup berdampingan
mengedepankan kualitas. Tak satu negara secara harmonis dengan negara negara
pun bisa bertahan hanya dengan sekadar lain. Sikap dan cara pandang bangsa
menyejajarkan diri dengan pesaing atau Indonesia tersebut merefleksikan
bahkan dengan mereka yang dianggap pandangan Geopolitik dan Geostrategi
unggul, melainkan bangsa ini harus bangsa Indonesia yang secara jelas
menyejajarkan diri dengan mereka yang dituangkan dalam Buku Putih Pertahanan
masuk “kelas dunia”. Di tengah semakin Indonesia tahun 2008. Sistem Pertahanan
kaburnya wujud dan bentuk ancaman yang Semesta. Sebagai penjabaran konstitusi
berkembang dewasa ini, potensi ancaman pada aspek pertahanan, bangsa Indonesia
tidak lagi dalam bentuk ancaman yang telah menyusun Undang-Undang Nomor 3
bersifat fisik. Invasi dalam bentuk Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
pengerahan kekuatan militer tidak lagi yang menetapkan bahwa Sistem
menjadi pilihan bagi negara – negara Pertahanan Negara Indonesia adalah sistem
memiliki kepentingan atas negara lain. pertahanan bersifat semesta yang
Ideologi, politik, ekonomi dan budaya kini melibatkan seluruh warga negara, wilayah,
merupakan pilihan negara – negara lain dan sumber daya nasional lainnya. Hal ini
untuk memaksakan kepentingannya dan merupakan upaya untuk menyinergikan
“menaklukan” negara lainnya. Namun kinerja komponen Militer dan Nir Militer
demikian, dampak yang ditimbulkan dalam rangka menjaga, melindungi dan
menyentuh hampir seluruh sendi – sendi memelihara kepentingan nasional
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan Indonesia.
bernegara di perkotaan maupun hingga Sistem Pertahanan Semesta
pelosok desa. memadukan pertahanan militer dan
Indonesia memandang, perang pertahanan nirmiliter yang saling
merupakan jalan terakhir yang terpaksa menyokong dalam menegakkan kedaulatan
harus ditempuh untuk mempertahankan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan
ideologi negara, kemerdekaan dan keselamatan segenap bangsa dari segala
kedaulatan NKRI. Doktrin dan Sistem ancaman. Dalam UU RI Nomor 3 Tahun
Pertahanan Negara Indonesia tersebut 2002 tentang Pertahanan Negara
secara tersirat mencerminkan pandangan ditegaskan bahwa sebagai wujud dari
bangsa Indonesia tentang konsep perang kesemestaan, pelibatan seluruh warga
dan damai, yakni “Bangsa Indonesia cinta negara dalam upaya bela negara
damai, akan tetapi lebih cinta merupakan kewajiban sekaligus haknya.

ISSN : 2085-4757 81
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...(Ivans Januardy) 71-85

UU Pertahanan Negara juga dibutuhkan. Pada masa perang atau pada


mengklasifikasikan bahwa bala pertahanan kondisi negara menghadapi ancaman
negara yang digolongkan pada tiga nyata, pemerintah mendayagunakan Sistem
kelompok, yakni Komponen Utama (TNI), Pertahanan Negara sesuai dengan hakikat
Komponen Cadangan dan Komponen ancaman atau tantangan yang dihadapi.
Pendukung. UU RI Nomor 3 Tahun 2002 Sistem Pertahanan
pasal 9 ayat (2) juga menjabarkan bahwa Negara dalam menghadapi ancaman
keikutsertaan warga negara dalam upaya militer memadukan pertahanan militer dan
bela negara, diselenggarakan melalui: pertahanan nirmiliter dalam susunan
pendidikan kewarganegaraan; pelatihan Komponen Utama Pertahanan, yaitu TNI,
dasar kemiliteran secara wajib; pengabdian serta Komponen Cadangan dan Komponen
sebagai prajurit TNI; dan pengabdian Pendukung yang terdiri atas warga negara,
sesuai dengan profesi. sumber daya alam, sumber daya buatan,
Dengan demikian, Sistem Pertahanan serta sarana dan prasarana nasional.
Semesta dilaksanakan dengan melibatkan Komponen Cadangan dibentuk dari
seluruh warga negara, wilayah, serta sumber daya nasional yang dipersiapkan
segenap sumber daya nasional yang untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna
dipersiapkan secara dini oleh pemerintah memperbesar dan memperkuat kekuatan
dan diselenggarakan secara total, terpadu, dan kemampuan TNI. Spektrum Bela
terarah, dan berlanjut. Pada masa damai, Negara. Dalam perspektif hidup bernegara,
sistem pertahanan semesta dibangun untuk konsep pertahanan negara dalam masa
menghasilkan daya tangkal yang tangguh damai maupun masa perang tersebut pada
dengan menutup setiap wilayah yang dapat dasarnya merefleksikan spektrum bela
menjadi titik lemah. Pembangunan Sistem negara yang harus dipahami oleh setiap
Pertahanan Semesta pada masa damai warganegara.
dilaksanakan dalam kerangka Hal ini mengingat bahwa setiap
pembangunan nasional yang tertuang bangsa akan senantiasa dihadapkan pada
dalam program pemerintah yang berlaku perjuangan untuk mempertahankan ruang
secara nasional. Tentara Nasional hidup dan kepentingan nasionalnya. Oleh
Indonesia (TNI) di masa damai karena itu, spektrum bela negara tidak
melaksanakan fungsi Operasi Militer terbatas pada pemahaman bela negara
Selain Perang (OMSP), membantu secara fisik pada masa perang saja,
lembaga pemerintah di luar Kementerian melainkan juga mencakup pada aspek yang
Pertahanan dan masyarakat untuk lebih luas mulai dari bentuk yang paling
melaksanakan fungsi Pertahanan Sipil halus (soft) hingga aspek yang paling keras
sesuai profesinya menghadapi ancaman (hard). Bela negara dalam spektrum yang
non-militer. Disamping itu, TNI juga halus atau lunak (soft) mencakup aspek
membantu pemerintah (dalam hal ini psikologis (psychological) dan aspek fisik
Kementerian Pertahanan) dalam rangka (physical). Aspek psikologis
melatih dan membentuk sumber daya mencerminkan kondisi jiwa, karakter dan
manusia non-TNI, potensi sumber daya jati diri setiap warganegara yang dilandasi
alam dan buatan, serta sarana prasarana oleh pemahaman nilai – nilai luhur bangsa,
nasional untuk ditransformasikan menjadi Ideologi Pancasila dan UUD NRI tahun
potensi pertahanan negara pada saat 1945. Muara kondisi psikologis ini akan

ISSN : 2085-4757 82
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...(Ivans Januardy) 71-85

direpresentasikan oleh pola pikir dan pola pertahanan semesta yang mengakomodosi
sikap yang mencerminkan soliditas hak maupun kewajiban bela negara
wawasan kebangsaan, persatuan dan warganegaranya secara terencana, terukur,
kesatuan bangsa serta kesadaran bela terorganisir dan sistematis. Mekanisme
negara. Aspek fisik pada dasarnya pelaksanaan yang ditetapkan oleh
merupakan implementasi dan perwujudan peraturan perundangan terkait peran, tugas
bela negara aspek psikologis yang dan tanggung jawab Komponen Utama,
tercermin dari pola tindak secara nyata Komponen Cadangan (Kombatan) dan
dalam perjuangan mengisi kemerdekaan Komponen Pendukung (Non Kombatan)
melalui berbagai aktitivitas, mulai dari harus dipahami secara utuh tanpa disertai
pengabdian sesuai profesi, menjunjung pretensi negatif yang melahirkan sikap
tinggi nama bangsa dan negara dalam resistensi.
berbagai kegiatan nasional maupun Keberadaan Komponen Cadangan
internasional, partisipasi aktif dalam maupun Komponen Pendukung harus
penanganan permasalahan sosial maupun dipandang sebagai wadah dan sarana
bencana hingga kewaspadaan individual menyalurkan energi kolektif bangsa agar
dalam menghadapi ancaman non fisik sikap militansi dalam bela negara tidak
dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya. berkembang menjadi sikap anarkis yang
Bela negara dalam spektrum yang keras merusak langkah – langkah diplomasi
(hard) merupakan bentuk hak dan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
kewajiban perwujudan bela negara secara Melalui pemahaman komprehensif inilah,
fisik dalam menghadapi ancaman yang bela negara dalam spektrum yang keras
didominasi oleh ancaman militer negara dapat terselenggara dengan proporsional
lain. Disadari bahwa saat ini, perang yang sehingga mampu memperbesar dan
melibatkan kekuatan militer secara memperkuat Komponen Utama. Yang
langsung sudah tidak menjadi model perlu dipahami, spektrum bela negara
penyelesaian konflik antar dua negara. mulai dari spektrum lunak hingga
Namun demikian, sebagai bangsa yang spektrum keras merupakan spektrum bela
merdeka dan berdaulat, bangsa Indonesia negara yang tidak terputus dan
harus tetap memiliki kesadaran bahwa berkelanjutan. Bela negara spektrum lunak
probabilitas terjadinya perang masih sangat merupakan pondasi dasar terbentuknya
terbuka. Perang terbatas yang terjadi di kualitas bela negara spektrum keras.
berbagai kawasan di Afrika, Afganistan Artinya, kualitas bela negara spektrum
dan Irak merupakan gambaran bahwa lunak akan berbanding lurus dengan
probabilitas perang masih menjadi pilihan kualitas bela negara spektrum keras.
dalam mempertahankan kepentingan Dengan demikian tidak dapat
nasional suatu bangsa. dipungkiri bahwa membangun pemahaman
Dengan berbagai permasalahan bela negara yang komprehensif di masa
perbatasan dengan negara tetangga yang damai merupakan faktor kunci
belum terselesaikan, maka spektrum bela keberhasilan terselenggaranya
negara secara fisik tetap harus dipahami, implementasi konsep bela negara dalam
dijaga dan dikembangkan secara sistem pertahanan semesta. Intelektual
proporsional dan profesional. Untuk itu, Muda adalah Komponen Pendukung
negara telah menyusun doktrin dan sistem dikelompokkan dalam lima suku

ISSN : 2085-4757 83
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...(Ivans Januardy) 71-85

komponen pendukung, yakni Garda inilah, urgensi bela negara bukan


Bangsa, tenaga ahli sesuai dengan profesi merupakan retorika dalam kehidupan
dan bidang keahliannya, warga negara berbangsa dan bernegara, namun harus
lainnya, industri nasional, sarana dan mampu diwujudkan dan
prasarana, serta sumber daya buatan dan diimplementasikan secara nyata oleh
sumber daya alam yang dapat digunakan seluruh komponen bangsa, utamanya
untuk kepentingan pertahanan. Intelektual kalangan intelektual muda. Kecerdasan
muda menempati posisi sebagai komponen intelektual yang merupakan potensi besar
pendukung yang sangat potensial dalam yang dimiliki kalangan muda harus mampu
mengembangkan potensi pertahanan dikembangkan secara seimbang dengan
nirmiliter dimana pertahanan dilakukan kecerdasan emosional, kecerdasan moral
melalui usaha tanpa menggunakan dan kecerdasan spiritual. Keseimbangan
kekuatan senjata, melainkan dengan tersebut dibutuhkan sebagai rangkaian
pemberdayaan faktor-faktor ideologi, proses membangun kesadaran individual
politik, ekonomi, sosial budaya, dan terkait bela negara. Itulah yang
teknologi. Dalam masa damai maupun sesungguhnya harus disadari oleh kalangan
masa perang, sesungguhnya kalangan intelektual muda untuk dipahami dan
intelektual muda sebagai garda bangsa dikerjakan dalam memenuhi hak dan
dalam pertahanan nirmiliter, memiliki kewajiban bela negara dalam perspektif
peran yang vital dan krusial sebagai kedaulatan negara.
kekuatan potensial agen perubahan dalam
pembentukan watak dan karakter bangsa. DAFTAR PUSTAKA
Di tengah tantangan perubahan yang
membawa tata laku dan tata nilai baru, Arjoso, Amin .2000. Pancasila Dasar
kalangan muda terpelajar harus mampu Falsafah Negara. Yayasan Kepada
membekali dan membentengi diri dengan Bangsaku. Jakarta.
wawasan kebangsaan yang kuat. Generasi
muda, utamanya para intelektual muda Lemhannas RI. 2012. Wawasan Nusantara.
harus mampu memilih dan memilah tata Jakarta.
nilai baru yang tidak sesuai dengan
identitas dan jati diri bangsa yang Moh. Kusnardi dan Bintan R. Saragih,
bercirikan semangat gotong royong. 2000. Ilmu Negara, Jakarta : Gaya
Kesimpulan Media Pratama.
Sebagai warga negara kita dintuntut
untuk tangguh, berdaya saing dan Soehino, 2005. Ilmu Negara. Yogyakarta:
kemampuan rakyat untuk mengembangkan Liberty.
potensi kekuatan nasional menjadi Soekarno, Ir. 2012. Susunlah Pertahanan
kekuatan kedaulatan negara, perlu Nasional Bersendikan Karakteristik
dibangun diatas nilai – nilai kebangsaan, Bangsa – Amanat Presiden Soekarno
nasionalisme dan bela negara. Dalam pada Peresmian Lembaga Pertahanan
perspektif edaulatan Negara, ketiga elemen Nasional di Istana Negara, tanggal 20
dasar tersebut merupakan prasyarat yang Mei 1965. Jakarta.
harus dibina secara dini, terus menerus,
terpadu dan berkelanjutan. Terkait hal

ISSN : 2085-4757 84
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 12, No 2, September 2017 Urgensi Bela Negara...(Ivans Januardy) 71-85

Soepandji, Budi Susilo, Membangun


Pondasi Dasar Nasionalisme, Makalah
Gubernur Lemhannas RI pada
Indonesian Fellowship Youth Camp
2012, tanggal 28 November 2014.

Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945.

ISSN : 2085-4757 85

Anda mungkin juga menyukai